You are on page 1of 20

REKAYASA PRODUKTIFITAS PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

DISUSUN OLEH :

DRIYAN HIDAYAT AGUNG FIRMANTO AMIRUDIN PRISMAYANTO SANWANIH

(11020

(1102044) (1102059) (1102063)

(1102057)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI JAKARTA 2005 Rekayasa Produktifitas 1

I.

PENDAHULUAN Dalam rangka pencapaian sasaran melalui pengendalian mutu terpadu dari semua pihak di dalam organisasi, harus diupayakan agar terjadi sinkronisasi antara tujuan dan hasil yang ingin dicapai organisasi dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai pelaksanaannya. (karyawan). Untuk pencapaian maksud tersebut di atas, perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagi berikut: Kesatuan tindakan manajerial akan lebih dapat dijamin jika Semakin besar pemusatan pikiran dan tenaga seseorang atas ada sasarna bersama yang ingin dicapai. hasil yang ingin dicapai sesuai standar (target), maka semakin besar pula kemungkinan untuk mencapainya dengan baik. Semakin besar peran serta (partisipasi) seorang karyawan dalam menentukan suatu pekerjaan yang berarti dan bermanfaat, semakin besar pula tanggung jawabnya untuk mencapai hasilnya dan semakin besar pula motivasi untuk menyelesaikan dengan baik. Untuk dapat ikut bertanggung jawab atas hasil yang baik setiap orang (karyawan) harus mengetahui apa isi kerja yang merupakan tugas dan tanggung jawabnya, cara kerja standarnya bagaimana, tolak ukur hasil kerjanya bagaimana, dan sasaran (target) hasil kerjanya apa. Dengan demikian setiap orang (karyawan) akan merupakan orang yang pertama yang mengetahui apakah hasil pekerjaannya sesuai dengan standar / target atau tidak. Kemajuan organisasi (perusahaan) dari hasil yang telah diperoleh dalam kemajuan yang dilakukan, diukur berdasarkan hasil yang dicapai dapat berupa out[ut yang dihasilkan , namun akan lebih sering dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan tersebut. Rekayasa Produktifitas 2

Sesuai dengan prinsip tersebut diatas usaha-usaha peningkatan produktifitas sebaiknya dilakukan melalui usaha terpadu pula dan hal ini dapat diterapkan dimana saja baik di bidang industri, pertanian maupun pemerintahan dengan catatan bahwa setiap orang di dalam organisasi (perusahaan) harus terlebih dahulu mengetahui isi kerja, cara kerja dan tolak ukur/ sasaran hasil kerja masing-masing. Peningkatan produktifitas terpadu dengan menggunakan metode pengendalian mutu terpadu yang disesuaikan dengan kondisi yang terdapat di Indonesia adalah suatu proses usaha peningkatan produktifitas yang dilakukan secara terpadu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pengendaliannya, sedangkan semua pihak di dalam organisasi dilibatkan, bertanggung jawab dan berpartisipasi penuh secara gotong-royong pada setiap tahap kegiatan dari siklus pencapaian hasil dari usaha tersebut sampai ketangan konsumen. Tahap-tahap kegiatan dari siklus pencapaian hasil usaha tersebut meliputi antara lain; 1) Penelitian pasar atau permintaan. 2) Desain output. 3) Pembelian atau pengadaan sarana dan wahana. 4) Proses pembuatan dan pengadaan output. 5) Pengecekan atau inspeksi 6) Pengepakan atau pengirirman 7) Petunjuk penggunaan output 8) Pegetesan lapangan pada saat output digunakan 9) Pelayanan pasca penjualan 10) Pengadaan, pembinaan dan perlindungan atau personil 11) Dan lain-lain yang ada kaitannya dalam pencapaian hasil usaha perawatan

Rekayasa Produktifitas

Setiap tahap kegiatan berikut, unsut-unsur kegiatannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu dan mencapai sasaran tertentu pula. Harus dicek selalu agar setiap tahap kegiaaan melakukan tugasnya sesuai dengan sasaran yang harus dicapai, sebab jika terjadi hasil yang tidak memenuhi syarat terlanjur diproses pada tahap berikutnya, sedangkan tahap berikut ini tidak dapat pula mengatasi kesalahan yang terjadi pada tahap sebelumnya, maka tahap kegiatan berikut ini akan menjadi mubazir. Oleh karena itu setiap unit kegiaatan harus memilki saran dan tolak ukur hasil kerja (operasinya) sebagai pedoman pengecekan hasil kerja, agar hasil kerja yang salah tidak terlanjur diproses oleh tahap kegiatan berikutnya yang belum tentu dapat memperbaikinya, sehingga dapat dihindarkan pemborosan. Unit kegiatan yang terkecil adalah unit kegiatan individu sehingga setiap individu harus mengetahui, memahami, dan menguasai isi kerja, cara kerja standar, tolak ukur dan sasaran hasil kerja sesuai dengan uraian jabatannya. Dengan mengukur dan mencatat secra rutin atau berkala hasil kerja setiap individu akan mengetahui apalah hasil kerjanya memenuhi sasaran apa tidak dan berusaha memperbaikinya jika sasaran tak dicapai. Oleh karena kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan terpadu, maka dibentuklah gugus-gugus atau kelompok-kelompok dalam rangka usaha peningkatan produktifitas atau mutu kerja, sehingga dengan demikian peran serta setiap induvidu di dalam organisasi akan dapat dikembangkan. Dengan demikian akan dapat dipahami mengapa isi kerja, cara kerja standar, tolak ukur dan sasaran hasil kerja (operasi) yang disebut pedoman kerja perlu terlebih dahulu ditetapkan secara jelas, tegas, dan tuntas sebagai persyaratan pokok terlaksananya pengendalian mutu terpadu atau peningkatan produktifitas terpadu. Rekayasa Produktifitas 4

Sasaran (target) atau harapan dan tolak ukurnya dapat dubuat dalam sebuah dalam pertanyaan sebagai berikut; Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari perusahaan telah ada ? Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari jenis produk atau jasa telah ada ? Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari unit-unit perusahaan telah ada ? Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari unit-unit bagian, seksi-seksi, dan kelompok-kelompok lainya di dalam perusahaan telah ada ? Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari pejabat atau karyawan dari perusahaan telah ada ? Perbedaan antara kenyataan (hasil yang dicapai) dengan harapan (sasaran) merupakan kesenjangan (GAP) yang ada pada umunya merupakan masalah atau persoalan yang memerlukan pemecahan atau penyelesaian. Kenyataan-kenyataan (hasil-hasil yang dicapai) harus dicatat dan dilakukan terus-menerus secara berkala dan dibandingkan secara berkala pula dengan harapan (sasaran) yang ingin dicapai sebagai titik tolak penetuan apakah ada masalah atau persoalan yang perlu dipecahkan dan diselesaikan atau tidak. Jadi proses tersebut diatas harus dilakukan secara terus-menerus dan tidak henti-hentinya, dan ini menjadi tugas dan kewajiban dari setiap yang bersangkutan dan bukan sekedar insidential seperti jika ada konvensi saja. Usaha pemecahan masalah ini akan terarah jika masalah yang dipecahkan adalah masalah diri-sendiri atau kelompok sendiri karena lebih mengenal seluk beluk kerjanya, sehingga tolak ukur dan sasaran (target) hasil kerjanya harus jelas, tegas, dan tuntas. Rekayasa Produktifitas 5

Jika setiap individu dan kelompok kerja melakukan ini, maka akan tercapailah sasaran dari pelaksanaan gugus peningkatan produktifitas atau gugus kendali mutu yang sekarang sedang dikembangkan di Indonesia Hal-hal yang penting tentang Gugus Peningkatan Produktifitas (GPP) atau Gugus Kendali Mutu (GKM) ; 1. Anggota GPP/GKM terdiri atas pekerja yang bersangkutan sehingga masalah atau persoalan yang dipilh telah mereka kenal, karena menyangkut pekerjaan mereka sendiri. GPP/GKM terutama membahas mesalah dan persoalan dalam lingkungan kerja sendiri, tetapi bila terpaksa harus tumpangtindih dengan bagian lain, dilakukan kerja sama GPP/GKM bagian lain tersebut. 2. analisis masalah atau persoalan (kesenjangan antara yang diharapkan dengan hasil kerja yang dicapai) dan rekomendasi pemecahan dan penyelesaian dilakukan ole anggota GPP/GKM sendiri bila diperlukan dapat minta tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Tenaga ahli ini akan berfungsi sebagai konsultan dan hanya memberikan petunjuk dan pengarahan saja, karena semua tanggung jawab tetap menjadi beban GPP/GKM bersangkutan. 3. Untuk dapat ikut bertanggung jawab atas hasil kerja dengan baik, setiap orang (karyawan) atau anggota GPP/GKM yang bersangkuatan harus menguasai: Apakah isi kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya Cara kerja standarnya Tolak ukur hasil kerjanya Target (Standar) hasil kerjanya dengan

Rekayasa Produktifitas

Dengan demikian setiap orang (karyawan) atau anggota GPP/GKM akan merupakan orang pertama yang mengetahui apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar atau mencapai target atau tidak dan kemudian berusaha memecahkan atau menyelesaikan penyimpangan yang terjadi tanpa terlebih dahulu harus ditemukan dan ditegur oleh atasannya atau pihak manejemen ( cepat dapat diadakan penanggulangan sebelum timbul dampaknya).

II.

PENETUAN TOLAK UKUR DAN SASARAN HASIL Saat penyusunan rencana dilakukan bersamaan dengan saat penyusunan proses penyecekan melalui penentuan tolak ukur di dalam pencapaian sasaran. Jika sasaran telah ditetapkan secara kuantitatif dan didalamnya sudah tercakup batasan-batasan standarnya atau tolak ukurnya, yaitu yang menjelaskan kriteria-kriteria sasaran yang harus dicapai, sekaligus ini akan dapat digunakan untuk pedoman pengecekan dan pengukuran hasil yang diperoleh. Batas-batas standar atau tolak ukur sasaran atau hasil ada banyak, tetapi yang paling penting adalah : Mutu sasaran atau hasil Waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil atau jumlah hasil persatuan waktu Biaya yang diperlukan untuk mencapai hasil Dari tolak ukur diatas dapat pula ditentukan tolak ukur produktifitas sebagi berikut; Mutu atau biaya Jumlah atau waktu Jumlah (biaya) atau jumlah (sumber) Rekayasa Produktifitas 7

Mutu dan jumlah hasil merupakan ukuran keluaran sedangkan waktu dan biaya merupakan ukuran masukan. Batas standar mutu dapat dinyatakan dengan batas standar tertinggi dan terendah. Batas standar waktu dapat dinyatakan dengan batas standar tertinggi. Batas standar jumlah dapat dinyatakan dengan batas tandar terendah. Batas standar biaya dapat dinyatak dengan dengan batas standar tertinggi. Pengecekan atau pengukuran hasil harus dilakukan secara continue, berkala dengan atau tanpa pemercontohan hasil. Tolak ukuran dari peningkatan produktifitas berdasarkan metode pengendalian mutu terpadu yang kami tuliskan adalah berdasarkan data-data akunting tahunan yang merupakan laporan keuangan perusahaan yang berisikan: 1. Laporan Neraca Aktiva dan Pasiva 2. Laporan Rugi Laba 3. Laporan Ongkos Produksi Berdasarkan laporan keuangan yang disajikan pada akhir tahun, ada banyak hal-hal krits yang dapat kita jadikan perhitungan dalam tolak ukur hasil perusahaan dengan mengukur produktifitas pada tahun tersebut. Akan tetapi yang akan kami uraikan dalam penulisan laporan ini hanya peningkatan produktifitas dengan metode Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) berdasarkan tools yang digunakan dalam upaya peningkatan produktifitas dan disertai perhitungan tolak ukur produktifitas khusus yang mengukur produktifitas dari; 1. Tenaga Kerja 2. Modal 3. Produksi 4. Organisasi 5. Penjualan 6. Produk Rekayasa Produktifitas 8

7. Penagihan Piutang Dagang 8. Persediaan Dan akan dijelaskan pada contoh kasus sebagi berukut: NERACA PT XYZ AKTIVA (dalam ribuan)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Keterangan kas dan bank wesel tagih piutang dagang rahasia yang dapat dijual harta cepat (1+2+3+4) produk jadi produk dalam proses Bahan bahan di gudang persediaan (6+7+8+9) harta lancar lainnya harta lancar (5+10+11) Tanah Gedung Konstruksi mesin atau alal-alat Kendaraan Perkakas masih dalam konstruksi harga tetap berwujud (13++19) harga tetap tak berwujud investasi di tempat lain harga tetap (20+21+22) uang muka pajak jumlah aktiva PASIVA (dalam ribuan) No 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Keterangan wesel bayar hutang dagang pinjaman jangka pendek hutang jangka pendek lainnya hutang jangka pendek (26++29) pinjaman jangka panjang hutnag jangka panjang lainnya hutang gjangka panjang (31+32) cadangan dana pension candangan fluktuasi harga cadangan piutang ragu-ragu hutang (30+33+34+35+36) Modal tahun 20022003 0 924.402 13.652.981 1.755.258 16.332.641 12.263.498 0 12.263.498 179.200 0 0 28.775.339 2.282.500 tahun 2003-2004 0 1.324.138 9.506.696 1.234.242 12.065.076 17.885.095 0 17.885.095 92.800 0 0 30.043.244 2.282.500 tahun 2004-2005 0 1.641.082 6.362.954 1.255.161 9.259.197 20.811.518 0 20.811.518 126.000 0 0 30.196.515 2.282.500 tahun 2002-2003 206.001 0 8.821.920 0 9.027.921 4.192.971 0 1.065.310 1.370.989 6.629.270 913.924 16.571.115 251.195 2.813.769 0 4.223.464 453.197 196.019 8.111 7.945.755 8.884.133 26.103 16.855.991 1.375.921 34.803.027 tahun 2003-2004 337.868 400.000 7.712.644 0 8.450.512 2.584.882 0 1.775.748 1.529.417 5.890.047 1.103.769 15.444.328 232.876 2.582.812 0 4.094.550 410.045 193.320 16.548 7.530.151 10.914.637 29.413 18.474.201 1.420.886 35.339.415 tahun 2004-2005 183.275 400.000 6.072.078 0 6.655.353 3.007.562 0 1.005.385 1.378.574 5.391.521 362.373 12.409.247 84.693 2.299.387 0 3.938.968 460.044 186.301 31.325 7.000.718 11.873.041 25.917 18.899.676 1.504.641 32.813.564

Rekayasa Produktifitas

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

cadangan modal cadangan laba cadangan revaluasi harga cadangan sah (39+40+41) cadangan khusus lainnya laba yang di tahan laba bersih lancar surplus (43+44+45) modal pemegang saham (38+42+46) jumlah pasiva +modal (37+47) wesel potongan

61.340 0 2.059.348 2.120.688 0 2.560.141 935.641 1.624.500 6.027.688 34.803.027 0

61.340 0 2.059.348 2.120.688 0 416.220 476.763 892.983 5.296.171 35.339.415 0

61.340 0 2.059.348 2.120.688 0 892.983 2.679.122 1.786.139 2.617.049 32.813.564 0

Laporan rugi laba


No 50 51 52 53 54 55 56 57 57.A 57.B 57.C 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 Keterangan penjualan produk penjualan non produk potongan-potongan penjualan bersih (50+51+52) persediaan produk jadi awal ongkos produksi persediaan produk jadi akhir ongkos penjualan (54+55+56) harga pokok penjualan non produk ongkos angkutan perolehan dari penyesuaian lifo laba kotor penjualan (53-57-57A-57B+57C) gaji petugas Upah kesejahteraan asrama dan penginapan penyusutan pajak-pajak biaya administrasi lainnya jumlah biaya umum atau adm (59++65) gaji penjual biaya perjalanan Komunikasi Iklan pelayanan atau entertainment biaya penjualan lainnya jumlah biaya penjualan (67+..+72) jum biaya umum/adm dan penjualan (66+73) laba operasi (58-74) Bunga laba non operasi lainnya laba non operasi (76+77) bunga dan potongan biaya non operasi lainnya biaya non operasi(79+80) laba sebelum pajak (75+78-81) pajak-pajak tahun 2002-2003 11.865.316 1.711.838 0 13.577.154 3.244.150 9.420.878 4.192.971 8.472.057 1.290.822 750.451 0 3.063.824 170.533 117.335 81.712 64.651 0 945.448 1.379.679 164.569 58.159 47.822 59.128 28.622 51.654 409.954 1.789.633 1.274.191 0 0 0 2.113.837 0 2.113.837 839.649 331.954 tahun 2003-2004 10.474.643 1.918.730 0 12.393.373 4.192.971 6.900.972 2.584.882 8.509.061 1.604.641 596.253 1.668.546 3.351.964 216.841 71.534 74.670 55.737 0 1.085.054 1.503.836 211.476 177.323 55.612 93.834 10.415 58.351 607.011 2.110.847 1.241.117 0 0 0 1.462.764 0 1.462.764 221.647 89.084 tahun 2004-2005 8.192.849 1.796.585 0 9.989.434 2.584.882 6.899.531 3.007.562 6.476.851 1.702.810 1.035.502 0 774.271 385.005 94.274 80.706 61.621 0 1.025.431 1.647.037 202.268 191.657 114.478 98.239 10.804 60.981 678.427 2.325.464 1.551.243 0 0 0 1.127.879 0 1.127.879 2.679.122 0

Rekayasa Produktifitas

10

84 84A 84B

laba bersih sblm ekstraordinary item ekstraordinary item laba bersih

507.692 427.949 935.647

132.563 609.326 476.763

2.679.122 0 2.679.122

Ongkos produksi
No 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 Keterangan persediaan bahan awal pembelian bahan persediaan bahan akhir biaya (85+86-87) biaya sub kontrak upah & tunjangan biaya kesejahteraan biaya asrama dan kesehatan biaya tenaga kerja (90+91+92) tenaga (energi) listrik, gas dan air perbaikan barang konsumen penyusutan pajak-pajak & asuransi biaya lainnya biaya overhead (94+..+100) jumlah baiaya produksi persediaan awal dlm proses persediaan akhir dlm proses ongkos produksi tahun 2002-2003 2.432.326 3.635.301 1.065.310 5.002.317 0 1.152.623 425.777 0 1.578.400 0 499.696 521.769 840.603 463.500 206.291 308.302 2.840.161 9.420.878 0 0 9.420.878 tahun 2003-2004 1.065.310 4.176.142 1.775.748 3.465.704 0 1.006.838 473.982 0 1.480.820 0 392.796 327.863 560.162 246.971 250.661 176.285 1.954.448 6.900.972 0 0 6.900.972 tahun 2004-2005 1.775.748 3.063.694 1.005.385 3.834.057 0 717.505 339.395 0 1.056.900 0 462.724 304.172 703.277 290.857 217.551 29.993 2.008.574 6.899.531 0 0 6.899.531

III.

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pengolahan dan analisis data yang berdasarkan tabel data yang kami

tulis dari upaya peningkatan produktifitas dengan menggunakan metode pengendalian mutu terpadu, menggunakan dua metode perbaikan yaitu berdasarkan perhitungan prodiktifitas khusus. Setelah diilakukan perhitungan maka dilakukan analisis data dan pemecahan menggunakan cause effect diagram (diagram tulang ikan), dan dilakukan usaha peningkatan dari tiap-tiap produktifitas yang dihitung. Pembahasan dan pengolahan data dari kasus yang kami sajikan adalah sebagai berikut: A. Perhitungan Produktifitas Khusus

Rekayasa Produktifitas

11

Dalam perhitungan produktifitas, tahun 2002-2003 dijadikan sebagai dasar dalam perbandingan perhitungan: 1. Produktifitas Tenaga Kerja Laba kotor Produktifitas Tenaga kerja = Biaya Tenaga Kerja Laba Kotor adalah kolom nomor = 58 Biaya Tenaga Kerja adalah akumulasi dari kolom= 59+60+61+62+67+93 Berdasarkan perhitungan maka diperoleh: Tahun 2002-2003 indeks PTK = 100 Tahun 2003-2004 indeks PTK = 112 Tahun 2004-2005 Indeks PTK = 30 2. Produktifitas Modal Penjualan Produktifitas Modal = Total Modal Penjualan adalah kolom nomor = 53 Total Modal adalah kolom nomor = 47 Berdasarkan perhitungan maka diperoleh: Tahun 2002-2003 indeks PM = 100 Tahun 2003-2004 indeks PM = 104 Tahun 2004-2005 indeks PM = 170 3. Produktifitas Produksi

Rekayasa Produktifitas

12

Penjualan Bersih Produktifitas Produksi = Harta Tetap Penjualan Bersih adalah kolom nomor = 53 Harta tetap adalah kolom nomor = 23 Berdasarkan perhitungan maka diperoleh: Tahun 2002-2003 indeks P. produktifitas = 100 Tahun 2003-2004 indeks P. produktifitas = 84 Tahun 2004-2005 indeks P. produktifitas = 66 4. Produktifitas Organisasi Pertambahan Nilai Produktifitas Organisasi = Biaya umum / Adm Pertambahan Nilai adalah hasil dari : 53 - 88 - 89 Biaya Umum /Adm adalah nilai dari kolom = 66 Berdasarkan perhitungan maka diperoleh: Tahun 2002-2003 indeks PP = 100 Tahun 2002-2003 indeks PP = 96 Tahun 2002-2003 indeks PP = 60

5. Produktifitas Penjualan Laba Kotor Produktifitas Penjualan = Jumlah Biaya Penjualan Laba Kotor adalah nilai dari kolom : 58 Rekayasa Produktifitas 13

Biaya Penjualan adalah nilai dari kolom : 73 Berdasarkan perhitungan maka diperoleh: Tahun 2002-2003 indeks P. Penjualan = 100 Tahun 2003-2004 indeks P. Penjualan = 74 Tahun 2004-2005 indeks P. Penjualan = 15 6. Produktifitas Produk Laba Kotor Produktifitas Produk = Biaya Produksi Langsung Laba Kotor adalah nilai dari kolom : 58 Biaya Produksi Langsung adalah nilai dari kolom : 88 + 89 + 93 Berdasarkan perhitungan maka diperoleh: Tahun 2002-2003 indeks P. Produk = 100 Tahun 2003-2004 indeks P. Produk = 145 Tahun 2004-2005 indeks P. Produk = 34 7. Produktifitas Persediaan Penjualan Bersih Produktifitas Persediaan = Persediaan Penjualan Bersih adalah nilai dari kolom : 53 Persediaan adalah nilai dari kolom : 10 Berdasarkan perhitungan maka diperoleh: Tahun 2002-2003 indeks P. Persediaan = 100 Tahun 2003-2004 indeks P. Persediaan = 102 Tahun 2004-2005 indeks P. Persediaan = 96

Rekayasa Produktifitas

14

8. Produktifitas Penagihan Piutang Dagang (PPPD) Penjualan Bersih PPPD = Jumlah Piutang Penjualan Bersih adalah nilai dari kolom : 53 Jumlah Piutang adalah nilai dari kolom : 3 Berdasarkan perhitungan maka diperoleh: Tahun 2002-2003 indeks P. Persediaan = 100 Tahun 2003-2004 indeks P. Persediaan = 105 Tahun 2004-2005 indeks P. Persediaan = 107 Informasi yang diperoleh setelah data (fakta) Dari contoh laporan keuangan diolah dan disusun Tahun PTK Indeks PTK PM Indeks PM P.Produksi Indeks P.Produksi PO Indeks PO PP Indeks PP P.Produk Indeks P. Produk P. Persediaan Indeks P. Pesediaan Rekayasa Produktifitas 15 2002-2003 1,45 100 2,25 100 0,80 100 6,21 100 7,47 100 0,47 100 2,05 100 2003-2004 1,63 112 2,34 104 0,67 84 5,94 96 5,52 74 0,68 145 2,10 102 2004-2005 0,43 30 3,82 170 0,53 66 3,74 60 1,14 15 0,16 34 1,85 90

PPPD Indeks PPPD

1,54 100

1,61 105

1,65 107

Setelah data-data tercatat dan dihitung dari nilai produktifitas yang akan diukur dan disusun sedemikan rupa sehingga meruapak informasi yang dipakai sebagai bahan analisa dan pemecahan masalah. Tools yang paling umum digunakan untuk memecahkan masalah pada Pengendalian Mutu Terpadu adalah Diagram Sebab Akibat dan Diagram Pareto. Dalam laporan ini pemecahan masalah menggunakan Diagram Sebab Akibat adalah sebagai berikut: Lingkungan Bahan Manusia

Masalah

Metode

Alat / Mesin

IV.

RENCAKAN PEMECAHAN MASALAH Sesuai dengan prinsip peningkatan produktifitas terpadu yang telah diuraikan sebelumnya, keterlibatan semua pihak mulai dari manajemen puncak sampai pada karyawan dengan jabatan terendah merupakan salah satu syarat berhasilnya kegiatan peningkatan produktifitas terpadu. Masalah yang dihadapi mengingat fungsi dan jenjang dalam organisasi yang berbeda, akan berbeda pula sehingga jenis keterlibatan dari para karyawan pun akan berbeda sesuai dengan tingkatan jabatannya dalam organisasi (lihat jenjang atau tingkat pengambilan keputusan pada pelajaran organisasi). Rekayasa Produktifitas 16

Pemecahan maslah pada umumnya dimulai dengan menganalisis sebab-sebab atau factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah tersebut.umpamanya dalam masalah produktifitas, tenaga kerja atau manajemen tenaga kerja, kita selidiki factor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tenaga kerja melalui pengisian dafar cek factor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tenaga kerja. Factor yang tak memenuhi ketentuan kita akan analisis lebih lanjut untik menemukan kelemahan-kelemahannya. Dan untuk selanjutnya dilaksanakan perbaikan dan pelaksanaan perbaikan tersebut. Begitu pula jika kita jumpai masalah manajemen produktifitas organisasi, kita selidiki sebab-sebab utama gagalnya manajemen produktifitas organisasi umumnya dan kemudian dianalisis lebih lanjut secara terperinci. Dalam hal ini dapat dipakai daftar cek manajemen produktifitas. Dari daftar cek manajemen produktifitas dapat diketahui seba-sebab tidak berhasilnya manajemen produktifitas pada organisasi tersebut. Sebagaimana disebutkan sebelumnya usaha peningkatan produktifitas akan lebih berjasil jika semua pihak ikut berperan serta seperti melalui GKM/GPP. Manfaat gugus peningkatan produktifitas (GPP): Menggali dan mengembangkan potensi perorangan Menciptakan iklim ikut bertanggung jawab ikut memelihara, ikut memiliki, ikut berbangga, dan ikut berperan serta. Menunjang kemampuan dan pengembangan organisasi Meningkatkan hubungan antar karyawan Menciptakan iklim gotong royong yang sehat Memungkinkan karyawan maju dan berkembang

Rekayasa Produktifitas

17

Terciptanya hubungna yang serasi dan dinamis antara atasan dan bawahan

V.

USAHA PENINGKATAN TOLAK UKUR PRODUKTIFITAS KHUSUS Tenaga Kerja Usaha Peningkatan: Pendidikan atau latihan, perbaikan cara kerja, upah gaji sesuai dengan bobot dan prestasi kerja,serta memenuhi kebutuhan buruh, perbaikan lingkungan dan kondisi kerja berikut meningkatkan motivasi. Modal Usaha Peningkatan: Penyempurnaan pengendalian persediaan, manajemen uang, analisis investasi, perencaan dan pengendalian ekonomi perusahaan. Produksi Usaha Peningkatan: Penyempurnaan perencanaan produksi, penyusunan pebrik, pengendalian mutu dan biaya, analisis metode dan jadwal pemeliharaan, (peningkatan kemanfaatan harta tetap). Organisasi Usaha Peningkatan: Penyempurnan strategi perusahaan, penegmbangan organisasi dan manajemen, rasionalisasi, administrasi, dan analisis personalia. Penjualan Usaha Peningkatan: Rekayasa Produktifitas 18

Penyempurnaan analisis pasar, strategis produksi dan harga, analisis distribusi dan logistic, organisasi fungsi dan pemasaran. Produk Usaha Peningkatan: Penyempurnaan desain produk, analisis produk, variasi dan nilai, kebutuhan dan tanggapan pemakai. Penagihan Piutang Dagang Usaha Peningkatan: Penigkatan penjualan tunai, pemilihan yang tepat siapa pelanggan yang boleh membeli secara kredit, dan peningkatan keuletan penagihan utang. Persediaan Usaha Peningkatan: Perencaan permintaan yang tepat, perencaan persediaan yang teiti, serta pengecekan dan pengendalian persediaan secara ekonomis.

Rekayasa Produktifitas

19

Alhamdulillah

Rekayasa Produktifitas

20

You might also like