You are on page 1of 11

PENGARUH KOMPETENSI GURU

DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN


DI SD NEGERI RAYON IV KECAMATAN ILIR BARAT I PALEMBANG
Hj. Lensiana*)
Abstrak
Ketidakefektifan proses belajar yang terlalu menekankan pada penguasaan teori dan
kognisi adalah akibat lain rendahnya kualitas lulusan. Beban pembelajaran yang terlalu
terstruktur dan banyaknya jumlah siswa dalam satu kelas telah menyebabkan proses
belajar yang tidak sesuai dengan kondisi dan perubahan sosial. Keadaan ini
menjadikan proses belajar yang terlalu monoton, tidak menarik, dan tidak mampu
mengembangkan kreatifitas siswa, guru, dan kepala sekolah dalam mengembangkan
inovasi pendekatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mengetahui adakah pengaruh kompetensi guru dalam peningkatan mutu lulusan SD
Negeri Rayon IV Kecamatan Ilir Barat I Palembang.

Kata kunci: Kompetensi Guru, Mutu Lulusan


PENDAHULUAN digunakan untuk menilai kualitas sekolah di
Akses terhadap pendidikan memberikan tingkat SD/MI, maka hanya 24,12 persen SD/MI
informasi kepada publik tentang berapa banyak yang masuk kategori "sedang" ke atas. Di antara
anak yang dapat memanfaatkan fasilitas mereka hanya 0,03 persen yang tergolong "baik
pendidikan yang dibangun oleh pemerintah dan sekali" dan 2,14 persen tergolong "baik".
masyarakat. Indikator yang digunakan adalah: Namun di sisi lain tingkat kecukupan guru
Angka Partisipasi, Angka Mengulang, Angka masih rendah. Di lapangan masih banyak terjadi
Putus Sekolah, Angka Kelulusan, Angka seorang guru mengajar untuk beberapa kelas
Melanjutkan, dan Angka Penyelesaian. Di sekaligus terutama di jenjang pendidikan dasar.
tingkat sekolah dasar (SD/MI) hampir semua Dalam kondisi seperti itu sangat sulit bagi
indikator cukup memuaskan. Angka Partisipasi seorang guru bisa tampil profesional. Rasio
tahun 2005 cukup tinggi (APM: 94,04; APK: guru-siswa yang tidak ideal berakibat pada
113,95; dan APS: 98,53), berarti hampir semua rendahnya kinerja guru. Rasio ideal guru siswa
anak usia 7-13 tahun tertampung di sekolah. untuk SD adalah 1 : 15 (Nugroho, 2006). Jika
Angka Mengulang (5,4 persen) dan Angka Putus rasio guru : siswa (1 : 15) dijadikan salah satu
Sekolah (2,7 persen) cukup rendah (Irwanto, tolok ukur kualitas, ini berarti setiap guru
2005). melayani 15 siswa. Namun, kenyataan di
Persoalan timbul ketika kita mengamati lapangan Pemerintah menetapkan rasio guru –
Angka Menyelesaikan (tepat waktu) dan Angka siswa mencapai 30 orang (menurut Standar
Melanjutkan lulusan siswa SD ke SMP. Hasil Nasional Pendidikan).
pengamatan penulis di lapangan di SD Negeri Pengamatan di lapangan menunjukkan
yang berada di Rayon IV Kecamatan Ilir Barat I distribusi guru dan kelas memang tidak merata,
Palembang, mereka yang lulus SD hanya sekitar seperti terjadi di Seolah Dasar rayon IV
71,8 persen yang berhasil menyelesaikan sekolah kecamatan Ilir Barat I Palembang.
tepat waktu (enam tahun). Angka melanjutkan Ditinjau dari pencapaian nilai rata-rata
juga amat mengkhawatirkan, karena hanya Uas (ujian akhir sekolah) lulusan siswa SD di
separuh (51,2 persen) melanjutkan ke SMP/MTs Rayon IV Kecamatan Ilir Barat I Palembang
(Depdiknas Kecamatan IB I, 2006:4). tahun 2007/2008 untuk mata pelajaran
Sebagai bangsa yang menyongsong Matematika, IPA, dan IPS masih di bawah rata-
kemajuan Iptek yang amat pesat, kita masih rata 6,5. Artinya, ditinjau dari ketuntasan belajar
harus berkutat dengan kualitas pendidikan. secara individu maka masih ada siswa yang
Terlepas dari kesahihan standar kualitas dalam kurang tuntas belajar. Hal ini menunjukkan
Ujian Nasional, hasil yang diperoleh baik di bahwa mutu lulusan siswa SD Rayon IV
tingkat SD/MI maupun SMP/MTs menunjukkan Kecamatan Ilir Barat I Palembang tahun
kurang dari 60 persen materi belajar yang 2007/2008 masih rendah.
dikuasai siswa. Ini amat memprihatinkan bagi Masalah lain tentang guru adalah
dunia pendidikan. Jika standar kualitas itu ‘mismatch’ atau guru yang mengajar tidak sesuai
___________________________________
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
1
dengan latar belakang pendidikannya. Data yang tolok ukur bagi guru untuk menilai mutu lulusan
diperoleh dari Dinas Pendidikan Kecamatan Ilir peserta didik.
Barat I Palembang tahun 2007 menunjukkan Bertolak dari identifikasi masalah di atas
bahwa adanya persentase yang tinggi mengenai maka perumusan masalah dalam penelitian ini
guru yang tidak kompeten. Pada tingkat SD, ada dirumuskan yaitu: Bagaimana pengaruh
49% guru yang tidak kompenten, sementara kompetensi guru dalam meningkatkan mutu
persentase untuk SMP, SMA dan SMK adalah lulusan SD Negeri Rayon IV Kecamatan Ilir
36%, 33% dan 43%. Barat I Palembang?
Ketidakefektifan proses belajar yang Tujuan pelaksanaan penelitian ini untuk
terlalu menekankan pada penguasaan teori dan mengetahui adakah pengaruh kompetensi guru
kognisi adalah akibat lain dari rendahnya dalam peningkatan mutu lulusan SD Negeri
kualitas lulusan. Beban pembelajaran yang Rayon IV Kecamatan Ilir Barat I Palembang.
terlalu terstruktur dan banyaknya jumlah siswa
dalam satu kelas telah menyebabkan proses 1. Kompetensi Guru Sekolah Dasar
belajar yang tidak sesuai dengan kondisi dan Guru wajib memiliki kualifikasi
perubahan sosial. Keadaan ini menjadikan proses akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
belajar yang terlalu monoton, tidak menarik, dan jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
tidak mampu mengembangkan kreatifitas siswa, untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
guru, dan kepala sekolah dalam mengembangkan Kompetensi dasar yang harus dimiliki guru
inovasi pendekatan pembelajaran. Rendahnya meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi
mutu pendidikan diperlihatkan hampir oleh personal atau kepribadian, kompetensi sosial,
semua tingkat pendidikan dan ini menunjukkan dan kompetensi profesional yang diperoleh
rendahnya efesiensi pendidikan, siswa yang melalui pendidikan profesi (UU No.14 Th.
tinggal kelas, dan siswa yang drop-out. 2005: psl. 8 dan 10). Depdiknas (2001)
merumuskan beberapa kompetensi atau
Kinerja pembelajaran oleh guru kemampuan yang sesuai seperti, kompetensi
menentukan tingkat keberhasilan dan kesesuaian kepribadian, bidang studi, dan kompetensi
hasil belajar siswa dengan tujuan yang telah pada pendidikan/pengajaran. Suparno,
ditentukan. Sedangkan tingkat keberhasilan dan (2004:47) mengatakan kompetensi ini, berkaitan
kesesuaian hasil belajar siswa yang ditandai dengan kemampuan guru dalam mengajar,
dengan prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh membimbing, dan juga memberikan teladan
kompetensi guru. hidup kepada siswa. Berdasarkan hasil
Berdasarkan pengamatan penulis di penelitian, banyak guru kita masih rendah dalam
lapangan (di SD Negeri 10 Palembang) bahwa kompetensi pengajaran, maka dalam pendidikan
motivasi belajar siswa di sekolah tersebut profesi dan sertifikasi kemampuan
cenderung menurun. Indikasi adanya penurunan keterampilan mengajar harus diutamakan (Paul
motivasi belajar siswa ini dapat ditinjau dari Suparman, KR, 15/11/ 2005:10).
banyaknya siswa yang ribut di dalam kelas pada Departemen Pendidikan Nasional (2008:3)
saat guru sedang mengajar. Hal ini berarti ada telah menyusun kompetensi guru meliputi
kemungkinan guru yang mengajar kurang pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
diminati oleh siswanya. Indikasi ini menandakan
bahwa kompetensi guru tersebut masih rendah a. Kompetensi Pedagogi
atau guru kurang mampu mengelola kelas. Menurut Zid (2008:6), Kompetensi
Beberapa orang siswa yang sempat penulis temui pedagogik merupakan kemampuan pengelolaan
mengungkapkan bahwa ia kurang bersemangat peserta didik yang meliputi pemahaan wawasan
belajar sebab guru kurang memperhatikan atau landasn kependidikan, pemahanian terhadap
dirinya di kelas. Dengan kata lain kompetensi peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,
guru mempengaruhi proses belajar siswa yang perancangan pembelajaran, pelaksanaan
pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
prestasi belajar siswa. Untuk itu penulis tertarik evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
melakukan penelitian di di lingkungan rayon IV didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
kecamatan Ilir Barat I Palembang. Pada yang diniilikinya.
penelitian ini perlu dilakukan analisis terhadap Kompetensi pedagogik memiliki
kompetensi guru. Hasil analisis ini akan menjadi keterkaitan yang erat dengan wawasan
___________________________________
kependidikan dan akademik. Kompetensi
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
2
akademik, yakni menguasai materi pembelajaran zaman, dan (4) dalam bekerja tidak terikat
sesuai bidangnya. Kemampuan dalam bidang dengan jadwal regulernya. Untuk menjadi
studi membuat pemahaman akan karakteristik profesional diperlukan pengetahuan yang
dan isi bahan ajar, mengusai konsepnya, relevan dengan bidang tugas yang digeluti.
mengenal metodologi ilmu yang bersangkutan, Pengetahuan ini didapat dari pendidikan dan
memahami konteks bidang itu dan juga kaitanya pengalaman.
dengan masyarakat, lingkungan dan dengan ilmu DG Armstrong dalam Sudjana (2002:69)
lain. Jadi guru tidak cukup hanya mendalami mengemukakan ada lima tugas dan tanggung
ilmunya sendiri tetapi temasuk bagaimana jawab pengajar, yakni tanggung jawab dalam (a)
dampak dan relasi ilmu itu dalam hidup pengajaran, (b) bimbingan belajar, (c)
masyarakat dan ilmu-ilmu yang lain. Maka guru pengembangan kurikulum, (d) pengembangan
di harapkan punya wawasan yang luas. profesinya, dan (e) pembinaan kerjasama dengan
masyarakat. Ali (2000:4-7) mengemukakan tiga
b. Kompetensi Kepribadian macam tugas utama guru, yakni (a)
Menurut Zid (2008:67), kompetensi merencanakan tujuan proses belajar mengajar,
kepribadian adalah kepribadian guru sebagai bahan pelajaran, proses belajar mengajar yang
pendidik yang memiliki kepribadian yang efektif dan efisien, menggunakan alat ukur untuk
mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksanaaa, mencapai tujuan pengajaran tercapai atau tidak,
berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi (b) melaksanakan pengajaran , (c) memberikan
peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi balikan (umpan balik).
kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara
berkelanjutan. d. Kompetensi Sosial
Kompetensi bersifat personal atau Menurut Zid (2008:6), kompetensi sosial
kepribadian dan kompleks serta merupakan satu diartikan sebagai kemampuan pendidik sebagai
kesatuan utuh yang menggambarkan potensi yang bagian dari masyarakat untuk mampu
mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan berkomunikasi secara lisan dan tulisan,
nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan menggunakan kronologi komunikasi dan
profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian informasi secara fungsional, bergaul secara efektif
yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam dengan peserta didik, sesania pendidik, tenaga
bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
profesi tersebut. bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar.
c. Kompetensi Profesional Selanjutnya menurut Hamka (2006:13)
Profesional terkait dengan kemampuan bahwa kompetensi sosial guru meliputi;
memahami tugas-tugas serta hal-hal yang kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat,
berkaitan dengan tugas-tugas tersebut sera lebih bergaul dan melayani masyarakat dengan baik,
mendalam. Orang yang profesional tidak hanya mendorong dan menunjang kreativitas masyarakat,
mampu melaksanakan tugas pokoknya, namun menjaga emosi dan perilaku yang kurang baik,
juga mampu melaksanakan hal-hal yang terkait dan menempatkan diri sesuai dengan tugas dan
dengan keberhasilan tugas pokok tersebut fungsinya baik di sekolah maupun di lingkungan
(Siagian, 1997:197). Prof iona dapat jugaberarti masyarakat.
memiliki karakteristik pemahaman teknik
pekerjaan yang lebih baik dan lebih luas. Lebih 2. Mutu Lulusan
baik, diartikan sebagai pemahaman yang Secara umum, mutu adalah gambaran dan
mendalam, dan memahami keterkaitan antara karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa
tugas-tugasnya dengan aspek-aspek lain yang yang menunjukkan kemampuannya dalam
berkaitan dengan itu. memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau
Seseorang dikatakan profesional apabila yang tersirat. Dalam konteks pendidikan
memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) pengertian mutu mencakup input, proses, dan
memiliki komitmen yang kuat dan berjangka output pendidikan (Umaidi, 1999:2).
panjang terhadap keahlian merek (2) memiliki Mutu sekolah diukur dari output
loyalitas yang lebih tinggi terhadap pendidikan yang meliputi efektivitas,
pekerjaannya daripada kepada pimpinannya; (3) produktivitas, efesiensi, inovasi, kualitas
selalu meningkatkan pengetahuan dan kehidupan kerja dan moral kerja. Khusus yang
keterampilannya sesuai
___________________________________
dengan perkembangan berkaitan dengan mutu lulusan dikaitkan dengan
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
3
mutu sekolah, dapat dijelaskan bahwa output Data yang dihimpun dalam penelitian ini
sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
jika prestasi sekolah, khusunya prestasi belajar primer adalah data yang diperoleh langsung dari
siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi responden yang meliputi data tentang
dalam : (1) prestasi akademik berupa nilai kompetensi guru SD dan mutu lulusan SD
ulangan nasional (UN), karya ilmiah, lomba Negeri Rayon II Kecamatan Ilir Barat I
akademik, dan (2) prestasi non-akademik, seperti Palembang. Data bersumber dari responden yaitu
misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah seluruh guru yang bertugas di SD Negeri Rayon
raga, kesenian, keterampilan kejujuran, dan IV Kecamatan Ilir Barat I Palembang dan
kegiatan-kegiatan ektsrakurikuler lainnya. Mutu seluruh siswa kelas VI (lulusan) di SD Negeri
sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan Rayon IV Palembang.
kegiatan yang saling berhubungan (proses) Teknik pengumpulan data menggunakan
seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan dokumnetasi, penyebaran angket, dan tes
pengawasan (Umaidi, 1999:4). kompetensi. Analisis data yang digunakan dalam
Ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu penelitian ini adalah analisis deskriptif
pendidikan yaitu : kebijakan dan kuantitatif dengan beberapa penjelasan. Data-
penyelenggaraan pendidikan nasional data hasil pengukuran parameter sebagian besar
menggunakan pendekatan educational berskala ordinal.
production function atau input-input analisis
yang tidak consisten; 2) penyelenggaraan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pendidikan dilakukan secara sentralistik; 3) 1. Hasil Penelitian
peran serta masyarakat khususnya orang tua Variabel kompetensi yang termuat di
siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat dalam instrumen angket terdiri atas 3 subvariabel
minim (Usman, 2001:223). yang secara keseluruhan berjumlah 30 indikator.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Setiap indikator memiliki pilihan jawaban yang
deksriptif kuantitatif dengan beberapa sesuai dengan kompetensi pedagogik,
penjelasan, yang berorientasi pada logika kompetensi keperibadian, dan kompetensi sosial
positivisme yang dipelopori oleh August Comte guru. Hasil jawaban responden untuk sebelas
(abad ke-19). Pandangan positivisme meyakini item (indikator) kompetensi pedagogik yang
bahwa hanya pembuktian secara logis-empiris dapat dilihat dalam tabulasi berikut ini.
saja yang diterima sebagai satu-satunya Tabel 1
kebenaran ilmiah (Lubis, 2004:40). Lebih lanjut Skor Rata-Rata Kompetensi Pedagogik
Lubis menjelaskan penelitian kuantitatif Skala
Juml
%
No. Rata-
menjelaskan hubungan kausal antara variabel- Item 1 2 3 4 5
ah
Rata
Skor
variabel melalui pengujian hipotesa, maka Skor
penelitian tersebut tidak lagi dinamakan 1 0 4 24 76 185 289 87,6
2 0 2 42 96 135 275 83,3
penelitian diskriptif melainkan penelitian 3 1 0 81 84 85 251 76,1
pengujian hipotesa atau penelitian penjelasan 4 0 0 15 76 210 301 91,2
(Explanatory researh). Mereka berkeyakinan 5 0 10 72 144 5 231 70,0
6 1 8 21 68 185 283 85,8
bahwa suatu fenomena tidak terjadi secara 7 1 2 18 180 65 266 80,6
kebetulan namun oleh karena adanya sebab- 8 0 0 96 124 15 235 71,2
akibat (Loiselle & McGrath, 2004:65). 9 1 14 90 72 50 227 68,8
10 0 0 15 76 210 301 91,2
Adapun ruang lingkup penelitian ini
11 1 0 81 84 85 251 76,1
dilakukan di SD Negeri Rayon IV Kecamatan 12 1 12 27 92 135 267 80,9
Ilir Barat I Palembang. Hal ini untuk melihat 13 1 14 87 84 40 226 68,5
hasil analisis kompetensi guru SD Negeri Rayon 14 0 0 3 60 250 313 94,8
15 1 2 18 180 65 266 80,6
IV Kecamatan Ilir Barat I Palembang yang Jumlah 8 68 690 1496 1720 3982 1206,7
berpengaruh terhadap peningkatan mutu lulusan, Rata-rata 0,53 4,53 46,00 99,73 114,67 265,47 80,4
di mana variabel yang akan diukur adalah sejauh Sumber: Diolah penulis, 2008.
mana pengaruh kompetensi guru sekolah dasar Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
terhadap peningkatan mutu lulusan. Sebagai bahwa jumlah skor yang diperoleh pada item 1
bahan perbandingan peningkatan mutu lulusan yaitu 289 dan diperoleh rata-rata sebesar 87,6%
penulis menggunakan input data hasil UN siswa (didapat dari {289 / (5x66) x 100%}. Item 2
tahun pelajaran 2006/2007 dan tahun pelajaran didapat jumlah skor 275 dan diperoleh rata-rata
2007/2008. sebesar 83,3%. Item 3 yaitu jumlah skor 251 dan
___________________________________
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
4
rata-rata sebesar 76,1%. Item 4 didapat jumlah 86,7%. Item 22 didapat jumlah skor 289 dan
skor 301 dan skor rata-rata sebesar 91,2%. Item skor rata-rata sebesar 87,6%. Item 23 didapat
5 didapat jumlah skor 231 dan diperoleh rata-rata jumlah skor 276 dan diperoleh rata-rata sebesar
sebesar 70,0%. Item 6 yaitu didapat jumlah skor 83,6%. Item 24 didapat jumlah skor 260 dan
283 dan rata-rata sebesar 85,8%. Item 7 didapat rata-rata sebesar 78,8%. Item 25 didapat jumlah
jumlah skor 266 dan skor rata-rata sebesar skor 270 dengan rata-rata sebesar 81,8%. Jadi,
80,6%. Item 8 didapat jumlah skor 235 dan jumlah skor untuk variabel kompetensi
diperoleh rata-rata sebesar 71,2%. Item 9 didapat kepribadian adalah 839,4 dengan rata-rata
jumlah skor 227 dan rata-rata sebesar 68,8%. sebesar 83,9% atau tergolong sangat tinggi.
Item 10 didapat jumlah skor 301 dan skor rata- Data untuk mengukur kompetensi
rata sebesar 91,2%. Item 11 didapat jumlah skor profesional guru menggunakan tes. Untuk
251 dan diperoleh rata-rata sebesar 76,1%. Item kompetensi profesional guru terdiri atas 60 item.
12 didapat jumlah skor 267 dan rata-rata sebesar Rekapitulasi hasil jawaban responden dapat
80,9%. Item 13 didapat jumlah skor 226 dan dilihat pada tabel berikut ini.
rata-rata sebesar 68,5%. Item 14 didapat jumlah
skor 313 dan rata-rata sebesar 94,8%. Item 15
didapat 266 dan rata-rata sebesar 80,6%. Jadi,
jumlah skor untuk variabel kompetensi Tabel 3
pedagogik didapat rata-rata jumlah skor 1206,7 Rekapitulasi Jawaban Responden
dan rata-rata sebesar 80,4% atau tergolong No. Nilai F Nilai x F
sangat tinggi. 1 98 1 98,0
2 97 3 291,0
Data untuk mengukur kompetensi
3 95 5 475,0
kepribadian/personal menggunakan angket 4 93 3 279,0
(kuesioner). Untuk kompetensi 5 92 5 460,0
kepribadian/personal terdiri atas 10 item, yang 6 90 3 270,0
hsail jawaban responden dapat dilihat pada tabel 7 88 3 264,0
berikut ini. 8 87 3 261,0
Tabel 2 9 85 1 85,0
Skor Rata-Rata Kompetensi 10 83 3 249,0
Kepribadian/Personal 11 80 1 80,0
% 12 78 2 156,0
Skala Jumla
No. Rata- 13 77 2 154,0
h
Item 1 2 3 4 5 Rata 14 73 2 146,0
Skor
Skor 15 72 1 72,0
16 0 0 9 68 230 307 93,0
16 70 1 70,0
17 0 2 69 72 120 263 79,7
18 0 0 48 164 45 257 77,9 17 68 1 68,0
19 1 8 21 68 185 283 85,8 18 67 1 67,0
20 0 2 12 160 105 279 84,5 19 65 2 130,0
21 2 4 15 80 185 286 86,7 20 63 3 189,0
22 0 4 24 76 185 289 87,6 21 60 1 60,0
23 0 0 27 144 105 276 83,6
22 57 1 57,0
24 0 4 36 160 60 260 78,8
25 1 4 42 88 135 270 81,8 23 53 2 106,0
Jml 4 28 303 1080 1355 2770 839,4 24 52 1 52,0
Rata- 25 50 1 50,0
0,40 2,80 30,30 108,00 135,50 277,00 83,9
rata 26 45 1 45,0
Sumber: Diolah penulis, 2008.
27 40 2 80,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan 28 38 1 38,0
bahwa jumlah skor yang diperoleh pada item 16 29 35 1 35,0
adalah 307 dan diperoleh rata-rata sebesar 93,0% 30 33 2 66,0
(didapat dari {307 / (5x66) x 100%}. Item 17 31 32 3 96,0
didapat jumlah skor 263 dan diperoleh rata-rata 32 30 1 30,0
sebesar 79,7%. Item 18 didapat jumlah skor 257 33 27 3 81,0
Jumlah 66 4.660,0
dan rata-rata sebesar 77,9%. Item 19 didapat
Rata-Rata 70,6
jumlah skor 283 dan skor rata-rata sebesar
85,8%. Item 20 didapat jumlah skor 279 dan
diperoleh rata-rata sebesar 84,5%. Item 21 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
didapat jumlah skor 286 dan rata-rata sebesar rata-rata skor yang dicapai responden pada
___________________________________ kompetensi profesional guru adalah 70,6.
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
5
Artinya, skor yang dicapai responden tergolong guru hasil rata-rata 70,6%, dan kompetensi sosial
tinggi. guru hasil rata-rata 89,2. Secara keseluruhan
Data untuk mengukur kompetensi sosial kompetensi guru SD Negeri Rayon IV
menggunakan angket (kuesioner). Untuk Kecamatan Ilir Barat I Palembang hasil rata-rata
kompetensi kepribadian/personal terdiri atas 4 81,0% atau tergolong sangat tinggi.
item, yang hasil jawaban responden dapat dilihat Selanjutnya, dilakukan pula analisis
pada tabel berikut ini terhadap mutu lulusan. Untuk menganalisis
peningkatan mutu lulusan sekolah dasar, penulis
menggunakan indikator Nilai Ulangan Sekolah
dari tahun pelajaran 2006/2007 dan 2007/2008
yang terdapat di dalam tabel berikut.
Tabel 6
Tabel 4 Analisis Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah
Skor Rata-Rata Kompetensi Sosial Dasar Rayon IV Kecamatan Ilir Barat I
% Palembang
No. Skala Jml Rata- Rata-Rata Nilai UAS Tahun Pelajaran Naik/
Item Skor Rata No. %
Mata Pelajaran 2006/2007 2007/2008 Turun
1 2 3 4 5 Skor 1. Pend. Agama Teori 7,12 7,22 0,10 1,40
26 0 2 15 124 145 286 86,7 Praktik 7,17 7,56 0,39 5,44
27 0 0 27 80 185 292 88,5 2. PKn Teori 7,00 6,59 -0,41 -5,86
28 0 0 15 76 210 301 91,2 3. B. Indonesia Teori 6,00 6,87 0,87 14,50
29 0 0 9 176 95 280 84,8 Praktik 7,13 7,45 0,32 4,49
30 0 0 6 56 250 312 94,5 4. Matematika Teori 6,17 6,36 0,19 3,08
Jml 0 2 72 512 885 1471 445,8 5. IPA Teori 6,50 6,34 -0,16 -2,46
Rata- Praktik 7,15 7,63 0,48 6,71
0,00 0,40 14,40 102,40 177,00 294,20 89,2
rata 6. IPS Teori 6,15 6,55 0,40 6,50
Sumber: Diolah penulis, 2008 7. Pend. Jasmani Praktik 7,17 7,49 0,32 4,46
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan 8. KTK Teori 7,00 7,50 0,50 7,14
9. Mulok Teori 6,50 7,15 0,65 10,00
bahwa jumlah skor yang diperoleh pada item 26 Praktik 6,75 7,27 0,52 7,70
adalah 286, diperoleh rata-rata sebesar 86,7% Jumlah 89,54 91,80 4,17 63,1
(didapat dari {286 / (5x66) x 100%}. Item 27
didapat jumlah skor 292, diperoleh rata-rata Berdasarkan tabel 21 di atas dapat
sebesar 88,5%. Item 28 didapat jumlah skor 301, diketahui bahwa rata-rata nilai UAS siswa
rata-rata sebesar 91,2%. Item 29 didapat jumlah mengalami peningkatan (kenaikan) sebesar 4,17.
skor 280, rata-rata sebesar 84,8%. Item 30 Hanya dua mata pelajaran, yaitu mata pelajaran
diperoleh jumlah skor 312, rata-rata sebesar PKn dan IPA (teori) yang mengalami penurunan
94,5%. Dengan demikian, jumlah skor untuk masing-masing sebesar -5,8% dan -2,46%.
variabel kompetensi sosial didapat rata-rata Namun demikian, jika dijumlahkan rata-rata
jumlah skor 445,8 atau rata-rata sebesar 89,2% peningkatan nilai UAS sebesar 63,1%. Dari hasil
atau tergolong sangat tinggi. tersebut dapat diketahui bahwa mutu lulusan
Dari hasil analisis kompetensi guru di Sekolah Dasar Negeri Rayon IV Kecamatan Ilir
atas hasilnya secara umum dapat dianalisis Barat I Palembang mengalami peningkatan yang
dalam tabel berikut. tergolong tinggi.
Tabel 5
Rekapitulasi Analisis Pencapaian 2. Pembahasan
Kompetensi Guru Penemuan kajian ini jelas membuktikan
No. Aspek yang Diukur % Keterangan
1. Kompetensi Pedagogik 80,4 Sangat tinggi
bahwa guru-guru Sekolah Dasar Rayon IV
2. Kompetensi Kepribadian/Personal 83,9 Sangat tinggi Kecamatan Ilir Barat I Palembang telah
3. Kompetensi Profresional 70,6 Tinggi melengkapi dirinya akan kompetensi-
4. Kompetensi Sosial 89,2 Sangat tinggi
Jumlah 324, -
kompetensi yang meliputi : 1) kompetensi
1 pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3)
Rata-rata 81,0 Sangat tinggi kompetensi profesional, dan 4) kompetensi
sosial. Hasil rata-rata yang didapatkan sebesar
Dari tabel di atas diketahuui bahwa 81,0% atau tergolong sangat tinggi (lihat tabel
kompetensi pedagogik hasil rata-rata sebesar 20). Begitu pula dengan peningkatan mutu
80,4%, kompetensi kepribadian/personal guru lulusan hasil rata-rata sebesar 63,1% atau
hasil rata-rata 83,9%, kompetensi profesional tergolong tinggi. Dari hasil tersebut
___________________________________
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
6
menunjukkan bahwa pengaruh kompetensi guru melakukan dan 1 orang guru tidak
dalam meningkatkan mutu lulusan siswa sangat melakukannya sama sekali. Ini hal ini bisa
baik dan positif. Dengan kata lain hipotesis terjadi karena memang ada di antara guru yang
penelitian yang berbunyi: “Terdapat pengaruh belum terlatih dalam melakukan rangkain
pengaruh kompetensi guru dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran. Menurut penulis pada
mutu lulusan SD Negeri Rayon IV Kecamatan kompetensi guru ini tidaklah terlalu
Ilir Barat I Palembang” telah terbukti dan mengkhawatirkan karena masih ada guru mau
diterima. Pembahasan secara rinci adalah melakukan setting pembelajaran dengan baik
sebagai berikut. dan melaksanakan penilaian pada akhir
Pertama. Kompetensi pedagogik hasil pelajaran siswa. Dalam hal ini komitmen guru
sangat tinggi karena rata-rata kompetensi yang pada kompetensi pedagogik telah menunjukkan
dicapai oleh guru tersebut adalah 80,4%. Ini ciri utama dari profesionalitas guru (Supriadi,
menunjukkan kemampuan guru dalam bidang 1998:98), hal ini patut dipertahankan oleh guru.
pedagogik umumnya dilakukan secara konsisten Kedua. Kompetensi kepribadian. Pada
oleh guru-guru SD Negeri Rayon IV Kecamatan kompetensi kepribadian mencakup sikap guru
Ilir Barat I Palembang. Namun demikian, hasil yaitu berakhlak mulia, arif dan bijaksana,
temuan lapangan lapangan diketahui ada mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur,
beberapa guru yang belum melakukan tugasnya mampu teladan bagi peserta didik dan
secara baik, yaitu : masih ada 5 orang guru yang masyarakat, secara objektif mengevaluasi
belum menerapkan teori belajar dan kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara
pembelajaran di dalam memilih materi pelajaran mandiri dan berkelanjutan. Secara umum
dan menyusun rencana pembelajaran, ini kompetensi kepribadian ini hasilnya sangat
menunjukkan penerapan teori belajar dan tinggi atau sangat baik hasil rata-rata sebesar
pembelajaran di dalam menyusun perencanaan 83,9%. Namun demikian, hasil temuan lapangan
pembelajaran masih perlu dipertanyakan bahkan diketahui pada kompetensi guru menjaga jarak
masih perlu mendapatkan pembinaan dari kepala dengan peserta didik pada waktu mengajar
sekolah. Di samping itu ada 7 orang guru kurang masih saja terjadi, hal ini menunjukkan guru
melakukan penataan setting pembelajaran dalam tersebut agar berwibawa di depan peserta didik,
kelas dan memanfaatkan hasil asesmen untuk terdapat 4 orang orang guru kurang melakukan
perbaikan kualitas pembelajaran dan 1 orang hal tersebut dan 1 orang guru tidak
bahkan tidak melakukan sama sekali. Pada melakukannya sama sekali. Ini menggambarkan
kompetensi pedagogik item nomor 12 yakni bahwa guru masih mengabaikan kewibawaan
merancang dan melaksanakan asesmen dan diri sendiri sehingga ia ingin mengadakan
menganalisis hasil asesmen juga diketahui masih hubungan yang lebih dekat dengan siswa
rendah yakni 6 orang guru belum melakukan sehingga mereka tanpa peduli akibat kedekatan
dengan baik dan ada 1 orang tidak melakukan hubungannya itu akan mengakibatkan
sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa guru menurunnya wibawa guru di mata anak-anak.
masih kurang mampu melakukan setting Di samping itu, ada 2 orang guru yang
pembelajaran dan melakukan penilaian secara kurang melakukan kompetensi kepribadian
baik, sehingga setting pembelajaran yang dengan baik, yakni pada item 21, 22, 24, dan 25.
dilakukan guru belum diakhiri dengan Item 21 yaitu kemampuan berpikir positif
melakukan assesment (penilaian) terhadap terhadap orang lain dan lingkungannya sebagai
materi pelajaran. Fakta ini menunjukkan pula guru. Item 22 yaitu meskipun perbuatan salah,
kekonsistenan guru dalam melaksanakan tugas guru akan mengakuinya (mengatakannya) secara
dan mengaadakan penilaian pada akhir pelajaran jujur. Item 24 yaitu sebagai seorang guru suka
pada siswa perlu dipertanyakan. Guru yang mengevaluasi diri tentang kelemahan-kelemahan
kadang-kadang mengabaikan tugas tersebut dan pada waktu mengajar. Item 25 yaitu kemampuan
kurang memperhatikan dan mengadakan berkomitmen untuk meningkatkan profesi guru.
penilaian untuk menilai kemajuan hasil belajar Keempat item tersebut bisa saja terjadi pada diri
peserta didik ini bisa disebabkan karena guru, padahal kompetensi kepribadian
kekurangmengertian guru dalam melakukan hal merupakan salah satu dari kompetensi yang
tersebut. Kemampuan guru menyusun rancangan harus dimiliki oleh seorang guru. Kepribadian
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih dan sikap guru merupakan salah satu faktor
juga masih ada yang kurang melakukannya penting yang membuat siswa betah dan senang
dengan baik, yakni terdapat 8 orang guru kurang
___________________________________ menerima pelajaran. Faktor psikologis ini
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
7
ternyata mampu membantu siswa dalam ini dalah hal yang sangat menggembirakan di
menyukai setiap mata pelajaran yang ada di mana guru secara mendalam telah menguasai
sekolah.Kepribadian guru mempunyai pengaruh mata pelajaran. Kemampuan ini tidak dapat
yang luar biasa dalam proses pembelajaran. dipisahkan oleh guru. Dalam jurnal Educational
Pakar pendidikan Prof Dr Zakiah Daradjat Leadhership kemampuan menguasai secara
pernah melontarkan sinyalemen, ”kepribadian mendalam mata pelajaran merupakan tuntutan
akan sangat menentukan, apakah seorang guru ke dua untuk menjadi guru profesional
akan menjadi pengrusak dan penghancur masa (Supriadi, 1998:98). Dari hasil penelitian ini
depan anak didiknya yang masih kecil dan yang menunjukkan penguasaan guru mengenai bahan
sedang goncang jiwanya, ataukah akan menjadi atau materi pelajaran meliputi penguasaan dasar-
pembentuk, pembangun, dan pengarah masa dasar pengajaran, menguasai dan menerapkan
depan anak didiknya.” kebijakan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(www.rakyatlampung.com). (KTS), pemahaman kebijakan pendidikan,
Sinyalemen tersebut mengandung menguasai mata pelajaran ekonomi, dan guru
konsekuensi logis, betapa untuk menjadi guru mau berusaha menguasai materi pelajaran yang
sebagai pengajar, pendidik sekaligus pembina sulit semaksimal mungkin. Kategori tinggi 33
memang memerlukan wawasan yang luas, orang (50%) ini menununjukkan guru mampu
khususnya yang bersentuhan dengan menjalankan tugas secara prosefional dengan
pembentukan kepribadian guru. menguasai bahan atau meteri pelajaran dengan
Hal ini wajar terjadi terutama pada item sepenuhnya di samping itu guru tersebut masih
guru yang masih kurang jujur dalam ada juga yang kurang menerapkan kebijakan
menjalankan tugas. Adanya ketidakjujuran dari KTSP misalnya guru jarang melakukan
guru ini menunjukkan pula tidak semua guru pengayaan dan remedial (konsep belajar tuntas).
mempunyai pribadi yang baik karena hal ini Meskipun demikian, masih ada kompetensi guru
dipengaruhi oleh faktor-faktor pergaulan dan yang mendapatkan nilai antara 40 hingga 59,9
lingkungan sekitarnya. adalah 8 orang (12,1%). Kompetensi guru yang
Ketiga. Kompetensi profesional guru mendapatkan nilai antara 20 hingga 39,9 adalah
diketahui kemampuan guru rata-rata 70,6 atau 11 orang (16,7%).
tergolong tinggi. Secara rinci kompetensi yang Fenomena di atas telah memberi
dilakukan guru tergolong sangat tinggi yaitu 15 gambaran secara sekilas kepada kita, tentang
item soal (22,7%), dan 11 item soal (16,7%) kondisi dunia pendidikan saat ini di tanah air,
tergolong cukup tinggi. Namun demikian ada 1 dimana kualitas pendidikan di negera kita
item soal (1,5%) tergolong rendah. Kemampuan memang masih jauh dari yang kita harapkan.
profesional guru yang rendah tersebut tercermin Perlu sebuah upaya kerja keras tanpa henti
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di sekolah. dengan melibatkan seluruh stakeholders, agar
Jika dikaitkan dengan nilai dunia pendidikan kita benar-benar bangkit dari
kemampuan/kompetensi profesional individu keterpurukan untuk mengejar ketertinggalannya
dapat dijelaskan bahwa kompetensi guru yang sehingga mampu berkompetisi secara terhormat
mendapatkan nilai antara 80 hingga 100 adalah dalam era globalisasi yang semakin menguat.
31 orang (47,0%). Kompetensi guru yang Oleh sebab itu, reformasi pendidikan, di mana
mendapatkan nilai antara 60 hingga 79,9 adalah salah satunya issu utamanya adalah peningkatan
16 orang (24,2%). Ini menunjukkan kompetensi profesionalisme guru merupakan sebuah
profesional merupakan kemampuan guru dalam keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi
menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi, dalam mencapai pendidikan yang lebih
dan/atau seni yang sekurang-kurang meliputi berkualitas.
penguasaan materi pelajaran secara luas dan Tidak dapat disangkal lagi bahwa
mendalam sesuai standar isi program satuan profesionalisme guru merupakan sebuah
pendidikan, mata pelajaran, dan /atau kelompok kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi,
mata pelajaran yang diempunyanya, dan konsep- seiring dengan semakin meningkatnya
konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, persaingan yang semakin ketat dalam era
atau seni yang relevan yang secara konseptual globalisasi seperti sekarang ini. Diperlukan
menaungi atau koheren dengan program satuan orang-orang yang memang benar benar-benar
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok ahli di bidangnya, sesuai dengan kapasitas yang
mata pelajaran yang diampu. Dalam menguasai dimilikinya agar setiap orang dapat berperan
bahan/materi pelajaran dengan hasil sangat baik,
___________________________________ secara maksimal, termasuk guru sebagai sebuah
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
8
profesi yang menuntut kecakapan dan keahlian diajukan dalam penelitian ini dapat terbukti
tersendiri. Profesionalisme tidak hanya karena dan diterima (Ha diterima).
faktor tuntutan dari perkembangan jaman, tetapi
pada dasarnya juga merupakan suatu keharusan 2. Saran-Saran
bagi setiap individu dalam kerangka perbaikan Berdasarkan hasil keesimpulan di atas,
kualitas hidup manusia. Profesionalisme dapat peneliti sarankan sebagai berikut:
menuntut keseriusan dan kompetensi yang a. Kompetensi profesional guru masih rendah
memadai, sehingga seseorang dianggap layak mengisyaratkan perlunya diupayakan usaha-
untuk melaksanakan sebuah tugas. usaha guna meningkatkan kompetensi
Keempat. Kompetensi sosial. Kompetensi profesional guru SD Kecamatan Ilir Barat II
sosial merupakan kemampuan guru sebagai Palembang oleh pihak-pihak yang terkait.
bagian dari masyarakat, meliputi guru mampu b. Peningkatan kompetensi profesional guru
berkomunikasi lisan, tulisan dan/atau isyarat, dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas
mampu menggunakan teknologi komunikasi dan guru dalam proses pembelajaran, sehingga
informasi secara fungsional, dapat bergaul guru harus memiliki kapasitas yang memadai
secara efektif dengan peserta didik, sesama sehingga mampu mengelola pembelajran
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan guna meningkatkan kompetensi
pendidikan, orang tua/wali peserta didik, dapat profesionalnya. Peningkatan profesionalisme
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar guru dapat dilakukan melalui tiga hal yaitu
dengan mengindahkan norma serta sistem nilai dengan meningkatkan conceptual skills.
yang berlaku, dan mampu menerapkan prinsip- Peningkatan technical skill, yaitu melalui
prinsip persaudaraan dan semangat usaha peningkatan kecakapan spesifik
kebersamaan. Hanya saja pada item 26 yaitu tentang proses, prosedur atau teknik-teknik
kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam melaksanakan proses pembelajaran
dengan peserta didik terdapat 2 orang guru yang atau merupakan kecakapan khusus dalam
kurang melakukannya. Ini menunjukkan bahwa menganalisis hal-hal khusus dan penggunaan
guru tersebut kurang terlatih untuk fasilitas, peralatan serta teknik-teknik
berkomunikasi dengan peserta didik Kondisi pembelajaran.
tersebut tidak boleh dibiarkan oleh kepala c. Bagi guru-guru khususnya guru SD
sekolah. Sebagai kepala sekolah hendaknya Kecamatan Ilir Barat I Palembang,
perlu mengirimkan guru untuk mengikuti diharapkan lebih memacu sikap positif
pelatihan/penataran agar guru menjadi terlatih terhadap pekerjaan yang diemban yang
untuk berkomunikasi dengan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi
secara efektif. personal/keperibadian. Hal ini dapat
dilakukan dengan menjalankan fungsi dan
PENUTUP kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan
1. Kesimpulan pendidik di sekolah dengan penuh rasa
Berdasarkan hasil analisis data yang telah tanggung jawab. Upaya untuk meningkatkan
dikemukakan di atas, maka dapat ditarik sikap guru terhadap pekerjaan, dapat
kesimpulan penelitian sebagai berikut: dilakukan melalui peningkatan tiga
a. Kompetensi guru SD Negeri Rayon IV komponen yang membentuk struktur sikap
Kecamatan Ilir Barat I Palembang tergolong yaitu, komponen kognitif, afektif dan
sangat tinggi. Hal ini diketahui dari hasil konatif.
analisis data diperoleh rata-rata sebesar 1) Peningkatan komponen kognitif, yaitu
81,0%. melalui usaha peningkatan komponen
b. Mutu lulusan siswa SD Negeri Rayon IV yang berkaitan dengan kepercayaan
Kecamatan Ilir Barat I Palembang tergolong terhadap pekerjaan yang diemban.
tinggi. Hal ini diketahui dari hasil analsis 2) Peningkatan komponen afektif, yaitu
data diperoleh rata-rata nilai sebesar 70,6. melalui usaha peningkatan komponen
c. Dari hasil analisis diketahui pula bahwa yang berhubungan dengan kepuasan
trdapat pengaruh pengaruh kompetensi guru terhadap pekerjaan yang diemban.
dalam meningkatkan mutu lulusan SD 3) Peningkatan komponen konatif, yaitu
Negeri Rayon IV Kecamatan Ilir Barat I melalui usaha peningkatan komponen
Palembang. Dengan demikian hipotesis yang yang berhubungan dengan
___________________________________
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
9
kecenderungan berperilaku terhadap Mulyasa, E., 2004, Kurikulum Berbasis Kompetensi:
pekerjaan yang diemban Konsep, Karakteristik, dan Implementasi,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Nugroho, 2006, “Ujian Nasional, Kebijakan Tambal
Ali, H. Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Sulam”. Suara Merdeka, Selasa, 2 Mei
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru 2006.
Algensindo Offset.
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan: Teori
Arikunto, Suharsimi. 2006, Prosedur Penelitian dan Praktis. Bandung: PT Remaja
Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Rosdakarya.
Jakarta.
Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang Nomor
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Sertifikasi 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Guru dalam Jabatan Tahun 2008: Buku 6 Nasional, CV Tamita Utama, Jakarta.
Pedoman Penyelenggaraan Program
Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-variabel
Jalur Pendidikan, Dirjen Pendidikan Tinggi Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas, Jakarta. Rosmawati, 2005. Pengaruh kompetensi guru Kelas
terhadap Prestasi Belajar Siswa di SD
Depdiknas Kecamatan IB I, 2006, Laporan Ujian Negeri 157 Kecamatan Sako Palembang.
Sekolah, Palembang. Skripsi tidak dipublikaskan. Palembang:
FKIP Universitas PGRI.
Depdiknas, 2000, Panduan Manajemen Sekolah,
Dikmenum, Jakarta. Siagian, Sondang P. 1997, Teori dan Praktek
Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta.
Hadi, Sutrisno. 1990, Metodologi Reseach I,: Fakultas
Psychologi Universitas Gajah Mada, Jakarta. Singarimbun dan Effendi, 2001Metode Penelitian
Survai, LP3ES, Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2002. Pendekatan Baru Strategi
Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Slamet, Margono, 1999. Filosofi Mutu dan
Bandung: Sinar Baru Alegensindo. Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen
Mutu Terpadu, IPB Bogor.
Herliani, 2005, Studi tentang Pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi di SD Islam Az – Sudjana, Nana. 2002, Dasar-Dasar Proses Belajar
Zahrah Palembang, Skripsi tidak Mengajar. Cetakan keenam. Sinar Baru
dipublikasikan, FKIP Universitas Sriwijaya Algensindo, Bandung.
Palembang. Sudjatmiko, dkk. 2003. Kurikulum Berbasis
Irwanto, 2005, “Mau ke Mana Pendidikan Dasar Komptensi, Depdiknas, Jakarta
Kita?” http://www.kompas.com. Diakses Sugeng, 2006, Hubungan antara Kepemimpinan
tanggal 13 Maret 2008. Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap
Jalal, Fasli, “Kebijakan Mone dalam Meningkatkan Pekerjaan dengan Kompetensi Profesional
Kualitas Pedidikan bagi Anak-anak Guru Matematika SMP Negeri di
Berkebutuhan Khusus di Indonesia,” Kabupaten Padeglang, Tesis pascasrajana
Simposium Internasional tentang Inclusion Magister Pendidikan tidak dipublikasikan,
and the Removal of Barriers to Learning Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
Bukittinggi, 26 – 29 September 2005, Hamka, Jakarta.
Direktur Jendral Peningkatan Kualitas Guru Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif,
dan Tenaga Pendidikan Kementrian Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Pendidikan Nasional Indonesia.
Sukarman, Herry, dkk. 2003, Dasar-Dasar Didaktik
Loiselle, C.G. & McGrath, J.P., 2004, Canadian dan Penerapannya dalam Pembelajaran,
Essentials of Nursing Research. Depdiknas, Jakarta.
Philadelphia: Lippincott Williams & Suparno, Paul, 2004, Guru Demokratis di Era
Wilkins. Reformasi, PT Gramedia Widasarana
Indonesia, Jakarta.
Lubis, A. Y.,. 2004, Filsafat Ilmu dan Metodologi
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan
Posmodernis, Akademi A, Bogor.
dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Moeliono, Anton (Penyunting). 1998, Kamus Besar Remaja Rosdakarya
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Umaidi, 1999, Peningkatan Mutu Pendidikan
Berbasis Sekolah, Depdikbud, Jakarta.
___________________________________
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
10
Usman, Husaini, 2001. Peran Baru Administrasi disampaikan dalam Seminar Nasional,
Pendidikan dari Sistem Sentralistik Menuju Pertemuan Ilmiah Tahunan VIII, Kongres
Sistem Desentralistik, dalam Jurnal Ilmu Nasional III Ikatan Geograf Indonesia &
Pendidikan, Februari 2001, Jilid 8, Nomor 1. Expo Teknologi Informasi Spasial,
Departemen Geografi FMIPA UI, Depok, 14-
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional,
15 September 2006. www.scansoft.com.
Remaja Rosdakarya, Bandung
Diakses tanggal 20 Juli 2008.
Zid, Muhammad. 2008, “Kompetensi dan Jabatan
Profesional Guru Geografi.” Makalah

___________________________________
*)
Hj. Lensiana, mahasiswa Magister Administrasi Publik STISIPOL CANDRADIMUKA Palembang.
11

You might also like