You are on page 1of 56

PEMBUATAN RODA GIGI (Bevel Gear, Helical Gear, Rack Gear)

Karya Tulis ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mid Semester 2 sebagai pelengkap nilai akademik di Akademi Teknik Soroako (ATS) Disusun oleh :

Mudjib Abdullah 209066 Amri 209052 Alamsyah 209050 fredinand 209059 M.Asrul.A 209067

AKADEMI TEKNIK SOROAKO 2 0 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Milling (Frais) adalah proses menghilangkan/pengambilan fatal-fatal dari bahan atau benda kerja dengan pertolongan dari alat potong yang berputar dan mempunyai sisi potong, kecuali pahat potong yang bersisi tunggal yang juga digunakan. Mesin Milling adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau Milling (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Prinsip kerja dari mesin Frais yaitu pahat potong/pemotong Frais melakukan gerak rotasi dan benda kerja dihantarkan pada pemotong Frais tersebut. Pada era teknologi yang semakin maju, manusia terus berusaha berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tak lepas dari makin pesatnya perindustrian di bidang teknik mesin, konstruksi, dan industry lainnya yang sangat membutuhkan material logam (ferrous atau non ferrous) sebagai bahan dasar. Bahan dasar ini akan dibentuk menjadi suatu benda yang memiliki nilai tambah yang lebih seperti untuk perlengkapan konstruksi mesin atau untuk hal lainnya contohnya untuk pembuatan batang gigi (rack gear), roda gigi miring (helical gear) dan roda gigi payung (bevel gear). Dengan demikian, maka peranan teknologi semakin penting dan dominan, dimana kita dituntut untuk menguasai teknologi yang semakin berkembang dan juga usaha kita untuk mengembangkan teknologiyang telah kita kuasai. Salah satu cabang teknologi tersebut adalah permesinan (machunung). Proses permesinan yang akan dilakukan untuk pembuatan roda gigi adalah proses milling. Untuk pembuatan bakal roda gigi dilakukan pada mesin bubut. Oleh

karena masih banyak para pekerja yang kurang mengetahui langkah-langkah pembuatan rack gear,helical gear dan bevel gear, maka penulis menyusun laporan tentang pembuatan rack gear,helical gear dan bevel gear ini untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk mengimplementasikan suatu proses pembuatan roda gigi secara terperinci berdasarkan jenis dan fungsi roda gigi seperti roda gigi payung,roda gigi miring / heliks, dan batang gear.Dan dapat Mengistimasikan biaya dan waktu saat proses pembuatannya.

. 1.3 CARA MEMPEROLEH DATA

Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah : 1. Tinjauan pustaka, mempelajari modul, buku, artikel, dan situs yang terkait dengan pembuatan roda gigi. 2. Wawancara, melakukan studi dengan metode wawancara kepada dosen ataupun praktisi yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas dalam karya tulis ini. 3. Pengumpulan data, mengumpulkan data data yang terkait dengan proses pembuatan roda gigi.

4. Implementasi, mengimplementasikan teori Kerja Frais pada pembuatan roda gigi yang dikerjkan.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan karya tulis ini tersusun dalam 3 (tiga) bab dengan sistematika penulisan sebgai berikut :

BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, Cara memperoleh data dan sistematika penyusunan karya tulis.

BAB II Pembahasan Bab pembahasan berisi pengetahuan secara umum mengenai roda gigi payung, roda gigi miring / heliks, batang gear dan perhitungan dimensi maupun estimasi biaya dan waktu proses.

BAB III Penutup Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 TEORI DASAR KERJA FRAIS

Mesin frais yang digunakan dalam proses pemesinan ada tiga jenis, yaitu : 1. Column and knee milling machines 2. Bed type milling machines 3. Special purposes

Mesin jenis column and knee dibuat dalam bentuk mesin frais vertikal dan horizontal Kemampuan melakukan berbagai jenis pemesinan adalah keuntungan utama pada mesin jenis ini. Pada dasarnya pada mesin jenis ini meja (bed), sadel, dan lutut (knee) dapat digerakkan. Beberapa asesoris seperti cekam, meja putar, dan kepala pembagi menambah kemampuan dari mesin frais jenis ini. Walaupun demikian mesin ini memiliki kekurangan dalam hal kekakuan dan kekuatan penyayatannya. Mesin frais tipe bed (bed type) memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari pada jenis mesin frais yang pertama. Kekakuan mesin yang baik, serta tenaga mesin yang biasanya relatif besar, menjadikan mesin ini banyak digunakan pada perusahaan manufaktur Mesin frais tersebut pada saat ini telah banyak yang dilengkapi dengan pengendali CNC untuk meningkatkan produktivitas dan fleksibilitasnya.

1. Kecepatan potong :

2. Gerak makan per gigi :

3. Waktu pemotongan :

4. Kecepatan penghasilan beram :

Rumus-rumus tersebut di atas digunakan untuk perencanaan proses frais. Proses frais bisa dilakukan dengan banyak cara menurut jenis pisau yang digunakan dan bentuk benda kerjanya. Selain itu jenis mesin frais yang bervariasi menyebabkan analisis proses frais menjadi rumit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bukan hanya kecepatan potong dan gerak makan saja, tetapi juga cara pencekaman, gaya potong, kehalusan produk, getaran mesin dan getaran benda kerja. Dengan demikian hasil

analisa/perencanaan merupakan pendekatan bukan merupakan hasil yang optimal.

2.2 Syarat Dua Roda Gigi Bekerja Sama Beberapa hal yang cukup penting pada kerjasama roda gigi apabila dua roda gigi atau lebih bekerja sama maka : Profil gigi harus sama ( spur atau helical dll), Modul gigi harus sama ( modul gigi adalah salah satu dimensi khusus roda gigi), Sudut tekanan harus sama ( sudut perpindahan daya antar gigi).

Modul gigi adalah besaran/dimensi roda gigi, yang dapat menyatakan besar dan kecilnya gigi Bilangan modul biasanya bilangan utuh, kecuali untuk gigi yang kecil. (Bilangan yang ditulis tidak berdimensi, walaupun dalam arti yang sesungguhnya dalam satuan mm ).

Sudut tekanan adalah sudut yang dibentuk antara garis singgung dua roda gigi dan garis perpindahan gaya antar dua gigi yang bekerja sama.

2.3 Proses Frais Roda Gigi

Proses frais gigi (Gambar 2.1), sebenarnya sama dengan frais bentuk pada, tetapi karena bentuknya yang spesifik, serta proses pencekaman dan pemilihan pisau berbeda maka akan dibahas lebih detail. Dari informasi yang diperoleh dari gambar kerja, untuk proses frais roda gigi diperoleh data tentang jumlah gigi, bentuk profil gigi, modul, sudut tekan, dan dimensi bakal roda gigi.

Dari informasi tersebut perencana proses frais gigi harus menyiapkan: kepala pembagi , pisau frais gigi, dan perhitungan elemen dasar (putaran spindel, gerak makan, dan kedalaman potong). Kepala pembagi digunakan sebagai pemegang bakal roda gigi (dengan bantuan mandrel). Pada kepala pembagi terdapat mekanisme yang memungkinkan operator mesin frais memutar benda kerja dengan sudut tertentu.

Gambar 2.1 Proses frais roda gigi dengan mesin frais horizontal Kepala pembagi (dividing head) digunakan sebagai alat untuk memutar bakal

roda gigi. Mekanisme perubahan gerak pada kepala pembagi adalah roda gigi cacing dan ulir cacing dengan perbandingan 1 : 40. Dengan demikian apabila engkol diputar satu kali, maka spindelnya berputar kali. Untuk membagi

putaran pada spindel sehingga bisa menghasilkan putaran spindel selain 40 bagian, maka pada bagian engkol dilengkapi dengan piringan pembagi dengan jumlah lubang tertentu, dengan demikian putaran engkol bisa diatur (misal putaran). Pada piringan pembagi diberi lubang dengan jumlah lubang sesuai dengan tipenya yaitu:

1. Tipe Brown and Sharpe

a. Piringan 1 dengan jumlah lubang: 15, 16, 17, 18, 19, 20 b. Piringan 2 dengan jumlah lubang: 21, 23, 27, 29, 31, 33 c. Piringan 3 dengan jumlah lubang: 37, 39, 41, 43, 47, 49

2. Tipe Cincinnati (satu piringan dilubangi pada kedua sisi)

a. Sisi pertama dengan jumlah lubang: 24, 25, 28, 30, 34, 37, 38, 39, 41, 42, 43

b. Sisi kedua (sebaliknya) dengan jumlah lubang: 46, 47, 49, 51, 53, 54, 57, 58, 59, 62, 66

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PENGETAHUAN TENTANG RODA GIGI

Roda gigi merupakan batang bulat yang mempunyai gigi-gigi hasil dari pemotongan. Roda gigi dipasangkan pada sebuah poros yang akan mentransmisikan gerak tersebut kepada poros kedua dan selanjutnya. Roda gigi dapat pula digunakan untuk merubah arah putaran/gerakan, meningkatkan kecepatan artau menurunkan kecepatan. Berbagai macam bentuk roda gigi dapat dibedakan berdasarkan posisi poros antara roda gigi penggerak dan roda gigi yang digerakkan :

a. Poros sejajar (roda gigi lurus, roda gigi helik , roda gigi helik ganda, roda gigi dalam, roda gigi rack dan pinion) b. Poros yang berpotongan (cacing dan roda cacing, roda gigi helik) c. Untuk poros yang bersinggungan (roda gigi payung/konis)

Roda gigi juga dapat digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Rodagigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi yang lainnya, selain itu rodagigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu :

10

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana. Kemampuan menerima beban lebih tinggi. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil. Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.

Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara dua poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi yang perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula rodagigi dengan putaran yang terputus-putus. Dalam teori, rodagigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka waktu lama.

Namun dalam penyususan karya tulis ini yang akan di bahas secara spesifik yaitu roda gigi heliks, roda gigi payung, dan batang gear.

3.2 KLASIFIKASI RODA GIGI Roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :

Menurut letak poros. Menurut arah putaran. Menurut bentuk jalur gigi

11

3.2.1

Menurut Letak Poros Menurut letak poros maka roda gigi diklasifikasikan seperti tabel berikut :

Letak Poros

Roda gigi Roda gigi lurus Roda gigi miring

Keterangan Klasifikasi atas dasar

bentuk alur gigi

Roda gigi dengan poros sejajar

Roda gigi miring ganda Arah putaran berlawanan Arah putaran sama Gerakan lurus dan berputar Roda gigi kerucut lurus Roda gigi kerucut spiral Klasifikasi atas dasar bentuk jalur gigi

Roda gigi luar Roda gigi dalam dan pinion Batang gigi dan pinion

Roda gigi dengan poros berpotongan

Roda gigi kerucut zerol Roda gigi kerucut miring Roda gigi kerucut miring ganda

Roda gigi dengan poros Roda gigi permukaan dengan berpotongan berbentuk istimewa Kontak gigi Gerak lurus dan berputar poros berpotongan Roda gigi miring silang Batang gigi miring silang Roda gigi dengan poros silang Roda gigi cacing silindris Roda gigi cacing selubung ganda Roda gigi cacing samping Roda gigi hiperboloid Rodagigi hipoid Tabel 3.1 Modul standar JIS B 1701-1973 12

3.2.2

Menurut Arah Putaran Menurut arah putarannya, roda gigi dapat dibedakan atas : Roda gigi luar ; arah putarannya berlawanan. Roda gigi dalam dan pinion ; arah putarannya sama

3.3 SISTEM STANDAR RODA GIGI Roda gigi lurus dapat dibuat di mesin frais. Untuk membuat roda gigi pada mesin frais diperlukan pisau frais yang sesuai dengan standar dari gigi (roda gigi) yang dibuatnya. Sistem standar pembuatan roda gigi ada dua yaitu : sistem modul sistem diametral pitch dan circular pitch

a. Sistem Modul Sistem modul digunakan di berbagai negara yang cenderung menggunakan satuan metris seperti Belanda, Jerman dan Jepang. Hal ini tyertuang dalam standar NEN 1629 dan standar DIN 780 dan JIS B 1701 -1973. Demikian juga ISO yang mengacu pada standar metris. Modul merupakan kependekan dari kata modulus yaitu suatu perbandingan antara diameter jarak bagi dari suatu roda gigi dengan jumlah giginya. Jika roda gigi mempunyai ukuran diameter jarak bagi D dalam satuan mm dengan jumlah giginya z buah gigi, maka modulusnya adalah :

13

Keterangan: D = diameter jarak bagi, mm Z = jumlah gigi dari roda gigi m = modul Dari suatu roda gigi yang mempunyai jumlah gigi z buah, dengan jarak busur antara giginya t (mm), maka satu keliling roda gigi tersebut adalah (t x z). sedangkan kita ketahui bahwa satu keliling lingkaran roda gigi yang berdiameter D mm mempunyai keliling (n x D). dengan demikian dapat ditulis :

Modul ini selanjutnya digunakan sebagain standar untuk menentukan ukuran-ukuran pisau frais pada pembuatan roda gigi standar. Harga atau nilai standar yang telah diterbitkan Jepang dengan standar JIS B 1701 -1973 terdiri atas tiga seri

Tabel 3.2 Modul standar JIS B 1701-1973 Keterangan : Seri ke 1 merupakan pilihan pertama. Jika tidak memungkinkan dipilih seri ke 2 atau ke 3

14

Tabel 3.3 Modul standar NEN 1630

Tabel 3.4 Modul standar DIN 780

15

b. Sistem diametral pitch dan circular pitch

Sistem diametral pitch dan circular pitch digunakan di sebagian Negara Amerika dan Eropa yang menggunakan sistem satuan inchi. Diametral pitch adalah perbandingan dari jumlah gigi dengan ukuran diameter jarak bagi yang mempunyai satuan inchi. Jika jumlah gigi dari roda gigi adalah z buah dengan ukuran diameter jarak bagi D dalam satuan inchi, maka diametral pichnya adalah :

Circular pitch (Cp) yaitu jarak antara gigi dalam satuan inchi. Jika diameter lingkaran jarak bagi mempunyai ukuran D dalam satuan inchi dengan jumlah gigi z buah gigi, maka circular pitchnya adalah :

Keterangan: Dp = diametral puitch D = diametr jarak bagi dalam satuan inchi Cp = circular pitch dalam satuan inchi Z = jumlah gigi

16

c. Hubungan antara sistem modul dengan system diametral pitch dan circular pitch

Dari persamaa = 25,4 mm maka :

atau

(inchi) dan 1 inchi

Tabel 3.5 Hubungan antara sistem modul dengan diametral pitch dan circular pitch

17

3.4 PEMBAHASAN RODA GIGI BERDASARKAN POSISI POROS

3.4.1

Roda Gigi Payung ( Bevel Gear )

Roda gigi payung berfungsi untuk memindahkan gerak dari satu sumbu ke sumbu yang lain. Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya pada bagian ujung yang berbentuk konis. Gigi-giginya dibentuk dengan arah lurus, searah degan poros roda gigi.

Bevel gear atau roda gigi payung terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Spurs bevel gear (roda gigi payung lurus) Biasanya digunakan untuk kecepatan rendah dan tidak ada benturan yang tinggi. Biasanya digunakan pada alat alat yang putarannya di control oleh tangan.

Gambar 3.1 Spurs bevel gear

18

2. Spiral bevel gear (roda gigi payung miring) Di gunakan untuk aplikasi kebutuhan dengan beban dan kecepatan yang lebih besar dari plain bevel gear, dam tidak menimbulkan bising di banding spurs bevel gear.

Gambar 3.2 Spiral bevel gear

3. Hypoid gear (Tidak sesumbu) Merupakan variasi dari helical bevel gear tetapi sesumbu pada kedua ujung poros tidak berpotongan. Umumnya gear ini di gunakan untuk differential gear mobil.

Gambar 3.3 Hypoid bevel gear

19

Apabila diinginkan memindah daya pada posisi poros yang bersinggungan (intersection) dapat digunakan roda gigi payung. Contoh penggunaan roda gigi ini misalnya pada drill chuck, jalur vertical pada mesin planning, mekanisme pengatur langkah pada mesin skrap dan pengatur arah pada mesin bor pekerjaan berat. Pada umunya pasangan roda gigi payung membentuk sudut 900 namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan roda gigi payung dengan sudut lebih besar dan lebih kecil dari 900.

Gambar 3.4 Roda gigi payung (bevel gear)

1. Pengefraisan Roda Gigi Payung (bevel gear) Untuk pengefraisan roda gigi payung diperlukan langkah-langkah tertentu agar pembuatan roda gigi yang dikerjakan pada mesin frais sesuai dengan rencana yang ditentukan

Langkah-langkah pembuatan roda gigi payung antara lain : 1. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin frais. 2. Menyiapkan benda kerja termasuk penentuan dimensi. 3. Pasang benda kerja pada cekam mesin frais, rubah sudut kepala pembagi mesin frais. 20

4. Setelah kemiringan kepala pembagi tepat, benda kerja bakal roda gigi dipasang pada mandril baut, lalu diikat dengan mur. 5. Pemilihan plat index berdasarkan jumlah gigi yang akan di buat dengan rumus : 6. Lakukan pemotongan pertama 7. Kemudian lakukan koreksi agar roda gigi dapat berpasangan. Sebelum melakukan pemotongan pertama, benda kerja diputar ke salah satu arah sebesar : 8. Meja atau kepala mesin frais digeser kearah berlawanan sebesar :

9. Untuk membentuk sisi yang satunya lagi agar simetri, perlu dilakukan pemotongan koreksi kedua. Oleh karena itu posisi benda kerja harus di rubah yaitu meja digeser sejauh 2 x Ht, berlawanan arah dengan Ht koreksi pertama Untuk membentuk sisi yang satunya lagi agar simetri, perlu dilakukan pemotongan koreksi kedua. Oleh karena itu posisi benda kerja harus di rubah yaitu meja digeser sejauh 2 x Ht, berlawanan arah dengan Ht koreksi pertama.

10. Kemudian diputar berlawanan arah nc2 sebesar 2.nc2 Jadi : 11. Lakukan pemeriksaan roda gigi dilakukan dengan menggunakan jangka sorong roda gigi.

21

Adapun contoh alur gigi pada roda gigi payung yaitu :

a) Lurus lingkaran

b) Miring

c) Spiral

d) Evolvente

e) Busur

Gambar 3.5 Alur pada roda gigi payung

3.4.2

Roda Gigi Miring (Heliks Gear)

Roda gigi miring kriterianya hampir sama dengan rodagigi lurus, tetapi dalam pengoperasiannya rodagigi miring lebih lembut dan tingkat kebisingannya rendah dengan perkontakan antara gigi lebih dari 1.

Gambar 3.6 Roda gigi miring 22

Ciri-ciri roda gigi miring adalah : 1. 2. 3. 4. Arah gigi membentuk sudut terhadap sumbu poros. Distribusi beban sepanjang garis kontak tidak uniform. Kemampuan pembebanan lebih besar dari pada roda gigi lurus. Gaya aksial lebih besar sehingga memerlukan bantalan aksial dan roda gigi yang kokoh.

Jenis-jenis roda gigi miring antara lain : 1. Roda gigi miring biasa 2. Roda gigi miring silang 3. Roda gigi miring ganda 4. Roda gigi ganda bersambung

(1)

(2)

(3)

(4) Gambar 3.7 Jenis jenis roda gigi miring

23

1. Bagian Bagian Utama Roda Gigi Heliks Bagian-bagian utama roda gigi miring dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.8. Bagian-bagian Utama Roda Gigi Miring

Keterangan D : diameter jarak bagi Df : diameter kaki gigi Dk : diameter kepala gigi h : tinggi gigi

hf : tinggi kaki gigi hk : tinggi kepla gigi b : sudut kemiringan gigi/penyetelan

ta : jarak antara busur gigi diukur dari alas tn : jarak antara bhusur gigi normal b : lebar gigi

bn : lebar gigi normal

24

2. Perhitungan Ukuran Utama Roda Gigi Heliks Ukuran-ukuran utama yang perlu diketahui dan dihitung pada pembuatan roda gigi miring meliputi : a. modul gigi b. diameter jarak bagi, diameter kepala, dan diameter kaki gigi c. tinggi kaki gigi, tinggi kepala, dan tinggio dari gigi menurut standar gigi yang berlaku d. jarak antara poros e. sudut gigi f. angka transmisi, untuk roda gigi yang berpasangan

3. Pengefraisan Roda gigi Heliks a. Perhitungan ukuran roda gigi miring Beberapa ukuran yang harus diketahui sebelum pengefraisan roda gigi miring atara lain : 1) Diameter pitch a) Diameter pitch dalam sistem metric ditentukan oleh jumlah gigi, modul dan sudut kemiringan Diameter pitch = jumlah gigi x modul x secant sudut Kemiringan = z x m x secant b) Pada sistem Diametral Pitch diameter pitch ditentukan oleh jumlah gigi, diametral pitch, dan sudut kemiringan

Diameter Pitch =

25

2) Diameter luar Diametr luar merupakan diameter bahan awal yang harus dibubut. a) Diameter luar = Diameter pitch + (2 x modul) = (z x m x sec ) + ( 2 x m)

b) Diameter luar = Diameter pitch + = (

3) Kisar yang harus dipotong Kisar benda kerja = = (DP/tg

4) Rasio pemindahan gigi Rasio pemindahan gigi merupakan perbandingan antara kisar benda kerja dengan kisar mesin. Sudut miring benda kerja merupakansudut penyetelan juga untuk meja frais. Selanjutnya untuk mencari roda-roda tukar dapat digunakan rumus:

Uw =
Uw Pl Pw zPG zDG : Perbandingan roda gigi dari roda-roda tukar : Kisar benda kerja dalam mm : Kisar sekerup penghantar dari meja frais : hasil jumlah gigi dari roda-roda tukar penggerak : hasil kali jumlah gigi dari roda-roda tukar yang Digerakkan

26

b. Pemilihan Pisau frais Dalam pengefraisan roda gigi lurus jumlah gigi yang akan difrais dan pitch menentukan jenis pisau yang akan dipakai. Namun demikian dalam pengefraisan roda gigi miring, sudut kemiringan mengakibatkan pitch menjadi lebih besar dibanding dengan roda gigi lurus meskipun pada jumlah dan ukuran gigi yang sama. Oleh karena itu diperlukan jenis pisau yang berbeda pula. Nomor pisau dalam pengefraisan roda gigi miring tidak ditentukan oleh junlah gigi, namun ditentukan oleh jumlah gigi bayangan pada roda gigi bayangan. Jumlah gigi bayanghan pada roda gigi bayangan dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikyut : Jumlah gigi bayangan = (jumlah gigi/cos3 sudut miring) = (z / cos3 )

c. Pengaturan Roda Gigi Pengganti Pada pengefraisan miring tidak dapat dilepaskan dari pemasangan roda-roda gigi pengganti yang akan mengubungkan gerakan meja mesin frais dan gerakan spindel alat bantu. Roda gigi pertama dipasang pada meja mesin, roda gigi kedua dan ketiga dipasang pada quadrant plate dan roda gigi keempat dipasang pada alat bantu yang akan menggerakkan benda kerja (misal kepala pembagi). Jumlah poros dan jumlah pasangan gigi akan sangat ditentukan oleh arah pemotongan giginya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penmasangan roda gigi antara lain :

27

a) Telitilah pengunci gerakan plat pembagi b) Teliti dan pastikan putaran benda kerja dan dan meja pada arah yang benar c) Yakinkan bahwa roda gigi terpasang dengan benar dan berputar dengan bebas serta tidak terkunci

d. Pemasangan Benda Kerja Dalam pengefraisan roda gigi miring, pencekaman benda kerja dapat dilakukan dengan menjepit benda kerja menggunakan mandrel diantara dua senter kepala pembagi dan kepala lepas yang dilengkapi dengan pelat pembawa, dapat pula dilakukan dengan cara benda kerja dijepit dengan cekam rahang tiga yang dipasang pada poros kepala pembagi dengan didudkung senetr maupun tanpa didukung senter. Penting artinya untuk memastikan bahwa benda kerja terpasang dengan mantap pada mandrel dan mampu menahan gerakan benda dibawah tekanan yang dihasilkan dari proses pemotongan.

e. Setting Kesenteran Pisau terhadap Benda Kerja Langkah terpenting sebelum mengatur kedudukan meja mesin adalah menempatkan pahat sesumbu dengan benda kerja.

f. Setting Meja Mesin Meja mesin harus diatur sebesar sudut miring yang akan dipotong. 1. Untuk roda gigi miring kanan: putar ujung kanan meja mendekati kolom 2. Untuk roda gigi miring kiri, putar ujung kiri meja mendekati kolom

28

g. Setting Kedalaman Potong Perhitungan kedalaman pemotongan pada pengefraisan roda gigi miring sam dengan kedalaman pemotongan pada roda gigi lurus Kedalaman pemotongan = 2,25 x m

h. Pemotongan Gigi Prinsip kerja pemotongan roda gigi miring dapat diilustrasikan dalam gambar berikut :

Gambar 3.9 Prinsip Pembuatan Roda Gigi miring

Benda kerja membuat gerakan putar sekeliling sumbunya (anak panah 1). Benda kerja memperoleh gerakan putar ini dari poros pembag (poros roda) dari kepala pembagi. Poros pembaginya digerakkan oleh sekerup penghantar dari meja frais dengan perantaraan roda-roda tukar Meja frais yang diputar meliputi sudut miring atau sudut penyetelan melakukan gerakan ingsutan yang lamban (anak panah 2). Setelah satu putaran penuh, benda kerja harus sudah bergeser menurut arah panjangnya sepanjang jarak yang sama dengan kisar pw dari garis sekerupnya. Pisau frais yang dipasang pada poros frais melakukan

29

gerakan utama penyayatan yang berlawanan (anak panah 3) Alur-alur berbentuk sekerup biasanya difrais dengan pisau pisau frais piringan (kepingan). Frais-frais ini harus serong pada kedua sisinya untuk mencegah terjadinya penyayatan susulan. Bila langkah sekerupnya harus difrais dengan frais jari, maka tidak terdapat penyayatan susulan. Pemakaian frais jari sering tidak mungkin, masih mempunyai keuntungan juga bahwa meja fraisnya btidak perlu dirubah.

Gambar 3.10 Urutan Kerja Pembuatan Roda Gigi miring

Gambar 3.11 Posisi Penyayatan Pembuatan Roda Gigi miring 30

Sudut miring benda kerja merupakan sudut penyetelan juga untuk meja frais. Selanjutnya untuk mencari roda-roda tukar dapat digunakan rumus.

Uw =
Uw Pl Pw: zPG zDG : Perbandingan roda gigi dari roda-roda tukar : Kisar benda kerja dalam mm : Kisar sekerup penghantar dari meja frais : hasil jumlah gigi dari roda-roda tukar penggerak : hasil kali jumlah gigi dari roda-roda tukar yang digerakkan

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemotongan roda gigi miring antara lain : a) Kecepatan pemakanan lebih rendah daripada kecepatan

pemotongan roda gigi nlurus b) Putaran pisau diatur sesuai dengan jenis bahan yang akan di frais dan bahan pisau frais c) Pemakanan seharusnya dilakukan secara otomatis.

31

3.4.3

Batang Gear (Rack Gear) Batang gear berfungsi untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya. Batang gear umumnya berpasangan dengan roda gigi (pinion). Roda gigi Rack dan Pinion berupa pasangan antara batang gigi dan pinion

Pinion

Rack gear

Gambar 3.12 Roda gigi Rack dan Pinion

Langkah-langkah pembuatan roda rack akan meliputi: 1. Penyiapan benda kerja termasuk penentuan dimensi 2. Pemasangan Benda kerja 3. Pemilihan, pemasangan dan setting pisau frais 4. Penentuan pitch dan kedalaman pemotongan 5. Pemotongan

1. Penyiapan Benda kerja Pengefraisan roda gigi lurus dilakukan pada benda kerja dengan bentuk persegi. Proses pembuatan roda gigi merupakan kelanjutan dari pekerjaan frais terutama daklam menbuat bahan dasarnya (blank). Oleh karena itu diperlukan langkah cermat dalam menyiapkan bahasn dasar melalui

32

proses frais Dalam proses pembuatan bahan awal rack, factor penting yang haris diperhatikan adalah kelrataan, kelurusan dan ketegaklurusan

masingmasing bidang . Ukuran bahan awal dari roda gigi rack sangat tergantung dari fungsi dan kegunaannya, sehingga dimungkinkan vareasi yang amat banyak. Untuk pembuatan roda gigi rack dapat digunakan mesin frai horizontal, maupun universal. Mesin tersebut harus dilengkapi dengan beberapa kelengkapan antara lain : Pisau frais dengan modul yang sama dengan modul giginya Alat-alat penjepit, klem dan alat-alat pembawa Alat-alat ukur, jangka sorong, jangka bengkok, penyiku dan lainnya Blok gores dan semacamnya

2. Pemasangan Benda Kerja Dalam pengefraisan gigi rack, pencekaman benda kerja dapat dilakukan dengan menjepit benda kerja pada ragum, menggunakan fixture dan dapat pula diklem langsung di meja mesin. Pada pencekaman dengan ragum, benda kerja dicekam melintang sebessar 900 terhadap meja. Sedangkan untuk pengefraisan dalam jumlah banyak dapat dilakukan dengan menggunakan fixture guna mengurangi waktu setting. Pencekaman dengan klem dapat dilakukan dnegan dua klem yang didikatkan pada alur T meja mesin frais.

Gambar 3.13 Pemasangan Benda Kerja dalam Pengefraisan Rack 33

3. Pemilihan, Pemasangan dan pensetingan pisau frais

Dalam pemilihan, pemasangan dan pensetingan pisau pada pengefraisan rack pada dasarnya sama dengan pemilihan, pemasangan maupun pensetingan pisau pada pengefraisan roda gigi lurus.

4. Penentuan Kedalaman Pemotongan Kedalaman pemotongan harus ditentukan dan merupakan bahan pertimbangan dalam menseting pisau frais. Pada umunya kedalaman pemotongan untuk system modul dan Diametral pitch dapat dihitung sebagi berikut :

Kedalaman pemotongan = 2,25 x modul Sedangkan untuk system diametral pitch : Kedalaman pemotongan

Cara menyeting kedalaman pemotongan : Gerakkan meja hingga benda kerja yang telah dicekam pada Tempat yang akan disayat berada pada posisis tengah bawah pisau. Tempelkan kertas tipis yang telah dibasahi pada permukaan benda Kerja Hidupkan mesin hingga pisau frais berputar dan siap menyayat Dekatkan benda kerja menuju pisau frais hingga menyentuh kertas tipis. Bila pisau telah menyentuh kertas tipis, hentikan mesin dan setinglah ukuran pada angka nol

34

Bebaskan benda kerja dengan menggerakkan lurus dan naikkan sesuai jedalaman yang disyaratkan Lakukan pemakanan hingga tercapai kedalaman yang ditentukan dan jumlah gigi yang ditentukan

5. Pemotongan Gigi Setelah pemasangan benda kerja, pengecekan kelurusan pahat, penentuan speed dan feed, setting dalam pemotoingan, siap maka langkah selanjutnya adalah operasional pemotongan a. sayatlah gigi pertama dengan poemakanan otomatis dan aturlah langkah meja sehingga akan berhenti apabila pahat telah sdsmapi di ujung benda kerja b. Setelah satu kali penyayatan telitilah ketepatan profil maupun ketepatan nukuran agar dapat dilakukan perbaikan bila masih kurang c. Lakukan pemakana npada gigi ke tiga dan selanjutnya hingga selesai. Pitch pada pengefraisan rack pada dasarnya sama dengan pitch pada penegfraisan rooda gigi lurus. Pitch dapat dihitung dengan rumusan berikut:

Pitch = M x N mm

35

3.5 PERHITUNGAN BERDASARKAN CONTOH SOAL

3.5.1

Dimensi Dan Pembuatannya

1. Roda Gigi Payung (Bevel Gear) Contoh soal 1 : Dik : Z1 = 20 Z2 = 60 Mi = 2 Me = 3 = 900 I = 40 : 1 Sudut tekanan = 20 Material : Mild Steel

Yang Dicari Sudut Konis

Perhitungan Z1 = = 160 42

Perhitungan Z2 = = 710 34 Z2 lim = 6 (Sesuai table)

Jumlah

Gigi

Paling Z1 lim = 13 (Sesuai table)

Sedikit Bila = 200

tengah dalam

dI1 = Z1 x Mi = 20 x 2 = 40 mm

dI2 = Z2 x Mi = 60 x 2 =120 mm d2 = Z2 x Me = 60 x 3 = 180 mm

tengah luar

d1 = Z1 x Me = 20 x 3 = 60 mm

Lebar Gigi

b=

= 35,71

b = = 35,71

36

kepala luar

da1= di1+2 (b. mi.cos

da2 = di2 = 120. 2(b. mi.cos + = 35,7 x

= 4 0 + 2(35,71 x 0,28 + 2 x 0,957) = 63,6 mm

0,94 + 2 x 0,31 = 188,24 mm

Pemutran enkol Pemutaran Pertama Putaran Engkol Kereksi 1 dan 2

nc1 =

=2

Nc2 =

= 2/3

Nc2 = nc3 = 1/2

Nc2 = nc3

= 1/4 Tinggi gigi Jumlah Gigi Ideal Zv1 = h1 = h2 = 2,2 x mi = 2,2 x 2 = 4 Zv2 =

Contoh soal 2 : Hitunglah data dari pasangan roda gigi luar nol miring ini ; z1 = 17, z2 = 81, mn = 4 mm, c = 0.25 mn , an = 20, dan b = 25 ? Penyelesaian ; tan at = tan an / cos b = tan 20 / tan 25 = 21,88 d1 = ( z1 . mn ) / cos b = ( 17 . 4 ) / Cos 25 = 75,03 mm d2 = ( z2 . mn ) / cos b = ( 81 . 4 ) / Cos 25 = 357,5 mm hf = ha + c = 4 + 0,25 . 4 = 5 mm da1 = d1 + 2 ha = 75,03 + 2 . 4 = 83,03 mm da2 = d2 + 2 ha = 357,5 + 2 . 4 = 365,5 mm df1 = d1 - 2 hf = 75,03 - 2 . 5 = 65,03 mm

37

df2 = d2 - 2 hf = 357,5 - 2 . 5 = 347,5 mm db1 = d1 . cos at = 75,03 . cos 21,88 = 69,63 mm db2 = d2 . cos at = 357,5 . cos 21,88 = 331,75 mm sin bb = sin b cos an = sin 25cos 20 = 23,4 zn1 = z1 / ( cos2 bb cos b ) = 17 / ( cos2 23,4cos 25 ) = 22,3 zn2 = z2 / ( cos2 bb cos b ) = 81 / ( cos2 23,4cos 25 ) = 106,1 ad = mn ( z1 + z2 ) / ( 2 cos b ) = 4 ( 17 + 81 ) / ( 2 cos 25 ) = 216,26 mm

2. Roda Miring (Helikal Gear)

Contoh Soal 1 : Dik :

m = 3.5 Pt = 4 i = 40 nk = 21 =

R =

= =

38

= =
=

=
= Z1 = 72 Z3 = 80 Z2 = 25 Z4 = 44

KOREKSI

= pw 10,996 = m x 10,996 = 10,9955 10,996 = 0,0008 / gigi yang di buat

39

3. Batang Gigi ( Rack Gear)

Contoh Soal 1 : Dik : m=2 Pt = 6 i = 40 nk = 10

=
R =

= = = =
= = Z1 = 64 Z3 = 72 Z2 = 25 Z4 = 44

40

KOREKSI

= pw 10,996 = m x 10,996 = 10,9975 10,996 = 0,0009 / gigi yang di buat

41

3.5.2

Estimasi Biaya Dan Waktu Proses

a. Material Standar

No

Material

Dimensi

Jumlah

Stock Code

Harga Satuan $855 $90 $85,5

Harga

1 2

Round Bar Plat steal

3 x 10 120 x 30
TOTAL

3 ea 1 ea

x xx

$256.5 $90 $346.5

Tabel 3.6 Material standar

b. Perlengkapan Kerja Dan Safety

No

Material

Dimensi

Jumlah

Stock Code

Harga Satuan

Harga

1.

Peralatan Safety - pakaian kerja - sepatu safety -kacamata 5 ea 5 ea 5 ea $60 $70 $10 $300 $350 $50

Perlengkapan lain - dromus -oli -kuas


TOTAL

$20 $20 $5 $185

$20 $20 $5 $745

Tabel 3.7 Perlengkapan kerja dan safety

42

c. Biaya Proses Pengerjaan Proses Bubut Milling Waktu ( jam) 12 18 Overhead (10%) Total Biaya Biaya/jam $0,75 $0,75 Biaya Proses $90 $120
$12

$222

Tabel 3.8 Biaya proses pengerjaan

d. Proses Turning No Proses L mm b.k Vc (mm/min) Feeding (mm/put ) 1 2 Facing Bubut 35 50 50 40 35 22,5 22,5 0,08 0,08 Kedalaman Pemotongan (mm) 0,2 O,2 Banyaknya Proses (kali) 5 2 180 180 Waktu (mnt)

(mm)

TOTAL
Tabel 3.9 Proses Turning

360

Waktu total bubut = operation Time (TOP)+Inter operation plan

43

e. Proses Frais

No

Proses

cutter

Vc

Feeding

Kedalaman pemotongan

Banyaknya proses 12 kali

Waktu

Milling b.k

10 mm

6 mm

22,5

0,08

2 mm

150 mnt

Milling roda gigi 10 mm TOTAL 6 mm 22,5 0,08 2 mm 8 kali 120 mnt 270

Tabel 3.10 Proses Frais

f. Pakan Per Gigi

Bahan Cocos MD. HD Cocos n. LD

Feed per gigi 0,05-0,1 0,15-0,5

Tabel 3.11 Pakan Per Gigi

44

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan penyusunan laporan ini dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan rack gear, helical gear dan bevel gear,seorang pekerja harus terlebih dahulu mengetahui peralatan apa saja yang digunakan serta proses-proses apa saja yang harus dilakukan agar dalam pembuatannya, tidak terdapat kesalahan. Adapun hambatan yang sering dihadapi dalam pembuatan rack gear, helical gear, dan bevel gear ini adalah pada proses pembuatan sudut-sudut gigi-giginya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui dan memahami bagaimana caranya agar sudut gigi yang akan dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Hambatan lainnya yang sering dihadapi adalah patah atau rompalnya alat potong yang digunakan akibat perputaran alat potong yang searah dengan arah datangnya bakal batang gigi dan roda gigi padahal seharusnya berlawanan arah. Namun,di samping itu semua,ada hal yang paling penting pada proses pembuatan batang gigi dan roda gigi yaitu keselamatan kerja dari. Hal ini tidak boleh diabaikan karena akan berakibat fatal seperti kematian baik bagi operator maupun bagi orang-orang yang berada di sekitar area kerja operator. Oleh karena itu, utamakanlah keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan setiap pekerjaan.

45

4.2 Saran Dalam melakukan pembuatan rack gear, helical gear dan bevel gear ada beberapa hal yang harus diperhatikan,antara lain : 1. Apabila Anda kurang paham tentang proses yang akan Anda lakukan, sebaiknya tanyakan langsung kepada orang-orang yang lebih paham khususnya pengawas yang bertanggung jawab. 2. Gunakanlah Alat Pelindung Diri (APD) yang dianjurkan untuk menghindari terjadinya eksiden pada diri Anda. 3. Jangan bekerja dalam Kondisi Tidak Aman (KTA) seperti area kerja yang tidak aman akibat adanya genangan air atau oli dan benda-benda lain yang dapat menyebabkan Anda terjatuh serta jangan melakukan proses pembuatan ini apabila Anda sedang dalam kondisi kurang sehat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 4. Jangan melakukan Tindakan Tidak Aman (TTA) seperti menggunakan alat tidak sesuai fungsinya atau melakukan tindakan lain yang sudah Anda ketahui mempunyai potensi bahaya.

46

DAFTAR PUSTAKA

ISTC. Kerja Frais Teori.1991.Bandung Rachman, Abdul. (1984) Penambatan Frais. Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara Bm. Surbakty dan Kasman Barus (1984) Petunjuk Kerja Frais. Madiun: CV Sinar Harapan Madiun Chapman WAJ, (1979) Workshop Technology Part 2. London: Butler & Tunner Ltd. Eko Marsyahyo, ( 2003) Mesin Perkakas Pemotongan Logam. Malang: Bayumedia Wikipedia, http://www.wikipedia.org/ ConvertAll, http://www.bellz.org/convertall/

47

LAMPIRAN

A. Gambar Kerja

Gambar A.1 Gambar Kerja Roda Gigi Payung

48

Gambar A.2 Gambar Kerja Roda Gigi Miring (Heliks Gear)

49

Gambar A.3 Gambar Kerja Batang Gear (Rack Gear)

50

B. Tabel dan data penunjang lainnya

Urutan Nomer Pisau Frais Gigi Involut

Tabel B.1 Urutan Nomer Pisau Frais Gigi Involut

51

Tebal Beram per Gigi untuk Beberapa Tipe Pisau Frais dan Benda Kerja yang Dikerjakan (Satuan dalam Inchi)

Tabel B.2 Tebal Beram per Gigi untuk Beberapa Tipe Pisau Frais dan Benda Kerja

Kecepatan Potong untuk Proses Frais untuk Pasangan Benda Kerja dan Pisau HSS

Tabel B.3 Kecepatan Potong untuk Proses Frais

52

Spesifikasi Standar Roda Gigi

Tabel B.4 Spesifikasi Standar Roda Gigi

53

C. Gambar Penggunaan Roda Gigi o Roda Gigi Payung (Bevel Gear)

Gambar C.1 Roda Gigi Payung (Bevel Gear)

54

o Roda Gigi Miring (Heliks Gear)

Gambar C.2 Roda Gigi Miring (Heliks Gear)

55

o Batang Gear (Rack Gear)

Gambar C.3 Batang Gear (Rack Gear)

56

You might also like