You are on page 1of 7

PENGUJIAN KADAR NITRIT (NO2-) AIR TANAH SEBAGAI PARAMETER PENGUKURAN BEBAN PENCEMARAN PADA DANAU LSI DAN

SUMUR DI WILAYAH BABAKAN TENGAH, BOGOR, JAWA BARAT


Cindhy Ade Hapsari1, Lutfhi Adhytia Putra2, Ratu Rima Novia Rahma3, Riandy Surya Irawan4 Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper Kampus IPB, Dramaga, Bogor, 16680 Email: alchemist.genz@gmail.com1, ladhytiaputra@yahoo.com2, raturimanoviarahma@yahoo.co.id3, ndie_paulwalker@yahoo.com4

Abstrak: Pencemaran air sudah terjadi sejak lama padahal air adalah salah satu komponen utama yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan di muka bumi. Tetapi banyak air yang sudah keruh , berbau , bercampur dengan sampah-sampah, baik di air danau, air sumur ,air sungai, air laut dll. Pada dasarnya, hal tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia sendiri seperti membuang limbah seperti limbah rumah tangga maupun limbah industri. Zat kimia berbahaya yang terdapat di limbah tersebut dapat menurunkan kadar kualitas air. Resapan bahan kimia tersebut dapat mencemari air yang berada di bawah tanah yang mengakibatkan airnya menjadi keruh dan berbau. Beberapa zat kimia tersebut adalah nitrat dan nitrit. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) merupakan salah satu dari siklus nitrogen yang merupakan ion-ion anorganik alami. Untuk menentukan kadar konsentrasi Nitrit (NO2-) sebagai parameter pengukuran beban pencemaran pada air tanah, digunakan metoda spektrofotometri dengan bantuan asam sulfaniat dan naphtylamin. Spektrofotometri adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Apabila air berubah menjadi ungu pekat setelah ditetesi dengan sulfaniat dan larutan NEDA, maka air tersebut tercemar dan mengandung nitrit. Kata kunci: absorbansi, , kuvet, kuarsa, Nitrat (NO3-), nitrit (NO2-), spektrofotometri

PENDAHULUAN
Salah satu komponen yang penting dalam kelangsungan hidup semua makhluk adalah kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan vital yang mendukung segala aktivitas khususnya bagi manusia, seperti untuk minum, mandi, irigasi, kebutuhan sehari-hari, dan lain sebagainya. Namun besarnya kebutuhan akan air yang begitu besar tersebut berbanding terbalik dengan sumber air yang berkualitas. pemakaian air yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan. Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya. Namun tidak semua air tanah dan air sungai tersebut layak untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia. Di setiap tanah dan sungai yang berbeda, terdapat berbagai macam mikroorganisme serta bahan-bahan kimia baik berbahaya maupun yang tidak berbahaya terkandung di dalamnya. Salah satu senyawa yang banyak terkandung dalam air adalah nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) Nitrit adalah senyawa nitrogen yang baru terbentuk. Karena bakteri akan cepat memetabolisme

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

dan mengkonversi nitrit menjadi nitrat, jarang ditemukan nitrit dalam analisis air. Sementara nitrat nitrogen sering ditemukan dalam sumber air. Tingkat nitrat yang terlalu banyak di air tanah, danau atau sungai dapat menguras air oksigen. Jumlah nitrat yang tinggi juga dapat membunuh organisme lain dan menyebabkan perubahan yang signifikan pada kualitas air tersebut. Untuk mengetahui kadar nitrit dan nitrat yang terkanung dalam air tanah serta air sungai/danau tersebut, maka dilakukan percobaan praktikum. Praktikum dilakukan untuk menetapkan konsentrasi nitrit (NO2-) yang digunakan sebagai parameter pengukuran beban pencemaran pada air tanah dan danau/sungai, dengan menggunakan metode spektofotometri dengan bantuan asam sulfanilat dan naphtylamin.

Praktikum kali ini menetapkan konsentrasi nitrit (NO2-) yang digunakan sebagai parameter pengukuran beban pencemaran pada air tanah dengan menggunakan metode spektrofotometri. Alat yg digunakan meliputi labu ukur 50 ml, labu erlenmeyer 125 ml dan 250 ml, pipet mohr 5 ml dan 10 ml, corong gelas, pipet tetes, bulb karet, labu semprot 500 ml, spektrofotometer, pH meter, dan kertas saring 0,45 m. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sampel air tanah (air sumur dan air danau), larutan asam sulfinat 1%, larutan Naphtylamin Etilen Diamin Dihidroksida (NEDA), air suling bebas nitrit, dan larutan standar N-NO2 0,5 mg/l. Sampel air sumur yang digunakan berasal dari wilayah Babakan Tengah (Bateng) dan air danau LSI bagian hulu. Kedua sampel tersebut kemudian didinginkan dengan temperatur 5oC. Dalam praktikum terdapat dua pembagian kerja. Kelompok 7 membuat kurva kalibrasi NO2- dan kelompok 8 menetapkan NO2- dalam sampel air. Dari kurva kalibrasi NO2- yang telah dibuat kemudian diperoleh persamaan kurva : y = 3,403 x Keterangan: y = nilai absorbansi sampel (Abs) x = konsentrasi (mg/L) Nitrit (NO2-) pada sampel air tanah kemudian akan ditetapkan menggunakan metode spektrofotometer (SNI 06-6989.9-2004) dengan cara menyaring sampel air tanah (air sumur dan air danau) terlebih dahulu menggunakan kertas saring berukuran pori 0,45m. Kemudian mengukur 50 ml sampel air tanah yang telah disaring tersebut secara duplo ke dalam erlenmeyer 125 ml dan menambahkan 1 ml asam sulfinat lalu dikocok. Setelah 5 menit larutan air sampel didiamkan lalu 1 ml larutan NEDA ditambahkan dan diaduk serta diamkan lagi selama 15-30 menit. Dalam suasana asam (pH 2-2,5), nitrit akan bereaksi dengan pereaksi zat warna Azo (asam sulfanilat + naphtylamin) membentuk senyawa diazo yang berwarna ungu. Setelah itu sampel air tanah diukur absorbansinya dengan menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang () = 537 nm. Kadar nitrit (NO2-) dalam sampel air tanah dapat diketahui dari hasil pembacaan yang dialurkan pada kurva kalibrasi yang telah dibuat oleh kelompok 7.

METODE PRAKTIKUM

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Nitrit (NO2-) merupakan salah satu senyawa kimia pencemar dalam air. Selain disebabkan oleh kegiatan manusia,peningkatan nitrit dalam air juga dapat disebabkan oleh aktivitas bakteri yang dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit dan mengoksidasi ammonia mennjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas Sp (Amri, 2009). Mekanisme pembentukan nitrit (NO2-) di atmosfer diawali dengan pembentukan NO yang mencakup reaksi antara Nitrogen (N) dan Oksigen (O2), kemudian reaksi selanjutnya antara NO dan Oksigen yang lebih banyak akan membentuk nitrit (Fardiaz, 1992). Reaksi dari pembentukan nitrit di atmosfer adalah sebagai berikut : NO2 + O2 2NO 2NO + O2 2NO2 Seperti yang telah disebutkan diatas pembentukan nitrit dapat juga disebabkan oleh aktifitas bakteri. Bakteri yang mampu membantu dalam pembentukan nitrit adalah bakteri autotrofik yang berperan dalam oksidasi ammonia menjadi nitrit pada siklus nitrogen. Bakteri-bakteri tersebut antara lain Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrosospira, Nitrosobolus, dan Nitrosovbrio (Agustiyani, 2004). Pembentukan nitrit dari degradasi ammonia secara aerob dikenal dengan proses nitrifikasi. Pada tahap ini mikroba yang berperan aktif dalam kelompok Nitrosomonas menghasilkan nitrit dengan reaksi sebagai berikut : NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas NO2- + H2O + H+ NH3 + O2 NO2 + 3H+ + 2eDari pengujian kadar nitrit yang telah dilakukan terhadap sampel air sumur di desa Babakan Tengah dan air BAP (air danau LSI bagian hulu) didapatkan data yaitu nilai absorbansi sampel air sumur adalah sebesar 0,0465 dan nilai absorbansi air danau adalah 0,082. Berikut akan diperlihatkan pula tabel dan kurva untuk kalibrasi NO2. Tabel 1.1.. Kalibrasi NO2 No C ( ppm) Absorbansi Absorbansi Terkoreksi 1 0,000 0,030 0,000 2 0,010 0,034 0,004 3 0,020 0,067 0,037 4 0,050 0,168 0,138 5 0,075 0,314 0,284 6 0,100 0,374 0,344 Tabel 1.2. Konsentrasi NO2 pada Air Sumur dan Air Danau Jenis Air Absorbansi Rata-Rata Konsentrasi Absorbansi mg/L Air Sumur 1 0,044 0,0485 0,01366 Air Sumur 2 0,053 Air Danau 1 0,084 0,082 0,024 Air Danau 2 0,080

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Gambar 1. Kurva Kalibrasi NO2 Dari Tabel 1.1 dan Gambar 1 yang merupakan kalibrasi dari nilai absorbansi dan konsentrasi nitrit didapatkan persamaan . Dengan adalah nilai absorbansi nitrit dalam air dan adalah konsentrasi nitrit dalam air. Dari persamaan tersebut didapatkan konsentrasi nitrit dalam air sumur adalah sebesar 0,01366 mg/L dan konsentrasi nitrit dalam air danau adalah 0,024 mg/L yang bisa dilihat pada tabel 1.2. Apabila dibandingkan dengan baku mutu yang ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 yang dapat dilihat pada lampiran 1, konsentrasi nitrit dalam sampel air sumur dan air danau masih dibawah baku mutu. Baku mutu yang ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 untuk nitrit konsentrasinya adalah sebesar 3 mg/L. Konsentrasi NO2 yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi makhluk hidup. Nitrit yang berlebihan akan bersifat toksin. Pada jumlah nitrit berlebih, NO akan berkompetisi dengan oksigen untuk berikatan pada hemoglobin dan akan membentuk Methemoglobin (metHb), Dalam jumlah melebihi normal metHb akan menimbulkan Methemoglobinaemea, yang membuat tubuh kekurangan oksigen, badan membiru serta bisa menyebabkan kematian. Toksisitas NO2 adalah 0.6 1.5 g pada orang dewasa dan bersifat letal pada konsentrasi 12 g. Dosis letal pada anak-anak adalah 0.2 0.3 gram. Pada bayi penyakit ini biasa dikenal sebagai penyakit Blue Babies. Selain itu, nitrit yang berlebih akan membentuk nitrosamin yang bersifat karsinogenik. Nitrosamin terbentuk jika konsentrasi nitrit terlalu tinggi dan suhu pemasakan juga terlalu tinggi (di atas 150C). Reaksi antara senyawa turunan protein dengan nitrit. Contoh reaksi pembentukan nitrosamin: HONO + Dimethylamine Dimethyl nitrosamine + HOH (Syamsir 2011). Mekanisme untuk mengurangi atau menghilangkan nitrit di lingkungan secara teoritis bisa menggunakan proses presipitasi, chlorinasi dengan aerasi dan Unit Lumpur Aktif dengan system aerasi. Proses presipitasi dilakukan untuk menghilangkan logam-logam berat, nutrient serta anorganik yang terlarut dalam limbah cair. Proses presipitasi ini dilakukan dengan cara menambahkan basa

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

hingga mencapai 11 satuan PH sampai terbentuk endapan. Proses Chlorinasi dilakukan dengan menambahkan Calsiun Hypop Chloride disertai dengan aerasi pada air yang tercemar (limbah cair).Calsium Hypo Chlloride adalah oksidator kuat yang akan menghancurkan reduktor-reduktor dari zat-zat organik termasuk amoniak dan nitrit juga akan membunuh bakteri-bakteri pathogen yang ada dalam air. Proses Unit Lumpur Aktif atau Tricling Filter (Moving Bed Biologycal Reactor / Rotary Biologycal Reactor) dilakukan dengan mengunakan mikroba yang telah terseleksi yang cocok dengan kontaminan limbah yang ada, yang dikembangkan dari limbah itu sendiri, yang kemudian diaerasi mengunakan blower dan udara dialirkan melalui difusser agar distribusi oksigen lebih lebih merata atau dengan mengunakan turbo jet aerator/surface aerator/MTO2. (Lab Kimia PT.PJB Muara Tawar, 2011)

KESIMPULAN
Dari pengujian nitrit pada air tanah yang dilakukan pada sampel air sumur di desa Babakan Tengah dan air BAP/ air dari danau LSI didapatkan konsentrasi nitrit pada sampel air sumur sebesar 0,01425 mg/L dan konsentrasi nitrit pada air danau adalah 0,024 mg/L. Dengan baku mutu yang ditetapkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu konsentrasi nitrit maksimum sebesar 3 mg/L dapat disimpulkan bahwa air sumur di daerah Babakan Tengah dan air dari danau LSI mengandung nitrit yang masih dibawah baku mutu. Yang berarti air tersebut masih cukup baik dan layak untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

Daftar Pustaka
Amri, Choirul. Metode Penentuan Nitrit sebagai Kompleks 4-(4-Nitrobenzenazo)1-Aminonaftalen secara Ekstraksi-Spektrofotometri. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2009. Agustiyani, Dwi. Pengaruh pH dan Substrat Organik Terhadap Pertumbuhan dan Aktivitas Bakteri Pengoksidasi Amonia. Bogor : Pusat Penelitian BiologiLIPI, 2004. Lab Kimia PT.PJB Muara Tawar. 2011. Cara Menghilangkan Amoniak Dan Nitrit Pada Limbah Domestik. [terhubung berkala] http://laboratorymtw.blogspot.com/2011/04/cara-menghilangkan-amoniakdan-nitrit.html. (Diakses tanggal 26 Februari 2012) Syamsir, Elvira. 2011. Peranan Nitrit terhadap Mutu Olahan Daging. [terhubung berkala] http://produkdaging.wordpress.com/2011/01/12/peranan-nitritterhadap-mutu-olahan-daging/. (Diakses tanggal 26 Februari 2012)

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Lampiran 1
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 29 Juli 2002 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. BAKTERIOLOGIS
Parameter 1 a. Air Minum E. Coli atau fecal coli b. Air yang masuk sistem distribusi E. Coli atau fecal coli Total Bakteri Coliform c. Air pada sistem distribusi E.Coli atau fecal coli Total Bakteri Coliform Satuan 2 Jumlah per 100 ml sampel Kadar Maksimum yang diperbolehkan 3 0 Keterangan 4

Jumlah per 100 ml sampel Jumlah per 100 ml sampel

0 0

Jumlah per 100 ml sampel Jumlah per 100 ml sampel

0 0

2. KIMIA A. Bahan-bahan inorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan)


Parameter 1 Antimony Air raksa Arsenic Barium Boron Cadmium Kromium Tembaga Sianida Fluoride Timah Molybdenum Nikel Satuan 2 (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) (mg /liter) Kadar Maksimum yang diperbolehkan 3 0.005 0.001 0.01 0.7 0.3 0.003 0.05 2 0.07 1.5 0.01 0.07 0.02 Keterangan 4

nitrat (sebagai NO3-) nitrit (sebagai NO2-)


Selenium

(mg /liter) (mg /liter)


(mg /liter)

50 3
0.01

MENTERI KESEHATAN RI, Dr. ACHMAD SUJUDI

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Lampiran 2

Gambar 2.1. Air danau LSI setelah ditetesi larutan asam sulfaniat dan larutan NEDA.Warna air berubah menjadi warna ungu muda pekat.

Gambar 2.2. Air sumur Babakan Tengah (Bateng) setelah ditetesi larutan asam sulfaniat dan larutan NEDA. Warna air berubah menjadi ungu muda tetapi tidak pekat. Warna ungu air danau LSI lebih pekat daripada warna ungu air sumur Babakan Tengah setelah kedua air tersebut ditetesi larutan asam sulfaniat dan larutan NEDA. Hal ini berarti air danau LSI memiliki kadar konsentrasi nitrit (NO2-) yang lebih tinggi daripada air sumur Babakan Tengah.

Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 ) Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

You might also like