You are on page 1of 3

BUDIDAYA TANAMAN CABE

PROPOSAL Disusun Untuk Melengkapi Tugas Praktikum Ekologi Tanaman

Dosen : Ir. M. Bintoro MP.

Oleh :

MARTIN RIAN SADEWA RIBUT SUKARNO AS TULUS YUDI WIDODO W. WAGINO YETRI ZERUYA ABISAI N

A4111958 A4111960 A4111962 A4111964 A4111966

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2012

BUDIDAYA TANAMAN CABE I. Latar Belakang Cabai (capsium spp.) merupakan sayuran dan rempah paling penting di dunia. Genus capsium berasal dari dunia baru, spesies C. Annum dari Meksiko dan spesies lain (C. Frustescens, C. Baccatum, C. Chinense, dan C. Pubescens) dari amerika selatan. Oleh pedagang portugis dan spayol, cabai di introduksikan ke Asia pada abad ke-16, dan spesies cabai pedas tersebar paling luas di Asia Tenggara (Sanjaya, dkk, 2002). Aspeki penting pertanian berkelanjutan antara lain, bagaimana sistem budidaya pertanian tetap memelihara kesehatan tanaman dengan kapasitas produksi maksimum, serta mengurangi dampak kegiatan pertanian yang dapat menimbulkan pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup. Berbagai jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat mengganggu kesehatan tanaman, yang mengakibatkan penurunan hasil produksi dan penurunan kualitas produk (Siwi, 2006). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut telah dilakukan penanaman secara intensif maupun ekstensif, tetapi produktifitas cabai sampai saat ini belum menggembirakan. Beberapa kendala yang menyebabkan rendahnya rata-rata hasil diantaranya faktor varietas yang berdaya hasil rendah (Wardani dan Ratnawilis, 2002).

II. Metodologi
A. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum ini di laksanakan di lahan percobaan Politeknik Negeri Jember di mulai pertengahan bulan januari 2012.
B. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini antara lain : Cangkul, tugal, golok, tali rafia, roll meter, ember, benih jagung manis, pupuk, pestisida, insektisida, dan peralatan lain yang menunjang praktikum ini.
C. PROSES BUDIDAYA

1. Pengolahan Lahan Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menyediakan media tumbuh bagi tanaman agar dapat menyerap hara dalam jumlah optimum. Untuk tanah yang relatif berat pengolahan dilakukan agak intensif, sedangkan pada tanah yang relative ringan pengolahan minimum dapat.dilakukan. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian

diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 2530 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. 2. Pemilihan benih Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. 3. Penanaman Penanaman dilakukan pada petakan-petakan yang sudah dibentuk. Pada saat tanam, tanah harus lembab tetapi tidak becek, jarak tanam yang digunakan 55 cm X 60 cm. Tanah ditugal dengan kedalaman 2 cm pada musim hujan, dan 4 cm pada musim kering. Bila kondisi lahan optimum gembur, aerasinya dan drainase baik digunakan satu benih perlubang, tetapi jika kondisi lahan kurang optimum digunakan 2 benih per lubang tanam. Untuk menghindari serangan serangga ditaburkan Karbofuran disekitar benih.

You might also like