You are on page 1of 11

Citra Individu dan Keluarga Menciptakan Tata Nilai Dalam Masyarakat

DISUSUN OLEH NAMA : FENDI PANDU ADITYA NPM : 17111971 KELAS : 1 KA 33

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI JURUSAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah Citra Individu dan Keluarga Menciptakan Tata Nilai Dalam Masyarakat
Kelas : 1 KA 33 Tanggal Penyerahan Makalah : 14 Juni 2012 Tanggal Upload Makalah : 15 Juni 2012 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

Penyusun
NPM 17111971 Nama Lengkap FENDI PANDU ADITYA Tanda Tangan

Program Sarjana Sistem Informasi UNIVERSITAS GUNADARMA

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan topik Citra Individu dan Keluarga Menciptakan Tata Nilai Dalam Masyarakat . Shalawat serta salam kita senantiasa curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat. Dalam makalah ini, penyusun mencoba memaparkan bagaimana pentingnya nilai- nilai dalam masyarakat . Kontribusi apa yang harus diberikan oleh pemerintah dan masyarakat sehingga kebudayaan bamgsa ini dapat terus terpelihara dan dikenal oleh masyarakat dunia. Makalah ini mungkin masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penyusun terima dengan hati terbuka. Semoga tulisan dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada segenap rekan semua yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua.

Bekasi, Juni 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Pernyataan.............................................................................. i Kata Pengantar.................................................................... ii Daftar Isi....................................................................................... iii Bab 1 Pendahuluan.............................................................................. 1 1.Latar Belakang............................................................................... 1 2.Tujuan.......................................................................................... 1 3.Sasaran......................................................................................... 2 Bab 2 Permasalahan.......................................................................... 1.Kekuatan....................................................................................... 2.Kelemahan.................................................................................... 3.Peluang......................................................................................... 4.Tantangan/Hambatan.................................................................... 3 4 4 5 5

Bab 3 Kesimpulan dan Rekomendasi................................................ 6 1.Kesimpulan................................................................................ 6 2.Rekomendasi............................................................................... 6 3.Referensi.................................................................................... 7

BAB I
PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang.
Nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat yaitu dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh nilai-nilai dan dibatasi oleh norma-norma dalam kehidupan social. Norma dan nilai pada awalnya lahir tidak disengaja , karena kebutuhan manusia sebagai makluk social dan harus berinteraksi dengan yang lain menuntut adanya suatu pedoman, pedoman itu lama kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar. Nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.

I.2. Tujuan.
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu :

Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Berbagi pengetahuan mengenai kebudayaan di Indonesia. Agar mahasiswa mampu untuk bercitra dalam masyarakat. Menyadarkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan kemasyarakatan. Agar dapat menyelesaikan tugas yang di berikan. Mampu menjalin dan menjaga tali persaudaraan dan kerjasama antar masyarakat Saling memiliki citra masyarakat masing masing.

I.3. Sasaran.
Penulisan makalah ini di buat semata mata untuk menyuguhkan bagaimana seorang individu dan keluarga dapat saling mencitrakan diri mereka masing masing agar dapat menjalin tali persaudaraan antar sesame penduduk yang nantinya akan sangat berguna bagi para penerus yang dapat mempelajari dan memahami bagaimana para pendahulu nya itu sendiri bercitra dalam masyarakat

BAB II
PERMASALAHAN
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat Dalam hal ini individu bisa dikatakan sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam perkembangannya menjadi manusia, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive. Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

Analisa SWOT
II.1. Strenghts (Kekuatan)

Kebudayaan Indonesia mempunyai ciri khas di tiap daerahnya.

Ciri khas tersebut dapat menarik minat masyarakat sehingga bisa lebih mencintai budaya sendiri seperti batik Pekalongan mempunyai ciri khas tersendiri dengan kehalusan batiknya.

Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.

Cara

Cara ini menunjuk pada bentuk perbuatan,cara ini lebih tampak menonjol dalam hubungan antar individudalam masyrakat. Pelanggaran atau penyimpangan terhadap usage tidak menimbulkan sanksi hukum yang berat tapi hanya sekedar celaan, cemohoon, sindiran, ejekan dsb.

Tata kelakuan

Kebiasaan yang diterima sebagai norma pengatur, atau pengawas secara sadar maupun tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.

Adap-istiadat

Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggaradat-istiadat akan mendapat sanksi keras yang terkadang secara tidak langsung diperlukan. II.2. Weakness(Kelemahan)

Seringnya terjadi interaksi negatif antar-budaya/kelompok masyarakat tertentu, konflik antar-suku/etnis, efek negatif globalisasi dan maraknya aksi teror dapat memudarkan jati diri budaya bangsa. Keterbatasan sarana dan prasarana kesenian; menurunnya minat masyarakat dalam menonton kegiatan seni-budaya ; terjadinya pembajakan karya seni dan budaya dapat menghambat dan memudarkan potensi budaya lokal. Masih maraknya kasus pencurian benda cagar budaya dan situs; serta tidak terawatnya bangunan bersejarah. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya apresiasi, pemahaman, komitmen, dan kesadaran tentang arti pentingnya warisan budaya dengan berbagai kandungan nilai-nilai luhurnya. Kurangnya sumber daya manusia yang bergerak di bidang pariwisata dan budaya. Belum optimalnya hasil penelitian dan pengembangan kebudayaan ; terbatasnya dukungan peraturan perundangan kebudayaan ; serta belum optimalnya kerjasama antarpihak, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.

II.3. Opportunities(Peluang)

Sebagai sarana edukasi dan rekreasi yang dapat mengihlami berkembangnyaindustri budaya yang memiliki nilai ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah harus mampu menggandeng semua pihak untuk meningkatkan kepariwisataan dan kebudayaan, meningkatkan kemampuan pengelolaan informasi pariwisata dengan memanfaatkan internet sebagai ajang promosi dan pemasaran. Pemerintah juga harus meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan transportasi darat, laut, dan udara yang memadai serta kondisi keamanan yang kondusif sehingga wisatawan merasa nyaman dan aman berada di daerah wisata. Semakin banyak orang yang berwisata, maka dengan sendirinya sumber daya manusia yang bergerak di bidang pariwisata dan budaya akan meningkat. Produk dalam negeri yang sekaligus mempromosikan budaya nasional di Indonesia. Hubungan yang baik antara Indonesia dengan budaya luar. Berkembangnya multimedia

Dengan perkembangan multimedia di jaman yang modern ini dapat memberikan peluang untuk masyarakat dalam mencitrakan suatu masyarakat itu sendiri II.4. Threats (Tantangan/hambatan)

Tantangan kita ke depan itu memanfaatkan peran media

Untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai tradisi luhur seperti, cinta tanah air, nilai solidaritas sosial, dan keramahtamahan yang menjadi identitas budaya yang berfungsi sebagai perekat persatuan bangsa dalam segenap aspek kehidupan masyarakat.

Perpecahan di dalam masyarakat itu sendiri

Sering terjadi dalam suatu masyarakat yang sedang membangun citra mereka mengalami perbedaan pendapat sehingga hal ini dapat merusak citra masyrakat itu sendiri

Relatif minimnya filterisasi terhadap budaya

Dalam suatu budaya itu penting sekali untuk melakukan feltirisasi dengan baik sehingga pencitraan dalam gagasan budaya itu tidak di salah artikan oleh suatu masyarakat

Banyaknya situs-situs dan benda-benda cagar budaya yang dirusak

Jika hal ini telah terjadi pada suatu masyarakat maka pencitraan suatu masyarakat akan berkutang dan penurunan citra masyarakat itu di mata dunia

Budaya asing dianggap oleh para pemuda zaman lebih modern atau disebut lagi terkenal bahkan sekarang budaya nasional sendiri terlupakan dan ditinggalkan. Perkembangan teknologi khususnya internet dapat menghambat karena semakin mudahnya pengaruh budaya asing masuk

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
III.1. Kesimpulan. Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia. Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia. Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. III.2. Rekomendasi a. Menghargai budaya negara kita b. Mempraktekkanya dalam kehidupan sehari-hari c. Menjaga hubungan baik antara pemerintah dan masyarakat. d. Memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung budaya kita. e. Peningkatan sosialisasi dan apresiasi kebudayaan kepada masyarakat melalui media maupun kegiatan nyata dalam bentuk pesta budaya yang teragendakan f. Pertumbuhan usaha jasa parawisata domestik dan mancanegara menjadikan sumber devisa bagi negara untuk itu perlu ditunjang dengan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana g. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui pelatihan yang berjenjang dan berkelanjutan

Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial http://mrpams212.wordpress.com/2007/11/15/nilai-dan-norma-dalam-masyarakat/ https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:JViCf2tdacJ:elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab3individu_keluarga_dan_masyarakat.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEEShVqaHt4K4g hbUXfF2ASEeZcIJNOorp8g2bT2XPoba1jQhCtrD5S9kyAw2FKnFNtTD3y2UKUOUKKs2ZeL21Xm8veNbtXY3DBhyaCfZmg tmxcLrHc7nU3fu500tZZCaiTrx0SMp&sig=AHIEtbT8e6dT0BCG18EUhf7xatjoNse_ZQ&pli= 1

You might also like