Professional Documents
Culture Documents
Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanggal 16 agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini.EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYDmencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elipsis, dan tanda garis miring.
A.Huruf pertama kata ganti Anda. Contoh: Ke mana Anda mau pergi Bang Toyib? Saya sudah menyerahkan uang itu kepada Anda setahun yang lalu untuk dibelikan DVD player. B.Huruf pertama pada awal kalimat. Contoh: Anak itu memang kurang ajar. Sinetron picisan itu sangat laku dan ditonton oleh jutaan pemirsanya sedunia. C.Huruf pertama unsur nama orang. Contoh: Yusuf Bin Sanusi Doris Nauli Panggabean Dadyo Warsono Jaya Negara D.Huruf pertama untuk penamaan geografi. Contoh: Bundaran Senayan Jalan Kramat Sentiong Sungai Penuh E.Huruf pertama petikan langsung. Contoh: Pak kumis bertanya, Siapa yang mencuri jambu klutuk di kebunku? Si panjul menjawab, Aku tidak Mencuri jambu klutuk, tetapi yang kucuri adalah jambu monyet. Ngemeng aja lu, kata si Ucup kepada kawannya si Maskur. F.Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang atau instansi. Contoh: Camat Pengadegan Profesor Zainudin Zaenal Amirudin Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan Nasional G.Huruf Pertama pada nama Negara, Pemerintahan, Lembaga Negara, juga Dokumen (kecuali kata dan). Contoh: Mahkamah Internasional Republik Rakyat Cina Badan Pengembang Ekspor Nasional
4.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. A. Bentuk salah. (1) Selama 350 tahun Bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda. (2) Di Indonesia terdapat Suku Batak, Suku Jawa,dan sebagainya. (3) Dalam Bahasa Minang terdapat kata mangicuah, artinya berbohong. B Bentuk benar. (1). Selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda. (2) Di Indonesia terdapat suku Batak, suku Jawa, dan sebagainya. (3) Dalam bahasa Minang terdapat kata mangicuah, artinya berbohong. Namun, jika nama bangsa, suku, dan bahasa itu sudah diberi imbuhan gabung(awalan dan akhiran sekaligus), nama-nama itu harus ditulis dengan huruf kecil, karena tidak menunjukkan nama diri lagi. Misalnya: a. Bentuk salah. (1) Lagak lagunya ke- Jepang-Jepangan. (2) Lafal ucapannya masih menampakkan ke-Jawa-Jawaan. (3) Pusat Bahasa berusaha meng-Indonesiakan kata-kata asing. b.Bentuk benar. (1) Lagak lagunya kejepang-jepangan. (2) Lafal ucapannya masih menampakkan kejawa-jawaan. (3) Pusat Bahasa berusaha mengindonesiakan kata-kata asing.
Untuk kata-kata asing, misalnya bahasa Jepang, yang sudah diindonesiakan dan dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia? Edisi Ketiga 2002, (Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional) tidak ditulis dengan huruf miring. Contoh: bushido judo judoka kabuki karaoke karate karategi karateka kendo kimono kumico obi sake sakura samurai sumo yakitori
Di samping itu dalam KBBI terdapat pula kata-kata warisan tentara Jepang pada Perang Dunia II, seperti :
heiho keibodan kempetai romusa sondanco (?) (mungkin yang dimaksud shodancho)
Sedangkan, kata-kata yang sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, (khususnya di kalangan penggemar masakan Jepang di Indonesia) tetapi belum dibakukan, tetap ditulis dengan huruf miring.
Contoh: