You are on page 1of 6

Pengukuran Kinerja Sektor Publik

PENDAHULUAN Sejak tahun 1980-an, teknologi informasi telah tersedia di seriap sudut kota. Informasi diterbitkan dalam bentuk pengukuran kinerja sector public. Tujuan prinsip pengemembangan informasi adalah pengembanggan kepentingan kelompak dalam mengendalikan sumber daya sector public. Peneliyian dan verifikasi kinerja oleh auditor sector public telah mampu menguak berbagai pemasalahan kepentingan dalam organisasi dan pelayanan public. Dalam hal ini, pengembangan teknologi menjadi kunci kapasitas pengendalian kinerja pelayanan public. Tahap setelah operasionalisasi anggaran adalah pengukuran kinerja untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan public yang lebih baik.

A. PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA Kinerja organisasi Indicator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi

menggambarkankan tingkat pencapaian suatu sasaran yang telah ditetapakan, dengan memperhitungkan idikator masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak(impacts).(Bastian,2006) Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial & nonfinansial. Pengukuran kinerja yang reliabel merupakan salah satu faktor kunci suksesnya organisasi. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat

pengendalian, karena organisasi dapat menetapkanreward &p un ish ment.(Mardiasmo, 2002) Maksud pengukuran kinerja sektor publik: 1.Membantu memperbaiki kinerja pemerintah 2.Digunakan untuk pengalokasian sumber daya & pembuatan keputusan 3.Mewujudkan pertanggungjawaban publik & memperbaiki komunikasi kelembagaan Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, artinya tidak ada indikator tunggal untuk menunjukkan kinerja, dan banyak bersifat intangible output. B. TUJUAN DAN MANFAAT PENGUKURAN KINERJA Tujuan sistem pengukuran kinerja: 1. Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik. 2. Menyeimbangkan ukuran kinerja finansial & non-finansial. 3.Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah, serta memotivasi pencapaian goal congruence. 4. Alat mencapai kepuasan individu maupun kolektif yang rasional. (Mardiasmo, 2002) Manfaat pengukuran kinerja: 1.Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja. 2.Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. 3.Memonitor & mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja. 4.Dasar memberikan reward & punishment secara objektif yang diukur dengan ukuran kinerja yg disepakati. 5. Alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi. 6. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi 7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah

8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif. (Mardiasmo, 2002) Menurut Bastian pengukuran kinerja juga mempunyai manfaat atau tujuan sbb: 1. memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuaran yang digunakan untuk pencapaian kinerja. 2. memastikan pemahaman skema kinerja yang disepakati. 3. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan skema kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja. . 4. memeberikan penghargaan dan hukuman ysng objektif atas kinerja yan g dicapai setelah dibandingkan dengan skema indicator yamg telah disepakati. 5. menidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 6. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. 7. memastiakan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif. 8. menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan. 9. mengungkapakan permasalahna yang terjadi. (Bastian,2006) C. INFORMASI YG DIGUNAKAN UNTUK PENGUKURAN KINERJA INFORMASI FINANSIAL Penilaian kinerja finansial dilakukan dengan menganalisisvarians antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Setelah analisis varians dilanjutkan dengan mengidentifikasi sumber penyebab terjadinya varians tersebut (apa, siapa/bagian mana, kenapa, dan bagaimana). Keterbatasan analisis varians diantaranya adalah kesulitan menetapkan batasan besarnya varians. INFORMASI NON-FINANSIAL Informasi non-finansial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Teknik pengukuran kinerja yang komprehensif dan banyak dipakai/dkembangkan di berbagai organisasi adalah Balanced Scorecard. Pengukuran dengan Balanced Scorecard melibatkan aspek: Perspektif Finansial

Perspektif Kepuasan Pelanggan Perspektif Efisiensi Proses Internal Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan Jenis informasi non-finansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci (key variable) atau key success factor/key result factor/pulse point. Variabel kunci adalah variabel yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi penyebab kesuksesan organisasi. Karakteristik variabel kunci:

Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan & keagalan organisasi Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat Perubahannya tidak dapat diprediksi Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera Dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran antara (surrogate) D. PERANAN INDIKATOR KINERJA DLM PENGUKURAN KINERJA Faktor keberhasilan utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan memperhatikan variable kunsi financial dan nonfinansial pada kondisi tertentu. Indikator kinerja kunci mrp sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun non-finansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indicator ini dapat digunakan untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.(sumarso,2002) Publikasi Indicator kinerja melayani bernagai macam tujuan dasar, yang salah satunya adalah menjamin pertanggungjawaban organisasi sector public (agen). Stewart(1994)menyarankan pertangungjawaban dapat di jaga dengan hanya dua kondisi:

Agen harus memberikan perhitungan kinerja pelaku. Pelaku harus mampu menangani agen dalam perhitungannya. (Bastian,2006)

E.

KENDALA

PENGUKURAN

KINERJA

ORGANISASI

SEKTOR

PUBLIK a) Tujuan organisasi bukan memaksimalkan laba. Kinerja manajemen organisasi swasta yang bertujuan maksimalisasi laba bisa dinilai berdasarkan rasio-rasio yang biasa didapatkan dari sebuah laporan keuangan misalnya return on investment, rasio pendapatan terhadap sumberdaya yang digunakan, rasia likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio keungan lainnya. b) Sifat output adalah kualitatif,intangible, dan indirect. Pada umumnya, output organisasi sector public tidak berwujud barang atau produk fisik, tetapi berupa pelayanan. c) Antara input dan output tidak mempunyai hubungan secara langsung (discretionary cost center) Organisasi public merupakan sebuah entitas yang harus diperlakukan sebagai pusat pertangungjawaban. Karakteristik input yang terjadi sebagian besar tidak bisa ditelusuri atau dibandingkan secara langsung dengan outputnya, sebagaimana sifat biaya kebijakan. d) Tidak beroperasi berdasarkan market force sehingga memerlukan instrument penganti mekanisme pasar. Organisasi sector public tidak beroperasi sebagaimana pasar persaingan sempurna sehingga tidak semua output yang dihasilkan tersedia di pasar secara bersaing. e) Berhubungan dengan kepuasan pelanggan (masyarakat) Orgaisasi sector public menyediakan jas pelayanan bagi masyarakat yang sangat heterogen.mengukur kepuasan masyarakat yang mempunyai kebutuhan dan harapan yang berabeka ragam tidaklah mudah dilakukan. ( Bastian,2006)

KESIMPULAN Indicator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkankan tingkat pencapaian suatu sasaran yang telah ditetapakan, dengan memperhitungkan idikator masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak(impacts).(Bastian,2006)

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial & nonfinansial. Pengukuran kinerja yang reliabel merupakan salah satu faktor kunci suksesnya organisasi. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian, karena organisasi dapat menetapkanreward &p un ish ment.(Mardiasmo, 2002) Tujuan sistem pengukuran kinerja antara lain : mengkomunikasikan strategi secara lebih baik, Menyeimbangkan ukuran kinerja finansial & non-finansial, mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah, serta memotivasi pencapaian goal congruence, dan juga sebagai alat mencapai kepuasan individu maupun kolektif yang rasional. (Mardiasmo, 2002) Informasi yang digunakan dalam pengukuran kinerja organisasi sekor public yaitu informasi berupa financial dan nonfinansial. Peranan indikator kinerja dlm pengukuran kinerja ada 2 faktor : Faktor keberhasilan utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan memperhatikan variable kunsi financial dan nonfinansial pada kondisi tertentu. Indikator kinerja kunci mrp sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun non-finansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indicator ini dapat digunakan untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.(sumarso,2002)

You might also like