Professional Documents
Culture Documents
SERAPAN
SEBAGAI
BAGIAN
PERKEMBANGAN
BAHASA
INDONESIA Soal kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa
adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah menerima pengaruh. Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka, dengan sendirinya dalam terjadi saling pengaruh, kontak bahasa akan
Peminjaman ini dilatar belakangi oleh berbagai hal antara lain kebutuhan, prestise kurang faham terhadap bahasa sendiri atau berbagai latar apalagi
belakang yang lain. Tidak ada dua bahasa yang sama persis
bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemebri pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi
perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik yang terjadi dalarn bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dalam
ejaan antar bahasa pemberi dan penerima pengaruh maupun pergeseran semantis. Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata dalam bahasa
Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur- unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsabangsa pemberi pengaruh. Mula-mula bahasa Sansekerta sejalan dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia sejak sebelum bahasa Indonesia sebagai bahasa Indonesia, kemudian keagamaan dan perdagangan
antara masyarakat timur tengah dengan bangsa Indonesia, lalu bahasa Belanda sejalan dengan masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, kemudian bahasa Inggris yang berjalan hingga sekarang, salah satu faktor penyebabnya adalah semakin intensifnya hubungan ilmu pengetahuan
dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan masyarakat pengguna bahasa Inggris. Unsur-unsur asing ini telah menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan itu muncullah masalah-masalah kebahasaan. Ada kosa kata yang diserap secara utuh tanpa mengalami perubahan dan
penyesuaian. Dan ada kosa kata yang diserap dengan mengalami penyesuaian- penyesuaian. Kata-kata serapan ini ternyata tidak lepas dari permasalahan analogi dan anomali bahasa, tetapi hal ini belum menjadi bahan pokok dalam makalah kami.
A.
Kata
bahasa
Sunda:
camat,
anjangsana,
meriang,
sewajarnya,
mendingan
bahasa Minangkabau: cetus, heboh, lamban cemooh, ejek bahasa Sansekerta: perdana, perkara, agama, bijaksana, sengsara,
surga
bahasa Arab: ikhtiar, hikmah, khidmat, mahkamah, akhlak, majelis bahasa Tionghoa: lonceng, sampan, sinshe, bakpau, tauco bahasa Inggris: badminton, kiper, raket, notes, parlemen bahasa Belanda: program, motor, persekot, pelopor, radio, gerilya
ANALOGI KATA SERAPAN DALAM BAHASA INDONESIA Analogi adalah keteraturan bahasa, suatu satuan bahasa dikatakan analogis apabila satuan tersebut sesuai atau tidak menyimpang dengan konvensi-kovensi yang telah berlaku. Kata serapan yang dikaitkan dengan analogi bahasa dilakukan dengan memperbandingkan unsur-unsur intern bahasa penerima pengaruh, artinya suatu kata serapan perlu dilihat aslinya hanya sekedar untuk mengetahui bahwa kata tersebut benarbenar kata serapan, tanpa harus mengetahui bagaimana proses
perubahan atau penyesuaian yang terjadi. Karena analogi berbicara mengenai keteraturan bahasa tentu banyak berkaitan dengan kaidahkaidah bahasa bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan dan struktur bahasa.
Analogi dalam sistem fonologi Banyak sekali kata-kata serapan kedalam bahasa indonesia yang ternyata telah sesuai dengan sistem fonologi dalam bahasa indonesia baik melalui proses penyesuaian atau tanpa melalui proses penyesuaian, contoh:
N o 1 2 3 4 5 6 7
Kata aslinya
Action inggri Bait arab Bowling inggris Fajr arab Galaxy inggris Hikmat arab Insan arab
Fonem-fonem /a/, /b/, /d/, /e/, /f/, /g/, /h/, /i/, /k/, /l/, /m/, /n/, /o/, /r/, /s/, /t/ yang digunakan dalam kata-kata sebagaimana contoh diatas adalah fonem-fonem yang sesuai dengan sistem fonologi dalam bahasa
Sistem ejaan adalah hal yang berhubungan dengan pembakuan, tentu saja pembicaraan mengenai analogi bahsa disini disandarkan pada ejaan yang berlaku sekarang yaitu ejaan bahasa indonesia yang
disempurnakan. unsur pinjaman kedalam bahasa indoesia dapat dibagi kedalam dua golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahsa indonesia, seperti kata reshuffel, shuttel cock. Unsur-unsur sepert ini dipakai dalam konteks bahasa indonesia tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing Kedua, unsur serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya, contoh:
No 1 2 3 4 5 6 7
Anomali adalah penyimpangan atau ketidak teraturan bahasa, suatu kesatuan dikatakan aomalis apabila satuan tersebut tidak sesuai atau menyimpang dengan konvesi-konvensi yang berlaku. Metode yang digunakan untuk menentukan anomali bahasa pada kata-kata serapan dalam bahsa indonesia disini sama dengan metode yang digunakan untuk menetapkan analogi bahasa. Apabila kata tersebut ternyata tidak menunjukan kesesuaian dengan kaidah yang berlaku berarti kata tersebut masuk kata yang anomalis. Sama seperti analogi kata-kata yang anomali juga bisa dalam bentuk fonologi, ejaan, maupun struktur. Anomali dalam sistem fonologi Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca bagaimana aslinya, sehingga menyebabkan timbulnya anomali dalam fonologi, contoh:
No 1 2 3
Semua kata-kata asing yang masih diserap secara utuh tanpa melalui panyesuaian dengan kaidah di dalam penulisan, pada umumnya
No 1 2 3 4 5 6 7
Kata aslinya Bank inggris Intern inggris Modem inggris Quran arab Jumatarab Fardhu arab Modern inggris
Kata-kata seperti diatas termasuk anomaly bahasa Indonesia karena tidak sesuai dega kaidah di dalam bahasa Indonesia. Hal-hal yang tidak sesuai disini adalah: <nk>, <m>, <>, <rn> dan <dh>. Kadang ditemukan kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan ditulis seperti aslinya, tetapi tidak muncul sebagai gejala anomalis karena secara kebetulan kata-kata tersebut tidak menyimpang dengan kaidah dalam bahasa Indonesia, cotoh:
No 1 2 3 4 5 6 7
Kata aslinya Era inggris Labelinggris Formalinggris Editinggis Format inggris Bin arab Daurarab
Kata adakalanya terdiri dari satu morfem, tetapi ada juga yang tersusun dari dua morfem atau lebih, contoh:
No 1 2 3 4 5
Kata-kata di atas, proses penyerapannya dilakukan secara utuh sebagai satu kesatuan. Jadi kata federalism tidak diserap secara terpisah yaitu: federal dan isme. Kata bilingual tidak diserap bi, lingua dan al. kata dedikasi tidak diserap dari dedicate dan tion juga kata edukasi tidak diserap dari educate dan tion. Kata serapan dari bahasa Inggris yang berakhiran dengan tion yang diserap kedalam bahasa Indonesia mengalami penyesuaian sehingga berubah menjadi si diakhir kata.kenyataan ini melahirkan masalah kebahasaan yaitu munculnya akhiran isasi yang melekat pada kata yang bukan berasal dari bahasa inggris, contoh:
Islam kristen
+ isasi + isasi
Neon Polar
+ isasi + isasi
Jawanisasi
jawa
+ isasi
Proses pembentukan seperti ini dalam linguistik lazim disebut analogi (bedakan istilah analogi dalam linguistik dengan istilah dalam filsafat bahasa). Hal ini tidak hanya terjadi pada proses penyerapan dari bahasa inggris, tetapi ternyata terjadi juga pada bahasa arab, yaitu adanya akhiran <i>, <wi> dan <ni>, contoh:
No 1 2 3
Tetapi akhiran <i>, <wi> dan <ni> ini digunakan juga pada kata serapan yang bukan berasal adari bahasa Arab, contoh:
Gerejani Ragawi
Gereja
+ ni
Raga
+ wi
{Morfem, adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah bahasa yang masih
memiliki arti dan tidak bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi.} {Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah
{fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah
bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.}