You are on page 1of 20

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Belajar Mengajar 2.1.1. Pengertian dan Prinsip Belajar Mengajar Salah satu yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan adalah dengan peningkatan profesionalisme guru, karena gurulah yang menjadi dasar atau tombak pendidikan, yang secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, beriman dan bertakwa, mandiri dan bertanggung jawab. Sebagai seorang pengajar, guru harus memiliki kemampuan yang diperlukan sebagai seorang pendidik dan pengajar, kemampuan tersebut tercermin pada kompetensi guru dalam megaplikasikan ilmu pengetahuannya, termasuk dalam proses belajar mengajar. Adapun pengertian belajar menurut para ahli yaitu: a. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991). b. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan sikap dan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman kecakapan, keterampilan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Sudjana, 1989).

12

13

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan sikap dan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman dengan adanya interaksi. a. Prinsip-Prinsip Belajar Mengajar Prinsip-prinsip belajar mengajar yang dikemukakan oleh H. Abdurrahman (1993) yaitu: 1) Proses belajar kompleks namun terorganisasikan 2) Peranan motivasi dalam belajar penting 3) Berlangsungnya dari tahap sederhana ke kompleks 4) Merupakan proses pembedaan dan penggeneralisasian berbagai respon 5) Harus berdasar pada pengalaman 6) Pengetahuan dan keterampilan bersifat praktis 7) Memperhatikan perbedaan dan kesanggupan individual 8) Berlandaskan pada kesiapan (readness) siswa 9) Harus mengikuti prinsip-prinsip psikologi pendidikan dalam belajar. b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) Faktor dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmani) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). a) Aspek fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

14

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar, indera penglihatan yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang disajikan oleh guru. b) Aspek psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa, namun di antara faktor-faktor rohaniah yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: (1) Intelegensi siswa (2) Sikap siswa (3) Bakat siswa (4) Minat siswa (5) Motivasi siswa 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan siswa dan faktor lingkungan nonsosial. a) Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak

15

mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. b) Lingkungan nonsosial Lingkungan nonsosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.(Muhibbin Syah, 2006).

2.2. Metode Eksperimen 2.2.1. Pengertian Metode Eksperimen Di bawah ini akan dikemukakan pengertian tentang metode eksperimen menurut beberapa tokoh sebagai berikut: a. Metode eksperimen adalah metode yang langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan (R. Ibrahim dan Nana Syaudih, 1991). b. Metode eksperimen adalah kegiatan percobaan tentang suatu hal yang dilakukan oleh siswa; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya untuk membuktikan kebenaran mengenai suatu obyek keadaan atau proses sesuatu, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik suatu kesimpulan sendiri (Roestiyah N.K, 2008). Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar dimana siswa dilibatkan langsung untuk mengamati peristiwa atau kejadian yang terjadi pada suatu obyek dibawa bimbingan guru.

16

2.2.2. Tujuan Metode Eksperimen Dalam tujuan intruksional yang pada umum yang

dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor (Usman, 1995). Maka sesuai dengan uraian di atas bentuk pengajaran atau metode eksperimen adalah efektif untuk mencapai tiga macam tujuan secara bersamaan, yaitu : a. Keterampilan Kognitif yang tinggi 1) Melatih agar teori dapat dimengerti 2) Agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintegrasikan 3) Agar teori dapat diterapkan pada keadaan problema yang nyata b. Keterampilan Afektif 1) Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri. 2) Belajar bekerja sama. 3) Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya 4) Belajar menghargai bidangnya. c. Keterampilan Psikomotor 1) Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan dengan baik. 2) Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu. Metode eksperimen sebagai metode mengajar yang

memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melatih melakukan suatu proses secara langsung sehingga anak didik sepenuhnya terlibat

17

untuk menemukan fakta dalam mengumpulkan data, mengendalikan variabel dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Agar dapat berpikir kreatif, siswa memerlukan kebebasan berpikir untuk mengembangkan dan menghargai pendapat dan daya nalar. Melalui metode eksperimen diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

2.2.3. Peranan Metode Eksperimen Dalam pengajaran IPA pada umumnya dan fisika pada khususnya, kita selalu berusaha untuk mencapai tujuan pengajaran sesuai dengan hakekat ilmu itu sendiri. Salah satu tujuan pengajaran IPA adalah mengembangkan kreatifitas siswa agar berpikir untuk mengembangkan daya nalar. Metode eksperimen adalah salah satu metode yang sangat sesuai jika dikaitkan dengan tujuan pengajaran IPA karena : a) Dengan melakukan eksperimen, siswa terlibat langsun menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala hal. b) Lebih aktif berpikir dan berbuat, dimana hal ini sangat dikehendaki dalam pengajaran modern. c) Siswa dalam melakukan proses eksperimen, disamping memperoleh pengalaman, juga menemukan pengalaman praktis serta

keterampilan sehingga lebih mudah dalam memahami konsepkonsep IPA.

18

d) Dengan eksperimen siswa menemukan sendiri perolehannya (konsep dan teori) sehingga akan berubah sikap mereka terhadap halhal yang tidak masuk akal. Berdasarkan uraian di atas, dimana siswa terlibat langsung dalam penggunaan metode ilmiah atau proses eksperimen Sehingga pada diri siswa terjadi perubahan-perubahan dalam proses belajar, perubahan tersebut adalah: (1) Perubahan intensional yaitu perubahan yang terjadi karena pengalaman atau praktek yang dilakukan, proses belajar dengan sengaja dan disadari, bukan terjadi secara kebetulan. (2) Perubahan yang bersifat positif-aktif. Perubahan bersifat fositif yaitu perubahan yang bermanfaat sesuai dengan harapan pelajar, di samping menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih baik dibanding sebelumnya, sedangkan perubahan yang bersifat aktif yaitu perubahan yang terjadi karena usaha yang dilakukan pelajar, bukan terjadi dengan sendirinya. (3) Perubahan yang bersifat efektif yaitu perubahan yang memberikan pengaruh dan manfaat bagi pelajar (Sabri, 2007).

2.2.4. Pelaksanaan Metode Eksperimen Bila siswa akan melaksanakan eksperimen, maka ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang optimal, yaitu: a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen. Mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen. b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang hal-hal : 1) Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan 2) Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang harus dikontrol dengan ketat. 3) Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.

19

4) Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik, dan sebagainya. c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengamati pekerjaan siswa. Bila perlu memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas dan mengevaluasi dengan tes dan sekedar tanya jawab (Roestiyah N.K, 2008). Peranan guru dalam metode eksperimen ini adalah sebagai fasilitator. Metode eksperimen lebih menekankan pada keaktifan siswa untuk memproseskan belajarnya sendiri dan pada keaktifan guru dalam menyajikan isi pelajaran. Kedudukan guru sebagai pembimbing, pengarah dan mempersiapkan rancangan, peralatan, bahan dan sarana lainnya yang dibutuhkan serta mengevaluasi kegiatan eksperimen. Agar penggunaan metode eksperimen ini dapat efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi setiap siswa (kelompok). b. Agar eksperimen tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan harus dalam keadaan baik. c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga mereka membuktikan kebenaran dari teori yang dipelajari itu. d. Siswa dalam eksperimen adalah belajar berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. e. Perlu dimengerti juga tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan karena keterbatasan alat, sehinnga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alat belum ada (Roestiyah N.K, 2008).

20

2.3. Aktivitas Belajar Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah melihat orang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya. Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Oleh karena itulah, berikut ini akan dibahas beberapa aktivitas belajar, yaitu sebagai berikut : 1. Mendengarkan Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan, ketika seseorang guru menggunakan metode eksperimen, maka setiap siswa atau siswi diharuskan mendengarkan apa yang guru sampaikan. 2. Memandang Memandang adalah mengarahkan penglihatan kesuatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata, karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan.

21

2.4. Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar Menurut Suprijono (2010) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merajuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar berupa : 1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. 2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. 3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi panggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses pembelajaran ditandai perubahan prilaku secara keseluruhan tidak hanya pada satu aspek potensi

22

kemanusiaan saja karena turut serta dalam membentuk kepribadian seseorang. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Belajar merupakan hal yang penting, bahkan amat penting bagi para siswa dan mahasiswa. Dari beberapa peneilaian yang dilakukan oleh para ahli bahwa ketidakberhasilan atau rendahnya hasil belajar disebabkan terutama karena kesulitan dalam belajar. Tentu saja ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slamote (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri anak) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar anak). 1). Faktor internal Faktor yang datang dari dalam diri anak yaitu minat belajar, perhatian, integelensi, bakat, dan lain-lain yang timbul dari dalam diri anak. a). Minat belajar adalah kecendrungan tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat sangat besar

pengaruhnya dalam belajar. Karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. b). Perhatian yaitu untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap pelajaran yang

23

dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tak lagi suka belajar. c). Integelensi yaitu besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa mempunyai tingkat integelensi yang tinggi akan berhasil dari pada siswa yang mempunyai integelensi rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai integelensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. d). Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Dengan kata bakat adalah potensi yang bersifat khusus yang ada dalam diri individu. Bakat ini mempengaruhi belajar jika pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya akan lebih baik. 2). Faktor eksternal Faktor yang datang dari luar diri anak adalah faktor cara orang tua mendidik, alat pelajaran, matode belajar, metode mengajar, keadaan ekonomi keluarga, dan lain-lain. a). Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. b). Alat pelajaran

24

Alat pelajaran erat kaitannya dengan cara belajar siswa. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka pelajarannya akan menjadi lebih giat dan maju. c). Suasana rumah Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting. Suasana rumah yang gaduh tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Sehingga sangat mempengaruhi prestasi belajarnya. d). Metode mengajar Metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode mengajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui oleh seorang guru didalam mengajar agar dapat menyajikan bahan pelajaran kepada siswanya dengan baik pula. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. e). Metode belajar Metode belajar siswa juga merupakan faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Dengan cara belajar yang tepat akan relatif pula hasil belajar siswa itu. Banyak siswa yang melaksanakan cara belajar yang salah. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

25

2.5. Usaha dan Energi A. Usaha Usaha (W) dapat dituliskan dalam bentuk matematis, yaitu hasil kali antara gaya (F) dan perpindahan (s). Dalam hal ini, usaha searah dengan gaya, sehingga usaha merupakan besaran vektor. Dalam bentuk matematis, usaha dapat dituliskan sebagai berikut.

Dimana : W = Usaha (Joule) F = Gaya (N) s = Perpindahan (m)

B. Energi 1. Pengertian energi Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Suatu benda dapat dikatakan mempunyai energi jika benda tersebut menghasilkan gaya dan dapat melakukan kerja. 2. Bentuk-bentuk energi Berikut ini beberapa bentuk-bentuk energi dalam kehidupan seharihari : a. Energi kimia Seperti yang kita kerjakan setiap hari, bahwa makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum mengandung energi

26

kimia. Zat-zat kimia yang terkandung di dalam makanan dan minuman tersebut dapat menghasilkan energi kimia karena di dalam tubuhmu sebenarnya terjadi reaksi kimia yang mengubah zat-zat yang terkandung dalam makanan menjadi energi. Gas, bensin, solar, batu bara, dan minyak tanah juga merupakan sumber energi kimia. Jika contoh-contoh sumber energi tersebut direaksikan, dapat menghasilkan energi. b. Energi listrik Saat kita menonton televisi atau mendengarkan radio, darimana televisi dan radio memperoleh energy?. Televisi dan radio serta alat-alat elektronika lainnya memperoleh energi dari energi listrik. Pada televisi, energi listrik ini diubah menjadi energi cahaya dan energi bunyi, sedangkan pada radio diubah menjadi energi bunyi. c. Energi panas Energi panas sering disebut juga energi kalor, merupakan salah satu bentuk energi yang berasal dari partikel-partikel penyusun suatu benda. Mengapa partikel-partikel suatu benda dapat menghasilkan energi panas?. Kita telah mengetahui bahwa setiap benda tersusun oleh partikel-partikel. Jika ada sesuatu yang dapat membuat partikel-partikel ini bergerak, benda tersebut akan menghasilkan energi panas. Kita mungkin pernah mendengar bahwa orang dapat membuat api dari kayu kering

27

yang

digosokgosokkan.

Kayu-kayu

kering

yang

saling

digosokkan akan menimbulkan panas yang dapat membakar bahan-bahan yang mudah terbakar. d. Energi bunyi Untuk mengamati energi bunyi, lakukan kegiatan sederhana berikut. Peganglah sebuah mistar, kemudian getarkan mistar tersebut. Kita akan mendengar bunyi yang dihasilkan dari getaran mistar tersebut. Dapatkah kita menjelaskannya?. Ketika penggaris kamu getarkan, partikel-partikel udara di sekitar mistar akan ikut bergetar, partikel-partikel inilah yang menimbulkan bunyi. Dengan demikian, bunyi dapat dihasilkan oleh getaran partikel udara di sekitar sumber bunyi. e. Energi nuklir Pernahkah kita mendengar energi nuklir?. Reaksi nuklir terjadi karena reaksi inti di dalam inti radioaktif. Contoh energi nuklir terjadi pada ledakan bom atom dan reaksi inti yang terjadi di Matahari. Energi nuklir dapat digunakan sebagai energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Di Matahari, terjadi reaksi inti fusi yang menghasilkan energi nuklir yang sangat besar sehingga energi ini merupakan sumber energi utama di bumi.

28

3. Perubahan energi Energi dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua energi dapat langsung dimanfaatkan tetapi perlu diubah ke bentuk lain. Contoh perubahan energi antara lain sebagai berikut: a. Energi listrik menjadi energi panas, misalnya pada setrika listrik, kompor listrik, dan solder listrik. b. Energi listrik menjadi energi cahaya, misalnya pada lampu. c. Energi listrik menjadi energi kimia, misalnya pada penyetruman (pengisian) aki. d. Energi cahaya menjadi energi kimia, misalnya fotosintesis.

4. Energi mekanik Buah yang jatuh dari suatu ketinggian tersebut memiliki energi mekanik. Energi mekanik adalah energi yang dimiliki suatu benda yang berkaitan dengan gerak. Energi mekanik terdiri atas energi potensial dan energi kinetik. Berikut penjelasan kedua energi tersebut. a. Energi potensial Energi potensial adalah energi yang disebabkan oleh posisi benda. Energi potensial juga dipengaruhi oleh massa benda, secara matematis energi potensial dapat dirumuskan sebagai berikut :

29

Dimana : Ep = Energi Potensial (Joule) m = Massa (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s2) h = Ketinggian (m) b. Energi kinetik Energi kinetik dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki sebuah benda karena kelajuannya. Energi kinetik juga

bergantung pada massa benda dan kecepatannya. Energi kinetik dapat dirumuskan sebagai berikut.

Dimana : EK = Energi kinetik (Joule) m = Massa benda (kg) v = Kelajuan (m/s) c. Energi Potensial Dan Enegi Kinetik Pada Benda Bergerak Perhatikan kembali batu yang kamu jatuhkan dari suatu ketinggian. Ketika batu berada pada suatu ketinggian, batu bermassa m pada suatu ketinggian h mempunyai energi potensial EP yang besarnya m g h. Ketika batu tersebut dijatuhkan, energi potensial tersebut berubah menjadi energi kinetik. Semakin bergerak ke bawah, energi potensialnya semakin berkurang dan energi kinetiknya semakin bertambah.

30

Hal ini dikarenakan semakin bergerak ke bawah, ketinggian batu tersebut dari lantai semakin kecil (energi potensial berkurang) dan kelajuannya semakin besar (energi kinetiknya bertambah). Pada ketinggian tertentu, batu akan mempunyai energi potensial sama dengan energi kinetiknya. Pada akhirnya, batu tersebut jatuh ke lantai. Pada saat ini, energi yang dimiliki batu seluruhnya merupakan energi kinetik. d. Hukum Kekekalan Energi Bunyi hukum kekekalan energi adalah sebagai berikut : Energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, tetapi energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lain . Pada sebuah benda yang jatuh bebas, terdapat dua buah energi yaitu energi mekanik. Energi mekanik terdiri atas energi potensial dan energi kinetik. Meskipun energi potensial benda yang jatuh bebas akan semakin kecil ketika ketinggian semakin rendah, tetapi di sisi lain energi kinetiknya bertambah. Dengan demikian energi mekaniknya tetap sama (konstan). Berikut ini beberapa kedudukan dalam benda jatuh bebas : Pada kedudukan 1, energi mekanik seluruhnya merupakan energi potensial. Dapat dituliskan sebagai berikut.

Pada kedudukan 2, energi mekanik merupakan jumlah energi potensial dan energi kinetik. Dapat dituliskan sebagai berikut.

31

Pada kedudukan 3, energi mekanik seluruhnya merupakan energi kinetik. Dapat dituliskan sebagai berikut.

2.6. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah duagaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini berbunyi, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Pokok Bahasan Usaha dan Energi Siswa Kelas XIII SMP Negeri 7 Mataram Tahun Pelajaran 2011/2012 diterapkan secara efektif maka akan diduga dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Mataram tahun pelajaran 2011/2012.

You might also like