You are on page 1of 38

HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW

N OV I TA AY U N I NGT YA S NIM 08.5745 S E KO L A H T I N G G I I L M U STAT I ST I K ( ST I S ) 2010

A. Pendahuluan
Mahasiswa mampu menganalisis dan mengidentifikasi Hak Asasi manusia Indikator pencapaian hasil belajar : 1. Pengertian dan ruang lingkup Hak Asasi Manusia 2. HAM pada tatanan global 3. HAM di Indonesia 4. Rule of Law

1. Pengertian HAM

HAM adalah hak- hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama kelahirannya atau kehadirannya di dalam kehidupan bermasyarakat. (Tilaar, 2001). Seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaaan manusia sebagai mahkluk Tuhan YME (UU No. 39/1999). HAM bersifat umum karena diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis kelamin.

Ruang lingkup HAM


1. Hak pribadi : hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dsb. 2. Hak milik pribadi dan kelompok sosial dimana ia ikut serta. 3. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan. 4. Hak-hak yang berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

2. Perkembangan HAM
HAM baru disadari dan diperjuangkan sejak munculnya falsafah individualisme, pemerintahan yang berkuasa penuh sehingga jaminan perseorangan dirasa perlu, dan juga bahwa semua manusia sama dan sederajat selaku ciptaan Tuhan. Manusia sadar sesungguhnya sejak masih di dalam kandungan setiap manusia punya hak asasi yang harus diakui semua pihak karena merupakan pemberian Tuhan secara langsung.

Perkembangan HAM
Tuhan membekali manusia tiga peralatan hidup yaitu nyawa, rohaniah, dan jasmaniah yang dikenal sebagai hak pribadi. Dalam kehidupan bermasyarakat ada nilai dan norma yang secara otomatis mengurangi HAM pribadi yang disebut HAM masyarakat. Karena nilai dan norma kemasyarakatan tidak selalu sama dalam berbagai bangsa, maka HAM masyarakat pun berbeda untuk setiap bangsa.

Dokumen Penting Cetusan Tuntunan HAM


1. Magna Charta

Tanggal 15 Juni 1225 Stepen Thames membacakan tuntutan kepada Raja John di Inggris tentang : a. Pernyataan kemerdekaan bagi gereja inggris. b. Pernyataan kemerdekaan bagi rakyat Inggris. c. Pernyataan bahwa polisi serta kejaksaan tidak boleh mengambil gandum atau hewan ternak tanpa seijin si pemilik. d. Pernyataan bahwa tidak ada seorang pun dapat ditahan, ditangkap, dibuang, dibunuh tanpa alasan hukum.

Dokumen Penting Cetusan Tuntunan HAM


2. Petition of Rights
Tahun 1628 dalam Badan Perwakilan Rakyat Inggris diajukan berbagai pertanyaan pada Raja mengenai hakhak rakyat beserta jaminannya. Semua jawaban yang diberikan Raja dianggap sebagai suatu ketegasan hukum terutama mengenai hal- hal yang belum diatur.

Dokumen Penting Cetusan Tuntunan HAM


3. Habeas Corpus Act
Tahun 1670 diberlakukan Habeas Corpus Act yaitu Undang-undang Penegasan Penahanan, berupa surat perintah raja atau atas nama kerajaan kepada petugas yang menangkap seseorang secara tidak adil atau tidak manusiawi. Orang yang akan ditangkap harus diperiksa, sehingga ada ketegasan alasan penangkapannya menurut hukum. Dengan ini, maka HAM mengenai kemerdekaan pribadi jadi lebih nyata.

Dokumen Penting Cetusan Tuntunan HAM


4. Bill of Rights
Tahun 1689 diumumkan The Bill of Rights, yakni Undangundang HAM Amerika Serikat. Merupakan amandemen tambahan terhadap konstitusi USA yang termuat dalam Declaration of Independence mereka.

Dokumen Penting Cetusan Tuntunan HAM


5. Declaration Des Droits de Lhome et du Citoyen
Tahun 1789 diberlakukan pernyataan HAM dan hak warga negara Perancis. Dinyatakan bahwa manusia dilahirkan merdeka, lalu dimuat daftar yang berisi hak-hak manusia dan warga negara perancis.

Universal Declaration of Human Rights


Diresmikan oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa pada tanggal 10 Desember 1948 yaitu pernyataan seluruh dunia tentang Hak Asasi Manusia. Tujuannya : Hendak menyelamatkan keturunan manusia yang ada dan akan datang dari bencana perang. Hendak meneguhkan sikap dan keyakinan tentang hak asasi manusia yang asasi, tentang harkat dan martabat manusia, dan tentang persamaan kedudukan antara lakilaki yang perempuan.

Universal Declaration of Human Rights


Tujuannya (lanjutan): Menimbulkan suasana, dimana keadilan dan penghargaan atas berbagai kewajiban yang muncul dari segala perjanjian dan sumber hukum internasional menjadi dapat dipelihara. Hendak memajukan masyarakat dan tingkat hidup yang lebih baik dalam suasana kebebasan yang lebih leluasa.

Lima Kebebasan Dasar Manusia


Termuat dalam pidato kenegaraan Franklin D. Roosevelt yang ditujukan kepada semua manusia di dunia pada bulan Juli 1940.
a. b. c. d. e.

Freedom from fear (bebas dari rasa takut) Freedom from religion (bebas memeluk agama) Freedom of expression (bebas menyatakan pendapat) Freedom of information (bebas pemberitaan) Freedom from want (bebas dari kemelaratan)

HAM Menurut Sifatnya


a.

b.

Personal rights Yaitu hak pribadi yang meliputi kemerdekaan bersikap, bertindak/ bergerak, berpendapat, memeluk agama/ idealisme, hebengan sex, dsb. Political rights Yaitu hak politik pemerintahan yang meliputi turut memilih dan dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi, demonstrasi, berkumpul, berpartisipasi dalam politik, dsb.

a.

Property Rights Yaitu hak asasi ekonomi yang meliputi hak milik benda, membeli dan menjual, mengadakan janji dagang tanpa campur tangan pemerintah secara berlebihan, kecuali bea cukai, pajak pengaturan dagang pemerintahan.

HAM Menurut Sifatnya


a.

a.

a.

Social and cultural rights Yaitu hak masyarakat dan budaya yang meliputi hak memilih pendidikan /pengajaran dan mengembangkan kebudayaan yang disukai serta mengamalkannya dalam masyarakat. Rights of legal equality Yaitu hak mendapat perlakuan yang sama menurut hukum dan kedudukan sederajat di hadapan hukum dan pemerintahan. Procedural rights Yaitu hak tata cara peradilan dan jaminan perlindungan yang meliputi proses dan prosedur tata cara peradilan menurut peraturan yang sah dan legal sebegai bukti pelaksanaan HAM, misalnya penahanan, penggeledahan, peradilan, dan vonis.

Sifat Konvensi
PBB telah merumuskan beberapa konvensi tentang HAM ke dalam empat kelompok, yaitu: a. Konvensi yang bersifat universal, misalnya hak pribadi untuk hidup dan berusaha b. Konvensi yang bersifat khusus, misalnya kejahatan perang atau pemusnahan kemanusiaan c. Konvensi yang bersifat perlindungan, misalnya perlindungan hak minoritas, orang asing, stateless, pelarian, dan pencari suaka d. Konvensi yang bersifat diskriminasi, misalnya perbedaan kelas, ras, kelompok, dsb.

HAM pada Tataran Global


a. HAM menurut konsep negara barat

Ingin meninggalkan konsep negara yang mutlak Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas Filosofi dasar : hak asasi tertanam pada diri individu manusia hak asasi terlebih dahulu daripada tatanan negara b. Ham menurut konsep sosialis Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat Hak asasi manusia tidak ada sebelum negara ada Negara berhak membatasi HAM bila situasi menghendaki

HAM pada Tataran Global


c. HAM menurut konsep bangsa Asia-Afrika Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/ sesuai dengan kodratnya Masyarakat sebagai keluarga besar artinya penghormatan utama untuk kepala keluarga Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban

HAM pada Tataran Global


d. HAM menurut konsep PBB
Konsep HAM ini dibidani oleh Eleanor Roosevelt pada 10 Desember 1948 dan secara resmi disebut Universal Declaration of Human Rights. Bahwa setiap orang mempunyai : Hak untuk hidup Kemerdekaan dan keamanan badan Hak diakui kepribadiannya menurut hukum Hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum Untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana

HAM pada Tataran Global


seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali bila ada bukti yang sah Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara Hak untuk mendapatkan hak milik atas benda Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan Hak untuk bebas memeluk agama serta mempunyai dan mengeluarkan pendapat Hak untuk berserikat dan berkumpul Hak untuk mendapatkan jaminan sosial Hak untuk mendapatkan pekerjaan

HAM pada Tataran Global

Hak untuk berdagang Hak untuk mendapatkan pendidikan Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan

4. HAM di Indonesia dan Permasalahannya


Ham di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI, yaitu pembukaan UUD 1945 (alinea 1), Pancasila sila ke-4, Batang Tubuh UUD 1945 (pasal 27, 29, dan 30). UU No.39/1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM. HAM di Indonesia menjamin hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak atas rasa aman, dll.

Kegiatan Pokok Penegakan Hukum dan HAM (PP No. 7 tahun 2005)
a. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui

pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2009-2004. b. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM). c. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya. d. Peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga hukum maupun lembaga yang fungsi dan tugasnya mencegah dan memberantas korupsi.

Kegiatan pokok penegakan Hukum dan Ham (PP No. 7 tahun 2005)

e. Peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga hukum maupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia. f. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga negara di depan hukum melalui keteladanan kepala negara dan pimpinan lainnya untuk mematuhi dan mentaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten dan konsekuen. g. Penyelenggaraan audit reguler atas seluruh kekayaan pejabat pemerintah dan pejabat negara.

Kegiatan pokok penegakan Hukum dan Ham (PP No. 7 tahun 2005)
h. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam

i.

j.

k. l.

rangka mewujudkan proses hukum yang lebih sederhana, cepat, tepat, dan dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia dalam rangka menyelenggaraan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan sewajarnya Pembenahan sistem manajemen penanganan perkara yang menjamin akses publik, pengembangan sistem pengawasan yang transparan dan akuntabel Pengembangan sistem manajemen kelembagaan hukum yang transparan Penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen/ arsip lembaga negara

Kegiatan pokok penegakan Hukum dan Ham (PP No. 7 tahun 2005)
m. Peningkatan koordinasi dan kerjasama yang menjamin

efektivitas penegakan hukum dan HAM n. Pembaharuan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi o. Peningkatan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang melakukan perjalanan baik keluar maupun masuk ke wilayah Indonesia p. Peningkatan fungsi intelijen agar aktifitas terorisme dapat dicegah pada tahap yang sangat dini serta meningkatkan berbagai operasi keamanan dan ketertiban.

C. Rule of Law
Rule of law merupakan konsep coomon law dimana segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of Law adalah rule by the law bukan rule by the man.

Rule of Law dalam PKn


Untuk membangun kesadaran tentang pentingnya rule by the law dan bukan rule by the man, maka dipandang perlu untuk memasukkan instruksional Rule of Law sebagai salah satu materi di dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn merupakan desain baru kurikulum inti di PTU yang menunjang pencapaian Visi Indonesia 2020 (TAP MPR No. VII/MPR/2001) dan visi Pendidikan Tinggi 2010 (HELTS 20032010-DGHE)dan merupakan elemen pokok dalam kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.

Konsepsi Rule of Law


Pengertian dan ruang lingkup Rule of Law Issue-issue yang terkait dengan Rule of Law Prinsip Rule of Law di Indonesia secara formal Prinsip Rule of Law secara hakiki (materiil) dalam penyelenggaraan pemerintahan di indonesia Strategi pelaksanaan Rule of Law

Pengertian dan Ruang Lingkup Rule of Law


Friedman (1959) membedakan Rule of Law menjadi dua : a. Pengertian secara formal Rule of Law diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi (organized public power), misalnya negara. b. Pengertian secara hakiki Rule of Law terkait dengan penegakan Rule of law, karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan yang buruk (just and unjust law). Rule of Law terkait erat dengan keadilan, sehingga Rule of Law harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat/bangsa.

Issue-issue Rule of Law


1. Masih relevankah Rule of Law di Indonesia?

2. Bagaimana seharusnya Rule of Law itu dilaksanakan?


3. Sejauh

mana komitmen pemerintah untuk melaksanakan prinsip-prinsip Rule of Law? 4. Apa yang harus dilakukan agar Rule of Law dapat berjalan efektif?

Prinsip Rule of Law di Indonesia Secara Formal


Di Indonesia, prinsip Rule of Law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan: (1) bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, ...karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan, (2) ...kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur; (3) ...untuk memajukan kesejahteraan umum , ...dan keadilan sosial ; (4) ...disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia; (5) ...kemanusiaan yang adil dan beradap; dan (6) ...serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip Rule of Law di Indonesia Secara Formal


Prinsip tersebut pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap rasa keadilan bagi rakyat Indonesia dan juga keadilan sosial, sehingga Pembukaan UUD 1945 bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan negara. Inti dari Rule of Law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat, terutama keadilan soaial. Prinsip-prinsip diatas merupakan dasar hukum pengambilan kebijakan bagi penyelenggara negara/pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang berkaitan dengan jaminan atas rasa keadilan terutama keadilan sosial.

Prinsip Rule of Law di Indonesia Secara Hakiki


Prinsip Rule of Law secara hakiki (materiil) sangat erat kaitannya dengan the enforcement of the rules of law dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip Rule of Law. Rule of law merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan memiliki akar budaya yang khas pula juga. Rule of law juga merupakan legalisme, suatu aliran pemikiran hukum yang di dalamnya terkandung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan negara, yang memuat nilai tertentu yang memiliki struktur sosiologisnya sendiri.

Strategi pelaksanaan Rule of Law


Agar pelaksanaan Rule of law berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan, maka : a. Keberhasilan the enforcement of the rules of law harus didasarkan pada corak masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian nasional masing-masing bangsa b. Rule of Law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada akar budaya yang tumbuh dan berkembang pada bangsa. c. Rule of Law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakat negara secara adil, dan memihak pada keadilan.

Beberapa Kasus di Indonesia dalam penegakan Rule of Law

1. Kasus korupsi KPU dan KPUD 2. Kasus Illegal logging 3. kasus perdagangan narkoba dan psikotropika 4. Kasus perdagangan perempuan dan anak 5. Kasus korupsi yang melibatkan anggota DPR 6. Kasus penyuapan institusi peradilan 7. Dll.

Jl. Otto Iskandardinata No. 64 C, jakarta Timur 13330 Telp. (021) 8508812, 8191437, 8197577 Fax. (021) 8197577 e-mail : Info@stis.ac.id

Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710 Telp. (021) 3841195, 3842508, 3810291 Fax. (021) 3857064 mailbox : bpshg@bps.go.id

You might also like