You are on page 1of 51

BAB II KOMPOSISI DAN BAHASA PENULISAN ILMIAH 1. FUNGSI KOMPOSISI.

Komposisi berasal dari bahasa Inggris "to compose" yang artinya menyusun suatu karya seni yang baik dan teratur. Ada banyak macam komposisi yaitu diantaranya komposisi tarian, komposisi lagu, dan komposisi tulis. Dalam uraian ini dan selanjutnya yang disebut komposisi artinya komposisi tulis. Komposisi (tulis) artinya untaian kata dan kalimat yang teratur dan membentuk suatu cerita. Melakukan komposisi pada suatu tulisan artinya mengatur kata-kata dan kalimat-kalimat dalam tulisan tersebut sehingga membentuk suatu uraian yang jelas. Komposisi yang baik memudahkan orang untuk membaca dan mengerti isi dari sebuah tulisan dalam waktu yang relatif singkat. Pembaca dapat dengan mudah mengikuti jalan pikiran dan maksud dari penulis karena tulisan telah tersusun dalam kronologis penjabaran yang teratur dan dengan bahasa yang mudah dipahami. 2. KERANGKA KOMPOSISI TULISAN ILMIAH Kerangka komposisi untuk tulisan ilmiah umumnya dapat digambarkan seperti pada Gambar 1. Kerangka komposisi itu dimulai dengan bab-bab yang biasanya tercantum dalam Daftar isi. Bab-bab tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa alinea atau paragraf, dan akhirnya setiap alinea berisi kalimat-kalimat. Untuk membuat komposisi tulis yang baik, penulis harus lebih dahulu mulai dari membuat kerangka komposisi. Penulisan kalimat-kalimat adalah yang paling terakhir dan hanya untuik mengisi kerangka yang sudah ada. Jadi bukan terbalik, kalimat-kalimatnya dulu yang ditulis barulah dipikirkan kerangkanya. Pemikiran tentang kerangka tersebut juga harus dilakukan sampai pada pemilihan sub-sub babnya dan alinea-alineanya sedemikian rupa sehingga penulisan yang sebenarnya, menulis kalimat-kalimat, hanya untuk mengisi saja ruang-ruang kotak yang telah disediakan. Bila pekerjaan komposisi ilmiah tersebut dibagi menjadi beberapa tahapan, maka dapat dijabarkan 2 tahapan pokok dari komposisi. Tahap 1 komposisi adalah tahap penyusunan Daftar Isi sampai pada penentuan sub-sub bab. Tahap ini umumnya relatip mudah. Penentuan sub-sub bab untuk masing-masing bab pun biasanya tidak sukar untuk dilakukan. Oleh sebab itu, komposisi Tahap I ini tidak akan diulas lebih jauh lagi. Yang agak sukar dan menjadi problema bagi banyak penulis adalah komposisi Tahap II. Tahap II komposisi adalah penulisan isi dari masing-masing sub-sub yang berupa alinea-alinea dan kalimat-kalimat. Yang hendak diulas disini ialah cara membuat dan mengatur paragraf/alinea sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu cerita ilmiah yang baik. Selain itu juga perlu diuraikan bagaimana membuat kalimat dan menyusun kata-kata sehingga mudah dimengerti dan tidak membingungkan.

REPORT ILMIAH Tahap 1 komposisi Kerangka report yang bentuknya sesuai dengan Daftar Isi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab.. .... Bab..

Sub bab Tahap II Komposisi Alinea Kalimat

Sub bab

Sub bab

Sub bab

Alinea Kalimat

Alinea Kalimat

Alinea Kalimat Kalimat

Gambar 1. Kerangka karya tulis (report) ilmiah. Pengorganisasian untuk menulis suatu karangan (essay) diberikan pada Gambar 2. Dimana terlihat bahwa essay atau suatu karangan terdiri dari susunan alinea/paragraph.

3 3 . PEMBENTUKAN PARAGRAF/ALINEA TULISAN

Apa itu paragrap/alinea ?. Paragrap adalah kumpulan kalimat yang membentuk sebuah ide utama. Ide utama ini biasanya ditemui pada kalimat pertama dan disebut topik kalimat. Kalimat topik ini akan menjadi fokus dari paragrap itu. Kalimat selanjutnya merupakan kalimat pengembangan dari ide utama. Sering sekali kalimat terakhir berlaku sebagai kesimpulan dan penekanan dari ide utama. Format dari sebuah paragrap terlihat sebagai berikut: Kalimat topik: Kalimat ini dapat berupa pertanyaan atau sebuah pernyataan (statement). Kalimat pendukung: Pendukung dari kalimat topik dapat berupa contoh, fakta, detail, statistik, penjelasan, difinisi, perbandingan, contrast, sebab akibat, hasil, atau kombinasi dari semua hal diatas. Kalimat simpulan: Kalimat ini dapat berupa pernyataan atau pertanyaan dan berfungsi sebagai drive home atau kembali ke ide utama dari paragrap. Kalimat Topik Kalimat topik berlaku sebagai pendahuluan dari paragrap. Kalimat ini memberikan sebuah topik dan biasanya merupakan fokus titik pandang dari mana paragrap itu akan dikembangkan. Contoh: Komputer kecil memberikan keuntungan yang sangat besar. Topik: Komputer kecil Fokus: Keuntungan Komputer menimbulkan kerisauan tentang pekerjaan di banyak negara industri. Topik: Komputer Fokus: Kerisauan pekerjaan Perhatikan dan baca baik-baik kalimat topik dibawah: 1. Banyak cara berkomunikasi yang tidak memakai bahasa sebagai pengantar. Topik: Cara berkomunikasi Fokus: 2. Dapat dikategorikan tiga macam pemilik buku. Topik: Fokus:

4 3. A) Rumah makan Wardani dan Warung Satria adalah dua buah rumah makan di kota Denpasar; keduanya mirip dalam beberapa hal. Topik: Dua ruma makan, Wardani dan Satria Fokus: b) Dalam banyak hal kedua rumah makan tersebut berbeda Topik: Dua rumah makan, Wardani dan Satria Fokus: 4. A) Anorexia nervosa adalah penyakit emosional dimana penderitanya tidak ingin makan Topik: B) Apa penyebab anorexia ? Topik: anorexia Fokus: penyebab Pengorganisation paragrap 1. Generalisation di bantu dengan contoh Banyak cara berkomunikasi tanpa memakai bahasa sebagai pengantar. Menangis sebagai suatu isyarat dari kesedihan merupakan bentuk komunikasi. Atau forum muka yang amburadul juga mengisyaratkan suatu makna tanpa memerlukan suatu bahasa. Gerakan tubuh juga merupakan suatu bentuk komunikasi yang sangat bergantung pada kebiasaan pada suatu daerah. Anggukan kepala berarti ya bagi sebagaian orang di dunia, tetapi satu anggukan kepala bagi orang Timur Tengah berarti tidak. Tegasnya, terdapat banyak cara untuk menyampaikan pesan, salah satunya adalah bahasa, tetapi yang paling utama adalah bisa berkomunikasi. Apakah contoh komunikasi yang tidak memakai bahasa pada paragrap diatas ?. 2. Enumeration Perilaku pemilik buku dapat dikategorikan tiga macam. Pertama, mereka yang mempunyai semua judul buku termasuk buku best seller, tetapi tidak pernah dibaca, tidak disentuh. (mereka ini termasuk kategori mempunyai koleksi kertas dan tinta, bukan buku). Kedua, mereka yang mempunyai banyak buku, beberapa diantaranya dibaca, tetapi kebanyakan hanya terpajang di rak buku, tersusun rapi dan sangat mengkilap masih seperti pertama kali dibeli. (mereka ini masuk kategori yang ingin membuat buku sendiri, tetapi salah mengartikan bahwa yang disukai hanya penampilan luar bukunya saja). Ketiga, mereka yang mempunyai sedikit buku, semuanya lusuh, jilidannya terlepas karena sering dibaca, berisi banyak coretan dan catatan dari halaman pertama sampai akhir. (mereka ini masuk kategori pemilik buku). 3. Perbandingan/persamaan

5 Rumah makan Wardani dan Warung satria keduanya sanat digemari oleh pengunjung; keduanya mempunyai persamaan dalam beberapa hal. Keduanya terletak di kota, keduanya menempati gedung yang bersih dengan taman yang asri dan keduanya mempunyai menu ayam, sayur dan makanan lain bumbu Bali. 3b. Perbandingan/perbedaan Dalam beberapa hal lain kedua rumah makan tersebut sangat berbeda. Warung Wardani lebih banyak disukai kaum berpunya, dimana hidangannya cendrung lebih lengkap dan dengan harga yang sedikit lebih mahal. Warung Satria sebaliknya lebih disukai oleh kaula lainnya karena hidangannya lebih ringan dan dengan harga yang lebih murah. Kedua rumah makan tersebut sangat menyenangkan; dan perlu dicoba. 4a. Description/penjelasan SARS adalah penyakit pernafasan akut atau Severe Acute Respiratory Syndrome yang disebabkan oleh virus. Penyebaran dari virus SARS ini dapat terjadi melalui sentuhan, udara dan pada akhirnya lewat pernafasan. Orang yang terinfeksi virus SARS akan mengalami demam yang tinggi dan sesak nafas yang sampai menyebabkan kematian. Sampai sejauh ini anti virus SARS belum ditemukan. 4b. Cause/Result Apa penyebab wabah SARS ?. Terdapat banyak cara yang menyebabkan SARS mewabah keseluruh dunia. Bersentuhan dengan orang yang terinfeksi virus SARS dapat menularkan penyakit tersebut. Bepergian dari satu tempat ketempat lain terutama kedaerah yang sudah terjangkit virus SARS dapat memyebarkan penyakit tersebut ke daerah lain. Kondisi atau daya tahan tubuh juga mempunyai andil yang besar dalam menolak atau terjangkit virus SARS. Penularan yang paling utama dari wabah SARS ini adalah melalui pernafasan. Kalimat Kesimpulan Paragrap tunggal sangat efektif apabila ada kalimat akhir sebagai penekanan dari ide utama dari paragrap itu. Tidak semua paragrap mempunyai kalimat simpulan. Alasannya adalah bahwa pada tulisan yang panjang satu paragrap akan bersambungan dengan paragrap berikutnya dan kesimpulan akan dibuat pada paragrap terakhir. Ada beberapa cara berbeda untuk menyimpulakn suatu paragrap. Satu cara adalah mengulangi kalimat topik, tetapi jangan memakai kalimat atau kata yang sama. Melakukan reformasi ulang pada kalimat topik atau nyatakan kalimat topik sebagai suatu pertanyaan kalau mungkin.

6 Kalimat topik Kalimat Simpulan Matematika sangat sulit dipelajari. Reformulasi: Saya berharap mengatasi kesulitan itu. dapat

Pertanyaan: Anda dapat melihat sekarang mengapa matematika sangat sulit dipelajari ?. Cara lain untuk menyimpulkan suatu paragrap adalah menyimpulkan isi paragrap dengan satu kalimat. Kata sambung yang bisa dipakai adalah: ringkasnya, dapat disimpulkan bahwa, oleh karena itu dan sebagainya akan sangat membantu. Kalimat topik Kalimat Kesimpulan Dapatkah kita belajar sesuatu dari TV ? Ringkasnya, TV dapat memberi pelajaran yang bagus asal kita pandai memilih program yang berguna.

Dalam beberpa hal kalimat akhir (simpulan) dapat berupa rekomendasi, atau saran. Dibawah ini adalah kumpulan kalimat yang membentuk suatu paragrap. Paragrap ini memerlukan kalimat topik dan kalimat kesimpulan. Tuliskan kalimat topik dan kesimpulan tersebut. 1. (Kalimat topik) Sebagai contoh, geographi sangat diperlukan untuk mengerti ilmu ekonomi karena sumber alam dan transportasinya mempengaruhi produksi dan distribusi dari barang. Perkembangan dalam teknologi juga mempengaruhi ekonomi. Psikologi juga berhubungan dengan ekonomi karena dapat membantu ahli ekonomi mengerti tentang mengapa orang menginginkan suatu produk dan tidak produk lain. Karena diperlukan dalam menghitung nilai rata-rata dan kecendrungan, maka matematika juga sangat mempengaruhi ilmu ekonomi. Pada akhirnya, bahasa dan metode penulisan juga berguna untuk memperlancar perdagangan. (Kalimat kesimpulan).. 1. 2. Posisi dari kalimat Topik

7 Kalimat topik dapat ditaruh pada kalimat pertama atau kalimat terakhir dari suatu paragrap. Pada sandwich style kalimat topik dapat ditaruh diawal dan terakhir. Hurricane Hurricane, disebut juga cyclon, mempunyai tenaga yang amat besar. Angin ribut ini mempunyai diameter seratus mile, dan kecepatannya bergerak dapat mencapai tujuh puluh lima mil per jam atau lebih. Lebih lanjut, angin ribut dan hujan lebat yang mengikutinya dapat merusak suatu kota dalam beberapa jam. Energi yang dikeluarkan oleh hurricane dalam satu hari dapat melebihi total energi yang dikonsumsi manusia diseluruh dunia dalam satu tahun. Terkenal Putus Sekolah Albert Einstain, satu dari orang dunia yang sangat genius, gagal lulus dalam test masuk universitas pada kesempatan pertama. William Faulkner, satu dari penulis terkenal dari Amerika, tidak pernah lulus akademi karena dia tidak pernah lulus ujian bahasa Inggris. Sir Winston Churchill, yang dikenal sebagai satu master bahasa Inggris, pernah mendapatkan tutorial khusus disekolah. Contoh kecil ini memberikan bukti bahwa gagal di sekolah tidak selalu identik dengan gagal dalam hidup Sinonim Sinonim, adalah kata yang mempunyai arti basik yang sama, tetapi tidak selalu mempunyai arti emosional yang sama pula. Sebagai contoh, kata pelit dan hemat keduanya mengandung arti hati-hati dalam membelanjakan uang. Akan tetapi mengatakan seseorang pelit sangatlah ketus, sementara kata hemat mempunyai konotasi yang lebih positif. Sama halnya, seseorang menginginkan langsing tetapi tidak kurus atau "kerja keras tetapi tidak ngotot. Oleh karena itu memilih persamaan kata haruslah berhati-hati, karena tidak selalu mempunyai penekanan arti yang sama. Format dalam menulis paragrap comparison dan contrast Format penulisan paragrap comparison dan contrat ada dua yaitu: 1. Point by point organisation Kalimat topik: tulislah topik kalimat yang akan dibandingkan Kalimat bantu: Point I 2 Subjek 1 Subjek

8 Point II Subjek 1 Subjek 2

2. Block organisation Kalimat Topik: seperti diatas Kalimat bantu: Point II Point III Point I Point II Point III Perhatikan paragrap di bawah dan tentukan cara organisasi penulisannya. Kedua daerah pariwisata ini mempunyai panorama pantai yang indah dan jaraknya hampir sama dari kota Denpasar, tetapi keduanya mempunyai perbedaan yang sangat besar. Sebagai contoh Kuta terletak dipantai barat dan karenanya mempunyai sun set yang sangat indah. Sanur dilain pihat terletak di pantai timur karenanya mempunyai sun rise yang sangat mengesankan. Karena ombaknya cukup besar maka Kuta digemari untuk olah raga surfing. Sedangkan sanur hanya digemari untuk berenang dan bermain kano. Kuta mempunyai lebih banyak variasi hotel mulai dari kelas yang paling murah sampai kelas yang paling mahal. Sedangkan sanur rata-rata mempunyai kelas hotel sedang sampai mahal. Walaupun Sanur mempunyai banyak restaurant dan tempat hiburan, tetapi Kuta mempunyai lebih banyak pilihan hiburan dari yang murah sampai yang mahal. Karena alasan ini, saya menyarankan untuk memilih Kuta sebagai tempat berlibur dan santai. Jelaskan cara pengorganisasian paragrap diatas Pagi ini sudah dilakukan pengecekan dari kedua Hotel yaitu Hotel Mimpi dan Hotel Asri menyangkut tentang kondisi hotel, tarip per malam, fasilitas dan sebagainya. Kedua Hotel ini sangat berbeda dalam banyak hal. Hotel Mimpi adalah hotel baru dan karenanya bersih dan kondisinya sangat bagus. Taripnya adalah Rp. 300.000,Subjek 2 Point I Subjek 1

9 per malam. Fasilitas yang tersedia adalah kolam renang, sauna, ruang pesta, laundry, dan lapangan golf dan tennis. Sedangkan Hotel Asri merupakan hotel lama dan dibangun sepuluh tahun yang lalu. Kernanya kondisinya sedikit menurun walaupun sangat bersih. Tarip per malamnya lebih murah dari hotel Mimpi yaitu Rp. 200.000 dibanding Rp. 300.000. Fasilitas yang tersedia di Hotel Asri lebih sedikit yaitu hanya tersedia laundry dan ruang pesta. Saya percaya kedua hotel sangat cocok untuk mahasiswa kita; pemilihan dari keduanya hanya perlu memikirkan budget yang tersedia. Jelaskan cara pengorganisasian paragrap diatas ESSAY Essay adalah tulisan dari beberapa paragrap. Ditulis berdasarkan satu topik sebagaimana halnya paragrap. Tetapi topik sebuah essay terlalu panjang dan terlalu rumit kalau ditulis dalam hanya satu paragrap. Karena itu topik sebuah essay dibagi menjadi beberpa paragrap, satu topik untuk satu paragrap. Selanjutnya setiap paragrap dibuat saling menyambung dengan memberikan pendahuluan dan kesimpulan. PARAGRAP ESSAY Paragrap Pendahuluan Pernyataan Umum

Topik Pendukung Topik kaliamat Kalimat Pendukung Kalimat Simpulan Body Paragrap Topik Pendukung Topik Pendukung Paragrap Simpulan Gambar 2 Organisasi penulisan essay Kalimat Simpulan (Pikiran Akhir)

10 Menulis sebuah essay tidak terlalu sulit kalau sudah menguasai bagaimana teknik menulisa sebuah paragrap. Tekniknya hampir sama hanya essay jauh lebih panang. Sebuah essay mempunyai komponen: 1. Paragrap pendahuluan 2. Body paragrap (dua atau lebih paragrap) 3. Paragrap kesimpulan Paragrap Pendahuluan Paragrap pendahuluan umumnya mengandung: 1. Pengenalan topik dari essay 2. Memberikan latarbelakang umum dari topik 3. Menerangkan overall plan dari essay 4. Sebaiknya merangsang pembaca untuk banyak/memperlihatkan hal-hal yang istimewa. Lebih ringkas lagi Paragrap pendahuluan meliputi: 1. Pernyataan Umum meliputi: a. Pengenalan topik dari essay b. Memberikan latarbelakang umum dari topik 2. Pernyataan thesis meliputi: a. main topik b. daftar sub-bagian dari topik yang akan dibahas pada body paragrap c. methode pengorganisation dari tulisan: kronologis, tingkat kepentingan d. kalimat terakhir pada paragrap pendahuluan Contoh paragrap pendahuluan dari sebuah essay Seseorang yang lahir di abad ke dua puluh satu menemui banyak sekali perubahan dalam semua bidang kehidupan manusia. Sebagian orang sangat terkesan dengan tantangan perubahan yang terjadi; sementara sisanya ingin kembali ke kehidupan sederhana seperti dimasa lalu. Hidup di abad ke dua puluh satu mempunyai beberapa keuntungan seperti standard kehidupan yang lebih tinggi, tetapi juga mempunyai banyak kerugian seperti lingkungan yang terpolusi, hubungan kekerabatan yang semakin menipis dan melemahnya nilai spiritual. Body Paragrap Body mempunyai satu atau lebih paragrap. Setiap paragrap berkembang sesuai dengan banyaknya sub-bagian dari topik essay, sehingga banyaknya paragrap tergantung dari banyaknya sub-bagian ini. Paragrap body adalah membantu pengembangan tulisan. Lebih lanjut, ide yang terkandung didalam paragrap ini disusun secara kronologis atau berdasarkan kepada tingkat kepentingannya. Paragrap Kesimpulan Paragrap kesimpulan umumnya mengandung:

membaca

lebih

11 1. Simpulan dari point utama 2. Pernyataan ulang dari thesis dengan kata-kata yang berbeda 3. Komentar terakhir dari permasalahan. Contoh essay: Pendahuluan: Paragrap I Seseorang yang lahir di abad ke dua puluh satu menemui banyak sekali perubahan dalam semua bidang kehidupan manusia. Sebagian orang sangat terkesan dengan tantangan perubahan yang terjadi; sementara sisanya ingin kembali ke kehidupan sederhana seperti dimasa lalu. Hidup di abad ke dua puluh satu mempunyai beberapa keuntungan seperti standard kehidupan yang lebih tinggi, tetapi juga mempunyai banyak kerugian seperti lingkungan yang terpolusi, hubungan kekerabatan yang semakin menipis dan melemahnya nilai spiritual. Body: Paragrap II Keuntungan hidup di abad ke dua puluh Satu a. Lebih banyak uang dengan sedikit kerja b. Usia hidup lebih panjang c. Kenyamanan dunia modern Paragrap III Kerugian pertama hidup di abad ke dua puluh satu adalah polusi a. Polusi udara b. Polusi air Paragrap IV Kerugian kedua hidup di abad ke dua puluh Satu kekerabatan menipis a. Orang hidup dengan mesin: Mesin cuci, mobil, komputer b. Orang hidup dengan nomer: kartu kredit, ATM Paragrap V Kerugian lainnya adalah melemahnya nilai spiritualitas a. Budaya materi b. Memuja ilmiah/logika dari pada agama Kesimpulan: Paragrap VI Dapat disimpulkan bahwa walaupun hidup di abad ke dua puluh satu memberikan kenyamanan dengan kekayaan, kesehatan dan bebas menikmati kehidupan, tapi menurut hemat saya, tidak menjadikan kita bijaksana. Hidup di abad ke dua puluh satu juga membuat dunia ini bertambah kotor, orang kehilangan nilai kemanusiaan dan nilai agama. Kita seharusnya menikmati keuntungan yang didapat dari kemajuan teknologi karena hal ini akan dapat memberi kebebasan dalam memenuhi keinginan hidup. Tetapi kita harus menjaga lingkungan alam untuk generasi berikutnya. Lebih lanjut, kita harus mulai dari sekarang untuk meningkatkan arti kehidupan di dalam era komputerisasi.

12 Cara yang paling mudah untuk membentuk alinea adalah sama seperti membuat kerangka komposisi, yaitu membuat semacam sketsa urutan alinea-alinea dengan topik utama sesuai dengan tema sub-babnya. Untuk jelasnya prosudur membuat alinea dapat dikerjakan sebagai berikut: 1. Tentukan topik-topik apa saja yang akan dibahas dalam suatu bab-bab tertentu. Tulislah topik-topik bahasan tersebut dibawah sub bab dimaksud. 2. Susun kembali topik-topik tersebut berdasarkan urutan kronologisnya. Jadi diatur susunan topik bahasan sedemikian rupa sehingga terjadi urutan bahasan menurut perkembangan penalaran yang dan sesuai untuk sub-sub yang bersangkutan. 3. Buat setiap topik dari sub-bab tersebut sebagai "idea pokok" (topik) dari setiap paragraf /alinea saudara. 4. Dari setiap topik aline atersebut, kembangkan kalimat -kalimat yang teratur yang menjabarkan topik tersebut sehingga terbentuk sebuah alinea yang utuh. Sebagai contoh misalnya pada penulisan report ilmiah sebagai berikut: Judul : Pekerjaan Konstruksi Jalan . Bab : Pelapisan ulang aspal beton hot-mixed di lapangan . Sub bab (dari Bab 4): 1. 2. 3. 4. 5. Persiapan jalan lama . Peralatan yang dipakai. Penghamparan aspal hot-mixed. Pemadatan/penggilasan aspal hot-mixed. Pengujian mutu lapisan ulang di lapangan.

Kemudian misalnya hendak dibuat topik-topik alinea untuk Sub-bab no. 3, Penghamparan aspal hot-mixed. Contoh-contoh untuk topik paragraf dapat dilihat pada uraian berikut. Dari tema sub-bab "Penghamparan aspal hot-mixed" dapat dikembangkan alternative-alternative topik untuk alinea-alinea pengisi sub-sub berikut: Alternative 1: - Temperatur penghamparan dari hot mixed. - Urutan prosudur penghamparan. - Jarak waktu antara penghamparan dengan penggilasan (pekerjaan berikutnya). - Tindakan preventip bila peralatan "ngadat" selama penghamparan . - Catatan khusus bagi operator penghamparan. Alternative 2: - Temperatur penghamparan dari hot-mixed.

13 Catatan bilamana temperatur udara luar sangat dingin dan sukar untuk menjaga temperatur penghamparan tertentu. Uraian prosudur penghamparan. Catatan khusus prosudur penghamparan pada kondisi cuaca kurang "favourable". Pembagian waktu antara penghamparan dan penggilasan. Tindakan preventip bila peralatan "ngadat" selama penghamparan. Catatan khusus bagi operator penghamparan.

Setiap topik tersebut dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih, alinea yang utuh. Sekarang masalahnya tinggal bagaimana caranya mengembangkan topik tersebut menjadi suatu alinea yang baik. Untuk itu kiranya dimengerti beberapa ketentuan dasar untuk alinea yang baik.

Suatu komposisi yang baik memiliki alinea-alinea yang bersifat sebagai berikut (Gorys Keraf 1984 ): a. Kalimat-kalimatnya membentuk kesatuan gagasan (unity): Seluruh kalimat dalam satu alinea merupakan kalimat-kalimat yang semuanya berusaha menerangkan topik dari alinea tersebut. Tidak ada kalimat yang "nyleneh", tiba-tiba muncul ditengah alinea dan tidak memiliki hubungan langsung dengan topik yang ditinjau. b . Kalimat-kalimatnya Koheren (coherency): Koheren ialah kalimat yang satu dan yang lain dalam satu alinea tersusun dalam aturan yang baik dan kompak dan secara bertahap, satu demi satu menerangkan topik alinea. Jadi walaupun semua kalimat-kalimatnya berhubungan dengan satu topik tertentu, belum tentu suatu alinea akan koheren. Paragraf/alinea yang tidak koheren ialah alinea yang kalimat-kalimatnya tidak tersusun dengan teratur, meloncat-loncat dari satu idea ke lainnya, meskipun setiap kalimat tersebut punya hubungan langsung dengan topik alineanya. c. Memiliki perkembangan alinea yang jelas. Sebagaimana diberikan contoh dalam sub-bab "penghamparan aspal hotmixed' diatas, satu alinea dengan yang lain dalam sub-bab agar disusun saling berhubungan dan berkembang secara kronologis dari alinea yang pertama ke yang terakhir secara "enak". Jadi jangan sampai misalnya alinea 'catatan khusus bagi operator penghamparan" diletakkan didepan mendahului yang lain. Satu aline supaya diletakkan dimuka alinea yang lain apabila isi alinea yang dimuka tersebut dibutuhkan untuk referensi dari alinea-alinea yang dibelakang. Jangan terbalik atau salah urutannya. Sebuah contoh dapat diberikan dibawah ini sebuah alinea yang kalimatkalimatnya tidak merupakan kesatuan . Ada kalimat yang lain yang "nyelonong"

14 masuk ditengah tanpa diperlukan. Topik dari alinea berikut adalah perlunya Indonesia melakukan alih teknologi dari negara maju dan menyesuaikan teknologi tersebut dengan kondisi Indonesia . "Sebagai negara yang sedang berkembang, dimana tingkat teknologinya masih rendah dan jumlah tenaga ahlinya masih sedikit, Indonesia masih perlu memanfaatkan teknologi dari negara maju sebanyak-banyaknya. Untuk itu, adalah menjadi kewajiban bagi para ahli rekayasa Indonesia untuk melakukan alih teknologi sebanyak mungkin dari negara-negara maju dan menyesuaikan teknologi tersebut dengan kondisi dalam negeri. Negara maju itu cukup banyak jumlahnya dan agak sulit ditentukan negara yang mana yang perl dijadikan model contoh perkembangan teknologi Indonesia. Penyesuaian teknologi ini perlu, sebab tidak semua teknologi maju dapat diterapkan di dalam negeri; disamping itu, juga harus dijaga jangan sampai alih teknologi tersebut menyebabkan rusaknya nilai-nilai luhur yang masih hidup dalam masyarakat Indonesia". Kalimat yang dicetak tebal diatas adalah kalimat yang "nyleneh". Kalimatkalimat yang lain sudah merupakan kesatuan unity dan berusaha menerangkan topik dari alinea tersebut. Kalimat tentang jumlah negara maju (yang dicetak tebal) disini tidak relevan dengan topik alineanya, sehingga kalimat yang dicetak tebal tersebut seharusnya dihapus. Dari segi koheren, alinea diatas dapat saja dianggap sudah cukup koheren. Akan tetapi masih ada sedikit kebingungan dalam menentukan topik alinea tersebut. Apakah topiknya negara Indonesia masih memerlukan alih teknologi sebanyakbanyaknya, ataukah bahwa negara Indonesia adalah negara yang masih berkembang dan perlu teknologi dari negara maju. Bila saja alinea tersebut tersusun seperti dibawah ini, tidak akan ada ketidak-jelasan dari topiknya. Perhatikan pula kekompakan susunan kalimat yang teratur menerangkan dan membentuk paragrafnya. Topik alinea berada pada kalimat pertama. Sekarang kita beralih kepada pertanyaan bagaimana caranya membentuk alinea yang merupakan kesatuan dan koheren. Untuk itu perlu dikenalkan disini yang disebut Kalimat Topik atau Kalimat Pokok. Kalimat Topik ialah kalimat yang memuat ide topik dari alinea tersebut . Pada pembentukan alinea yang baik, ada beberapa cara penulisan yang efektip, yaitu: 1. Membuat kalimat topik di awal alinea Kalimat topik ditempatkan diawal dan kemudian kalimat-kalimat berikutnya merupakan keterangan yang berurutan menjelaskan kalimat topik tersebut. Jadi diagramnya adalah sebagai berikut:

Kalimat topiktopik Kalimat

15 akhir kalimat Contoh adalah seperti Kalimat Topik dengan contoh alinea yang terdahulu tentang perlunya alih teknologi dari negara maju bagi Indonesia. Contoh lain misalnya sebagai berikut: "Tugas Perguruan Tinggi di Indonesia ialah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi". Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi bidang pendidikan , penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas dibidang pendidikan meliputi tugas melaksanakan perkuliahan, penataran dan program percepatan pendidikan. Tugas di bidang penelitian mewajibkan staf pengajar untuk melakukan penelitian penelitian dasar maupun penelitian untuk menunjang pembangunan. Untuk memenuhi tugas di bidang pengabdian kepada masyarakat, anggota civitas akademika di Perguruan Tinggi harus mendarma-baktikan ilmunya bagi kepentingan masyarakat seperti misalnya memberikan penyuluhan, penataran, konsultasi, dan lain sebagainya. 2. Menaruh kalimat topik diakhir paragraf Kalimat yang lain merupakan keterangan yang perlahan-lahan disusun satu menyusul yang lain sehingga akhirnya kalimat topik merupakan "gong" dan merupakan kesimpulan dari alinea tersebut. diagramnya adalah sebagai berikut: Awal alinea

Kalimat topik Contoh yang lebih sederhana (kalimat topik yang dicetak tebal): "Dengan pemberian pupuk, petani berusaha meningkatkan produksi ladangnya per-hektar. Pupuk memberikan pengganti bagi zat-zat nutrient dalam tanah yang sudah sangat berkurang akibat ditanaminya ladang tersebut. Tanpa pupuk produksi ladang tersebut akan terus menurun tiap tahunnya, walaupun pada mulanya ladang tersebut adalah bekas hutan yang subur sekali. Dengan sendirinya, pupuk merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi petani ". 3. Kombinasi dari butir 1 dan 2 diatas. Disini ada 2 kalimat topik yang diberikan diawal dan diakhir dari alinea hanyalah untuk memperkuat dan memberikan perekaman ulang terhadap kalimat topik yang pertama. Diagramnya adalah sebagai berikut:

16 Kalimat Topik

Kalimat Topik ( menyimpulkan dan menekankan kembali )

Contohnya adalah sebagai berikut (kalimat topik dicetak tebal): Contoh lainnya : "Dimana-mana anggota masyarakat membicarakan kenaikan harga. Ibuibu sambil belanja di pasar menggerutu tentang belanja dapur yang semakin meningkat. Bapak-bapak dikantor asyik memperbincangkan efek kenaikan BBM terhadap pengeluaran sehari-hari. Pengusaha bis sibuk menghitung harga penyesuaian karcis penumpang bis. Abang becak secara diam-diam sepakat menaikkan tarif becak menjadi dua kali lipat. Para mahasiswa menggerutu karena tarif bemo bertanbah mahal. Pendek kata semua orang membicrakan akibat kenaikan BBM". 4. Kalimat topik ada di banyak tempat dalam alinea. Adakalanya suatu alinea berisi sangat padat dengan kalimat-kalimat yang semuanya penting dan sukar ditentukan mana yang kalikat topik. Semua kalimat rasanya penting dan semuanya sama-sama berusaha menerangakan topik dialineanya. "Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitaman dan disaksikan paling sedikit seribu orang diberbagai dusun Siberia Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovora melihat benda itu menjadi bola api menyilaukan diatas hutan cemara sekitar sungai Tunguska. Kobaran api membentuk cendawan membumbung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1.000 km jauhnya". Demikianlah, kesatuan gagasan dan koheren merupakan syarat yang mutlak bagi pembentukan alinea yang baik. Berikut ini diberikan satu contoh lagi tentang alinea yang tidak koheren dan sukar dicari kesatuan gagasannya karena ada kalimat yang "ngawur" terselip didalamnya . "Tiap-tiap tanaman membutuhkan pupuk yang berlainan menurut kebutuhannya. Karena hasil pertanian sangat vital bagi manusia, maka kebutuhan pupuk pun semakin meningkat. Oleh karena itu maka produksi pupuk harus ditingkatkan. Mengingat negara kita adalah negara agraris yang sebagian penduduknya bercocok tanam. Bajkan dapat diexsport oleh negara Indonesia".

17

Beberapa cara penulisan isi paragrap dapat dijelaskan sbb: 1. Analisis; Assess; Discuss; Comment on; Evaluate Adalah suatu penulisan paragrap yang dengan kritis mencermati sesuatu. Biasanya isi uraiannya melihat pada sisi positip dan negatip dari topik bahasan. 2. Compare/Membandingkan Menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan antara suatu topik bahasan 3. Contrast Menjelaskan tentang perbedaan yang nyata antara dua permasalahan 4. Define/Difinisi Menjelaskan arti sesuatu 5. Describe Menjelaskan secara umum tentang susutau 6. Identify/Identicate Menentukan dan menjelaskan atau mengidentifikasi sesuatu 7. Illustrate/Ilustrasi Menjelaskan sesuatu dengan contoh, perbandingan, diagram atau gambar 8. Justify/justifikasi Memperlihatkan mengapa sesuatu itu benar 9. Outline Memberikan uraian secara umum atau melaporkan tentang fungsi utama dari sesuatu 10. Account for Memberikan alasan mengapa sesuatu itu seperti yang dimaksud 11. Summarize Mengexpresikan ide utama secara ringkas 3. PEMBENTUKAN KALIMAT Tidak kalah pentingnya dalam komposisi adalah pembentukan kalimat. Kalimat adalah "bahan bangunan" yang paling penting dalam membentuk "komposisi bangunan". Bila kalimatnya baik, akan mudah bagi pembaca untuk mengertikan isi pokok suatu bacaan.

18 Kalimat yang baik untuk suatu komposisi memiliki unsur-unsur sebagai berikut (Gorys Keraf 1984): 1. Benar tata bahasanya . 2. Jelas maksud dari kalimat itu dan jelas kesatuan gagasannya . 3. Menggunakan tanda baca yang tepat. Sebagai unsur tambahan, khusus untuk penulisan ilmiah, terutama untuk report teknik, disarankan hal-hal sebagai berikut : 4. Gunakan kalimat-kalimat yang sependek mungkin, jangan bertele-tele. 5. Gunakan bahasa yang sederhana dan semudah mungkin dimengerti pembaca. Tetapi jangan menggunakan bahasa pasaran/sehari-hari. Jangan terlalu berbunga-bunga, kecuali kalau memang perlu dan sudah benar-benar menguasai penggunaan bahasa dan kata secara jitu. Untuk bahasa teknik sebaiknya jangan terlalu "flamboyant". 6. Jangan menggunakan kata sambung, kata depan, dan kata-kata pengantar seperti sehingga, oleh karena itu, maka, kemudian, oleh sebab itu, secara sembarangan. Pikirkanlah benar-benar apa perlu atau tidak, tepat atau tidak menggunakan kata-kata tersebut. Dalam tata bahasa yang benar sebuah kalimat dapat "syah" disebut kalimat apabila kalimat itu mempunyai subyek dan predikat. Subyek adalah benda (atau yang dibendakan) yang menjadi topik/inti pembicaran kalimat tersebut, sedangkan predikat (atau sebutan) adalah yang menerangkan tentang subyek tersebut. Pada kalimat berikut yang digaris bawahi adalah subyek dari kalimat, sedang yang lain adalah predikat: Anak itu gemuk sekali. Kemauannya besar dan pantang menyerah. Diperlukan sedikitnya delapan orang untuk mengangkat benda berat itu. Hari ini saya merasa bahagia. Betapa malang nasib orang itu. Dibutuhkan tidur sedikitnya 8 jam setiap hari oleh setiap orang. Tidur dibutuhkan oleh setiap orang sedikitnya 8 jam setiap hari. Saya membutuhkan tidur sedikitnya 8 jam sehari.

Bila subyek haruslah berbentuk benda atau yang dibendakan, predikat dapat berbentuk gabungan dari macam fungsi misalnya kata kerja (verb), obyek, kata keterangan benda (= kata keadaan/sifat), dan kata keterangan bukan benda. Hilangnya salah satu bagian kalimat tersebut (subyek atau predikat) akan menghilangkan kejelasan maksud dari kalimat tersebut. Untuk kalimat tulis yang baik, subyek dan predikat seyogyanya selalu ada.

19 Perlu dicatat disini bahwa memang ada kalimat-kalimat yang hanya berisi predikat saja seperti: "Ayo keluar !"; "Datanglah kemari"; "Mau kemana ?". Tetapi penggunaan kalimat-kalimat seperti itu selain jarang juga tidak terlalu disarankan untuk suatu komposisi tulis ilmiah. Kalimat-kalimat seperti ini hanya digunakan dalam karya sastra lainnya. Referensi untuk membentuk kalimat yang efektip dapat dilihat pada Gorys Keraf (1984), atau pada Totong Tirtawijaya (1988). Walaupun demikian kiranya perlu ditambahkan disini beberapa catatan tambahan sebagai berikut: 1. Kata yang berawalan me- yang terletak ditengah kalimat biasanya perlu didahului oleh subyek didepan kata kerja tersebut. 2. Kata kerja berawalan di- tidak selalu harus didahului oleh subyek. Subyek kalimat dapat terletak sesudah kata kerja tersebut.

Contoh kalimat yang tidak benar Di daerah-daerah sudah mempunyai Lembaga Bahasa . Keterangan (K) Kata kerja (KK) Obyek (O) (Adanya kata di menyebabkan hilangnya subyek dari kaliamt diatas, menjadi keterangan tempat) Seharusnya : Daerah-daerah sudah mempunyai Lembaga Bahasa. S (Subyek) KK O Atau: Di daerah-daerah sudah ada Lembaga Bahasa. K Predikat (P) S Atau: Di daerah-daerah sudah didirikan Lembaga Bahasa. K KK S Contoh yang salah: Di rumah-rumah sakit penuh sesak penderita demam berdarah. K P O (Subyek dari kalimat tidak ada) Seharusnya: Rumah-rumah sakit penuh sesak dengan penderita demam berdarah. S P O

20 Atau: Di rumah-rumah sakit, penderita demam berdarah menyesaki ruangan. K S KK O Atau: Penderita-penderita demam berdarah menyesaki rumah-rumah sakit. S KK O Demikian pula dengan kalimat majemuk yang terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Kesalahan yang sama sering terjadi seperti misalnya pada contoh berikut: Kalimat yang tidak benar: - Dengan makin seringnya terjadi hal-hal tersebut, membuat orang mulai berpikir untuk menggunakan cara yang lebih hemat dalam mengatasinya. (Subyek dari kalimat tidak ada karena kata dengan membuat kata-kata sebelum "membuat" menjadi berfungsi keterangan). Seharusnya: Dengan makin seringnya terjadi hal-hal tersebut, orang mulai berpikir untuk menggunakan cara yang lebih hemat dalam mengatasinya. (Orang adalah subyek dari kalimat). seringnya hal-hal tersebut terjadi membuat orang mulai berpikir untuk menggunakan ......... (Seringnya hal-hal tersebut terjadi menjadi kata yang dibendakan sehingga dapat berfungsi sebagai subyek kalimat).

Tanda baca sangat diperlukan pada penulisan komposisi untuk menjelaskan maksud kalimat. Tanpa tanda baca, hampir tidak mungkin seorang penulis menguraikan maksud suatu kalimat secara jalas dan tepat. Tanda baca dan fungsinya agar lebih jelasnya dilampirkan dalam tulisan ini. Penggunaan kalimat-kalimat untuk penulisan ilmiah sebaiknya dibuat pendek dan tidak bertele-tele. Penggunaan kalimat majemuk yang panjang sekali tanpa titik, hanya koma-koma saja, akan membuat "kesal" pembacanya. Berikut ini diberikan contoh kalimat panjang dan sangat membinguingkan karena tidak digunakan kata-kata penghubung yang sesuai antara kalimat-kalimatnya.

5. PEMAKAIAN TANDA BACA Tanda baca (Pungtuasi) yang lazim digunakan dewasa ini didasarkan atas nada dan lagu (suprasegmental), dan sebagian didasarkan atas relasi gramatikal,

21 Frasa, dan inter-relasi antar bagian kalimat (hubungan sintaksis). Tanda-tanda tersebut adalah: 5.1 Titik Titikatau perhentian akhir biasnya dilambangkan dengan (.). Tanda ini lazimnya dipakai untuk: 1. Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat. Bapak sudah pergi ke kantor. Tidak ada yang perlu ditakuti. Ada kalangan yang menganggap cara dramatik itu sebagai cara terbaik. Karena kalimat tanya dan kalimat perintah atau seru mengandung pula pengertian perhentian akhir, yaitu berakhirnya suau tutur, maka tanda tanya dan seru yang digunakan dalam kalimat-kalimat tersebut selalu mengandung sebuah titik. Kamu sudah mendengar berita itu ? Pergilah dari sini ! Aduh, sialnya nasibku ! 2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan singkatan kata atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan yang terdiri dari tiga atau lebih hanya dipakai satu titik: Dr.(Doktor) (dokter) Ir. (Insinyur) Kol (Kolonel) M.Sc. (Master of science) S.H. (Sarjana Hukum) Drs. (Doktorandus) M.A. (Master of Arts) a.n. (atas nama) Dr.Med d.a. (dengan alamat) u.b. (untuk beliau) dkk. (dan kawan-kawan) dll. (dan lain-lain) dst. (dan seterusnya) tsb. (tersebut) Yth. (Yang terhormat)

Semua singkatan kata yang mempergunakan inisial atau akronim tidak mempergunakan titik: DPR, MPR, ABRI, Hankam, Kopkamtib, Ampera, Lemhanas, dsb. 3. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang menunjukkan jumlah; juga dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik: 1.000 123.000 154.375.000 pukul 5.45.42 (pukul lima lewat 45 menit 42 detik) Bila bilangan itu tidak menunjukkan jumlah, maka tanda titik itu tidak digunakan: Pada halaman 6765 terdapat kata-kata berikut. Ia lahir pada tahun1879.

22

5.2. K o m a Koma atau perhentian antara yang menunjukkan suara menaik ditengah-tengah tutur, biasanya dilambangkan dengan tanda (,). Disamping untuk menyatakan perhentian antara (dalam kalimat), koma juga dipakai untuk beberapa tujuan tertentu. Dalam hal-hal berikut dapat digunakan tanda koma: 1. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat setara yang menyatakan pertentangan, antara anak dan induk kalimat, dan antara anak kalimat dengan anak kalimat. Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi maksudnya tidak tercapai. Mereka bukan megerjakan apa yang diperintahkan, melainkan bermalas-malas saja. Nenek mengatakan dengan bangga, bahwa mereka adalah keturunan petani yang kuat-kuat, yang pantang mengalah dengan raksasa alam, dan tidak lupa beliau bercerita tentang tanggul sungai yang arsiteknya beliau rencanakan. Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam usaha penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia, lebih dulu harus ditentukan secara deskriptif tata fonem bahasa Indonesia, sebelum dilakukan pemilihan huruf bagi fonemfonemnya.

2. Koma digunakan untuk menandakan suatu bentuk parentetis (keterangan keterangan tambahan yang biasanya juga dalam kurung) dan unsur-unsur yang tak restriktif: - Pertama, tulislah nama saudara diatas kertas itu. - Anak-anak, yang sudah menghadiri kebaktian itu, dapat dipulangkan ke rumah masing-masing. - Kedatangannya, seperti yang diinginkannya dari dulu, tidak disambut dengan upacara besar-besaran. 3 . Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk kalimat dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum anduk kalimat: Bila hujan berhenti, ia akan mulai menanami sawahnya. Karena marah, ia meninggalkan kami. Sebagai pembuka acara ini, kami persilahkan hadirin berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan.

4. Koma digunakan untuk menceraikan beberapa kata yang disebut berturut-turut:

23 Ia membeli seekor ayam, dua ekor kambing, dan lima puluh kilo gula sebagai oleh-oleh untuk orang tuanya. Realita kehidupan penuh dengan kaidah, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan hukum-hukum, yang memberikan arti pada keselarasan hidup itu sendiri.

5. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan transisi yang terdapat pada awal kalimat, misalnya: jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, disamping itu. Disamping itu, kenyataan dan sejarah juga menunjukkan bahwa gerakan mahasiswa itu biasanya tidak berlangsung lama. Biarpun demikian, pelajar-pelajar yang berkualitas baik tidak sepenuhnya tertampung dalam universitas-universitas. Oleh karena itu, sudah tibalah waktunya bagi kita untuk menata kembali kehidupan di kampus ini.

6. Koma selalu digunakan untuk menghindari salah baca atau keragu-raguan: - Meragukan : Diluar rumah kelihatan suram. - Jelas : Diluar, rumah kelihatan suram. - Jelas : Diluar rumah, kelihatan suram. 7. Koma dipakai untuk menandakan seseorang yang diajak bicara : - Saya mendoakan, Yanto, agar engkau selalu berhasil dalam usahamu. - Saya setuju, saudara. 8. Koma dipakai juga untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkan: - Sukarno, Presiden Republik Indonesia, dengan sekuat tenaga berusaha untuk menyelamatkan rakyat Indonesia. - Orang tuanya, Pak Yakob, telah meninggal dunia tadi malam. 9. Koma dipakai untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari bagian kalimat lainnya. Aduh, betapa sedihnya nasibnya. Wah, sungguh hebat hasil yang mereka capai. 10. Tanda koma dipakai untuk memisahkan sebuah ucapan langsung dari bagian kalimat lainya: Kata Ayah, "Saya akan mengurus sendiri persoalan ini". 11. Koma digunakan juga untuk beberapa maksud berikut:

24 a. b. c. d. Memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tinggal. Menceraikan bagian nama yang dibalikkan (untuk referensi, misalnya). Memisahkan nama keluarga dari gelar akademik. Untuk menyatakan angka desimal.

Contoh: - Bila anda ingin menyurati saya alamatkan ke: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jln Daksinapati, Rawamangun, Jakarta. - Mulyana Slamet. (nama sebetulnya Slamet Mulyana). - A.K. Pardede, S.S., M.A.. - Tanah itu panjangnya 25,50 m. 5.3 Titik Koma Fungsi titik koma sebenarnya antara titik dan koma. Di satu pihak orang ingin melanjutkan kalimatnya dengan bagian-bagian kalimat berkutnya, tetapi dipihak lain dirasakan bahwa kalimat tadi sudah dapat diakhiri dengan sebuah titik. Sebab itu titik koma itu dilambangkan dengan sebuah titik diatas sebuah koma (;). Titik koma dipakai dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk memisahkan dua kalimat yang sederajat, dimana tidak digunakan kata sambung: Ia seorang sarjana yang cemerlang; seorang atlit yang mengandung harapan; seorang aktor yang sangat baik. 2. Titik koma digunakan juga untuk memisahkan anak-anak kalimat yang sederajat: Ia mengatakan bahwa ia sudah kecapaian; ia membenci pekerjaan itu; sebab itu ia ingin meninggalkan pekerjaan itu yang sudah dijalankannya bertahun-tahun lamanya. 3. Untuk memisahkan sebuah kalimat yang panjang yang mengandung subyek yang sama, serta terdapat perhentian yang lebih lama dari koma biasa; teristimewa titik koma itu digunakan bila dalam bagian kalimat terdahulu telah digunakan koma: Tingkat kultural suatu bangsa menentukan kekuatan teknik, industri dan pertaniannya; dengan demikian menentukan kekuatan ekonominya. 4. Memisahkan ayat-ayat atau perincian-perincian yang bergantung pada suatu pasal atau pada suatu induk kalimat: Contoh:

25 Menurut penyelidikan Lembaga tersebut, kekurangan yang menyolok di kalangan para mahasiswa, khususnya para mahasiswa baru, antara lain: 1. pengetahuan umum mereka kebanyakan berada dibawah taraf; 2. tidak cukup menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; 3. tidak mampu membaca tabel, grafik, mempergunakan register dan kamus; 4. cara belajar mereka kurang efisien; 5. cara berfikir mereka jauh dari memadai. (Awas: Dengan digunakan tanda titik koma diakhir tiap-tiap ayat, semua rangkaian diatas menjadi satu kalimat. Jadi sesudah nomor tidak digunakan huruf besar/capital). Pendeknya, sebagai pedoman dapat diingat bahwa titik koma merupakan sebuah perhentian yang lebiohlama dari koma. Dengan mempergunakan sebuah titik-koma, penulisan dapat terhindar dari tiga kemungkinan kesalahan: 1 2 3 berhenti secara tiba-tiba pada suatu rangkaian kalimat-kalimat pendek yang terpisah, yang diakhiri dengan titik biasa; menghilangkan kejenuhan (monotomi) dari suatu kalimat yang panjang, yang terdiri dari bagian-bagian kalimat atau anak-anak kalimat yang dirangkaikan begitu saja dengan kata dan atau kata sambung yang lain; menghindari kekaburan dari sebuah kalimat yang berbelit-belit yang dipisahkan oleh sebuah koma saja.

(Tanda titik koma dapat diganti menjadi tanda titik. Tetapi huruf pertama sesudah nomor haus berupa huruf besar/capital). 5.4 Titik dua Titikdua yang biasanya dilambangkan dengan tanda (:), biasanya digunakan dalam hal-hal berikut: 1. Sebagai penghantar sebuah kutipan yang panjang, baik yang diambil dari sebuah buku, majalah dan sebagainya, maupun dari sebuah ucapan langsung: Dalam sebuah karangannya yang berjudul "Pengajaran Bahasa Indonesia" I.R. Poedjawijatna mengatakan: "Maka dari itu sekarang dapat kami majukan tujuan umum pengajaran bahasa yaitu membimbing anak (orang yang belm tahu betul akan bahasa itu) supaya dapat mempergunakan dan menerima (mengerti) bahasa itu sebaik-baiknya" (BKI). 2. Titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan yang lengkap, tetapi diikuti suatu rangkaian atau pemerian (perincian): - Di warung itu dapat dibeli barang-barang berikut: sayur-sayuran, gula, tembakau, buah-buahan, barang pecah belah, dan sebagainya. - Manusia terdiri dari jiwa dan badan.

26 Titik dua tidak dipakai kalau pemerian ata perincian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan: - Di warung itu dapat dibeli sayur-sayuran, gula, tembakau, buah-buahan, barang pecah-belah, dan sebagainya. - Manusia terdiri dari jiwa dan badan. 3. Titik dua digunakan juga sebagai pengantar sebuah pernyataan atau kesimpulan: Kenyataannya adalah sebagai berikut: Bahasa Indonesia dan matematika merupakan mata pelajaran dasar, bahasa Perancis dan Jerman merupakan pilihan. 4. Walaupun sangat jarang, titik dua dapat juga digunakan untuk memisahkan dua kalimat yang sederajat, sedangkan bagian yang kedua menerangkan atau menegaskan bagian yang pertama: Tiap pelari cepat sudah berusaha sedapat-dapatnya: Roby adalah seorang pelari jarak pendek. 5. Titik dua dipakai sesudah kata atau frasa yang memerlukan pemerian: Ketua Panitia : S. Sastradinata. Wakil Ketua : Adiarta. Sekretaris : Anita. 6. Dalam teks drama atau dialog, titik dua dipakai sesudah kata yang menunjukkan pelaku percakapan: David : He, Abil, kemarilah. Apa artinya tulisan itu ? Bahasa Latinkah ini ? Abil : (Tetap membunyikan orgel) Alaah, apa gunanya ? David : Gunanya ? Demi kepentingan orgelmu yang terkutuk itu. 5.5 Tanda Kutip Tanda kutip yang biasanya dilambangkan dengan tanda (".....") atau ('...'), digunakan dalam hal-hal berikut: 1. Untuk mengutip kata-kata seseorang, atau sebuah kalimat atau suatu bagian yang penting dari buku, majalah dan sebagainya (bandingkan dengan keterangan pada d.1): Ia mengatakan "saya harus pergi". Dalam bukunya tentang Ilmu PerbandinganPemerintahan, Prof. M. Nasroen, S.H mengatakan antara lain: "Menurut pendapat saya, monarkie, republik, oligarkhi, dsb. Itu semuanya adalah bentuk-bentuk negara, dan oleh sebab itu semuanya itu masing-masing adalah negara.....".

27 Bila hanya ada satu kata yang dikutip, maka tidak perlu mempergunakan titik dua: Ia berteriak "tembak!" kepada anak buahnya. 2. Tanda kutip digunakan untukmenulis judul karangan (artikel), syairatau bab buku: Ia menulis sebuah artikel dalam majalah bulanan itu dengan judul "Pemuda dan dekadensi moral". Untuk deklamasi minggu depan siapkanlah "Aku" ciptaan Chairil Anwar. 3. Tanda kutip dipakai untuk menyatakan sebuah kata asing atau kata yang diistimewakan atau menpunyai arti khusus: Ia menyatakan bahwa semuanya sudah "oke". Hal ini bisa dimengerti karena bagi penelitian dasar tersedia jauh lebih sedikit informasi daripada bagi penelitian yangsifstnya "applied" dan praktis. Semboyan "buku, pesta dan cinta" sudah lama ditinggalkan baik didalam tindakantindakan maupun slogan. 4. Tanda kutip dalam tanda kutip: bila terdapat sebuah kutipan dalam sebuah kutipan, maka masing-masingnya harus dibedakan dengan tanda kutip yang berlainan: Yanto berkata: "Tiba-tiba saya mendengar suatu suara berseru 'siapa itu ?", atau Yanto berkata: "tiba-tiba saya mendengar suatu suara berseru"siapa iitu ?"". 5. Tanda kutip tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan atau penjelasan sebuah kata dan ungkapan asing: Teriakan-terikan binatang dan orang LAUTGEBARDEN 'gerak gerik bunyi'. primitip oleh Wundt disebut

6. Disamping hal-hal yang telah diuraikan diatas, perlu kiranya diminta perhatian atas pemakaian koma, titik dan huruf kapital dalam contoh berikut yang juga mempergunakan tanda kutip itu: "Hendaknya demikian", katanya. "Kita harus sadar untuk melaksanakan tugas kita masing-masing dengan baik". Perhatian: koma sesudah "demikian", titik sesudah "katanya", dan huruf kapital K pada kata "kita" yang memulai kalimat baru. "Saya kira, "katanya, "kita harus berhenti sekarang". Perhatian: koma sesudah "kira" dan "katanya", huruf k kecil untuk kata "kita", sebab "kita harus berhenti sekarang" merupakan bagian dari kalimat "Saya kira". "Astaga ! serunya (tak ada koma sebelum "serunya"). "Kalau sakit ?" tanyanya (Juga tak ada koma sebelum "tanyanya", sebab baik tanda seru maupun tanda tanya sudah mengandung titik).

28 7. Akhirnya dapat diberikan pula cara pengalineaan dalam karangan-karangan yang mengandung dialog-dialog. Tiap pembicaraan baru betapapun pendeknya selalu dimulai dengan alinea baru : Nenek itu kemudian pergi. Ketika bujang akan membanting kartu, tangan Maya menahan. "Nanti dulu" kata Maya. "Apa ?" "Kau terlalu banyak berdusta. Aku yakin sekarang bahwa benar seperti yang dikatakan oleh orang-orang yang mandi itu....". "Nenekku gila ?" tanya Bujang, "begitu maksudmu ?" "Ya" "Kau menghina keluarga kami !" (MP). 5.6 Tanda Tanya Tanda tanya yang biasanya dilambangkan dengan tanda (?), digunakan dalam hal-hal berikut: 1. Dalam suatu pertanyaan langsung: Bilamana kau menyelesaikan tugasmu itu ? Bukankah kamu yang diserahi pekerjaan itu ? Dalam hubungan ini dapat ditegaskan bahwa tanda tanya tidak boleh digunakan dalam ucapan tak langsung (oratio indirecta): Ia menanyakan apa yang harus dikerjakannya. Ia ingin mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas tugas itu. 2. Tanda tanya digunakan untuk menyatakan keraguan atas suatu ketentuan. Untuk maksud tersebut tanda tanya harus ditempatkan dalam tanda kurung(?), misalnya: Pengarang itu lahir tahun 1886 (?) dan meninggal tahun 1968 3. Tanda tanya kadang-kadang digunakan juga untuk menggantikan suatu bentuk sarkastis: Ia seorang gadis yang cantik (?) dan peramah. 5.7 Tanda Seru Tanda seru, yang dilambangkan dengan (!), biasanya dipakai dalam hal-hal berikut:

29 1. Untuk menyatakan suatu pernyataan yang penuh emosi. Kata-kata seru biasanya dimasukkan juga dalam golongan ini. Mustahil ! Hal semacam ini idak boleh terjadi ! Perhatian ! Perhatian ! Aduh ! Betapa sedih kita melihat nasibnya ! Tanda seru tidak selalu harus dipakai dibelakang kata-kata seru. Misalnya dalam contoh berikut terdapat juga kata seru, tetapi tidak ada keharusan untuk mengunakan tanda itu : "He, dari mana kamu ?" katanya penuh keheranan. (atau)"He, Dari mana kamu ?" katanya penuh keheranan. 2. Tanda seru selalu digunakan untuk menyatakan suatu perintah: Pergilah segera kerumahnya! Bawalah dia kemari! Bawalah penjahat itu kesini, hidup atau mati! 3. Tanda seru dipakai untuk menyatakan bahwa orang yang mengutip sesuatu sebenarnya tidak setuju atau tidak sependapat dengan apa yang dikutipnya itu: Dataran-dataran itu dianggap sebagai bukti (!) pendaratan makhluk angkasa luar dibumi kita pada jaman lampau. Kita semua berasal dari kera (!). 5.8 Tanda Hubung Tanda hubung yang dilambangkan dengan tanda (-) digunakan dalam halhal berikut: 1. Memisahkan suku kata yang terdapat pada akhir baris: Mungkin tidak ada konsensus apakah pembangunan itu, apa difinisinya dan bagaimana caranya. Semua suku kata (baik dari kata dasar maupun dari afiks) yang terdiri dari satu huruf tidak dipisahkan supaya jangan terdapat hanya satu huruf pada ujung maupun awal baris. Jadi jangan menulis: a-nak, i-bu, di-a, seti-a, melompat-i, dsb, walaupun pemisahan suku kata memang demikian. 2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung bagian-bagian dari kata ulang: rumah-rumah, bermain-main, sekali-kali, berdekat-dekatan, pertama-tama, dsb. 3. Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan antara bagian kata atau ungkapan:

30 - Ber-evolusi, be-revolusi; be-ruang, ber-uang; - Padanya ada uang dua puluh lima-ribuan (20x5000) - Padanya ada uang dua-puluh-lima-ribuan (1x25000) - Padanya ada uang dua-puluh-lima ribuan (25x1000) - Istri-kolonel yang cerewet (sang istri yang cerewet) - Istri kolonel-yang-cerewet (kolonelyang cerewet) 4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan: se-dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; ke-dengan angka; angka dengan -an; dan singkatan hurf kapital dengan imbuhan atau kata: Se-Indonesia, se-jakarta: hadiah ke-3, ulangan ke-5; tahun20-an; SIM-nya, bom-H, di-DIP-kan. 5.8 Tanda Pisah Tanda pisah (dash) yang biasanya dilambangkan dengan tanda setrip panjang (-), digunakan untuk beberapa halberikut: 1. Untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan: - Ada kritik yang menyatakan bahwa cara penyiar kita mempergunakan bahasa Indonesia--khusus dalam pengucapannya--kurang baik. - Karangan yang lebih populer dapat mendorong orang-orang awamseperti saya ini--untuk mempergunakan bahasa indonesia dengan cara yang lebih baik. 2. Untuk menghimpun atau memperluas suatu rangkaian subyek atau bagian kalimat, sehingga menjadi lebih jelas: Rumah hewan, makanan--semuanya musnah dilanda banjir. Rangkain kegiatan ini--penelitian, seminar, diskusi ilmiahmerupakan kegiatan ilmiah pada suatu rerguruan tinggi. 3. Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan yang berarti sampai dengan, sedangkan bila dipakai dalam dua tempat atau kota berarti ke atau sampai. Ia dibesarkan di Bandung dari tahun 19451970. Seminar itu berlangsung dari tanggal 410 April.

4. Tanda pisah dipakai untuk menyatakan suatu ringkasan atau suatu gelar: - Hanya satu kesenanganmakan. - Inilah kedua kawan yang saya ceritakanNina dan Nita. 5. Untuk menyatakan suatu ujaran yang terputus, atau suatu keragu-raguan.

31 Di dalam belukar itu terdapat seekorekortak dapat saya pastikan binatang apa itu. Dalam hal ini lebih lazim digunakan titik-titik () dari pada tanda pisah. Di dalam belukar itu terdapat seekortak dapat saya pastikan binatang apa itu. 5.9 Tanda Elipsis Tanda elipsis (atau titik-titik) yang dilambangkan dengan tiga titik () dipakai untuk menyatakan hal-hal berikut: 1. Untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus, atau menyatakan ujaran yang terputus tiba-tiba. - Ia seharusnyaseharusnyasudah berada disini. - Tadi aku dengar dia berkata, seolah-olah lelaki yang diincernya itu ada disekitar iniya, ya, dia berkata begitu. Sebagai sudah dikatakan diatas, walaupun kurang lazim, tanda elipsis ada kalanya diganti dengan tanda pisah. 2. Tanda elipsis dipaki untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan. Mental menjalankan kekusaan dalam negara modernperlu dibina. Tanda elipsis digunakan pada akhir-akhir kalimat untuk menghilangkan bagian tertentu sesudah kalimat itu berakhir. Digunakan empat titik, yaitu satu sebgai titik bagi kalimat sebelumnya, dan tiga lagi bagian yang dihilangkan. Demi kelancaran tata tertib hal ini sungguh perlu . (empat titik). Sehingga tiap orang yang agak keluar dari rel, lantas ditindak. 3. Tanda elipsis digunakan juga untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan dari sebuah kalimat. Gajinya kecil. Tetapi ia memiliki sebuah mobil luks, rumah yang mewah, malah sebuah bungalow di Puncak. Entahlah dari mana ia dapat mengumpulkan semua kekayaan itu.!

5.10 Tanda Kurung Tanda kurung yang biasanya dilambangkan dengan tanda ( ), digunakan untuk menyatakan hal-hal berikut: 1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

32 Peranan IRRI (International Rice Research Institute) adalah untuk menciptakan berbagai varietas yang telah ditingkatkan. Begitu pula pembentukan kata/istilah-istilah berdasarkan pinjam-tejemahan (loan-translation) banyak contohnya dalam bahasa Indonesia.

Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan. Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut kami harus dikatakan: pengajar) ini ada metode dan sistemnya. 2. Mengapit angka atau huruf yang memperinci satu seri keterangan, misalnya: Agar seminar mengambil keputusan dengan pokok-pokok berikut: 1). Standarisasi perlu, mngapa ? Disini sudah menyangkut: fungsi dan nilai.

2). Siapa yang melaksanakan ? (a) organisasi, Lembaga khusus (b) prsonalia, staf ahli; atau (c) perguruan tinggi (komplomen) 3). Persoalan teknik diserahkan kepada Lembaga. 5.11 Tanda Kurung Siku Tanda kurung siku biasanya dilambangkan dengan tanda [ ]. Tanda ini digunakan untuk maksud-maksud berikut: 1 Dipakai untuk menerangkan sesuatu diluar jalannya teks, atau sisipan keterangan (interpolasi) yang tidak ada hubungannya dengan teks.

Sementara itu lingkungan pemuda dari kampus ini berhubung [maksudnya: berhubungan] dengan kenyataan-kenyataan diluar kampusnya. 2 Mengapit keterangan atau penjelasan bagi suatu kalimat yang sudah ditempatkan dalam tanda kurung.

(hanya menggunakan nada atau kombinasi nada-nada dan apa yang disebut persendian [atau mungkin kata lain perjedahan atau juncture itu] ).

33 5.12 Garis Miring Garis miring yang biasanya dilambangkan dengan (/) dipakai untuk: Pengganti kata dan, atau, per, atau memisah-misahkan nomor mempunyai fungsi yang berbeda: kalimat yang

Begitu pula pembentukkan kata/istilah-istilah berdasarkan pinjam-terjemah banyak terdapat dalam bahasa Indonesia. - Akan diadakan pungutan wajib Rp. 1.000,-/jiwa. - Engkau dapat menyurati saya dengan alamat: Kayuputih I/185, Rt 007/08. Penomoran kode surat: No. I/255-a-/ 5.13 Huruf Kapital Huruf kapital atau huruf besar biasanya digunakan dalam hal berikut: 1. Huruf awal dari kata pertama dalam sebuah kalimat. Dapat juga digunakan pada huruf awal dari kata pertama dalam suatu baris bersajak, walaupun penyair-penyair dewasa ini telah meninggalkan kebiasaan tersebut: Ia meninggalkan rumah tanpa pamit. Badanku, akan jadi tua, Tapi luka-luka jiwaku, Dapat difajar masih muda. (PB). Penyair-penyairr dewasa ini tidak suka dengan formalitas itu, malahan ada yang secara ekstrim sama sekali tidak mempergunakan satu huruf kapital pun. Benteng-benteng dendam kendurlah Satu per-satu kendur urat-urat sakit hati Akupun berpihak kepada kasih sayang Dilarut sepih. (BKI). 3 . Huruf kapital digunakan pula didepan nama diri, nama tempat, bangsa, negara, organisasi, bahsa, nama bulan dan har, Tuhan dan sifat-sifat Tuhan yang mempergunakan kata Maha.

Nama diri: Adi, Nina, Anita, Tomi, Yana, Tanto, dsb. Nama tempat: Bogor, Bandung, Jakarta, Ende, dsb. Bangsa, negara, bahasa: Inggris, Indonesia, Nederland, Bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Belanda, dsb. Nama bulan dan hari: Januari, Februari, Minggu, Senin, dsb. Tuhan dan sifat-sifat Tuhan: Tuhan, Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Pengasih, dsb.

34 4 . Huruf kapital digunakan pula bagi judul-judul buku, pertunjukan, nama harian, majalah, artikel dan sajak. Dalam hal ini biasanya kata-kata yang penting saja ditempatkan dalam huruf kapital, sedangkan kata-kata yang tidak penting tetap dalam huruf kecil.

Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia sebagai Cermin Manusia Indonesia Baru. Majalah Ilmu Sastra Indonesia Bahasa Indonesia dan Problematikanya 5 . Huruf kapital digunakan juga pada kata-kata biasa yang mendapat arti istimewa, terutama dalam personifikasi:

Keseimbangan yang keempat adalah keseimbangan dengan alam Gaib (N) Seperti wajah merah membara, Dalam bakaran api nyata. Biar jiwaku habis terlebur, Dalam Kobaran Nyala Raya (PB).

35 BAB III PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH Apa itu Karya Ilmiah Yang disebut sebagai Karya Ilmiah adalah karya dalam bidang ilmu pengetahuan (Science) dan teknologi yang sifatnya ilmiah. Sifat ilmiah disini oleh Jones (1960) ditentukan berdasarkan dua hal pokok yaitu: 1. Sifat fakta yang disajikan: a. Bila fakta yang disajikan adalah berupa fakta umum yang objektip, yaitu fakta yang dapat dibuktikan benar-tidaknya, karya tersebut disebut karya ilmiah. b. Bila fakta yang disajikan adalah berupa fakta pribadi yang subjektip (tidak objektip), yaitu bila fakta tersebut tidak dapat dibuktikan benartidaknya, karya ini disebut karya non-ilmiah. 2. Cara penulisan karya: a. Karya ilmiah adalah karya yang ditulis secara ilmiah, yaitu ditulis menurut prosudur karya ilmiah. b. Karya non-ilmiah adalah karya yang tidak ditulis secara ilmiah. Karya ilmiah yang ditulis disebut sebagai karangan ilmiah. Berdasarkan definisi diatas, secara ringkas karangan ilmiah dan non-ilmiah dapat diterangkan seperti pada Gambar 1 (dari Brotowidjoyo 1985).

Ditulis secara ilmiah

karangan ilmiah yang ilmiah (disebut sebagai karangan ilmiah/ karya tulis ilmiah

Karangan ilmiah ( menyajikan fakta ) Ditulis secara tidak Ilmiah Karangan Ditulis secara ilmiah Karanmgan non-ilmiah yang ilmaih (disebut sebagai karangan non ilmiah/ karya tulis non-ilmiah) Karangan ilmiah yang tidak ilmiah

Karangan non ilmiah Menyajikan fakta pribadi Ditulis secara tidak Ilmiah Karangan Non-ilmiah yang tidak ilmiah

Gambar 1. Skema perbedaan karangan ilmiah dan non-ilmiah

36 Bentuk umum Karya Tulis Ilmiah. Menurut bentuknya, karya tulis ilmiah dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Karya ilmiah berbentuk makalah.

Karya ilmiah seperti ini umumnya disusun untuk penulisan di dalam publikasi ilmiah yang lain misalnya jurnal ilmu pengetahuan, prosiding dari seminardan komperensi, buletin/majalah ilmu pengetahuan, surat kabar, dan lain-lain. Oleh karena itu, ciri-ciri pokok dari karangan berbentuk makalah ialah singkat, hanya yang pokok-pokok saja, dan tidakmempunyai daftar Isi. 2. dibukukan. Karya ilmiah berupa Report/Laporan Ilmiah yang

Report Ilmiah ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau investigasi yang telah dibuat oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Untuk itu dibedakan dua jenis report ilmiah yaitu: a. Report ilmiah hasil penelitian, observasi, atau investigasi biasa (tidak merupakan persyaratan akademis), misalnya laporan praktikum, laporan laboraturium, laporan studi kasus, laporan survey, laporan penelitian dan lain-lain. b. Report ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di Perguruan Tinggi. Termasuk dinomor ini adalah Skripsi, Thesis, dan Disertasi. Skripsi di Indonesia biasanya dijadikan prasyarat untuk karya ilmiah jenjang S-1 dan dibawah S-1. Thesis umumnya merupakan prasyarat karya ilmiah untuk jenjang S-2, sedangkan Disertasi dikhususkan untuk karya ilmiah prasyarat mencapai gelar S-3. 3. Buku Ilmiah. Yang namnya buku ilmiah yaitu semua karya ilmiah yang telah dicetak dalam bentuk buku oleh sebuah Penerbit Buku Umum untukdijual secara komersial dipasaran. Buku ilmiah dapat berisi apa saja, mulai dari diktat pelajaran khusus sampai berisi ilmu pengetahuan umum yang lain. Struktur karya Tulis Ilmiah. Secara ringkas, struktur karya tulis ilmiah tersebut dapat disarikan uruturutannya sebagai berikut: Struktur Makalah Ilmiah: - Judul - Abstak/Sari Tulisan/Synopsis/Resume - Pendahuluan

37 Isi Kesimpulan dan saran Ucapan Terima Kasih DaftarAcuan/Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

Struktur Laporan/Report Ilmiah: - Judul Ilmiah - Abstrak/Sari Tulisan/Synopsis/Resume - Prakata - Daftar Isi - Daftar Gambar - Daftar Tabel - Daftar Simbol - Bab-bab Pendahuluan - Bab-bab Isi - Kesimpulan dan Saran - Daftar Acuan/Pustaka - Lampiran-lampiran Struktur buku ilmiah: - Judul buku - Kata pengantar/Prakata - Daftar Isi - Daftar Simbol (boleh tidak dicantumkan, dan dicantumkan bila memang sangat diperlukan) - Pendahuluan (tidk harus ada, dicantumkan bila dirasa perlu saja) - Bab-bab Isi, berisi semua topik yang ingin dibahas (umumnya tanpa bab Penutup atau Kesimpulan, kecuali bila dirasa perlu) - Kepustakaan - Lampiran-lampiran - Index Buku (Index pengarang dan Istilah-istilah) Isi buku ilmiah pada umumnya lebih bebas dari pada isi laporan ilmiah karena pada Buku Ilmiah dapat dicantumkan berbagai macam topik bahasa yang diinginkan tanpa harus berhubungan satu sama lain. Pada laporan dan makalah ilmiah, isi pada umumnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang utuh dari bagian-bagian pembukuan dan penutup tulisan. Dari jenis-jenis struktur karya tulis ilmiah diatas, batang tubuh karangan terletak pada pembukaan/pendahuluan, Isi dan Penutup. Hal-hal lainnya merupakan pelengkap karangan saja. Bagaimana Memilih Judul Judul adalah topik yang paling representatip dari suatu karangan. Judul harus dapat mencakup idea yang paling pokok dari seluruh karangan itu. Judul harus dipilih sedemikian rupa sehingga semua isi karangan selalu berhubungan langsung

38 dengan judul dan berusaha menerangkan judul tersebut. Jangan sampai karangan tersebut mempunyai judul yang hanya mencakup sebagian saja dari seluruh makalahdan uraian-uraian yang ditulis dalam karangan. Sebaliknya, jangan sampai suatu karangan memiliki judul yang terlalu luas bila dibandingkan dengan semua hal yang dituliskan dalam karangan tersebut. Seluruh pokok-pokok pembahasan dalam karangan harus sudah tercakup sepenuhnya dalam judul. Jadi judul yang baik biasanya tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas. Sebagai pedoman judul terdiri dari kurang lebih 75 karakter (huruf) atau tidak lebih dari 100 huruf. Untuk mendapatkan judul yang baik dan benar-benar mewakili karangan, seorang penulis disarankan untuk membuat beberapa alternatip judul untuk karangannya. Judulnya yang pasti dapat ditentukan nanti setelah seluruh karangannya selesai dikonsep. Hal ini terutama untuk menghindari terlalu sempit atau terlalu luasnya judul karangan bila dibandingkan dengan isi karangan. Apa itu Abstrak Abstrak adalah ringkasan sangat singkat tentang pada yang telah ditulis dalam suatu karya ilmiah. Dari abstrak harus dapat diketahui apa saja yang merupakan idea pokok penulisan suatu karya tulis ilmiah. Untuk mudahnya, abstrak yang baik disarankan mencakup hal-hal berikut secara sangat singkat : Abstrak suatu makalah ilmiah: Alasan singkat mengapa memilih judul dan tujuan menulis karangan. Apa hal-hal/masalah-masalah yang perlu dibahas. Tindakan yang telah dilakukan oleh penulis (bila perlu) dan bagaimana hasil akhir dari tindakan tersebut. Minimal abstrak disarankan memuat butir b dan c diatas. Abstrak untuk makalah ilmiah diletakkan sesudah judul dan sebelum Pendahuluan. . Abstrak suatu laporan penelitian : Mengapa memilih judul (dan tujuan penelitian). a. Apa massalah-masalah yang diteliti. b. Bagaimana prosudur melakukan penelitian. c. Apa hasil akhir penelitian. Minimal abstrak laporan penelitian memuat butir b.c. dan d diatas. Abstrak untuk laporan penelitian supaya diletakkan di lembar tersendiri sebelum Kata Pengantar/Prakata. Pada pokoknya abstrak merupakan resume dari suatu karya tulis. Oleh sebab itu, selain abstrak dipakai juga istilah Sari Tulisan, Synopsis dan Resume. Ketiga istilah tersebut berfungsi sama seperti abstrak. Abstrak hanya ada untuk makalah yang ditulis untuk seminar dan jurnal, dan untuk laporan-laporan penelitian. Report-report yang lain umumnya tidak memerlukan abstrak. Panjang abstrak biasanya tidak lebih dari 200 kata. Jadi

39 abstrak supaya dibuat sependek mungkin, tetapi masih memuat ketentuan-ketentuan yang telah disebutkan diatas. Abstrak diberikan untuk memudahkan pembaca mencari bahn referensi literatur yang dia ingini. Dengan hanya membaca abstrak, seseorang dapat menentukan apakah karya tulis tersebut termasuk dalam hal-hak yang ingin dia ketahui. Hal seperti ini biasanya terjadi pada peneliti-peneliti yang sedang mencari bahan literatur untuk mendukung penulisan maupun penelitian mereka. Jadi cukup dengan hanya membaca abstrak saja, seorang dapat mengetahui apa isi pokok suatu karya tulis yang cukup panjang, tanpa harus membaca lengkap dahulu karya tulis tersebut. Batang Tubuh Karangan Ilmiah Pada pokoknya batang tubuh karangan berupa Pembukaan, Isi, dan Penutup. Pembukaan pada Karya Ilmiah umumnya ditulis sebagai Pendahuluan, sedangkan Penutup lebih umum ditulis dalam bentuk Kesimpulan dan Saran. Untuk lebih jelasnya diberikan ringkasan batang tubuh karangan ilmiah sebagai berikut: A. Pada Makalah Ilmiah. Makalah ilmiah umumnya bersifat singkat karena terbatasnya halaman yang tersedia. Untuk itu, batang tubuh makalah ilmiah dapat berisi hal-hal sebagi berikut: 1. Pendahuluan. Disini ditulis latar belakang singkat dari judul, yaitu kondisi-kondisi yang ada sekitar judul secara historis dan mengapa judul tersebut perlu dibahas pada tulisan ini. 2. Hal-hal atau masalah-masalah yang ingin dikemukakan. Hal-hal dan masalah-masalah tersebut bila perlu dipisahkan dalam sub-sub topik tertentu. 2 . Tindakkan yang telah dilakukan. Hal ini ditulis bilamana penulis melakukan tindakan-tindakan khusus dalam rangka berusaha memecahkan masalah, misalnya pengamatan lapangan, pengukuran, pengambilan contoh-contoh di lapangan, dan lain-lain. 3 . Evaluasi dan komentar (Pembahasan). Disini dituliskan semua buah pemikiran penulis tentang apa saja yang telah diutarakan terdahulu. Dikemukakan juga hal-hal yang merupakan hasil berfikir induktif dan deduktif dari penulis, termasuk kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari analisa/evaluasi. Kesimpulan yang didapat supaya diulas dengan bukti-bukti mengapa dan bagaimana kesimpulan tersebut dimunculkan. Demikian pula supaya ditulis saran-saran yang diperlukan berikut alasan-alasan mengapa saran-saran tersebut perlu.

40 4 . Kesimpulan dan Saran atau Penutup, atau Ucapan Terima Kasih.

Kesimpulan dan Saran disini hanya merupakan resume/singkatan saja dari kesimpulan-kesimpulan dan saran yang telah dituliskan terdahulu secara panjang lebar pada Bab Pembahasan Sebagai catatan perlu ditambahkan disini bahwa pada makalah ilmiah pada umumnya juga berlaku hal-hal sebagai berikut : a. Bagaimana Pembukaan, Isi, dan Penutup yang diwujudkan dalam bentuk topik-topik bahasan (subheadings) supaya tidak usah diberi nomor urut. Jadi cukup diberi judul dengan dicetak tebal saja, tanpa nomor urut untuk judul subheading tersebut. b. Karena tidak adanya penomoran pada subheading-nya, pemberian nomor gambar-gambar dan tabel-tabel supaya diurut sesuai urutan dimunculkannya dalam makalah, misalnya : Gambar 1, Gambar 2, Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3dsb. c. Penomoran halaman dimulai dengan halaman pendahuluan dan berakhir pada Daftar Acuan. B Pada Laporan/Report Ilmiah 1. Pendahuluan/Pembukaan Yang tercakup dalam pendahuluan diantaranya : 1.a. Latar belakang Latar belakang berisi terutama alasan mengapa menulis dengan judul didepan (atau untuk penelitian, alasan mengapa melakukan penelitian dengan topik yang ada). 1.b. Masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan kondisi yang ada di latar belakang, atau juga hal-hal yang perlu ditinjau sehubungan dengan latar belakang tersebut. 1.c. Masalah-masalah khusus yangakan dibahas dalam penulisan serta Hipotesahipotesa yang hendak diajukan (untuk penilitian). Masalah-masalah dan hipotesa disini disebutkan secara garis besar saja. 1.d. Tujuan/maksud Penulisan. 1.e. Lingkup Pembahasan (Scope). Disini dibahas batasan-batasan dari kondisi yang ditinjau, atau batas-batasan dari asumsi yang diambil, atau dibahas batasan khusus yang perlu diajuikan untuk memberikan limitasi terhadap permasalahan yang akan ditinjau. 2. Isi:

41 Yang termasuk dalam isi karangan diantaranya urutannya sebagai berikut: 2.a. Tinjauan Pustaka. Disini dituliskan semua teori yang akan digunakan dalam perhitungan atau dalam pembahasan-pembahasan dalam rangka membuat analisa nanti. Teori-teori yang dimaksudkan dalam tinjauan pustaka ini sebaiknya hanya yang related theories saja, yaitu teori-teori yang nantinya akan langsung dipakai atau langsung diperlukan dalam bab-bab tulisan belakang. Teori-teori yang tidak langsung dipakai sebaiknya tidak disertakan. 2.b. Data-data lain atau tambahan informasi yang perlu yang tidak termasuk dalam tinjauan pustaka, misalnya : data kepegawaian, spesipikasi teknis, dan lain-lain. 2.c. Proses/metologi (untuk penelitian, observasi, investigasi dll.). Disini dituliskan semua prosudur yang telah dilakukan dalam proses melakukan penelitian, observasi, atau investigasi. 2.d. Pengungkapan masalah/identifikasi masalah secara lebih rinci.Masalahmasalah ini sudah disebutkan secara garis besar pada bagian Pendahuluan. Pada bagian disini bila memang perlu masalah-masalah tersebut dapat diuraikan lebih jelasberikut semua kendala-kendala yang ada agar permasalahan tersebut dapat sepenuhnya dimengerti oleh pembaca. 2.e. Perhitungan-perhitungan (bila report ilmiah tersebut berkenaan dengan perencanaan). 2.f. Hasil-hasil yang didapat. Hasil-hasil disini berupa resume dari hasil perhitungan, penelitian, pengukuran yang telah dilakukan, sebaiknya diwujudkan dalam bentuk tabel, dan gambar-gambar (grafik). 2.g. Analisa/pembahasan. Ini merupakan bagian yang paling penting dari suatu report ilmiah. Analisa disini mencakup antara lain : analisa hasil, analisa hipotesa yang diwujudkan, evaluasi tentang permasalahan sehubungan dengan argumentasi-argumentasi yang ada hasil-hasil observasi, kesimpulan-kesimoulan yang dapat ditarik dari pembahasan, dan saran-saran yang perlu diajukan. Kesimpulan dan saran diberikan secara lengkap dengan segala argumentasi kesimpulan tersebut dicapai dan mengapa saran tersebut perlu diajukan. 3. Kesimpulan dan Saran Dalam Kesimpulan dan saran, yang dituliskan adalah ringkasan saja dari semua kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran yang telah dituliskan pada bab-bab terdahulu. Ada kalanya suatu report ilmiah tidak memerlukan kesimpulan dan saran karena memang tidak ada yang perlu disimpulkan dan disarankan.

42 Sebagai catatan untuk penomoran bab, sub-bab, gambar-gambar, tabel dan halaman padalaporan ilmiah, dapat diikuti ketentuan sebagai berikut: 1 bagian Pembukaan, Isi, dan Penutupdiwujudkan dalam bentuk Bab dan Subbab. Setiap Bab diberi nomor urut dengan menggunakan angka Romawi, misalnya : Bab I, Bab II,dst. Sub-sub bab yang merupakan bagian dari Bab diberi nomor urut mengikuti Bab-nya tetapi dengan angka biasa. Misalnya pada bab III ada Sub-bab 3.1, 3.2,dst.

Contoh : Bab III Metologi Penelitian 1.1. Lingkup Pekerjaan. 1.2. Proses Pengumpulan Data Di Lapangan. 1.3. .dst 1 . Penomoran gambar dan tabel mengikuti nomor urut Bab-nya. Misalnya pada Bab II, seluruh gambar dan tabel dibuat urut sebagai berikut: Gambar 2.1, Gambar 2.2,dst; atau Tabel 2.1, Tabel2.2,.dst. 2 . Penomoran halaman supaya dilakukan sesuai dengan petunjuk sebagai berikut: a. Lembar abstrak tidak diberi nomor. b. Lebar halaman yang berisi Prakata, Daftar Isi, Daftar Tabel , dan Daftar Simbol supaya diberi nomor urut dummy (dummy number) sebagai berikut : i, ii, iii, iv, v, vi, vii, viii,.dst; untuk lembar pertama sampai seterusnya. c. Nomor hal1 dimulai pada Bab I dan halaman laporan terus diberi nomor urut sampai dengan halaman-halaman lampirannya. Sebaiknya nomor halaman tidak disesuaikan dengan Babnya (Jadi misalnya Bab II, nomor halaman supaya tidak diurut seperti II-I, II-2, II-3,..dst). Nomor halaman dibuat urut tanpa memandang bab-nya. Awas, halaman-halaman dari Lampiran pun sebaiknya disusun urut sebagai satu kesatuan dari tulisan pokoknya. Jangan diberi nomor terpisah atau bahkan tidak dinomori. C. Pada Buku Ilmiah. Buku ilmiah dapat berbenruk apa saja, asalkan disusun menurut format yang diberikan didepan, dan diterbitkan oleh penerbit yang resmi. Bab Pendahuluan tidak perlu ada bila dianggap tidak perlu. Misalnya pada buku diktat pelajaran, Bab I bisa berisi langsung tentang topik yang ditinjau pertama kali. Alasan penulisan buku dan hal-hal yang bersifat pengantar dapat dituliskan di dalam Kata Pengantar atau Prakata. Demikian juga, bab Penutup-pun dapat ditiadakan bila dirasa tidak perlu. Kelebihan dari suatu buku ilmiah yang baik ialah adanya Daftar Index, baik index nama pengarang maupun index istilah-istilah penting yang dipakai keterangan dan pembahasan tentang suatu hal khusus.

Daftar Acuan dan Daftar Pustaka.

43 Daftar Acuan atau Reference adalah daftar dari publikasi ilmiah yang nama-nama pengarangnya disebutkan secara explisit dalam batang tubuh suatu karya tulis. Misalkan dalam batang tubuh dituliskan hal-hal yang diambil dari teori Einstein (1900), maka nama Einstein masuk dalam Daftar Acuan. Daftar pustaka atau Bibliografi adalah daftar dari publikasi ilmiah yang telah dibaca oleh penulis, dan dirasa perlu bagi penulis untuk mencantumkan namanya dalam Daftar Pustaka, tetapi nama pengarang publikasi ilmiah tersebut tidak disebutkan secara explisit dalam batang tubuh karangan. Misalnya teori Einstein tersebut dibaca dari buku karangan lainnya (misal karangan Soehardjo) naka buku Soehardjo tersebut, meskipun tidak disebutkan dimuka, dapat ditulis dibelakang di dalam Daftar Pustaka. Penulisan Daftar Acuan atau Pustaka umumnya mengikuti dua standard buku yaitu: 1) Sistem tahun atau lebih dikenal dengan Sistem Parenthetical Reference. Misalnya: ditulis David dan John (1986), artinya hal-hal yang ditulis tersebut mengacu terhadap publikasi oleh david dan John yang dibuat tahun 1986. Disini disebutkan nama pengarangnya dulu (nama keluarga untuk orang asing, dan nama biasa untuk orang Indonesia) kemudian diikuti dengan tahun penerbitan artikel ilmiah tersebut. Pada Daftar Acuan/Pustaka dituliskan secara lengkap, apa nama buku atau artikelnya, dimana dipublikasi, siapa nama penerbitnya, volume berapa, dan halaman berapa. Pada Daftar Acuan/Pustaka tersebut, nama-nama pengarang ditulis urutberdasarkan abjad pertama (A sampai Z). 2) Sistem Footnote atau Sistem nomor. Pada sistem ini, setelah nama pengarang diberi nomor urut, misalnya David and John (5), tanpa tahun. Nomor (5) manunjukkan nomor urut pengarang tersebut dalam penyebutan-penyebutan referensi. Jadi sudah ada 4 referensi yang disebutkan sebelum David and John tersebut. Dalam Daftar Acuan/Pustaka, urutan nama pengarang disusun menurut nomor urut tersebut. Bila nama David and John kemudian perlu dipacu kembali pada bagian tulisan yang lebih belakangan sebagai pengarang urutan ke 15, maka nomor urut diganti, david and John (15), padahal bukunya sama.

44 BAB IV PEDOMAN PENULISAN DAN PENGUTIPAN KEPUSTAKAAN

1. Penulisan dan pengutipan kepustakaan mengikuti sistem Parenthetical References sesuai dengan Citation I oleh Turabian (1982) dari University of Chicago, USA. Adapun cara pemberian nama mengikuti sistem dari AngloAmeriacan Cataloguing Rules (1988). 2. Pengutipan kepustakaan berdasarkan Nama Pengarang dan Tahun terbitan dari publikasi tersebut sebagai berikut: a. Bila nama pengarang disebutkan dalam tulisan, tahunnya ditaruh dalam tanda kurung parenthesis () dan diletakkan langsung dibelakang nama pengarang. Contoh: Menurut Rupley dan Clyman (1995) kekuatan komputer sejak tahun 1970 an meningkat lebih dari dua kalinya setiap dua tahun. (Disini secara jelas disebutkan bahwa hasil penelitian ini adalah menurut Rupley dan Clyman). b. Bila nama pengarang disebutkan pada akhir kalimat dan tidak disebutkan secara langsung, nama pngarang dan tahunnya diletakkan di dalam tanda kurung. Dalam paarenthesis ini, nama pengarang dan tahun ditulis tanpa koma antara pengarang dan tahunnya. Parenthesis harus diletakkan sebelum titik. Contoh : Kekuatan komputer sejak tahun 1970 an meningkat lebih dari dua kalinya setiap dua tahun (Rupley dan Clyman, 1995). 3. Yang disebutkan sebagai Nama Pengarang dalam pengutipan adalah Nama Keluarga (Family Name) atau Nama Akhir (Last Name) dari pengarang. Dalam Daftar Acuan (Reference List) Nama Keluarga atau Nama Akhir disebutkan lebih dulu, kecuali untuk beberapa nama orang Indonesia. Gelar kesarjanaan supaya tidak dicantumkan. a. Untuk pengarang dari negara-negara Barat. Pada umumnya nama-nama Barat terdiri dari First Name, Middle Name, dan Last Name. First Name adalah nama panggilan tak resmi, Middle Name adalah nama tambahan (yang tidak perlu) dan sering disingkat dengan huruf inisial kapital saja, atau dihilangkan sama sekali (sering juga Middle Name adalah nama baptis seseorang); sedangkan Lasst Name adalah nama yang terpenting dari seseorang dan merupakan nama resmi orang tersebut. Last Name umumnya berupa nama keluarga yang diturun-temurunkan melalui jalur ayah. Panggilan resmi seseorang di negera Barat adalah menurut Last Name-nya. Last Name saja sudah cukup untuk mewakili

45 nam seseorang. Jadi untuk pengutipan referensi cukup ditulis Last Name saja; sedangkan untuk penulisan di Daftar Acuan, sebuah nama harus dimulai dengan dengan Last Name-nya, baru kemudian diikuti denagn First Name dan Middle Name-nya. (First dan Middle Name ini boleh disingkat dengan huruf kapital insialnya saja). Misal : Nama asli sesungguhnya (lengkap): - Ernest Hemingway, - Karl Terzaghi, - John Fitzgerald Kennedy, dst Cara pengutipan nama dalm tulisan (hanya last namenya saja yang disebutkan) : - Hemingway, Terzaghi, Kennedy, dst. Contoh : Hemingway (1937), atau (Hemingway 1937); Terzaghi (1954), dst. Penulisan nama dalam Daftar Acuan : Hemingway, Ernest; atau Hemingway, E.; Terzaghi, Karl atau Terzaghi, K.; Kennedy, John Fitzgerald, atau Kennedy J.F.; atau Kennedy, john F.; dst. b. Nama Indonesia Untuk Indonesia bermacam-macam. Ada nama-nama yang mencantumkan nama keluarga dan nama marga sebagai last name, ada nama-nama yang tidak memiliki last name. Untuk itu, pedoman penulisan kepustakaan dan pengutipan karya ilmiah untuk orang-ornag Indonesia (dan nama-nama melayu lainnya) dapat mengikuti pedoman yang umum berlaku atau disesuaikan. Catatan : Gelar adat yang menjadi bagian dari nama boleh dicantumkan, tetapi gelar kesarjanaan harap tidak dicantumkan. 4. Kalau nama pengarang lebih dari satu maka ditulis sebagai berikut : a. Pengarang 2 orang. (Rupley dan Clyman, 1995) atau ..sesuai dengan yang dituliskan oleh Rupley dan Clyman (1995). b. Pengarang 3 orang atau lebih. (Wynken, Blykin, dan Nodd 1988), umumnya ditulis (Wybken dkk, 1988). yang disebutkan adalah pengarang pertamanya (first author) saja, diikuti dengan dkk. Atau dalam bahasa inggris ditulis Wybken et.al, 1988) d. Bilamana ingin dicantumkan nomor halaman dari literatur dimana kutipan tersebut diambil, penulisan pengarang dapat sebagai berikut (Haines dan Rupp 1987 : 101-102). Setelah tahun diikuti tanda titik dua dan kemudian halaman yang dimaksud. Artinya kutipan yang dimaksud ada pada karya tulis oleh Haines dan Rupp (1987), pada halaman 101-102. Contoh : - Campbell (1965:25) atau (Campbell 1965:25). - Durkheim (1974:14-15) atau (Durkheim 1974:14-15)

46 5. Bila pengarang yang sama dalam satu tahun menerbitkan lebih dari satu buku (misalnya ada 3 buah buku oleh Bowles tahun 1989), maka dalam pengutipan referensi dapat dituliskan : (Bowles, 1989 a) (Bowles, 1989 b) dan (Bowles, 1989 c); masing-masing menandakan publikasi yang berbeda pada tahun yang sama. 6. Bila pengarangnya suatu badan, atau buku diterbitkan oleh suatu badan tanpa pengarang yang tertentu, maka nama badan penerbit atau pembuat karangan tersebut dapat dicantumkan. Misal : (International Rice Research Institute 1977) (Departemen Pekerjaan Umum RI 1989) (Bina Marga, Dept. PU. RI 1988) dst. Catatan: Sering juga dicantumkan bahwa untuk pengarangnya adalah suatu badan resmi dari sebuah negara, Bina Marga atau Dept. PU RI misalnya; maka bila referensi tersebut ditulis dalam bahasa Inggris dan diinginkan supaya terbaca diseluruh dunia, khusus untuk pengarang berupa badan resmi seperti nama pengarangnya supaya ditulis nama negara yang menerbitkan. Contoh: (Indonesia, Dept. of PublicWork 1989) (Indonesia, Bina Marga 1988) (United States, Dept. of Water Resource) 7. Pada waktu mengutip referensi di dalam suatu penulisan, pengarang supaya mengutipkan sumber referensi aslinya sebagai acuan pokok, walaupun pengarang tersebut tidak membaca sendiri langsung dari buku aslinya tetapi dari karangan orang lain. Misal : Yang ditulis adalah Rumus Einstein (1908) dan dibaca pada buku karangan Thomas (1986). Maka penulis pengutipan sebagi berikut : - Postulasi tersebut dibuat berdasarkan rumus Einstein (1908) yaitu sebagai berikut.(Thomas 1986 tidak usah disebut). Pada Daftar Acuan yang dicantumkan hanya Eintsein saja. - Atau dapat saja sebagai berikut : Postulasi tersebut dibuat berdasarkan rumus Einstein (1908), lihat saja pada Thomas (1986),yaitu sebagai berikut Einstein dan thomas dicantumkan dalam Daftar Acuan. - Atau sebagai berikut : - Pendapat tersebut dibuat berdasarkan rumus sebagai berikut.. (Einstein 1908, lihat juga pada Thomas 1986): Einstein dan Thomas dicantumkan dalam Daftar Acuan. 8. Pada sistem Parenthetical References ini, semua acuan yang telah disebutkan dalam tulisan supaya dicantumkan lagi dalam Daftar Acuan (Reference List) yang ditempatkan pada bagian akhir dari tulisan/laporan. Perlu diingat bahwa Daftar Acuan ditulis secara urutan alphabetis, tanpa nomor urut.

47 9. Dalam Daftar Acuan, dilarang mencantumkan referensi yang tidak disebutkan dalam tulisan/laporan (hanya dibaca oleh penulis tetapi tidak disebutkan). Semua enteries pada Daftar Acuan harus pernah di-acu dalam tulisan di depan. 10. Urutan penulisan Daftar Acuan secara garis besar adalah sebagai berikut : - Nama pengarang, titik, Tahun terbitan, titik. - Judul makalah diantara tanda kutip .., titik. (hanya untuk Jurnal, Prosiding, atau Majalah). - Judul Buku, nama Prosiding dari Seminar/Simposium, nama Majalah (lihat keterangan no.12) - Keterangan-keterangan lainnya (lihat contoh-contoh). 11. Contoh penulisan daftar Acuan adalah sebagai berikut : a. Untuk BUKU - Satu pengarang Franklin, John Hope. 1985. Fundamentals of Mathematics. Chicago : University of Chicago Press. - Satu pengarang dengan 3 buku yang diterbitkan pada tahun yang sama. Contoh-contoh : Badarusami, Achmad. 1989a. Pengantar Mekanika Teknik Untuk Teknik Sipil. Surabaya : Penerbit Erlangga. Badarrusami, Achmad. 1989b. Mekanika Teknik Lanjutan Untuk Teknik Sipil. Jakarta : Penerbit balai pustaka. Badarusami, Achmad, 1989c. Mekanika Fluida. Edisi ke 2. Semarang : penerbit Abadi Surya. - Dua pengarang Kernighan, Brian W., dan Dennis M. Ritchie. 1987. The C Programming Language. Englewood Cliffs, N.J.: PrenticeHall. - Tiga pengarang Whaley, W. Gordon, Osmond P. Breland, dan Hanry S. Lucas. 1983. Logic and Boolean Logic. London : John Murray. - Lebih dari tiga pengarang/editor Greenberger, Martin, Julius Aronofsky, James L, Mckenney, dan William F, Massy, editor. 1974. Sharing of computer and information resources nation wide. Cambridge : MIT press. - Editor atau penyuting sebagai pengarang Von Hallberg, Robert, editor. 1984. Conons. Chicago : University of Chicago Press. - Terjemahan Dick, H.W. 1990. Industri Pelayaran Indonesia : Kompetisi dan Regulasi. Diterjemahkan oleh Burhanuddin A. Jakarta : LP3ES.

48 Catatan : Judul buku supaya dicetak tebal atau digaris bawahi, atau ditulis miring/Italic (lihat keterangan no. 12).

b. Untuk PROSIDING Indraratna, B. and Redana, I W., (1997), Effect of smear on surface settlements of soft clay foundations stabilised with vertical drains. Proceedings of The 7th International Conference on Computing in Civil and Building Engineering, Seoul, Korea, Ed. Chang-Koon Choi, Hyo-Gyoung Kwak and Chung-Bang Yun, Vol. 3, p. 1855-1860. Redana I W and Indraratna B (1999), Effects of smear and well resistance in vertical drains installed in soft clay. Proceedings of the 5Th International Symposium on field measurements in Geomechanics, Singapore, 487-492. c. Untuk artikel dalam JURNAL Jacson, Richard. 1979. Runing down the up escalator: Regional inequality in Papua New Guinea. Australian Geographer 14 (May) : 175-184. Indraratna, B. and Redana, I W., (1997), Plane strain modeling of smear effects associated with vertical drains. Journal Geotech. Eng., ASCE, 123 (5), 474-478. Judul makalah berada dalam tanda huruf ... Khusus untuk penerbitan berkala seperti Jurnal dan Majalah yang mencantumkan no, volume, maka no, volume dapat ditulis langsung sesudah Judul jurnal/Majalh tanpa koma, kemudian boleh diikuti bulan penerbitan (dalam tanda kurung yang artinya boleh tidak usah dicantumkan), kemudian titik dua dan terakhir adalah halaman makalah tersebut dalam jurnal/Majalah. d. Untuk artikel dalam MAJALAH. Weber, Bruce. 1985. The myth maker: The creative mind. New York Times Magazines, 20 October, 42. e. Untuk artikel dalam SURAT KABAR. - Bila artikelnya berupa berita umum dan nama penulisnya tidak tercantum. Jakarta Post (Jakarta). 1992. 4 Januari. Kompas (Jakarta). 1985. 21 April. - Bila artikelnya berupa tulisan yang membahas masalah-masalah tertentu dan nama penulisnya dicantumkan. Silas, Johan. 1992. Hendak kemana rumah susun Indonesia ? Kompas, 31 Juli. Catatan :

49 Syahrir, A. 1993.Prospek Ekonomi Indonesia. Jawa Pos, 20 April. 12. Bila ada 2 atau 3 nama pengarang (authors) yang disebutkan dalam KEPUSTAKAAN, hanya nama pengarang pertama yang dibalik (last name/family name disebutkan dahulu). Nama-nama pengarang ke 2 dan ke 3 tidak usah dibalik. Contoh : Redana I W and B. Indraratna (1999), Effects of smear and well resistance in vertical drains installed in soft clay. Proceedings of the 5Th International Symposium on field measurements in Geomechanics, Singapore, 487-492. Indraratna, B., I W. Redana, and A. S. Balasubramaniam, (1999), Settlement prediction of embankments stabilised with prefabricated vertical drains at Second Bangkok International Airport. Proc. 12th European Conference on Soil Mechanics and Foundation Engineering, Amsterdam, The Netherlands Vol. 3 pp. 1505-1511. 13. Judul Buku, Judul Journal, Nama prosiding, Nama Kumpulan Report, Nama Majalah, Nama kumpulan Review, Nama koran, dan semua Judul Buku yang memuat artikel-artikel tulisan supaya: - Dituliskan dengan dicetak tebal, atau - Dituliskan digaris bawahi, atau - Dituliskan secara Italic, dengan tulisan miring. 14. Bila pengarang terdiri atas lebih dari 3 Badan/Asosiasi, maka Judul Pengarang diganti dengan Judul Bukunya (lihat butir no.15). 15. DAFTAR ACUAN Anglo American Cataloguing Rules. 1988. Editor Michael Gorman dan Paul W. Winkler, Chicago : American Library Assocation; Ottawa : Canadian Library Assocation; London; Library Assocation Publishing Limited, Edisi Ke 2. Turabian, Kate L. 1982. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertation. Chicago dan London : The University of Chicago Press, Edisi Ke 5. (Judul Buku, Journal, Prosiding, dll. Bisa dicetak tebal, garis bawah atau miring)

50 DAFTAR ACUAN A. Bila referensi berupa buku. Abruzzie, A. 1956. Work, Works and Work Measurement. New York: Columbia University Press. Barnes, R.M., and R.B. Andrews. 1955. Performance Sampling. Los Angeles: University of California. Chapanis, A., W.R. Garner, and C.T. Morgan. 1914. Applied Experimental Psychology: Human Factors in Engineering Design, New York: John Wiley & Sons. B. Bila referensinya berupa Journal, Buletin, Majalah, Prosiding dan Penerbitan berkala. Atkinson, J.W. 1953. The Achievement Motive Recall of Interrupted and Completerd Tasks. J. Exp. Psychol. 46:381-390. Cannon, W.B., and A.C. Washburn. 1912. An Explanation of Hunger, Amer. J. Physiol. 29:441-454. Gill,M. 1959. The Present State of Psychoanalytic Theory. J.Abnorm. Soc. Psychol. 58:1-8. C. Bila referensinya berupa Surat Kabar. - Bila pada surat kabar tersebut tidak dicantumkan nama penulisnya, dan artikelnya berupa berita umum pada surat kabar tersebut, dapat dituliskan nama surat kabar dan tanggal penerbitannya. Misal : Ampera (Jakarta), 21 April 1964. Berita Yudha (Semarang), 30 Djuni 1966. Jakarta Times, july 1967-June, 1968. Kedaulatan Rakjat (Jogjakarta), Januari 1960-Desember1967. Kompas (jakarta), Juli1968. Mertju Suar (Yogyakarta), Januari 1966. - Bila pada surat kabar tesebut tercantum nama penulisnya, dan judul artikel serta pengarangnya hendak ditonjolkan, penulisan referensi dapat seperti cara makalah. Contoh: Silas, Johan. 1992. Hendak Kemana Rumah Susun Indonesia ?. Surabaya Post, 31 Juli. Sjahrir, A. 1993. Prospek Ekonomi Indonesia. Jawa Pos (Surabaya), 22 maret.

51 DAFTAR KEPUSTAKAAN Badudu, J.S. 1980. Bandung. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia . Penerbit Pustaka Prima,

Graziano, M Anthony. 1997. Research Method, a process of Inquiry. 3rd Ed. Longman. Kane, Thomas S. 1983. The Oxford Guide to Writing, A Rhetoric and Handbook for College Students. Oxford University Press, NY Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Penerbit Nusa Indah, Ende, Flores, Cetakan VII.

Ross, P.B.1974. Basic Technical Writing. Thomas Company, New York. Tirtawijaya, Totong. 1988. Bahasa Indonesia. Penerbit University Press IKIP Surabaya. Brotowidjoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karya Ilmiah, Penerbit CV. Akademika Pressindo, Jakarta.

You might also like