Professional Documents
Culture Documents
HIDROLOGI
TEKNIK SUMBER DAYA LAHAN DAN LINGKUNGAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan Bencana banjir sudah menjadi langganan setiap tahun pada saat musim penghujan selama puluhan tahun di beberapa wilayah di Indonesia. Banjir adalah aliran/genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi atau bahkan
menyebabkan kehilangan jiwa (Asdak, C. 1995). Aliran/genangan air ini dapat terjadi karena adanya luapan-luapan pada daerah di kanan atau kiri sungai/saluran akibat alur sungai tidak memiliki kapasitas yang cukup bagi debit aliran yang lewat (Sudjarwadi 1987). Bencana banjir selain akibat kerusakan ekosistem ataupun aspek lingkungan yang tidak terjaga tetapi juga disebabkan karena bencana alam itu sendiri seperti curah hujan yang tinggi. Dalam perencanaan bangunan pengendali banjir (saluran drainase, tanggul, dll) data masukan curah hujan sangat diperlukan. Perhitungan debit banjir rencana dengan metode rasional untuk perancangan bangunan keairan memerlukan data intensitas hujan dalam durasi dan periode ulang tertentu yang dapat diperoleh dari kurva IDF. Maka dari itu perlu diadakannya pendugaan terhadap debit banjir untuk melakukan suatu penaggulangan bajir. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pendugaan terhadap intensitas curah hujannya dengan menggunakan metode tetapan/konstanta intensitas curah hujan. Hasil dari perhitungan tetapan/konstanta intensitas curah hujan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk menghitung debit banjir rencana yang digunakan dalam perencanaan bangunan pengendali banjir.
1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa/i mampu
melakukan perhitungan penentuan debit banjir dengan menggunakan metode Log Pearson III.
BAB II METODE
3.1 Tempat dan Waktu Tempat : Lab TTA Waktu : Jam Praktek
3.2 ALAT DAN BAHAN White Board dan Alat Tulis Data debit harian 10 tahun Flashdisk dan kertas
3.2 PROSEDUR PRAKTIKUM Menyiapkan data debit harian selama beberapa tahun Tentukan nilai debit terbesar pada masing-masing tahun Urutkan data debit tersebut menurut urutan terbesarnya (lihat table 1) Mengubah data debit banjir tahunan sebanyak n buah X1, X2, X3, Xn menjadi log X1, log X2, log X3, ., log Xn Menghitung harga rata-ratanya
Menentukan nilai G dari table berdasarkan nilai Cs. Tabel 8-8a untuk nilai Cs positif dan 8-8b untuk nilai Cs negative.
Menghitung logaritma debit dengan periode ualng yang dikehendaki Mencari antilog dari log Q untuk mendapatkan debit banjir dengan periode ulang yang dikehendaki QT Hasil perhitungan banjir dengan metode Log Pearson Tipe III dibandingkan dengan perhitungan banjir secara dan metode Gumbel pada pertemuan ke 11 dan 12
No 1 2 3 4 5
Tahun 5 10 25 50 100
Cs
Log Q
Q Log Pearson
Q Gumbell
0.128897
3.011669 1027.232 1355.973 3.012349 1028.842 1577.823 0.001545 3.013073 1030.56 1858.131 3.013541 1031.671 2066.079 3.013962 1032.67 2272.492
3.2 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa metode yang paling cocok/tepat untuk analisis curah hujn rata-rata dalam penentuan curah hujan rata-rata suatu wilayah adalah dengan menggunakan metode Isohyet. Akan tetapi memerlukan ketelitian dalam penentuan garis isohyetnya. Pengaruh topografi pada suatu areal dapat terwakili dalam hasil perhitungannya, karena garis isohyets merupakan cerminan dari pengaruh topografi terhadap distribusi hujan pada suatu areal.
BAB IV KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan pada prktikum penentuan curah hujan rata-rata wilayah yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode Isohyet adalah metode yang paling teliti dibandingkan dengan dua metode lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktikum Hidrologi Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung. http://ms.wikipedia.org/wiki/Musim_hujan_di_Asia_Timur
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Peta 6 wilayah stasiun Hujan Lampiran 2: Gambar garis isohyets dari keenam wilayah satsiun hujan