Professional Documents
Culture Documents
Jika harga suatu barang meningkat, konsumen Domestik akan meminta lebih sedikit daripada sebelumnya, sedangkan produsen domestik akan menawarkan lebih banyak, sehingga permintaan untuk impor pun mengalami penurunan.
Jika harga suatu barang meningkat, produsen asing akan menawarkan lebih banyak, sedangkan konsumen asing meminta lebih sedikit, sehingga penawaran yang tersedia untuk ekspor meningkat. Keseimbangan dunia terjadi apabila terjadi apabila permintaan untuk ekspor domestik sama persis dengan penawaran untuk ekspor asing.
Keseimbangan harga dunia tercipta ketika permintaan impor domestik (kurva MD) sama persis dengan tingkat penawaran ekspor Asing (kurva XS). Dengan menambahkan serta mengurangi salah satu besaran pada kedua sisi, maka persamaan tersebut dapat disusun kembali sehingga menunjukkan: Permintaan Domestik + Permintaan Asing = Penawaran Domestik + Penawaran Asing atau, dalam kalimat lain yang lebih sederhana serta lebih singkat: Permintaan Dunia = Penawaran Dunia
Pengenaan tarif mengakibatkan peningkatan harga di domestik dan penurunan harga di asing. Volume yang diperdagangkan antara kedua negara pun merosot. Adanya harga yang lebih rendah menyebabkan penawaran turun dan permintaan meningkat, dan karena itu penawaran untuk ekspor menjadi naik. Dampak pengenaan tarif untuk kasus negara kecil dimana negara tersebut sama sekali tidak mampu untuk mempengaruhi harga ekspor sedunia dilukiskan secara diagramatis di dalam peraga dibawah.
Untuk kasus negara kecil yang kekuatan ekonominya terbatas, pengenaan tarif olehnya tidak akan dapat menurunkan harga barang-barang luar negri yang diimpornya. Di sini, tarif hanya akan meningkatkan harga barang yang diekspor sebesar tingkat tarif, yakni dari Pw ke Pw+1. Produksi naik dari S1 D1, Sedangkan konsumsi turun dari S2 D2. Dalam menganalisis kebijakan perdagangan yang akan kita jumpai dalam kenyataan, agaknya penting bagi kita untuk mengetahui kadar atau besarnya pelindungan (proteksi) yang benar-benar diberikan oleh tarif atau pun bentuk-bentuk kebijakan perdagangan lainnya terhadap suatu sektor industri.
Dua masalah yang harus diperhitungkan dalam menghitung tingkat proteksi dengan cara sederhana diatas. Pertama, jika asumsi negara kecil bukan merupakan pertimbangan yang akurat, maka sebagian dampak tarif akan nampak menunrunkan harga ekspor dan sebagian lagi justru akan berupa peningkatan harga-harga domestik. Kedua adalah tarif bisa menimbulkan dampak yang berbeda di setiap tahapan produksi suatu barang. Para ekonom lebih banyak mencurahkan perhatiannya guna memrinci perhitungan untuk mengukur tingkat proteksi efektif yang sebetulnya diperoleh suatu sektor industri dengan adanya tarif dan kebijakan perdagangan lainnya.
Surplus konsumen dari setiap unit barang yang terjual merupakan selisih harga aktual dengan tingkat harga yang akan ditanggung oleh konsumen. Suplus produsen mengukur besar kecilnya keuntungan produsen yang didapat dari menjual produksinya ke konsumen.
Surplus konsumen sama dengan bidang dibawah kurva permintaan dan diatas garis harga.
Biaya dan manfaat bagi kelompok-kelompok yang berbeda dapat ditunjukkan sebagai penjumlahan kelima bidang a,b,c,d,e. Tarif termasuk faktor penting yang selalu diperhatikan para produsen dan konsumen dalam mengambil keputusan karena dengan adanya tarif maka impor menjadi lebih mahal dari pada harganya yang akan berlaku seandainya tarif atau bentuk-bentuk hambatan perdagangan lainnya tidak diadakan. Biaya tambahan satu unit konsumsi kepada perekonomian adalah harga dari tambahan satu unit yang diimpor sehingga karena tarif meningkatkan harga domestik diatas harga dunia maka konsumen akan mengurangi konsumsinya sampai ke suatu titik dimana tambahan satu unit konsumsi dapat memberi mereka tambahan kesejahteraan yang nilainya sama dengan harga domestik. Dengan demikian perekonomian yang bersangkutan akan memproduksi tambahan barang domestik yang sebetulnya bisa dibeli dengan harga yang lebih murah dari luar negri.
Kedua segitiga yang diarsir menunjukkan kerugian efisiensi sedangkan kotak yang diarsir menunjukkan keuntungan nilai tukar perdagangan. Segitiga pertama adalah kerugian akibat piuh produksi. Ini merupakan kenyataan bahwa tarif menyebabkan produsen domestik memproduksi terlalu banyak barang sehingga tidak semuanya bisa dijual dengan harga yang menguntungkan. Segitiga kedua adalah kerugian piuh konsumsi yang timbul sehubungan dengan adanya pengenaan tarif menyebabkan konsumen mengkonsumsi barang terlalu sedikit. Kerugian-kerugian ini harus dibandingkan dengan keuntungannya yang di ukur oleh segi empat e yang muncul berkat adanya penurunan harga ekspor luar negri sebagai akibat dari pengenaan tarif tadi.
Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu pada suatu perusahaan yang giat menjual barang keluar negri seperti halnya tarif subsidi ekspor, dapat berbentuk spesifik atau dalam bentuk ad valorem (angka presentase dan nilai produk yang di ekspor). Jika pemerintah memberi subsidi ekspor pengirim akan mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga domestik dan harga luar negri sama dengan nilai subsidi.
Pemberian subsidi ekspor meningkatkan harga di negara pengekspor, sedangkan di negara pengimpor akan mengalami penurunan.
jangkauan atau tingkat intensitas hubungan perdagangan internasional yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor. VER umumnya dilaksanakan atas permintaan negara pengimpor dan disepakati oleh negara pengekspor unutk mencegah pembatasan-pembatasan perdagangan lainnya yang mungkin sangat ketat VER ternyata memliki keuntungan politis dan legal yang membuatnya menjadi instrumen yang sangat disukai dalam beberapa tahun ini. Namun dari sudut pandang ekonomi pengendalian ekspor ini sesungguhnya persis sama dengan kuota impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan karena itu sangat mahal biayanya bagi negara pengimpor. Tetapi dalam sudut pandang nasional VER ternyata lebih merugikan dari pada instrumen yang lain
2. Proyek pengadaan pemerintah Pembelian- pembelian oleh pihak pemerintah atau pun perusahaan-perusahaan yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yangg diproduksi dalam negeri, meskipun barangkali barang-barang tersebut lebih mahal daripada barnag sejenis yang diimpor 3. Hambatan-hambatan birokrasi Terkadang pemerinttah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara formal. Hal ini dilakukan dengan cara membelitkan birokrasi sehingga menjadi perintang yang efektif bagi perdagangan
Oleh:
Alfian Adiwantomo Norristyo C Gusti Syarif A.T. Wilyo Marsden Stefano Seanviano 105020100111082 105020100111068 105020100111069 105020100111003 105020100111062
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011