You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM ARTHROPODA A. Tujuan Mengamati anatomi dan fisiologi tubuh pada hewan anggota Arthropoda (belalang) B.

Pendahuluan Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang artinya kaki. Jadi, Arthropoda adalah hewan berkaki ruas. Semua jenis hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya. Dari semua spesies hewan, maka arthropoda merupakan filum yang terbesar di bumi. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 900.000 spesies. Jumlah ini merupakan kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Anthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya. Sistim saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh berbentuk seperti tangga tali. Arthropoda dibagi menjadi enam kelas yaitu Crustacea, Arachnoidea, Chilopoda, Diplopoda dan Insecta. Tetapi, kadang-kadang kelas Chilopoda dan Diplopoda dimasukkan ke dalam satu kelas yaitu Myriapoda. C. Landasan Teori Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter. Ciri-ciri filum Arthropoda adalah sebagai berikut :
-

Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda

dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa. Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.
-

Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan. Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan dengan alat gerak. Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat kompleks. Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat.

Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak.

Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.

Sistem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada

beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut. Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis.
-

Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur.

Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.

Anthropoda dapat dibagi menjadi 4 kelas sebagai berikut: A. Crustacea Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencangkup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa

kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut:
1. Tubuh crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi

satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit. 2. Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: o 2 pasang antenna o 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya o 1 pasang maksila o 1 pasang maksilliped 3. Maksilla dan maksilliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. 4. Alat gerak berupa 5 pasang kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) pada cephalothoraks dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan. 5. Tiap segmen tubuh ditutupi karapaks. Sistem organ crustacea adalah sebagai berikut: A. Sistem Pencernaan Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala dan dada di kedua sis abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat ekskresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala. B. Sistem Saraf Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antenna (alat paraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai. C. Sistem Peredaran Darah System peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melaui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosiasin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah. D. Sistem Pernafasan

Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. E. Alat Reproduksi Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberap Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh). Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: uadang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi. Klasifikasi Crustacea adalah sebagai berikut: Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut: 1). Entomostraca (udang tingkat rendah) Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusunan zooplankton, adalah melayanglayang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Hewan ini dikelompokan menjadi emapt ordo, yaitu: a). Branchiopoda Contohnya: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus. Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara Parthenogenesis. b). Ostracoda Contoh: Cypris candida, Codona suburdana. Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena. c). Copecoda Contoh: Argulus indicus, Cyclops. Hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas. d). Cirripedia Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.

Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain. Cirripedia ada yang bersifat parasit. Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut. 2). Malakostraca (udang tingkat tinggi) Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Hewan ini dikelompokan dalam tiga ordo, yaitu: a). Isopoda Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama. Contoh: - Onicus asellus (kutu perahu) - Limnoria lignorum Keduanya adalah pengerek kayu. b). Stomatopoda Contoh: Squilla empusa (udang belalang). Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena. c). Decapoda (si kaki sepuluh) Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya denganprotein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala dada menjadi satu (Cephalothorax) yang ditutupi oleh karapakx. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut. Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu: - Udang
1. Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak

dibudidayakan.

2. Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air tawar dan banyak

dibudidayakan.
3. Cambarus virillis (udang air tawar) 4. Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut. 5. Palaemon carcinus (udang sotong)

- Ketam
1. Portunus sexdentatus (kepiting) 2. Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp. 3. Scylla serrata (kepiting) 4. Birgus latro (ketam kenari)

Peranan Crustacea bagi kehidupan manusia Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain: 1). 2). Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, missal udang, lobster dan kepiting. Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain: 1). Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda. 2). Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda 3). Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.

misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.

B. Hexapoda / Insecta Insekta berasal dari bahasa latin, insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota dari fillum Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu-kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki ciri khusus, yaitu kakinya berjumalah enam buah, sehingga disebut juga hexapoda (hexa = enam, podos = kaki). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satnya invertebrate yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitata yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang menguntungkan anatar lain: penyerbukan tanaman oleh lebah

atau insekta lain, tetapi ada juga yangmerugukan misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi. Insekta memiliki beberapa ciri antara lain:
1. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaput (kepala), toraks ( dada), dan abodemen

(perut). 2. Memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan. 3. Kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki sayap. 4. Makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta bersimbiosis dengan organisme lain. 5. Alat pernapasan insekta berupa trakea.
6. Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran

pencernaan.
7. System sirkulasinya terbuka.

8. Organ kelamin insekta berumah uda artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen terakhir dari abodemen. 9. Fertilasi terjadi secara internal. 10. Insekta mengalami ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya. Organ - organ insekta/Hexapoda antara lain:
1. Dada terdiri dari tiga segmen atau ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan prothoraks,

mesothoraks, dan metathoraks dan pada setiap segmen terdapat sepasang kaki, sayapnya terdapat mesothoraks dan metathoraks. Pada insekta yang bersayap sepasang, sayap belakangnya mereduksi, mengecil dan disebut halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Tubuh insekta diperkuat dengan rangka luar atau eksoskelet dari chitine. 2. Susunan kaki pada insekta terdiri dari ruas-ruas yaitu: a). Panggul (coax) b). Gelang paha (trokanter) c). Paha (femur) d). Ruas betis (tibia)

e).

Ruas-ruas kaki (tarsus) 3. Pada perut insekta ada sebelas segmen, pada stadium embrio segmen ditemukan lengkap, tetapi pada bentuk dewasa segmen dibagian poeterior menjadi alat reproduksi. Abdomen dalam bentuk dewasa tidak berkaki tetapi ada stadium larva mempunyai kaki. Pada abdomen terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Anatomi internal terdiri beberapa system organ yang kompleks, yaitu system pencernaan, system pernapasan, system sirkulasi, system peneluaran zat, dan system saraf. Sistem organ pada Insecta adalah sebagai berikut :

A. Sistem Pencernaan Insekta memiliki system pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan. B. Sistem Pernapasan Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. System trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilangnya air. C. Sistem Sirkulasi Sistem sirkulasi insekta berupa system sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh). D. Sistem Pengeluaran Zat (Ekskresi) Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus melphigi yang melekat pada bagian posterior saluran pencernaan. E. Sistem Saraf Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera lain yang terpusat dikepala. Berdasarkan ada atau tidaknya sayap, Insecta digolongkan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
-

Apterygota, tidak bersayap dan tidak mengalami metamorfosis. Contoh: Lepisma sacharina (kutu buku). Pterygota, mempunyai sayap. Pterygota terbagi atas 2 kelompok sebagai berikut.

a).

Eksopterygota (metamorfosis tidak sempurana)

Metamorfosis tidak sempurna (nemimetabola), tidak ada perbedaan bentuk yang nyata antara larva dan dewasa. Tahap perkembangannya adalah: Telur larva dewasa. Eksopterygota terdiri dari 4 ordosebagai berikut. (1). Orthoptera, contoh: belalang daun, kecoa. (2). Isoptera, contoh: capung. (3). Hemiptera, contoh: walang sangit. (4). Homoptera, contoh: wereng. b). Endopterygota (metamorfosis sempurna) Metamorfosis sempurna, terdapat perbedaan bentuk yang nyata antara larva dan dewasa. Tahap perkembangannya adalah: Telur larva (ulat) kepompong (pupa) dewasa (imago). Endopterygota terdiri dari 6 ordo sebagai berikut. (1). Coleoptera, contioh: kunang-kunang. (2). Diptera, contoh: nyamuk, lalat. (3). Hymenoptera, contoh: lebah madu. (4). Siphonoptera, contoh: kutu kepala. (5). Lepidoptera, contoh: kupu-kupu. (6). Neuroptera, contoh: undur-undur. Peranan Insekta / hexapoda yang menguntungkan adalah:

Kupu-kupu atau lalat dapat membantu mempercepat proses penyerbukan pada tanaman berbuah. Penghasil madu, yaitu lebah (Apis indica) Penghasil bahan kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori). Vektor beberapa penyakit pada manusia, misalnya Plasmodium, penyebab penyakit Menimbulkan gangguan pada manusia, misalnya kutu kepala (Pediculus capitis) Sebagai hama tanaman pangan, misalnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), walang sangit (Leptocorisa acuta) Perusak gabah, oleh kutu gabah (Rhyzoperta doninica).

Peranan insekta yang merugikan menusia adalah:


Perusak produk berbahan buku alam, misalnya rayap (Helanithermis sp.), dapat menghancurkan kayu-kayu karena didalam ususnya terdapat Protozoa yang bersimbiosis yaitu Trichonympha yang menghasilkan enzim pengurai selulosa, dan kutu buku Lepisma sacharina).

C. Myriapoda Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang benyak mengandung sampah, misalnya kebun dan di bawah batubatuan. Ciri-ciri Myriapoda : 1. Tubuh bersegmen (beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut. 2. Pada setiap ruas perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
3. Pada kepala terdapat 2 kelopak mata tunggal (ocellus), 1 pasang antena dan alat mulut.

4. Susunan saraf tangga tali. 5. System pernapasan dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar masuknya udara. 6. System peredaran darah terbuka. 7. Alat kelamin jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur. 8. Hidup di darat, misal di bawah batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya. Klasifikasi Myriapoda: Dalam penggolongannya myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas yakni: 1). Kelas Chilopoda Contoh: kelabang: Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans. Ciri-ciri Chilopoda:
1. Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 173 ruas). Tiap

ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang taring bisa (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan

ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora. 2. Alat pencernaan makanannnya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat ekskresi berupa dua buah saluran malphigi. 3. Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hamper pada setiap ruas. 4. Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/ timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipede. 2). Kelas Diplopoda Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis) Ciri-ciri Diplopoda: 1. Tubuhnya berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 100 segmen) terdiri atas kepala dan bahan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai taring bisa (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kadua kaki mengalami modifikasi sebagai oragan kopulasi. 2. Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok meta tunggal. 3. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk. 4. Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang. 5. Alat ekskresi berupa dua buah saluran malphigi. D. Arachnoidea Anggota Arachnida meliputi kalajenking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan menusia, hewan dan tumbuhan. Archnida bersifat karnivora sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat. Ciri-ciri Arachnida :
1. Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan dengan

jelas, kecuali Acarina.


2. Pada bagian kepala-dada tidak terdapat antenna, tetapi mempunyai beberapa pasang mata

tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus. 3. Mempunyai 4 pasang kaki pada kepala-dada.
4. Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal.

5. Alat pernapasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang buku.

6. Alat kelamin jantan dan betina terpisanh, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam). 7. System saraf tangga tali dengan ganglia dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan pasangan-pasangan ganglia 8. Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuiakan untuk mengisap serta memiliki kelenjar racun. 9. Habitat (tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit. Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama serangga hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya:
1. Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia 2. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.

D. Prosedur Kerja Alat : Lup dan seperangkat alat bedah Bahan : satu ekor belalang Prosedur : -

Dilakukan pengamatan morfologi pada belalang dari kepala sampai ekor. Dilakukan pembedahan (seksio) dari posterior hingga anterior dan dilakukan anatomi pada belalang

E. Hasil Pengamatan: No 1 Sampel Belalang Gambar setelah seksio Gambar Penelusuran Literatur Keterangan Identifikasi anatomi Belalang

F. Pembahasan

Dalam praktikum kali ini, kami mendapat tugas men-seksio serangga, yang diambil sebagai sampel adalah belalang undis. Secara anatomi maupun fisiologi serangga memiliki tingkat survival yang tinggi. Keberhasilan serangga dalam survivalnya terutama berkaitan dengan kemampuannya untuk mengindera, menafsirkan dan bergerak dalam lingkungannya. Sekitar tujuh puluh persen dari spesies di dalam biosfer adalah serangga yang tersebar di berbagai lingkungan. Kemampuan terbang serangga yang diperkirakan berkembang sejak paling sedikit 300 juta tahun yang lalu merupakan inovasi dalam kemampuan pergerakan selain pergerakan terestrial dan akuatik yang berkembang dengan baik. Dari hasil seksio terhadap belalang undis, diperoleh gambar hasil sketsa sebagai berikut.

Gambar 1. Sketsa seksio tubuh belalang undis

Dari hasil seksio tersebut di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam tubuh belalang terdapat banyak sistem dan perilaku belalang-pun dipengaruhi oleh rumitnya sistem anatomi maupun fisiologinya. Adapun yang penting untuk dibahas dalam anatomi dan fisiologi serangga antara lain: a. Otot dan pergerakan Tidak seperti vertebrata dan invertebrata non-serangga yang mempunyai baik otot lurik (striated) maupun otot polos (smooth), serangga hanya mempunyai otot lurik yang masingmasing serabutnya terdiri dari dari beberapa sel dengan (1) suatu plasma membran bersama sarcolemma: (2) lapisan luar; (3) Sarcolemma mempunyai lekukan ke dalam (invaginasi); (4) di mana tracheole yang mencatu oksigen berhubungan dengan serabut otot; (5) Contractile myofibrils; (6) tersusun sepanjang serabut otot dalam lembaran yang terdiri dari silindersilinder. Pada belalang, bergerak menggunakan eksoskeleton, sehingga gerakannya diperoleh

dari kontraksi dan relaksasi dari pasangan otot-otot antogonistik dan agonistik yang melekat pada kutikula. Pergerakan dengan jalan atau berlari menggunakan enam kaki dada. Dibanding crustacea dan myriapoda, serangga mempunyai lebih sedikit kaki yang terletak lebih ke ventral dan berdekatan satu sama lain pada dada memungkinkan konsentrasi otot-otot pergerakan baik untuk berjalan maupun terbang. Hal ini menghasilkan pergerakan yang lebih efisien dan lebih mudah terkontrol. Ketika serangga berjalan, pergantian pertumpuan tripod dari kaki depan dan kaki belakang pada satu sisi dan kaki tengah pada sisi yang lain mendorong ke belakang sedangkan kaki-kaki yang lain diangkat ke depan sehingga menghasilkan gerakan maju. Dengan tripod, pergerakan menjadi stabil karena titik berat tubuh berada di antara tiga kaki. Gerakan meloncat dimungkinkan karena adanya kaki belakang yang termodifikasi (femur belakang yang membesar, misalnya pada orthoptera (belalang) dan kutu) dengan otot-otot yang besar di mana kontraksi secara perlahan menghasilkan energi yang tersimpan dengan salah satu cara berikut ini: (1) distorsi dari sendi femoro-tibial atau sklerotisasi berbentuk pegas (spring-like sclerotization, misalny perpanjangan jaringan pengikat pada metatibia); (2) tekanan pada elastic resilin pad pada coxa. Belalang memiliki kemampuan terbang. Kemampuan terbang memungkinkan serangga untuk mempunyai mobilitas lebih tinggi yang membantu dalam memperoleh pakan, pasangan kawin, penyebaran dan mengeksploitasi lingkungannya. Kemampuan terbang hanya dimiliki oleh serangga dewasa. Terbang berarti harus melawan dua gaya yaitu gravitasi dan gesekan dengan udara. Penerbangan bisa dilakukan secara aktif menggerakkan otot-otot terbang atau secara pasif atau melayang relatif terhadap angin. Naik dan turun dalam gerakan melayang dilakukan dengan mengatur sudut sisi depan sayap yaitu antara 30o dan 50o. Kemampuan manuver serangga ini lebih baik dari pada pesawat terbang yang hanya kurang dari 20o. Frekuensi pergerakan sayap berbeda dari spesies ke spesies, misalnya pada kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik) sedangkan pada lebah 10 Hz. Untuk berbelok, serangga merubah amplitudo gerakan pada salah satu sisi sayap. Ditinjau dari hubungannya dengan sayap, otot terbang ada dua macam yaitu otot langsung dan otot tidak langsung. Otot langsung mempunyai perlekatan dengan sayap dan bekerja secara langsung menggerakkan sayap. Otot tidak langsung melekat pada dinding thorax bagian dalam dan kontraksinya menyebabkan perubahan bentuk dada dan secara tidak langsung menggerakkan sayap.

b. Sistem endokrin Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan di dalam tubuh suatu organisme dan diangkut, umumnya di dalam cairan tubuh, dari tempat di mana ia disintesis ke tempat di mana ia mempengaruhi berbagai proses fisiologis, walaupun keberadaanya dalam jumlah yang sangat sedikit. Sel-sel neurosekretori adalah sel-sel syaraf yang mengalami modifikasi dan terdapat pada berbagai sistem syaraf (di dalam CNS, sistem syaraf perifer dan sistem syaraf stomodeal), tetapi yang terbanyak terdapat di dalam otak. Sel-sel ini menghasilkan neurohormone yang mengatur sintesis dan sekresi hormone ecdysteroids dan hormon juvenile. Corpora cardiaca adalah sepasang kelenjar neuroglandular yang terletak pada kedua sisi dari aorta dn di belakang otak. Mereka menimbun dan mensekresi neurohormon, termasuk prothoracicotropic hormone (PTTH), yang berasal dari NSC dari otak, juga menghasilkan neurohormon sendiri. PTTH merangsang aktivitas sekresi dari kelenjar prothoraic. Kelenjar prothoracic adalah kelenjar yang panjang, berpasangan terletak di dalam thorax atau di belakang kepala; pada cyclorrhaphous Diptera mereka adalah bagian dari kelenjar cincin, yang padanya juga terdapat corpora cardiaca dan corpora allata. Kelenjar prothoracic mensintesis dan mensekresi ecdysteroid, umumnya ecdysone (moulting hormone) yang setelah mengalami hidroksilasi menyebabkan dimulainya moulting pada epidermis. Corpora allata adalah sepasang kelenjar yang merupakan derivat dari epithelium dan terletak pada kedua sisi dari usus depan. Pada beberapa serangga, mereka bergabung membentuk kelenjar tunggal. Corpora allata mensintesis dan mensekresi juvenile hormone (JH) yang berfungsi untuk mengatur baik methamorphosis maupun reproduksi. Ecdysteroids adalah istilah umum untuk hormon-hormon steroid yang mempunyai aktivitas merangsang moulting. Ecdysteroid disintesis dari cholesterol. Oleh karena serangga tidak mampu mensintesis cholesterol de novo, maka zat ini didapatkan dari makanannya. Setelah disintesis di dalam kelenjar prothoracic, ecdysone disekresikan ke haemolymph dan di dalam jaringan target mengalami hidroksilasi dan menjadi hormone yang aktif yaitu 20-OHecdysone (20-hydroxyecdysone). Ecdysone juga dihasilkan oleh ovarium dan berfungsi untuk pematangan sel-sel telur yaitu terutama dalam proses pembentukan yolk (vitellogenesis). Secara kimia juvenile hormone tergolong dalam keluarga sesquiterpenoid _ JH I, JH II, JH III, JH0 Fungsi JH adalah: (1) dalam perkembangan, JH berfungsi dalam mengendalikan moulting

dan metamorphosis; (2) dalam reproduksi JH berfungsi dalam mengendalikan penimbunan yolk, aktivitas kelenjar accessory dan produksi pheromone. Neurohormon pada umumnya termasuk peptida sehingga sering disebut neuropeptida. Hormon-hormon ini berfungsi dalam perkembangan, homeostasis, reproduksi dan metabolisme. c. Sistem sirkulatori d. Sistem trachea dan pertukaran gas e. Sistem pencernaan dan nutrisi f. Sistem ekskretori g. Sistem sensori h. G. Kesimpulan

You might also like