You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dalam era global yang semakin pesat memberikan tantangan tersendiri bagi semua bidang kehidupan. Hampir keseluruhaan aktifitas kita senantiasa bersentuhan secara langsung dengan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Sayangnya dalam bidang pendidikan kita belum memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut secara maksimal. Pada kenyataannya, dibandingkan dengan negara lain, bangsa Indonesia masih tertinggal dari bangsa lain dalam pemanfaatan teknologi informasi pada proses pembelajaran. Minimnya Penguasaan perangkat dan keterbukaan wawasan dari para pendidik untuk menggunakan perangkat TIK merupakan salah satu kendala yang perlu direduksi. Dengan kondisi semacam ini, diperlukan sebuah terobosan untuk mengatasi masalah kelambanan penguasaan TIK tersebut. Memang sedikit terlambat, namun lebih baik daripada tidak sama sekali. Beberapa tahun terakhir ini, konsep dan metode pembelajaran di sekolah semakin diperkaya dengan keberadaaan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada awalnya mata pelajaran ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan khusus bagi siswa sebagai bentuk persiapan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Sebagaimana mata pelajaran yang bermuatan keterampilan yang lebih dulu lahir. Dalam kenyataannya kemudian, mata pelajaran TIK tidak hanya menawarkan sebuah materi pengetahuan akan tetapi juga memberikan sebuah wawasan dan pengalaman baru bagi guru. Mata pelajaran TIK seyogyanya tidak dipandang sebagai sebuah mata pelajaran yang dikhususkan semata untuk memberikan pengetahuan berupa penguasaan materi teknis. Akan tetapi perlu dibuka wacana yang lebih luas untuk mengintegrasikan mata pelajaran TIK dengan Mata pelajaran lain.Sudah saatnya TIK dijadikan alat bagi siswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan baru

sekaligus mengekspresikan hasil belajarnya pada akhir tema atau topik pembelejaran. Dengan adanya perangkat KTSP semua guru termasuk guru komputer diberi kebebasan untuk membuat silabusnya sendiri. Dengan cara seperti ini maka guru TIK bisa dengan bebas memainkan peranannya dalam mendukung proses pembelajaran di kelas. Perkembangan kebutuhan siswa belajar selayaknya senantiasa seiring dengan berkembanganya metode dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sekolah, Pemanfaatan TIK yang lebih maksimal dalam proses pembelajaran adalah merupakan sebuah kenyataan yang harus dijalani dalam perjalanan pendidikan bangsa ini. Memang disadari sepenuhnya bahwa untuk mecapai tataran ideal dalam penggunaan TIK di sekolah membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Kebutuhan perangkat komputer yang memadai merupakan salah satu hal yang perlu diupayakan oleh pihak sekolah, dalam beberapa tahun kedepan dimana akses internet akan semakin murah dan dapat dijangkau oleh lebih banyak lapisan masyarakat, maka sekolah dituntut untuk mampu menjawab tatangan tersebut dengan mempersiapkan sedini mungkin kualitas-kualitas individu yang lebih baik. Ketersediaan sarana berupa perangkat komputer, laboratorium dan guru TIK yang memadai akan memberikan nilai tambah bagi sekolah dan siswa, dengan cara seperti ini maka guru-guru mata pelajaran lain dapat sekaligus belajar untuk mengnal dan menggunakan perangkat TIK. Dengan harapan bahwa

keberlangsungan pendidikan di Indonesia akan semakin dekat kepada tujuan menciptakan kualitas-kualitas manusia yang unggul. Sebagai guru mata pelajaran TIK pada SMP Negeri 35 OKU dengan ketersediaan sarana pendukung yang terbatas berusaha memberikan pengajaran terbaik bagi siswa khususnya kelas VII salah satunya dengan menganalisis permasalahan siswa dalam pembelajaran TIK, sulitnya menarik minat siswa untuk menguasai pembelajaran ini menyebabkan rendahnya penguasaan siswa terhadap

mata pelajaran dimaksud hal ini terbukti dari hasil ulangan harian siswa kelas VII yang rata-rata masih dibawah KKM yaitu 65,00. Dari analisis yang penulis lakukan ditemukan bahwa 85% (70 orang siswa) dari keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 35 OKU yaitu 82 orang yang terdiri dari 29 orang kelas A, 27 orang kelas B dan 26 orang kelas C mendapat nilai dibawah KKM pada MID Semester I Tahun Ajaran 2010/2011, hal inilah yang memotivasi penulis untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada pelaksanaannya, PTK yang penulis lakukan khusus untuk kelas B berjumlah 27 orang yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Alasan penulis memilih kelas B sebagai sampel dalam PTK ini karena pada kelas B ini hanya ada 4 orang siswa (15%) yang mencapai nilai diatas KKM dan atau hanya 5% dari keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 35 OKU yang mencapai nilai diatas KKM. Berdasarkan uraian diatas judul PTK yang penulis laksanakan yaitu Meningkatkan Minat Belajar TIK dengan Media Gambar melalui Pendekatan CTL terhadap Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 35 OKU

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa kelas VII B pada mata pelajaran TIK dengan bantuan Media Gambar melalui pendekatan CTL?

C. Tujuan Perbaikan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui efektifitas atau pengaruh penggunaan media gambar terhadap minat belajar siswa. 2. Meningkatkan mutu profesionalitas penulis sebagai guru; 3. Mengupayakan perbaikan mutu pembelajaran secara berkelanjutan di SMP Negeri 35 OKU.

D. Manfaat Perbaikan 1. Bagi peneliti, sebagai refleksi sejauhmana kemampuan mengajar terhadap keberhasilan menarik minat belajar siswa pada pembelajaran Teknologi Informatika dan Teknologi (TIK) 2. Bagi guru dan teman sejawat supaya dapat menjadi acuan dalam penggunaan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa. 3. Bagi siswa supaya termotivasi mempelajari TIK dan mengekspresikan potensinya dibidang TIK. 4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian diharapkan bisa menjadi acuan atau perbandingan terhadap penelitian tindakan kelas dengan metode yang sama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. 1. Minat

Minat Belajar Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir

dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus: 1981). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok. Dalam hal ini penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang minat yaitu a. Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. b. Minat adalah merupakan suatu sikap batin dalam diri seseorang. Dari pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa minat adalah gejala phisikis yang timbul dari perpaduan keinginan dan kemauan yang ada pada diri seseorang, yang direalisasikan atau di ekspresikan dengan adanya perasaan senang yang menyebabkan adanya perhatian terbesar terhadap suatu obyek, sehingga orang tersebut mempunyai kecenderungan hati untuk berbuat sesuatu terhadap obyek tersebut. Dari pengertian tersebut disimpulkan terjadinya minat itu karena dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu. Dengan kata lain, minat itu merupakan proses terjadinya yang didahului oleh perasaan senang dan perhatian terhadap suatu obyek, sehingga terjadi kecenderungan untuk berbuat sesuatu atas obyek tersebut.

Adapun pengaruh minat terhadap perkembangan seseorang sebagai berikut : a. Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas cita-cita. b. Minat dapat berfungsi sebagai tenaga pendorong yang kuat. c. Minat yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar. d. Minat dapat menimbulkan kepuasan dalam suatu pekerjaan. 2. Belajar Hamalik (2001) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Selanjutnya ada pula yang mendefinisikan bahwa belajar adalah berubah. dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi dengan belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga terbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya. (http://askep-askeb.cz.cc) Berdasarkan pengertian-pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa minat belajar siswa adalah keinginan atau kemauan yang datang dengan sendirinya dalam diri siswa untuk mempelajari sesuatu yang menurutnya menarik.

B.

Metode CTL Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep tersebut, minimal tiga hal yang terkandung di dalamnya. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan akan tetapi segala bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata. Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL seperti dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. (2005:110), sebagai berikut:

1. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activtinging knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. 2. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. 3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. 4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. 5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan atau penyempurnaan strategi. (http://dahli-ahmad.blogspot.com/2009/01/peran-pembelajaran-ctl-dalam.html) C. Media Belajar Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya : 1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. 2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. 3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. 4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. 5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. 6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. 7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya: 1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik 2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya 4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis. D. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. a. Pengertian TIK: Menurut Eric Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and microelectronic) means. Here handling includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the benefit of individual people and society as a whole Dari penjelasan di atas : kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam konteks social yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana implikasinya agar dapat menguntungkan secara individual dan masyarakat secara keseluruhan tidak didifinisikan secara lebih khusus. Information Technology, Glasgow,UK,1991:

10

b.

Information Technology in the National Curriculum, England and Information technology (IT) capability is characterized by an ability to use effectively IT tools an information source to analyse, process an present information, and to model, measure an control external events.This Involve : - Using information sourcxes and IT tools to solve problem. - Using it tools and information source, sich as computer systems and software packages, to support learning in variety contexts; - Understanding the implication of IT for working life and society.Pupils should be given opportunities, where appropriate, to develop and apply their IT capability in their study of National Curriculum subjects. Dari penjelasan di atas : nampaknya terdapat acuan kemampuan

Wales, 1995:

TIK yang hendak dicapai dan system nilai dalam bekerja pada kehidupan sehari-hari yang hendak dibelajarkan, seperti nilai apa yang perlu dikembangkan dalam suatu system social masyarakat berkenaan dengan kemampuan menggunakan TIK. c. Menurut Puskur Diknas Indonesia th .. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. 1) Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.2). Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.

11

d.

Menurut Anatta Sannai, Jakarta Indonesia, 2004 Teknologi Informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat

bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada oranglain. (http://duniatik.blogspot.com) 2. Peranan TIK dalam bidang Pendidikan a. Berbagai hasil penelitian menunjukkan dengan adanya TIK penelitian yang dilakukan seseorang dapat dimanfaatkan dan diketahui orang lain,ini juga akan mencegah terjadinya penelitian yang serupa. b. Konsultasi dengan Pakar : Internet juga banyak dimanfaatkan untuk berkonsultasi dengan pakar yang berada ditempat lain. c. Perpustakaan Online : adalah perpustakaan dalam bentuk digital yanmg ditempatkan di Internet. Pelajar atau mahasiswa dapat mengakses sumbersumber ilmu dengan cara mudah tanpa dibatasi jarak dan waktu. d. Diskusi Online : adalah diskusi yang dilakukan di internet e. Kelas Online : dapat digunakan bagi lembaga-lembaga pendidikan jarak jauh seperti UT,SMP Terbuka 3. Keuntungan peserta didik dari pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi a. b. c. d. e. Dapat mengakses informasi-informasi hasil penelitian orang lain Akses sumber pengetahuan dapat dilakukan dengan lebih mudah Akses ke para ahli menjadi lebih mudah Materi-materi pelajaran disampaikan secara interaktif dan menarik Melalui belajar jarak jauh kendala biaya dan waktu dapat dibatasi

dengan kelas online (http://www.scribd.com/doc/21543058/Peranan-TIK-Dalam-Bidang-Pendidikan)

12

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Gambaran Umum Sekolah SMP Negeri 35 OKU adalah sekolah lanjutan tingkat pertama yang berlokasi di Jalan Lintas Muara Dua Desa Muara Jaya Km 38 Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan visi dan misi sebagai berikut: 1. Visi SMP Negeri 35 OKU a. b. c. 2. Berilmu, bermoral, beriman dan berbudaya Gigih dalam berprestasi Gagah dalam berpenampilan

Misi SMP Negeri 35 OKU

Meningkatkan mutu pendidikan siswa yang berlanda moralitas dan keimnan yang kuat dan tangguh dalam rangka pengembangan sumber daya manusia bagi masa depan, bangsa dan negara. Saat ini SMP Negeri 35 OKU dikepalai oleh Bapak Sapto Surono, S.Pd. Jumlah rombongan belajar pada tahun pelajaran 2010/2011 yaitu sebanyak 8 rombongan belajar terdiri dari kelas VII sebanyak 3 rombongan belajar, kelas VIII sebanyak 2 rombongan belajar, dan kelas IX sebanyak 3 rombongan belajar. B. Waktu Kegiatan dan Subjek Penelitian 1. Waktu Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan mulai tanggal 08 Oktober 2010 sampai dengan 31 Oktober 2010 dengan waktu pelaksanaan 1 x 40 menit untuk setiap pertemuan pada jam pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan jadwal penelitian sebagaimana tabel 1 dibawah ini:

13

Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Hari/Tanggal Kamis, 08 Okt 2010 Kegiatan Keterangan Mengevaluasi hasil Pra Siklus analisis terhadap rendahnya minat belajar siswa kelas VII B dengan mengadakan tes lisan tentang sejauhmana pengetahuan siswa mengenai pelajaran TIK. Membuat rencana dan persiapan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. Melaksanakan penelitian tindakan kelas Siklus I menggunakan media gambar dengan kompetensi dasar 1.1. Mengidentifikasi berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi Melaksanakan penelitian tindakan kelas Siklus II menggunakan media dengan kompetensi dasar 1.1. Mengidentifikasi berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi Mengumpulkan data- Akhir Siklus data penilaian selama siklus (Laporan Hasil Menganalisis hasil PTK) evaluasi selama siklus Persiapan penyusunan laporan Subjek Penelitian

Kamis, 15 Oktober 2010

Kamis, 22 Oktober 2010

Senin, 25 Oktober 2010

2.

Dari tiga rombongan belajar di kelas VII pada SMP Negeri 35 OKU peneliti memilih siswa kelas VII B sebanyak 27 orang siswa terdiri dari 16 orang laki-laki dan 11 orang perempuan sebagai subjek dalam penelitian tindakan kelas ini karena pada kelas B ini hanya ada 4 orang siswa (15%) yang mencapai nilai diatas KKM dan atau hanya 5% dari keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 35 OKU yang mencapai nilai diatas KKM

14

C. Diskripsi Per Siklus Agar siswa tidak merasa dijadikan sebagai objek sebuah penelitian dan agar penelitian dapat berjalan sebagaimana pembelajaran biasa maka penulis menggunakan memilih metode naturalistik (alami). Menurut Dzaki (dalam penelitiantindakankelas.blogspot.com) yang merupakan beberapa ciri metode penelitian naturalistik yaitu sumber data ialah situasi wajar atau natural setting. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Sangat deskriptif karena data harus dikumpulkan sebanyak-banyaknya yang dituangkan dalam bentuk laporan. Perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung dalam 2 siklus dalam 4 kegiatan yaitu: 1. Rencana 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan/pengumpulan data/instrument 4. Refleksi Uraian kegiatan per siklus sebagai berikut: 1. Siklus I Pada tahap ini peneliti mempersiapkan diri dengan penguasaan materi yang diupayakan semaksimal mungkin agar tidak terjadi kendala pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti juga menyiapkan media yang relevan sebagai bahan pendukung proses pembelajaran, dalam rangka pengumpulan data maka peneliti melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Rencana 1) Rencana Perbaikan Pembelajaran 1 Langkah-langkah yang diperbaiki pada RPP I adalah pada kegiatan pembelajaran yaitu: Pada tahap perencanaan 1, guru menyiapkan:

15

a)

Kegiatan awal (1) Menyiapkan bahan-bahan dan strategi yang dapat menarik minat siswa terhadap pembelajaran yang akan digunakan dalam proses KBM. (2) Mengisi daftar kelas, berdoa , mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga. (3) Apersepsi: Menanyakan kepada peserta didik tentang beberapa hal yang menyangkut tentang penggunaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (4) Memberikan motivasi pentingnya menguasai TIK (5) Menyampaikan tujuan pembelajaran (6) Peserta didik membentuk kelompok diskusi

b)

Kegiatan inti (1) Menjelaskan materi (2) Meminta siswa menyebutkan peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang ada di sekolah dan sekitarnya (3) Mencari sebagainya) komunikasi (4) Secara berkelompok mengerjakan lembar kerja (5) Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan informasi di media cetak (buku, majalah dan tentang perangkat teknologi informasi dan

2) Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru 3) Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa 4) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan 5) Menyiapkan lembar pengamatan/observasi. b. Pelaksanaan Perlaksanaan perbaikan pembelajaran pada penelitian tindakan kelas siklus I pada hari Kamis tanggal 15 Oktober 2010 pada jam pelajaran

16

Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan waktu 2 x 40 menit. Adapun materi yang disampaikan sebagai berikut: Standar Kompetensi : 1. Memahami penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan prospeknya di masa Kompetensi Dasar : mendatang 1.1. Mengidentifikasi berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi Peneliti mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk mengetahui besarnya minat belajar siswa, perilaku siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa untuk menentukan tingkat penguasaan atau daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan. c. Pengamatan (observasi) Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, dari hasil observasi yang dilakukan diperoleh hasil yaitu dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I diketahui bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran menggunakan media gambar selama proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dapat menarik minat belajar dan memotivasi siswa aktif mengajukan pendapat maupun pertanyaan yang berkenaan dengan materi yang disampaikan hal ini menunjukkan efektivitas pembelajaran mencapai hasil dan suasana belajar terasa menyenangkan. d. Refleksi Dari hasil soal latihan dan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh hasil yang cukup baik namun belum memuaskan karena siswa yang mencapai KKM hanya 48% atau sebanyak 13 orang dari 27 siswa dengan tingkat pemahaman (daya serap) hanya 65% sedangkan daya serap yang diharapkan adalah sebesar 75% dan pencapaian KKM sebesar 90%.

17

Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu penyampaian materi yang terlalu cepat dan siswa yang malu-malu mengapresiasikan sikapnya karena kurangnya pendekatan dan perhatian peneliti terhadap pekerjaan siswa. Sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II. 2. Siklus II a. Rencana 1) Rencana Perbaikan Pembelajaran 2 Pada siklus ke 2, guru menyiapkan: a) b) c) d) e) b. Rencana perbaikan pembelajaran II yang merupakan Memperbaiki penerapan model pembelajaran pada RPP I Membuat soal latihan Menyiapkan lembar pengamatan/observasi Menentukan jadwal pelaksanaan ke 2 perbaikan dari rencana perbaikan pembelajaran I dengan lebih mengadakan pendekatan terhadap siswa. Pada tahap perencanaan II, peneliti menyiapkan:

Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2010 dengan materi

yang sama dengan waktu pembelajaran 2 x 40 menit (2 jam pelajaran). Pada pelaksanaan rencana perbaikan pembelajaran II guru berusaha lebih memahami siswa dan memberikan pujian terhadap sikap positif siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran serta berusaha membuat seluruh siswa aktif dalam kelompoknya. Karena waktu siklus ini merupakan pemantapan dari siklus sebelumnya maka guru lebih banyak memberi arahan kepada siswa untuk saling berkerjasama dalam kelompok agar bisa membuat gambar pecahan dengan hasil yang sebaik-baiknya. Pada siklus II ini ternyata hasil kerja siswa telah memuaskan. c. Pengamatan (observasi)

18

Pada siklus ke 2 ini dari hasil latihan soal dan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut: dengan memberikan penugasan yang melibatkan seperti membuat gambar sederhana di komputer, menunjukkan gambargambar peralatan teknologi dan menjelaskan fungsinya, hal tersebut dengan sendirinya memotivasi untuk siswa aktif selama mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang santai tetapi tetap tertib membuat penyampaian materi efektif walaupun siswa sibuk dengan kegiatan dalam kelompoknya tetapi terlihat antusias menyimak penjelasan maupun instruksi dari peneliti. Metode CTL dengan media gambar yang peneliti terapkan terhadap pembelajaran TIK di kelas VII B SMP Negeri 35 OKU menunjukkan hasil yang baik dimana daya serap atau tingkat pemahaman siswa mencapai 80% dengan jumlah siswa yang mencapai tingkat ketuntasan KKM sebesar 92,5% (25 orang) walaupun masih ada 2 orang (7,5%) dari 27 siswa yang belum mencapai KKM yaitu nilai 65,00. Penelitian tidak dilanjutkan karena yang diharapkan dari penelitian ini adalah 90% siswa mencapai ketuntasan KKM dengan nilai 65,00 sedangkan pada Siklus II ini siswa yang mencapai KKM sebesar 92,5%. d. Refleksi Dari hasil pengamatan yang dilakukan ternyata diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran 2) Metode yang diterapkan guru sudah tepat hal ini terlihat dari keaktifan siswa yang menunjukkan minat belajar yang baik selama proses pembelajaran. 3) Masih adanya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran dikarenakan peneliti sebagai guru tidak mendekati dengan kata lain tidak berkeliling kelas sehingga kurang memperhatikan pekerjaan siswa secara individu. Dari hasil refleksi yang diperoleh maka peneliti berkesimpulan hasil yang diperoleh sudah memuaskan sehingga peneliti menghentikan penelitian.

19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. a. Perencanaan Pada siklus I guru merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang merupakan perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Pada RPP I ini guru merencanakan strategi pembelajaran yang tepat sehingga meningkatkan minat belajar dan penguasaan/daya serap siswa. Sebelum mengadakan perbaikan pembelajaran I guru mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah guna mendapatkan hasil pembelajaran yang baik disamping membuat RPP I guru juga mempersiapkan: 1) Materi dan model pembelajaran dengan penyampaian pembelajaran terencana sesuai dengan RPP 2) Lembar pengamatan 3) Membuat jadwal penelitian b. Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP I. Dalam pelaksanaan Siklus I ini peneliti membuat penilaian berdasarkan format lembar observasi berikut: Tabel 3. Lembar Observasi No 1 2 3 4 Aspek yang dinilai Menunjukan alat input Menunjukan alat pemerosesan data Menunjukan alat output Menunjukan alat trasfer data Jumlah x 100 = 13 x 100 = 81,25 16 Skala kwantitatif 1 2 3 4 Nilai Siklus I

Nilai = Jumlah Skor Perolehan Jml Skor maksimal

20

Keterangan: Nilai 4 3 2 1 Keterangan selalu muncul sering muncul kadang-kadang muncul tidak pernah muncul

c. Pengamatan Dari pengamatan yang dilakukan dalam proses perbaikan pembelajaran I diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Sebagian siswa sudah mulai aktif tetapi masih ada sibuk dengan pekerjaan lain dan suka mengganggu teman yang lain. 2) Penguasaan dan pengelolaan kelas yang belum maksimal. 3) Kurangnya pendekatan dan perhatian guru terhadap pekerjaan siswa d. Refleksi Setelah siswa mengerjakan soal latihan pada siklus I ternyata hanya 13 siswa yang mencapai KKM 65,00 atau 48% siswa yang tuntas. Dari hasil itulah peneliti merencanakan melanjutkan pada siklus berikutnya. 2. a. Perencanaan Pada siklus II guru merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya. Pada RPP II ini guru memperbaiki strategi pembelajaran dan teknik penyampaian materi sehingga meningkatkan pemahaman dan hasil belajar pada siswa. Sebelum mengadakan perbaikan pembelajaran II guru mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan pembimbing guna mendapatkan hasil pembelajaran yang baik disamping membuat RPP II guru juga mempersiapkan: 1) Materi dan model, serta cara penyampaian yang efektif kepada siswa 2) Lembar pengamatan 3) Menentukan jadwal penelitian b. Pelaksanaan Siklus II

21

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP II. Dalam pelaksanaan Siklus II ini peneliti menggunakan penilaian berdasarkan format lembar observasi pengamatan yang sama sebagaimana siklus sebelumnya. c. Pengamatan Dari pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat dalam proses perbaikan pembelajaran I didapat hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Siswa menunjukkan minat belajar yang cukup baik, . 2) Penguasaan guru terhadap materi, penggunaan media pembelajaran dan pengendalian suasana belajar atau penguasaan kelas semakin baik. d. Refleksi Setelah siswa mengerjakan soal latihan pada siklus II ternyata 25 siswa yang mencapai KKM 65,00 atau 92,5% siswa yang tuntas. Dari hasil itulah peneliti menghentikan penelitian, karena sudah 92,5% siswa menunjukkan peningkatan yang baik dalam pemahaman materi dan hasil belajar. B. Pembahasan 1. Siklus I Berdasarkan hasil pelaksanaan rencana perbaikan pembelajaran siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2010 di kelas VII B SMP Negeri 35 OKU belum memuaskan terlihat dari hasil belajar siswa sebagai berikut: a. Jumlah siswa mencapai KKM 13 orang (48%) dari 27 siswa. b. Nilai rata-rata siswa 64,58 dengan tingkat daya serap siswa 65%. c. Minat belajar siswa cukup baik dilihat dari kriteria mampu menjawab pertanyaan yang diajukan sebesar 44%, keberanian siswa menjawab disertai pendapat 22%, terlihat serius dalam menyimak penjelasan baik dari guru maupun teman 41% serta mampu bekerja

22

sama dan berinteraksi dengan baik pada saat pembelajaran sebesar 30%. Walaupun pada siklus ini masih ada siswa yang tidak serius dan bermain dengan mengganggu teman yang sedang menyimak ataupun mengerjakan tugas dalam kelompoknya yaitu sebesar 8%, namun hal itu tidak sampai menganggu ketertiban di kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus ke II karena daya serap yang diharapkan dalam penelitian ini sebesar 90%. 2. Siklus II Pada pelaksanaan rencana perbaikan pembelajaran II yang dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2010, kemampuan siswa kelas VII B SMP Negeri 35 OKU terhadap materi mengidentifikasi berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi meningkat dan hasil belajar siswa sebagai berikut: a. Jumlah siswa yang mencapai KKM 25 orang (92,5%) dari 27 siswa b. Nilai rata-rata 79,86 dengan tingkat daya serap siswa mencapai 81% c. Minat belajar siswa banyak menunjukkan peningkatan dilihat dari kriteria mampu menjawab pertanyaan yang diajukan sebesar 15%, keberanian siswa menjawab disertai pendapat 48%, terlihat serius dalam menyimak penjelasan baik dari guru maupun teman 67% serta mampu bekerja sama dan berinteraksi dengan baik pada saat pembelajaran sebesar 63%.

Berikut data hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II

23

YANG DIPEROLEH SISWA KELAS III SDN 133 OKU PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II Siklus I KKM = 65,00
Inteval 0 14 15 24 25 34 35 44 45 54 55 64 65 74 75 84 85 94 95 100 Nilai (x = 10) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah Nilai Siswa (x.f) 0 0 0 350 420 350 480 180 1.780 1.780 Daya Serap Siswa = x 100% = 65% 27x100 Banyak Siswa (f) 7 7 5 6 2 27 Keterangan Tidak Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas -

Siklus II KKM = 65,00


Inteval 0 14 15 24 25 34 35 44 45 54 55 64 65 74 75 84 85 94 95 100 Nilai (x) Jumlah Nilai Siswa (x.f) 10 0 20 0 30 0 40 0 50 0 60 120 70 350 80 720 90 900 100 100 2.190 2.190 Daya Serap Siswa = x 100% = 81% 27x100 Banyak Siswa (f) 2 5 9 10 1 27 Keterangan Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas -

24

Grafik I. Nilai Rata-rata Siklus I dan Siklus II

Grafik II. Perilaku Siswa terhadap Minat Belajar pada Siklus I dan Siklus II

% MINAT BELAJAR SISWA PERILAKU SISWA

Keterangan: A= B= C= D= E= Mengganggu teman Menjawab Menjawab dengan penjelasan Menyimak Kerjasama dan interaksi positif

25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi cara siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Penggunaan metode CTL dengan alat bantu berupa media gambar pada pembelajaran TIK di kelas VII B SMP Negeri 35 OKU ternyata efektif, terbukti dari peningkatan minat belajar siswa siswa terhadap materi ditunjukkan dari meningkatnya persentase kemampuan daya serap siswa terhadap materi yang disajikan. Metode ini bisa diterapkan pada mata pelajaran yang lain. Dalam menyampaikan materi pembelajaran melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan, ternyata memberikan dampak yang baik terhadap proses belajar di kelas. Siswa tidak sekedar aktif tetapi juga kreatif dan berani menyampaikan inisiatif dalam belajar sehingga penyerapan siswa terhadap materi yang diberikan bisa maksimal. B. Saran 1. Bagi akademik/lembaga pendidikan, hasil penelitian ini agar dijadikan bahan informasi dan kajian dalam pengembangan pengetahuan, khususnya bidang pendidikan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. 2. Bagi guru, khususnya pada SMP Negeri 35 OKU agar menggunakan metode dan media yang sesuai dengan materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kompetensi guru-guru sebagai pendidik dan kualitas belajar siswa sebagai peserta didik. 3. Bagi peneliti lain, kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian terhadap penggunaan metode yang sama.

26

DAFTAR PUSTAKA

Materi kesehatan: Tinjauan tentang minat belajar anak. http://askep-askeb.cz.cc. Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara, h. 30. Sudrajat, Akhmad. 2008. Media Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com Sunaryo, Hari.2002. Strategi Belajar Mengajar. Malang: UMM Press Komara, Endang, Prof. Dr. H. M.Si. Peran Pembelajaran CTL Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Interaktif. http://dahliahmad.blogspot.com Islamic School. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). http://duniatik.blogspot.com/2008/02/pengertian-teknologi-informasidan.html http://www.scribd.com/doc/21543058/Peranan-TIK-Dalam-Bidang-Pendidikan

27

You might also like