You are on page 1of 9

Jepang Dalam Tata Ekonomi Politik Internasional

Peran Jepang dalam Perekonomian


Asia Tenggara

BAB I
LATAR BELAKANG

Pasca Cold War, hubungan internasional di Asia Pasifik selalu membicarakan


kerangka hubungan antara tiga kekuatan besar (Great Powers) yaitu Amerika Serikat,
Jepang, dan Republik Rakyat Cina (RRC). Walaupun mereka merupakan Great
Powers, kemampuan mereka tidak sama dalam menjalankan peranannya dalam
hubungan internasional. Karena itu, kekuatan besar yang dimiliki sangat
membutuhkan dukungan kekuatan di bawahnya untuk menata tatanan hubungan
internasional yang baru.
Dukungan kekuatan yang dimaksud adalah aktor atau subjek hukum
internasional yang memiliki peran yang cukup penting atau yang dapat memberikan
pengaruh terhadap subjek-subjek lainnya sehingga kekuatan-kekuatan besar tersebut
dapat lebih mudah dalam ”menguasai” konstelasi politik internasional. Kekuatan ini
kemudian terlihat dalam diri ASEAN yang memiliki potensi dan pengaruh yang
cukup besar walaupun mayoritas dinaungi oleh negara-negara berkembang. Peran
ASEAN sebagai sebuah organisasi internasional dinilai sangat strategis oleh negara-
negara besar. Oleh karena itu, selain bekerja sama dengan Cina, ASEAN pun
membangun kerjasama dengan Jepang dan Korea Selatan yang kemudian disebut
dengan nama ASEAN+3.
Kerjasama Jepang dan ASEAN dimulai sudah berlangsung selama 30 tahun.
Perdana menteri Jepang pada saat itu, Takeo Fukuda, yang membuka hubungan
dengan ASEAN dan mendeklarasikan politik luar negeri Jepang terhadap Asia
Tenggara pada saat itu dinamakan dengan doktrin Fukuda. Esensi dari Doktrin
Fukuda mencakup tiga hal. Pertama, Jepang tidak akan pernah menjadi negara
adidaya militer. Kedua, Jepang akan menjalin hubungan dengan rasa saling pengertian
dan rasa saling percaya terhadap negara-negara Asia Tenggara. Ketiga, Jepang akan
bekerja sama secara positif dengan seluruh negara anggota ASEAN sebagai mitra
sejajar.
Salah satu tujuan Jepang dengan berdirinya hubungan ini adalah karena
adanya penolakan terhadap produk-produk asal Jepang, seperti peristiwa Malari
(1974), yang menjadi pukulan terhadap kemajuan bisnis Jepang di luar negeri.

PERUMUSAN MASALAH

1. Apa kepentingan Jepang terhadap ASEAN?


2. Bagaimana peranan Jepang dalam komitmennya terhadap pembangunan
ASEAN?

2
BAB II
PEMBAHASAN

Hubungan Jepang – ASEAN merupakan sebuah hubungan atau interaksi dua


subjek hukum internasional yang didirikan oleh pemerintah Jepang dan ASEAN untuk
memajukan hubungan ekonomi antara Jepang dan ASEAN. Hubungan keduanya
dapat dikatakan sebagai organisasi independen dari Sekretariat ASEAN. Hubungan
keduanya meliputi aktivitas perdagangan, investasi, dan pariwisata.
Pusat hubungan Jepang – ASEAN didirikan pada 25 Mei 1981 berdasarkan
Agreement Establishing the ASEAN Promotion Centre in Trade, Investment, and
Tourism yang ditandatangani oleh pemerintah Jepang dan ASEAN (diwakili oleh
Indonesia, Malaysia, Filiphina, Singapura, dan Thailand). Kantor Sekretariat pusat
hubungan Jepang – ASEAN berada di World Import Mart Building lantai 4, Sunshine
City di Ikebukuro, Tokyo. Pada tahun 1987, kantor Sekretariat ini pindah ke Central
Building di Ghinza 4-Chome hingga saat ini1.
Sebagai mitra sesama negara Asia, Jepang sejak permulaan terbentuknya
ASEAN telah memberikan kerjasama dan bantuannya kepada ASEAN di berbagai
bidang seperti ekonomi, sosial, kebudayaan, dan lainnya. Pada tahun-tahun
belakangan ini, setiap tahun berlangsung pertukaran (exchange), baik di tingkat
puncak maupun tingkat menteri, seperti KTT Jepang-ASEAN, PMC, AEM-METI,
dan sebagainya guna membangun hubungan baik antara Jepang dan ASEAN.
Pada tahun 2001, perdagangan Jepang dengan ASEAN (ekspor + impor)
mencapai 13 trilyun 196 milyar 300 juta US dollar, yakni merupakan 14% dari

1 http://www.asean.or.jp/eng/general//qanda/index.html#q02, akses pada 10 April 2008 pukul


13.22 WIB.

3
keseluruhan jumlah perdagangan Jepang. Di bidang investasi, investasi langsung
Jepang di ASEAN mencapai 426 milyar 400 juta US dollar (tahun fiskal 2002)
merupakan sekitar 11% dari investasi Jepang di luar negeri.Z

KEPENTINGAN JEPANG TERHADAP ASEAN


Dalam menjalankan hubungan kerjasama ini, Jepang dan ASEAN memiliki
tujuan maupun sasaran yang dirancang oleh keduanya untuk memajukan kepentingan
internalnya, antara lain :
- Menaikkan tingkat ekspor ASEAN ke Jepang, terutama barang-barang
setengah (1/2) jadi dan produksi manufaktur
- Meningkatkan investasi Jepang di ASEAN, termasuk dengan adanya transfer
ilmu (skill) dan teknologi
- Merevitalisasi laju kedatangan Turis Jepang ke negara-negara ASEAN.

Kepentingan Jepang terhadap ASEAN lebih mengacu kepada mensukseskan


pembangunan ASEAN. Pasca PD II, Jepang mendasari kepentingan politik luar
negerinya dengan fokus pada regional Asia. Lebih dari separuh dana bantuan luar
negeri Jepang disalurkan untuk kawasan Asia.
Jepang telah resmi mengumumkan kebijakan luar negeri Asian Gateway.
Konsep ini berdasar pada tiga hal, yaitu pembentukan Jepang sebagai negara terbuka,
kerjasama dengan Asia yang terbuka, dan menghormati keragaman Asia.
Mantan PM Shinzo Abe pernah berpidato mengenai dasar fundamental
kebijakan luar negeri Jepang yang ditambahkan pada masa pemerintahan Shinzo Abe
yaitu memfokuskan kepentingan luar negeri Jepang pada perwujudan kebebasan dan
kemakmuran negara di Kawasan Jangkar Asia. Kawasan Jangkar Asia maksudnya
adalah deretan kawasan regional Asia Tengah, Selatan, dan Tenggara. Negara-negara
ini secara geografis berjejer menyerupai bentuk jangkar bagi Jepang. Dengan adanya
fokus tersebut, diharapkan bantuan yang diberikan Jepang bagi kawasan Jangkar ini
dapat berbalik mendorong kemakmuran Jepang.

PERANAN JEPANG DALAM ASEAN

Jepang memberikan andil yang cukup besar bagi pembangunan ASEAN


melalui ODA (bantuan resmi bagi pembangunan, tingkat antar pemerintah) yang

4
dipusatkan pada konsolidasi prasarana ekonomi-sosial serta pendidikan sumberdaya
manusia. Realisasi bantuan ODA bagi ASEAN berjumlah sekitar 3,1 milyar US dollar
(tahun 2000) merupakan 32% dari keseluruhan ODA bilateral yang diberikan Jepang.
Kerjasama Jepang bagi negara-negara ASEAN terlihat dalam contoh sukses
ODA yang sangat dihargai oleh negara-negara yang telah mencapai pembangunan
ekonomi yang baik seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sedangkan Singapura
dan Brunei Darusalam merupakan negara-negara yang sudah 'lulus' ODA (mantan
penerima ODA).
Disamping kerjasama bilateral dengan negara-negara ASEAN, juga dilakukan
usaha bagi pembangunan di bidang-bidang yang lebih luas. Contohnya adalah
pengembangan daerah sungai Mekong. Daerah aliran tersebut melalui 5 negara, yakni
Vietnam, Kamboja, Thailand, Myanmar, Laos, dan satu daerah Cina. Proyek ini
ditargetkan sebagai pembangunan daerah luas yang melampaui batas negara,
dipusatkan pada pembangunan jalan dan fasilitas pelabuhan. Berkat proyek tersebut,
diharapkan dapat dikurangi kesenjangan yang ada di antara negara-negara anggota
baru ASEAN.
Saat ini juga tengah berlangsung kerjasama Selatan-Selatan di mana negara-
negara yang sudah berkembang di antara negara-negara ASEAN dapat membantu
negara-negara ASEAN lainnya yang sedang berkembang, yakni dengan
memanfaatkan pengalaman pembangunan yang dimilikinya.
Sementara itu, Jepang juga bersungguh-sungguh memberikan kerjasama
berupa bantuan hibah kebudayaan bagi proyek-proyek restorasi/rehabilitasi dan
pelestarian warisan budaya, seperti Candi Borobudur di Indonesia dan Candi Angkor
Wat di Kamboja, dll.

KERJASAMA JEPANG – ASEAN

- Perjanjian Perdagangan Bebas


Pada tanggal 25 Agustus 2005, Para Menteri perdagangan negara-negara
ASEAN dan Jepang membuat kesepakatan perjanjian perdagangan bebas.
ASEAN sendiri menyepakati untuk menciptakan kawasan pasar bebas
regional ASEAN tahun 2015. Dari kesepakatan perjanjian ini, Jepang
menurunkan tarif impor barang dari 10 negara ASEAN sebesar 90% dan
dinaikkan hingga 93% dalam 10 tahun kedepan. Sebaliknya, 10 negara

5
ASEAN yang tergolong kaya akan mengurangi tarif impor barang dari Jepang
sebesar 90%. Sedangkan, 4 anggota lainnya yang lebih kecil (Burma,
Kamboja, Laos, dan Vietnam) akan melakukan penurunan tarif pada waktu
kemudian dan secara lebih lambat. Perjanjian ini dimaksudkan agar dapat
menaikkan perdagangan yang lebih tajam antara negara ASEAN dan Jepang
yang telah mencapai 160 miliar dollar. Para pemimpin menyatakan
keyakinannya bahwa perjanjian tersebut akan memberikan suatu dorongan
kuat untuk lebih menghidupkan perdagangan dan investasi. Kesepakatan ini
menjadi perjanjian perdagangan bebas multinasional pertama bagi Jepang.
- Perjanjian Anti-Terorisme
Mantan PM Junichiro Koizumi melakukan perundingan dengan para
pemimpin ASEAN tentang perjanjian anti-terorisme. Perjanjian anti-terorisme
ini menyebutkan kerjasama bidang intelijen dan penegakan hukum guna
meredam serangan-serangan teror. Tidak disebutkan adanya bantuan militer
Jepang atas upaya-upaya anti-teroris di wilayah ASEAN.

JEPANG DAN KRISIS ASIA

Krisis Asia adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand dan
mempengaruhi mata uang, bursa saham, dan harga aset lainnya di beberapa negara
Asia.2 Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand merupakan negara yang paling parah
terkena dampak krisis ini. Hongkong, Malaysia, dan Filipina juga terkena dampaknya.
Justru Daratan Tiongkok, Taiwan, dan Singapura hampir tidak terkena dampak dari
krisis ini.
Dalam krisis ini, Jepang tidak terlalu terkena dampak yang banyak tetapi
mengalami kesulitan ekonomi jangka panjang. Ekonomi Jepang memang tidak
hancur, tetapi cukup mendapat pukulan yang kuat. Jepang terkena dampak karena
ekonomi Jepang memiliki peranan penting di wilayah Asia. Negara-negara Asia
biasanya menjalankan defisit perdagangan dengan Jepang karena ekonomi Jepang dua
kali lebih besar dari negara-negara Asia lainnya bila dijumlahkan atau sama dengan
tujuh kali lipat RRC. Sekitar 40% ekspor Jepang dituju ke Asia. Pertumbuhan GDP
pun melambat dari 5% ke 1,6% dan turun menjadi resesi pada 1998. Sehingga krisis

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_finansial_Asia, akses pada 10 April 2008 pukul 14.33


WIB.

6
Asia ini juga menuntun Jepang ke arah “kebangkrutan”.
Akan tetapi, Jepang berinisiatif untuk memberikan bantuan untuk mengakhiri
Krisis Asia ini yaitu dengan memberikan bantuan bagi penanggulangan krisis
ekonomi dan bangkitnya kembali ekonomi, yaitu sejumlah 80 miliar US Dollar.
Bantuan yang diberikan terutama bagi negara-negara ASEAN yang telah memberikan
hasil yang sangat efektif.
Untuk mencegah terulangnya Krisis Asia ini, maka perlu tersedianya
pendidikan sumber daya manusia yang dapat menghasilkan sumber daya manusia
yang handal. Maka dari itu di tahun 1999, pada kesempata KTT ASEAN +3 (Jepang,
Cina, dan Korea) mengajukan usulan program pertukaran yang terdiri dari 10 pokok
(Obuchi Plan). Hingga kini, terus berlangsung bantuan keuangan dan bantuan bagi
pendidikan tinggi berkaitan dengan sumber daya manusia, pertukaran sumber daya
manusia, dan bantuan bagi mahasiswa dari negara-negara ASEAN yang belajar di
Jepang.

7
BAB III
KESIMPULAN

Hubungan ASEAN dan Jepang merupakan hubungan dengan sejarah yang


cukup panjang, yakni 30 tahun. Hubungan ini didasari oleh adanya doktrin yang
dikeluarkan perdana menteri Jepang kala itu, Takeo Fukuda. Kerjasama Jepang dan
ASEAN didasari oleh rasa saling percaya diantara kedua belah pihak sehingga tidak
ada kekuatan yang terlalu mengikat dan konsekuensi-konsekuensi yang harus
dijalankan.
Perdagangan antara negara-negara ASEAN baik dalam bentuk bilateral
maupun multilateral sering dijalankan mengingat dua pihak ini memiliki kepentingan
mereka masing-masing. Kepentingan ASEAN dalam kerjasama ini antara lain adalah
pencarian kekuatan atau dukungan dari negara-negara maju yang kurang lebih
memiliki hubungan dengan organisasi kawasan. Sedangkan Jepang memiliki
kepentingan untuk mengimbangi The Rising China yang berusaha menjadi kekuatan
yang hegemon.
Jepang memberikan andil yang cukup besar bagi pembangunan ASEAN
melalui ODA (bantuan resmi bagi pembangunan, tingkat antar pemerintah) yang
dipusatkan pada konsolidasi prasarana ekonomi-sosial serta pendidikan sumberdaya
manusia. Realisasi bantuan ODA bagi ASEAN berjumlah sekitar 3,1 milyar US dollar
(tahun 2000) merupakan 32% dari keseluruhan ODA bilateral yang diberikan Jepang.
Hubungan antara Jepang dengan ASEAN juga dipengaruhi dengan adanya
krisis di Asia. Secaratidak langsung, Jepang juga terkena imbas dari krisis ini,
terutama krisis ekonomi jangka panjang. Hal ini dikarenakan kegiatan ekonomi atau
perdagangan Jepang kebanyakan berpusat di Asia, seperti industri mobil dan distribusi
hasil perikanan.
Melihat hubungan Jepang dan ASEAN sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
terjadi kerjasama yang dinamis mengingat terjadi hubungan yang naik turun diantara

8
keduanya. Namun hubungan ini justru semakin bertambah erat dikarenakan sifatnya
yang tidak hanya didasari kepentingan yang hanya memikirkan keuntungan yang
didapatkan saja. Kerjasama Jepang-ASEAN juga didasari oleh rasa saling percaya
dari kedua belah pihak sehingga menurut kami dapat disimpulkan bahwa hubungan
mereka akan terus berlanjut dan akan semakin kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Irsan, Budaya dan Perilaku Politik Jepang di Asia, Jakarta:Grafindo, 2007.

http://www.antara.co.id/arc/2007/11/22/kapan-penandatanganan-formal-fta-jepang-
asean-belum-ditetapkan/

http://www.asean.or.jp/eng/general/guide/outline.html

http://www.asean.or.jp/eng/general//qanda/index.html#q02

http://www.aseansec.org/64.htm

http://www.id.emb-japan.go.jp/birel_id.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_finansial_Asia

http://www.korantempo.com/news/2002/1/14/Opini/88.html

http://www.mofa.go.jp/region/asia-paci/asean/index.html

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0606/26/lua07.html

You might also like