You are on page 1of 2

Penggunaan teknologi informasi adalah sebuah keharusan untuk setiap instansi pemerintahan, apalagi di dalam instansi sebesar departemen

keuangan. Di era globalisasi ini setiap instansi diharuskan memaksimalkan semua potensi yang ada untuk dapat mencapai target yang telah ditentukan oleh instansi terkait. Dalam Direktorat Jenderal Pajak, Teknologi Informasi yang digunakan berhubungan dengan pemaksimalan kinerja DJP adalah Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak atau lebih dikenal dengan SIDJP. Sistem Informasi ini merupakan suatu sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan DJP yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di kantor pusat. Terdapat empat komponen utama dalam SIDJP yaitu core system: pembangkit kasus yang dapat dilakukan secara sistem, aplikasi administrasi dan manajemen kasus; workflow system; serta profile wajib pajak. Tujuan utama dibentuknya sistem informasi DJP ini terutama adalah diharapkan dapat menghasilkan profile wajib pajak yang bisa menjadi alat pendukung terciptanya data wajib pajak yang akurat dengan mengerahkan partisipasi berbagai pihak dalam melakukan monitoring terhadap data wajib pajak. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan pelaksanaan Reformasi Perpajakan Jilid Dua, pada tahun 2014 program aplikasi SIDJP dikembangkan menjadi PINTAR (Project for Indonesia Tax Administration Reform). Saat ini PINTAR telah memasuki tahap Bid Opening of Core Tax Package (Automated Core Tax System, Automated Audit System, Automated Collection System, and Automated Internal Audit System). Tahap tersebut merupakan tahap awal dari pelaksanaan Procurement berdasarkan World Bank Procurement Guidelines and Procedures. Dalam hal pelaksanaan, SIDJP diharapkan mampu menghasilkan output dan outcome yang lebih baik dan berkualitas, sesuai dengan tujuan awal dibangunnya Sistem Informasi DJP ini.

SIDJP sangat membantu dalam hal pengolahan data transaksi wajib pajak, contohnya pendaftaran (e Reg ) dan pelaporan ( e SPT/ e Filling ) yang sifatnya terintegrasi dengan menggunakan modul-modul utama administrasi perpajakan dan database Kantor Pelayanan Pajak yang ada di dalam core system informasi tersebut. Selanjutnya core system tersebut secara otomatis akan menghasilkan suatu kasus untuk diproses pegawai terkait dengan skala prioritas yang ditetapkan melalui sistem manajemen kasus. Manfaat dari sistem manajemen kasus : Standarisasi proses pengerjaan atau penanganan suatu kasus; Standarisasi dokumen keluaran; Menjadi panduan bagi pengguna dalam menangani suatu kasus; Memberikan notifikasi bila terdapat sesuatu yang harus dilakukan; Menyediakan kontrol dan pengawasan terhadap pengerjaan suatu kasus.

Kelemahan dari SIDJP : Terdapat masalah migrasi data atas perubahan sistem lama yaitu sistem informasi pajak modern ke sistem informasi direktorat jenderal pajak. Ketika beban kerja terlalu tinggi maka kinerja SIDJP akan menjadi lemot atau bahkan hang. Informasi penerimaan pajak kurang akurat.

You might also like