Professional Documents
Culture Documents
a. b.
c.
d. e.
f.
Persoalan2 dalam etika di antaranya adalah: Apa yg dimaksud baik atau buruk secara moral. Apa syarat2 sesuatu perbuatan dikatakan baik secara moral? Bagaimana hubungan antara kebebasan kehendak dengan perbuatan susila. Apa yg dimaksud kesadaran moral? Bagaimana peranan hati nurani dalam setiap perbuatan manusia? Bagaimana pertimbangan moral berbeda dari dalam bergantung pada suatu pertimbangan yang bukan moral.
Eudemonisme: (Yunani= eu+daimon= roh atau semangat yang baik). Pandangan aliran ini menekankan bahwa kebaikan tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik. Mereka meyakini hal2 berikut: a.adanya suatu skala nilai-nilai, asas-asas moral atau aturan2 bertindak (code of conduct) b.lebih menguntungkan hal2 yg bersifat spiritual atau mental daripada yg bersifat inderawi/ kebendaan c.lebih mengutamakan kebebasan moral daripada ketentuan kejiwaan atau alami. d.lebih mengutamakan hal yg umum daripada yang khusus.
Hedonisme (Yunani = hedone: kenikmatan atau yang menyenangkan). Kebaikan manusia menurut kaum hedonis terletak dalam kenikmatan dan kesenangan yang menjadi tujuan hidup manusia. Aliran ini menganjurkan manusia untuk mencapai kebahagiaan yang didasarkan pada kenikmatan, kesenangan. Aliran hedonisme menyatakan bahwa kesenangan/ kebahagiaan adalah tujuan hidup manusia oleh karena itu reguklah kenikmatan selama masih bisa direguk. Padahal mereka lupa bahwa kegembiraan pikiran lebih tinggi daripada kenikmatan jasmani.
Egoisme: kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain. Sebaliknya aliran yang menekankan dan melihat kesenangan atau kebahagiaan orang lain menjadi tujuan segala usaha manusia disebut: altruisme (Latin: alter= yang lain atau orang lain) Utilitarianisme: (Latin: uti, usus sum= menggunakan atau utilis= yang berguna). Ini merupakan bentuk hedonisme yang digeneralisir. Kesenangan atau kenikmatan manusia dilihat sebagai seusuatu yang baik dalam dirinya, sedangkan penderitaan dan sakit adalah buruk dalam dirinya. Aliran ini menyatakan bahwa tindakan yg baik adalah tindakan yg sebesar-besarnya bagi manusia yang sebanyak-banyaknya. Dengan kata lain segala sesuatu yang berguna selalu dianggap baik.
TEORI UTILITARIANISME
Jeremy Bentham (1748-1832)
Prinsip utama : tindakan yang benar secara moral - tindakan yang memaksimalkan manfaat sosial sebesar-besarnya, di mana manfaat sosial itu dapat mengurangi biaya sosial Fokus : hasil dari suatu tindakan yang benar :
Maksimalkan manfaat sosial sebesar-besarnya Memberikan manfaat sosial yang baik Mengurangi biaya sosial /kerugian
Deontologisme (Yunani: deon+logos= ilmu tentang kewajiban moral). Adalah etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsipprinsip moral. Sikap dan intensi pelaku lebih diutamakan daripada apa yang dilakukan secara konsekuensi perbuatan itu. Deontologisme Etis: berpendirian bahwa sesuatu tindakan dianggap baik tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan suatu hal. Yang menjadi dasar moralitas adalah kewajiban. Etika situasi: kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.
2. Etika Khusus
a. Falsafah b. Bidang khusus
ETIKA
Apa itu etika? Sistematika etika Etika profesi Etika profesi dalam bidang komunikasi Kebebasan dan tanggung jawab media/pers
Etika dan moral perlu ditegaskan kembali Adalah tidak etis, jika Di televisi akhir-akhir ini banyak iklan yang kurang etis Moral Pancasila Etika Pembangunan
ARTI ETIKA
Etika sebagai ilmu Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Etika sebagai kode etik Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Etika sebagai sistem nilai Nilai mengenai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.
Objek material = suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, suatu hal yang diselidiki, atau suatu hal yang dipelajari. Objek material bisa bersifat konkret atau abstrak. Objek formal = cara memandang atau meninjau yang dilakukan seorang peneliti/ ilmuwan terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
Objek material etika = tingkah laku atau perbuatan manusia (perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas).
Objek formal etika = kebaikan dan keburukan, bermoral tidak bermoral dari tingkah laku tersebut. (Perbuatan yang dilakukan secara tidak sadar atau tidak bebas, tidak dapat dikenakan penilaian bermoral atau tidak bermoral).
Etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode tugas manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral, atau menerjemahkan pelbagai nilai itu ke dalam norma-norma, lalu menerapkannya pada situasi kehidupan konkret. Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran; sebagai filsafat, etika mencari keterangan (dan kebenaran) yang sedalam-dalamnya. Sebagai tugas, etika mencari ukuran tentang baik-buruknya tingkah laku manusia.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, artinya adat kebiasaan, (jamaknya ta etha),. Moral berasal dari bahasa Latin mos, artinya adat kebiasaan (jamaknya mores). Jadi, keduanya memiliki kesamaan arti. Hanya asal bahasanya yang berbeda. Ada sedikit perbedaan dalam penggunaannya sehari-hari: moral/moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai; etika digunakan untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta): Tidak terdapat kata amoral ataupun immoral. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Amoral dijelaskan sebagai tidak bermoral, tidak berakhlak (contoh: Memeras para pensiunan adalah tindakan amoral); tidak terdapat kata immoral.
tidak
Immoral:
bertentangan dengan moralitas yang baik secara moral buruk tidak etis
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan. Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan; etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain.
Etiket bersifat relatif; etika jauh lebih bersifat absolut. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja; etika menyangkut manusia dari segi dalam.
Hukum lebih dikodifikasi daripada etika; etika tidak dikodifikasi. Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja; etika menyangkut juga sikap batin seseorang. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan etika (sanksi hukum bisa dipaksakan, etika tidak bisa dipaksakan). Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara; etika melebihi para individu dan masyarakat. Jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan, etika memberikan penilaian baik buruknya. Etika ditujukan kepada manusia sebagai individu; hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk sosial.