You are on page 1of 5

NAMA NIM KELAS

: I WAYAN GUSTAMA : 1014041037 :B

SEMESTER : IV

TUGAS MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN INFORMASI


1.

Jelaskan mengapa komunikasi dipandang sebagai esensi dasar manusia! Jawaban : Komunikasi dipandang sebagai esensi dasar manusia berangkat dari hakekat manusia itu sendiri yang memiliki interdependensi (ketergantungan) dengan manusia lain. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri sehingga selalu senantiasa melakukan interaksi dengan sesamanya. Hal tersebut membuat komunikasi sangat berperan sebagai manisfestasi untuk menyampaikan keinginan dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dalam melakoni kehidupan ini manusia tidak akan bisa terlepas dari yang namanya komunikasi karena tanpa komunikasi ia akan statis atau tidak dapat memerankan esensinya sebagai manusia normal. Selain itu manusia sangat menyukai perubahan, disadari atau tidak perubahan apapun tidak akan ada tanpa adanya komunikasi oleh karenanya secara terus menerus komunikasi dilakukan seiring keinginan manusia untuk berproses menuju kehidupan yang lebih baik. Komunikasi juga tidak akan bisa lepas dengan kehidupan manusia baik dalam konteks sosial, budaya maupun politik yang mana komunikasi dapat menghubungkan dan mempererat ketiganya itu.

2.

Kiat-kiat apa yang dapat ditempuh untuk menanggulangi hambatan dalam komunikasi (barriers communication) dari berbagi faktor yang ada? Jawaban : Cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi lebih efektif adalah:

1. Memelihara iklim komunikasi terbuka Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi dan kebiasaan. Komunikasi terbuka akan mendorong keterusterangan dan kejujuran serta mempermudah umpan balik. 2. Melakukan komunikasi dengan etis Seseorang hendaknya tetap memperhatikan prinsip-prinsip kesopanan dalam berkomunikasi agar orang lain tertarik pada kita untuk mendengar pesan yang akan disampaikan. 3. Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya Majunya perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya interaksi antar budaya baik dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional. Untuk itu hambatan komunikasi karena beda budaya perlu disadari dan dipelajari.
4. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima

Menggunakan pendekatan yang berpusat pada penerima berarti tetap mengingat penerima ketika sedang berkomunikasi dengan cara menunjukkan sikap empati kepada penerima pesan dengan begitu kita mengetahui perasaan orang tersebut agar tidak terjadi ketersinggungan.
5. Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggungjawab untuk

memperoleh dan membagi informasi. Teknologi dapat dipergunakan untuk menyusun, merevisi dan mendistribusikan pesan. Penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan bijaksana akan mendorong terciptanya komunikasi yang efektif.
6. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Pesan yang

efektif dan efesien akan memperlancar proses komunikasi yang kita lakukan. Upaya yang dapat dilakukan dengan cara : o Memahami penerima pesan o Menyesuaikan pesan dengan penerima
o Mengurangi jumlah pesan, tidak menggunakan kata ambigu

o Memilih saluran atau media yang tepat o Meningkatkan keterampilan berkomunikasi

3.

Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya menciptakan iklim komunikasi yang kondusif baik dalam situasi formal ataupun nonformal! Jawaban : Kondusif berarti sebuah keadaan aman terkendali yang bisa dikatakan selaras, nyaman, sesuai kondisi yang tercipta dengan baik. Iklim komunikasi yang kondusif diperlukan agar dalam komunikasi tidak terjadi bias pemahaman antara komunikator dengan komunikan. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan iklim komunikasi yang kondusif, diantaranya :
a. Komunikasi Saling Terbuka

Baik dalam situasi formal ataupun nonformal keterbukaan dalam komunikasi dibutuhkan agar tidak terjadinya hubungan yang semu. Keterbukaan dalam artian jujur dan memiliki komitmen yang selaras, tidak ada komunikasi yang menguntungkan satu pihak saja sehingga dengan kejujuran dan komitmen bersama hubungan akan terjalin tanpa kecurigaan dan nyaman.
b. Memilih materi komunikasi dan cara menyampaikan yang tepat

Hal yang tidak kalah penting yaitu ketepatan apa yang mesti disampaikan sesuai dengan lawan bicara, waktu dan keadaan dan sikap kita dalam menyampaikan pesan hendaknya sopan dan santun. c. Saling mendukung dan memberi kesempatan Dukungan sebagai motivasi kepada rekan atau lawan bicara dibutuhkan agar interaksi bisa interaktif, kesempatan seperti waktu bicara sebagai penghargaan kepada lawan bicara untuk menumbuhkan etos saling memiliki.

4.

Jelaskan mengapa ruang publik dianggap sebagai salah satu agenda besar dalam menunjang sistem komunikasi di Indonesia? Jawaban : Ruang publik (public shpere) merupakan tempat terjadinya sharing opini dari berbagai masalah publik yang ada. Masalah akan senantiasa ada seiring dengan keinginan manusia untuk mendapat kehidupan yang lebih baik. Sebagai negara yang masih muda untuk berdemokrasi, Indonesia memilki banyak masalah yang perlu dicari jalan keluar salah satunya melalui sharing pendapat di ruang publik. Sebagai negara penganut paham demokrasi suara rakyat menjadi hal utama yang perlu mendapat perhatian khusus agar jalannya pemerintahan tidak goyah. Ruang publik baik dalam bentuk tatap muka ataupun media massa memegang andil yang besar terhadap sistem komunikasi di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan dalam ruang publik terjadi berbagai kegiatan komunikasi, sharing pendapat atau penemuan ide-ide baru terhadap suatu masalah yang diakomodasi menjadi satu suara rakyat. Apabila suara rakyat itu direspon baik oleh pemerintah maka kebijakan publik yang dibuat akan mendapat dukungan sehingga sistem komunikasi di Indonesia antara rakyat dan penguasa terjalin dengan lancar. Dalam ruang publik akan terjadi proses dari sistem komunikasi yang berupa dukungan ataupun tuntutan kepada unsur sistem politik dalam hal ini elite politik, selanjutnya input yang berupa suara publik tersebut diproses yang akan mengeluarkan feedback berupa kebijakan publik. Dengan demikian nampak jelas ruang publik sangat mempengaruhi sistem komunikasi yang terjadi di Indonesia. Misalkan pada era orde baru pemerintahan diktator yang semua kebijakan top-down membuat sistem komunikasi Indonesia seperti pers ataupun panel diskusi cenderung terbelenggu atau terintimidasi untuk kebebasan berpendapat.

5.

Bagaimanakah eksistensi opinion leader di setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini, apabila melihat pada tingkat pendidikan masyarakat yang sudah mulai berkembang dan fenomena arus perkembangan teknologi yang tidak dapat dibendung. Jawaban : Eksistensi peran opinion leader di Indonesia pasca reformasi dirasakan semakin menurun, terlebih dibarengi dengan cepatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan Teknologi serta derasnya arus informasi yang semakin mudah diakses oleh masyarakat mengakibatkan peran opinion leader secara perlahan tergantikan. Masyarakat yang dulunya awam terhadap suatu informasi tertentu akan menanyakan kepada seorang opinion leader untuk mendapat pengetahuan terkait hal yang belum ia ketahui. Namun sekarang ini tingkat pendidikan masyarakat kian tinggi dan akses sumber informasi semakin mudah diperoleh dari berbagai media seperti internet, buku, koran, televisi dan sebagainya sehingga tidak menutup kemungkinan masyarakat memiliki pengetahuan yang lebih jika dibandingkan opinion leader bahkan masyarakat lebih berpikir kritis untuk bisa menerima apa yang dikatakan oleh seorang opinion leader. Disisi lain kehidupan masyarakat modern sekarang ini cenderung individualis yang berjalan pada kepentingan masing-masing. Hal ini menggerus peran oponion leader yang dulunya sebagai sumber informasi, tempat mencari saran ataupun motivasi-motivasi sekarang mengalami kerenggangan hubungan dengan masyarakat karena sumber informasi tidak hanya berpusat pada satu orang opinion leader sehingga lebih sulit mengontrol atau mengarahkan followers atau masyarakat pada satu tujuan. Walaupun demikian peran opinion leader (pemuka pendapat) akan tetap dibutuhkan sebagai penerus informasi antara pemerintah dengan masyarakat asalkan opinion leader melakoni statusnya untuk kepentingan bersama dan tidak memanfaatkan kepercayaan yang ia miliki untuk mengarahkan masyarakat pada kepentingan yang tidak baik.

NB : Mahasiswa perbaikan (+) mengikuti kuliah

You might also like