You are on page 1of 3

BAB III LANDASAN TEORI

III. 1 Manajemen Proyek Modern Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Tugas tersebut dapat berupa aktifitas yang berada dalam kegiatan proyek, misalnya; membangun pabrik, membuat produk baru, atau melakukan penelitian dan pengembangan dari suatu produk. Sedangkan pengertian manejemen adalah Ilmu dan Seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian sumber daya yang ada (dalam kaitan ini adalah sumber daya manusia) untuk mencapai tujuan yang ditetapkan terlebih dulu. Berdasarkan dua pengertian diatas maka manajemen proyek dapat didefinisikan yaitu kegiatan merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya proyek atau perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek atau jangka panjang yang telah ditentukan. Dari definisi diatas terlihat bahwa konsep manajemen proyek mengandung hal-hal pokok sebagai berikut: Mengunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia (tenaga kerja), dana dan material. Kegiatan yang dikelola berjangak pendek, dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan pengelolahan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian. vertikal. Memakai pendekatan sistem (system approach to management) Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horizontal di samping hirarki

Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan bahwa tiap-tiap proyek memiliki tujuan khusus, misalnya rumah tinggal, apartemen, jembatan layang (fly over), atau bendungan. Dapat pula berupa produk dari hasil kerja penelitian dan pengembangan. Di dalam proses pencapaian tersebut telah ditentukan batasan yaitu besarnya biaya (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan tersebut diatas disebut sebagai tiga kendala (triple constraint). Ketiga kendala tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Anggaran Proyek harus diselesaikan dengan biaya-biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah yang besar jadwal yang bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek tetapi dipecah bagi komponen-komponennya, atau perperiode tertentu (misalnya perkwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode. 2. Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan. 3. Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan criteria yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa instalasi pabrik, maka criteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu beroperasi seseuai dengan rencana operasi pabrik yang akan dijalankan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Jadi, memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use. Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka pada umumnya harus diikuti dengan menaikan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran

keberhasilan sebuah proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat terpenuhi.

You might also like