You are on page 1of 12

Ca SERVIKS

I. Pengertian Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak orang sehingga ada baiknya kita mencegah kanker daripada mengobatinya. (anonymous, 2009) kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk :

tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal) menyerang jaringan biologis di dekatnya. bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis (Wikipedia.com) Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai

akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya. (FKUI:1990; FKKP:1997) Kanker serviks adalah suatu proses keganasan pada serviks karena adanya sel-sel/ jaringan yang pertumbuhannya terus-menerus tidak terbatas, tidak terkoordinir dan mendesak jaringan sekitarnya. (Manuaba, 1993) Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. (fikriamrullah, 2011)

II. ETIOLOGI Kanker serviks terjadi jika sel sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. Jika sel sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak / ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks. Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa factor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain: 1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual Peneliti menunjukkan semakin muda wanita melakukan hubungan sseksual, semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda. Sering berganti-ganti pasanngan. 2. Jumlah kehamilan dan partus Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus 3. jumlah perkawinan Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai factor resiko yang besar terhadap kanker serviks 4. social ekonomi Pada golongan social ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan krang, hal ini mempengaruhi imunitas tubuh 5. infeksi Virus HPV ( Human Papiloma Virus )

HPV adalah virus penyebab kutil genitalis ( kondiloma akuminata ) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56. Virus Herpes Simpleks

Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma aquminata diduga sebagai factor penyebab ca serviks 6. Hygine dan Sirkumsisi Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya ca serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi 7. Merokok Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. 8. Suami / pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks. 9. Pemakaian DES ( dietilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran. 10. Pemakaian pil KB (sarwono, 2009)

III. MANIFESTASI KLINIS Menurut Sarwono, 2009


Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan Pendarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)

Pendarahan yang terjadi di luar senggama Pendarahan spontan saat defekasi Pendarahan spontan pervaginaan, bau busuk khas Anemia akibat pendarahan berulang Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf. Cepat lelah, kehilangan berat berat Cerviks cepat membesar, teraba lunak, irregular Lesi pada porsio atau sudah sampai vagina

IV. PATOFIOLOGI Karsinoma serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut sebagai squamo-columnar junction (SCJ). Histologi antara epitel gepeng berlapis (squamous complex) dari portio dengan epitel kuboid/silindris pendek selapis bersilia dari endoserviks kanalis serviks. Pada wanita SCJ ini berada di luar ostius uteri eksternum, sedangkan pada waniya umur > 35 tahun, SCJ berada di dalam kanalis serviks. Tumor dapat tumbuh : 1. Eksofilik mulai dari SCJ ke arah lUmen vagina sebagai masa yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis. 2. Endofilik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stomaserviks dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus. 3. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas. Serviks normal secara alami mengalami proses metaplasi/erosio akibat saling desak-mendesak kedua jenis epitel yang melapisi. Dengan masuknya mutagen, porsio yang erosif (metaplasia skuamosa) yang semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik melalui tingkatan NIS I, II, III dan KIS untuk akhirnya menjadi karsinoma invasif.. Sekali menjadi mikroinvasif atau invasif, prose keganasan akan berjalan terus.

Periode laten dari NIS I s/d KIS 0 tergantung dari daya tahan tubuh penderita. Umumnya fase pra invasif berkisar antara 3 20 tahun (rata-rata 5 10 tahun). Perubahan epitel displastik serviks secara kontinyu yang masih memungkinkan terjadinya regresi spontan dengan pengobatan / tanpa diobati itu dikenal dengan Unitarian Concept dari Richard. Hispatologik sebagian besar 95-97% berupa epidermoid atau squamos cell carsinoma sisanya

adenokarsinoma, clearcell carcinoma/mesonephroid carcinoma dan yang paling jarang adalah sarcoma.

V. KLASIFIKASI Stadium Menurut sarwono, 2009 Klasifikasi kanker serviks, menurut FIGO, 1978 Tingkat Criteria 0 Karsinona in situ atau karsinoma intraepitel Penatalaksanaan Biopsy kerucut

Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak dinilai)

Ia Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis secara makrokopik, lesi tidak lebih dari 3 mm, atau secara mikroskopik kedalamannya >3-5 mm dari epitel basah dan memanjang tidak lebih dari 7 mm

Histerektomi transvaginal

Ib

Secara klinik tumor belum Nampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histology ternyata sel tumor telah mengadakan invasi melebihi Ia

Biopsi kerucut

II

Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul

IIa

Penyebaran hanya ke vagina , parametrium masih bebas dari infiltrate tumor

Biopsy kerucut

IIb

Penyebaran ke parametrium uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul Histerectomi transvaginal

IIIa

Penyebaran sampai bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding rahim Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrasi antara tumor dan dinding panggul Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rectum atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul tempat yang jauh Proses sudah sampai mukosa rectum atau vesika urinaria atau sudah keluar dari panggul kecil, metastase jauh belum terjadi

Histerectomi transvaginal

IIIb

Histerectomi transvaginal

IV

Histerectomi transvaginal

IVa

Histerectomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe

IVb Terjadi metastasi jauh

Klasifikasi : 1. Kanker Serviks Pre-Invasif

Klasifikasi yang digunakan saat ini meliputi : 1. CIN I displasia ringan 2. CIN II displasia sedang 3. CIN III displasia berat dan karsinoma insitu Metode yang digunakan untuk mendeteksi CIN adalah papanikolaou (PAP) Test. PAP test terdiri dari 5 kategori. 1. Stadium I : Tidak ada sel abnormal 2. Stadium II : Sel epitel diidentifikasi, inflamasi harus diukur. 3. Stadium III : Kecurigaan Sel Abnormal 4. Stadium IV : Sel Malignan karsinoma insitu 5. Stadium V : Sel malignan kanker invasif 6. Kanker Serviks invasif Terdapat 2 tipe yaitu mikro-invasif dan invasif 1. Karsinoma mikroinvasif Adalah satu atau lebih lesi yang membesar tidak lebih dari 3 mm di bawah membran basal tanpa adanya infasif limfatik atau vaskuler. 1. Karsinoma invasif Adalah penyebaran karsinoma ke arah lain, kanker serviks invasif tidak menampakkan gejala tunggal yang spesifik, yang terjadi adalah pendarahan yang terjadi saat coitus atau latihan fisik, nyeri hematuria, dan gagal ginjal akibat penyebaran kanker ke kandung kemih dan obstruksi serta pendarahan rektal serta obstruksi bowel. Terapi pembedahan dan radioterapi. 2. Kanker Serviks Lanjut dan Berulang Sekitar 1 dari 3 wanita dengan kanker serviks invasif, mempunyai penyakit berulang atau persisten setelah terapi.

(anonymous, 2009)

VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS 1. Pap Smear Pap smear dapat mendeteksi sampai 90 % kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker servikpun menurun sampai lebih dari 50 %. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual / atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani pap smear secara teratur yaitu 1 kali / tahun. Jika selam 3 kali berturut turut menunjukkan hasil yang normal, pap smear bias dilakukan 1 kali / 2 3 tahun. Hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks : displasia ringan ( perubahan dini yang belum bersifat ganas ) displasia berat ( perubahan lanjut yang belum bersifat ganas ) karsinoma insitu ( kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar ) kanker invasive ( kanker telah menyebar lapisan serviks yang lebih dalam / ke organ

tubuh lainnya ) 1. Scan (MRI, CT, Gallium) dan ultrasound Dilakukan untuk tujuan diagnostik identifikasi metastatik dan evaluasi respon pada pengobatan. 1. Biopsy (aspirasi, eksisi, jarum, melubangi)

Dilakukan untuk diagnosa banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sumsum tulang, kulit, organ, dsb. 1. Penanda tumor Zat yang dihasilkan dan disekresikan oleh sel tumor dan ditemukan dalam serum (CEA, antigen spesifik prostat, HCG, dll.) 1. Tes kimia skrining 2. HDL dengan diferensial dan trombosit dapat menunjukkan anemia, perubahan pada SDM dan SDP, trombosit berkurang atau meningkat. 3. Sinar X dada Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer. (fikriamrullah, 2011)

VII. PENGOBATAN Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan: 1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser. 2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan. Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya. 2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. (agus, 2011)

VIII. PENCEGAHAN Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks yaitu : 1. Mencegah terjadinya infeksi HPV 2. Melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur Pap smear ( tes papanicolau ) adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel sel yang diperoleh dari apusan serviks. Pada pemeriksaan pap smear, contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang dibuat dari kayu / plastik ( yang dibedakan bagian luar serviks ) dan sebuah sikat kecil ( yang dimasukkan ke dalam saluran servikal ). Sel sel serviks lalu dioleskan pada kaca objek lalu diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. 24 jam sebelum menjalani pap smear, sebaiknya tidak melakukan pencucian / pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak menggunakan tampon. Pap smear sangat efektif dalam mendeetksi perubahan prekanker pada serviks. Jika hasil pap smear menunjukkan displasia/ serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan kalposkopi dan biopsi. Anjuran untuk melakukan pap smear secara teratur : 1. setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun

2. setiap tahun untuk wanita yang berganti ganti pasangan seksual / pernah menderita infeksi HPV / kutil kelamin 3. setiap tahun untuk wanita yang memaaakai pil KB 4. setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun jika 3 kali pap smear berturut turut menunjukkan hasil negatif / untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker 5. sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal 6. sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan pre kanker maupun kanker servik Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker serviks sebaiknya : 1. anak perempuan yang berusia di bawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual 2. jangan melakukan hubungan seksual pada penderita kutil kelamin/ gunakan kondom untuk mencegah penularan kutil kelamin 3. jangan berganti ganti pasangan seksual 4. berhenti merokok 5. pemeriksaan panggul ( pap smear ) harus dimulai ketika seorang wanita mulai aktif melakukan hubungan seksual / pada usia 20 tahun. Setiap hasil yang abnormal harus diikuti dengan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi 6. Identitas Klien 7. Keluhan utama 8. Status kesehatan (fikriamrullah, 2011)

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, sarwono. 2009. Ilmu kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka.

Anonymous. 2010. Pengertian kanker cara melawan mencegah penyakit kanker makanan pemicu penyebab kanker. www.google.com (diakses tanggal 19 desember 2011, pukul :16.00 WIB)

Anonymous. 2011. Kanker. www.wikipedia.com (diakses tanggal 19 desember 2011, pukul: 16.15 WIB)

Fikriamrullah. 2011. Laporan pendahuluankanker cervix. www.wordpress.com (diakses tanggal 19 desember 2011, pukul 16.25 WIB)

You might also like