You are on page 1of 8

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat beriring salam kita sampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Penulisan laporan ini merupakan salah satu sarat untuk melengkapi tugas akhir dalam perkuliahan Bahasa Indonesia. Selama penulisan karya tulis ini, penulis tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Noflismen Anas, M.Pd sebagai dosen pembimbing dalam perkuliahan Bahasa Indonesia, serta teman-teman Program Studi Agama Islam Angkatan 2011 STAIN Batusangkar. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Akhir kata penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua.

Batusangkar, Januari 2012 Penulis

Yulitasni 11 101 120

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adapun yang mendorong saya untuk memilih Dampak kekerasan dalam Pendidikan sebagai judul karena maraknya terjadi kekerasan dalam pendidikan dan kekerasan itu bias terjadi pada seorang guru dan jiga siswa. Kekerasan itu terjadi bukan hanya pada lingkungan sekolah tetapi tak jarang bias terjadi diluar sekolah. Selalin itu alasan saya untul memilih judul ini, karena dilingkungan sekolah masih banyak terjadi kekerasan baik yang dilakukan guru kepada murid, maupun yang dilakukan oleh murid kepada guru. Hal ini dapat mencoreng nam pendidikan di Indonesia karena karena bias dianggap bahwa pendidikan di Indonesia tidak baik dan anak yang yang mendapatkan kekerasan yang dilakukan oleh gurunya seperti pencabulan tetntu anak akan mengalami stress dan mungkin saja anak tersebut tidak mau sekolah lagi dan anak itu bisa menjadi bodoh karena tidak mau sekolah lagi yang dialaminya. Apabila seorang guru yang mendapatka kekerasan, mungkin dia akan mundur dari jabatanya sebagai seorang guru. Kekerasan dalam

pendidikan bukan hanya terjadi dilingkungan sekolah tetapi tak jarang bias terjadi dilingkungan luar sekolah seperti tawuran. Hal ini bias terjadi karena rasa dendam dan rasa kesetiakawanan dan ini bias menyebabkan terjadinya kekerasan yang terjadi antar pelajar dan ini termasuk kekerasan dalam pendidikan. Jika pada saat tawuran mereka memakai seragan sekolah tentu akan menyebabkan nama sekolahnya menjadi buruk. Dampak kekerasan dalam pendidikan bias menyebabkan seorang murid putus sekolah dan seorang guru bias dipecat dari jabatanya dan murid bias dikrluarkan dari sekolah. Dampak kekersan dalam pendidikan yang terjadi diluar sekolah bisa menyebabkan rusaknya fasilitas umum karena adanya tawuran

tersebut. Dan kekerasa diluar lingkungan sekolah mengakibatkan seorang anak bisa mendapatkan hukuman baik dari sekolah maupun dari aparat penegak hokum, karena yang dilakukanya itu adalah tindak kekerasan. Berdasrkan uraian diatas maka penulis menginginkan mengangkat judul Dampak Kekerasan dalam Pendidikan.

B. Rumusan Masalah 1. Apa dampak dari kekerasan dalam pendidikan. 2. Bagaimanakah solusi dari dampak kekerasan dalam pendidikan.

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa dampak dari kekerasan dalam pendidikan 2. MasalahUntuk mengetahui apa alternative solusinya.

D. Metode Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode daftar pustaka.

BAB II PEMBAHASAN Dampak Kekerasan dalam Pendidikan A. Tipologi Kekerasan dalam Pendidikan Kekerasan dalam pendidikan dalam kajia ini adalah sikap agresif pelaku yang melebihi batas kewenanganya dan menimbulkan pelanggaran hak bagi sikorban. Menurut Jack Douglas dan Frances (dalam Assegaf,2002,11) Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku yang disertai penggunaan kekuatan pada orang lain secara terbuka maupun tertutup baik bersufat menyerang maupun bertahan. Kekerasan itu adalan tindakan yang dilakukan oleh pelaku kepada sikorban dimana menyebabkan sang korban mengalami atau menyakiti fisiknya akibat dari tindakan yang dilakukan oleh pelaku. Menurut Syamsul Bahri Thalib (2010,191) Perilaku kekerasan mengandung resiko bahaya dan kerugian bagi orang lain maupun pelaku, kekerasan dapat terjadi dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Kekerasan itu memang banyak merugikan baik itu dirinya, orang lain dan juga lingkunganya. Kekerasan dalam pendidikan pun banyak merugikan terutama korban kekerasan. Ditinjau dari tingkatanya, perilaku kekerasan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok : 1. Potensi Kekerasan Kekerasan tingkat ringan biasanya tergadi akibat sebab-sebab spesifik misalnya karena kenaikan biaya pendidikan, transparansi pendidikan. Itupun terjadi karena adanya ketidak percayaan masyarakat dan merasa terbebani oleh biaya pendidikan yan selalu meningkat.

Masalah lingkunag sosialpun dapat menimbulkan potensi kekerasan karena lingkungan sangat berpengaruh sekali kepada pendidikan. Selain potensi diatas kekerasan itupun bisa muncul pada momen-momen tertentu misalnya peringatan reformasi, hardiknas dan ospek. Hal ini biasanya bersifat musiman dan perlu diwaspadai kemungkinan timbulnya kekerasan, tetapi potensi ini bisa berubah menjadi kekerasan. 2. Kekerasan dalam Pendidikan (Tingkat sedang) Kekerasan tingkat sedang ini ada yang muncul secara langsung tanpa didahului oleh bentuk kekerasan sebelumnya dan ada juga merupakan kelanjutan dari potensi kasus terdahulu. a. Kekerasan antar pihak sekolah Kasus ini disebut juga konflik internal antar sesame pendidik maupun pimpinanya. Konflik internal antar pihak pendidik ini muncul sebagai akibat kurangnya transparansi dan demokratisasi seperti tuduhan penggelapan uang atau kepemimpinan yan tidak disukai oleh semua pihak karena dianggap otoriter.

b. Kasus kekerasan antar pelajar Kasus antar pelajar jauh lebih banyak dijumpai daripada konflik antar pendidik dan pimpinanya. Contoh kekersan yang terjadi antar pelajar misalnya tawuran dan tawuran terjadi karena dendam dan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Hal ini sangat berbahaya sekali karena dampaknya bukan hanya pada pelaku sendiri tetapi juga terhadap oranglain dan lingkungan sekitar tawuran yang menyebabkan rfasilitas ditempat tersebut menjadi rusak.

c. Kekerasan guru terhadap siswa Kekerasan yang ditimbulakan kasus ini meliputi hukuman yang melebihi kepatutan , penganiayaan sampai dengan tindak asusila. Perilaku kekerasan guru terhadap siswa bisa juga terjadi karena sikap otoriter dalam arti bahwa seorang guru berwenang penuh terhadap siswa termasuk memarahi dan member hukuman.

d. Kekerasan pelajar terhadap guru Munculnya kekerasan dimulai dengan hukuman yang dianggap berlebihan pleh pihak siswa. Hal ini menimbulkan aksi balas dendam yang dilakukan oleh siswa kepada gurunya.

3. Kriminalitas dalam Pendidikan (Tingkat berat) Kekerasan dalam kategori ini mengambil tindakan dalam bentuk agresi atau kekerasan offensive baik secara individu maupun kolektif. Tindak kekerasan jelas meresahkan masyarakat seperti pencabulan dan

pencabulan ini dilakukanoleh orang yang dikenal atau bahkat dekat dengan sikorban. Dikalangan pel;ajar kriminal yang sering terjadi adalah peredaran narkoba dan konsumsi narkoba. Karena tindakan kriminal dalam pendidikan semakin memprihatinkan maka sudah selayaknya pihak berwajib segera menangani masalah ini dengan dukungan perangkat hukum.

B. Pemicu Kekerasan dalam Pendidikan Pemicu kekerasan ada dua yaitu : pemicu kekerasan internal dan pemicu kekerasan eksternal. Pemicu internal muncul dari dalam kasus itu sendiri yakni bisa dari pelaku dan korban misalnya rasa dendam, iri hati, tersinggung dan salah paham. Dimana hal ini dianggap berlebihan oleh pelaku maupun korban.

Pemicu eksternal muncul dari luar diri seperti penyelewengan atau penyimpangan terhadap aturan-aturan, penggelapan dana, tidak transparan dan tidak demokratis.

C. Dampak Kekerasan dalam Pendidikan 1. Terhadap siswa a. Bila terjadi pada siswa dia akan mengalami kesakitan pada fisiknya dan bila terhadi tindak asusila akan menimbulkan terganggunya mental siswa tersebut. b. Bila siswa sebagai pelaku kekerasan bisa dikeluarkan dari sekolah dan bisa mendapatkan sanksi dari aparat penegak hukum.

2. Terhadap guru a. Bila kekerasan terjadi pada gurumaka guru tersebut akan mengalami kesakitan pada tubuhnya. b. Bila guru sebagai pelaku kekerasan tentu akan mendapatkan teguran dari atasan sampai kepemecatan dan sanksi dari aparat hukum.

D. Alternative Solusi dari Dampak Kekerasan dalam pendidikan Untuk mencegah kekerasan tersebut norma agama, budaya dan nilai kemanusiaan harus ditanamkan dala diri seseorang melalui pendidikan (afektif) yang humanis dan juga dari tindakan preventif bertujuan untuk meredam kemungkinan munculnya perilku kekerasan dan juga harus ada tindakan dari aparat penegak hukum (ABD.Rahman Assegaf,2004,35). Solusi kekerasan dalam pendidikan dimulai dari lingkungan keluarga dengan cara penanaman nilai agama dan nilai kemanusiaan dan dilingkungan sekolah harus dibuat aturan atau sanksi untuk pelaku kekerasan.

You might also like