You are on page 1of 10

INSTRUMEN-INSTRUMEN KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Analisis Dasar Tentang Tarif


Tarif, yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang- barang yang di impor. Tarif merupakan bentuk kebijakan perdagangan yang paling tua dan secara tradisional telah digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah sejak lama. Maksud utama pengenaan tarif oleh pemerintah adalah sebagai alat untuk melindungi sektor-sektor tertentu di dalam negri dari tekanan persaingan produk impor.

Penawaran, Permintaan dan Perdagangan Dalam Satu Sektor Industri


Kita mengansumsikan hanya ada dua negara, yaitu domestik dan asing. Keduanya sama sama mengonsumsi gandum, yang dapat diangkut dari satu ke lain negara tanpa menggunakan biaya (biaya nihil). Hubungan perdagangan akan terjadi di suatu pasar apabila terdapat perbedaan harga pada waktu perdagangan itu belum dilangsungkan. Anggaplah sebelum perdagangan harga gandum di domestik lebih tinggi dari pada di asing. Selanjutnya terjadi hubungan dagangdiantara keduanya. Untuk menentukan harga dunia dan jumlah gandum yang diperdagangkan, akan sangat bermanfaat kalau kita membentuk dua buah kurva baru, yakni kurva permintaan impor (impor demang cuve) Domestik dan kurva penawaran ekspor (export supply curve) Asing yang pada dasarnya diperoleh dari kurva penawaran dan permintaan dalam negri/domestik dari setiap negara. Permintaan untuk impor Domestik merupakan kelebihan dari apa yang diminta oleh konsumen atas apa yang ditawarkan oleh produsen domestik; sedangkan penawaran dari ekspor asing merupakan kelebihan dari apa yang ditawarkan oleh asing atas yang diminta oleh konsumen asing.

Jika harga suatu barang meningkat, konsumen Domestik akan meminta lebih sedikit daripada sebelumnya, sedangkan produsen domestik akan menawarkan lebih banyak, sehingga permintaan untuk impor pun mengalami penurunan.

Jika harga suatu barang meningkat, produsen asing akan menawarkan lebih banyak, sedangkan konsumen asing meminta lebih sedikit, sehingga penawaran yang tersedia untuk ekspor meningkat. Keseimbangan dunia terjadi apabila terjadi apabila permintaan untuk ekspor domestik sama persis dengan penawaran untuk ekspor asing.

Keseimbangan harga dunia tercipta ketika permintaan impor domestik (kurva MD) sama persis dengan tingkat penawaran ekspor Asing (kurva XS). Dengan menambahkan serta mengurangi salah satu besaran pada kedua sisi, maka persamaan tersebut dapat disusun kembali sehingga menunjukkan: Permintaan Domestik + Permintaan Asing = Penawaran Domestik + Penawaran Asing atau, dalam kalimat lain yang lebih sederhana serta lebih singkat: Permintaan Dunia = Penawaran Dunia

Dampak Pengenaan Efek


Dari sisi tinjau pengirim barang, tarif persis seperti biaya pengangkutan.

Pengenaan tarif mengakibatkan peningkatan harga di domestik dan penurunan harga di asing. Volume yang diperdagangkan antara kedua negara pun merosot. Adanya harga yang lebih rendah menyebabkan penawaran turun dan permintaan meningkat, dan karena itu penawaran untuk ekspor menjadi naik. Dampak pengenaan tarif untuk kasus negara kecil dimana negara tersebut sama sekali tidak mampu untuk mempengaruhi harga ekspor sedunia dilukiskan secara diagramatis di dalam peraga dibawah.

Untuk kasus negara kecil yang kekuatan ekonominya terbatas, pengenaan tarif olehnya tidak akan dapat menurunkan harga barang-barang luar negri yang diimpornya. Di sini, tarif hanya akan meningkatkan harga barang yang diekspor sebesar tingkat tarif, yakni dari Pw ke Pw+1. Produksi naik dari S1 D1, Sedangkan konsumsi turun dari S2 D2. Dalam menganalisis kebijakan perdagangan yang akan kita jumpai dalam kenyataan, agaknya penting bagi kita untuk mengetahui kadar atau besarnya pelindungan (proteksi) yang benar-benar diberikan oleh tarif atau pun bentuk-bentuk kebijakan perdagangan lainnya terhadap suatu sektor industri.

Dua masalah yang harus diperhitungkan dalam menghitung tingkat proteksi dengan cara sederhana diatas. Pertama, jika asumsi negara kecil bukan merupakan pertimbangan yang akurat, maka sebagian dampak tarif akan nampak menunrunkan harga ekspor dan sebagian lagi justru akan berupa peningkatan harga-harga domestik. Kedua adalah tarif bisa menimbulkan dampak yang berbeda di setiap tahapan produksi suatu barang. Para ekonom lebih banyak mencurahkan perhatiannya guna memrinci perhitungan untuk mengukur tingkat proteksi efektif yang sebetulnya diperoleh suatu sektor industri dengan adanya tarif dan kebijakan perdagangan lainnya.

Biaya dan Manfaat Tarif


Tarif dapat meningkatkan harga barang di negara pengimpor dan menurunkan harga barang tersebut di negara-negara pengekspor. Akibatnya adalah kalangan konsumen dinegara pengimpor merugi sedangkan konsumen pengekspor untung. Cara yang bisa ditempuh untuk mengukur biaya dan manfaatnya dalam analisis mikro ekonomi : surplus konsumen dan surplus produsen.

Surplus Konsumen dan Surplus Produsen


Surplus konsumen mengukur besar kecilnya keuntungan konsumen dari pembelian karena adanya perbedaan harga yang sebenarnya dengan tingkat harga yang sanggup dibayar.

Surplus konsumen dari setiap unit barang yang terjual merupakan selisih harga aktual dengan tingkat harga yang akan ditanggung oleh konsumen. Suplus produsen mengukur besar kecilnya keuntungan produsen yang didapat dari menjual produksinya ke konsumen.

Surplus konsumen sama dengan bidang dibawah kurva permintaan dan diatas garis harga.

Perhitungan Biaya dan Manfaat

Biaya dan manfaat bagi kelompok-kelompok yang berbeda dapat ditunjukkan sebagai penjumlahan kelima bidang a,b,c,d,e. Tarif termasuk faktor penting yang selalu diperhatikan para produsen dan konsumen dalam mengambil keputusan karena dengan adanya tarif maka impor menjadi lebih mahal dari pada harganya yang akan berlaku seandainya tarif atau bentuk-bentuk hambatan perdagangan lainnya tidak diadakan. Biaya tambahan satu unit konsumsi kepada perekonomian adalah harga dari tambahan satu unit yang diimpor sehingga karena tarif meningkatkan harga domestik diatas harga dunia maka konsumen akan mengurangi konsumsinya sampai ke suatu titik dimana tambahan satu unit konsumsi dapat memberi mereka tambahan kesejahteraan yang nilainya sama dengan harga domestik. Dengan demikian perekonomian yang bersangkutan akan memproduksi tambahan barang domestik yang sebetulnya bisa dibeli dengan harga yang lebih murah dari luar negri.

Dampak Kesejahteraan Neto dari pemberlakuan tarif

Kedua segitiga yang diarsir menunjukkan kerugian efisiensi sedangkan kotak yang diarsir menunjukkan keuntungan nilai tukar perdagangan. Segitiga pertama adalah kerugian akibat piuh produksi. Ini merupakan kenyataan bahwa tarif menyebabkan produsen domestik memproduksi terlalu banyak barang sehingga tidak semuanya bisa dijual dengan harga yang menguntungkan. Segitiga kedua adalah kerugian piuh konsumsi yang timbul sehubungan dengan adanya pengenaan tarif menyebabkan konsumen mengkonsumsi barang terlalu sedikit. Kerugian-kerugian ini harus dibandingkan dengan keuntungannya yang di ukur oleh segi empat e yang muncul berkat adanya penurunan harga ekspor luar negri sebagai akibat dari pengenaan tarif tadi.

Instrumen Instrumen Kebijakan Perdagangan Lainnya


Instrumen instrumen kebijakan perdagangan lainnya yang paling menonjol adalah pemberian subsidi ekspor, pembatasan impor, konsep pengekangan ekspor secara sukarela, dan persyaratan kandungan lokal.

Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu pada suatu perusahaan yang giat menjual barang keluar negri seperti halnya tarif subsidi ekspor, dapat berbentuk spesifik atau dalam bentuk ad valorem (angka presentase dan nilai produk yang di ekspor). Jika pemerintah memberi subsidi ekspor pengirim akan mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga domestik dan harga luar negri sama dengan nilai subsidi.

Pemberian subsidi ekspor meningkatkan harga di negara pengekspor, sedangkan di negara pengimpor akan mengalami penurunan.

Kuota Impor Teori


Kuota impor merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh di impor, pembatasan ini biasanya dilakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya harus dibatasi Kerancuan yang paling penting untuk dihindari dalam memahami pembatasan impor adalah mengenai pandangan yang mengatakan bahwa kuota pasti mampu memmbatasi kuantitas impor tanpa meningkatkan harga domestik. Namun dalam kenyataannya praktek pembatasan impor dampak langsungnya adalah bahwa pada tingkat harga semata (seelum ada pembatasan) permintaan untuk barang yang bersangkutan lebih besar daripada penawaran domestik plus impor. Ini akan menyebabkan harga barang akan lebih tinggi sampai tercapainya keseimbangan Perbedaan dampak yang ditimbulkan oleh kuota dari yang ditimbulkan oleh tarif adalah dengan menerapkan kuota pemerintah tidak memperoleh pendapatan secara langsung. Jika pemerintah memilih untuk memberlakukan kuota bukan tarif untuk membatasi impor, maka besarnya pendapatan yang akan diperoleh dengan mengenakan tarif masih dapat diperoleh dengan memungutnya dari siapa saja yang memiliki lisensi impor, karena pemilik lisensi akan menjual barang impornya lebih tinggi di dalam negeri sehingga disebut rente kuota untuk keuntungannya

Pengekangan Ekspor Secara Sukarela


Instrumen lain dari kebijakan pembatasan impor adalah Pengekangan Ekspor Secara Sukarela atau VER (voluntary export restraint) atau yang lazim dikenal dengan kesepakatan sukarela (VRA ; voluntary restraint agrement). VER adalah suatu bentuk pembatasan (kuota) atas

jangkauan atau tingkat intensitas hubungan perdagangan internasional yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor. VER umumnya dilaksanakan atas permintaan negara pengimpor dan disepakati oleh negara pengekspor unutk mencegah pembatasan-pembatasan perdagangan lainnya yang mungkin sangat ketat VER ternyata memliki keuntungan politis dan legal yang membuatnya menjadi instrumen yang sangat disukai dalam beberapa tahun ini. Namun dari sudut pandang ekonomi pengendalian ekspor ini sesungguhnya persis sama dengan kuota impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan karena itu sangat mahal biayanya bagi negara pengimpor. Tetapi dalam sudut pandang nasional VER ternyata lebih merugikan dari pada instrumen yang lain

Persyaratan Kandungan Lokal


Persyaratan Kandungan Lokal merupakan suatu pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari suatu produk secara fisik harus dibuat dalam negeri atau menggunakan bahan komponen setempat Apabila ditinjau dari sebagian produsen domestik, peraturan-peraturan kandungan lokal itu memberikan perlindungan dalam bentuk yang sama dengan pemberlakuan kuota impor. Namun dari sisi pandang perusahaan yang harus membeli sebagian bahan baku di pasaran lokal, masalahmya nampaknya agak beberapa karena kandungan lokal tidak menetapkan suatu pembatasan ketat atas volume impor. Peraturan ini masih tetap membolehkan perusahaan mengimgpor barang lebih banyak Hal yang penting untuk digarisbawahi disini adalah bahwa persyaratan kandungan lokal sama sekali tidak menciptakan penerimaan tambahan bagi pemerintah ataupun rente kuota. Melainkan menimbulkan perbedaan antara barang impor dan barang domestik yang mengakibakan harga rata-rata barang akhirnya lebh tinggi dibandingkan barang impor dan semua kenaikannya langsung dihubungkan ke konsumen Salah satu aspek menarik dari kajian ini adalah terbukanya peluang untuk berkelitdari ketetuan ini asalkan perusahaan yang bersangkutan tidak menjual barangnya ke pasar domestik (yang memakai bahan baku lokal) melainkan ke pasar ekspor sehingga mendapatkan keuntungan yang berlebih karena bahan baku yang lebiih murah

Perangkat Kebijakan Perdagangan Lainnya


1. Subsidi kredit ekspor Ini semacam subsidi ekspor, hanya saja bentuknya berupa pinjaman yang di subsidi kepada pembeli

2. Proyek pengadaan pemerintah Pembelian- pembelian oleh pihak pemerintah atau pun perusahaan-perusahaan yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yangg diproduksi dalam negeri, meskipun barangkali barang-barang tersebut lebih mahal daripada barnag sejenis yang diimpor 3. Hambatan-hambatan birokrasi Terkadang pemerinttah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara formal. Hal ini dilakukan dengan cara membelitkan birokrasi sehingga menjadi perintang yang efektif bagi perdagangan

INSTRUMEN-INSTRUMEN KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Oleh:
Alfian Adiwantomo Norristyo C Gusti Syarif A.T. Wilyo Marsden Stefano Seanviano 105020100111082 105020100111068 105020100111069 105020100111003 105020100111062

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

You might also like