You are on page 1of 17

1. Musium Geologi 2. Tangkuban Prahu 3. Observetorium Bossch 4.

Pusat Pemasaran kerajinan kulit cibaduyut

DISUSUN OLEH Nama No Kelas : KUKUH RAMADAN : : VIIIB

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Karya Wisata Bandung
(Musium Geologi , Tangkuban Prahu , Observetorium Bosscha ,Pusat Pemasara kerajinan kulit CIBADUYUT)

Telah di serahkan pada Hari/Tanggal

Mengetahui KEPALA SEKOLAH PEMBIMBING

Drs.SUGIMIN
NIP.19550402 198403 1 003

ANY SINTOWATI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya karya wisata yang penulis lakukan ke Bandung bersama rombongan kelas VIIIE. Sekolah menengah pertama negri I gondang.

Ucapkan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Drs. sugimin kepala SMP N 1 Gondang 2. BU MARSINI, selaku wali kelas VIIIB 3. ANNY SINTWATI, sebagai pembimbing dalam kegiatan karya wisata 4. Teman-teman kelas VIIIB. SMP N I Gondang. Yang saling mensuprt

Mudah-mudahan laporan karya wisata ke bandung ini dapat bemanfaat dan menambah wawasan pembacanya Terimakasih

Motto
1. Patuhilah gurumu seperti mematuhi kedua orangtuamu 2. Jangan lupa melaksaakan ibdah kepada Tuhan Yang Maha Esa 3. Kegagalan bukanlan akhir dari suatu pekerjaan, tetapi permulaan untuk mencapai kesuksesan 4. Hidup tiada ilmu bagai sampan tak barkemudi 5. Jangan pernah menyerah alasan yang pasti 6. Hadapilah hari esok dengan optimis 7. Hari esok lebih baik dari hari ini

PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dpersembhkan kepada : 1. Yth. Bapak Drs. Sugimin selaku kepala Smp n I Gondang 2. Yth. Bapak/Ibu guru smp n I Gondang 3. Yth. Ibu guru Bahasa Indonesia SMP N I Gondang 4. Semua teman-teman yng telah mensuprot 5. Para penbaca yang budiman

DAFTAR ISI
HALAMAN PENAESAHAN.......................................ii KATA PENGANTAR...................................................iii MOTTO........................................................................iv PERSEMBAHAN...........................................................v DAFTAR ISI...................................................................vi BAB I PENDAHULUAN...................................................................................7 A. LATAR BELAKANG MASALAH........................................................7 B. TUJUAN PENULISAN........................................................................7 C. MANFAAT PENULISAN....................................................................7 BAB II PEMBAHASAN TIAP OBJEK.............................................................8 A. MUSIUM GEOLOGI...........................................................................8 B. TANGKUPBAN PERAHU..................................................................9 C. OBSERVATORIUM BOSSCA...........................................................10 D. CIBADUYUT.......................................................................................12 BAB III PENUTUP...........................................................................................13 A. KESIMPULAN....................................................................................13 B. SARAN................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15 LAMPIRAN FOTO

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Penulis ingin tau lebih medalam tentang daerah-daerah yang ada di Indonesia termasuk Bandung Dari permasalahan itu penulis akan mendiskripsikan Bandung dari serangkaian pejalanan penulis meliputi: -MUSIUM GEOLOGI -TANGKUBAN PERAHU -OBSERVATORIUM BOSSCHA -CIBADUYUT

B. TUJUAN PENULISAN LAPORAN


-Untuk menambah wawasan tentang tempat-tempat yang ad di Indonesia -Menambah rasa cinta tanah air -sebagai perbandingan teori dikelas dan kenyataan di lapangan -Untuk berlatih menyusun karya tulis secara sistematis

C. MANFAAT PENULISAN
-Mengetahui obyek wisata di Bandung -Menambah pengetahuan tentang obyek yang penulis kunjungi di Bandung: -MUSIUM GEOLOGI -TANGKUBAN PERAHU -OBSERVATORIUM BOSSCHA -CIBADUYUT

BAB II PEMBAHASAN TIAP OBYEK A.

MUSIUM GEOLOGI

Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah Indonesia lalu berkembang lagi bukan saja sebagai sarana penelitian namun berfungsi pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata. Musium Geologi di resmikan sejak 16 Mei 1929. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Musium ini memiliki ragam koleksi batuan, mineral, meteorit, fosil, dan artefak yang telah dikumpulkan sejak tahun 1980-an. Museum yang berada di Jalan Diponegoro dan dekat dari Gedung Sate ini punya dua lantai ruang pamer. Lantai pertama terbagi dua. Ruang sayap barat atau sebelah kiri pintu masuk berisi aneka bebatuan. Adapun sayap timur di bagian kanan memajang koleksi aneka fosil. Lantai atas dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia. Ruang sayap barat yang juga dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia menceritakan proses terjadinya Bumi di dalam sistem tata surya. Termasuk bentuk geologi Indonesia, lempeng-lempeng kulit Bumi aktif, yang disajikan dalam bentuk maket. Di dekat pintu masuk, batu asli dari luar angkasa menyambut. Meteorit Jatipengilon yang jatuh di daerah Tuban, Jawa Timur, itu berwarna hitam. Ukurannya yang sudah diiris untuk diteliti itu sebesar setengah karung beras. Di etalase ada juga sekelompok batu meteorit yang telah dibelah dan di dalamnya berisi besi. Museum Geologi dibuka gratis tanpa tiket dari Senin-Kamis mulai pukul 09.00-15.30 WIB. Juga Sabtu dan Ahad dari pukul 09.00-13.30 WIB. Khusus hari Jumat dan hari libur nasional, museum itu tutup. Jika ingin mendapat penjelasan lebih lengkap tentang koleksi museum, tersedia jasa pemandu gratis yang siap mendampingi pengunjung berkeliling museum.

B.

TANGKUBAN PERAHU

Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang. Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif Penulis dan rombongan di turunkan di terminal Minibus agar bisa naik ke Gunung Tangkuban Perahu karena bus besar tidak boleh naik ke Gunung Tangkuban Perahu dikarenakan jalanya yang berkelok-kelok. Sesampainya di Gunung Tangkuban Perahu ,penulis dan rombongan menikmati pemandangan yang sangat indah, di Tangkuban Perahu kita bisa melihat lebat pohon-pohon yang sangat rindang. Walaupun di Tangkuban Perahu bau belerangyang tidak enak tetapi penulis dan rombongan menikmatinya. Karena keindahan Tangkuban Perahu penulis dan rombongan tidak melewatkan keindahan ini dengan berfoto bersama dengan guru-guru. Cerita asal usul Bandung dan Tangkuban perahu Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.

C.

OBSERVATORIUM BASSCHA

Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis 107 36' Bujur Timur dan 6 49' Lintang Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektare, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299.

Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini. Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928. Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia. Observatorium Bosscha merupakan fasilitas penelitian astronomi milik ITB. Kegiatan utama Observatorium Bosscha adalah penelitian dan pendidikan. Namun sejalan dengan Tridharma perguruan tinggi, Observatorium Bosscha juga memiliki program pengabdian masyarakat, diantaranya adalah program kunjungan siang dan kunjungan malam.Setelah masuk ditempat peneropongan, kita masuk ketempat penjelasan tentang bintang-bintang, planet, dan tentang lampu pada malam hari yang tidak dimatikan, penulis sedikit mengerti tentang perbintangan.

Kendala yang dihadapi Observatorium Bosscha Saat ini, kondisi di sekitar Observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh laju pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutanhutan kecil dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman, vila ataupun daerah pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang tegasnya dinas-dinas terkait seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan cukup memberikan andil dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan 10

sebagai observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam keberadaannya

D.

CIBADUYUT

Jalan Cibaduyut, adalah pusat penjualan sepatu kulit terbesar di jawa barat. Lokasi ini menjual beragam jenis sepatu buatan warga lokal, yang ilmu pembuatannya didapatkan secara turun temurun sejak tahun 1989. Tahun 1989, pemerintah Republik Indonesia, meresmikan Jalan Cibaduyut sebagai daerah tujuan wisata. Pembeli yang datang untuk berbelanja sepatu di jalan Cibaduyut, ternyata tidak hanya datang dari Bandung. Selain dari luar Jawa, ada juga pembeli dari luar negeri, seperti Malaysia, Jepang bahkan Erop. Kualitas sepatu yang bagus, membuat jalan Cibaduyut menjadi sentra home industry alas kaki, yang cukup mendunia dengan kulit sebagai bahan utama. Sesampainya di Cibaduyut rombongan turun untuk berbelanja, di Cibaduyut penulis harus pintar-pintar menawar barang yang dibeli. Disini Kita bisa melihat toko-toko yang berjejer memajang dagangan yang didominasi oleh tas dan sepatu. Kalau kita masuk ke dalamnya, kita dapat menemukan lebih banyak lagi. Ada pakaian termasuk jaket kulit, tas kulit, tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka, sandal, bahan kulit untuk mebuat sepatu atau sendal dan lainlain. Selain sepatu, dompet dan tas banyak juga di sini di jual makanan khas Bandung sebagai oleh oleh dari Bandung.

Sejarah Jalan Cibaduyut


Pada jaman penjajahan, toko-toko di Cibaduyut didominasi oleh pedagang dari Cina dan Belanda. Warga pribumi hanya berperan sebagai pengrajin dengan keterampilan membuat sepatu yang diwariskan dari leluhur. Produk-produknya pun dijual di pusat kota seperti di kawasan Braga dan Asia-Afrika. Memasuki era 1980, mulai bermunculan toko sepatu yang didirikan oleh warga pribumi. Di masa itu, warga Cibaduyut sedikit demi sedikit mulai mengusai industri perekonomian sepatu kulit dengan menjadi pengrajin sekaligus penjual sepatu. Usaha toko sepatu yang ada di jalan cibaduyut, kebanyakkan adalah usaha keluarga, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya

11

BAB III PENUTUP


Akhirya berkat Tuhan Yang Maha Esa laporan karya wisata Bandung selesai tanpa kendala yang berarti. Penulis sadar bahwa penulisan karya tulis ini masih jauh dari sangat kata sempurna. Oleh karna itu penulis mangharapkan kritik dan saran dari pihak lain demi kesempurnaan karya tulis ini.

A.

KESIMPULAN

Dengan adanya pembuatan karya tulis ini kami dapat memperoleh manfaat yang akan kami jadikan pelatihan di perguruan tinggi nantinya. Sehingga dalam pembuatan karya tulis merupakan pelatihan bagi kami semua. Serta dalam pembuatan karya tulis ini membuat kami lebih terampil dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang telah kami terima. Dan dari beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami simpulkan bahwa objek-objek itu mempunyai potensi dan manfaat dalam berpatisipasi pada pembangunan bangsa ini pada masa yang akan mendatang, khususnya di bidang pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan. Masing-masing objek yang kami kunjungi mempunyai ciri khas masing-masing. Sehingga tiap-tiap objek mempunyai manfaat dan daya guna yang lebih luas.

B.

SARAN

Dengan harapan dapat berkarya wisata dengan baik pada waktu yang akan datang, maka saran-saran yang kami berikan dan kami tujukan kepada dua belah pihak, yaitu pihak pengelola objek wisata dan pihak penyalenggara karya wisata (SMP N 1 Gondang). Untuk pihak pengelola di setiap objek wisata masih terdapat beberapa keadaan dan prasarana yang diperlakukan sebagai penunjang objek-objek tersebbut antara lain: 1.Adanya buku-buku petunjuk dari objek itu sendiri yang memuat keterangan tentang objek tersebut, sejarah didirikannya, aturan-aturan yang harus dipatuhi dll. 2. Prasarana dan fasilitas di kawasan objek wisata di tingkatkan dan ditempatkan di tempat yang strategis untuk keadaan yang mendesak.

Untuk SMP N 1 Gondang selaku penyelenggara karya wisata, maka perlu kiranya untuk:

12

1. Menambah waktu kunjungan di setiap objek wisata, sehingga siswa mendapatkan data-data yang lengkap. Dengan penambahan waktu diharapkan dapat menggali dan mendapatkan pengetahuan lebih banyak tentang objek wisata tersebut. 2. Rencana dipersiapkan dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

13

DAFTAR PUSTAKA
http://bosscha.itb.ac.id/

http://ceritasketsa.blogspot.com/2010/06/cibaduyut-si-sentra-sepatu.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tangkuban_Parahu

http://museum.bgl.esdm.go.id/

14

LAMPIRAN Museum Geologi Bandung

TAMPAK SAMPING MUSIUM GEOLOGI

SALAH SATU KOLEKSI MUSEUM

2 ORANG SEDANG MENELITI TULANG MANUSIA PURBA

KOLEKSI DARI JAMAN PURBA

15

Tangkuban Perahu

GUNUNG TANGKUBAN PRAHU DILIHAT DARI KEJAUHAN

Observatorium Bosscha

HASIL BIDIKAN TELESKOP

Observatorium Bosscha &

16

Cibaduyut

DENAH MENUJU LOKASI CIBADUYUT

SALAH SATU TEMPAT DI CIBADUYUT

17

You might also like