You are on page 1of 7

EVALUASI KINERJA

Magister Manajemen Angkatan 56 Tosany Sofyan Harnowo, S.Pd 101.0921.041

UPN VETERAN Jakarta Jakarta 2012

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

A. PENDAHULUAN Perusahaan baik yang bergerak di sektor swasta ataupun di sektor publik yang berkaitan dengan pelayanan kepada publik memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung oleh keberhasilannya dari pada individu organisasi itu sendiri dalam menjalankan tugas mereka. Hambatan yang ditemui dalam organisasi oleh para individu untuk bisa bekerja dengan baik sehingga kinerja mereka dapat diterima dengan baik oleh perusahaan dan masyarakat yang memerlukan pasti ada. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, antara lain: motivasi, kepemimpinan, kompetensi, lingkungan kerja, insentif, budaya kerja, komunikasi, jabatan, pemberian gizi pegawai, pelatihan, dan masih banyak yang lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut pasti berpengaruh, baik yang bersifat dominan ada juga yang tidak. dalam usaha pengembangan kinerja pegawai. Lingkungan kerja yang baik dan memenuhi standart kebutuhan layak akan memberikan kontribusi terhadap pegawai dalam melakukan tugasnya. Kompetensi yang memenuhi syarat dalam pelaksanaan tugas akan mendukung peningkatan kinerja dan akan sangat mendorong motivasi pegawai dalam pelaksanaan tugas dan peningkatan kinerja begitu juga dengan faktor- faktor lainnya baik secara langsung atau tidak akan berpengaruh.

B. PERMASALAHAN Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dan diantara faktor-faktor tersebut dapat diambil antara lain tiga faktor dominan dan faktor pendukung lain yang dapat dirumuskan dalam sebuah fungsi. Fungsi ini akan melihat bagaimana faktor-faktor yang ada akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam bidang pekerjaannya sebagai berikut :

Kinerja : F(B,M,L,X) F : fungsi B : ability : kekemampuan, analitik, keterampilan, teknik, pemecahan masalah M : motivasi : kepuasan, ambisi karier, konflik, frustasi, L : lingkungan : kebijakan, material, peralatan, . X : faktor pendukung lainnya Untuk melihat fungsi ini akan dibahas tentang apakah faktor X yang mempengaruhi dalam lingkungan kerja nyata.

C. PENGERTIAN

1. Ability / kompetensi / kemampuan Robbins (2006:46) mendefinisikan kemampuan sebagai suatu

kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Sedangkan Davis (2002; 121) mendefinisikan kemampuan sebagai

karakteristik stabil yang berkaitan dengan kemampuan maksimum phisik dan mental seseorang. Kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor : kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Stepen Robbins (2006 : 48), mengatakan bahwa kemampuan seorang individu tersusun dari dua perangkat : kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan menjalankan kemampuan intelektual kegiatan yang adalah mental. kemampuan Sedangkan yang diperlukan fisik untuk adalah yang

kemampuan

diperlukan

untuk melaksanakan

tugas-tugas

menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan serupa.

2. Motivasi Motivasi berarti bergerak atau menggerakkan, juga diartikan sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat. Karena
3

perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Stephen P. Robbins, 2001). Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang pegawai untuk bekerja. Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan adalah kondisi internal yang menimbulkan dorongan, dimana kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri individu. Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan, tertentu. Apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya, pegawai yang termotivasi berada dalam kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya.

3. Lingkungan Definisi lingkungan Lingkungan meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang mengelilingi serta mempengaruhi perkembangan organisasi menurut Salusu (1996 : 319) yang dikutip oleh Setyawan Salam (2001: 28) menjelaskan bahwa lingkungan disekitar organisasi dapat menentukan tingkat keberhasilan dari kesemua rangkaian kegiatan yang organisasi lakukan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan adalah faktor-faktor yang berada diluar atau didalam organisasi yang berupa suatu kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh yang mengelilingi serta mempengaruhi perkembangan organisasi yang dapat menimbulkan suatu peluang atau ancaman. Perilaku dan sikap pegawai dalam melaksanakan tugasnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik internal maupun eksternal. Namun,
4

dalam kenyataannya sikap dan perilaku pegawai lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan kerja internal, karena lingkungan kerja internal berada disekitar pegawai dalam menjalankan tugas. D. PEMBAHASAN Penilaian kerja pegawai didasarkan atas penilaian dan kemampuan dari pegawai yang bersangkutan dengan menilai faktor-faktor kemampuan, disiplin, dan kreativitas. Kinerja merupakan cerminan dari motivasi pegawai yang dinilai. Jadi tinggi rendahnya kinerja pegawai tergantung dari cerminan perilaku dan kemampuan (motivasi) pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Walaupun para pegawai bekerja pada bagian yang sama, namun produktivitas mereka bisa tidak sama. Para pimpinan perusahaan atau kantor sangat menyadari hal tersebut bahwa ada perbedaan kinerja antara seorang pegawai dengan pegawai lainnya yang berada di bawah pengawasannya. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja menurut Keith Davis (1985:P.484) adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Sedangkan Robbins (1996:P.224), bahwa kinerja pegawai itu dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: emampuan (ability), motivasi (motivation), dan kesempatan (opportunity). Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi dan kemampuan adalah unsur-unsur yang membentuk kinerja seseorang dalam menjalankan pekerjaannya atau tugasnya. Pada umumnya kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi. Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah. Kinerja seseorang kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki, karena terdapat faktor diri dan lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja. Dengan demikian tingkat kinerja sangat dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut yang harus saling mendukung untuk pencapaian produktivitas yang tinggi. Namun di lingkungan kerja nyata hal tersebut seringkali tidak sepenuhnya terpenuhi, meskipun ketiga faktor saling mendukung namun kinerja seringkali masih tidak dapat memenuhi harapan. Hal ini tercermin dari rendahnya produktivitas, semangat kerja yang cenderung naik turun, koordinasi yang sulit terbentuk dan lain sebagainya.

Dalam fungsi Kinerja : F(B,M,L,X), X adalah faktor pendukung lain yang juga mempengaruhi tingkat kinerja di luar faktor ability, motivasi dan lingkungan kerja. Faktor tersebut misalnya Teamwork atau kerjasama tim dalam bekerja. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan beberapa hal, antara lain perbedaan kemampuan dalam bekerja sehingga menimbulkan kesenjangan kompetensi dan wewenang antar pegawai, rasa kurang percaya diri dari beberapa pegawai yang berkemampuan lebih rendah, kurangnya motivasi pegawai karena sarana dan prasarana yang kurang mendukung dan kurangnya rasa kebersamaan yang terbangun dalam menyelesaikan pekerjaan bersama. Upaya yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi gagalnya pembentukan Teamwork tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah antara lain Mengadakan training internal, untuk membagi ilmu pengetahuan, Mengirim karyawan untuk mengikuti seminar kaitan bidang pekerjaan agar percaya diri bertambah, melakukan pendampingan untuk masing-masing karyawan agar dapat dilakukan solusi dalam menyelesaikan masalah pekerjaan, mengadakan kegiatan bersama baik olah raga, pengajian atau kegiatan lain secara berkala untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan menjaga kesehatan, Mengadakan sarana dan prasarana yang mendukung penyelesaian pekerjaan, Dilaksanakan Briefing pagi, untuk pembagian tugas yang nyata, penjelasan lebih tentang wewenang masingmasing staf dan untuk memotivasi pegawai. Faktor X sebagai faktor pendukung, disamping ketiga faktor utama lainnya, diharapkan kinerja pegawai dapat dipertahankan dan ditingkatkan, tidak lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang mengganggu baik internal maupun eksternal.

E. PENUTUP Mungkin belum pernah terlintas dalam pikiran, bahwa suatu kesempatan besar akan datang dan membawa keberuntungan di masa mendatang. Begitu kesempatan datang, maka seseorang harus sudah siap untuk menerima kesempatan tersebut, sudah tentu jumlah pertimbangan yang diperoleh akan ditentukan oleh catatan prestasi yang dimiliki oleh pribadi masing- masing. Dengan belajar dari pengalaman, mengamati sebab keberhasilan orang lain dan tidak mengulangi kesalahan yang dibuatnya, seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan lebih cepat, sehingga dapat dengan mudah dan benar-benar tahu apa yang harus dikerjakan.
6

Kemampuan kerja seseorang dapat menarik perhatian seorang pemimpin dan rekan-rekan sekerja, serta membuka kesempatan bagi orang termaksud untuk lebih cepat menduduki jabatan yang lebih baik sehingga berpengaruh pada pola karir orang tersebut. Setiap pegawai pada umumnya ingin maju, berkembang dan sukses, namun tidak banyak pegawai yang tahu kemana dan bagaimana pengembangan tersebut dilakukan. Beberapa hal yang dapat dipakai oleh setiap pegawai untuk melakukan evaluasi kinerja terhadap dirinya, antara lain: 1. Berusaha mengenal diri sendiri. 2. Berusaha mengenal kekuatan diri sendiri. 3. Berusaha mengenal kelemahan diri sendiri. 4. Berusaha mengembangkan interaksi dan komunikasi terbuka dengan lingkungan yang positif dan edukatif. 5. Membiasakan diri selalu mengadakan kritik terhadap diri sendiri,

mengevaluasi diri, dan mengembangkan rasa humor. 6. Mencoba menerima keadaan secara rasional dan objektif. 7. Membiasakan diri selalu mengadakan pengecekkan, dan teliti dalam setiap 8. tindakan. 9. Memiliki tujuan dalam tahapan waktu yang terprogram. 10. Tidak mengimitasikan diri pada seseorang, tetapi mandiri.

Kinerja yang baik dapat diwujudkan dengan memenuhi tiga faktor utama yakni Ability, Motivasi dan Lingkungan kerja. Terkadang kinerja yang diharapkan belum dapat terpenuhi meskipun ketiga faktor sudah terpenuhi. Disinilah faktor X sebagai faktor pendukung lainnya selain ketiga faktor yang ada berperan untuk mendukung perbaikan kinerja dimaksud. Faktor X ini bisa berasal dari internal maupun eksternal perusahaan, dan harus dilakukan langkah-langkah nyata yang komprehensif dan berkelanjutan untuk peningkatan kinerja dan produktivitas perusahaan.

You might also like