You are on page 1of 31

MASA DEWASA Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang matang.

Hal ini biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin telah berkembang dan mampu bereproduksi. Dewasa adalah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita seutuhnya, individu memiliki tanggung jawab atas segala tindakan, sikap dan keinginan yang ia miliki dan tidak bergantung pada orang lain baik secara materiil maupun non-materiil (pribadi yang mandiri) Masa dewasa dimulai sejak usia 18 tahun sampai 40 tahun. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap positif terhadap perubahan fisiologis dituntut bagi seorang dewasa tengah dalam menjalankan kehidupan barunya.

Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal


Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953), telah mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut: Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri) Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

Belajar hidup bersama dengan suami istri Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan masingmasing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidaksiapan atau ketidakdewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama.

Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 40) dianggap sebagai rentang yang cukup panjang. Golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMUSekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.

Mengelolah rumah tangga Setelah menjalani pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.

Mulai bekerja dalam suatu jabatan Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan
2

kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebaliknya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya. Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus malakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:

Pilihan pekerjaan

Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.

Stabilitas pilihan pekerjaan

Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan berpindahpindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal dewasa dini.

Penyesuaian diri dengan pekerjaan

Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya Di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua.

Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN DEWASA TENGAH PERKEMBANGAN FISIK Puncak dan Penurunan Kemampun Fisik Bagi sebagian besar manusia, puncak kemampuan fisik dicapai pada usia dibawah 30 tahun, yaitu seringkali antara usia 19 sampai 26 tahun. Kita tidak hanya mencapai kemampuan fisik kita pada rentang umur ini namun dalam masa ini kita juga dalam kondisi yang paling sehat. Hanya sedikit orang dewasa yang memilki masalah kesehatan kronis, dan mereka mengalami flu dan masalah pernapasan yang lebih sedikit dibandingkan pada saat mereka anak-anak. Karena rata-rata dari mereka mengetahui bagaimana mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Meski mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan, mereka tidak menjalankannya debgan baik . selain dari itu, terdapat bahaya yang tersembunyi dalam puncak kemampuan dan kesehatan pada masa dewasa. Pada
4

saat kaum dewasa dapat menggunakan sumber daya fisik untuk banyak kesenangan ataupun pekerjaan, ditambah kenyataan bahwa seringkali mereka pulih dengan mudah dari stress fisik dan cedera, menjadikan mereka memaksa tubuh terlalu jauh, misalkan begadang. Akibat negatif dari penyalahgunaan tubuh seseorang mungkin tidak terlihat pada permulaan tetapi nantinya mungkin muncul pada dewasa lebih lanjut atau pada pertengahan masa dewasa, sekitar umur 40 tahun. Pada masa dewasa kita tidak hanya mencapai puncak kemampuan fisik, tetapi kemampuan fisik kita juga mulai menurun. Kekuatan dan kesehatan otot mulai menunjukkan penurunan sekitar umur 30-an. Pada masa ini beberapa individu berhenti berpikir tentang bagaimana gaya hidup pribadi akan mempengaruhi kesehatan hidup mereka selanjutnya pada kehidupan dewasa. Dalam studi longitudinal, kesehatan fisik di usia 30 tahun dapat memprediksikan kepuasan hidup pada usia 70 tahun yang mana lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Penurunan kemampuan fisik adalah suatu keluhan yang umum diantara mereka yang memasuki usia 30-an. Sistem indera individu menunjukkan sedikit perubahan, tetapi lensa mata kehilangan elastisitasnya dan menjadi kurang mampu mengubah bentuk dan fokus pada benda-benda yang berjarak dekat. Kemampuan pendengaran mencapai puncak pada masa remaja dan tetap konstan pada permulaan dewasa awal, tetapi mulai mengalami penurunan pada akhir masa dewasa awal. Pada pertengahan sampai menjelang akhir 20-an, jaringan lemak tubuh bertambah. Kondisi kesehatan dewasa muda dapat ditingkatkan dengan mengurangi gaya hidup yang merusak kesehatan. Menurut Hurlock, puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan dua puluhan, setelah itu terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empat puluhan. Oleh karena itu, pada masa dewasa muda lebih mampu menghadapi dan mengatasi masalah secara fisik sehingga penyesuaian fisik berjalan dengan baik. Pada masa ini individu sudah menyadari adanya kekurangan fisik pada dirinya namun juga menyadari bahwa ia tidak dapat menghapus kekurangannya tapi masih mampu untuk memperbaiki penampilan, kondisi kaum kesehatan muda dapat ditingkatkan dengan mengurangi gaya hidup yang merusak kesehatan, seperti makan terlalu banyak, dan dengan menerapkan gaya hidup sehat yang mencakup nutrisi yang baik dan olahraga. Untuk itu pada masa-masa ini seringkali dari mereka memperbanyak olahraga bahakan melakukan diet yang super ketat. Minat akan penampilan

ini akan berkurang menjelang usia tiga puluhan karena dirasa semakin kuatnya ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL Piaget percaya bahwa seorang remaja dan seorang dewasa berpikir dengan cara yang sama. Orang-orang dewasa mungkin merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalahmasalah sama seperti pemikiran seorang remaja namun mereka lebih sistematis ketika mendekati masalah sebagai orang dewasa. Pada tahun-tahun masa dewasa akan menghasilkan pembatasan-pembatasan pragmatis yang memerlukan strtategi penyesuainan diri yang sedikit mengandalkan analisis logis dalam memecahkan masalah. Kemampuan kognitif kita sangat baik ketika dewasa. Kompetensi sebagai seorang dewasa memerlukan banyak ketrampilan berpikir logis dan adaptasi terhadap kenyataan. . William Perry mencatat perubahan penting tentang cara berpikir orang dewasa yang berbeda dengan remaja. Seorang remaja sering memandang dunia dalam dualisme pola polaritas mendasar seperti benar/salah, kita/mereka, atau baik/buruk. Pada waktu kaum

muda mulai matang dan memasuki tahun-tahun masa dewasa, mereka mulai menyadari perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yang dipegang orang lain, yang mengguncang pandangan dualistik mereka. Pemikiran dualisitik digantikan oleh pemikiran beragam, saat itu individu mulai memahami bahwa orang dewasa tidak selalu memiliki semua jawaban. Mereka mulai memperluas wilayah pemikiran individualistik dan mulai percaya bahwa setiap orang memiliki pandangan pribadi masing-masing serta pendapat yang ada adalah baik menurut seseorang yang mengutarakan. Pada waktu pendapat pribadi ditentang oleh orang lain, pemikiran yang beragam menghasilkan pemikiran yang relative, dimana pendekatan yang analitis dan evaluative terhadap ilmu pengetahuan secara sadar dan aktif dilakukan. Hanya pergeseran kearah relativisme total yang menjadikan orang dewasa memahami bahwa kebenaran adalah relatif, bahwa arti dari sebuah peristiwa dihubungkan dengan konteks dimana peristiwa itu terjadi dan dibatasi dengan kerangka berpikir individu yang digunakan untuk memahami peristiwa tersebut. Menurut Warner Schaie (dalam Hoffman, Pris dan Hall, 1994; Papalia, Olds, dan Feldman,2001; Santrock, 1999) berdasarkan pandangan Jean Piaget mengemukakan tahap perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif tersebut dikaitkan dengan kehidupan
6

pekerjaan yang dialami individu semasa dewasa muda. Schaie membagi tahap perkembangan kognitif menjadi beberapa tahap yaitu : 1. Tahap menguasai pengetahuan dan keterampilan (6 25 tahun, aksuitif) Yang dimaksud tahap aksuitif, adalah Tahap yang terjadi pada masa anak, remaja hingga dewasa muda. Dan mereka berusaha menguasai pengetahuan dan keterampilan melalui jalur pendidikan (formal dan non formal) guna persiapan masa depannya., terutama ketika mereka bekerja dalam lembaga-lembaga sosial masyarakat. Dalam hal ini, peran orang tua sangat penting untuk member kesempatan dan dukungn anak-anaknya agar memperoleh pendidikan yang terbaik. 2. Tahap pencapaian prestasi (24 34 tahun) Masa pencapaian prestasi dianggap sebagai kemampuan untuk mempraktikkan seluruh potensi intelektual, bakat, minat pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh selama masa aksuitif ke dalam dunia karier. Individu telah menempuh pendidikan formal jenjang akademi, atau universitas. Kemudian ia mulai memasuki jenis pekerjaan praktis. Ia mencoba menerapkan ilmu dan keterampilannya, apakah cocok atau tidak dengan jenis pekerjaan yang dihadapinya. 3. Tahap Tanggung Jawab Sebagai makhluk sosial, mau tak mau seseorang harus mampu mempertangggungjawabkan segala tindakannya secara etika moral kepada masyarakat. Demikian pula orang yang memasuki masa dewasa akan dituntut rasa tanggung jawab individu yang bekerja di lembaga social tempat ia bekerja dan dituntut tanggung jawab sebagai individu yang telah membina kehidupan rumah tangga. Menurut Schaie yang dimaksud dengan masa tanggung jawab adakah rasa tanggung jawab yang harus diwujudkan dalam kehidupan masa dewasa muda sebagai seorang yang bekerja di lingkungan lembaga sosial-pekerajaan ataupun lembaga sosial keluarga. Hal ini dicapai masa dewasa muda hingga menengah. 4. Tahap eksekutif (executive stage) Adalah masa ketika individu mencapai puncak karier sehingga ia memiliki pekerjaan, peran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam sistem organisasi yang dibina semasa dewasa muda sebelumnya. Individu memerlukan kemampuan pemikiran dan ketrampilan yang lebig kompleks, berkaitan dengan masalah ynag dihadapinya pun lebih besar dan rumit. Mereka
7

memantau pertumbuhan dan perkembangan segala aktivitas organisasi dari masa lalu, sekarang dan masa dating. Untuk itu dibutuhkan visi dan misi ke depan yang lebih baik. Kebanyakan indinidu telah mencapai puncak karier seperti direktur perusahaan, anggota DPR, dekan fakulta atau rector. Biasanya mereka telah mencapai masa dewasa menengah. Di sis lain, individu yang mencapai masa eksekutif, memiliki keterlibatan dalam mengurusi masalah-masalah yang ada dalam system sosial masyarakat. Dengan demikian tanggung jawab yang dihadapi bersifat komplek, yaitu berhubungan dengan jenis pekerjaan utama, kehidupan keluarga, tuntutan, dan tanggung jawab sebagai elemen dalam organisasi socialmasyarakat. Dengan demikina, ada interaksi antara fungsi keluarga, jabatan organisasi sosialmasyarakat, dan karier utama di lingkungan pekerjaaan. 5. Tahap Reorganisasional Orang mulai memasuki masa pensiun sehingga ia mulai mengatur ulang (reorganisasi) seluruh kemampuan intelektual, keterampilan dan pengalaman guna menari makna pekerjaan dalam kehidupannya. Ia tidak lagi berorientasi pada berapa gaji yang ia peroleh melainkan makna yang diperoleh jika melakukan jenis pekerjaan tersebut. 6. Tahap Reintregatif Individu, setelah melampaui masa puncak eksekutif mulai melepaskan diri dari berbagai kesibukan. Ia memikirkan dan merenungkan kembali apa yang dicapainya. Ia mulai mengolah segala pemahaman yang dicapainya., baik yang berhasil maupun gagal. Semuanya diolah kembali melalui berbagai penghayatan, pemikiran, dan perenungan yang mendalam guna mencari makna/arti bagi hidupnya. Untuk itu ia segera menegok kedalam dunia batinnya. 7. Masa membuat dalil-dalil hukum Menjelang akhir hidupnya, seseorang bersedia mengungkapkan kembali pengalaman tersebut kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis (biografi) agar dapat member manfaat bagi masyarakat luas. PERKEMBANGAN SOSIAL Biasanya masa dewasa merupakan waktu perubahan dramatis dalam relasi personal ketika orang-orang membentuk atau mempererat ikatan yang didasarkan pada pertemanan, cinta dan seksualitas. Ketika mereka menjadi sosok dalam arti sebenarnya, orang dewasa
8

mencari keintiman emosional dan fisik kepada teman sebaya atau pasangan romantic. Hubungan ini memerlukan ketrampilan tertentu dalam melaksankannya, antara lain: kesadaran diri, empati, kemampuan mengkomunikasikan emosi, pembuatan keputusan seksual, penyelesaian konflik, dan kemampuan mempertahankan komitmen. Ketrampilan ini sangat penting ketika orang dewasa memutuskan untuk menikah, membentuk pasangan yang tidak terikat pernikahan hidup seorang diri, atau saat memutuskan untuk mempunyai anak atau tidak. Erikson memandang perkembangan hubungan intim sebagai tugas krusial bagi seseorang yang telah tumbuh dewasa. Keintiman mencakup rasa memilki. Menuurut Baumeiter & Leary, 1995 orang-orang cenderung lebih sehat baik secara fisik maupun mental dan hidup lebih lama jika mereka memiliki hubungan yang dekat dan memuaskan. Papalia, Olds, dan Feldman (1988; 2001) mengemukakan tiga tipe dasar hubungan yang akrab, yaitu: Pertemanan Pertemanan pada masa dewasa awal dan pertengahan cenderung berpusat pada pekerjaan dan aktivitas parenting serta berbagi kepercayaan diri dan masukan. Seorang dewasa yang masih melajang amat bergantung pada pertemanan untuk memenuhi kebutuhan siosial mereka dibandingkan orang dewasa yang telah manikah atau yang telah menjadi orang tua. Jumlah teman dan waktu yang dihabiskan dengan mereka terus menurun pada paruh baya. Seorang dewasa yang telah mengasuh bayi memiliki waktu lebih sedikit untuk dihabiskan bersama teman. Akan tetapi pertemanan masih merupakan hal yang penting bagi mereka. Seorang wanita cenderung memiliki kebutuhan social yang dipenuhi oleh teman mereka ketimbang pria muda. Biasanya wanita lebih banyak memiliki lebih banyak pertemanan intim ketimbang pria dan pertemanan dengan sesame wanita lebih jauh memuaskan ketimbang pria. Pria lebih cenderung berbagi informasi dan aktivitas tetapi tidak berbagi kepercayaan. Fungsi persahabatan : Pertemanan. Persahabatan akan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menjalankan fungsi sebagai teman kepada bagi individu lain ketika sama-sama melakukan aktivitas.
9

Stimulasi kompetensi Persahabatan akan memberikan rangsangan seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya karena memperoleh kesempatan dalam situasi sosial. Dukungan fisik Kehadiran secara fisik menunjukkan kerelaan untuk menyediakan waktu, tenaga ataupun pertolongan yang dapat membangkitkan semangat hidup Dukungan ego Persahabatan menyediakan perhatian dan dukungan ego bagi seseorang. Apa yang dihadapi seseorang juga dipikirkan, dirasakan dan ditanggung orang lain (sahabatnya). Dengan perhatian tersebut, akhirnya seseorang memiliki kekuatan moral dan semangat hidup untuk mengatasi suatu masalah dengan sebaik-baiknya. Perbandingan sosial Persahabatab menyediakan kesempatan secara terbuka untuk mengungkapkan ekspresi dan kapasitas, kompetensi, minat, dan lain-lain. Dalam persahabatan, masing-masing individu tidak boleh mencela kelemahan-kelemahan orang lain. Justru dengan demikian, seseorang akan membandingkan dirinya dengan orang lain. Bila seseorang menyadari kekuranganny, ia akan dapat belajar dan menyamai atau lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain Intimasi/afeksi Tanda persahabatab yang sejati adalah ketulusan, kehangatan,dan keakraban satu dan yang lain. Masing-masing individu tidak ada maksud ataupun niat untuk mengkhianati orang lain karena mereka saling percaya, menghargai. Dan menghormati kebebasan orang lain.

Cinta

Menurut Robert J. Stenberg cinta adalah cerita sedangkan para kekasih adalah penulisnya, dan jenis cerita yang mereka buat merefleksikan kepribadian dan perasaaan mereka akan hubungan tersebut. Dalam teori segitiga cinta Stemberg menyatakan unsure cinta itu terdiri dari tiga jenis: Intimacy : elemen emosional, mencakup keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai dan saling percaya. Intimasi ini mendorong individu untuk selalu mealkukan kedekatan emosiomal dengan orang yang dicintainya. Hal inilah yang menimbulkan keakraban, kehangatan, mempercayai
10

pasangan yang dicintai. Mengapa seseorang merasa dengan orang lain yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dengan yang lain dalam berbagai hal. Masing-masing merasa tidak dapt hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup di sisinya. Passion : elemen fisiologis, mencakup dorongan nafsu biologis dan seksual. Passion menyebabkan seseorang merasa ingin dekat secara fisik, merasakan sentuhan fisik, ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Adanya passion menyebabkan dinamika kehidupan cinta antara pasangan suami istri karena merasa bergairah secara seksual terhadap pasangan hidupnya. Kebutuhan seksual merupakan salah satu unsur terpenting untuk mempertahankan kelangsungan sebuah hubungan. Namun, bila dicermati lebih dalam passion meliputi sentuhan fisik, membelai rambut, berpegangan tangan, merangkul, memeluk, mencium atau hubungan seksual. Komitmen : elemen kognitif, tekad untuk mempertahankan keutuhan hubungan cinta dengan orang yang dicintainya. Komitmen sejati adlah komitmen yang berasal dari dalam diri dan tidak akan pernah pudar/luntur walaupun menghadapi berbagai rintangan, godaan, atau hambatan . adanya hal-hal tersebut justru menjadi pemicu bagi individu masing-masing unutk membuktikan ketulusan cinta kepada pasangan hidupnya. Komitman akan terlihat dengan adanya uapaya-uapya tindakan cinta yang cenderung meningkatkan rasa percaya, rasa diterima, merasa berharga dan merasa dicintai pasangan hidupnya. Dengan demikin, komitmen akan mempererat dan melannggengkan kehidupan cinta sampai akhir hayat. Kematianlah yang memisahkan hubungan cinta tersebut. Seksualitas Orang yang telah mencapai taraf dewasa ingin mewujudkan kemandirian dengan membentuk kehidupan rumah tangga. Salah satu aspek penting dalam kehidupan keluarga adalah unsure memenuhi kebutuhan biologis (seksualitas). Kehidupan seksual, kalau tidak diperhatikan dengan baik akan menjadi pemicu pertengkaran bahkan percerasian dalam keluarga. Karena masing-masing individu harus memperhatikan keseimbangan hubungan itu. Pemenuhan kebutuhan seksual yang seimbang dapat mempererat tali pernikahan dan membawa dampak positif, yaitu terciptanya kehidupan keluarga yang harmonis dan bahagia

11

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Empat pendekatan perkembangan psikosoialis orang dewasa diwakili oleh model tahapan normative, model penentuan waktu (timing of event), model perangai (trait model), dan model tipologikal. Model Tahapan Normatif Menyatakan bahwa semua orang mengikuti rangkaian dasar perubahan terkait usia dan emosional yang sama. Perubahan tersebut bersifat normatif dalam arti perubahan tersebur tampak seperti hal yang umum dan muncul dalam periode berurutan atau tahapan-tahapan. Penelitian ini didasarkan riset yang hanya dilakukan terhadap pria. Misalnya pada usia 20 tahun banyak para pria yang masih didominasi oleh orang tua mereka. Sepanjang usia 20-an dan terkadang pada usia 30-an, mereka mencapai otonomi, menikah, dan memiliki anak, dan memperdalam pertemanan dalam hubungan pekerjaan, diantara usia 30-an dan 40-an pria memasuki tahap konsolidasi karier. Mereka bekerja keras dalam karier mereka dan mempersembahkan diri mereka sendiri untuk keluarga. Mereka mengikuti aturan, berjuang mendapatkan promosi, menerima aturan yang ada. Kegembiraan, pesona dan janji yang mereka tebar pada masa mahasiswa telah menghilang, sekarang mereka mendeskripsikan sebagai pria muda polos dan pekerja keras. Model Timing of Event Bernice Neugarten berpendapat bahwa model timing of event adalah rangkaian perkembangan yang bergantung kapan peristiwa tertentu terjadi dalam kehidupan seseorang. Jadi model tahapan normative itu mencakup pernikahan, menjadi orang tua, menjadi kakek, pensiun dan peristiwa yang terjadi sesuai perkiraan disebut on time. Penentuan waktu terhadap peristiwa berbeda dari kultur ke kultur lain. Misalkan saja masyarakat Barat kurang sadar akan usia, mereka menjadi orang tua untuk anak pertama mereka pada usia 40 tahun, dan sebaliknya pada jaman dahulu usia 40 tahun telah menjadi kakek, pekerja berusia 75 tahun, sedangkan di Indonesia terbatas pada usia 60-an, menggunakan jeans pada usia 60 tahun. Model timing of event membuat kontribusi penting kepada pemahaman kita terhadap kepribadian orang dewasa. Model Perangai ; Trait Models: Costa and McCraes Five Factor (The Big Five Factor)

12

Paul T. Costa dan Robert R. McCrae, mengembangkan teori kepribadian, menurut Costa dan McCrae, kepribadian merupakan hubungan antarafaktor yang terdiri dari berbagai sifat yang saling berkaitan antara satu dan yang lainnya, kemudian akan mempengaruhi perilaku individu yang bersangkutan dalam menghadapi masalah- masalah dalam lingkungan hidupnya. Secara prinsip ada lima faktor sifat utama yang menopang kepribadian seseorang, yaitu : a. Neurotis Kumpulan enam sifat negatif yang mengindikasikan ketidakstabilan emoosional. Kepanikan, sikap bermusuhan, depresi, kesadaran diri, impulsive dan rapuh. Orang dengan neurosis yang tinggi bersifat gugup, penakut, lekas marah, mudah tersulut dan sensitiif terhadpa kritik. b. Extraversi Ciri- ciri orang yang bersifat ekstrover ditandai dengan karakteristik, seperti penuh kehangatan, rasa ingin tahu, mampu mengungkkapkan yang dirasakan dengan baik, penuh aktivitas, suka menujukkan sikap yang menyenangkan dan cenderung memiliki emosi-emosi positif. c. Terbuka terhadap pengalaman Mereka suka mencoba hal-hal yang baru dan ide-ide yang baru. Mereka mempunyai rasa dan daya imajinasi yang kuat untuk mengaktualisasikan diri dan mengembangkan kapasitas intelektual, daya, kreasi, dan bakat-bakat agar maksimal. d. Kesadaran Orang yang penuh kesadaran adalah mereka yang ditandai dengan kompetisi untuk melakukan suatu tugas dengan penuh kedisiplinan dan rasa tanggung jawab. Mereka akan berorientasi pada masa depan. Moto bagi tipe orang ini yang penting tugas terselesaikan dengan sebaik-baiknya, kalau bisa tek ada hubungan dengan orang lain pun tak masalah, asalkan tugas dapat terselasaikan dengan tepat waktu. e. Keramahan Orang yang ramah ialah mereka yang penuh rasa percaya dengan menghargai orang lain., suka menunjukkan sikap menolong, ramah, jujur, dan rendah hati. Karena sifat-sifat ini menonjol pada diri orang yang ramah, seringkali orang tersebut mudah menark perhatian orang lain. Model Tipologis
13

Model tipologi memandang kepribadian sebagai pelaksanaan fungsi yang mempengaruhi dan merefleksikan sikap, nilai, perilaku, dan interaksi social. Tipe-tipe yang ada diantaranya: egoresilent yaitu dapat menyesuaikan diri dengan baik, percaya diri, independen, pandai bicara, kooperatif dan focus pada tugas. Orang-orang overcontrolled cenderung pemalu, diam, penuh rasa khawatir, dan bergantung kepada orang lain. Orang-orang undercontrolled lebih aktif, enerjik, gigih, mudah tertarik. PERKEMBANGAN MORAL Dua pengalaman yang memacu perkembangan moral pada masa dewasa yaitu menghadapi nilai yang bertentangan dengan nilai yang sudah dianut dirumah biasanya pada saat dia memasuki lingkungan yang baru (seperti yang terjadi di asrama atau wajib militer atau saat mengadakan perjalanan ke luar negeri) dan pengalaman bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain (seperti dalam rumah tangga). Pengalaman mungkin mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali kriteria mereka tentang benar dan salah. Sebagian orang dewasa menyebut pengalaman pribadi sebagai alasan mereka membenarkan suatu perbuatan yang mungkin dianggap orang lain salah. Misalnya, orang-orang yang mengidap kanker atau memiliki saudara yang mengidap penyakit berat berkecenderungan memaafkan pria yang mencuri obat mahal demi istrinya yang sekarat., dan menjelaskan pandangan ini dari pengalaman mereka sendiri. Pengalaman seperti ini, yang amat diwarnai emosi dan membuat orang bisa melihat sudut pandang dari cara orang lain. PERKEMBANGAN BAHASA Seorang individu yang telah mencapai usia mapan, penggunaan bahasa yang dimilikinya sangat bergantung pada lingkungan yang dihadapinya terutama lingkungan pekerjaan dimana sebagian besar waktunya dihabiskan disini, bahasa yang digunakan adalah bahasa formal dan resmi. Apalagi jika telah memiliki seorang anak, ia harus bisa mengajarkan anak bahasa yang baik dan sopan. Karena anak nantinya akan mengikuti apa yang orang tuanya ajarkan kepada dirinya. PERKEMBANGAN MINAT Remaja umumnya mempertahankan minat-minat mereka sewaktu beralih ke masa dewasa. Tetapi minat pada masa dewasa kemudian akan berkurang , hal ini disebabkan
14

karena beberapa minat yang di pertahankan dalam kehidupan dewasa, tidak sesuai dengan peran sebagai orang dewasa, sedangkan yang lain tidak lagi memberikan kepuasan . Minat pribadi Minat pribadi yang kuat dapat menyebabkan seseorang bersifat egoisentris. Namun dengan bertambahnya tugas dan tangung jawab di tempat kuliah, di tempat kerja, di rumah, minat egoisentris biasanya sedikit demi berrkembang. Penampilan Zaman sekarang, penampilan fisik yang menarik sering dipandang lebih penting dari kecerdasan dan pendidikan untuk mencapai status sosial yang lbih tinggi. Pakaian dan perhiasan Orang mengetahui bahwa penampilan itu sangat penting bagi keberhasilanya di semua bidang kehidupan, sehingga orang sering menghabiskan banayk uang dan waktu untuk pakaian dan perhiasan. Symbol Kedewasaan Individu pada masa dewasa awal biasanya berusaha menunjukkan kepada orangtuanya dan orang-orang dewasa lainnya bahwa dirinya bukan remaja lagi, tetapi sudah sepenuhnya dewasa dengan hak-hak, keistimewaannya, serta tanggung jawab yang menyertainya. Hal ini menyebabkan timbulnya minat akan symbol-simbol yang mengungkapkan kedewasaan. Individu pada masa dewasa awaltertarik pada kedewasaan seperti gaya rambut, model pakaian, gaya berbicara, dan perilaku yang menunjukkan kedewasaan, kemandirian dalam semua aspek kehidupan dan sebuah nama yang sesuai bagi orang dewasa bukan lagi nama panggilan kanak-kanak yang biasa dipakai di kalangan keluarga atau suatu nama julukan yang di berikan oleh teman-teman sepermainannya. Apabila individu tersebut telah memantapkan dirinya sebagai orang dewasa melalui pekerjaannya,perkawinan, atau telah menjadi bapak atau ibu , kebutuhan akan lambang-lambang ini juga akan pudar. Dengan demikian, minat terhadap lambang itu sendiri juga berkurang. Simbol Status
15

sedikit berkurang dan minat sosial mulai

Symbol status adalah tanda-tanda tertentu yang membedakan seseorang dengan orang lain. Bentuknya dapat bermacam-macam tetapi bagi orang dewasa symbol status ini umumnya berbentuk mobil, rumah dalam lingkungan bergengsi, keanggotaan klub, dan harta benda lainnya yang mewah. Orang muda umumnya tahu benda-benda apa yang menjadi symbol status yang paling dihargai oleh masyarakat di lingkungannya. Oleh karena bendabenda ini dipandang sebagai bukti keberhasilan ekonomi, maka orang-orang dewasa muda ingin cepat menanjak pada kariernya dengan harapan segera dapat memiliki benda-benda yang akan menyatakan tingginya status seseorang. Uang Orang-orang muda lebih tertarik kepada uang karena dapat memenuhi kebutuhan hidupnya saat ini, dari pada fungsi uang untuk masa depan. Berbagai masalah yang ditimbulkan oleh uang berasal dari kurangnya pengetahuan bagaiman memanfaatkan uang secara bijaksana atau karena terbawa kebiasaan waktu masih remaja. Sebagai remaja yang masih ikut orang tua, yang penting baginya adlah mendapatkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri apakah bekerja sendir atau meminta kepada orang tua. Ia tidak berminat memahami anggaran rumah tangga atau bagaimana mengelola pendapatan dan pengeluaran keluarga. Mudahnya orang membeli barang-barang secara mengangsur menyebabkan selau terlibat dalam hutang. Agama Biasanya, sesudah orang menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi keaguan-keraguan di bidang kepercayaan atau agamanya, yang mengganggunya pada waktu ia masih remaja. Ia biasanya sudah mempunyai pandangan hidup yang didasarkan pada agama, yang member kepuasan baginya. Orang dewasa muda tampaknya kurang memprhatikan masalah agama dibandingkan dengan sewaktu mereka masih lebih muda dulu. Itulah sebabnya mengapa Peacock menamakan perode duapuluhan ini sebagai periode dalam kehidupan yang tidak religius.sikap kurang meminati agama ini, tampak pada jarangnya orang pergi ke tempat peribadatannya masing-masing misalnya Masjid, Gereja, Wihara, dan pura. Faktor- faktor yang mempengaruhi minat keagamaan pada dewasa muda adalah seks, kelas sosial, lokasi tempat tinggal, latarbelakang keluarga, minat religius teman-teman, pasangan dari iman yang berbeda, kecemasan akan kematian dan pola kepribadian. Berbincang-bincang Berbincang-bincang dengan mereka yang memiliki minat yang sama merupakan pengisi waktu yang sama merupakan pengisi waktu yang disenangi, baik oleh pria maupun wanita. Orang orang muda umumnya berbincang-bincang mengenai masalah sehari-hari
16

yang berhubungan keluarga mereka, pekrjaan, dan masalah-masalah sosial. Wanita umumnya lebih suka mempergunjingkan teman dan tetangga mereka, sedangkan pria lebih suka membanyol atau mendiskusikan masalah politik. Sedikit sekali pria mencoba menyesuaikan pembicaraan dengan minat wanita. Olahraga dan permainan Partisipasi aktif dalam berbagai bentuk olah raga semakin berkurang pada masa dewasa kedewasaan. Hal ini bukan karena orang dewasa kurang ini kurang sehat, tetapi karena keadaan memang kurang memingkinkan dari segi waktu, dan dana disbanding dulu semasa mereka masih bersekolah. Karena kurangnya kesempatan untuk berolahraga secara aktif biasanya mereka menunjukkan perhatian mereka pada sport dengan misalnya mendengarkan radio atau menyaksikan pertandingan sport di televisi atau

memperbincangkann berbagai bentuk olahraga. Partisipasi pasif terhadap olahraga semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Hobi Orang-orang muda umumnya tidak mempunyai hobi sebelum keadaan keuangan memberika waktu cukup untuk kegiatan ini. Namun ada yang mempunyai hobi justru karena kegiatan mereka membosankan. Sebagian besar hobi bersifat konstruktif. Hobi mencakup antara lain kegiatan seperti memasak, berkebun, melukis, menjahit, merajut, merenda, membuat dan meresparasi perabotan rumah tangga, mengambil foto dan mencuci film, main suatu alat music, dan mengumpulkan aneka macam benda. Kebanyakan hobi ini dapat dikerjakan sendiri tanpa perlu ditemani atau dibantu orang lain. Hiburan Kebutuhan akan hiburan akan meningkat pada masa dewasa. Tetapi beberapa jenis hiburan seperti pergi menonton film yang digemari sewaktu masih muda kurang dinikmato, dengan bertambahnya usia. Sebaliknya \, beberap hiburan yang kurang disukai sewaktu remaja menjadi kesukaan ketika remaja menjadi dewasa. Hiburan-hiburan yang popular dikalangan oaring-orang dewasa muda yaitu: membaca, mendengarkan music, film, radio, dan televise. Minat sosial Masa deasa dini sebagaimana ditekankan oleh Ericksoon merupakan mata krisis keterpencilan. Dalam masa ini pria dan wanita sering merasa kesepian. Pria muda yang belum menikah sering tidak tahu apa yang harus dikerjakan pada waktu-waktu luang. Seperti halnya wanita dewasa yang belum menikah, mereka merasa kesepian karena teman-teman
17

lama sudah berpencar dan banyak diantaranya yang sudah sibuk denan urusan keluarga, atau sibuk berpacaran. Akibatnya mereka kehilangan pergaulan yang menyenangkan masa remaja ketika selalu ada teman untuk diajak berbincang-bincang atau melakukan kegiatan bersama lain. Orang muda yang sudah menikah pun, kadang-kadang masih merasa kesepian dan rindu pada teman-teman. PERUBAHAN MINAT PADA MASA DEWASA Apabila perubahan fisik dan psikologis berkurang, maka perubahan minat pun juga akan berkurang. Sebagaimana ditunjukan oleh Strong selama bertahun-tahun yang lalu, bagaimana seseorang yang berusia dua puluh lima tahun sudah menunjukan perkembangan besok dan bahkan pada usia dua puluh tahun ia telah memiliki minat-minat yang akan dibawanya seumur hidupnya. Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi Perubahan Minat pada Masa Dewasa 1. Perubahan dalam Kondisi Kesehatan Menjelang usia setengah baya, umumnya orang dewasa merasa bahwa kekuatan dan daya tahannya tidak lagi seperti semula. Oleh sebab itu mereka bergeser pada minatminat yang tidak begitu memerlukan kekuatan dan daya tahan, terutama dalam rekreasi mereka. 2. Perubahan dalam Status Ekonomi Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, apabila status ekonomi memburuk karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung mempersempit minat mereka. 3. Perubahan dalam Pola Kehidupan Orang muda harus meninjau kembali minat-minat lama mereka dari segi waktu, tenaga, dana dan persahabatan mereka untuk mengetahui apakah hal-hal ini sesuai dengan pola-pola kehidupan mereka yang baru dan apakah hal-hal ini juga memberikan kepuasan seperti dulu. 4. Perubahan dalam Nilai Nilai-nilai baru yang diperoleh seseorang mempengaruhi minat-minat yang sudah ada, atau dapat menumbuhkan minat baru.
18

5. Perubahan Peran Seks Pola kehidupan wanita dewasa sangat berbeda dengan pola kehidupan pria dewasa. Oleh sebab itu perbedaan minat berdasarkan seks menjadi semakin besar dibandingkan pada masa remaja. 6. Perubahan dari Status Belum Menikah ke Status Menikah Karena pola kehidupan yang berbeda, orang-orang yang tidak menikah mempunyai minat yang berbeda dengan orang yang menikah yang sama usianya. 7. Menjadi Orang Tua Pada waktu orang-orang muda itu menjadi orang tua, mereka umumnya tidak mempunyai waktu, uang atau tenaga untuk mereka melanjutkan minat mereka. Orientasi pada kehidupan keluarga menggantikan orientasi pada diri sendiri. 8. Perubahan Kesenangan Apa yang disenangi dan tidak disenangi sangat mempengaruhi minat seseorang dan akan menjadi lebih kuat dengan bertambahnya usia dan ini menyebabkan minat yang mantap setelah mereka dewasa. 9. Perubahan dalam Tekanan-tekanan Budaya dan Lingkungan Pada tiap tahapan umur, minat seseorang dipengaruhi oleh tekanan-tekanan dari kelompok sosialnya. Jika nilai-nilai kelompok social berubah, minat juga akan mengalami perubahan. PERKEMBANGAN MOTIVASI Dorongan terkuat pada masa dewasa berasal dari motivasi internal yaitu motivasi yang berasal dari dalam dirinya. Individu yang telah dewasa ingin membuktikan bahwa dirinya tidak lagi bergantung kepada orang lain dan cenderung ingin memperlihatkan segala kemampuan yang dimiliknya agar idak diremehkan orang lain. Ia ingin membuktikan kepada orang tua atas segala ilmu yang telah diperoleh dan diterapkan dalam dunia kerja agar dapat memperoleh pekerjaan yang layak dan nantinya akan membahagiakan kedua orang tuanya. Jika ia merasa sudah mapan maka timbul minat untuk membangun suatu rumah tangga, disinilah sumber motivasi tidak hanya berasal dari dalam diri, namun juga berasal dari istri dan anak yang nanti akan menjadi tanggungannya. Seorang pria dewasa selalu

19

berusaha mencari pekerjaan yang mapan agar ia memiliki status social yang baik di masyarakat. PERKEMBANGAN BAKAT DAN KREATIVITAS Bakat pada masa dewasa merupakan refleksi dari masa sebelumnya yaitu masa kanakkanak sampai remaja. Bakat yang dimiliki lebih diasah dan dituang dalam suatu bentuk kreativitas nyata. Bentuk kreativitas biasanya lebih berpusat pada kegiatan yang dapat memberikan hasil atau materi ataupun hanya sekedar hobi yang dilakukan pada waktu luang. PERKEMBANGAN EMOSI Orang dewasa lebih dapat mengontrol emosinya dibandingkan remaja, ia lebih dapat memahami sesuatu secara bijak dan menyikapinya dengan kepala dingin. Masalah yang dihadapi menjadikan dirinya lebih berpikir dan bersikap lebih dewasa. Emosi yang dimiliki tidak meledak-ledak dan cenderung stabil. Namun orang dewasa sering kali dibebani masalah pekerjaan dan apabila tidak disikapi dengan cermat, emosi dan perasaannya dapat tersulut amarah dan menyebabkan stres. PERKEMBANGAN KEBERAGAMAN Saat ini hampir 2 dari 3 yang terdiri dari pasangan suami istri dengan anak yang berusia 18 tahun merupakan keluarga dengan sumber pemasukan ganda. Seorang istri memainkan peran ganda dalam suatu rumah tangga yaitu sebagai ibu maupun sebagai wanita karier. Untuk itu diperlukan waktu ekstra bagi sang ibu agar dapat membagi waktunya dengan baik agar perhatian terhadap keluarga tetap menjadi priorita utama. Adanya kebalikan peran dalam rumah tangga turut mempengaruhi keadaan, seorang ayah yang terkena PHK mejalani hidupnya sebagai ayah rumah tangga sedangkan sang ibu yang bekerja menggantikan peran sebagai tulang punggung keluarga. Perbedaan penghasilan yang dimiliki ibu dibandingkan ayah turut mempengaruhi perkembangan psikis ayah. Adapula orang dewasa yang memutuskan untuk tidak menikah atau hidup melajang ataupun yeng telah mengalami perceraian yang bertindak sebagai orang tua tunggal.

Bantuan untuk Menguasai Tugas-tugas Perkembangan

20

1. Efisiensi Fisik puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan duapuluhan, sesudah mana terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empatpuluhan 2. Kemampuan Motorik Orang-orang muda mencapai puncak antara usia duapuluhan hingga tigapuluhan, dalam menguasai keterampilan-keterampilan motorik yang baru, orang-orang muda usia duapuluhan lebih mampu daripada mereka yang mendekati usia setengah umur (paruh baya). 3. Kemampuan mental Kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru, seperti misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran logis dan berpikir kreatif, mencapai puncaknya dalam usia duapuluhan, kemudian sedikit demi sedikit menurun 4. Motivasi Mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh kelompok social mereka, hal ini menjadi motivasi orang-orang muda ini untuk menguasai tugas-tugas perkembangannya. 5. Model Peran Remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah lanjutan memiliki model peran untuk diteladani.

Rintangan yang Menghambat Penguasaan Tugas Perkembangan Masa Dewasa


1. Dasar yang Kurang Memadai Makin banyak masalah yang belum terselesaikan beruap tugas perkembangan yang sebelumnya yang belum ia kuasai dan dibawanya sampai masa dewasa, maka semakin lama dan sulit penyesuaian dirinya terhadap masa dewasanya. 2. Hambatan Fisik Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa yang dilakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan tugastugas perkembangan untuk sebagian atau secara total. 3. Latihan yang Tidak Runtut
21

Apabila latihan yang didapat di sekolah atau di rumah hampir tidak mempunyai kaitan atau bahkan tidak berkaitan sama sekali dengan pola kehidupan masa dewasa, maka orang bersangkutan tidak akan siap menghadapi tuntutan masa kedewasaan. 4. Perlindungan yang Berlebihan Seorang dewasa yang memperoleh perlindungan yang berlebihan pada masa kanakkanaknya dan masa remajanya, biasanya mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri pada kehidupan orang dewasa. Banyak orang tua yang tetap melindungi anaknya yang telah dewasa secara berlebihan sehingga dengan demikian proses penyesuaian akan semakin sulit. 5. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya yang Berkepanjangan Makin lama orang dewasa muda melakukan studi ke perguruan tinggi, atau akademi, maka makin panjang periode pengaruh teman sebaya dan makin lama mereka untuk berperilaku seperti standard kelompok teman sebaya tersebut. Oleh sebab mereka menjadi terbiasa bersikap seperti remaja, belajar berperilaku seperti orang dewasa adalah lebih sulit daripada biasanya. 6. Aspirasi yang Tidak Realistik Orang dewasa yang sangat berhasil dalam study, sosialisasi, dan olah raga di sekolah, sangat besar kemungkinan untuk mengembangkan konsep yang tidak realistic tentang kemampuan mereka. Sebagai akibatnya, mereka berharap mencapai sukses yang sama dalam dunia orang dewasa. Aspirasi orang tua selama masa remaja sering memperbesar masalah dalam penyesuaian diri pada masa dewasa. Kualitas yang Penting Bagi Pemimpin Dewasa 1. status social ekonomi yang tinggi 2. tingkat pendidikan yang lebih tinggi 3. konsep pribadi yang realistic 4. tujuan yang realistic 5. tidak mudah frustasi 6. kemempuan untuk menyampaikan perbedaan pendapat dengan bijaksana 7. kemampuan untuk menerima keberhasilan dan kegagalam secara simpatik 8. kemampuan dan kesediaan untuk menerima wewenag 9. kesediaan bekerja untuk kelompok
22

10. kemampuan dan kesediaan untuk berkomunikasi dengan orang lain

Pilihan Pekerjaan Penyesuaian pertama yang dianggap pokok adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, minat dan faktor psikologis lainnya yang secara hakii sulit untuk dipungkiri agar kesehatan mental dan fisiknya sebagai orang dewasa dapat terjaga. Orang dewasa muda yang mempunyai tanggung jawab untuk menanggung beban keluarga sering lebih cepat dalam menentukan bidang studi yang akan dipelajari dan bidang pekerjaan yang diminati dibandingkan dengan orang dewasa muda yang tidak mempunyai tanggungan keluarga. Faktor yang Menyulitkan Pilihan Pekerjaan 1. jumlah dan jenis pekerjaan yang berbeda yang akan dipilihnya terus bertambah 2. tingkat fleksibilitas waktu kerja yang rendah menjadikan wanita sulit untuk menyesuaikan diri dengan jadwal pekerjaan kantor dan tugas-tugas di rumah. 3. ada juga jenis pekerjaan yang dianggap tidak menyenagkan, seperti jenis pekerjaan yang bersifat pelayanan dan perbankan (services). 4. tugas-tugas yang kurang jaminan keamanannya, terutama pekerjaan musiman di mana wanita memperoleh kesempatan yang lebih banyak daripada pria. 5. pendidikan dan pelatihan yang pernah diperoleh tidak memenuhi syarat yang diperlukan untuk memegang pekejaan yang masih lowong. Hiburan-hiburan yang Populer di Kalangan Orang-orang Dewasa 1. Membaca Karena banyaknya tanggung jawab mereka, orang dewasa muda terbatas waktunya untuk membaca. Olah karena itu mereka perlu selektif mengenai bacaanya. Biasanya mereka cenderung membaca surat kabar dan majalah daripada buku. 2. Mendengarkan Musik Orang dewasa muda umumya mendengarkan kaset-kaset musik atau musik di radio dan televise sebagai cara untuk mengenyahkan kebosanan dan rasa kesepian. Adayang menyukai musik pop, klasik, dll. 3. Film

23

Orang dewasa muda yang belum menikah sering menonton film dalam rangka berpacaran, seperti dulu sewaktu masih remaja. Mereka yang sudah menikah tidak lagi sering menonton film, apalagi sesudah mereka punya anak, karena mereka harus mengupah orang untuk menjaga anak mereka atau memilih film yang dapat ditonton pula oleh anak-anak mereka. 4. Radio Banyak wanita yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga sambil mendengarkan radio, begitupun para pria mendengarkan radio dalam perjalanan menuju tempat kerja. Radio menyajikan berita dan hiburan untuk mereka. 5. Televisi Menonton telvisi, apalagi di malam hari, merupakan favorit mereka yang sudah memiliki anak. Semakin besar keluarga dan semakin kecil penghasilan, semakin banyak waktu dihabiskan untuk menonton televisi. Pria lebih menyukai acara-acara olahraga, sedangkan wanita lebih menyukai acara-acara komedi atau pemutaran ulang film-film terkenal. Konsep Peran Seks Dewasa 1. Konsep Tradisional Konsep peranan seks tradisional menekankan suatu pola perilaku tertentu yang tidak memeprhitungkan minat dan kemampuan individual. Peran-peran ini menekankan superioritas maskulin dan tidak dapat mentolerir setiap sifat yang memberi kesan kewanitaan atau pekerjaan yang dianggap pekerjaan wanita. Pria : di luar rumah pria memiliki posisi yang berwenang dan berprestise di dalam masyarakat dan di dunia bisnis. Di rumah ia pencari nafkah, pembuat keputusan, penasehat dan tokoh yang mendisiplin anak-anak, dan model maskulinitas oleh putera-puteranya. Wanita : baik di rumah maupun di luar, peran wanita berorientasi pada orang lain. Maksudnya, wanita mendapatkan kepuasan lewat pengabdian pada orang lain. Ia tidak diharapkan bekerja di luar rumah, kecuali bagaimana keadaan finansial memaksanya, dan apabila ini terjadi ia melakukan pekerjaan di bidang palyanan seperti sebagai perawat, guru atau sekretaris.

24

2. Konsep Egalitarian Konsep-konsep egalitarian {persamaan derajat} menekankan individualitas dan persamaan derajat antara pria dan wanita. Suatu peran harus mendatangkan rasa kepuasan pribadi dan seharusnya tidak dinyatakan cocok hanya bagi suatu jenis kelamin tertentu saja. Pria : di rumah maupun di luar pria bekerja sama dengan wanita sebagai rekan. Ia tidak merasa dijelajah istri apabila ia memperlakukan istribya sebagai rekan yang sederajat. Begitu pula ia tidak malu jika istrinya mempunyai pekerjaan yang lebih berprestasi atau berpenghasilan lebih besar darinya. Wanita : di rumah maupun di luar wanita mendapat kesempatan megaktualisasikan potensinya. Ia tidak merasa bersalah apabila ia memafaatkan kemampuannya dan pendidikannya untuk kepuasan dirinya meskipun ini ia harus mengupah orang lain untuk mengasuh anak dan rumah tangganya. Penyesuaian Perkawinan Sama seperti menigkatnya jumlah kesempatan pekerjaan membuat pilihan pekerjaan dan penyesuaian yang lebih cocok dan disukai menjadi sulit, begitu juga dengan banyaknya pertambahan mode keluarga menjadikan proses penyesuaian hidup sebagai suami atau isteri sulit. Kondisi yang menyumbang Terhadap Kesulitan dalam Penyesuaian Perkawinan 1. Persiapan yang Terbatas untuk Perkawinan Walaupun dalam kenyataan sekarang penyesuaian seksual lebih mudah ketimbang pada masa lalu, kebanyakan suami istri hanya menerima sedikitpersiapan di bidang keterampilan domestic, mengasuh anak, dan manajemen uang. 2. Peran dalam Perkawinan Kecenderungan terhadap perubahan peran dalam perkawinan bagi pria dan wanita, dan konsep yang berbeda tentang peran ini yang dianut kelas social dan kelompok religius yang berbeda membuat penyesuaian dalam perkawinan semakin sulit sekarang daripada di masa lalu ketika peran masih begitu ketat dianut. 3. Kawin Muda

25

Perkawinan dan kedudukan sebagai orang tua sebelum orang muda menyelesaikan pendidikan mereka dan secara ekonomis independent membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mempunyai pengalaman yang dipunyai oleh temanteman yang tidak kawin atau orang-orang yang telah mandiri sebelum kawin. 4. Konsep yang Tidak Realistis tentang Perkawinan Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan sedikit/tanpa pengalaman kerja, cenderung mempunyai konsep yang tidak realistis terhadap makna perkawinan berkenaan dengan pekerjaan, deprivasi, pembelanjaan uang, atau perubahan dalam pola hidup. 5. Perkawinan Campur Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan saudara dari pihak istri dan sebaliknya, jauh lebih sulit dalam perkawinan antar agama daripada bila keduanya berasal dari latar belakang budaya yang sama. 6. Pacaran yang Dipersingkat Periode atau masa pacaran lebih singkat ketimbang masa dulu, dank arena itu pasangan hanya punya sedikit waktu untuk memecahkan banyak masalah tentang penyesuaian sebelum mereka melangsungkan perkawinan. Usia Penyesuaian Diri Terbaik Peran
Berpusatkan ego

Sosialisasi terhadap perkawinan sebagai Tujuan yang didambakan

Kencan Muali pacaran Tunangan kawin

26

Berpusatkan pasangan

Kehadiran anak-anak

Berpusatkan keluarga

Proses keluarga baru

Proses keluarga baru

Berpusatkan pasangan

Berpusatkan ego

Bahaya Hidup Lajang Makin besar hasrat seorang wanita untuk menikah, semakin besar risiko baginya untuk menjadi tetap lajang. Hal ini sebagian disebabkan oleh pendapat kuno yang keliru dan tidak baik mengenai wanita lajang dan sebagian lagi disebabkan oleh perasaan kurang mampu dalam menarik perhatian lawan jenis. Bagi kaum pria status lajang hampir tidak mempunyai bahaya apa pun kecuali rasa kesepian pada waktu-waktu tertentu. Hampir semua pria sanggup dan dapat menikah kalau mereka mau, persyaratan kemampuan untuk menikah tahun demi tahun semakin meningkat sejalan dengab kariernya yang semakin sukses. Bahaya Perceraian

27

Perceraian merupakan kulminasi dari penyesuaian perkawinan yang buruk, dan terjadi bila antara suami istri sudah tidak mampu lagi mencari jalan penyelesaian masalah yang dapat memuaskan keduabelah pihak. Perlu disadari bahwa banyak perkawinan yang tidak membuahkan kebahagian tetapi tidak diakhiri dengan perceraian karena perkawinan tersebut disadari oleh pertimbangan agama, moral, kondisi ekonomi dan alas an lainnya. Masalah Umum yang Dihadapi Pria atau Wanita yang Bercerai 1. Masalah Ekonomi 2. Masalah Praktis 3. Masalah Psikologis 4. Masalah Emosional 5. Masalah Sosial 6. Masalah Kesepian 7. Masalah Pembagian Tanggung Jawab terhadap Pemeliharaan anak 8. Masalah Seksual 9. Masalah Perubahan Konsep Diri

Penyesuaian keluarga dan pekerjaan khususnya pada masa dewasa muda sangat sulit karena kebanyakan orang dewasa muda membatasi dasar-dasar yang dengannya ia membangun penyesuaian karena pembaruan (newness) peran-peran yang dituntut penyesuaian diri. Masalah utama dalam menyesuaikan pekerjaan pada masa dewasa muda meliputi pemilihan pekerjaan, mencapai stabilitas dalam pilihan, dan penyesuaian terhadap situasi kerja. Sejauh mana keberhasilan pria dan wanita melekukan penyesuaian diri dapat dinilai dari prestasi, perubahan pekerjaan secara sukarela, dan kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan. Masa sebagai orang tua dapat dipandang sebagai masa krisis dalam kehidupan seseorang karena masa tersebut menuntut perubahan dalam sikap, nilai, dan peran. Keadaan ini sangat terasa terutama bagi wanita yang menghentikan kariernya yang telah lama mendapatkan pelatihan dan dengannya ia telah mencapai kesuksesan. Di antara bahaya pekerjaan yang paling umum dan paling serius adalah terjadinya ketidakpuasan kerja dan juga pengangguran. Keberhasilan penyesuaian diri dengan masa dewasa dapat dilihat dengan tiga kriteria: prestasi dalam pola pekerjaan dan pola hidup yang

28

dipilih oleh seseorang, tingkat kepuasan yang diperoleh dari suatu pekerjaan dan pola hidup yang dipilih, dan keberhasilan dari penyesuaian personal. Karakteristik Usia Madya Cirri pertama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut merupakan periode yang sangat menakutkan. Ciri kedua dari usia madya adalah bahwa pada usia ini merupakan masa transisi. Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja dan kemudian dewasa, demikian pula usia madya merupakan masa dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru. Kategori Stress pada Usia Madya 1. STRESS SOMATIK, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukan usia muda 2. STRESS BUDAYA, yang berasal dari penempatan yang tinggi pada kemudaan, keterpaksaan dan kesuksesan oleh budaya tertentu 3. STRESS EKONOMI, yang diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak dan memberikan status symbol bagi seluruh anggota keluarga 4. STRESS PSIKOLOGI, yang mungkin diakibatkan oleh kematian suami atau istri, kepergian anak-anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau hilangnya rasa masa muda dan mendekati ambang kematian.

29

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa dewasa pertengahan merupakan masa dimana tingkat produktivitas seorang individu mencapai puncaknya. Pada masa ini seorang individu telah mampu berfikir secara kritis, realistis, dan kompleks dalam mengatasi segala masalah yang menghampirinya. Seorang individu pada masa dewasa pertengahanjuga telah mampu menyesuaikan diri terhadap karier dan keluarganya. Pada masa dewasa pertengahan (awal) yakni rentangan usia 25-30 merupakan masa puncak perkembangan fisiknya, setelah itu fisiknya cenderung menurun khususnya pada wanita. Dari aspek intelektual seorang dewasa madya memiliki integritas yang stabil. Dari aspek moral di masa dewasa madya dapat terjadi dua kemungkinan, yang pertama ia mampu untuk mengendalikan dirinya dengan menyelesaikan seluruh masalahnya dengan bijak. Sebaliknya ada juga individu pada masa ini yang mengalami penyimpangan seperti terjerumus pada nrkotika, perceraian dan kriminalitas. Hal tersebut adalah dampak dari kegagalan mereka dalam tugas perkembangan di masa sebelumnya (remaja atau dewasa awal). Jadi, masa perkembangan seseorang sangat ditentukan dari masa

perkembangan sebelumnya.

B. Saran

Penulis menyarankan agar pembaca dapat mengambil hal-hal positif dari pemaparan makalah ini.

30

Penulis mengharapkan agar pembaca tidak serta berhenti dalam membaca dan mengupas masalah psikoper hanya sampai makalah ini, namun dapat juga menambah wawasan dan pengetahuan dari referensi-referensi lain.

31

You might also like