You are on page 1of 5

PERADABAN LEMBAH SUNGAI SHINDU DAN SUNGAI GANGGA

Anggota Kelompok : Benny Dwi W Brian A. Heristo B.G. M. Azzam Azizi M Fachrizal Akbar M. Dzikri C. (10) (11) (22) (25) (26) (28)

X.4

Peradaban Lembah Sungai Shindu (Indus)


a. Pusat Peradaban Kota Mohenjo-Daro diperkirakan sebagai ibu kota daerah lembah Sungai Shindu bagian selatan dan kota Harappa sebagai ibu kota lembah Sungai Shindu bagian utara. Mohenjo-Daro dan Harappa merupakan pusat peradaban bangsa India pada masa lampau. b. Tata Kota Pembangunan kota Mohenjo-Daro dan Harappa didasarkan atas suatu perencanaan tata kota yang pasti dan teratur baik. Jalan-jalan di dalam kota sudah teratur dan lurus-lurus dengan lebarnya mencapai sekitar 10 meter dan di sebelah kanan-kiri jalan terdapat trotoar dengan lebar setengah meter. Gedung-gedung dan rumah tinggal serta pertokoan dibangun secara teratur dan berdiri kokoh yang terbuat dari batu bata lumpur. Wilayah kota dibagi atas beberapa bagian atau blok. Masing-masing bagian atau blok berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang. Tiap-tiap blok dibagi oleh lorong-lorong yang satu sama lainnya saling berpotongan. Pada tempat-tempat itulah penduduk membangun rumah tempat tinggal. Dan juga dibangun gedung-gedung sebagai tempat untuk menjalankan pemerintahan. Lorong-lorong dan jalan-jalan dilengkapi dengan saluran air (selokan), saluran air itu dijaga dengan baik kebersihannya sehingga tetap berfungsi dengan baik. c. Sanitasi (Kesehatan) Cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan. Kamar dilengkapi dengan jendela yang lebar dan berhubungan langsung dengan udara bebas, sehingga perputaran dan pergantian udara cukup lancar. Disamping itu, saluran pembuangan limbah dari kamar mandi dan jamban yang ada di dalam rumah dihubungkan langsung dengan selokan yang mengalir ke sungai. d. Sistem Pertanian dan Pengairan Di sepanjang lembah Sungai Shindu yang subur itu, masyarakat mengusahakan pertanian sehingga pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air dari lembah Sungai Shindu sampai jauh ke daerah pedalaman. Usaha ini dilakukan dengan cara membuat saluran irigasi dan mulai membangun daerah pertanian di wilayah pedalaman.

e. Teknologi Mereka mampu membuat barang-barang yang terbuat dari emas dan perak, alatalat rumah tangga, pertanian, kain dari kapas, serta bangunan-bangunan. Kemampuan ini diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan

kota Mohenjo-Daro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas perak dan berbagai macam materai dengan lukisannya yang bermutu tinggi. Juga ditemukan alat peperangan seperti tombak, pedang dan anak panah. Disamping itu, ditemukan juga alat-alat peninggalan budaya berupa barang-barang dari tanah liat, terutama peralatan rumah tangga. f. Perekonomian Masyarakat lembah Sungai Shindu sudah mengadakan hubungan dagang dengan bangsa Sumeria di Mesopotamia dan bangsa-bangsa dari negari-negeri lainnya. Dengan penemuan benda-benda dari lembah Sungai Shindu di Sumeria. Kota Sutkagedon memainkan peranan penting dalam perdagangan antara masyarakat lembah Sungai Shindu dan bangsa Sumeria. Kota Sutkagedon merupakan kota perbatasan yang terletak di Balukhistan. Perdagangan Sumeria melalui Sutkagedon dapat dilaksanakan dengan dua cara. Pertama, dengan jalan laut dapat dibuktikan melalui sebuah material dan pecahan benda-benda yang memuat gambar perahu layar. Kedua, dengan jalan darat yang dapat dilaksanakan baik dengan mempergunakan tenaga kuda maupun unta. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya terracotta kereta kecil (terracotta=tanah liat yang dibakar) g. Pemerintahan Candragupta Maurya. Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat luas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan lembah Sungai Gangga di sebelah timur. Ashoka. Pada masa pemerintahan Ashoka (268-232 SM) cucu Candragupta Maurya, Kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasai. Setelah ia menyaksikan perang yang maha dahsyat di Kalingga. Ia mencitacitakan perdamaian dan kebahagiaan umat manusia. Setelah Ashoka meninggal, kerajaannnya terpecah belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdiri Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya. h. Kepercayaan Kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Shindu bersifat polytheisme (mamuja banyak dewa). Dewa-dewa yang dipujanya seperti dewa bertanduk besar dan dewa perempuan yang melambangkan kemakmuran serta kesuburan (dewi ibu) Masyarakat Lembah Sungai Shindu juga menyembah binatang-binatang seperti buaya, gajah, dll serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian. i. Peninggalan Kebudayaan

Dari hasil peninggalan di Kota Harappa ditemukan beberapa arca yang masih sempurna bentuknya dan dua buah Torso (arca yang telah hilang kepalanya). Salah satu Torso mula-mula bertangan empat dan berkepala tiga. Berdiri diatas kaki kanan dengan kaki kiri terangkat. (patung ini mirip dengan patung Siwa Nataraya dari zaman kesenian Cola, India Selatan) Arca. Di Kota Mohenjo-Daro ditemukan arca seorang pendeta berjanggut yang memakai pita yang melingkari kepalanya dan berpakaian baju yang berhiaskan gambargambar yang menyerupai daun semanggi. Hiasan dengan daun semanggi juga lazim dipakai di daerah Mesopotamia, Mesir dan Kreta. Arca yang lain ditemukan berbentuk gadis penari yang terbuat dari perunggu.

Peradaban Lembah Sungai Gangga


a. Pusat Peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna. Sungai ini bermata air di Pegunungan Himalaya dan mengalir melalui kota-kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares, melalui wilayah Bangladesh dan bermuara di teluk Benggala. Sungai Gangga bertemu dengan Sungai Kwen Lun. Oleh karena itu, Lembah Sungai Gangga sangat subur. Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang termasuk bangsa Indo German. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan menyebar kearah timur. Kebudayaan lembah Sungai Gangga merupakan kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Aria dengan bangsa Dravida. Kebudayaan campuran dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu. Dengan nama daerah tempat bercampurnya kebudayaan, yaitu daerah Shindu atau Hindustan. Peradaban lembah Sungai Gangga meninggalkan jejak yang sangat penting dalam sejarah umat manusia hingga kini. Di tempat ini muncul dua agama besar di dunia, yaitu agama Hindu dan agama Buddha. Agama Hindu lahir dari kebudayaan campuran bangsa Aria dan Dravida. Bahkan peradaban dan kehidupan bangsa Hindu tersebut tercantum dalam kitab suci agama Hindu yaitu kitab Weda, Brahmana dan Upanisad. Agama Hindu merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan peradaban bangsa Hindu. Sungai Gangga dianggap sebagai tempat keramat dan suci bagi penganut Hindu India. Air Sungai Gangga dianggap dapat menyucikan diri manusia dan menghapus smua dosanya. Agama Buddha lahir sebagai bentuk reaksi beberapa golongan atas ajaran kaum Brahmana. Golongan ini dipimpin oleh Siddharta Gautama. Ia adalah seorang putra mahkota kerajaan Kapilawastu yang meninggalkan hidup penuh kemewahan dengan menempuh jalan kesederhanaan untuk menghindari penderitaan. Siddharta mendapat sinar terang menjadi Sang Buddha yang berarti Yang Disinari. Kedua agama/budaya ini mempunyai pengaruh cukup besar dalam perkembangan sejarah dan budaya Indonesia di masa awal. b. Pemerintahan Perkembangan sistem pemerintahan di lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan dari sistem pemerintahan masyarakat di daerah lembah Sungai Shindu.

Sejak runtuhnya Kerajaan Maurya, keadaan menjadi kacau akibat terjadi peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan ini diamankan kembali setelah munculnya Kerajaan Gupta Kerajaan Gupta. Kerajaan Gupta didirikan oleh Raja Candragupta I (320-330 M) dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama Negara, tetapi agama Buddha tetap dapat berkembang. Kerajaan Gupta mencapai masa yang paling gemilang ketika Raja Samudra Gupta berkuasa. Seluruh lembah Sungai Gangga dan Sungai Shindu berhasil dikuasainya. Ia menetapkan kota Ayodhita sebagai ibu kota kerajaannya. Raja Samudra Gupta digantikan oleh anaknya yang bernama Candragupta II (375415 M). Candragupta II terkenal sebagai Wikramaditiya. Seperti raja-raja lainnya, ia beragama Hindu. Namun ia tidak memandang rendah agama Buddha. Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan masyarakatnya makmur dan sejahtera, banyak gedung indah didirikan. Perdagangan dan pelayaran miskin maju pesat. Kesusasteraan mengalami masa yang gemilang. Perkembangan seni patung dan pahat juga berkembang pesat. Setelah meninggalnyaRaja Candragupta II, kerajaan Gupta mulai mundur. Hampir dua abad, India mengalami masa kegelapan dan pada abad ke-7 M tampil seorang raja yang kuat bernama Harshawardana. Kerajaan Harsha. Ibukotanya adalah Kanay. Dengan seorang raja bernama Harshawardana, adalah seorang pejungga besar. Pujangga yang terkenal pada masa kekuasaannya bernama pujangga bana dengan buku karangan yang berjudul Harshacarita. Pada mulanya raja Harsha memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Wihara dan Stupa banyak dibangun di tepi Sungai Gangga, juga tempat-tempat penginapan dan rumah sakit didirikan untuk memberikan pertolongan dengan cuma-Cuma. Candi-candi yang rusak diperbaiki, bahkan candi baru juga dibangun. Setelah masa pemerintahannnya hingga abad ke-11 M tidak pernah diketahui adanya raja yang berkuasa. India mengalami masa kegelapan. c. Bentuk Kebudayaan Lembah Sungai Gangga Perkembangan kebudayaan masyarakat lembah Sungai Gangga mengalami banyak kemajuan oada bidang kesenian. Kesusateraan seni pahat dan seni patung berkembang pesat. Kuil yang indah dari Syanta dibangun. Daerah yang diduduki oleh bangsa Indo-Arya sering disebut dengan Arya Varta (Negeri Bangsa Arya) atau Hindustan (tanah milik bangsa hindu). Bangsa Dravida mengungsi ke daerah selatan, kebudayaannya kemudian dikenal dengan nama kebudayaan Dravida.

You might also like