You are on page 1of 6

ASAP ROKOK, POLONIUM, BAHAYA DAN KEGUNAANNYA

Kandungan polonium pada asap rokok Pada 2010, selama dua bulan Dosen Fisika FMIPA Universitas Brawijaya (UB) Dr. Johan Noor telah meneliti kandungan polonium dan timbal pada tembakau. Penelitian tersebut menggunakan sampel tiga jenis rokok yakni rokok kretek filter, rokok kretek non filter dan rokok putih filter dari Sembilan merk rokok yang beredar di Indonesia. Secara alami kandungan Pb dan Po berasal dari tanah dan udara yang memang menyimpan kedua bahan radioaktif tersebut. Disinyalir pupuk jenis NPK juga berpengaruh dalam peningkatan kadar keduanya. "Pb tidak mudah dibakar sehingga dia terbawa asap ketika rokok dibakar", ujar Johan. Dalam penelitiannya Johan menjebak asap rokok menggunakan CR-39 (poly-carbonat) dan kemudian membiarkannya selama 48 jam. Gas Helium (Sinar alpha) yang berenergi sangat tinggi dihasilkan dari peluruhan Po-210 dan Pb-210. Hasil lain dari peluruhan tersebut adalah Po-206 dan Pb-206 yang bersifat relatif lebih stabil. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rokok kretek filter memiliki konsentrasi polonium dan timbal paling tinggi yakni 9.9 mBq (miliBecquerel)/batang disusul rokok putih filter (7.6 mBq/batang) dan rokok kretek non-filter (7.1 mBq/batang). "Rata-rata konsentrasi polonium dan timbal adalah 8.2 mBq/batang". Jika seseorang menghisap 1 pack (12 batang) rokok per hari maka ia terkontaminasi 35.9 Bq polonium dan timbal dalam setahun. Jumlah ini menurutnya jauh dari ambang batas yang ditetapkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) yakni 2 kBq/tahun. "Meskipun lebih kecil tetapi tidak bisa diabaikan karena efeknya bersifat stokastik", kata dia.

Polonium Polonium adalah suatu elemen kimia yang diwakili dengan simbol Po pada Tabel Periodik, dengan nomor atom 84, dan dengan nomor massa 812,0. Polonium ditemukan saat Marie menyelidiki penyebab reaksi biji aktifitas radioaktif di laboratoriumnya. Unsur itu setelah dipisahkan elemen uranium dan thoriumnya, ternyata lebih bersifat radioaktif ketimbang campuran uranium dan thorium. Inilah yang menjadi dasar penting temuan Curies untuk memahami unsur-unsur tambahan dalam elemen radioaktif. Marie Curie menggunakan alat ukur arus yang sangat sensitif dan melakukan pengukuran secara kuantitatif radioaktivitas (kemampuan melepaskan radiasi) dari materi yang dapat ia peroleh. Hanya materi yang

mengandung uranium atau thorium yang menunjukkan radioaktivitas. Berdasarkan pengukuran secara kuantitatif diketahui bahwa radioaktivitas berbanding lurus dengan jumlah uranium atau thorium, sedangkan suhu serta bentuk kimia dari materi tidak berpengaruh. Tetapi disinipun teramati sesuatu yang di luar dugaan. Dua bahan tambang uranium yaitu pitch blend (uranium oksida) dan shell corit (tembaga dan uranil) menunjukkan radioaktivitas yang besar yang tidak dapat dijelaskan dengan jumlah uranium yang ada di dalamnya. Marie Curie mencampur shell corit dengan bahan lain dan kemudian melakukan pengukuran. Ternyata hanya bagian yang mengandung uranium yang menunjukkan adanya radioaktivitas. Marie Currie berpikir bahwa di dalam batuan uranium alam terdapat unsur yang belum diketahui dalam jumlah yang sangat sedikit, dan menemukan unsur radioaktif yang belum diketahui. Batuan dalam jumlah besar dilarutkan dan dilakukan pemisahan dengan prosedur analisis kimia. Radioaktivitas dari bagian yang terpisah diukur dengan alat ukur listrik yang dikonsentrasikan pada bagian yang memiliki radioaktivitas tinggi. Unsur radioaktif yang belum diketahui itu menunjukkan sifat yang mirip dengan bismuth. Bagian yang terambil ini ternyata merupakan campuran antara bismuth sulfat dan bahan radioaktif dalam bentuk sulfat. Pemisahan antara bismuth dan unsur yang belum diketahui itu dapat dilakukan berdasarkan perbedaan sifat sublimasinya. Bahan campuran itu dipanaskan dalam vakum pada suhu 700 C dan dibiarkan menyublim, dalam suhu 250-300 C bahan radioaktif dalam bentuk sulfat itu menempel pada dinding seperti cat berwarna hitam. Sebelum diusulkan nama Polonium untuk unsur baru yang baru ditemukan ini, Polonium sebelumnya disebut sebagai Radium F, kemudian baru diberi nama Polonium sesuai dengan nama tempat kelahiran Marie Currie, Polandia. Sebagai metaloin radioaktif yang langka, sifat kimiawi polonium mirip dengan teluriun dan bismuth, mengandung sedikit uranium. Seperti halnya mercury yang punya warna, maka Polonium juga memiliki bias spektrum putih berkilat keperakan. Ia bersinar dalam gelap dan punya efek yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan industri positif. Bersifat asam lemah , beracun dan berbau tidak enak.

Polonium 210 (juga disebut radium-F) adalah isotop paling umum yang terjadi yang memiliki waktu paruh 138 hari. Meleleh pada suhu 254C ( sekitar 489F ) Mendidih pada suhu 962C ( sekitar 1764F ) Proses peluruhan unsur polonium terjadi reaksi :
84Po 212

82Pb

208

Po dibuat melalui iradiasi neutron 83 Bi 209 sehingga diperoleh 84 Po 210


83

Bi 209 + n 84 Po 210 + e

Po juga terdapat dalam deret keradioaktifan baik pada deret Thorium, Neptunium, Aktinium, dan Aktinium.

Pengaruh Radiasi pada mahluk hidup Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll. Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada

waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama. Polonium-210 sangat berbahaya untuk ditangani meski hanya sejumlah miligram atau microgram, diperlukan peralatan khusus dan kontrol yang ketat untuk menanganinya. Kerusakan timbul dari penyerapan energi partikel alfa oleh jaringan makhluk hidup. Batas penyerapan polonium maksimum lewat jalan pernapasan yang masih diizinkan hanya 0,03 mikrocurie, yang sebanding dengan berat hanya 6,8 x 10-12 gram. Tingkat toksisitas polonium ini sekitar 2,5 x 1011 kali daripada asam sianida. Radiasi polonium yang dipaparkan dari rokok umumnya tidak memberikan dampak dalam jangka waktu dekat, tapi akan mulai muncul gejala akibat adanya kerusakan di dalam tubuh setelah beberapa tahun kemudian. Polonium yang terakumulasi dalam tembakau bisa memancarkan radiasi alfa yang bisa menumpuk di paru-paru perokok selama puluhan tahun. Seiring waktu, partikel ini bisa merusak paru-paru dan menyebabkan kanker. Hal ini juga berlaku pada perokok pasif yang menghirup asap rokok. Kegunaan polonium Bidang kedokteran : Terapi tumor atau kanker. Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut. Bidang bahan kimia 1. Polonium dipakai dalam reaktor nuklir karena menjadi sumber daya neutron. Yang dalam kapasitas tertentu bisa memicu gerakan neutron yang menjadi ledakan dalam senjata nuklir, atau dalam bidang industri dipakai sebagai pemicu reaksi nuklir. Polonium digunakan dalam pengembangan bom atom pertama di Amerika tahun 1940-an. 2. Untuk menghilangkan muatan statis pada mill tekstil dan menghilangkan debu dari film fotografi

Bidang teknologi 1. Polonia-210 merupakan isotop polonium pemancar alpha yang dapat bertahan hidup selama 138.376 hari. Setengah milligram polonium-210 dapat memancarkan partikel alpha yang sama besarnya dengan 5 gram radium. Suatu energi yang cukup besar dapat dilepaskan zat ini pada temperature di atas 750 Kelvin. Satu gram polonium-210 dapat menghasilkan 140 watt listrik. 2. Polonium-210 digunakan sebagai sumber panas untuk menggerakkan termoelektrik dan satelit artifisial. 3. Polonium-210 sudah dipakai pada pesawat jelajah Lunokhod (yang diluncurkan oleh bekas Uni Soviet), yang dikembangkan untuk menganalisis permukaan bulan. Zat ini berfungsi untuk menjaga komponen internal Lonokhod agar tetap hangat selama berada di bulan. 4. Polonium juga digunakan untuk pembangkit listrik pada satelit-satelit Amerika tahun 1960-an

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Polonium. (online). (http://sccs-jh.wikispaces.com/polonium, diunduh 16 April 2012). Narto. 2012. Di Antara Kandungan Asap Rokok Termasuklah Bahan Radioaktif Polonium. (online). (http://artikelterbaru.com, diunduh 3 April 2012). Tim Humas UB. 2011. Penelitian Dr. Johan Noor: Mengukur Konsentrasi Polonium dan Timbal Pada Tembakau. (online). (http://prasetya.ub.ac.id/berita/Penelitian-Dr-Johan-NoorMengukur-Konsentrasi-Polonium-dan-Timbal-Pada-Tembakau-2402-id.html, diunduh 5 April 2012). Tim Redaksi. 2008. Polonium. (online). (http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/polonium/, diunduh 16 April 2012).

RADIOKIMIA ASAP ROKOK, POLONIUM, BAHAYA DAN KEGUNAANNYA

DISUSUN OLEH: KHALIDA ATIKAH (F02109007) YUNITA (F02109042) YUSTA SARINA (F02107005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012

You might also like