You are on page 1of 15

Efektivitas EM4 dalam Menurunkan BOD & COD Limbah Cair Tahu

*Linda Noviana dan **Ahmad Syarifudin


*Dosen Fakultas Teknik Usahid, ** Mahasiswa Teknik Lingkungan FT-Usahid

ABSTRAK Terdapat banyak industri tahu yang pada saat ini melakukan kegiatannya dipemukiman penduduk merupakan industri kecil yang erat hubungannya dengan masalah lingkungan karena limbah yang dikeluarkan berupa limbah organik. Limbah cair pada proses pembuatan tahu berasal dari air cucian kedelai, air rendaman, air penyaringan, air penggumpalan, dan air sisa pencetakan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengupayakan cara sederhana dengan memanfaatkan bakteri EM4 dengan efektivitasnya dalam menurunkan kadar BOD dan COD air limbah tahu serta menekan bau tidak sedap yang ditimbulkan air limbah tahu tersebut. Dari penelitian ini diperoleh hasil, bahwa dengan menggunakan EM4 dapat menurunkan kadar BOD dan COD air limbah tahu. Penurunan kadar BOD dengtan penambahan EM4 (3ml/1, 5 ml/1, dan 7 ml/1) sebesar 65.55%; 85.30%; 95.99% (BOD awal 5312.27 mg/1 dan BOD akhir masing-masing sebesar 1830.06 mg/1; 780.74 mg/1; 212.89 mg/1) sedangkan BOD tanpa EM4 penurunannya hanya sebesar 53.07% (BOD awal 5312.47 mg/1 dan BOD akhir 2492.91 mg/l). Penurunan kadar COD dengan penambahan EM4 (3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l) sebesar 78.22%., 85.01%, 93.28% (COD awal 9597.11 mg/l dan COD akhir masing-masing sebesar 2089.42 mg/l; 1438.12 mg/l; 644.40 mg/l) sedangkan COD tanpa EM4 penurunannya hanya sebesar 58.89% (COD awal 9597.11 mg/l dan COD akhir 3945.16 mg/l) hasil tersebut pada pengamatan hari ke 9. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa efisiensi dan efektivitas EM4 dalam menurunkan kadar BOD dan COD air limbah tahu terjadi pada hari ke 9 dengan konsentrasi 7 ml/l. Berdasarkan pada data yang ada tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa EM4 pada penelitian ini secara efektif dapat membantu kadar BOD dan COD air limbah tahu. Kata Kunci : EM4, Limbah Tahu,

PENDAHULUAN Latar Belakang Pabrik tahu merupakan industri kecil/rumah tangga, yang jarang terdapat instalasi pengoalahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Dengan adanya

keterbatasan dana tersebut, industri kecil/rumah tangga tersebut lebih sering membuang limbahnya langsung kebadan air, misalnya sungai atau kali. Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah yang mengandung protein, bahan organik dan padatan terlarut yang tinggi, dengan pH yang rendah. Limbah tahu ini juga akan menimbulkan aorma yang kurang sedap sehingga mengganggu estetika dan kehidupan ekosistem sekitarnya. Limbah industri tahu terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah padat diperoleh dari hasil sortir kedelai dan pengepresan pada pengambilan susu kedelai sebelum pemanasan. Limbah padat umumnya dapat dijual untuk makanan ternak atau dibuat tempe gembus. Limbah cair pada prsoes pembuatan tahu berasal dari air cucian kedelai, air rendaman, air penyaringan, air penggumpalan, dan air sisa pencetakan. Proses penggumpalan tahu dilakukan secara manual dan menghasilkan limbah cair cukup besar dan terbawa bersama air buangan. Limbah cair dari hasil penggumpalan inilah yang dapat mencemari lingkungan. Jumlah limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu mencapai lebih kurang 2 m3 untuk setiap pengolahan 1 kuintal kedelai. Dengan demikian beban pencemaran dari industri tahu ini cukup besar dan perlu penanganan lebih lanjut sehingga sesuai dengan baku mutunya. Parameter-parameter air buangan yang menonjol dari limbah tahu, yaitu suhu, pH, padat tersuspensi, padat terlarut, COD dan BOD. Maka berdasarkan karakteristik tersebut, salah satu alternatif pengolahan limbah cair tahu adalah dengan cara fermentasikan air limbah tahu dngan mikroba. Cara pengoalahan ini relatif sederhana, mudah dan tidak mempunyai akibat sampingan secara serius serta dapat disalurkan secara aman ke sungai atau kali. Proses fermentasi anaerobik adalah suatu proses fermentasi yang tidak berhubungan dengan udara bebas, dimana terjadi suatu reaksi oksidasi-reduksi di dalam system biologi yang menghasilkan energi. Perumusan masalah Pada kegiatan industri tahu, limbah cair pada umumnya langsung disalurkan ke badan air sehingga mencemari perairan. Perairan yang tercemar memiliki kandungan BOD (4140 mg/l) dan COD (6591,90 mg/l) (sumber referensi penelitian

awal), berbau busuk dan berwarna kehitaman, sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi. Dengan kondisi tersebut maka dalam penelitian ini akan diteliti seberapa efektif penggunaan bakteri fermentasi (EM4) dalam menurunkan kadar BOD dan COD air limbah tahu secara anaerob. Maksud dan tujuan Untuk mengetahui efektivitas bakteri fermentasi (EM4) dalam menurunkan kadar BOD dan COD air limbah tahu secara anaerob. Untuk mengetahui waktu yang diperlukan paa efektivitas bakteri fementasi (EM4) untuk menurunkan BOD dan COD limbah cair tahu setelah diolah dengan menggunakan bakteri fermentasi (EM4) sehingga memenuhi syarat baku mutu air limbah. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB), yang dilaksanakan pada bulan Juni November 2009 Metode Pengumpulan Data

Data Primer : yang meliputi pH air limbah tahu (dengan pH meter) BOD air limbah tahu (metode Winkler) COD air limbah tahu (merefluks contoh, menggunakan hokum dikromat) Data sekunder : referensi atau data-data serta berdasarkan baku mutu

pemerintah dan studi kepustakaan. Metodologi Penelitian Jenis Variabel Variabel terikat : COD, BOD dan pH air limbah

Variable bebas : waktu (hari) dan konsentrasi penambahan EM4

Taraf konsentrasi EM4 : 4 taraf (0, 3, 5, 7 ml) Taraf waktu fermentasi : 4 taraf (0, 3, 6, 9 hari)

Perumusan Hipotesis

H0 : Penambahan EM4 yang signifikan, tidak terpengaruh terhadap penurunan kadar BOD dan COD air limbah tahu. H1 : Penambahan EM4 yang signifikan, berpengaruh terhadap penurunan kadar BOD dan COD air limbah tahu

H0 : Tidak ada pengaruh lamanya waktu yang signifikan pada konsentrasi penambahan EM4 pada BOD dan COD air limbah tahu. H1 : Ada pengaruh lamanya waktu yang signifika pada konsentrasi penambahan EM4 pada BOD dan COD air limbah tahu

H0 : Penambahan EM4, lamanya waktu fermentasi dan interaksi tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar BOD dan COD air limbah tahu. H1 : Penambahan EM4, lamanya waktu fermentasi dan interaksi berpengaruh terhadap penuurnan kadar BOD dan COD air limbah tahu.

Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rancangan acak factorial, untuk uji BOD dan COD sebagai berikut : Table 1. Rancangan penelitian efektivitas bakteri EM$ dalam menurunkan BOD dan COD air limbah tahu Waktu Fermentasi (B) (hari) B1 ( 0 hari ) B2 ( 3 hari ) B3 ( 6 hari ) B4 ( 9 hari ) Keterangan : A0 = Tanpa EM4 A3 = Dengan EM4 (3 mg/l) Variasi Konsentrasi Penggunaan EM4 (A) (ml/l air limbah) 0 A0B1 A0B2 A0B3 A0B4 3 A3B1 A3B2 A3B3 A3B4 A5 A7 5 A5B1 A5B2 A5B3 A5B4 7 A7B1 A7B2 A7B3 A7B4

= Dengan EM4 (5 mg/l) = Dengan EM4 (7 mg/l)

Model Matematik yang digunakan adalah :

Yijk = + Ai + Bj + (AB) ij + ijk


Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pengoperasian 3. Pengukuran Parameter (Analisa Laboratorium) Pengukuran pH dengan pH meter PengukuranBOD metode Winkler (botol kedap udara) Pengukuran COD dengan cara merefluks contoh, menggunakan oksidator kalium dikromat. Analisa Data Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 11 ke atas. Uji pendahuluan dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan metode Klomogorov Smirnov dan untuk uji homogenitas menggunakan uji Levene. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, parameter yang dipantau adalah BOD, COD dan pH. Sedangkan parameter yang menjadi acuan keefektifan penggunaan EM4 dalam pengolahan air limbah tahu yaitu nilai BOD dan COD. Pengolahan dikondisikan secara anaerobik. Untuk mengetahui tingkat efektvitas EM4 yang digunakan dalam pengolahan air limbah tahu dilakukan pengujian terhadap kemampuan EM4 dalam menurunkan nilai BOD dan COD dari tiap-tiap perlakuan yang digunakan. Variasi perlakuan yang digunakan adalah variasi penambahan EM4 yaitu 0 ml/l, 3 ml/l, 5 ml/l, 7 ml/l, serta variasi waktu tinggal air limbah yaitu 0 hari, 3 hari, 5 hari dan 9 hari. Sebagai variabel independennya adalah konsentrasi BOD dan COD sedangkan yang menjadi faktor adalah konsentrasi EM4 dan waktu tinggal air limbah tahu. Nilai pH (derajat keasaman)

Nilai pH berkaitan dengan akvititas mikroorganisme dalam proses pengolahan limbah organik, karena aktivitas mikroorganisme akan mempengaruhi pH dan suhu air limbah dan sebaliknya pH dan suhu air limbah juga mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dimana mikroorganisme umumnya hidup pada kisaran pH netral namun ada pula mikroorganisme yang mampu hidup pada pH rendah (dalam kondisi asam). Perubahan keasaman pada air buangan, baik ke arah alkali (pH naik) maupun asam (pH turun) akan sangat mengganggu kehidupan biota air disekitarnya. Selain itu, air buangan yang mempunyai pH rendah bersifat korosif terhadap besi dan sering menyebabkan timbulnya karat pada besi. Hasil pengamatan nilai pH pada penelitian air limbah tahu yang menggunakan aktivitas EM4 adalah sebagai berikut : Tabel 2. Nilai pH Waktu 0 hari 3 hari 6 hari 9 hari Nilai pH rata-rata untuk variasi Penggunaan EM4 0 ml/l 3 ml/l 5 ml/l 7 ml/l 3,75 3,75 3,75 3,75 4,3 3,7 3,6 6,7 3,65 3,65 3,55 3,55 3,85 3,6 3,6 3,55

Pembahasan Penurunan Kadar Nilai BOD Kandungan nilai BOD dalam sampel mengalami penurunan dari hari ke hari baik pada contoh air limbah yang ditambahkan EM4 maupun contoh air limbah yang tidak ditambahkan EM4. Penurunan kadar BOD air limbah tahu dapat dilihat pada gambar 1. Berdasarkan gambar 1 tersebut diperoleh data pada hari ke-3 penurunan nilai BOD tanpa EM4 adalah 542,7 mg/l dan untuk air limbah dengan EM4 3 ml/l adalah 1805,3 mg/l; EM4 5 ml/l adalah 2085,94 mg/l; EM4 7 ml/l adalah 3064,52 mg/l.

Nilai BOD
6,000 5,000 5312.47 4769.77 3507.17 3226.53 2247.95 1524.62 1039.85

BOD (mg/l)

4,000 3,000 2,000 1,000 0 0 3 6 9 3132.80 2706.30

2492.91 1830.06 780.74 212.89

Waktu (hari)

EM4 0 ml/l EM4 3 ml/l EM4 5 ml/l EM4 7 ml/l

Gambar 1. Grafik Penurunan Nilai BOD terhadap Efektivitas EM4 Berdasarkan grafik garis penurunan kadar BOD pada gambar di atas dan data pada tabel 3, dimana penurunan kadar BOD pada hari ke-3 mengalami penurunan yang tidak drastis seperti yang terjadi pada hari ke-6 dan hari ke-9, hal ini dikarenakan mikroorganisme yang dapat bertahan hidup adalah jenis mikroorganisme Lactobacillus, sp (mikroorganisme yang dapat hidup dalam kondisi asam). Pada masa tersebut mikroorganisme tersebut mengalami fase adaptasi, sehingga mikroorganisme EM4 tersebut harus beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Pada hari ke-6 terjadi penurunan BOD rata-rata sebesar 2606,17 mg/l (EM4 3 ml/l) dan 3787,85 mg/l (EM4 5 ml/l) serta 4272,62 mg/l (EM4 7 ml/l) ini merupakan penurunan BOD terbesar. Pada fase ini mikroorganisme dalam fase pertumbuhan/fase logaritmik dimana pada fase ini terjadi pertumbuhan bakteri secara pesat, sehingga dalam pertumbuhannya mikroorgansime membutuhkan makan yang berupa limbah tahu tersebut dan secara langsung akan berdampak pada penuurnan kadar BOD. Pada hari ke-9 terlihat penurunan kadar BOD tidak sebesar hari ke-6, hal ini disebabkan karena mikroorganisme mengalami fase stasioner dan menuju fase kematian dan makanan yang tersedia tidak mencukupi lagi untuk pertumbuhan bakteri yang baru, sehingga penurunan BOD relatif kecil.

Setelah masa fermentasi 9 hari, dari data hasil penelitian dapat dikatakan bahwa penambahan EM4 pada air limbah tahu secara efektif dapat menurunkan kandungan BOD air limbah tahu. Dalam hal efisiensi dapat dilihat pada tabel 3, dimana penurunan kadar BOD sebesar 53,07% pada air limbah tahu tanpa EM4 terjadi pada harike-9, sedangkan untuk air limbah tahu yang ditambah EM4 (7 ml/l) setelah 9 hari masa fermetnasi kadar BOD yang dapat diturunkan adalah 95,99%. Sedangkan efektivitasnya yang dikaitkan dengan volume dan waktu yaitu di tunjukkan pada hari ke-6 yang merupakan penurunan BOD terbesar. Hal ini jelas bahwa dengan menggunakan EM4 lebih efisien dibandingkan dengan air limbah tahu tanpa EM4. Berdasarkan data tersebut di atas dikatakan bahwa dengan menggunakan EM4 dapat membantu mengolah limbah tunuk menurunkan kandungan BOD, hal ini dapat ditunjukkan dengan lebih besarnya kandungan BOD yang diturunkan dibandingkan limbah tahu yang tidak menggunakan EM4. Tetapi untuk nilai BOD akhir sebesar 212,89 mg/l (EM4 7 ml/l) belum memenuhi standar baku mutu dimana nilai BOD adalah 75 mg/l. Penurunan BOD selama perlakuan disebabkan oleh terjadinya proses perombakan bahan-bahan organik limbah oleh mikroba pengurai yang terkandung dalam EM4 meliputi bakteri asam laktat, kapang dan protozoa berkerjasama secara simbiotik saling menguntukan dan membentuk pola suksesi yang berkesinambungan selama proses perombakan bahan organik limbah berlangsung. Berkurangnya bahan organik limbah menyebabkan oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba pengurai menjadi berkurang, yang ditunjukkan dengan nilai BOD yang rendah. Penurunan BOD berkaitan erat dengan kenaikan DO, karena proses perombakan bahan organik membutuhkan oksigen. Dengan membandingkan penelitian terdahulu menggunakan EM4 pada proses anaerob (Wiwin. A, 2002) dengan nilai 72,40 mg/l (EM4 1 ml/l, penurunan 98,25% hari ke-10) dan 1706,60 mg/l (tanpa EM4, penurunan 58,78%, hari ke-10) serta penelitian pada proses aerob (Herty. A. M, 2002) dengan nilai 71,0 mg/l (EM4 3 ml/l, 4 hari) dan 1986 mg/l (tanpa EM4, 4 hari) maka dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan EM4 dapat membantu mengolah limbah untuk menurunkan kandungan BOD, hal ini dapat ditunjukkan dengan lebih besarnya kandungan BOD

yang diturunkan dibandingkan limbah tahu yang tidak menggunakan EM4. Serta waktu fermentasi sangat memegang peranan dalam mengoksidasi bahan organik dan juga temperatur pada pengolahan tersebut serta karakteristik dari zat-zat yang ada di dalam air buangan tersebut. Penurunan Kadar Nilai COD Kandungan nilai COD dalam sampel mengalami penurunan dari hari ke hari baik pada contoh air limbah yang ditambahkan EM4 maupun contoh air limbah yang tidak ditambahkan EM4. Penurunan kadar COD air limbah tahu dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Nilai COD
12,000 10,000 9597.11 8486.05 5904.74 5162.64 4297.56

COD (mg/l)

8,000 6,000 4,000 2,000 0 0 3

5614.71 3359.35 2558.56 1503.05 3945.16 2089.42 1438.12 644.40 9

Waktu (hari)

EM4 0 ml/l EM4 3 ml/l EM4 5 ml/l EM4 7 ml/l

Gambar 2. Grafik Penurunan Nilai COD terhadap Efektivitas EM4 Berdasarkan gambar 2 tersebut diperoleh data pada hari ke-3 penurunan nilai COD tanpa EM4 adalah 1111,06 mg/l dan untuk air limbah dengan EM4 3 ml/l adalah 3692,37 mg/l; EM4 5 ml/l adalah 4434,47 mg/l; EM4 7 ml/l adalah 5299,55 mg/l. Berdasarkan grafik garis penurunan kadar COD pada gambar di atas dan data pada tabel 4, dimana penurunan kadar COD pada hari ke-3 mengalami penurunan yang tidak drastis seperti yang terjadi pada hari ke-6 dan hari ke-9, hal ini dikarenakan mikroorganisme yang dapat bertahan hidup adalah jenis

mikroorganisme Lactobacillus, sp (mikroorganisme yang dapat hidup dalam kondisi asam). Pada masa tersebut mikroorganisme tersebut mengalami fase adaptasi, sehingga mikroorganisme EM4 tersebut harus beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Pada hari ke-6 terjadi penurunan COD rata-rata sebesar 3692,37 mg/l (EM4 3 ml/l) dan 7038,55 mg/l (EM4 5 ml/l) serta 8094,06 mg/l (EM4 7 ml/l) ini merupakan penurunan COD terbesar. Pada fase ini mikroorganisme dalam fase pertumbuhan/fase logaritmik dimana pada fase ini terjadi pertumbuhan bakteri secara pesat, sehingga dalam pertumbuhannya mikroorgansime membutuhkan makan yang berupa limbah tahu tersebut dan secara langsung akan berdampak pada penurunan kadar COD. Pada hari ke-9 terlihat penurunan kadar COD tidak sebesar hari ke-6, hal ini disebabkan karena mikroorganisme mengalami fase stasioner dan menuju fase kematian dan makanan yang tersedia tidak mencukupi lagi untuk pertumbuhan bakteri yang baru, sehingga penurunan COD relative kecil. Setelah masa fermentasi 9 hari, dari data hasil penelitian dapat dikatakan bahwa penambahan EM4 pada air limbah tahu secara efektif dapat menurunkan kandungan COD air limbah tahu. Dalam hal efisiensi dapat dilihat pada table .. dimana penurunan kadar COD sebesar 53,07% pada air libmah tahu tanpa EM4 terjadi pada hari ke-9, sedangkan untuk air limbah tahu yang ditambah EM4 (7 ml/l) setelah 9 hari masa fermetnasi kadar COD yang dapat diturunkan adalah 95,99%. Sedangkan efektivitasnya yang dikatikan dengan volume dan waktu yaitu di tunjukkan pada hari ke-6 yang merupakan penurunan COD terbesar. Hal ini jelas bahwa dengan menggunakan EM4 lebih efisien dibandingkan dengan air limbah tahu tanpa EM4. Berdasarkan data tersebut di atas dikatakan bahwa dengan menggunakan EM4 dapat membantu mengolah limbah tunuk menurunkan kandungan COD, hal ini dapat ditunjukkan dengan lebih besarnya kandungan COD yang diturunkan dibandingkan limbah tahu yang tidak menggunakan EM4. Tetapi untuk nilai COD akhir sebesar 644,40 mg/l (EM4 7 ml/l) belum memenuhi standar baku mutu dimana nilai COD adalah 100 mg/l. Hal tersebut disebabkan antara lain karena zat organic yang tersuspensi dari tahu atau kedelai yang tercecer atau zat oganik yang sudah terpecah sehingga air

berubah seperti emulsi keruh. Zat terlarut dan tersuspensi yang mengalami penguraian hayati maupun kimia akan berubah warna. Hal ini merupakan proses yang paling merugikan, karena kadar oksigen di dalam air buangan menjadi hitam dan busuk. Dengan membandingkan penelitian terdahulu menggunakan EM4 pada proses anaerob (Wiwin. A, 2002) dengan nilai 105,35 mg/l (EM4 1 ml/l, penurunan 98,40% hari ke-10) dan 2224,65 mg/l (tanpa EM4, penurunan 66,25%, hari ke-10) serta penelitian pada proses aerob (Herty. A. M, 2002) dengan nilai 98,0 mg/l (EM4 3 ml/l, 4 hari) dan 3761 mg/l (tanpa EM4, 4 hari) maka dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan EM4 dapat membantu mengolah limbah untuk menurunkan kandungan COD, hal ini dapat ditunjukkan dengan lebih besarnya kandungan COD yang diturunkan dibandingkan limbah tahu yang tidak menggunakan EM4. Serta waktu fermentasi sangat memegang peranan dalam mengoksidasi bahan organik dan juga temperatur pada pengolahan tersebut serta karakteristik dari zat-zat yang ada di dalam air buangan tersebut. Uji Statistik Uji Statistik Penggunaan EM4 dalam Penurunan BOD Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dari tiap-tiap perlakuan penambahan EM EM4 pada air limbah tahu terhadap penurunan BOD, dilakukan uji varian dengan 2 faktor. Faktor yang digunakan adalah variasi penggunaan EM4 yaitu 0 ml/l (sebagai kontrol), 3 ml/l air limbah tahu, 5 ml/l air limbah tahu, 7 ml/l air limbah tahu, dan waktu fermentasi yaitu 0 hari,3 hari, 6 hari serta 9 hari. Tabel 3. ANOVA Penambahan EM4 terhadap Penurunan Kadar BOD Source Of Variations EM4 Waktu Interaksi (EM4 * Waktu) Sisa Total Corrected Total Type III Sum of Squares 13442756,0 73083760,9 5081449,625 588406,964 388808978 92196373,5 df 3 3 9 16 32 31 Mean Square 4480918,653 24361253,64 564605,514 36775,435 F 121,845 662,433 15,353 Sig. of F 0,000 0,000 0,000

Berdasarkan tabel tersebut di atas, hasil uji F untuk EM4 adalah 121,845 dengan nilai signifikan 0,000 (< 0,05), maka keputusan yang diambil adalah menoak H0, sehingga diambil kesimpulan bahwa penambahan EM4 pada air limbah tahu menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam menurunkan kandungan BOD air limbah tahu. Untuk nilai uji F waktu adalah 662,433 dengan nilai signifikan 0,000 (< 0,05), maka keputusan yang ambil adalah menolak H0, keputusan yang diambil bahwa variasi waktu menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam menurunkan kadar BOD air limbah tahu. Untuk nilai uji F intraksi adalah 15,353 dengan nilai signifikan 0,000 (<0,05), maka keputusan yang diambil adalah menolak H0, keputusan yang diambil bahwa interaksi antara waktu dan EM4 menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam menurunkan kadar BOD air limbah tahu. Berdasarkan uji tersebut di atas menyatakan bahwa penggunaan EM4 dan lamanya waktu berpengaruh terahdap penurunan kadar BOD air limbah tahu. Berdasarkan uji tersebut yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan, maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji LSD. Uji Statistik Penggunaan EM4 dalam Penurunan COD Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dari tiap-tiap perlakuan penambahan EM4 pada air limbah tahu terhadap penurunan COD, dilakukan uji varian dengan 2 faktor. Faktor yang digunakan adalah variasi penggunaan EM4 yaitu 0 ml/l (sebagai kontrol), 3 ml/l air limbah tahu, 5 ml/l air limbah tahu, 7 ml/l air limbah tahu, dan waktu fermentasi yaitu 0 hari,3 hari, 6 hari serta 9 hari. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4. ANOVA Penambahan EM4 terhadap Penurunan Kadar COD Source Of Variations EM4 Waktu Interaksi (EM4 * Waktu) Sisa Total Corrected Total Type III Sum of Squares 36826856,4 269895255 12889783,7 1732951,965 1190628267 321344847 df 3 3 9 16 32 31 Mean Square 12275618,79 89965085,05 1432198,186 108309,498 F 113,338 830,630 13,223 Sig. of F 0,000 0,000 0,000

Berdasarkan tabel tersebut di atas, hasil uji F untuk EM4 adalah 113,338 dengan nilai signifikan 0,000 (< 0,05), maka keputusan yang diambil adalah menoak H0, sehingga diambil kesimpulan bahwa penambahan EM4 pada air limbah tahu menunjukkan perbedaan yang sifnifikan dalam menurunkan kandungan COD air limbah tahu. Untuk nilai uji F waktu adalah 830,630 dengan nilai signifikan 0,000 (< 0,05), maka keputusan yang ambil adlaha menolak H0, keputusan yang diambil bawha variasi waktu menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam menurunkan kadar COD air limbah tahu. Untuk nilai uji F intraksi adalah 13,223 dengan nilai sifnifikan 0,000 (<0,05), maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho, keputusan yang diambil bahwa interaksi antara waktu dan EM4 menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam menurunkan kadar COD air limbah tahu. Berdasarkan uji tersebut di atas menyatakan bahwa penggunaan EM4 dan lamanya waktu berpengaruh terahdap penurunan kadar COD air limbah tahu. Berdasarkan uji tersebut yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan, maka dilakukan uji lanuutan yaitu uji LSD. Uji LSD Uji lanjutan yang digunakan adalah uji LSD, dimana nilai signifika dari ANOVA sebelumnya menunjukkan nilai < 0,05. Berdasarkan data dari uji LSD, maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Uji LSD Terhadap Konsentrasi EM4
Dependent Variable (I) EM4 0 ml/l 3 ml/l BOD 5 ml/l 7 ml/l (J) EM4 3 ml/l 5 ml/l 7 ml/l 0 ml/l 5 ml/l 7 ml/l 0 ml/l 3 ml/l 7 ml/l 0 ml/l 3 ml/l 5 ml/l Mean Difference 585.7388* 1213.6450* 1721.4488* -585.7388* 627.9063* 1135.7100* -1213.6450* -627.9063* 507.8037* -1721.4488* -1135.7100* -507.8037* Std. Error 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 Sig 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Dependent Variable

(I) EM4 0 ml/l 3 ml/l

(J) EM4 3 ml/l 5 ml/l 7 ml/l 0 ml/l 5 ml/l 7 ml/l 0 ml/l 3 ml/l 7 ml/l 0 ml/l 3 ml/l 5 ml/l

Mean Difference 1673.1038* 2221.6262* 2900.2275* -1673.1038* 548.5225* 1227.1237* -221.6262* -548.5225* 678.6012* -2900.2275* -1227.1237* -678.6012*

Std. Error 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204

Sig 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,000 0,000 0,003 0,001 0,000 0,000 0,001

COD 5 ml/l 7 ml/l

Dari tabel tesebut terlihat bahwa untuk perlakuan limbah nilai signifikan < 0,05 maka artinya pengaruh perlakuan BOD dan COD terhadap konsentrasi EM4 mempunyai perbedaan nilai yang signifikan. Tabel 6. Hasil Uji LSD Terhadap Waktu tinggal
Dependent Variable (I) Waktu 0 Hari 3 Hari BOD 6 Hari 9 Hari 0 Hari 3 Hari COD 6 Hari 9 Hari (J) Waktu 3 Hari 6 Hari 9 Hari 0 Hari 6 Hari 9 Hari 0 Hari 3 Hari 9 Hari 0 Hari 3 Hari 6 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 0 Hari 6 Hari 9 Hari 0 Hari 3 Hari 9 Hari 0 Hari 3 Hari 6 Hari Mean Difference 1874.6125* 3213.8238* 3983.3163* -1874.6125* 1339.2112* 2108.7037* -3213.8238* -1339.2112* 769.4925* -3983.3163* -2108.7037* -769.4925* 3634.3587* 6338.1913* 7567.8075* -3634.3587* 2703.8325* 3933.4487* -6338.1913* -2703.8325* 1229.6162* -7567.8075* -3933.4487* -1229.6162* Std. Error 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 95.88461 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 164.55204 Sig 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,000 0,000 0,003 0,001 0,000 0,000 0,001

Dari tabel tersebut terlihat bahwa untuk perlakuan limbah nilai signifikan < 0,05 maka artinya pengaruh perlakuan BOD dan COD terhadap waktu itnggal mempunyai perbedaan nilai yang signifikan. KESIMPULAN Kesimpulan 1. Efektivitas EM4 dalam menurunkan nilai BOD dan COD tertinggi dicapai pada perlakuan (limbah + EM4 7 ml/l) dalam penelitian ini dengan waktu 9 hari, yaitu 212,80 mg/l untuk BOD 664,40 mg/l untuk COD. 2. Efisiensi EM4 dalam menurunkan nilai BOD dan COD tertinggi dicapai pada perlakuan (limbah + EM4 7 ml/) dalam penelitian ini dengan waktu 9 hari, yaitu 95,99 % untuk BOD dan 93,28% untuk COD. 3. Terdapat interaksi antara penggunaan EM4 ddengan waktu fermentasi terhadap penurunan kadar BOD dan COD air limbah tahu. 4. Kemampuan untuk menurunkan kadar BOD dan COD air limbah tahu dipengaruhi pula oleh sifat/karakter dari bakteri fermentasi yang digunakan dalam penelitian. DAFTAR PUSTAKA Budihardjo, 1997. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit. Kumpulan Makalah Pelatihan Sanitasi Rumah Sakit di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta. Yogyakarta. Djabu, Udin, dkk., 1990/1991. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah pada Insitusi Pendidikan Sanitasi Kesehatan Lingkungan. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI. Jakarta. Judoamidjoyo, Mulyono, dkk., 1992. Teknologi Fermentasi. Edisi 1. Cetakan ke-1. CV Rajawali. Jakarta. Mahida, U.N., 1984. Penemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. CV Rajawali. Jakarta. Metcalf & Eddy., 1990. Wastewater Treatment Engineering : Treatment Disposal Reuse. 2nd eds. Mc Graw-Hill. International Edition. Singapore. Sukiman, Maman, dkk., 1997. Kimia Air. Departeman Perindustrian dan Perdagangan. Akademik Kimia Analis. Bogor.

You might also like