You are on page 1of 43

1

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) MATA PELAJARAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ( FKIP) UNIVERSITAS TERBUKA UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANG POKJAR ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Mei 2010

MOTTO

1. Jangan selalu bertanya apa yang telah kamu dapatkan tapi bertanyalah tentang apa yang dapat kamu berikan. 2. Dimana ada kemauan pasti ada jalan 3. Kegagalan bukan untuk disesali tapi jadikan lah sebagai cambuk untuk sebuah keberhasilan.

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii HALAMAN MOTTO..............................................................................................iv KATA PENGANTAR..............................................................................................v DAFTAR ISI...........................................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix DAFTAR TABEL....................................................................................................xi DAFTAR GRAFIK................................................................................................xii BAGIAN I ILMU PENGETAHUAN ALAM I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..........................................................................................3 C. Tujuan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran................................................3 D. Manfaat Perbaikan..........................................................................................4 II. KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Belajar...............................................................................................6 B. Konsep Mengajar............................................................................................7 C. Konsep Belajar Mengajar...............................................................................7 D. Konsep Prestasi Belajar................................................................................11 E. Konsep Aktivitas Belajar.............................................................................12 F. Konsep Metode Pembelajaran......................................................................12

G. Konsep Media Pembelajaran........................................................................14 H. Konsep Perbaikan.........................................................................................15 I. Konsep Evaluasi...........................................................................................16 III. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek Penelitian..........................................................................................17 B. Deskripsi Perbaikan Per- Siklus...................................................................18 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Per- Siklus...........................................................................29 B. Pembahasan Per Siklus.................................................................................33 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..................................................................................................35 B. Saran.............................................................................................................36 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Hasil Refleksi IPA Pra Siklus.............................................................79 Lampiran 2 Rencana Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I..................................81 Lampiran 3 Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran IPA ( Aktivitas Siswa ) Siklus I ................................................................93 Lampiran 4 Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran IPA ( Aktivitas Siswa ) Siklus I ................................................................96 Lampiran 5 Daftar Nilai Tes Formatif IPA Kelas V Siklus I................................98 Lampiran 6 Hasil Refleksi IPA Siklus I.................................................................99 Lampiran 7 Rencana Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II .............................102 Lampiran 8 Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran IPA ( Aktivitas Siswa ) Siklus II..............................................................114 Lampiran 9 Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran IPA ( Aktivitas Siswa ) Siklus II..............................................................117 Lampiran 10 Daftar Nilai Tes Formatif IPA Kelas V Siklus II.............................119 Lampiran 17 Rencana Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II.............................154

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains (IPA) merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan jaman dan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi. Pendidikan di masa sekarang ini seyogyanya mampu membekali generasi muda dengan menemukan konsep-konsep sains dengan matang, agar masalah-masalah yang akan timbul dimasa datang dapat diantisipasi. Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis. Belajar sains tidak cukup hanya mengahafal materinya saja tetapi juga harus dapat memahami konsep-konsep didalamnya. Hal ini dapat tercapai jika pembelajaran tersebut bermakna. Berdasarkan KTSP 2006 tujuan pembelajaran sains meliputi : mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah, meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, meningkatkan pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah Dasar merupakan tempat pembelajran untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dasar tentang konsep maupun prinsip-prinsip, mengembangkan sikap kritis dan kreatif dimana kemampuan ini menjadi

pijakan dalam pembelajaran selanjutnya. Keberhasilan pembelajaran di SD ini akan mendorong keberhasilan pembelajaran di tingkat yang lebih tinggi. Guru bertugas mengoptimalkan kemampuan dasar siswa agar berkembang secara efektif. Seorang guru harus dapat menjadi fasilitator siswa, agar siswa tidak mengalami kesulitan dan kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar. Melihat hasil ulangan harian siswa pada pembelajaran IPA pada Standar Kompetensi Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya, Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya, khususnya pada materi pembuatan magnet secara konduksi, gosokan dan elektromagnetik ditemukan prestasi dan aktivitas

belajar siswa yang rendah. Alasan rendahnya prestasi dan aktivitas belajar siswa ini dimungkinkan karena pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional yakni menggunakan metode ceramah. Kemungkinan lain adalah guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran, LKS, alat peraga sederhana, dan penggunaan media lainnya. Dengan demikian akan sulit untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Siswa terbiasa dengan menghafal fakta-fakta, prinsip, rumus, hukum-hukum dan problem-problem yang diberikan oleh guru, dengan demikian pemahaman konsep cenderung rendah. Gambaran nilai ulangan harian yang diperoleh dari 25 siswa yaitu, rata rata nilai 54,80 dengan prosentase nilai mencapai KKM hanya 48 %. Dari gambaran tersebut perlu adanya perlakuan baru guna peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa.

Agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran maka dapat dilakukan perbaikan melalui metode demonstrasi dan media berupa benda nyata yang ada disekitar, sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam memahami materi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah dengan media magnet, benda magnetik, kabel dan betere dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 01 Wiyorowetan tentang membuat magnet ? 2. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa V SD Negeri 01 Wiyorowetan tentang membuat magnet ? Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, maka hipotesis yang dapat penulis ajukan dalam rangka perbaikan pembelajaran ini adalah : Jika dalam pembelajaran IPA , khususnya materi Membuat Magnet guru menggunakan media dan metode yang tepat maka prestasi dan aktivitas siswa akan meningkat hasilnya. C. Tujuan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Dari rumusan masalah diatas, dapat ditentukan adanya tujuan penelitian ini yaitu : 1. Untuk membuktikan bahwa hasil penggunaan media pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SDN Wiyorowetan.

2.

Untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Wiyorowetan.

D. Manfaat Perbaikan 1. Bagi Siswa a. Mempermudah siswa menerima materi pembelajaran. b. Mengaktifkan aktivitas belajar siswa. c. Memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi Guru a. Memiliki gambaran tentang proses belajar mengajar mata pelajaran IPA yang efektif. b. Dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus mencari solusi pemecahannya. c. Dapat menyusun program peningkatan keefektifan pembelajaran IPA pada tahap berikutnya. d. Dapat saling berkolaborasi dengan teman sejawat untuk pemberian masukan agar melaksanakan perbaikan pembelajaran yang lebih baik. 3. Bagi Lembaga Pendidikan a. Mengembangkan kurikulum tingkat sekolah dan kelas. b. Meningkatkan kualitas praktik pendidikan. c. Membantu mewujudkan efisiensi pengelolaan pendidikan. d. Meningkatkan relevansi pendidikan. e. Meningkatkan mutu pendidikan.

10

Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilakukan juga untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PGSD 4412) pada program Pendidikan S1 PGSD Universitas Terbuka. Laporan ini penulis sajikan dengan kerangka laporan sebagai berikut : I. Pendahuluan II. Kajian Pustaka III. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan V. Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Belajar Dimyati Mahmud (dalam Rumini,dkk,1995:59) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman. Menurut teori Gestalt yang dikutip dalam buku Ibrahim, belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian. Dalam belajar siswa harus mampu menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan yang lainnya. Penangkapan makna dari hubungan inilah yang disebut memahami, mengerti atau insight, (Ibrahim,2003:20-21). Menurut Ernest Hilgard (dalam Ibrahim, 2003:21) ada enam ciri dari belajar yang mengandung pemahaman, yaitu : (1) pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar, (2) pemahaman diperngaruhi oleh pengalaman belajar masa lalu, (3) pemahaman tergantung pada pengaturan situasi, (4) pemahaman didahului oleh usaha coba-coba, (5) belajar dengan pemahaman yang dapat diulangi, (6) pemahaman dapat diaplikasikan bagi pemahaman situasi lain. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam diri seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan pengalaman.

12

B. Konsep Mengajar Ali (1984:2) menyatakan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. William H Burton (dalam Ali, 1984:3) mengemukakan bahwa mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang ( stimulus), bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dikatakan mengajar merupakan proses penyampaian pengetahuan kepada siswa dan memberi stimulus serta bimbingan dalam proses belajar yang dilakukan oleh guru. C. Konsep Belajar Mengajar 1. Pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruktion yang artinya pengajaran. Interaksi guru dan siswa ini disebut juga sebagai proses belajar mengajar, (Ibrahim, 2003:11). 2. Faktor yang mempengaruhi optimalisasi interaktif dalam proses belajar mengajar yang menyangkut kesiapan guru dan siswa antara lain : a. Faktor minat dan perhatian Kondisi belajar mengajar yang interaktif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar, yang merupakan faktor utama penentu derajat keaktifan siswa. Menurut Mursell terdapat 22 macam minat yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa, diantaranya anak memiliki minat terhadap belajar dan guru

13

berusaha membangkitkan minat siswa tersebut dengan cara memilih dan menentukan bahan pengajaran sebagai key concept untuk mendapatkan perhatian siswa secara penuh. Upaya meningkatkan perhatian siswa dapat dilakukan dengan cara mengajukan masalah. b. Faktor Motivasi Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan guna mencapai tujuan, atau keadaan dalam diri seseorang yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan sesuatu. Motivasi dapat timbul dalam diri siswa (intrinsik) dan pengaruh dari luar dirinya (ekstrinsik). Guru hanya menjadi motivator untuk menumbuhkan kedua motivasi tersebut. c. Faktor Latar atau Konteks Belajar berdasarkan realita yang menarik, dimulai dari yang sederhana dapat memotivasi. Atau berdasarkan pengalaman dapat mengikutsertakan siswa didalamnya. Dalam proses belajar mengajar, guru perlu tahu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki oleh siswa, sehingga tidak terjadi kebosanan bagi siswa. d. Faktor Perbedaan Individu Perbedaan siswa menurut Mursell dibedakan secara vertikal dan kualitatif. Perbedaan secara vertikal, yaitu berkenaan dengan intelegensi umum dari siswa dan perbedaan kualitatif berkenaan dengan bakat dan minat siswa. Guru harus jeli memperhatikan persamaan dan perbedaan

14

tersebut dan dapat mengoptimalkan kemampuan mereka masingmasing. Hal ini dapat dilakukan dengan saling membelajarkan pada siswa. Siswa dengan kelebihan intelegensi atau bakat dan minat tertentu dapat membantu siswa lain yang kurang memahami. e. Faktor Sosialisasi Hubungan sosial di kelas agar tidak menimbulkan kegaduhan maka dapat dilakukan melalui diskusi kelompok. Upaya ini dapat mengembangkan potensi, melatih kerjasama, tumbuhnya kesadaran perbedaan antar individu dan menumbuhkan solidaritas. f. Faktor Belajar Sambil Bermain Bermain adalah kebutuhan anak yang dapat menimbulkan kegembiraan dan menyenangkan. Belajar dengan suasana bermain akan mendorong siswa aktif belajar. g. Faktor Belajar Sambil Bekerja Belajar sambil bekerja adalah kegiatan nyata yang dilakukan oleh siswa sehingga membuat pembelajaran terasa tidak membosankan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu dan memberikan penilaian terhadap hasil kerjanya. h. Faktor Inkuiri Pada dasarnya siswa mempunyai potensi berupa dorongan untuk mencari dan mengembangkan sendiri baik fakta, konsep maupun data informasi.

i. Faktor Memecahkan Masalah

15

Setiap anak menyukai tantangan. Guru harus dapat memberikan tantangan yang sesuai agar siswa dapat terdorong untuk belajar. Siswa akan dapat melihat masalah dan menentukan cara pemecahan masalah sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3. Komponen komponen yang membentuk kegiatan dalam proses belajar mengajar yakni komponen input, komponen proses, dan komponen produk (output) yang berisi sebagai berikut : a. Komponen input terdiri dari sejumlah siswa dengan berbagai kemampuan dasar yang telah dimilikinya antara lain :alat, perlengkapan, fasilitas ruangan, sumber-sumber biaya, dan informasi (seperti hasil tes dan dokumentasi). b. Komponen proses terdiri dari program pengajaran, metode, teknik bimbingan, prosedur evaluasi, dan strategi perbaikan. c. Komponen produk terdiri dari perilaku siswa yang telah diperbaiki atau dikembangkan, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 4. Ada lima variabel utama yang berperan pada proses belajar mengajar, yaitu : a. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran yaitu merupakan arah yang hendak dicapai oleh setisp proses pembelajaran bersumber dari tujuan kurikuler yang terkandung dalam setiap bidang studi. b. Materi pembelajaran Materi pelajaran adalah hal-hal yang akan disajikan kepada siswa bertalian dengan usaha pencapaian tujuan pembelajaran.

16

c. Metode dan teknik mengajar Metode yaitu cara yang teratur untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan informasi dari guru dimana informasi tersebut dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan teknik mengajar adalah prosedur atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran. d. Siswa Siswa yaitu seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran. e. Guru Guru yaitu seseorang yang bertindak sebagai pengelola, pembimbing, sumber informasi, fasilitator dan sebagai model para siswanya dalam proses pembelajaran. D. Konsep Prestasi Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Departemen Pendidikan Nasional (2002) Prestasi Belajar diartikan sebagai hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Pengertian Prestasi Akademis (belajar) diartikan sebagai hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditemukan melalui pengukuran dan penilaian. Belajar penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. E. Konsep Aktivitas Belajar

17

Yang dimaksud dengan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar siswa menurut John Dewey adalah aktivitas belajar yang berupa aktivitas jasmaniah dan aktivitas mental. Penggolongan jenis aktivitas adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas Visual (visual activities), seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi. 2. Aktivitas lisan (oral activities), seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab dan diskusi. 3. Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan ceramah dari penceramah. 4. Aktivitas Gerak ( motor activities), seperti simulasi, bermain peran, membuat peta atau tabel dan grafik. 5. Aktivitas menulis ( writing activities), seperti mengarang, membuat ringkasan dan membuat makalah. Dengan demikian proses belajar mengajar yang melibatkan siswa melakukan sesuatu (aktivitas) akan memupuk rasa percaya diri, gembira , tidak membosankan dan dapat melihat hasilnya. F. Konsep Metode Pembelajaran Metode adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Ibrahim (2003:106-107) menyatakan metode yang biasa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain : metode ceramah, metode tanya jawab,

18

metode diskusi, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode pemberian tugas, metode karyawisata, metode sosiodrama dan lain-lain. Metode ceramah, merupakan cara mengajar yang paling tradisional. Ceramah adalah penuturan bahan ajaran secara lisan. Metode tanya jawab adalah metode yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Sedang metode diskusi, pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Metode demonstrasi, merupakan metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Metode eksperimen, merupakan metode yang langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Metode pemberian tugas, dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa melakukan tugas/ kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran. Metode karyawisata, siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu diluar sekolah, setelah melakukan kunjungan siswa-siswa diminta untuk membuat / menyampaikana laporan. Metode sosiodrama atau bermain peran, merupakan metode yang sering digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Materi IPA tentang membuat magnet dapat diajarkan kepada siswa dengan metode

19

demonstrasi . Diharapkan dengan metode demonstrasi berdasarkan hasil diskusi kelompok siswa lebih aktif sehingga aktivitas belajar siswa dapat meningkat. G. Konsep Media Pembelajaran Anderson (1987) dalam bukunya yang diberi judul Pemilihan dan Pengembangan Media untuk membagi media menjadi dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran (instruktional aids) dan media pembelajaran. Alat bantu pembelajaran didefinisikan sebagai perlengkapan atau alat untuk membantu guru atau pengajar memperjelas materi (informasi) yang akan disampaikan. Contoh yang termasuk alat bantu antara lain : OHP, film bingkai (slide), foto, peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya. Heinich dan Molenda (1993) mengemukakan bahwa secara umum media diartikan sebagai alat komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke penerima. Media disini sebagai perantara yang dirancang untuk mencapai

tujuan tertentu Contoh media diantaranya adalah film, program televisi, kaset audio, modul, slide , seri dan lain-lain. Pada perbaikan pembelajaran ini media yang digunakan adalah model benda sebenarnya yaitu berupa magnet, benda bermagnet, kabel dan batere. Benda benda konkrit ini diharapkan dapat memacu keinginan siswa untuk mengadakan percobaan, lebih terkesan, ingat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. H. Konsep Perbaikan 1. Pengertian Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

20

Ebbut (1985) mendefinisikan PTK merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Dapat disimpulkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari dikelas. 2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Beberapa tujuan Penelitian Tindakan Kelas oleh Suyanto (1997: Hasan (1997) antara lain : a. Untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah b. Sebagai relevansi pendidikan c. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan d. Untuk mengefisiensikan pengelolaan pendidikan.

3. Langkah-langkah PTK Untuk melanjutkan PTK, guru mengawali dengan mengidentifikasi masalah, dilanjutkan dengan merumuskan masalah yang akan dicari solusinya. Setelah guru menemukan masalah dilanjutkan melakukan langkah-langkah seperti perencanaan , tindakan, pengamatan, dan refleksi. 4. Manfaat PTK Manfaat yang didapat dari pelaksanaan PTK antara lain : a. Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan ditingkat kelas.

21

c. Peningkatan profesionalisme guru melelui proses latihan sistematik secara berkelanjutan. I. Konsep Evaluasi Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Suharsimi Arikunto (1997:146) menjelaskan bahwa observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra. Di dalam observasi , peneliti menggunakan panduan atau pedoman observasi yang berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Pengamat tinggal memberi tanda atau ceklis pada kolom tempat peristiwa muncul. Sedangkan tes adalah serenteten pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Evaluasi yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah jenis tes formatif berbentuk tertulis dan berisi soal obyektif dan subyektif.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN PER SIKLUS A. Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 01 Wiyorowetan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Sekolah ini terletak di tepi utara kota dekat dengan jalur pantai utara. Kompetensi yang akan dibahas adalah

22

Menghargai

jasa

dan

peranan

tokoh

dalam

memproklamasikan

kemerdekaan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang peristiwa penting disekitar proklamasi. 2. Karakteristik siswa Jumlah siswa kelas V SD Negeri 01 Wiyorowetan ini berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Dilihat dari kemampuan keseluruhan siswa ditemukan sebagian kecil siswa berkemampuan kurang dari rata rata kelas. 3. Karakteristik Lingkungan Lingkungan disekitar SD Negeri 01 Wiyorowetan mempunyai lingkungan yang religius dan masyarakat desa yang mempunyai rasa kemasyarakatan yang tinggi tetapi masih sedikit masyarakat di sekitar

sekolah yang mempunyai pendidikan yang tinggi. Banyak ditemukan data pendidikan orangtua siswa rata rata hanya lulusan Sekolah Dasar. Sebagian besar orangtua siswa bermata pencaharian sebagai buruh tani, konveksi dan buruh di Jakarta. Kondisi ini menyebabkan perhatian dan motivasi orang tua terhadap belajar anak-anaknya rendah. 4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan selama satu bulan , yaitu dari bulan Januari sampai bulan Februari. Adapun jadwalnya sebagai berikut :
No 1. 2. 3. 4. Jenis Kegiatan Refleksi pra Siklus. Pembelajaran Perbaikan Siklus I. ( 1 pertemuan x 35 menit ) Pembelajaran Perbaikan Siklus II. ( 1 pertemuan x 35 menit ) Pembuatan Laporan Perbaikan Pembelajaran Siklus Waktu Pelaksanaan 25 Januari 2010 26 Januari 2010 1 Februari 2010 10 Februari 2010

23

5.

I dan Siklus II Konsultasi pembuatan laporan

14 Maret 2010

B. Deskripsi Perbaikan Per Siklus 1. Pra Siklus Pembelajaran Pra Siklus dilaksanakan tanggal 18 Januari 2010, penulis mengadakan pembelajaran IPA dengan materi Membuat Magnet. a. Rencana Pra Siklus Pada Pembelajaran pra siklus penulis merencanakan

pembelajaran dengan membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu. Pada saat pelaksanaan pembelajaran pra siklus, disediakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa. Juga disiapkan Lembar Soal untuk mengumpulkan data nilai tes formatif siswa. Antara penulis dan pengamat datang lebih awal untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang akan diobservasi b. Pelaksanaan Pra Siklus 1). Secara Umum a). Berdoa b). Mengabsen siswa c). Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik. 2). Secara Khusus a). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang macam-macam pembuatan magnet. b). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang bahan yang digunakan untuk membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan elektromagnetik.

24

c). Secara klasikal, siswa mengamati gambar cara pembuatan magnet di papan tulis . d). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan elektromagnetik e). Siswa bersama guru membahas hasil diskusi. f). Siswa bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran. g). Siswa mengerjakan soal tes formatif. h). Siswa bersama guru mengoreksi hasil tes formatif. c. Observasi Pembelajaran Pra Siklus Pada tahap kegiatan pengamatan /observasi guru meminta bantuan teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar Observasi yang disiapkan dan disepakati dengan pengamat adalah lembar Observasi tentang Aktivitas Belajar Siswa. Penulis juga menyiapkan catatan penting tentang hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran. d. Refleksi Pra Siklus Ditemukan banyak kekurangan pada pembelajaran pra siklus, terbukti hasil rata-rata nilai tes formatif siswa hanya mencapai 58.00. Dan hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa menunjukkan presentase yang sangat rendah yaitu 56.47 %. Dari hal-hal tersebut diindikasikan penyebabnya adalah karena penulis tidak menggunakan metode dan media yang tepat dalam pembelajaran IPA. Oleh karena itu

25

diperlukan perbaikan pembelajaran dengan metode dan media yang tepat untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa. 2. Siklus I a. Rencana Siklus I Perbaikan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Perbaikan siklus I dilaksanakan tanggal 26 Januari 2009 dengan uraian sebagai berikut : Setelah rencana perbaikan disetujui oleh Supervisor, penulis meminta ijin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Untuk mengumpulkan data, penulis meminta bantuan rekan sejawat. Sebelum perbaikan pembelajaran dimulai, guru peneliti dan pengamat menyamakan persepsi tentang aspek-aspek perbaikan yang perlu diamati. Dalam pelaksanaannya pengamat duduk dibelakang dan mengamati jalannya perbaikan pembelajaran. Untuk pengamat diberikan lembar observasi yang telah disiapkan dan datang 15 menit sebelum perbaikan pembelajaran dimulai . Untuk mata pelajaran IPAyang menjadi fokus perbaikan adalah Apakah media magnet, benda bermagnet, kabel dan batere dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa ?. Perencanaan Perbaikan Siklus I 1). Secara Umum a). Berdoa b). Mengabsen siswa

26

c). Menyiapkan media pembelajaran d). Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik. 2). Secara Khusus a). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang macam-macam pembuatan magnet. b). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang bahan yang digunakan untuk membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan elektromagnetik. c). Secara klasikal, siswa mengamati gambar cara pembuatan magnet di papan tulis . d). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan elektromagnetik e). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar Kerja Kelompok. e). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil pengamatannya tentang pembuatan magnet. f). Siswa bersama guru membahas hasil diskusi. g). Siswa bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran. h). Siswa mengerjakan soal tes formatif. i). Siswa bersama guru mengoreksi hasil tes formatif. b. Pelaksanaan Perbaikan Siklus I

27

1). Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan media magnet, benda bermagnet, kabel dan batere dilakukan perbaikan antara lain: a.). Guru menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan berupa magnet, benda bermagnet, kabel dan batere. b). Guru memasang gambar dan menjelaskan cara membuat magnet secara induksi, gosokan dan elektromagnet. c). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan elektromagnetik d). Secara berkelompok siswa mengamati gambar dan menyiapkan alat sesuai gambar. e). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar Kerja Kelompok. f). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil diskusi tentang langkah-langkah pembuatan magnet. g). Siswa dan guru membahas hasil diskusi. h). Secara individual siswa menulis rangkuman. 2). Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan metode demonstrasi dilakukan perbaikan antara lain : a). Guru menyiapkan gambar cara pembuatan magnet secara induksi, gosokan dan elektromagnetik. b). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang baha-bahan pembuatan magnet..

28

c). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara pembuatan magnet. b). Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. c). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar Kerja Kelompok. d). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar Kerja Kelompok. e). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil pengamatannya tentang pembuatan magnet. f). Siswa dan guru membahas hasil diskusi. c. Pengamatan / Observasi Siklus I Pada tahap kegiatan pengamatan /observasi guru meminta bantuan teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar Observasi yang disiapkan dan disepakati dengan pengamat adalah observasi aktivitas belajar siswa. Selain observasi, data yang dilkumpulkan berupa hasil tes formatif siswa. Guru memberikan tes formatif kepada siswa yang hasilnya sebagai bahan evaluasi hasil terhadap perbaikan pembelajaran yang telah disepakati bersama sebelumnya pada lembar observasi. Guru juga menyiapkan catatan penting dalam pembelajaran. d. Refleksi Siklus I

29

Dari hasil rekaman data dan catatan penting yang ada, kemudian guru melakukan refleksi diri serta diskusi dengan teman sejawat mengenai penampilan aktivitas perbaikan yang sudah dilaksanakan dan hasil tes formatif siswa. Dalam siklus I ditemukan beberapa aktivitas perbaikan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan pada beberapa aktivitas yang belum maksimal pada kegiatan-kegiatan antara lain : a). Penyiapan alat peraga bagi semua kelompok siswa dan guru. b). Pemberian motivasi kepada siswa. c). Pemberian apersepsi yang lebih menarik. d). Pemberian informasi kegiatan yang lebih jelas. e). Penggunaan media secara maksimal. f). Pengelolaan diskusi kelompok yang efektif. g). Bimbingan terhadap siswa baik secara individu maupun kelompok. h). Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. i). Ketertiban siswa saat penjelasan dari guru dan saat berdiskusi. j). Antusiasme siswa untuk bertanya jawab dan berdiskusi. k). Penggunaan media secara maksimal. l). Penampilan siswa dalam demonstrasi dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain. . Hasil tes formatif siswa mengalami peningkatan tetapi masih ada 24 % siswa belum mencapai KKM Oleh karena itu direncanakan ada perbaikan pembelajaran siklus II dengan penekanan pada aktivitas

30

belajar yang belum baik dan peningkatan terhadap hasil prestasi belajar siswa.. 3. Siklus II a. Perencanaan Perbaikan Siklus II Perbaikan siklus II dilaksanakan tanggal 1 Februari 2010 dengan uraian sebagai berikut :

a. Perencanaan Perbaikan Siklus II 1). Secara Umum a). Berdoa b). Mengabsen siswa c). Menyiapkan media pembelajaran d). Memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik. 2). Secara Khusus a). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang macam-macam pembuatan magnet. b). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang bahan yang digunakan untuk membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan elektromagnetik. c). Secara klasikal, siswa mengamati gambar cara pembuatan magnet di papan tulis . d). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara membuat magnet buatan dengan cara induksi, gosokan dan elektromagnetik

31

e). Siswa bersama guru membahas hasil diskusi. f). Siswa bersama guru menyimpulkan inti materi pembelajaran. g). Siswa mengerjakan soal tes formatif. h). Siswa bersama guru mengoreksi hasil tes formatif. b. Pelaksanaan Perbaikan Siklus II 1). Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan media magnet, benda bermagnet, kabel dan batere dilakukan perbaikan antara lain: a.). Guru menyiapkan media berupa magnet, benda bermagnet, kabel dan batere. b). Guru memasang gambar cara membuat magnet secara induksi, gosokan dan electromagnet. c). Secara berkelompok siswa mengamati gambar dan menyiapkan alat sesuai gambar. d). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar Kerja Kelompok. e). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil pengamatannya tentang pembuatan magnet. f). Siswa dan guru membahas hasil diskusi. 2). Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan metode demonstrasi dilakukan perbaikan antara lain : a). Guru menyiapkan gambar cara pembuatan magnet secara induksi, gosokan dan elektromagnetik.

32

b). Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang baha-bahan pembuatan magnet.. c). Secara klasikal siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara pembuatan magnet. b). Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. c). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar Kerja Kelompok. d). Siswa berdiskusi kelompok membuat magnet dan membuat laporan tentang langkah-langkah pembuatannya dalam Lembar Kerja Kelompok. e). Melalui juru bicara tiap kelompok, siswa mendemonstrasikan hasil pengamatannya tentang pembuatan magnet. f). Siswa dan guru membahas hasil diskusi. c. Pengamatan / Observasi Siklus II Pada tahap kegiatan pengamatan /observasi guru meminta bantuan teman sejawat untuk melakukan pendataan dengan mengisi lembar observasi aktivitas belajar siswa yang telah disediakan. Guru memberikan tes formatif kepada siswa yang hasilnya sebagai bahan evaluasi hasil terhadap perbaikan pembelajaran yang telah disepakati bersama sebelumnya pada lembar observasi. Guru juga menyiapkan catatan penting dalam pembelajaran. d. Refleksi Siklus II

33

Dari hasil rekaman data dan catatan penting yang ada, kemudian guru melakukan refleksi lagi serta diskusi dengan teman sejawat mengenai penampilan aktivitas perbaikan yang sudah dilaksanakan. Dalam siklus II beberapa aktivitas belajar siswa yang direncanakan diperbaiki dari siklus I sudah menunjukkan hasil yang baik dan tidak ditemukan kekurangan yang berarti. Maka diputuskan bahwa perbaikan pembelajaran hanya sampai siklus II.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Per Siklus Penulis telah melaksanakan perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus, yaitu siklus I pada tanggal 26 Januari 2010 dan siklus II pada tanggal 1 Februari 2010 dengan fokus perbaikan Apakah media magnet, benda bermagnet, kabel dan batere serta metode demonstrasi dapat meningkatkan

34

prestasi dan aktivitas belajar siswa ?. Maka diperoleh hasil data dari 25 siswa sebagai berikut : a. Rekapitulasi Data Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA NAMA SISWA ANDRI H. WINDA DEVI A.PERMADI ARIAS S. DWI BAGUS EKA F. EMA VIVI M. ISWATUN K. IKA N.Y. YOGIS L. LUTFIA Z. KAUTSAR M. RONY R. M. ALI YAFI M. RIDWAN M. NOR I. MUTIA F.E.F. MASLEKHA PUTRI F. RATNA W. SINTA PUJI L TRI PUJI A. VIHA AINUN N.KHOLIFAH RORO A. Jumlah nilai Rata- rata kelas Jumlah siswa tuntas Presentase siswa tuntas Jumlah siswa tidak tuntas PEROLEHAN NILAI Sik Sik KKM Pra lus lus Siklus I II 65 50 70 90 65 40 60 80 65 60 80 90 65 70 100 100 65 20 40 60 65 70 90 100 65 40 60 80 65 50 70 90 65 60 80 100 65 80 90 100 65 80 100 100 65 100 100 100 65 40 100 100 65 80 90 100 65 80 90 100 65 70 100 100 65 50 70 90 65 20 50 70 65 30 60 80 65 80 90 100 65 50 70 80 65 70 100 100 65 60 80 90 65 20 60 70 65 80 100 100 1450 2000 2270 58.00 11 44% 14 80.00 19 76% 6 90.80 24 96% 1

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

JUM LAH 210 180 230 270 120 260 180 210 240 270 280 300 240 270 270 270 210 140 170 270 200 270 230 150 280

RATARATA 70.00 60.00 76.67 90.00 40.00 86.67 60.00 70.00 80.00 90.00 93.33 100.00 80.00 90.00 90.00 90.00 70.00 46.67 56.67 90.00 66.67 90.00 76.67 50.00 93.33

35

Presentase siswa tidak tuntas

56% 24% Tabel 1

4%

Rekapitulasi data prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Pra Siklus Siklus I


Grafik 1

Rata-rata Nilai

Nilai

Siklus II

Grafik Hasil Tes Formatif Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II b. Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Siswa
NILAI YANG DIPEROLEH ( %) N o 1 . ASPEK YANG DIAMATI Pra Siklus I 80 80 60 Siklus I Siklus II 100 100 100 RA TARA TA 93 93 80

JUM LAH

Pra KBM a. Ketertiban siswa saat berdoa. b. Presensi kehadiran siswa. c. Kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan Awal Antusias siswa terhadap apersepsi guru. Kegiatan Inti a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

100 100 80

280 280 140

93 93 80

2 . 3 .

60 60

80 80

100 100

240 240

80 80

80 80

36

4 .

b. Kesiapan siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. c. Kesiapan siswa untuk menyiapkan media magnet, benda magnetik, kabel dan batere. Kegiatan Perbaikan a. Kesiapan siswa untuk berdiskusi sesuai kelompoknya. b. Pemilihan formasi tempat duduk yang tepat untuk berdiskusi. c. Ketertiban siswa saat berdiskusi. d. Penunjukan ketua kelompok oleh siswa. e. Interaksi aktif dalammasing-masing kelompok. f. Pencatatan hasil demonstrasi dalam Lembar Kerja Kelompok g. Kesiapan siswa mendemonstrasikan cara membuat magnet secara induksi, gosokan, dan elektromagnetik secara sistematis di depan kelas. h. Kesiapan siswa menanggapi hasil demonstrasi kelompok lain dengan kalimat yang runtut. Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan isi materi bersama guru. dengan guru. b. Pencatatan kesimpulan di buku masing-masing siswa. Jumlah %

40 60

80 80

100 100

220 240

73 80

73 80

80 80 60 60 40 60 20

100 100 80 100 100 100 4

100 100 100 100 100 100 5

280 280 240 260 240 260 10

93 93 80 86 86 86 3.3

93 93 80 86 86 86 66

40

80

100

220

73

73

5 .

60 60 48 56.47

80 100 76 89.41

80 100 84 98.82

220 260

73 86

73 86 140 1 82.4 1

Tabel 3 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA

37

98,82%

56,47% Pra Siklus Siklus I 89,41% Siklus II

Grafik 2 Grafik Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA

d. Data Pencapaian KKM Dari sejumlah 25 orang siswa di kelas V diperoleh data sebagai berikut : KKM : 60
Sebelum Perbaikan Jum % lah 11 14 44 56 Siklus I Jum % lah 19 6 76 24 Siklus II Jum % lah 24 1 96 4

No 1. 2.

Jumlah siswa Siswa sudah memenuhi KKM Siswa belum memenuhi KKM

38

Jumlah

25

100

25

100

100

Tabel 4 Data Pencapaian KKM Mata Pelajaran IPA B. Pembahasan Per Siklus 1. Prestasi Belajar Siswa Dari pengumpulan data hasil tes formatif siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA materi Membuat Magnet, didapatkan nilai rata-rata pada pembelajaran pra siklus hanya mencapai 58.00. Kemudian meningkat menjadi 80.00 setelah dilakukan perbaiakan siklus I dan menjadi 90.80 setelah dilakukan perbaikan siklus II. Untuk pencapaian KKM didapatkan hasil yang meningkat yaitu dari 44 % pada pembelajaran pra siklus, menjadi 76 % setelah perbaikan pembelajaran siklus I dan 96 % setelah perbaikan pembelajaran siklus II. Hasil prestasi siswa yang rendah pada saat pembelajaran pra siklus disebabkan karena pada saat pembelajaran penulis hanya menggunakan media gambar, sehingga siswa kurang memahami materi. Peningkatan hasil prestasi siswa terjadi setelah dilakukan perbaikan siklus I dan siklus II disebabkan media yang digunakan penulis saat mengajar lebih bervariasi yaitu menggunakan media konkrit yang merupakan alat dan bahan pembuatan magnet.berupa magnet, benda bermagnet, kabel dan batere. Media tersebut dapat digunakan bergantian oleh semua siswa dalam satu kelompok sehingga siswa menjadi tertarik, berkesan dan ingat. 2. Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan hasil observasi oleh pengamat didapatkan hasil presentase aktivitas belajar siswa meningkat yaitu dari 56.67 % pada

39

pembelajaran pra siklus, menjadi 89.41 % pada perbaikan siklus I dan 98.82 % pada pembelajaran siklus II. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran pra siklus dikarenakan penulis hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam pembelajaran. Perbaikan pada siklus I dan II metode yang digunakan lebih bervariasi yaitu metode demonstrasi melalui perwakilan kelompok diskusi. Dengan metode ini siswa akan lebih aktif mencoba penelitian, memaparkan kelompoknya. hasil diskusi dan mendemonstrasikan hasil diskusi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan seperti tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada proses perbaikan pembelajaran dari siklus I maupun siklus II pada mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar Mendeskripsikan

humbugging gaya, gerak, dan energi serta fungsinya.dalam materi

40

membuat magnet dengan fokus perbaikan Apakah dengan media magnet, benda bermagnet, kabel dan batere dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Penggunaan media magnet, benda bermagnet, kabel, dan betere dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan bukti : 1). Pra Siklus mencapai nilai rata- rata 58.00 2). Siklus I mencapai nilai rata-rata 80,00. 3). Siklus II mencapai nilai rata-rata 90,80. b. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan bukti : 1). Pra Siklus, presentasi keaktifan siswa mencapai 56.67 %. 1). Siklus I, presentasi keaktifan siswa mencapai 89,41 %. 2). Siklus II, presentasi keaktifan siswa mencapai 98,82 %. c. Pencapaian KKM setelah perbaikan pembelajaran terbukti meningkat dengan presentase pencapaian KKM sebagai berikut : 1). Pra Siklus presentasi keaktifan siswa dalam pembelajaran mencapai 44 %. 2). Siklus I presentasi keaktifan siswa dalam pembelajaran mencapai 76 %. 3). Siklus II presentasi keaktifan siswa dalam pembelajaran mencapai 96 %. B. SARAN

41

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka penulis memberikan saran dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa antara lain : 1. Bagi Siswa a. Membiasakan diri berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah. b. Membiasakan bertanya jika belum memahami materi pembelajaran.. 2. Bagi Guru a. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa untuk pembelajaran semua mata pelajaran. b. Menggunakan media yang tepat dan menarik dalam setiap proses pembelajaran dan usahakan media pembelajaran yang digunakan mudah didapat di lingkungan sekolah dan sekitarnya. c. Memperbanyak intensitas latihan agar siswa terbiasa dengan metode yang diterapkan oleh guru dan selalu terpantau hasil belajarnya. d. Membiasakan saling berkolaborasi dengan teman sejawat untuk membantu menilai proses pembelajaran yang guru lakukan. e. Selalu menambah wawasan baru tentang berbagai metode, media dan alat pembelajaran yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 3. Bagi Lembaga Perlunya mengoptimalkan KKG sekolah maupun Gugus Sekolah untuk berdiskusi membahas masalah-masalah yang terjadi di kelas atau sekolah secara kontinyu dan terarah.

42

Karena penggunaan media magnet, benda bermagnet, kabel dan betere dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, maka diharapkan metode dan media ini dapat digunakan oleh rekan guru dalam pembelajaran IPA khususnya.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional, (2002:895), Kamus Besar Bahas Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Gagne Briggs dan Wager (dalam Udin S. Winataputra, dkk.2007:1.19), Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka. Ibrahim R dan Nana Syaodih, 2003, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta. John Dewey (dalam Udin S. Winataputra,dkk.2008:9.6), Materi dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta, Universitas Terbuka. Miarso (dalam Asep Harry Hernawan,dkk.2008:11.18), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka. Pringgawidagda, Suwarna, 2002, Strategi Penguasaan Berbahasa, Yogyakarta, Adi Cita. Roestiyah,N.K.,1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta. Wardani IGAK, Wihardit. K Nasution.N, (2007:3.42-3.45), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka.

43

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1: Rekapitulasi data Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA.................29 Tabel 2: Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA.......................31 Tabel 3: Data Pencapaian KKM Mata Pelajaran IPA.............................................33

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1: Hasil Tes Formatif Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Mata pelajaran IPA.................................................................................28 Grafik 2: Aktivitas Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA..........................................32

You might also like