You are on page 1of 20

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III

Program Studi Teknik Industri


Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Penjadwalan (scheduling) merupakan suatu kegiatan penting dalam perusahaan. Dalam
suatu perusahaan industry, penjadwalan diperlukan dalam mengalokasikan tenaga operator,
mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis produk, pembelian material dan lain
sebagainya.
Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai adalah yang
diinginkan oleh semua manajemen perusahaan. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep
penjadwalan sangat penting, sehingga para pelaksana mengetahui kapan waktu harus memulai
suatu pekerjaan dan kapan waktu mengakhirinya.
Berbagai teknik juga dapat diterapkan untuk penjadwalan. Teknik yang digunakan tergantung
dari volume produksi, variasi produk, keadaan operasi, dan kompleksitas dari pekerjaan sendiri.
Dalam suatu lembaga pendidikan, penjadwalan dilakukan untuk mengalokasikan ruang
kelas, peralatan mengajar, tenaga mengajar, staff administrasi,dan lain sebagainya. Demikian
pula dalam kegiatan perhotelan, penjadwalan diperlukan dalam pengaturan kamar hotel, ruang
seminar atau resepsi, menu makanan ataupun acara entertainer. Terlepas dari jenis
perusahaannya, setiap perusahaan perlu untuk melakukan penjadwalan sebaik mungkin agar
memperoleh utilitas maksimum dari sumber daya produksi dan aset lain yang dimilki
Terlepas dari jenis perusahaannya, setiap perusahaan perlu untuk melakukan penjadwalan
sebaik mungkin agar memperoleh utilitas maksimum dari sumber daya produksi dan asset lain
yang dimiliki.
Sedangkan tujuan penjadwalan untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu
langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan
peralatan. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada.
Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan
waktu pengiriman, yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
I.2 Batasan Masalah

Kelompok 1 Page 1
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Adapun batasan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut :


1. Menghitung estimasi waktu proses dengan menggunakan model penugasan agar biaya
dan waktu dapat diminimalkan.
2. Merencanakan komponen mesin dan menghitung makespan dengan menggunakan FCFS,
SPT, LPT, EDD, dan Rasio Kritis
3. Menggunakan Aturan Johnson untuk menemukan urutan optimal dalam penjadwalan.

I.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk :
1. Menghitung estimasi waktu proses dengan menggunakan model penugasan
2. Merencanakan komponen mesin dengan metode pengurutan pekerjaan menurut aturan
pengambilan keputusan FCFS, SPT, LPT, dan Rasio Kritis
3. Menghitung makespan dan menggambarkan urutan penjadwalan dengan menggunakan
SPT, LPT, dan EDD
4. Menggunakan aturan Johnson dengan menemukan urutan optimal dalam penjadwalan.

Kelompok 1 Page 2
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

BAB II
TEORI DASAR

II.1 Penjadwalan

II.1.1 Definisi Penjadwalan


Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada.
Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan
waktu pengiriman, yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.Penjadwalan
dimulai dengan perencanaan kapasitas yang meliputi fasilitas dan penguasaan terhadap
mesin, kemudian jadwal induk membagi rencana kasar dan membuat jadwal keseluruhan
untuk output.
Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan
mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu
kegiatan operasi dan menetukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi. Dalam hirarki
pengambilan keputusan, penjadwalan merupakan langkah terakhir sebelum dimulainya
operasi. Penjadwalan yang menyeluruh menjabarkan perencanaan kapasitas dan jadwal
induk ke dalam perencanaan jangka pendek yang meliputi penugasan khusus untuk tenaga
kerja, bahan, dan mesin.
Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya
operasi dan waktu pengiriman, ynag akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Penjadwalan jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, rencana jangka menengah
ke dalam urutan pekerjaan, penugasan khusus terhadap karyawan, bahan baku dan fasilitas

Kelompok 1 Page 3
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Elemen-Elemen Sistem Penjadwalan adalah sebagai berikut:


1. Input Sistem Penjadwalan
Pekerjaan-pekerjaan yang berupa alokasi kapasitas untuk order-order, penugasan
prioritas job, dan pengendalian jadwal produksi membutuhkan informasi terperinci, dimana
informasi-informasi tersebut akan menyatakan input dari sistem penjadwalan.
2. Output Sistem Penjadwalan
a. Pembebanan (Scheduling)
Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk order-order yang
diterima/diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia. Pembebanan dilakukan dengan
menugaskan order-order pada fasilitas-fasilitas, operator-operator, dan peralatan
tertentu.
b. Pengurutan (Sequencing)
Pengurutan ini merupakan penugasan tentang order-order mana yang diprioritaskan
untuk diproses dahulu bila suatu fasilitas harus memproses banyak job.
c. Prioritas Job (Dispaching)
Dispaching merupakan prioritas kerja tentang job-job mana yang diseleksi dan
diprioritaskan untuk diproses.
d. Pengendalian Kinerja Penjadwalan, dilakukan dengan :
• Meninjau kembali status order-order pada saat melalui sistem tertentu.
• Mengatur kembali urut-urutan, misalnya: expediting order-order yang jauh
dibelakang atau mempunyai prioritas utama.
e. Up-Dating Jadwal
Dilakukan sebagai refleksi kondisi operasi yang terjadi dengan merevisi prioritas-
prioritas.

Bila digambarkan. Maka elemen-elemen input output, prioritas-prioritas dan ukuran


kinerja dari sistem penjadwalan akan tampak seperti gambar berikut:

Kelompok 1 Page 4
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Ukuran Kinerja
MinimasiBiaya TetapPenjadwalan=Biaya Menganggurkarena rendahnyautilitas kapasitas+Biaya
karenapengiriman yangterlambat+Biaya karenapenyesusaian jadwal

Proses penjadwalan produksi membutuhkan tiga informasi dasar untuk setiap order,
yaitu :
a. Processing time (tt) atau waktu proses, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk memberikan
nilai tambah pada order i.
b. Ready time (ri) atau saat siap, yaitu saat paling awal order i dapat diproses oleh mesin
c. Due date (di) atau saat kirim, yaitu saat pengiriman order kepada konsumen.

II.1.2 Tujuan Dan Kriteria Penjadwalan


1. Tujuan Penjadwalan
Tujuan penjadwalan : untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan
tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.
Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada.
Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan
waktu pengiriman, ynag akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Beberapa tujuan dari aktivitas Penjadwalan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan penggunaan sumberdaya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga
total waktu proses dapat berkurang, dan produktivitas dapat meningkat.

Kelompok 1 Page 5
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

b. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan yang
menunggu dalam antrian ketika sumberdaya yang ada masih mengerjakan tugas yang
lain.
c. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu
penyelesaian sehingga akan meminimasi penalti cost (biaya kelambatan).
d. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis
kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat dihindari.

2. Kriteria Penjadwalan
Adapun Kriteria Penjadwalan adalah sebagai berikut :
a. Rata-rata waktu alir (Mean Flow Time)
b. Makespan, yaitu total waktu proses yang di butuhkan untuk menyelesaikan suatu
kumpulan job.
c. Rata-rata kelambatan (Mean Tardiness)
d. Jumlah job yang terlambat
e. Jumlah mesin yang menganggur
f. Jumlah persediaan
Kriteria untuk mengevaluasi penjadwalan yang dilakukan telah banyak dikembangkan.
Kriteria evaluasi penjadwalan adalah sebagai berikut:
a. Completion time, Ci atau saat selesai, yaitu saat penyelesaian operasi paling akhir suatu
order i.
b. Flow time, Fi =Ci – ri atau waktu tinggal, yaitu waktu yang diperlukan oleh suatu order i
berada dishop (disebut juga shop time atau manufacturing interval).
c. Waiting time, Wi = Ci – ri- atau waktu tunggu, yaitu waktu menunggu antara
m

∑t
0 =1
ij

waktu suatu proses selesai diproses sampai dimulai operasi berikutnya dari pengerjaan
setiap operasi pada order i.
d. Lateness, Li = Ci – di yaitu waktu antara saat selesai dan due date (di) suatu order i.

Kelompok 1 Page 6
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

e. Tardiness, Ti = max {0,Li} yaitu waktu keterlambatan saat selesai suatu order i.
Suatu kriteria lain untuk mengevaluasi penjadwalan yang sesuai dengan sistem

penjadwalan mundur (backward scheduling) (Fogarty, 1991), yaitu actual flow time =
a
Fi

ddi – Riatau waktu tingga aktual. Waktu tinggal aktual adalah waktu yang diperlukan suatu
order di shop mulai dari suatu release hingga due date order.
Teknik penjadwalan yang benar tergantung pada volume pesanan, ciri operasi dan seluruh
kompleksitas pekerjaan. Oleh karenanya ada empet kriteria yaitu:
a. Meminimalkan waktu penyelesaian dengan cara menetapkan rata-rata waktu
penyelesaian.
b. Memaksimalkan utilitas dengan menetapkan persentase watu fasilitas digunakan.
c. Meminimalkan persediaan barang dalam proses dengan menetapkan rata-rata jumlah
pekerjaan dalam system.
d. Meminimalkan waktu tunggu konsumen dengan menetapkan rat-rata keterlambatan.
Empat kriteria ini digunakan dalam industri untuk mengevaluasi kinerja penjadwalan.
Sehingga pendekatan penjadwalan harus jelas mudah dimengerti dan dilaksanakan fleksibel
dan realistic.
Selain itu, kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan adalah sebagai
berikut:
a. Adil (fairness)
Adalah proses-proses yang diperlakukan sama, yaitu mendapat jatah waktu pemroses
yang sama dan tak ada proses yang tak kebagian layanan pemroses sehingga mengalami
kekurangan waktu.

b. Efisiensi (eficiency)
Efisiensi atau utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu sibuk
pemroses.

Kelompok 1 Page 7
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

c. Waktu tanggap (response time).


Waktu tanggap berbeda untuk :
• Sistem interaktif
Didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari perintah
dimasukkan atau transaksi sampai hasil pertama muncul di layar.Waktu tanggap ini
disebut terminal response time.
• Sistem waktu nyata
Didefinisikan sebagai waktu dari saat kejadian (internal atau eksternal) sampai
instruksi pertama rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut event response
time.
• Turn around time
Adalah waktu yang dihabiskan dari saat program atau job mulai masuk ke system
sampai proses diselesaikan sistem. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang
dihabiskan di dalam sistem, diekspresikan sebagai penjumlah waktu eksekusi (waktu
pelayanan job) dan waktu menunggu, yaitu : Turn arround time = waktu eksekusi +
waktu menunggu.
• Throughput
Adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam satu unit waktu. Cara untuk
mengekspresikan throughput adalah dengan jumlah job pemakai yang dapat
dieksekusi dalam satu unit/interval waktu.
Kriteria-kriteria tersebut saling bergantung dan dapat pula saling bertentangan
dimungkinkan optimasi semua kriteria secara simultan. Contoh : untuk memberi waktu
tanggap kecil memerlukan penjadwalan yang sering beralih ke antara proses-proses itu.
Cara ini meningkatkan overhead sistem dan mengurangi throughput. Oleh karena itu
dalam menentukan kebijaksanaan perancangan penjadwalan sebaiknya melibatkan
kompromi diantara kebutuhan-kebutuhan yang saling bertentangan. Kompromi ini
bergantung sifat dan penggunaan sistem komputer.
Sasaran penjadwalan berdasarkan kriteria-kriteria optimasi tersebut :
• Menjamin tiap proses mendapat pelayanan dari pemroses yang adil.

Kelompok 1 Page 8
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

• Menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga efisiensi mencapai
maksimum. Pengertian sibuk adalah pemroses tidak menganggur, termasuk waktu
yang dihabiskan untuk mengeksekusi program pemakai dan sistem operasi.
• Meminimalkan waktu tanggap.
• Meminimalkan turn arround time.
• Memaksimalkan jumlah job yang diproses persatu interval waktu.
Lebih besar angka throughput, lebih banyak kerja yang dilakukan system.

II.1.3 Teknik - Teknik Penjadwalan

Terdapat beberapa metode penjadwalan yang sering digunakan, antara lain :


1. Forward Scheduling (prioritas EDD/earliest due date)
Yaitu, aktifitas penjadwalan dimulai dari proses pertama sampai proses ke-n yang akan
dialami oleh material untuk membuat suatu produk tertentu. Metode ini memiliki
beberapa kekurangan, antara lain : sering mengalami keterlambatan/tardiness
penyelesaian produk (waktu penyelesaian > due date), selain itu dampak dari penerapan
metode ini adalah earliness/terlalu cepat (waktu penyelesaian < due date) sehingga sering
terjadi penumpukkan produk jadi di gudang (inventory cost tinggi).

Kelompok 1 Page 9
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

2. Backward Scheduling (prioritas LDD/last due date)


Yaitu aktifitas penjadwalan dimulai dari proses paling terakhir sampai proses ke-1 yang
akan dialami oleh material untuk membuat suatu produk tertentu. Jika dibandingkan
dengan metode forward scheduling, metode ini lebih efektif karena suatu job akan
diselesaikan tepat pada waktunya sehingga dapat meminimasi terjadinya tardiness dan
earliness. Tetapi salah satu kekurangan dari metode ini adalah ada kemungkinan
terjadinya infisiable time, yaitu waktu pengerjaan/release time proses ke-n < waktu order
masuk. Banyak alternative yang dapat dilakukan jika terjadi infisiable time, antara lain:
melakukan subkontrak untuk proses yang infeasible time, melakukan lembur, dan
melakukan pendistribusian beban kerja.

II.1.4 Jenis - Jenis Penjadwalan


Jenis dari penjadwalan produksi akan sangat bergantung pada hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah job yang akan dijadwalkan.
b. Jumlah mesin yang dapat digunakan.
c. Ukuran dari keberhasilan pelaksanaan penjadwalan.
d. Cara job datang.
Kelompok 1 Page 10
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

e. Jenis aliran proses produksi.


Terdapat 3 jenis/tipe penjadwal berada secara bersama-sama pada sistem operasi yang
kompleks, yaitu:
1. Penjadwalan jangka pendek (short term scheduller)
Bertugas menjadwalkan alokasi pemroses di antara proses-proses ready di memori utama.
Penjadwalan dijalankan setiap terjadi pengalihan proses untuk memilih proses berikutnya
yang harus dijalankan.
Penjadwalan jangka pendek sangat penting sekali bagi perushaan karena :
• Dengan penjadwalan yang efektif, perusahaan dapat menggunakan asetnya dan
menghasilkan kapasitas investasi yang lebih besar dan sebaliknya mengurangi biaya.
• Penjadwalan menambah kapasitasdan fleksibilitas yang terkait dan memberikan
waktu pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian pelayanan kepada
pelanggan menjadi lebih baik.
• Dengan menggunakan konsep penjadwalan jangka pendek maka keunggulan
kompetitif dengan pengiriman dapat diandalkan.
2. Penjadwalan jangka menengah (medium term scheduller)
Setelah eksekusi selama suatu waktu, proses mungkin menunda sebuah eksekusi karena
membuat permintaan layanan masukan/keluaran atau memanggil suatu system call.
Proses-proses tertunda tidak dapat membuat suatu kemajuan menuju selesai sampai
kondisi-kondisi yang menyebabkan tertunda dihilangkan. Agar ruang memori dapat
bermanfaat, maka proses dipindah dari memori utama ke memori sekunder agar tersedia
ruang untuk proses-proses lain. Kapasitas memori utama terbatas untuk sejumlah proses
aktif. Aktivitas pemindahan proses yang tertunda dari memori utama ke memori sekunder
disebut swapping. Proses-proses mempunyai kepentingan kecil saat itu sebagai proses
yang tertunda. Tetapi, begitu kondisi yang membuatnya tertunda hilang dan proses
dimasukkan kembali ke memori utama dan ready.
3. Penjadwalan jangka panjang (long term scheduller)
Penjadwal ini bekerja terhadap antrian batch dan memilih batch berikutnya yang harus
dieksekusi. Batch biasanya adalah proses-proses dengan penggunaan sumber daya yang

Kelompok 1 Page 11
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

intensif (yaitu waktu pemroses, memori, perangkat masukan/keluaran), program-program


ini berprioritas rendah, digunakan sebagai pengisi (agar pemroses sibuk) selama periode
aktivitas job-job interaktif rendah.

Sasaran penjadwalan berdasarkan tipe-tipe penjadwalan :


a. Memaksimumkan kinerja untuk memenuhi satu kumpulan kriteria yang
diharapkan.
b. Mengendalikan transisi dari suspended to ready (keadaan suspend ke ready)dari
proses-proses swapping.
c. Memberi keseimbangan job-job campuran.

II.1.5 Ukuran Keberhasilan Penjadwalan


Ukuran keberhasilan dari suatu pelaksanaan aktivitas penjadwalan khususnya
penjadwalan job shop adalah meminimasi kriteria-kriteria keberhasilan sebagai berikut :
• Rata-Rata Waktu Alir (Mean Flow Time)
• Makespan, yaitu total waktu proses yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
kumpulan job
• Rata-Rata Keterlambatan (Mean Tardiness)
• Jumlaj job yang terlambat
• Jumlah mesin yang menganggur
• Jumlah persediaan

Kelompok 1 Page 12
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Meminimasi makespan, misalnya, dimaksudkan untuk meraih utilisasi yang tinggi dari
peralatan dan sumber daya dengan cara menyelesaikan seluruh job secepatnya, meminimasi
waktu alir akan mengurangi persediaan barang setengah jadi, sedangkan meminimasi jumlah
job yang menganggur akan meminimasi nilai dari maksimum ukuran keterlambatan.
Kesemua kriteria keberhasilan pelaksanaan penjadwalan tersebut adalah dilandasi keinginan
untuk memuaskan konsumen dan efisiensi biaya internal perusahaan.

II.1.6 Penjadwalan “n” Job pada “m” Prosesor


Ada dua jenis penjadwalan yang dapat digunakan pada n – job dan m – prosesor, yang
digunakan sesuai dengan kebutuhannya, yaitu :
1. Penjadwalan Paralel
Digunakan jika n – buah pekerjaan dapat dioperasikan bersamaan pada m – buah
prosesor

Gambar. Penjadwalan Paralel

2. Penjadwalan Seri
Digunakan jika n – buah pekerjaan harus melalui m – buah processor secara berurutan.

Kelompok 1 Page 13
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

I.2 Pembebanan Pekerjaan


Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk order-order yang
diterima/ diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia. Pembebanan dilakukan dengan
menugaskan order-order pada fasilitas-fasilitas, operator-operator, dan peralatan tertentu.
Pembebanan (Loading) berkaitan dengan penugasan pekerjaan kepada pusat-pusat kerja
tertentu sehingga biaya proses, waktu kosong, atau pemenuhan waktu dapat dilakukan seminimal
mungkin. Jika suatu tugas hanya di proses di suatu pusat kerja tertentu, pembebanan bukan
merupakan masalah. Akan tetapi, jika terdapat beberapa pekerjaan yang akan diproses dan
terdapat sejumlah pusat kerja yang mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan itu, maka timbul
masalah pembebanan. Dalam hal ini kita memerlukan suatu cara untuk membaginpekerjaan itu
kepada pusat-pusat kerja. Ada beberapa pendekatan yang sering dipakai, yaitu Gantt Chart
(Bagan Gantt) dan metode penugasan (Assignment Method).

I.3 Gantt Chart


Diagram Gantt merupakan alat Bantu visual yang sangat berguna dalam pembebanan dan
penjadwalan. Diagram ini dikembangkan oleh Henry L Gantt pada akhir tahun 1800. Diagram ini
membantu menggambarkan penggunaan sumber daya seperti pusat pekerjaan dan lembur.
Dengan kata lain, Gantt chart adalah tampilan visual yang sangat berguna dalam melihat
pembebanan mesin dan penjadwalan operasi produksi.
Bagan Gantt merupakan alat bantu yang berguna dalam pembebanan pada produksi
dengan volume rendah. Bagan ini membantu menunjukkan beban dan waktu kosong dari
beberapa bagian atau mesin. Apabila suatu beban kerja memiliki kelebihan beban, kita bisa
memindahkan sementara sebagian dari personel pusat kerja yang bebannya kurang penuh kepada
pusat kerja yang bebannya penuh tadi, atau memindahkan sebagian pekerjaan dari pusat kerja
yang bebannya penuh kepada pusat kerja lain yang bebannya kurang penuh. Secara umum Gantt
chart ini ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Kelompok 1 Page 14
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Keuntungan menggunakan Gantt chart:


• Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat
komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
• Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada
saat pelaporan
• Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan
Kelemahan Gantt chart :
• Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan
kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
• Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada
umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.

Contoh:
Perusahaan X menggunakan diagram Gantt untuk menunjukkan penjadwalan tiga macam
pesanan yaitu pekerjaan A, B, C yang mana penjadwalannya saling terkait waktunya. Pekerjaan
A dan B dimulai bersamaan yaitu pada hari ke 1. Pekerjaan A berakhir pada hari ke 5, pekerjaan
B pada hari ke 4 sedangkan pekerjaan C mulai hari ke tiga sampai hari ke 6.
DiagramGantt untuk penjadwalan Pekerjaan A,B,C

Kelompok 1 Page 15
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

I.4 Pengurutan Pekerjaan


Pengurutan (Sequencing) merupakan penugasan tentang order-order mana yang harus
diprioritaskan untuk diproses dahulu bila suatu fasilitas harus memproses banyak job. Terdapat
beberapa aturaaan dalam peeengurutan pekerjaan. Setiap urutan mempunyai pengaruh yang
berbeda, baik terhadap kecepatan selesainya pekerjaan maupun terhadap faktor lain (seperti
tingkat rata-rata persediaan, biaya set-up, dan rata-rata keterlambatan pekerjaan). Urutan yang
dipilih tentu harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Beberapa aturan prioritas yang umum sebagai berikut :
• FCFS (First Come First Serve), pekerjaan yang datang lebih awal pada suatu pusat kerja
akan dikerjakan lebih dulu. Aturan ini banyak digunakan pada bank, supermarket, dan
kantor pos.
• SPT (Shortest Processing Time), pekerjaan yang paling cepat selesainya mendapat prioritas
pertama untuk dikerjakan lebih dulu. Cara ini biasa diterapkan pada perusahaan perakitan
atau jasa.
• LPT (Longest Processing Time), Pekerjaan yang mempunyai waktu proses terpanjang yang
dipilih terlebih dahulu.
• EDD (Earliest Due Date), pekerjaan yang harus selesai lebih awal dikerjakan lebih dulu.
• CR (Critical Ratio), dihitung melalui pembagian waktu yang tersisa (banyaknya hari kerja
antara sekarang dan due date) dengan kerja (manufacturing time) yang tersisa (total setup,
run, wait, move, and queue times).

Untuk mengukur efektifitas dari metode-metode diatas, maka dilakukan beberapa


perhitungan sebagai berikut :

Kelompok 1 Page 16
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Average Completion Time=Sum of Total Flow TimeNumber of Jobs

Utilization=Total Job Work ProcessingTimeSum of Total Flow Time

Average Number of Jobs in the System=Sum of Total Flow TimeTotal Job Work ProcessingTime

Average Job Lateness=Total Late DaysNumber of Jobs

1. Aturan Penugasan
Metode Penugasan melibatkan penugasan suatu pekerjaan atas suatu sumber daya.
Ada empat langkah yang bisa diikuti yaitu:
1. Angka pada tiap baris dikurangi dengan angka yang terkecil pada baris yang bersangkutan,
periksa pada angka yang nilainya nol apakah sudah optimal atau belum. Dikatakan optimal
apabila angka nol ada ditiap baris dan kolom yang berbeda, jika belum optimal maka
lakukan hal yang sama tetapi pada tiap kolom.
2. Jika langkah 1 belum optimal maka lakukan langkah 2 dengan cara buat garis vertical dan
horizontal yang melewati angka nol, cari angka paling kecil yang tidak tetutup oleh garis
tersebut.
3. Kurangkan angka terkecil pada angka yang tidak tertutup garis yang nilainya belum nol dan
tambahkan pada angka yang tertutup baik oleh garis vertical maupun horizontal. Periksa
sudah optimal atau belum
4. Jika belum optimal maka langkah 3 perlu diulang terus sampai hasilnya optimal.

Contoh:
Jika suatu fasilitas memiliki tiga mesin yaitu A,B,C dan tiga pekerjaan yang harus
diselesaikan masing-masing mesin yang berbeda pada waktu yang bersamaan, apabila table
biayanya adalah sebagai berikut, berapa biaya total yang paling optimal ?

Kelompok 1 Page 17
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Ket: biaya dalam satuan juta rupiah


Penyelesaian:

Hasil belum optimal maka:

Hasil belum optimal maka

Kelompok 1 Page 18
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Sudah optimal karena sudah ada angka 0 yang berbeda pada kolom dan baris yang beda

Maka Mesin C mengerjakan pekerjaan Xi biayanya 6


Mesin B mengerjakan pekerjaan Yi biayanya 10Mesin A mengerjakan pekerjaan Zi biayanya
9
Sehingga total biaya yang optimal adalah Rp 25.000.000,-

2. Rasio Kritis
Critical ratios dihitung melalui pembagian waktu yang tersisa (banyaknya jam atau hari kerja
diantara sekarang dan dua date atau tanggal dibutuhkan) dengan kerja yang tersisa (total set-
up, run, wait, move and queen times), yaitu:

CR = Time Remaining (TR)Work Days Remaining (WR) = Due Date Today's DateWork
leadTime Remaining

CR>1,0 berarti job mempunyai beberapa Slack Time


CR<1,0 berarti job must be expected

3. Aturan Johnson

Kelompok 1 Page 19
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Dalam aturan Johnson ada beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :


• Step 1 : Tentukan waktu proses yang terpendek diantara seluruh job dalam daftar job
yang akan diproses
• Step 2a : Bila waktu proses terpendek berada di mesin M1, maka jadwalkan job dengan
waktu terpendek itu pada posisi paling kiri pada urutan yang dimungkinkan, dan
lanjutkan ke Step 3.
• Step 2b : Bila waktu proses terpendek berada di mesin M2, maka jadwalkan job dengan
waktu terpendek itu pada posisi paling kanan pada urutan yang dimungkinkan, dan
lanjutkan ke Step 3.
• Step 2c : Bila terdapat beberapa nilai waktu proses terpendek, maka pilih sembarang;
dan jadwalkan job dengan waktu proses terpilih di posisi paling kiri atau kanan sesuai
dengan keberadaan waktu proses terpilih tersebut.
• Step 3 : Keluarkan job yang sudah dijadwalkan dari daftar job. Bila masih ada job yang
belum dijadwalkan, maka kembali ke Step 1. Bila seluruh job sudah dijadwalkan maka
stop.

Kelompok 1 Page 20

You might also like