You are on page 1of 9

ORGANISASI PELAYANAN BIMBINGAN dan KONSELING DI SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Oleh : Hermin Kusumaningtyas 5302410209 Resista Dwi Apriani Margaretta Kusuma M Ambar Arrum 5401410003 5402420006 5401410008

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

B.

ORGANISASI PELAYANAN BIMBINGAN dan KONSELING DI SEKOLAH

1. pola Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bias berjalan seperti yang diharapkan antara lain perlu didukung oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil sekolah yang terlibat. Pada umumumnya pola organisasi bimbingan dan konseling dewasa ini banyak disarankan adalah seperti tampak pada gambar berikut :

GAMBAR POLA ORGANISASI BK DI SEKOLAH


KANPENDIKNAS

KEPALA SEKOLAH WAKASEK

KOMITE SEKOLAH

TATA USAHA

GURU MATA PELAJARAN

KOORDINATOR BK GURU PEMB./KONSELOR

WALI KELAS

SISWA

KETERANGAN : a. Unsur Kan Depdiknas, adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah,

b. Kepala Sekolah (bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah penanggung jawab pendidikan pada sastuan pendidikan (SLTA,SMA,SMK) secara keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. c. Koordinator Bimbingan dan Konseling (bersama guru pembimbing dan konselor sekolah) adalah pelaksana utama bimbingan dan konseling d. Guru (Mata Pelajaran dan Praktik) adalah pelaksana pangajaran praktik / latihan e. Wali kelas adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi pembinaan dan administrasi satu kelas tertentu. f. Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajrean, praktik/latihan dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK. g. Tata Usaha, adalah pembantu kepala sekolah dalam penyelenggaraan administrasi dan ketatausahaan. h. Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsure sekolah orang tua dan tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Sekolah dalam Program Bimbingan dan Konseling Secara operasional, pelaksana utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah para guru pembimbing dan konselor sekolah. Namun dalam team work (Shetzer dan Stone, 1985) dalam penyelenggaraannya mau tidak mau akan melibatkan personil sekolah lainnya agar lebih berperan sesuai batas-batas kewenangan dan tanggungjawabnya. Personil sekolah antara lain : Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Koordinator Bimbingan dan Konseling, Guru Pembimbing (konselor sekolah), Guru, Wali Kelas, Staf Administrasi. Berikut uraian tanggung jawab masing-masing personil sekolah : 1) Kepala Sekolah Sebagai penggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah tugas Kepala Sekolah yaitu : a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi : kegiatan pengajaran, pelatihan dan bimbingan dan konseling di sekolah b. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah

c. Mmemberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di sekolah d. Melakukan supervise terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah e. Menetapkan coordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas koordinasi pelakasanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru pembimbing (konselor). f. Membuat surat tugas guru pembimbingan dalam proses bimbingan dan konseling setiap awal semester. g. Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling sebagai bahan usulan kredit bagi guru pembimbing (konselor) h. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang berkaitan dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling i. Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40 siswa bagi kepala sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling. 2) Wakil Kepala Sekolah Bertugas membantu kepala sekolah dalam hal : a. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah b. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling c. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling. 3) Koordinator Guru Pembimbing (Konselor) Tugas coordinator guru pembimbing (konselor), dalam : a. Mengkoordinasi guru pembimbing (konselor) dalam: 1) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling 2) Menyusun program 3) Melaksanakan program 4) Mengadiministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling 5) Menilai program 6) Mengadakan tindak lanjut

b. Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana. c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan dan bimbingan konseling kepada kepala sekolah. 4) Guru Pembimbing (Konselor) Guru pembimbing atau konselor bertugas untuk: a. Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling b. Merencanakan program bimbingan dan konseling c. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling d. Melaksanakan layanan pada berbagai bidang bimbingan e. Melaksanakan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling f. Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling g. Menganalisis hasil evaluasi h. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan analisis hasil evaluasi i. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling j. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing 5) Guru Mata Pelajaran Guru mata pelajaran bertugas : a. Membantu memasyarakatkan layanan bibingan dan konseing kepada siswa b. Melakukan kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing d. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan e. Member kesempatan pada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari guru pembimbing f. Membantu mengumpulkan informasi dalm rangka penilaian layanan bimbingan g. Ikut serta dalam program layanan dan bimbingan h. Berpartisipasi dalam kegiatan pendukung seperti konferensi kasus i. Berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa dalam

pengembangan potensi

6) Wali Kelas Sebagai mitra kerja guru pembimbing (konselor), wali kelas bertugas : a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi tanggung jawabnya b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan pada siswa untuk mengikuti bimbingan c. Memberikan informasi tentang siswa dikelas untuk memperoleh layanan bimbingan d. Menginformasikan kepada guru mata peajaran tentang siswa yang perlu diperhatian khusus e. Ikut serta dalam konferensi kasus 7) Staf Tata Usaha / Administrasi Staf tata usaha atau administrasi adalah personil yang bertugas : a. Membantu guru pembimbing dan coordinator dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbimngan dan konseling di sekolah b. Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling c. Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling d. Membantu melengkapi dokumen tentang siswa

3. Peranan Guru dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling Dalam kedudukannya sebagai personil pelaksana proses pembelajaran di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis. Dibandingkan dengan guru pembimbinga atau konselor, misalnya guru lebih sering berinteraksi dengan siswa secara langsung. Guru dapat mengamati secara rutin tentang perkembangan kepribadian siswa, kemajuan belajarnya, dan bukan
tidak mungkin akan langsung berhadapan dengan permasalahan siswa. Oleh karena itu tidak salah jika dalam pelayanan bimbingan dan konseling guru ditempatkan sebagai mitra kerja utama, disamping wali kelas. Apabila dirinci ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh seorang guru ketika ia diminta mengambil bagian dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling di sekolah. a. Guru sebagai Informasi Seorang guru dalam kinerjanya dapat berperan sebagai informatory, terutama berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan

bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya. Melalui peranan ini guru dapat menginformasikan sebagai hal tentang layanan bimbingan dan konseling, tujuan, fungsi dan manfaatnya bagi siswa.

b. Guru sebagai fasilitas Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dibandingkan guru pembimbing, guru lebih memahami tentang ketrampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata pelajaran yang diajarnya. Maka, pada saat siswa mengalami kesulitan belajar, guru dapat merancang program perbaikan (remedial teaching) dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan yang di alami dan menyesuaikan dengan gaya belajar siswa. Sebaliknya, bagi siswa yang pandai guru dapat memprogramkan tindak lanjut berupa kegiatan pengayaan (enrichment). c. Guru sebagai Mediator Dalam kedudukannya yan langsung berhadapan dengan siswa, guru dapat berperan sebagai mediator antara siswa dengan guru pembimbing. Hal itu tampak misalnya pada saat guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa memerlukan bimbingan dan

pengalihtanganan siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing atau konselor sekolah. d. Guru sebagai Motivator Guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling, misalnya pada saat siswa seharusnya mengikuti pelajaran di kelas. Tanpa kerelaan guru dalam memberi kesempatan kepada siswa menerima layanan, layanan konseling perorangan akan sulit terlaksana mengingat terbatasnya jam khusus bimbingan pada sekolah kita. e. Guru sebagai Kolaborator Guru dapat berperan sebagai kolabolator konselor di sekolah, misalnya dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan lainnya yang relevan.

RINGKASAN Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah merupakan upaya dengan berbagai cara yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal dan efektif, semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana, dan prasarana) dan sistem informasi yang meliputi himpunan data bimbinga dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan. Dalam manajemen bimbingan dan konseling terkandung aspek aspek : perancangan program, pelaksanaan dan pengarahan program, pengorganisasian, evalusi dan supervise. Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah menganut pola pengorganisasian tertentu yang struktur hierarkisnya mengatur tugas dan tanggung jawab personil yang terlibat antara lain: pembimbing, guru, wali kelas, staf administrasi atau tata usaha. Dalam posisinya yang strategis, guru adalah mitra utama konselor disekolah terutama jika dilihat peranannya sebagai : informatory, fasilitator, mediator, motivator dan kolabolator bagi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

You might also like