You are on page 1of 45

LAPORAN PRAKTIKUM BK KARIR

DOSEN PEMBIMBING : KADEK SURANATA, S.Pd, M.Pd, Kons


OLEH

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Rian Rosadi (1011011062) Adi Verianto (1011011096) Arya Riana Putra (1011011085) Agus Sutama (1011011111) Yudi Agus Eryawan (1011011079) Agus Setiawan (1011011089)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktikum BK Karir tentang layanan Penempatan dan penyaluran yang di lakukan di SMK TI Global Singaraja mengenai Layanan Penempatan dan Penyaluran di Bidang Karir di SMK TI Global Singaraja Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Kadek Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons selaku dosen mata kuliah Praktikum BK Karir yang sudah memberikan bimbingan-bimbingan kepada penulis, sehingga laporan kami ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap untuk memberikan saran, pendapat sekaligus pembinaan sehingga apa yang penulis kerjakan setidaknya bisa mendekati kesempurnaan.

Singaraja, Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................. Daftar Isi ........................................................................................................ BAB I Pendahuluan 1.1 Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di SMK TI Global Singaraja 4 1.2 Latar belakang perlunya layanan BK Karier yang dilakukan di SMK TI Global Singaraja 7 1.3 Pendekatan layanan yang digunakan dan alasan penggunaannya.. 16 BAB II Teori yang Melandasi dan Perangkat yang digunakan 2.1 Teori, Konsep dan Langkah-langkah ............................................ 20 2.2 Instrumen yang diberikan dalam Kegiatan Layanan ..................... 27 2.3 RPBK yang digunakan serta Perangkat yang menyertainya ......... 30 2.4 Cyber Konseling yang digunakan.. 34 BAB III Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil yang dicapai ......................................................................... 35 BAB IV Penutup 4.1 Kesimpulan .................................................................................... 38 4.2 Saran .............................................................................................. 39 Lampiran lampiran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di SMK TI Global Singaraja Menurut hasil wawancara kami dengan guru BK sekaligus koordinator Bimbingan Konseling Luh Eka Saniari, S.Pd ( Guru BK 07/05/2012) menyatakan bahwa masalah yang dialami siswa tentang pencapaian karir yang optimal karena beberapa faktor yakni, 1. Status sosial ekonomi keluarga, beberapa hal yang melatar belakangi status sosial ekonomi orang tua adalah tingkatan pendidikan orang tua, penghasilan, status pekerjaan orang tua. 2. Kurang pengetahuan awal mengenai seluk-beluk atau kondisi suatu pekerjaan dan masa depan, pengetahuan awal tentang suatu pekerjaan itu antara lain adalah pengetahuan tentang dunia kerja, persyaratan, kualifikasi, struktur jabatan, masa kewajiban sebagai pekerja, dimana pekerjaan itu berada, bagaimana cara memasukinya dan sebagainya. 3. Pola pergaulan individu itu sendiri. Selain masyarakat, pihak lain yang dekat dengan seorang individu dan sangat mempengaruhi proses pemilihan karier ini adalah teman sepergaulan. Seorang individu sering menghabiskan waktunya dirumah temannya serta menyerap sikap-sikap dan nilai-nilai yang belum pernah mereka temui. Individu yang mengembangkan cita-cita masa depan dan pekerjaannya tidak ada hubungannya dengan keluarga, mungkin mendapatkan itu dari teman Nilai-nilai yang diberikan oleh

sepergaulan atau dari sekolah.

kelompok teman ini merupakan suatu pengaruh yang kuat terhadap sikap dan reaksi seorang individu. Hal ini juga didukung Beberapa depan dan pekerjaan

penelitian menyebutkan bahwa cita-cita masa

seorang individu sebagian individu sebagian besar datangnya dari teman seusia daripada dari diri individu itu sendiri(Utoyo, 1989: 24)

Dapat disimpulkan bahwa

faktor pokok penyebab timbulnya

masalah-masalah karier dalah kurangnya pemahaman dan kemampuan individu terhadap dirinya sendiri dan pengetehuan tentang karir kedepanya. Karena pada dasarnya seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan pada sejumlah alernatif, baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun karirnya. Namun, adakalanya siswa mengalami kesulitan unuk mengalami keputusan dalam menentukan alernatif mana yang seharusnya dipilih. Salah satunya adalah kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karir yang akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang rencana karirnya. Diantaranya mereka

mempertanyakaan, dari sejumlah jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang paling cocok untuk saya kelak setelah menamatkan pendidikan? Dalam sebuah artikel surat kabar menyebutkan bahwa banyak diantara lulusan SMA yang mengalami kegagalan dalam hal mempersiapkan menal dan kepribadian ketika memasuki dunia kerja. Hal ini menunjukkan bahwa, pada kenyataannya siswa SMA seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena ketidakmampuannya untuk bekerja setelah mereka lulus. Ketidakmampuan siswa dalam bekerja disebabkan karena pada umumnya siswa SMA tidak memiliki keterampilan khusus seperti siswa SMK. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan mengatakan bahwa kontribusi jumlah angka pengangguran pada lulusan tingkat SMA lebih tinggi dibandingkan lulusan pada jenjang pendidikan lainnya dengan persentase 13,44%. Menurutnya, besarnya angka pengangguran yang dihasilkan SMA itu sebagian akibat dari tidak maksimalnya kompetensi yang dimiliki siswa lulusan SMA untuk memasuki dunia kerja. Ia juga menyatakan bahwa lulusan SMA tidak memiliki jiwa kewirausahaan dan motivasi untuk membuka usaha sendiri. . Adapun masalah-masalah yang berkaitan dengan karir dianaranya : 1. Kurang mengetahui cara memilih program studi 2. Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang karir 3. Bingung dalam memilih pekerjaan, dan

4. Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu jika setelah lulus tidak memasuki dunia kerja. Hasil pemotretan yang melalui wawancara yang pernah dilakukan peneliti pada beberapa orang siswa di sekolah yang menjadi sampel penelitian, menyimpulkan bahwa pada umumnya mereka (siswa kelas XI) masih merasa kebingunggan akan melanjutkan kemana setelah lulus SMA ini. Selain itu, pemberian layanan bimbingan karir yang diterima siswa mengenai informasi karir, baik yang berhubungan dengan dunia kerja maupun yang informasi mengenai jurusan yang ada diperguruan tinggi. Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia karirnya. Untuk itulah, mereka seyogyanya mendapatkan bimbingan guna memperoleh pemahaman yang memandai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi sosial-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karir yang akan ditempuhnya kelak Pemberian pelayanan bimbingan karir sangat diperlukan sekali, hal ini dimaksudkan agar potensi yang dimiliki oleh peserta didik dapat dikembangkan secara optimal. Selain itu, program bimbingan dapat diarahkan untuk menjaga terjadinya keseimbangan dan keserasian dalam perkembangan intelektual, emosional dan sosial. Selain itu melalui program bimbingan diharapkan dapat mencegah dan mengatasi potensi-potensi negatif seperti peserta didik akan mudah frustasi karena adanya tekanan dan tuntutan untuk berprestasi, peserta didik menjadi terasing atau agresif terhadap orang lain karena sedikit kesempatan untuk membentuk persahabatan pada masanya, ataupun kegelisahan akibat harus menentukan keputusan karir lebih dini dari biasanya (Semiawan, 1997).

Program Bimbingan Karir bertujuan untuk membantu siswa dalam merencanakan karir di masa mendatang. Melalui program bimbingan karir diharapkan karir yang dipilih siswa sesuai dengan bakat, minat, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Jika orang memperoleh karir yang tepat, maka hidup orang akhirnya akan bahagia. Dan kebahagiaan adalah tujuan hidup semua orang. Oleh sebab itu bimbingan karir sejak usia dini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tugas pendidikan. Bimbingan karir tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.

1.2 Latar belakang perlunya layanan BK Karier yang dilakukan di SMK TI Global Singaraja (Gani, 1987:11).Bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang

bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang

diharapkannya, untuk menentukan pilhannya, dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya adalah yang paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/ karier yang dipilihnya Di SMK TI Global Singaraja, siswa siswanya memiliki potensi dan minat yang berbeda-beda, dilihat dari angket yang kami sebarkan, terlihat bahwa banyak siswa yang memilih melanjutkan ke perguruan tinggi dan dunia kerja. Dari angket tersebut kami memberikan Layanan BK Karir pada siswa agar siswa SMK mendapat sumber-sumber informasi yang lebih objektif dan akurat tentang karir yang mereka pilih, karena semakin lengkap dan akurat informasi yang dikumpulkan siswa tentang gambaran diri dan pemahaman lingkungan semakin tepat pula pilihan yang bisa dilakukannya. Perkembangan karier merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan manusia, karena itu prinsip-prinsip yang berlaku bagi perkembangan manusia pada umumnya berlaku bagi perkembangan karier.

Siswa yang berada pada masa remaja (SMK), mulai mengenal karier atau pekerjaan yang diperoleh dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Tugas-tugas perkembangan bagi siswa di sekolah sebagai calon tenaga kerja ialah memilih lapangan kerja yang sesuai dengan potensipotensi yang dimilikinya. Potensi-potensi yang dimaksud adalah pengetahuan, keterampilan berfikir, kemampuan kerja, dan sikap terhadap pekerjaan. Memilih jurusan merupakan awal bagi siswa untuk merencanakan karir demi masa depan. Dalam memilih jurusan, siswa mempunyai pandangan-pandanganyang berbeda terhadap tujuan karirnya sehingga cara untuk mewujudkan semua itu berbeda pula antara siswa satu dengan yang lainnya. Banyak siswa masih cenderung terpengaruh oleh orang lain, tidak percaya diri, kurangnya pengetahuan tentang peke{aan yang dinginkan, terpaku pada satu pilihan, tidak mampu mengenali bakat dan minatnya, tidak mendapat dukungan dari orang lain, tidak pasti dalam membuat pilihan, dan mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan. Sebaliknya banyak siswa dalam memilih jurusan tidak lagi terpengaruh oleh orang lain, penuh percaya diri dalam membuat pilihan, sudah mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan yang dinginkan, sudah mampu mengenali bakat dan minatnya, mendapat dukungan dari orang lain, yakin dalarn membuat pilihan, dan tidak mengalami masalah berkenaan dengan pekerjaan yang diinginkan. Hal-hal tersebut berkaitan dengan pengarnbilan keputusan karir siswa dimasa yang akan datang. Menurut Super (dalam Manrihu, l98S:25) karir adalah sekuensi pekerjaan-kerjaan dan peranan-peranan lainnya ),ang keseluruhannya

menyatakan tanggung jawab seseorang kepada pekerjaan dalam keseluruhan pola perkembangan dirinya. Menurut Serniawan (dalam Thantawy, 1993:39) karir adalah jalan kehidupan seseorang yang ditentukan oleh pilihan dan keputusan yang ia buat dalam pekerjaan, pendidikan atau latihan, dan gaya hidup. Wiiensky, dalam Sukardi, 1984:18) mengartikan karir sebagai suatu riwayat pekerjaan yang teratur dimana dalam setiap pekerjaan yang ditekuni merupakan suatu persiapan untuk masa depannya. Super (dalam Uno dan Kuadrat, 2009:93) mengemukakan bahwa karir adalah proses adaptasi seumur

hidup yang terkait baik dengan penyiapan diri pada dunia kerja, berganti posisi kerja mar.rpun meninggalkan dunia kerja. Heer (dalam Sukardi, 1987:100) mengemukakan unsur-unsur karir yang dikembangkan melalui pendidikan karir yaitu J ) Kesaclaran karir merupakan bentuk pemahaman akan dunia kerja secara menyeluruh dan manfaat atau maknanya bagi kehidupan,2) Kesadaran diri yaitu bentuk kesadaran yang dimiliki siswa terhadap dirinya sendiri, kebutuhan-kebutuhannya, kekuatan dan kelemahan pribadinya, serta potensi-potensi lainya, 3) Apresiasi-apresiasi dan sikap berupa sistem nilai terhadap karir dan bagaimana peranannya, 4) kemampuan perbuatan keputusan yaitu bentuk pemahaman siswa terhadap tahapan-tahapan perbuatan keputusan, diantaranya meliputi tindakan indentifikasi altematif, memilih altematif, dan pelaksanaan alternatif, 5) kesadaran ekonomis adalah kesadaran yang dimiliki siswa terhadap relasi antara faktor ekonomi pribadi, pola karir dan pekerjaan, 6) Kesadaran kecakapan bekerja dan kompetensi awal serta dasar-dasar keterampilan kognitif yang dituntut dalam

mengidentifikasikan dari suatu tugas, prosedur tugas, melaksanakan tugastugas dan mengadakan evaluasi, 7) Keterampilan kecakapan bekerj a yaitu berbagai bentuk keterampilan yang dituntut guna dapat secara langsung melakukan berbagai tugas secara tepat, 8) Kesadaran pendidikan yaitu suatu bentuk pengenalan dari siswa tentang makna perkembangan keterampilan dasar dan penguasaan pengetahuan dalam mencapai tujuan karir yang telah ditetapkan melalui alur pendidikan karir. Dari pengertian yang dikemukakan oleh beberapa para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa karir adalah jalan kehidupan seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang mulai dari penyiapan diri pada dunia kerja, berganii posisi kerja, maupun meninggalkan dunia kerja dimana keseluruhan itu merupakan pola perkembangan diri seseorang untuk persiapan menghadapi masa depan. a. Pengertian Keputusan karir Konsep pengembangan keputusan karir beraniak dari postulat bahwa karir dibangun atas apa vang pernah dilakukan seseorang, apa yang diperbuatnya kini, dan apa yang ingin diperbuatnya melaui berbagai tahap perkembangan. Healiy, dalam Uno dan Kuadrat, 2009:93).

Keputusan karir adalah perilaku yang bersangkutan dengan mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuantujuan karir yang tersedia bagi individu. (Manrihu, 1988:26). Tiedeman dan o'Hara (dalam Manrihu, 1988:83) menyatakan bahwa identitas-identitas karir individu terbentuk oleh proses-proses pengambilan keputusan yang menjadi sasaran pemahaman dan kehendakkehendak individu sehingga mereka mampu membuat pilihan-pilihan yang didasarkan padrpengetahuan tentang diri dan informasi eksternal yang sesuai. Munandir (1996:92) mengemukakan bahwa pengambilan

keputusan karir adalah proses memilih pekerjaan yang berlangsung sepanjang hayat, dimana individu terus rnenerus berusaha mencari kecocokan optimal antara tujuan karir dan kenyataan dunia kerja. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan karir adalah proses pemiiihan karir. Proses pemilihan karir yang baik dilakukan melalui langkah-langkah, pertama mengumpulkan inforrnasi tentang karir, kedua mempertimbangkan informasi yang telah dikumpulkan, ketiga nnemilih salah satu yang paling tepat sesuai dengan kemampuan dirinya , keempat membuat perencanaan terhadap apa yang telah ditetapkan dalam pilihan, dan kelima rnelaksanakan pilihan. Informasi adalah berita tentang sesuatu yang berfungsi untuk memberikan keterangan, penerangan, kabar, atau pemberitahuan (KBBI, 20A6319). Sukardi (1984:112) mengernukakan bahwa informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mernbantu individu agar memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Dengan demikian pengumpulan informasi karir berhubungan dengan pengetahuan tentang pendidikan, latihan, kecenderungan lapangan keria" pasaran kerja, dan sumber-sumber karir yang menrberikan infbrmasi tentang tugas-tugas pekerjaan, fungsi-fungsi, upah, persyaratan, dan rnasa depan dalam hubungannya dengan lapangan pekerjaan.

10

Mempertimbangkan

adalah

memikirkan

baik-baik

sebelum

menentukan atau memutuskan sesuatu. Ketika sudah memperoleh berbagai informasi tentang pekerjaan, hendaknya perlu dipertimbangkan antara informasi yang satu dengan informasi yang lainnya. Memilih adalah menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan apa yang disukai. Setelah mempertimbangkan berbagai informasi tentang karir yang diperoleh, kemudian ditentukan apa yang kira-kira paling sesuai dengan kemampuan. Merencanakan adalah menyusun suatu konsep/ide yang dikaitkan dengan peristiwa konkret (KBBI, 20A5:946). Setelah membuat suatu pilihan yang tepat, sejak dini perlu direncanakan segala sesuatunya berkenaan dengan proses pencapaian karir. Dalam membuat keputusan, melaksanakan pilihan juga sangat penting untuk dilakukan. walaupun masih dalam tahap perencanaan, perlu mendapat pertimbangan lebih dalam lagi supaya hasiinya berkualitas. Keputusan karir adalah perilaku yarlg bersangkutan dengan

mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karir yang tersedia bagi individu (Manrihu, 1988:26). Berkaitan dengan hal tersebut (Manrihu (1988:85) mengemukakan bahwa salah satu langkah pertama dalam pengambilan keputusan karir adalah pengumpulan informasi tentang berbagai pekerjaan, maka sediakan sumber-sumber informasi kepada individu-individu. Keputusan karir adalah perihal yang bertaitan dengan putusan yang telah ditetapkan sesudah melalui pertirnbangan dan sudah dipikirkan sehingga memperoleh sikap terakhir (langkah yang harus dijalankan). (KBBI, 2001:914). Munandir (1996.92) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan karir adalah proses memilih pekerjaan yang berlangsung sepanjang hayat, dimana individu terus menerus berusaha mencari kecocokan optimal antara tujuan karir dan kenyataan dunia kerja. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan karir adalah proses pemilihan karir. Proses pemilihan karir yang baik

11

dilakukan rnelalui langkah-langkah, pertama mengumpulkan informasi tentang karir, kedua mempertimbangkan informasi yang telah dikumpulkan, ketiga rnemilih salah satu yang paling tepat sesuai dengan kemampuan dirinya, keernpat membuat perencanaan terhadap apa yang telah ditetapkan dalam pilihan, dan kelima melaksanakan pilihan. Informasi adalah berita tentang sesuatu yang berfungsi untuk mernberikan keterangan, penerangan, kabar, atau pernberitahuan

(KBBI,2006:319). Sukardi (1984:112) mengemukakan bahwa infonnasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk rnembantu individu agar memperoleh pandangan. pengertian dan pemahaman tentang dunia keda dan aspek-aspek dunia kerja. Dengan demikian pengumpulan informasi karir berhubungan dengan pengetahuan tentang pendidikan, latihan, kecenderungan lapangan ke{a, pasaran kerja, dan sumber-sumber karir yang memberikan informasi tentang tugas-tugas pekerjaan, fungsi-fungsi, upah, persyaratan, dan masa depan dalam hubungannya dengan lapangan pekerjaan. Mempertimbangkan adalah memikirkan baik-baik sebelum

menentukan atau memutuskan sesuatu. Ketika sudah memperoleh berbagai informasi tentang pekerjaan, hendaknya perlu dipertimbangkan antara informasi yang satu dengan informasi yang lainnya. Memilih adalah menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan apa yang disukai. Setelah mempertimbangkan berbagai informasi tentang karir yang diperoleh, kemudian ditentukan apa yang kira-kira paling sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat. Merencanakan adalah rnenyusun suatu konsep/ide yang dikaitkan dengan peristiwa konkret (KBBI, 2005:946). Setelah membuat suatu pilihan yang tepat, sejak dini perlu direncanakan segala sesuatunya berkenaan dengan proses pencapaian karir. Dalam membuat keputusan, melaksanakan pilihan juga sangat penting untuk diiakukan. walaupun masih dalarn tahap perencanaan, perlu mendapat pertimbangan lebih dalam iagi supaya hasilnya berkualitas.

12

Banyak siswa ketika menentukan keputusan karir mengalami keraguan, keprihatinan. ketidakpastian, kerisauan, kegalauan pikiran dan ada juga yang mengalami kecemasan. Beberapa orang siswa mungkin benar-benar tidaktahu pekedaan apa yang akan dipilihnya. Ada juga siswa yang sudah rnempunyai pilihan pasti namun ia masih ragu apakah pilihannya itu sudah sesuai dengan kemarnpuan dirinya. Ada juga siswa yang sudah mantap pilihannya namun ia perlu mendapat dukungan dari orang yang sudah lebih berkompeten di bidang karimya. Dari beberapa aspek-aspek keputusan karir dan permasalahan di atas perlu kiranya siswa diberikan informasi-informasi melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Bimbingan adalah bantuan yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi siswa agar dapat memahami diri serta lingkungannya dalam rangka pengembangan pribadinya secara optimal guna mencapai kesejahteraan diri serta masyarakatnya. Bantuan itu diberikan oleh tenaga profesional meliputi hal-hal yang bersifat informasi sampai dengan terapi. (Syuhada, 1988:4 ) Moegiadi (dalam Winkel dan Hastu ti, 2006:29) menyebutkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan. Chiskolm &, McDaniel (dalam Prayitno dan Amti, 1999:94) menyebutkan bahwa bimbingan dapat membantu individu untuk lebih mengenali berbagai inforrnasi tentang dirinya sendiri. Berdasarkan pengertian bimbingan sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian batuan oleh seorang tenaga ahli kepada individu agar individu tersebut mampu memahami diri sendiri serta lingkungannya, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri dan funtutan lingkungannya sehingga ia bisa mengembangkan keputusan karir dengan cermat dan efektif.

13

Setelah diberikan bimbingan, jika memang siswa tidak paham dan memang mempunyai masalah berkenaan dengan membuat keputusan karir maka perlu diberikan layanan konseling. Konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli untuk membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat. (Smith dalam Prayitno, 1999:100) Konseling adalah proses pemberian bantuan yang bersifat memberikan kemudahan-kemudahan yang didasarkan teori, metode, dan teknik psikologi kepribadian guna memantapkan atau memperjelas nilai-nilai dan tujuan-tujuan perilaku klien dimasa depan. (Syuhada, 1988:7 ) Menurut Bernard (dalam Prayitno dan Amti, 1999:101) konseling adalah pemahaman hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhankebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu untuk membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan hal tersebut. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli yang bersifat memberikan kemudahan-kemudahan yang didasari oleh teori dan metode agar individu mampu membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian diri yang perlu dilakukan oleh individu untuk mengembangkan keputusan. Layanan birnbingan konseling sebagai suatu proses bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa agar siswa marnpu belajar untuk mengenal, memahami, menerima diri, rnengetahui kemampuan dan bakatnya, minanla, dan mengetahui ciri-ciri pribadi lainnya termasuk kekuatan dan kelemahannya, serta kelebihan dan kekurangannya. Selain itu, siswa juga dibantu untuk belajar mengenal dan memahami dunia sekitamya termasuk dunia pekedaan dengan segala peraturan dan tuntutannya. Secara khusus pentingnya bimbingan dan konseling karir diberikan kepada siswa agar siswa benar-benar paham dan sadar terhadap karir yang akan dipilihnya karena karir apapun yang akan dipilih siswa nantinya merupakan sebagian besar pengabdian semasa hidupnya. Layanan bimbingan dan konseling karir sangat

14

perlu diberikan terutama pada awal mereka akan memasuki dunia kerja supaya sejak dini siswa bisa mengumpulkan informasi, mempertimbangkan, memilih, merencanakan, dan melaksanakan pilihan pekerjaan yang tepat untuk dirinya sendiri. Dalarn bidang bimbingan dan konseling karir terdapat beberapa teoriteori tentang bimbingan konseling karir yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain Ginzberg, Super, Anne Roe, Holland, Trait and Factor, dan Krumboltz, Teori Ginzberg (Manrihu, 1996'.72) menekankan pada tiga priode penting dalam konsep pilihan karir yaitu periode fantasi (sebelrrm usia sebelas tahun), periode tentatif (umur sebelas sarnpai tujuh belas tahun), dan periode relistik (umur tujuh belas sampai dewasa muda). Menurut teori perkembangan ini individu bergerak maju atau berkembang melalui serangkaian tahap-tahap, karena itu usia sebelas tahun didentifikasi sebagai titik penting dalam hidup individu untuk pertama kalinya menyadari bahwa ia pada akhirnya harus bekerja. Teori Super mengenai perkembangan jabatan (Sukardi, L984'.67) mengemukakan bahwa setiap orang memiliki perbedaan individual, sebab setiap orang rnerniliki kemampuan, minat, dan ciri-ciri kepribadian yang berbeda. Hakikat pola karir seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orang tuanya, kernampuan mental, ciri-eiri kepribadiannya, dan oleh kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi dirinya. Menurut Anne Roe (Dharsana, 2005) keputusan dan pilihan jabatan yang diambil orang pada usia dewasanya, ditetukan oleh bagaimana pengalaman orang itu pada waktu kecil dalam keluarga. orang yang diasuh dengan penuh kasih sayang maka orang tersebut cenderung mengarnbil pekerjaan dibidang kemanusiaan, sedangkan orang yang diasuh yang orientasinya bukan terhadap orang maka akan cenderung mengambil pekerjaan dibidang ilmu alam. Teori Holland (Munandir,1996:107) menekankan pilihan pekerjaan dari sudut lingkungan kerja, pribadi dan perkembangan, serta interaksi pribadi dengan lingkungannya. Pilihan pekerjaan merupakan perluasan kepribadian dan merupakan usaha untuk mengungkapkan diri dalam kehidupan keda.

15

1.3 Pendekatan layanan yang digunakan dan alasan penggunaannya Pendekatan layanan yang kami gunakan untuk memberikan informasi kepada siswa siswi SMK TI Global Singaraja yakni : 1. Metode Ceramah adalah penerangan atau penuturan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. 2. Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta - fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat - tingkat proses pemikiran siswa. Melalui metode tanya jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan aktual. Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru merangsang siswa untuk menggunakan fakta - fakta yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah jawaban 3. Dan Metode diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar dalam diantara pendapat, pemecahan mereka. dan atau saling

mempertahankan didapatkan

pendapat

masalah

sehingga yang

kesepakatan

Pembelajaran

menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat

16

meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Kami menggunakan tiga metode dalam pemberian layanan bimbingan karir yang kami lakukan, hal ini kami anggap sangat penting dan tepat dalam pemberian layanan agar kami mengetahui antusias dari para siswa. Sedangkan dari jenis layanan, layanan yang digunakan adalah layanan informasi. Layanan Infomasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai infonnasi (seperti informasi belajar,

pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman. Secara umum, bersamaan dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu fugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian layanan orientasi dan informasi itu pertamatama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan dan konseling. Lebih jauh, layanan orientasi dan informasi akan dapat rnenunjang pelaksanaan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling lainnya clalam kaitan antara bahan-bahan orientasi itu dengan permasalahan individu. Layanan informasi adalah penyampaian berbagai infomasi kepada sasaran. Layanan agar individu dapat menolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi kepentingan hidup dan perkembangannya. Layanan informasi merupakan layanan yang disediakan untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan karena kekurangan atau ketidaktahuan akan informasi. Banyak informasi yang diperlukan oleh siswa, umpalnanya : sekolah- sekolah yang dapat dimasuki setelah SMPT atau SMTA pekerjaan- pekerjaan yang ada dimasyarakat, cara belajar sesuatu bidang sfudi, masa depan bagi seseorang yang memasuki jurusan tertentu di

17

perguruan tinggi dsb. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam memberikan informasi tersebut. Antara lain dengan rnemberikan ceramah, penjelasan secara lisan apakah pada perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar. Cara yang lain adalah informasi terlulis baik dalam bentuk bulletin, leaflet atau brosur, prospectus, booklet, atau buku- buku pedornan. Informasi juga dapat disampaikan rnelalui penggunaan media elektronika, seperti film slide, film bergerak, audio kaset,video kaset, bahkan komputer. Tujuan layanan informasi adalah agar terkuasainya informasi tertentu dan menjadikan individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektil dan dinamis, mampu mengambii keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan akhirnya dapat mengatualisasikan dirinya. Di dalam masyarakat tersedia banyak kesempatan-kesempatan pendidikan, kesempatan bekerja, kesempatan berhubungan antara satu sama lain,tapi tidak semua individu yang sebenarnya berkepentingan dengan kesempatan itu mengetahui danmemahami dengan baik. Kekurang tahuan dan kekurang pahaman itu sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah, seperti salah pilih sekolah, salah pilih jurusan, salah pilih pekerjaan, dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baiksesuai dengan citacita, bakat, dan minat-minatnya. Sudah tentu kejadian-kejadia ini akan sangat merugikan, tidak saja bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi masyarakat keseluruhan. Untuk menghindarai kejadian-kejadian yang dapat merugikan itu mereka perlu dibekali dengan infonnasi yang cukup dan akurat. Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan, pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungansekitar, pendidikan, jabatan, maupurl sosial-budaya. Dalam masyarakat yang serba majemuk dan semakin kompleks pengambilan kepurusan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagian besar terletak ditangan individu itu sendiri. Dalam hal ini.layanan informasi berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidup dan perkembangannya. Kedua,

18

memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya "kemana dia ingin pergi". Syarat dasar untuk dapat untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu. Dengan kata lain,berdasarkan atas informasi yang diberikan itu individu diharapkan dapat membuat rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya itu. Dan ketiga setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbedabeda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing indicidu. Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di lingkungan danmasyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat menciptakan berbagai kondisi baru baikbagi individu yang bersangkutan maupun bagi rnasyarakat, yang semuanya ifu sesuaidengan keinginan individu dan masyarakat. Dengan demikian akan terciptalah dinamikaperkembangan individu dan masyarakat berciasarkan potensi positif yang ada pada diriindividu dan masyarakat. Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat bahwa masa depan adalah abad informasi, maka barang siapa tidak memperoleh informasi, maka ia akan tertinggal dan akan kehilangan masa depan.

19

BAB II TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN 2.1 Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkahnya Alasan kelompok kami memilih Trait and factor untuk dasar teori bimbingan karir di SMK Ti Global Singaraja karena kepribadian merupakan sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti kecakapan, minat, sikap dan tempramen. Beberapa tokoh yang sering dikenal dalam teori trait and factor adalah Walter Bigham, John Darley, Donald G.Paterson dan E.G.Williamson. Ada beberapa asumsi pokok yang mendasari teori konseling trait and factor, adalah: 1. Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan kemampuan yang terorganisasikan secara unik, dank arena kualitas yang relative stabil setelah remaja, maka tes objektif dapat digunakan untuk mengindentifikasi karakteristik tersebut. 2. Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan perilaku kerja tertentu. 3. Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang berbeda dalam hal ini dapat ditentukan. 4. Baik siswa maupun konselor hendaknya mendiagnosa potensi siswa untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau pekerjaan. 5. Setiap orang memiliki kecakapan dan keinginan untuk

mengindentifikasi secara kognitif kemampuan sendiri TeoriTrait and faktor ini digolongkan ke dalam model konseling yang berdimensi kognitif atau rasional. Model konseling ini memecahkan masalah klien secara intelektual, logis dan rasional.Oleh karenanya konseling ini sering disebut konseling rasional.Konseling ini melakukan diagnosis untuk menemukan masalah klien, dan oleh karenanya konseling ini sering disebut konseling klinis.Konseling Ciri dan Faktor ini juga sering disebut konseling direktif
20

(directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya menuju pemecahan masalahnya.Dalam konseling ini kendali pemecahan masalah ditangan konselor, oleh karenanya konseling ini juga sering disebut konseling yang terpusat pada konselor (counselor centeredPara ahli dalam model konseling ini juga banyak memusatkan perhatiannya pada penggunaan atau pengembangan tes psikologi sebagai alat utama untuk memahami sifat-sifat dan kepribadiaan seseorang atau klien. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui tes psikologi, dapat dilakukan analisis dan interpretasi yang cermat dan akurat terhadap ciri-ciri kepribadian individu (klien), seperti: kemampuan intelektual, bakat, minat, sifat-sifat umum meupun sifat-sifat khususnya. Dengan hasil tes psikologi ini dapat diterangkan dan diprediksi kemampuan-kemampuan, faktorfaktor, dan sifat-sifat individualnya; dan dengan demikian dapat pula direncanakan teknik-teknik bimbingan dan konseling yang relevan dan intensif untuk individu (klien) mengembangkan dirinya dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang sesuai. Meskipun analisis trait and factor dalam bimbingan dan konseling ini bersifat intelektual, logis, dan rasional; namun dasar filsafatnya bukanlah rasionalisme ataupun esensialisme. Dasar filsafat model konseling ini lebih dekat dengan empirisme, mempunyai pandangan yang optimistic bahwa walaupun manusia sudah dibekali dengan pembawaan, namun hal itu sama sekali tidak menentukan. Williamson menyebut dasar filsafatnya adalah personalisme, yang memandang manusia sebagai makhluk individual yang unik dan memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat dikembangkan hingga mencapai tingkat yang lebih sempurna dalam segala aspek kehidupannya, dengan cara membantu atau member kemudahan dalam proses perkembangan individu dari klien tersebut. Lebih lanjut Williamson mengemukakan sebagai berikut: The task of the traitfactor type of counseling is to aid the individual in successive approximations of self-understanding and self-management by means of helping him to assess his assets and liabilities in relation to the requirements of progressively changing life goals and his vocational career (Shertzer & Stone, 1980:171). Yang artinya adalah Tugasdari jenissifat-faktor konselingadalah untuk membantuindividu diridengan

dalamaproksimasidaripemahaman
21

diridanpengelolaan

caramembantunyauntuk

menilaiasetdankewajibandalam

kaitannya

denganpersyaratantujuan hidupsemakinberubah dankejuruannyakarir Hubungan Konselor dengan konseli pada model konseling Trait-factor memberi penekanan pada pentingnya hubungan perseorangan (human

relationship) di dalam konseling.Di dalam membantu individu mengembangkan diri menjadi menusia yang penuh (full humanity), dibutuhkan hubungan yang sangat individual(highly individualized) danpribadi (Personalized).Hubungan yang bersifat pribadi itu dimaksudkan agar konselor dapat menempatkan diri secara emosional dan psikologis dalam kehidupan diri klien. Dalam hubungan ini tidak semata-mata problem centered, artinya bantuan tidak langsung atau tidak segera ditujukan pada pemecahan masalahnya, tetapi mengembangkan

kemampuan individu untuk memecahkan sendiri masalahnya. Suatu hubungan didasarkan pada martabat dan kehormatan bantuan terhadap klien mencapai kesimpulan hipotesis tentatif yang bermanfaat, yaitu memotivasi klien sampai bisa menggunakan potensinya secara penuh (motivated him into his full potentiality). Proses konseling Trait and factor tercermin dalam tahapan-tahapan tertentu. Tahap-tahap tersebut merupakan langkah-langkah konseling yang sudah tentu harus urut dalam pelaksanaannya. Adapun langkah-langkah konseling Trait and factor adalah sebagai berikut: 1. Analisis (Analysis) Langkah ini merupakan langkah pengumpulan data atau informasi tentang diri klien termasuk lingkungannya.Pengumpulan data yang akurat biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai metode atau teknik utamanya tes psikologis dan dari berbagai aspek kepribadian klien. Dengan kata lain, pengumpulan data dilakukan secara integrative dan komprehensif. 2. Sintesis (Synthesis) Pada langkah ini, yang dilakukan konselor adalah mensintesiskan data mana yang relevan dan berguna dan yang tidak, dengan keluhan atau gejala

22

yang muncul.Dalam membuat sintesis, konselor memadukan, menyusun, dan merangkum data yang telah ada untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaan diri individu klien. 3. Diagnosis (Diagnosis) Pada langkah ini konselor menetapkan atau merumuskan kesimpulan tentang masalah klien serta latar belakang atau sebab-sebabnya. Secara rinci yang dilakukan konselor, adalah: a. Melakukan identifikasi masalah secara deskriptif, misalnya: tergantung, kekurangan informasi, konflik internal atau konflik dalam diri sendiri, kecemasan dalam membuat pilihan, tidak ada masalah (Bordin). b. Menemukan sebab-sebab. Dalam hal ini biasanya mencari hubungan antara masa lalu masa kini masa depan, karena dengan ini dapat diperoleh kejelasan. Dalama proses ini sering konselor menggunakan intuisinya yang kemudian dicek dengan logikanya. Diagnosis meliputi : a. Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif misalnya dengan menggunakan kategori Bordin dan Pepinsky Kategori diagnosis Bordin dependence (ketergantungan) lack of information (kurangnya informasi) self conflict (konflik diri) choice anxiety (kecemasan dalam membuat pilihan) Kategori diagnosis Pepinsky lack of assurance (kurang dukungan) lack of information (kurang informasi) dependence (ketergantungan)
23

self conflict (konlflik diri) b. Menentukan sebab-sebab, mencakup perhatian hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapat menerangkan sebab-sebab gejala. Konselor menggunakan intuisinya yang dicek oleh logika, oleh reaksi klien, oleh uji coba dari program kerja berdasarkan diagnosa sementara. 4. Prognosis (Prognosis) Pada langkah ini konselor memprediksi tentang

kemungkinan keberhasilan klien dari proses konseling, artinya memprediksi tentang hasil yang dapat dicapai oleh klien dari kegiatan-kegiatannya selama konseling, serta merumuskan bentuk bantuan yang sesuai. 5. Perlakuan (Treatment)atau konseling Langkah ini merupakan langkah usaha menerapkan metode sebab-akibat.Langkah ini merupakan inti dari pelaksanaan

konseling. Usaha-usaha pada langkah ini, yakni: a. Menciptakan atau meningkatkan hubungan baik antara konselor dengan klien b. Menafsirkan data yang telah ada dan mengkomunikasikannya kepada klien c. Memberikan saran atau ide kepada klien, atau merencanakan kegiatan yang dilakukan bersama klien d. Membantu klien dalam melaksanakan rencana kegiatan e. Jika perlu, menunjukkan kepada konselor atau ahli lain untuk memperoleh diagnosis atau koneling dalam masalah yang lain.

6. Tindak lanjut (Follow-Up)

24

Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan apakah usaha konseling dilakukan itu efektif atau tidak. Usaha-usaha koneling yang dapat dilakukan pada langkah ini, adalah berusaha mengetahui: a. Apakah klien telah melaksanakan rencana-rencana yang telah dirumuskan atau belum b. Bagaimana keberhasilan pelaksanaan rencana-rencana itu c. Perubahan-perubahan apa yang perlu dibuat jika ternyata belum atau tidak berhasil d. Melakukan rujukan (referral) jika perlu. Kelebihan dan Kelemahan konseling trait and factor

Adapun kontribusi yang diberikan teori ini adalah: 1. Teori ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada konseling 2. Penekanan pada penggunaan data tes objektif, membawa kepada upaya perbaikan dalam pengembangan tes dan penggunanya, serta perbaikan dalam pengumpulan data lingkungan. 3. Penekanan yang diberikan pada diagnose mengandung makna sebagai suatuperhatian terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan kepada upaya pengkreasian teknik-teknik untuk mengatasinya. 4. Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya menyeimbangkan pandangan lain yang lebih menekankan afektif atau emosional.

Adapun kelemahan konseling trait and factor, sebagai berikut: a. Kurang diindahkan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan, dambaan aneka nilai budaya , nilai-nalai kehidupan dan cita-cita hidup terhadap perkembangan jabatan anak dan remaja serta pilihan program/bidang studi dan bidang pekerjaan. b. Kurang diperhatikan peran keluarga pilihan dekat, anak yang ikut cara

mempengaruhi

rangkaian

dengan

25

mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan untung-rugi sambil menunjuk pada tradisi keluarga; tuntutan mengingat ekonomi keluarga; serta keterbatasan yang konkrit dalam kemampuan finansial, dan sebagainya. c. Kurang diperhitungkannya perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang ikut memperluas atau membatasi jumlah pilihan yang tersedia bagi seseorang. d. Kurang disadari bahwa konstelasi kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses di suatu bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan datang. e. Pola ciri-ciri kepribadian tertentu pasti sangat membatasi jumlah kesempatan yang terbuka bagi seseorang, karena orang dari berbagai pola ciri kepribadian dapat mencapai sukses di bidang pekerjaan yang sama.

Tujuan dan kegunaan dari penyebaran angket minat bakat siswa terhadap siswa-siswa kelas X di SMK TI Global Singaraja adalah untuk bisa mengidentifikasi, mengetahui seberapa besar pengaruh minat, bakat siswa dan pengaruh arahan orang tua terhadap pemilihan jurusan yang akan siswa pilih dan laksanakan nanti, apabila di dalam pemilihan jurusan tersebut ada kendala berupa bakat atau prestasi yang dimiliki siswa tidak sesuai dengan jurusan yang diminati siswa, ataupun arahan orang tua dalam memilih jurusan tidak sesuai dengan minat bakat yang dimiliki siswa, hal tersebut akan bisa berdampak buruk terhadap prestasi dan proses belajar siswa setelah penjurusan dilaksanakan. Agar hal tersebut bisa dicegah dan diatasi jika ada permasalahan seperti itu, maka guru BK akan sangat berperan aktif dalam membantu mengentaskan permasalahan yang dialami siswa tersebut dengan mengidentifikasi serta melakukan konseling pribadi dengan siswa yang mengalami permasalahan. Cara analisis yang kami lakukan yaitu dengan membagikan angket minat bakat kepada siswa, setelah angket tersebut diisi oleh masing-

26

masing siswa, lalu kami mulai menganalisis angket tersebut dengan melihat dari berbagai aspek siswa yaitu dari prestasi siswa dari semester awal sampai semester akhir, minat, bakat , dan arahan pilihan jurusan dari orang tua siswa. Semua itu harus dikaitkan dalam menganalisis, agar jurusan yang akhirnya dipilih siswa tersebut sesuai dengan prestasi yang dimiliki siswa, minat dan bakat yang dimiliki, serta apa sudah sesuai dan sepaham arahan pemilihan jurusan oleh orang tua siswa terhadap anaknya. Jika di dalam analisis tersebut ada suatu permasalahan, misalnya prestasi, minat, bakat yang dimiliki siswa tidak sesuai dengan jurusan yang akan dipilih siswa atau prestasi, minat, bakat sesuai dengan pilihan jurusan yang akan dipilih siswa, namun arahan pemilihan jurusan dari orang tua tidak sesuai, maka perlu kami lakukan proses konseling pribadi dengan siswa yang mengalami permasalahan, tujuan dilakukan konseling adalah siswa dapat menyadari dan memahami potensi yang ia miliki untuk bisa menyesuaikan intelegensinya dengan jurusan yang dipilih siswa dan tidak ada tekanan atau dalam pemilihan jurusan siswa cenderung mengikuti temannya. Setelah proses konseling berhasil memecahkan permasalahan yang dialami siswa tersebut, maka diharapkan pula kedepannya siswa dapat memilih jurusan yang tepat sesuai intelegensinya dan merasa nyaman mengikuti proses belajar sehingga prestasi yang dicapai siswa dapat maksimal. 2.2 Instrument yang digunakan dalam kegiatan layanan serta cara

menganalisinya.

Instrumen yang kami gunakan dalam kegiatan layanan yaitu : 1. Angket kebutuhan siswa Angket kebutuhan siswa ini kami gunakan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kelanjutan karir yang diinginkan bagi siswa tersebut setelah menempuh pendidikan atau program study. Dalam penyebaran angket ini kami menganalisis dengan menghitung jumlah siswa yang memilih melanjutkan study atau bekerja. Sehingga kita mengetahui persentase siswa yang mana lebih dominan yang

27

nantinya akan menentukan langkah kami dalam memberikan layanan. Berikut adalah angket yang kami gunakan dalam pengumpulan kebutuhan siswa.

Nama NIS Kelas/jursan No. Absen

: : : :

ANGKET KEBUTUHAN SISWA

PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda (V) pada kolom pilihan yang sesuai dengan pilihan anda. 2. Angket ini bertujuan untuk memfokuskan pemberian layanan di dalam kelas.

Pilihan No 1 Pernyataan Setelah menempuh pendidikan di SMK, apakah anda akan bekerja atau melanjutkan studi? Bekerja Melanjutkan Studi

2. Form Penilaian Segera Pada form ini kami memberikan pada siswa setelah mengikuti layanan yang kami berikan, dimana tujuannya yaitu untuk mengetahui secara segera dan mengukur hasil dari layanan yang kami berikan apakah sudah efektif atau belum. Cara kami dalam mengalisis yaitu dengan melihat jawaan dari form yang telah

28

diisi tersebut kemudian menghitung jumlah siswa yang sudah paham mengenai kelanjutan rencana karirnya kedepan. Berikut adalah form penilaian segera yang kami gunakan.

Nama NIS Kelas/jursan No. Absen

: : : :

Form Penilaian Segera

PETUNJUK PENGISIAN 3. Berikan tanda (V) pada kolom pilihan yang sesuai dengan pilihan anda. 4. Form ini bertujuan untuk mengetahui secara segera apakah layanan yang kami berikan berguna atau tidak Pilihan No 1 Pernyataan Setelah mendapatkan layanan informasi mengenai bayangan kelanjutan karir, apakah anda sudah mempunyai rencana Sudah Belum

mengenai karir anda kedepan?

29

2.3.

RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya.

Rencana Pelaksanaan Bimbingan Konseling BIDANG KARIER

A. Identitas 1. Sekolah 2. Kelas/Smt 3. Bidang Bimbingan 4. Jenis Layanan 5. Topik Layanan 5. Waktu Pelaksanaan B. Tujuan Kegiatan : 1. Siswa bisa mengembangkan potensi yang dimiliki dan bisa memilih karir yang sesuai dengan bakat dan keahliannya. C. Materi : Karir sangatlah penting untuk melanjutkan hidup sebagai manusia, namun tidak sedikit otang yang kurang mampu untuk memilih karir sesuai dengan minat dan bakatnya. Banyak orang hanya asal-asalan saja memilih oekerjaan atau karirnya, sehingga hasil yang didapatkannya pun tidak maksimal. Jadi pemilihan karir yang sesuai dengan keahlian sangatlah penting. Agar pekerjaan yang : SMK TI Global Singaraja : X TGB/ Smtr II : Bidang Karir : Penempatan Dan penyaluran : Pemilihan Karir : 1 x 45 disesuaiakan

digeluti bisa menyenangkan dan hasilnya bisa dibanggakan haruslah sesuai dengan latar pendidikan yang kita miliki. SMK sangat berbeda dengan sekolah SMA, karena di SMK, semua siswa sudah diarahkan untuk memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat dari siswa tersebut. Jadi untuk pemilihan karir atau pekerjaan setelah menempuh pendidikan sudah pasti akan arahnya. Dari sekolah sudah merencanakan apakah setelah menempuh studi di SMK, siswa akan bekerja atau melanjutkan studi di mana. Misalnya di kelas atau di jurusan TGB atau Teknik Gambar dan Bangunan, jika siswa yang sudah tamat di jurusan ini, nantinya akan menjadi orang yang mahir dalam membuat drafter bangunan atau rancangan bangunan sekaligus membuat bangunan. Karena selama pendidikan siswa diberikan ilmu mengenai teknik gambar dan bangunan, bukan ilmu

30

mengenai otomotif dan lain sebagainya. Dan jika siswa akan melanjutkan studi, siswa sudah memiliki arah studi yang jelas yaitu memilih jurusan arsitek. Jadi bisa disimpulkan, bahwa siswa yang memilih jurusan teknik gambar dan bangunan setelah tamat pekerjaan jangka pendek maupun jangka panjang adalah bekerja dibidang bangunan, dibidang rancangan bangunan, dan juga sebagai arsitek maupun kontraktor yang sudah sesuai dengan keahliannya selama menempuh pendidikan di SMK

D. Metode/ Pendekatan/Teori/Model : Teori Karir Donald Super D. Langkah Kegiatan Layanan PERTEMUAN I (PERTAMA) AWAL 1. Melakukan presensi dan apreseasi 2. Menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. INTI Eksplorasi 1. Memberikan beberapa pertanyaan mengenai pentingnya karir. 2. Pembahasan mengenai pentingnya karir bagi setiap orang 3. Menyampaikan informasi tentang pemilihan karir 35 menit 5 menit KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU

ELABORASI : 1. Diskusi Kelas dengan Tema pemilihan jabatan dan karir. 2. Membuat perencanaan karir yang akan dipilih

31

sesuai dengan keahliannya.

KONFIRMASI : 1. Memberikan penguatan/reinforcement terhadap pilihan karir yang akan diambil sesuai dengan keahlian yang dimiliki 2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas dibawah bimbingan guru PENUTUP 1. Guru dan siswa melakukan repleksi diri terhadap hasil diskusi 2. Repleksi hasil mengunakan form Laiseg untuk mengetahui hasil dari layanan yang telah diberikan 5 menit

F. Media/ alat/sumber Informasi: Media : brosur, slide, Nara Sumber kelompok BK Karir.

G. Evaluasi : - Evaluasi hasil : Jangka pendek, diukur dengan menggunakan instrumen berupa form laiseg.

32

Evaluasi proses : Dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan secara langsung selama proses kegiatan berlangsung. Aspek yang diamati antara lain: partisipasi siswa dalam proses kegiatan layanan.

Singaraja, Juni 2012

Mengetahui Guru BK/ Guru Pembimbing

Luh Eka Saniari, S.Pd NIP.

Mengetahui Kepala Sekolah Dosen Pembimbing

Ir. IDK. Budi Mahardana, MM NIP. 19620306 198703 1 015

Kadek Suranata, S.Pd, M.Pd.,Kons NIP. 19820816200812 1 002

Perangkat media yang kami gunakan dalam pemberian layanana LCD, Laptop, Power Point, brosur, cyber.

33

2.4.

Cyber konseling Selain perangkat Cyber diatas dalam pemberian dengan layanan kami juga web:

menggunakan

Konseling

yaitu

membuka

www.kelompokenamc.weebly.com.

34

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil kegiatan dalam pemberian layanan informasi bidang karir Kegitan yang kami laksanakan terdiri dari berbagai tahap. Tahap pertama kami membawa surat pengantar untuk pengumpulan data, kemudian tahap kedua kami bertemu dengan guru BK dan membicarakan maksud dan tujuan kami datang ke SMK TI Global Singaraja sekaligus meminta RPBK dan dikelas mana kami diberikan untuk memberikan layanan. Tahap ketiga, kami datang untuk mengkonfirmasi kapan kami diberikan waktu untuk memberikan informasi dan meminta waktu sebentar untuk menyebarkan angket kebutuhan siswa. Tahap keempat, kami memberikan layanan informasi ke kelas. Dari keempat tahap yang kami laksanakan semua sesuai dengan tujuan kami datang kesana, hasil yang didapatkan pun cukup baik. Dari penerimaan guru BK cukup baik, ketika kami memberikan angketpun sesuai dengan tujuan kami dan kami bisa mengetahui informasi apakah yang paling diinginkann oleh siswa. Setelah angket terkumpul kami menganalisis angket tersebut dan didapatkan hasil seperti pada tabel dibawah ini.

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa setelah tamat diri SMK menginginkan untuk langsung bekerja, kendati ada yang memilih bekerja sambil kuliah dan sedikit yang memilih untuk kuliah saja. Analisis inilah yang kami jadikan acuan dalam pemberian layanan, sehingga layanan informasi yang diberikan tidak mubasir. Jika disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat sebagai berikut:

Jadi dapat disimpulkan dari tabel diatas bahwa sebagian besar siswa menginginkan untuk bekerja yaitu 15 orang, kuliah dan bekerja sebanyak 7 orang, dan kuliah sebanyak 5 orang. Melihat persentase tersebut maka prioritas kami dalam memberikan layanan adalah informasi mengenai informasi pekerjaan, namun selain itu kami juga menyelipkan informasi mengenai study lanjut bagi mereka yang ingin melajutkan kuliah karena mengingat hasil tersebut ada juga

35

beberapa siswa yang mengiginkan untuk kuliah agar nantinya kegiatan layanan yang kami berikan bermanfaat dan dapat membantu mereka dalam menentukan putusan karir maupun study lanjut yang sesuai dengan program study yang mereka pilih saat ini. Selanjutnya setelah pemberian layanan kami menyediakan form penilaian segera yang akan diisi oleh siswa yang tujuannya untuk mengevaluasi layanan yan telah diberikan. Setelah kami melaksanakan kegiatan ini, kami kembali keruang BK, untuk mengucapkan terimakasih kepada koordinator BK dan guru BK yang memberikan waktunya kepada kami untuk memberikan informasi. Guru BK mengucapkan terimakasih juga, karena telah memberikan informasi awal mengenai karir siswanya kedepan. Itulah yang diucapkan oleh guru BK disana. Kami menilai kesan dari guru BK cukup baik karena guru BK disana juga memberikan kami suport untuk terus belajar dan menggunakan pengalaman dikelas tadi sebagai bahan pembelajaran. Dari siswa juga seperti itu, tidak ada yang mencampahkan kami seperti siswa pada umumnya yang agak campah jika ada guru praktek yang mengajar. Siswa di kelas cukup tertib, walaupun ada segelintir orang yang agak main-main. Namun secara keseluruhan cukup baik. Kami sendiri dari pihak mahasiswa juga merasakan cukup puas dengan apa yang kami laksanakan.

Dalam setiap kegiatan pasti akan ada kelemahan dan kekurangannya. Baik itu yang berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam kegiatan yang kami laksanakan kami memiliki beberapa kelemahan atau bisa dikatakan hambatan kami dalam melaksanakan kegiatan. Hambatan yang kami alami dalam pelaksanaan pemberian layanan: Karena perencanaan pemberian layanan ini dilakukan ketika siswa menjelang UAN dan Ulangan Akhir Semester sehingga menyulitkan kami dalam melaksanakan kegiatan, dimana pihak sekolah hanya memberikan kami waktu yang sangat singkat untuk melaksanakan kegiatan. Berawal dari waktu yang menghambat kami dalam melaksanakan kegiatan sehingga pelaksanaannya pun kurang maksimal dalam artian kegiatan

36

yang dilaksanakan terpacu pada waktu sehingga kami tidak sempat melakukan tindak lanjut kepada beberapa siswa yang masih belum memiliki bayangan karir kedepannya. Setiap pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan, pasti ada kekurangan dan kelebihannya. Dari kegiatan yang kami laksanakan dilapangan, kami memiliki beberapa kelemahan, baik itu dari faktor internal, maupun dari faktor eksternal. Faktor internal yaitu sumber daya manusia yaitu kami sebagai mahasiswa yang memberikan layanan di sekolah. Karena keterbatasan kami dalam menyampaikan informasi, keterbatasan kami dalam mengelola kelas, sehingga ada siswa yang mungkin tidak terlalu konseng dengan apa yang kita sampaikan. Kelemahan ini bisa kami minimalisir seiring berjalannya waktu, karena semakin kedepan kami akan terus belajar untuk menguasai kelas dan bisa jelas dalam menyampaikan informasi. kemudian dari faktor eksternal, kami Cuma diberikan waktu yang relatif sedikit untuk menyampaikan informasi. jadinya kurang sempurnanya proses pemberian layanan yang kami laksanakan Terlepas dari kekurangan yang kami berikan, kami sedikitnya memliki suatu kelebihan yaitu kami memberikan informasi pada siswa yang baru kelas X, sehingga proses untuk menentukan arah karirnya makin lama untuk dipikirkan, sehingga untuk kedepannya setelah siswa tersebut duduk di kelas XII, siswa tersebut sudah bisa menentukan arah kemana dia akan berlabuh, sehingga tidak terjadi kebingungan dari siswa tersebut.

37

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari pembahasan laporan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di SMK TI Global Singaraja Singaraja terhadap siswa sasaran layanan, yaitu : Perbedaan minat penjurusan siswa dengan hasil prestasi siswa, sehingga siswa mengalami belajar.

kesulitan dalam proses

Perbedaan minat jurusan siswa dengan hasil konsultasi yang mereka lakukan dengan orang tua. 2) Latar belakang perlunya layanan BK karier yang dilakukan di SMK TI Global Singaraja Singaraja yaitu Konseling karir sifatnya sangat kompleks, dan kompleksitas konseling karir tidak hanya berkaitan dengan seleksi dan penempatan akan tetapi menyangkut karakteristik dan pribadi individu beserta kondisi lingkungan yang senantiasa keberadaannya beriringan dengan kehidupan manusia. 3) Di dalam melaksanakan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran terdapat tujuan umum dan tujuan khusus. 4) Teori yang melandasi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran di SMK TI Global Singaraja Singaraja adalah terori trait & factor 5) Istrument yang kami gunakan dalam kegiatan layanan penempatan dan penyaluran di SMK TI Global Singaraja Singaraja adalah menggunakan angket minat, bakat siswa. 6) Keberhasilan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran di SMK TI Global Singaraja Singaraja dapat dibuktikan dari partisipasi siswa yang mengisi angket minat, bakat siswa dan mereka cukup antusias mengikuti kegiatan ini

38

dengan melakukan konseling mengenai permasalahan yang dihadapinya. 4.2 Saran Saran yang dapat kami berikan yaitu, kita sebagai calon guru BK ataupun konselor nantinya, seharusnya lebih gencar lagi melaksanakan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang karir siswa di sekolah, yang bertujuan untuk bisa mencegah terjadi prestasi belajar siswa tidak maksimal yang disebabkan oleh salah satu faktor mendasar yaitu salah dalam memilih jurusan yang tidak sesuai dengan intelegensi siswa. Senantiasa mendekatkan diri dengan siswa-siswa, agar kita bisa peka terhadap permasalahan siswa, khususnya masalah proses belajar siswa dan siswa juga mau dengan kesadarannya sendiri meminta melakukan proses konseling guna memecahkan permasalah yang dihadapi siswa

39

DAFTAR PUSTAKA Hasil observasi di SMK TI Global Singaraja http:// www. Scribd. Com/ doc/45946817/Perkembangan-Karir Winkel. W.S dan Hastuti Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta . Media Abadi. Hayadin. 2006. Pengambilan Keputusan Untuk Profesi Pada Siswa Jenjang Pendidikan Menengah, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 59 (12), 383-394

40

41

DOKUMENTASI

SMK TI Bali Global Singaraja

42

Ruangan kelas SMK TI Global Singaraja

43

Baliho jurusan di SMK TI Global Singaraja

44

Ruangan BK untuk bimbingan dan konseling di SMK TI Global Singaraja

45

You might also like