You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting. Tidak

ditempatkannya pendidikan sebagai prioritas terpenting karena masyarakat Indonesia, mulai dari masyarakat awam hingga politisi dan pejabat pemerintah, yang hanya berorientasi mengejar uang untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah berfikir panjang. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional. Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka tingkat pendapatannya semakin baik. Hal ini dimungkinkan karena orang yang berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan. Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan dimilikinya keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan. Oleh karena itu salah satu tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan adalah mengembangkan keterampilan hidup. Inilah sebenarnya arah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas lebih menyeluruh mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah kami yang berjudul Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah sebagai berikut: 1. Apa yang melatarbelakangi munculnya Kurikulum Berbasis Kompetensi? 2. Apa Kurikulum Berbasis Kompetensi itu? 3. Bagaimana karakteristik atau ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi? 4. Bagaimana cara pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi?

5. Apa tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi? 6. Apa kelebihan dan kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi?

C. Tujuan Pembahasan Adapun tujuan pembahasan dalam pembuatan makalah kami yang berjudul Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2. Untuk memahami apa Kurikulum Berbasis Kompetensi itu. 3. Untuk mengetahui karakteristik atau ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi. 4. Untuk mengetahui cara pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. 5. Untuk mengetahui tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi. 6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Munculnya KBK Globalisasi yang ditandai dengan kemajuan cepat serta mendunia di bidang informasi telah berpengaruh pada peradaban manusia. Oleh sebab itu diperlukan pemaknaan baru tentang kesejahteraan bangsa. Kesejahteraan bangsa tidak dapat lagi diartikan dengan banyaknya sumber daya alam yang dimiliki, tetapi tingginya daya saing, daya suai dan kompetensi suatu bangsa menjadi SDM yang unggul. Untuk menjawab persoalan di atas diperlukan kurikulum yang disertai dengan kompetensi untuk berfikir, belajar dalam mengakses, memilih dan menilai

pengetahuan, serta mengatasi situasi yang tidak menentu. Dengan demikian maka dikembangkan sebuah konsep kompetensi dalam kurikulum pendidikan untuk dapat membekali ketrampilan dan keahlian berdaya saing serta berdaya suai untuk bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidaktentuan, dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan. Mulai tahun 2004, kurikulum 1994 diganti menjadi kurikulum 2004 yang sering di sebut dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Kurikulum ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yaitu menekankan pentingnya kompetensi yang dikuasai siswa dalam belajar. Terdapat beberapa anggapan yang mendasari penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), diantaranya adalah: 1. Masalah Mutu Pendidikan rendah: Indonesia berada diperingkat 109 sedangkan Malaysia berada di peringkat 61 dari seluruh jumlah negara-negara di dunia. Hal ini disebabkan oleh: a. Pendidikan diselenggarakan untuk kepentingan penyelenggara bukan untuk peserta didik. Pembelajaran diselenggarakan bersifat pemindahaan isi (content transmission). Tugas pengajar hanya sebagai penyampai pokok bahasan. Mutu pengajaran tidak jelas karena diukur hanya daya serap sesaat yang diungkap lewat proses penilaian hasil belajar. Pengajaran tidak diarahkan total kepada peserta didik yang pada akhirnya dapat melekat sepenuhnya dalam diri peserta didik.

b. Aspek afektif cenderung terabaikan. c. Diskriminasi penguasaan wawasan terjadi akibat anggapan bahwa yang di pusat mengetahui segalanya dibandingkan dengan yang dicabang, yang dicabang merasa lebih tahu dibandingkan dengan yang di ranting, begitu seterusnya. Jadi, diskriminasi sistematis terjadi akibat pola pembelajaraan yang subyek-obyek. d. Pengajar selalu mereduksi teks yang ada dengan harapan tidak salah melangkah. Teks atau buku acuan dianggap segalanya jika telah

menyampaikan isi buku acuan maka dianggap sudah berhasil. 2. Tantangan Globalisasi. Pada konteks dunia globalisasi, kemajuan informasi, komunikasi dan teknologi menyebabkan terjadinya fenomena perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi makin penting untuk kemajuan suatu bangsa. 3. Tantangan Sumber Daya Alam. Sumber daya alam yang semakin terbatas tidak dapat menjadi tumpuan modal, karena sumber kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kredibilitas. 4. Kondisi masa sekarang dan kecenderungan di masa yang akan datang perlu dipersiapkan generasi muda termasuk peserta didik yang memiliki kompetensi yang multidimensional. 5. Otonomi Daerah. UU No. 22 tahun 1999 dan pp No. 25 tahun 2000 berimplikasi terhadap kebijaksanaan pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik. Perubahan pengelolaan tersebut merupakan upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terarah dan menyeluruh. Wujud dari pelaksanaan desentralisasi pendidikan dalam bidang kurikulum yaitu pembuatan silabus yang dibuat oleh daerah dan sekolah.

B. Pengartian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) a. Pengertian Kurikulum Kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu: 1. Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan. 2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu. 3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran. 4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik. b. Pengertian Kompetensi Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Gordon (1988) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut : 1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. 2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif. 3. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 4. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. 5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar. 6. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasnsi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam

pengembangan kurikulum sekolah. Dalam KBK, proses pembelajaran difokuskan pada pemerolehan kurikulum ini

kompetensi-kompetensi oleh peserta didik. Oleh sebab itu,

mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria

keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

C. Karakteristik KBK Menurut Depdiknas KBK memiliki beberapa karakteristik seperti berikut : 1. Menekankan pada tercapainya kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. 2. 3. Berorientasi pada hasil belajar (Learning Outcomes) dan keberagaman. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. 4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Dengan demikian, kurikulum KBK merupakan jangka panjang bagi suatu lembaga pendidikan untuk mewujudkan outcomes yang dapat

dipertanggungjawabkan di masyarakat melalui kegiatan jangka pendek yaitu pengajaran. Dengan mengembangkan kurikulum, masyarakat berharap agar kurikulum KBK berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas yang berkompetensi.

D. Pelaksanaan KBK Pelaksanaan atau implementasi KBK adalah sebagai proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi yang telah dilakukan tersebut meliputi beberapa prinsip yaitu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM); Penilaian Berbasis kelas; dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah. 1) Penilaian Berbasis Kelas Penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur dari siswa. 2) Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan tahu terhadap pengetahuan dan pada akhirnya mampu untuk melakukan sesuatu. 3) Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah Prinsip ini perlu diimplementasi untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka. Mulyana (2006) menjelaskan bahwa Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dalam garis besarnya mencakup kegiatan pokok, yaitu: 1. Pengembangan program

2. Pelaksanaan pembelajaran 3. Evaluasi KBK

E. Tujuan KBK Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang secara makro yakni untuk membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu mengguanakan nalar, berkemampuan komunikasi social yang positif dan memiliki

sumber daya manusia yang sehat dan tangguh. Maka adanya pengembangan kurikulum ke KBK adalah upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Selain itu, karena kurikulum pada dasarnya merupakan rencana / program tertulis untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan langsung dalam system pendidikan di lembaga pendidikan maka KBK bertujuan untuk membantu dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut. Dan melihat dari aspek histories jelas bahwa KBK dengan berbagai keunggulannya bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya.

Sedangkan meninjau dari ranah yang terkandung dalam KBK, maka KBK diharapkan mampu mengembangkan kemampuan anak, bukan hanya aspek kognitif, tetapi sampai pada ranah afektif dan psikomotorik. Dengan demikian, maka tujuan pendidikan nasional secara micro dapat tercapai, terutama dalam hal pembentukan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa dan beretika karena dalam KBK pada aspek efektifnya menekankan pada kompetensi sebagai berikut; siswa memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha Esa sesuai dengan ajaran agamanya masingmasing, memiliki nilai-nilai etika dan estetika, dan memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora. Dengan memperdayakan demikian sekolah tujuan dalam umum KBK adalah memandirikan yang atau akan

mengembangkan

kompetensi

disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan.

F. Kelebihan dan Kelemahan KBK a. Kelebihan KBK Pengembangan KBK mempunyai beberapa kelebihan (keunggulan) dibandingkan model-model kurikulum sebelumnya. Pertama, KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge).

Kedua,

KBK

boleh

jadi

mendasari

pengembangan

kemampuan-

kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan ketrampilan. Kunci keberhasilan pembelajaran berbasis kompetensi adalah : Fokus pada kemampuan apa sebenarnya yang dapat dilakukan oleh siswa didik. Penekanan lebih kepada praktik lapangan yang mutakhir dan terbaik. Mengajarkan aplikasi secara riil. Mencocokkan keterampilan melalui observasi kinerja siswa didik dalam kerjapraktik.

b. Kelemahan KBK Diantaranya kelemahan dari KBK adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya SDM yang diharapkan untuk menjabarkan mengenai makna KBK yang sesungguhnya. 2. Masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif . 3. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai

kelengkapan dari pelaksanaan KBK. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling penting bagi pelaksaan KBK. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan Dari pemaparan mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Latar belakang munculnya KBK adalah karena globalisasi yang mengakibatkan kemajuan di berbagai bidang, yang mengakibatkan kurikulum yang sebelumnya perlu diperbaiki lagi menuju ke kurikulum yang disertai dengan kompetensi untuk berfikir, belajar dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang tidak menentu. Yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam

pengembangan kurikulum sekolah. 3. Karakteristik atau ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah Menekankan pada tercapainya kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (Learning Outcomes) dan keberagaman, penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif dan penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. 4. Pelaksanaan atau implementasi KBK meliputi beberapa prinsip yaitu kegiatan belajar mengajar (KBM), penilaian berbasis kelas dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. 5. Tujuan dari KBK itu sendiri adalah menyempurnakan kurikulum sebelumnya, KBK diharapkan mampu mengembangkan kemampuan anak bukan hanya aspek kognitif tetapi sampai pada ranah afektif dan psikomotorik. Dimana tujuan KBK itu sendiri sejalan dengan tujuan pendidikan nasional secara umum. 6. KBK memiliki keunggulan dan kelemahan, dimana keunggulannya menekankan kepada kompetensi peserta didik dan kelemahannya SDM dan guru belum optimal dalam melaksanakan apa yang diharapkan menjadi tujuan dari KBK.

10

B. Saran Dari pemaparan mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi diatas maka kami menyarankan : 1. Kepada masyarakat khususnya bagi para siswa agar mampu menjabarkan dan melaksanakan apa yang menjadi tujuan dari KBK tersebut. 2. Kepada guru-guru agar belajar dan mampu memahami konsep, penyusunan,

maupun praktek pelaksaannya di lapangan. Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KBK dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh.
3. Kepada pemerintah khususnya yang menangani masalah pendidikan, agar memperikan fasilitas baik sarana maupun prasarana untuk menunjang

pelaksanaan atau implementasi KBK tersebut. 4. Kepada para pembaca semoga dapat menambah wawasan dan mampu berbuat kearah yang positif. Demikianlah pembahasan kami mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi, jika ada kesalahan kami mohon maaf. Terima kasih.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://aa-kbk.blogspot.com/2009/08/manfaat-dan-model-kompetensi.html

http://aa-kbk.blogspot.com/2009/08/pengertian-dan-definisi-kurikulum.html http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2178073-pengertian-kbk-kurikulumberbasis-kompetensi/#ixzz1YeAkaflo

http://mawardiumm.blogspot.com/2010/02/sejarah-kurikulum-berbasiskompetensi.html

http://weblog-pendidikan.blogspot.com/2009/08/pengertian-kompetensi-dankurikulum.html

http://weblog-pendidikan.blogspot.com/2009/08/karakteristik-dan-keunggulankurikulum.html

http://www.skripsi-tesis.com/07/02/kesiapan-guru-dalam-pelaksanaan-kurikulumberbasis-kompetensi-studi-kasus-di-madrasah-aliyah-negeri-provinsi-diy-pdfdoc.htm

Suparno, Paul. 2009. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA Berdasarkan KTSP. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

12

You might also like