You are on page 1of 106

PEKERJAAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN PABRIK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMUNIUM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Oleh : ROYYAN SY NASUTION ALDIANSYAH LEO GIO SAPUTRA FICKY HAMDANI AGORLIF E. SIANTURI NIM : 08.0401001 NIM : 08.0401004 NIM : 08.0401021 NIM : 08.0401097 NIM : 08.0401101

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR............................................................................ DAFTAR ISI........................................................................................... BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1.1 Latar Belakang..................................................................... 1.2 Tujuan................................................................................... 1.3 Manfaat................................................................................. 1.3.1. Bagi Mahasiswa..................................................... 1.3.2. Bagi Perguruan Tinggi......................................... 1.3.3. Bagi Perusahaan.................................................... 1.4 Batasan Permasalaaah......................................................... 1.5 Sistematika Penulisan.......................................................... BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................. 2.2 Visi dan Misi PT INALUM................................................. 2.3 Riwayat Ringkas PT INALUM........................................... 2.4 Ruang Lingkup PT INALUM............................................. i ii 1 1 7 8 8 8 9 9 9 10 10 10 12

2.5 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja........................... 2.5.1 Perbandingan Saham............................................ 2.5.2 Tenaga Kerja......................................................... 2.6 Fasilitas Lainnya.................................................................. 2.7 Manfaat PT INALUM......................................................... 2.8 Alih Teknologi...................................................................... 2.9.1 Kinerja Perusahaan.......................................................... 2.9.2 Sertifikasi dan Penghargaan............................................ 2.1.0 Proses Produksi................................................................. 2.1.1 Manajemen Sumber Daya manusia ( MSDM )............. BAB III STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN.................... 3.1 Struktur Organisasi............................................................. 3.2 Bentuk Organisasi............................................................... 3.2.1 Nama, Tempat kedudukan dan tanggal berdirinya Perseroan.................................................................................... 3.2.2 Jangka waktu dan berdirinya Perseroan.......... 3.2.3 Maksud dan tujuan serta kegiatan Usaha......... 3.2.4 Pemegang Saham.................................................. 3

14 14 15 16 17 19 19 20 22 25 29 29 30

30 30 32 32

BAB IV PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN PABRIK................................................................................................... 4.1 Maintenance Management Secara Umum........................ 4.1.1 Pengertian Maintenance Management............... 4.1.2 Pengertian Maintenance...................................... 4.2 Organisasi, Tujuan dan Klasifikasi.................................... 4.3 Proses Management Pemeliharaan.................................... 4.4 Pengendalian Pemeliharan................................................. 4.4.1 Jadwal kerja pemeliharaan................................. 4.4.2 Pengendalian jadwal kerja pemeliharaan.......... 4.4.3 Pengendalian keselamatan kerja......................... 4.4.4 Pengawasan ( supervisi )...................................... 4.4.5 Pemeriksaan dan penyerahan............................. 4.4.6 Merekam dan membuat laporan......................... 4.5 Pengendalian Anggaran Pemeliharaan............................. 4.6 Pengendalian Spare-part.................................................... BAB V TUGAS KHUSUS ................................................................... 5.1 Penjelasan umum Finishing Shop....................................... 4 32 32 32 34 36 42 45 64 64 64 64 64 65 65 70 76 76

5.2 Tugas Utama Finishing Shop............................................... 5.2.1 Organisasi dan pembagian tugas........................... 5.2.2 Prosedur kerja finishing shop............................... 5.2.3 Pengendalian mutu................................................ 5.3 Overhaul Peralatan di Finishing Shop...............................

76 77 80 82 83

5.3.1 Gear Speed Reducer ABC(Anode Baking Carbon) 83 5.3.2 Personal Safety Rules............................................. 5.4 Canning Shop........................................................................ 87 88

5.4.1 Struktur Organisasi Canning & Machining Shop. 89 5.4.2 General Safety Rules worksop Canning............... 5.5 Penjelasan umum Machining Shop...................................... 5.5.1 General Safety Rules machining............................ 5.5.2 Jenis Mesin Perkakas Workshop Machining....... 5.5.3 perawatan Mesin Perkakas................................... 56. Vehicle Shop........................................................................... 5.6.1 Penjelasan Umum.................................................... 5.6.2 Metode perawatan kendaraan Vehicle.................. 88 90 91 92 93 94 94 96

BAB VI PENUTUP................................................................................. 6.1 Kesimpulan............................................................................ 6.2 Saran....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

99 99 99 99

Era persaingan bebas menuntut setiap pelaku kehidupan untuk lebih meningkatkan kemampuan diri sendiri dan kelompoknya agar mampu bersaing dengan dengan yang lain. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan saling bekerjasama di dalam tim merupakan kunci keberhasilan di dalam menghadapi persaingan bebas yang mulai berjalan. Untuk meningkatkan kualitas SDM ini, pemerintah berupaya menggalakkan program pendidikan nasional yang satu diantaranya adalah program pendidikan di perguruan tinggi negeri. Mahasiswa diharapkan menjadi sarjana-sarjana yang mampu bersaing di era persaingan bebas ini. Dalam rangka mencapai tujuan di atas mahasiswa melakukan beberapa proses pembelajaran yang dilakukan baik di dalam maupun di dalam kampus. Satu diantara penghambat proses pembelajaran mahasiswa adalah minimnya pengalaman dan pengetahuan mahasiswa tentang dunia kerja yang nyata.

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya hubungan antara ilmu yang diperoleh di dunia perkuliahan dengan ilmu yang diperoleh di dunia lapangan. Untuk mengatasi permasalahan diatas dapat dilakukan dengan cara membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja di lapangan sebelum mahasiswa terjun langsung dalam dunia kerja. Dengan adanya pengalaman kerja praktek, mahasiswa diharapkan segera dapat mengoreksi kekurangan yang ada pada dirinya baik dari segi skill dan kemampuannya dalam bidang teknologi. Dengan melakukan kerja praktek ini mahasiswa dapat mempelajari hal-hal yang tidak diperoleh di kampus dan dengan melakukan kerja praktek ini mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmunya yang telah diperoleh selama di dunia perkuliahan untuk menyelesaiakan masalah yang berkaitan dengan bidang ilmunya di era persaingan bebas ini. 1.2 Tujuan 1. Untuk dapat menerapakan dan mengaplikasikan ilmu Manajemen Pemeliharaan pabrik yang telah diperoleh selama kuliah dalam dunia kerja nyata. 2. Untuk mengetahui gambaran umum perusahaan PT. Inalum 3. Untuk mengetahui struktur organisasi perusahaan di PT. Inalum 4. Mempelajari dan memahami lebih jelas dari proses-proses Alumunium ingot khususnya di Casting Plant 5. Untuk mengetahui jadwal perawatan peralatan di Casting Plant pembuatan

6. Untuk menerapkan dan melaksanakan jadwal maintenance yang telah direncanakan

1.3 Manfaat 1.3.1 Bagi Mahasiswa Adapun manfaat kerja praktek bagi mahasiswa diantaranya: 1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan dan sebaliknya dapat menambah ilmu pengetahuan yang tidak diperoleh di perkuliahan serta mengembangkan sikap dan keterampilan melalui penerapan kerja praktek 2. Mengenal dan mengetahui kegiatan operasional yang dilakukan suatu industri yang berwawasan lingkungan
3. Membina kemampuan mahasiswa secara optimal untuk menyampaikan

laporan dalam bentuk tulisan dan presentasi.


4. Melatih disiplin kerja dengan mematuhi peraturan yang berlaku di

perusahaan. 1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi


1.

Menjalin kerjasama antara perusahaan dengan perguruan tinggi Universitas Sumatera Utara, khususnya dengan Departemen Teknik Mesin USU.

2.

3.

Mendapatkan masukan mengenai penerapan ilmu manajemen dan produksi yang berhubungan dengan kurikulum pendidikan dan dapat dijadikan sebagai landasan dalam perbaiakn kurikulum agar dapat sejalan dengan keadaan di lapangan.

1.3.3 Bagi Perusahaan 1. Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pendidikan
2. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka

memajukan pembangunan di bidang pendidikan dan dalam peningkatan efisiensi dalam aspek-aspek pengelolaan lingkungan.
3. Dapat melihat keadaan dari sudut pandang mahasiswa atau pendidikan.

4. Memudahkan perusahaan dalam mencari sumber daya manusia yang profesional.

1.3.4 Batasan Permasalahan Ruang lingkup yang akan kami bahas pada kerja praktek lapangan di PT INALUM ( INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM ) ini adalah pemeliharaan perlengkapan pada pabrik penuangan ( Casting Maintenance Plant ) dan terjadinya kerusakan pada mesin-mesin. 1.3.5 Sistematika Penulisan Laporan kerja praktek akan disusun dalam VI Bab yang terdiri dari Bab I Pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, ruang 9

lingkup, sistematika penulisan laporan. Bab II berisikan Gambaran Perusahaan mengenai Visi dan Misi, Riwayat Ringkas PT Inalum, dan perbandingan Saham dan Tenaga kerja serta segala hal yang berhubungan dengan tugas khusus. Bab III berisikan tentang Stuktur Organisasi Perusahaan Bab IV Pemeliharaan dan perawatan perawatandan Bab V berisikan tentang Tugas Khusus. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.2 Visi dan Misi PT INALUM 2.1.1 Visi PT INALUM menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dan dalam 10 tahun ke depan setelah tahun 2009 akan menjadi Perusahaan yang terkenal dalam produktivitas dan daya saing di industri aluminium dunia.

2.1.2 Misi

Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan melalui

bisnis yang menguntungkan serta mampu bersaing di pasar global. Mendukung pengembangan ekonomi regional dan nasional dan

selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat.

2.3

Riwayat Ringkas PT INALUM

10

Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut. Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang laporan tentang studi kelaikan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA laik untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya. Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundinganperundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah

11

Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975. Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan. 2.4 Ruang Lingkup PT INALUM Secara garis besar, lingkup PT INALUM meliputi:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Asahan di Paritohan,

Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir. PLTA PT INALUM yang terletak disepanjang sungai Asahan terdiri dari:

12

a.

Bendungan pengatur (regulating dam), yang terletak di Siruar 14,5

km dari Danau Toba. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur kestabilan air keluar dari Danau Toba ke Sungai Asahan untuk mensuplai air ke stasiun pembangkit listrik secara konstan.
b.

Bendungan penadah air Sigura-gura yang terletak di Simorea dan

berfungsi sebagai sumber air yang stabil untuk pembangkit listrik Siguragura. Air yang ditampung di bendungan ini dipergunakan di stasiun pembangkit listrik Sigura-gura yang berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator masing masing berkapasitas 71,5 MW dan merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia.
c.

Bendungan penadah air Tangga (tangga intake dam) yang terletak di

Tangga dan berfungsi untuk membendung air yang telah dipakai PLTA Sigura-gura untuk dimanfaatkan kembali pada PLTA Tangga. Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia. PLTA di Siguragura dan Tangga berkapasitas total:

Kapasitas terpasang : 603 MW Output Tetap Output Puncak : 426 MW : 513 MW

Kemudian tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit listrik Sigura-gura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung tegangannya diturunkan menjadi 33 KV untuk didistribusikan ketiga gedung tungku reduksi dan gedung

13

penunjang lainnya. Masing-masing gedung tungku reduksi mempunyai 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.
2.

Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu bara. Pabrik peleburan PT INALUM terdiri dari 3 (tiga) pabrik utama yaitu:

Pabrik Karbon (carbon plant) Pabrik Reduksi (reduction plant) Pabrik Penuangan (casting plant) INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen.

2.5

Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja 2.5.1 Perbandingan Saham Pemegang saham perseroan adalah Pemerintah Republik Indonesia (Menteri

Keuangan Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. (NAA Co., Ltd). NAA di bentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang (Sumitomo Chemical Company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C. Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., dan Mitsui & Co., Ltd.).

14

Saham NAA terdiri dari 58,88 % milik kedua belas perusahaan penanam modal tersebut di atas dan milik lembaga keuangan pemerintah Jepang (Overseas

Economic Cooperation Fund). Komposisi pemilikan saham sejak berdirinya PT INALUM hingga saat ini ditunjukkan oleh tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Komposisi Pemilikan Saham PT INALUM Keterangan Awal Pendirian 20 Juli 1979 29 Juni 1987 10 Februari 1998 Pemerintah RI 10,00 % 25,00 % 41,13 % 41,12 % NAA Co., Ltd. 90,00 % 75,00 % 58,87 % 58,88 %

2.5.2 Tenaga Kerja PT INALUM hingga saat ini memiliki empat kantor di empat lokasi atau daerah di Indonesia. Kantor tersebut terdiri dari kantor utama (Jakarta), kantor penghubung/ perwakilan (Medan), Unit PLTA ( Paritohan ) dan Unit peleburan aluminium/smelter ( Kuala Tanjung ). Berikut pembagian tenaga kerja untuk masing-masing lokasi :

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja PT INALUM

15

Tabel berikut Ini adalah Jumlah Karaywan PT INALUM Per 31 Januari 2010 LOKASI KERRJA Jakarta Medan Kuala Tanjung Paritohan Total JUMLAH 31 Orang 8 Orang 1.718 Orang 192 Orang 1.949 Orang

2.6

Fasilitas Lainnya Demi kelancaran proses produksi peleburan aluminium di Kuala Tanjung,

PT INALUM membangun Fasilitas-fasilitas pendukung antara lain: a. Silo kokas b. Silo alumina c. CTP yard d. Tangki minyak IDO e. Kantor f. Pembersih gas g. Pelabuhan h. Dll. Selain sarana itu, PT INALUM juga membangun fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh karyawannya, antara lain : a. Perumahan b. Sarana olah raga

16

c. Tempat ibadah d. Rumah sakit e. Sekolah f. Tempat belanja g. Kantor pos h. Kantor Telkom i. Sarana rekreasi j. dll

2.7

Manfaat PT INALUM Perusahaan sangat menyadari dan memahami bahwa kelancaran

pembangunan dan keberhasilan operasionalnya, tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama yang baik dengan pemangku amanahnya. Fasilitas dan sarana yang dibangun oleh PT INALUM tidak hanya dimanfaatkan oleh karyawan PT INALUM saja, tetapi juga dapat dipergunakan oleh pihak lain, terutama masyarakat di sekitar lingkup PT INALUM. 2.7.1 Manfaaat Masyarakat Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak akan tercapai tanpa hubungan baik dengan masyarakat. Sejumlah dana telah dikeluarkan untuk meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Khusus untuk daerah-daerah sekitar Danau Toba, seperti: kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Dairi dan Karo; dan daerah-daerah di sekitar sungai Asahan,

17

seperti: kabupaten Asahan dan Tanjung Balai; daerah-daerah ini setiap tahunnya menerima Annual Fee dari PT INALUM, dimana jumlah dan penyalurannya diatur oleh Pemerintah RI melalui Menteri Keuangan.

2.7.2 Fasilitas-fasilitas Umum Fasilitas-fasilitas Umum Gedung-gedung sekolah, masjid, gereja dan rumah sakit yang dibangun di kedua proyek ini dapat dimanfaatkan oleh umum dan masyarakat sekitar Jalan-jalan Lingkungan Perusahan juga melakukan perbaikan terhadap jalan-jalan di dekat daerah proyek, serta penggantian jembatan-jembatan yang sudah tua dan rapuh agar dapat digunakan untuk kemudahan penduduk setempat.

2.8

Alih Teknologi Pembangunan PT INALUM merupakan suatu kesempatan baik untuk alih

teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putra putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini dilakukanlah alih teknologi dari para kontraktor asing.

18

Pembangunan PT INALUM membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan ini banyak karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik modern yang diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula staff Indonesia yang bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub-kontraknya dikirim ke Jepang untuk mengikuti pelatihan. 2.9 Kinerja perusahaan 2.9.1 Produksi dan Penjualan Sejak awal beroperasi hingga saat ini, PT INALUM terus berusaha untuk meningkatkan produksinya baik dengan memodifikasi proses maupun mengganti peralatan produksi dengan teknologi terkini. Terbukti produksi dan penjualan ingot terus meningkat tiap waktu.

2.9.2 Sertifikasi dan Penghargaan Salah satu persyaratan dari key player adalah kemampuan untuk melaksanakan proses kerja dan produksi sebagai sebuah pelayanan dengan metode standar global yang disebut ISO, yaitu sebuah metode yang berkualitas yang pada prinsipnya telah dilaksanakan oleh PT Inalum sejak berdirinya PT Inalum. 19

Komitmen perusahaan sejak masa konstruksi dalam kepeduliannya terhadap lingkungan telah dilaksanakan di Inalum dimana PT Inalum telah memperoleh Sertifikat ISO 14001 dan ISO 9001. Sedangkan untuk pengelolaan lingkungan, PT Inalum telah memperoleh Peringkat Biru dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). Sedangkan untuk SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja), PT Inalum memperoleh Bendera Emas. Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT Inalum adalah: 1. Quality Management System (QMS) PT Inalum telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dari SGS International dan memperoleh 2 (dua) sertifikat, masing-masing: No.AU98/1054, sejak Pebruari 1998 untuk PLTA. No.:ID03/0239, sejak April 1998 untuk Pabrik Peleburan.

2. Environmental Management System (EMS) Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT Inalum telah mendapatkan Sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan No.: GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS International.

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

20

PT Inalum telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2005 & 2008 (Sertifikat No.: 00351/SE/2004 & No.:00351/SE/2007 untuk PLTA dan Sertifikat No. 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk Pabrik Peleburan) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

4. PROPER PT Inalum juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada tahun 2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.

5. International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di Pelabuhan, PT Inalum telah mendapatkan sertifikat ISPS Code No.: 02/0161-DV tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.

6. Sahwali Awards Perusahaan juga menerima Sahwali Awards tentang Environmentally Friendly Businessman pada tanggal 13 November 1992 dari Indonesian Environmental Management and Information Center ( IEMIC ). 2.10 Proses Produksi 21

Bahan-bahan untuk keperluan produksi aluminium pertama sekali didatangkan melalui pelabuhan. Bahan bahan tersebut adalah alumina, pitch, dan kokas (Coke). Alumina akan dimasukkan ke dalam silo alumina (alumina silo), Kokas ke dalam silo kokas (coke silo) dan pitch ke dalam pitch storage house. Alumina yang berada di dalam silo alumina kemudian dibawa ke dry scrubber system untuk direkasikan dengan Gas HF yang berasal dari pot. Hasil dari reaksi ini adalah reacted alumina yang akan dimasukkan ke dalam hopper pot dengan menggunakan anode changing crane (ACC). Dari Hoper pot reacted alumina akan dimasukkan ke dalam tungku reduksi. Kokas yang ada didalam silo kokas akan dicampur dengan butt dan kemudian mengalami pemanasan. Kemudian dicampur dengan pitch yang berfungsi sebagai perekat (binder). Campuran ketiga bahan ini akan dicetak menggunakan shaking machine dan selanjutnya mengalami pemanggangan pada baking furnance. Hasilnya adalah blok-blok anoda. Blok-blok anoda tersebut akan dipanggang pada suhhu tertentu untuk menguapkan material volatille pada anoda. Semua prose s ini berlangsung di Anode Green Plant dan Anode Baking Plant. Blok-blok anoda kemudian akan dipasangi tangkai (annode assembly) di Annode Rodding Plant. Anoda tersebut kemudian akan dikirimkan ke Reduction Plant untuk keperluan proses elektrolisis alumina menjadi aluminium. Setelah kurang lebih 28 hari anoda diganti dan sisa anoda (butt) dibersihkan. Butt ini kemudian akan dihancurkan dan dimasukkan ke butt silo. Kemudian dipakai kembali sebagai bahan pembuatan anoda bersama kokas dan pitch.

22

Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Pada proses ini akan dihasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk bereaksi dengan alumina dan sebagian dibuang melalui cerobong gas cleaning system. Setelah proses elektrolisis akan dihasilkan molten bath yang dihasilkan pada bagian bawah pot kemudian dibawa ke casting shop menggunakan Metal Transport Car (MTC). Di casting shop aluminium cair dimasukkan ke holding furnance, setelah itu aluminium cair di tuang ke casting machine untuk dicetak menjadi aluminium batangan (aluminium ingot) dengan berat masing masing Ingot lebih kurang 22,7 kg. Desain produksi PT INALUM adalah 225.000 ton aluminium per tahun. Namun, karena adanya perbaikan teknologi dan semakin tingginya tingkat effisiensi penggunaan arus, maka kapasitas produksi PT INALUM lebih tinggi dari desain produksinya.

23

P R O D U C T IO N P R O C E S S F L O W O F IN A L U M S M E L T E R
R e d u c t io n C e ll 5 1 0 u n it s D C Ele c tr ic P o w e r D ry S c ru b b e r
Clea n Ga s E x ha us t Ga s

A lu m in iu m F lu o r id e R e c o v e r e d C r y o lite
M o l te n A l u m i n i u m

U n lo a d e r
A lu m in a Pitc h Co ke
20 , 0 0 0 T/U x3U

H old ing F u rn ac e

Ca s ting M a c h ine

A lu min iu m I ng ot

M a in F a n
2 2. 7 K g /P c

A -B e r th

A lu m in a S ilo

G A S C L E A N IN G S Y S T E M E le c t ro s t a t icClea n Ga s P re c ip it a t o r
Ca s t I ron

C A S T IN U CS H ONP P L A N T R E D G T IO

1, 40 0 T/U x 20 U

Fan

R e tu r n C ru s t
B u tt C l e a n e r

C o k e S ilo

P it c h S t o ra g e H G uAsS C L E A N IN G S Y S T E M o e P itc h Exhaust Gas S h a k in g M a c h in e

A n o d e A s s e m b ly

P R E H E A TE R

H e a v y O il Baked B lo c k Rod B u tt P r e s s

K o -K n e a d e r A N O D E G R E E N P LA N T B a k in g F u rn a c e A N O D E B A K IN G P L A N T B u tt S ilo
C r u sh e r

A N O D E R O D D IN G P L A N T

Gambar : 2.1 Proses Produksi PT INALUM

24

2.1.1 Manajeman Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan ( goal ) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll. Unsur MSDM adalah manusia. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya 25

perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah ( kuantitas ) dan tipe ( kualitas ) Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu : 1. Tujuan Organisasional Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia ( MSDM ) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia. 2. Tujuan Fungsional 26

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi. 3. Tujuan Sosial Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan. 4. Tujuan Personal Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuantujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

BAB III

27

STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN


3.1 Pendahuluan Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha untuk mencapainya. Tujuan itu akan berbeda bagi setiap orang lain karena pengaruh pengetahuan dan pengalamannya berbeda. Namun demikian setiap orang akan sama dengan satu hal yaitu ingin mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lainkebutuhan akan sandang pangan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk bergaul, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan diakui keberhasilannya. Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia harus bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuannya atau berorganisasi. 3.2 Bentuk Organisasi Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas. 3.2.1 Nama, Tempat kedudukan dan tanggal berdirinya Perseroan. Perseroan Terbatas ini bernama PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM atau disingkat PT Inalum, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta serta didirikan pada tanggal 06 Januari 1976.

3.2.2 Jangka waktu dan berdirinya Perseroan

28

Perseroan ini memperoleh Status Badan hukum sejak tanggal 10 Januari 1976 dan didirikan untuk jangka waktu 75 tahun sejak tanggal tersebut. 3.2.3 Maksud dan tujuan serta kegiatan Usaha 1. Maksud dan tujuan perseroan ini adalah berusaha dalam

bidang Industri aluminium dan tenaga listrik. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas

Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha:


a.

Membangun dan mengusahakan pabrik peleburan Aluminium di Kuala Tanjung untuk menghasilkan, membuat dan mengelola Aluminium, produk karbon dan produk lain yang sehubungan dengan itu dan untuk memasarkan segala produk dimaksud di dalam negeri serta mengekspornya.

Membangun dan mengusahakan pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Air di Paritohan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menyalurkannya ke pabrik peleburan Aluminium dan prasarana lainnya yang akan dibangun oleh Perseroan.

3.2.4 Pemegang Saham Pemegang Saham Perseroan adalah pemerintah Republik Indonesia (Menteri Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Alumunium Ltd Corporation (NAA). NAA dibentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang adalah Sumitomo Chemical Company, Ltd ; Sumitomo Shoji Kaisha, Ltd ; Nippon Light Metal Company, Ltd ; C. Itoh & Co Ltd, Nishho-Iwai Co Ltd, Nichimen Co Ltd, 29

Showa Denko K. K, Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd, Mitsubishi Corporation, Mitsui Alumunium Company, Ltd ; Mitsui & Co Ltd. Saham NAA terdiri dari 50 % milik ke 12 perusahaan penanam modal tersebut diatas dan 50% milik lembaga keuangan Pemerintah Jepang (Overseas Economic Coorperation Fund).

BAB IV

30

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN PABRIK

4.1

Maintenance Management Secara Umum Maintenance Management ialah suatu bagian dari pekerjaan maintenance,

dan merupakan faktor atau elemen yang sangat penting di dalam pengaturan keseluruhan kerja yang melibatkan pemanfaatan sumber daya yang ada misalnya tenaga kerja, mesin, material atau spare part, uang dan metoda pemeliharaan (5M Man, Machine, Material, Money, Methodes). Dalam pelaksanaanya Maintenance Management ini meliputi hal-hal sebagai berikut : Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian Penyempurnaan

31

Gambar: 2.2 diagram alir Maintenance

32

4.1.1 Pengertian Maintenance Management Dalam pengertian sempit bahwa maintenance management merupakan pengendalian proses pemeliharaan dan disebut sebagai maintenance control. Pengendalian proses pemeliharaan ( maintenance control ) terdiri dari :
Pengendalian sumber daya yang ada yaitu tenaga kerja, mesin,

material atau spare-parts dan uang.


Pengendalian

pekerjaan

maintenance,

misalnya

pemeriksaan

peralatan, penyesuaian, perbaikan dan overhaul

baik yang sudah

dijadwalkan maupun berdasarkan kondisi peralatan dan pekerjaan penyempurnaan.


Pengendalian inventori misalnya pengawasan stock, penyimpanan

dan pembelian spare-parts. Pengendalian anggaran biaya.

33

Dalam pengertian yang luas bahwa maintenance management mempunyai fungsi yang lebih luas yang disebabkan oleh kompleksnya pekerjaan pemeliharaan. Maintenance management adalah mencakup maintenance engineering yang di dalamnya termasuk pekerjaan teknis untuk menyempurnakan proses

pemeliharaan. Maintenance engineering terdiri dari : a. b. Maintenance administrative engineering Management data and process ( EDP ) Maintenance planning and control Material management Investment control and work management Technical and design Maintenance cost estimation Perhitungan dan analisa biaya anggaran dan alokasi anggaran Analisa dan penilaian secara ekonomis, kebijakan untuk pemakaian produk lokal, serba-sumber, pembaharuan

peralatan dan lain-lain. c. Maintenance engineering analysis

34

Analisa kerusakan peralatan Korosi dan teknik pelumasan Teknik pemeriksaan dan perbaikan Prosedur pengendalian terhadap keselamatan kerja 4.1.2 Pengertian Maintenance

Maintenance menurut Japan Industrial Standart ( JIS ) Semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga atau memelihara suatu peralatan pada kondisi bisa dipakai atau siap operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari kerusakan.

Breakdown Maintenance Pemeliharaan yang diperlukan terhadap peralatan setelah peralatan tersebut mengalami kerusakan.

Preventive Maintenance Pemeliharaan terhadap peralatan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi laju penurunan mutu peralatan sebelum peralatan tersebut mengalami kerusaka. Terbagi menjadi : 1) Periodical Maintenance

Pemeliharaan secara berkala ( time based )

35

2)

Predictive Maintenance

pemeriksaan peramalan dengan pengukuran ( condition based ) Corrective Maintenance Pemeliharaan yang dilakukan untuk memulihkan kondisi peralatan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. Maintenance Prevention Tindakan penyempurnaan pada tiap bagian peralatan sehingga peralatan tersebut tidak perlu dirawat lagi. Productive Maintenance Gabungan atau kombinasi semua jenis kegiatan pemeliharaan (Preventive, corrective dan breakdown maintenance) untuk menjaga peralatan dalam kondisi siap dioperasikan dan menjamin kelancaran peroduksi, efisien dan biaya pemeliharaan yang ekonomis dengan biaya total yang seminimal mungkin.
Total Productive Maintenance (TPM )

Kegiatan dari semua anggota berpartisipasi untuk menjaga keberadaan peralatan secara efisien untuk menjamin produksi, mutu biaya waktu penyerahan, keselamatan dan pencemaran lingkungan. 4.2 Organisasi, Tujuan dan Klasifikasi

36

1.

Organisasi Pemeliharaan Organisasi Maintenance Departemen ialah bentuk organisasi secara

terpusat yang terbagi dalam 4 Seksi, antara lain :

37

2. a.

Tujuan Pemeliharaan Tujuan dalam pengertian sempit

Suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga peralatan dalam kondisi bisa dioperasikan untuk kestabilan produksi dan bebas dari penurunan mutu baik peralatan maupun produk yang dihasilkan. b. Tujuan dalam pengertian luas :

Semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran produksi dan meningkatkan produktivitas

Menyempurnakan peralatan produksi Menyempurnakan mutu produk Penyerahan tepat waktu Mengurangi waktu untuk kegiatan ( down time ) Meningkatkan efisiensi dan biaya pemeliharaan yang

ekonomis Mengurangi kecelakaan dan meningkatkan moral kerja

38

c.

Tujuan ditinjau dari segi teknis

Memelihara keberadaan peralatan untuk siap pakai dalam

kurun waktu tertentu ( availability )

Menjaga kehandalan peralatan untuk melakukan fungsinya

dalam kondisi dan waktu tertentu ( reliability )

Menyempurnakan bagian peralatan untuk mudah dipelihara (

dalam kondisi yang spesifik dan jangka waktu tertentu maintainability ) 3. Klasifikasi Peralatan

Klasifikasi peralatan ditinjau dari 3 (tiga) aspek : a.keselamatan Aspek ini meliputi; kecelakaan fatal bencana, polusi lingkungan dan peraturan keselamatan. b.Aspek Produksi Meliputi; Work ratio, stand by unit, pengaruh pada mutu produk dan pengaruh pada fasilitas lain. c.Aspek Maintenance Meliputi frekuensi kerusakan darurat, waktu perbaikan, biaya perbaikan dan laju korosi/erosi per tahunnya.

39

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah:


Aspek Aspek Keselamatan Item 1) Kecelakaan fatal, bencana Judgement Factor 1) Peralatan &material yang berbahaya, meledak mudah terbakar,bencana 2) Peralatan &material yang cukup berbahaya, meledak 2) Polusi lingkungan bisa terbakar 1) Material sangat berbahaya thd polusi air/udara 2) Material cukup berbahaya thd polusi air/udara 3) Berpengaruh thd. Bencana, lingkungan 3) Peraturan keselamatan umum 1) Diberlakukan peraturan keselamatan 2) Berlaku serupa seperti peraturan keselamatan 3 5 3 5 (*) 5 Mark (*)

40

Aspek Aspek Produksi

Item 1) Working ratio

Judgement Factor 1) WR>=80%, tanpa standby unit 2) WR>=80%, dengan standby unit 3) 80%>WR>=50% 1) Tanpa stand by unit. 2) Ada stand by unit tetapi perlu jumlah MH untuk penggantinya. 3) Ada stand by unit,

Mark 5 3 2 5 3 2

2) Stand-by unit

3) Berpengaruh terhadap jumlah dan mutu produk.

penting untuk produksi 1) Kerusakan peralatan punya pengaruh besar 2) Kerusakan peralatan punya pengaruh kecil 1) Kerusakan peralatan punya pengaruh besar 2) Kerusakan peralatan punya pengaruh kecil 1) FKD>= 4 kali /tahun 2) 4 > FKD >= 2 kali/tahun 3) FKD < 2 kali/tahun 1) BP>= $ 3,600/perbaikan 2) $ 3,600>BP>= $ 1,800 1) WP >= 24 jam 2) 24 > WP >= 4 jam 1) Korosi >= 0.5 mm/tahun 2) 0.5 > korosi >= 0.2 mm 3) Berbahaya thd. Korosi dan erosi 5 3 5 3 5 3 1 4 2 4 2 4 2 1

4) Berpengaruh terhadap fasilitas lain.

Aspek Maintenance

1) Frequency Kerusakan Darurat (FKD) 2) Biaya Perbaikan (BP) 3) Waktu untuk perbaikan (WP) 4) Laju korosi / erosi pertahun

41

Untuk setiap peralatan dinilai berdasarkan 3 (tiga) aspek di atas. Peralatan yang mempunyai total nilai :

Lebih besar dari 30, kelas A [dan setiap peralatan dengan mark (*)] Dari 20 sampai 29, kelas B Lebih kecil dari 20, kelas C

4. Derajat Kelas

Derajat Pemeliharaan A B C

Pemeliharaan 1.Pemeliharaan

(1). Harian (2). Patroli (3). Berkala (4). Ketelitian 2.Penyesuaian

T T T T

F F F

---

(1). Pelumas

Pemberian T

(2). Harian

42

3.Perbaikan

(1). Pencegahan (2). Darurat (3). Break down 4.Pengendalian Kegagalan

T T -

T T --

--F

(1). Kerusakan (2). Penyebab

Laporan F

Analisa F

(3). Waktu diantara F kegagalan (MBTF)

--

Catatan :

T F

= Sesuai dengan standard tertentu (spesifik) = sesuai dengan standard umum = Dilakukan kalau perlu

= Tidak diperlukan

43

5. klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan Klasifikasi Mencegah penurunan mutu Mengukur penurunan mutu Memperbaiki penurunan mutu Departemen terkait

1). Mencegah berbagai kerusakan (1). normal (2). Pemeliharaan Operasi Pemakaian yang benar Pembersihan pelumasan penyesuaian (3). Pemeliharaan berkala (4). Pemeliharaan berkala Analisa kecendrungan terjadi kerusakan Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi Pemeliharaan Pemeriksaan berkala Perbaikan berkala pemeliharaan Pemeriksaan harian Pemeliharaan kecil Produksi Produksi

2). Memperbaiki berbagai kerusakan (1). Pemeliharaan di Pemeliharaan

44

Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan 3). Memperpanjang Umur (1). Pemeliharaan perbaikan kehandalan Memperbaiki kekuatan Mengurangi beban

luar rencana

produksi

Pemeliharaan

Produksi

4). Mengurangi waktu pemeliharaan (1). Pemeliharaan perbaikan mampu rawat Memonitor kondisi menyempurnakan pemeriksaan Penyempurnaan pemeliharaan Pemeliharaan

5). Membuat pemeliharaan tidak diperlukan lagi (1). Pencegahan pemeliharaan Modifikasi alat, ganti Pemeliharaan

material dll.

4.3 Proses Management Pemeliharaan 1.Perencanaan Pemeliharaan Sasaran :

45

(1)

Menngurangi

pekerjaan

ulang dalam tahun ketahun

kedepan sebanyak 10% dari tahun lalu sambil mempertahankan keadaan nihil keluhan pelanggan.
(2)

Keadaan peralata siap dioprasikan (availability) sebesar 85% Rasionalisasi pemakaian suku cadang yang banyak

(3)

dikomsumsi.
(4)

Mengurangi biaya pemeliharaan dengan sistem pembelian

serba sumber ( multisource ). Sandaran: (1) (2) (3) Sarana: (1) (2) (3) (4) (5) Manusia Material Mesin Modal Metoda Rencana Management Tahunan (AMP) Kebijaksanaan Perusahaan dalam hal kesadaran akan biaya Kebijaksanaan Perusahaan dalam memberdayakan SDM

46

Sistem atau Strategi (1) (2) 5W +1H (What,Where,Who, Why and How) SMART ( Spesific, Measurable, Attaninable, Reasonable,

Time oriented ) Saat: (1) (2) (3) a. Rencana pemeliharaan jangka panjang ( 10 tahun ) Rencana pemeliharaan satu sampai tiga tahun. Rencana pemeliharaan bulanan Dasar Rencana Pemeliharaan

Dasar rencana kerja pemeliharaan ialah rencana pokok (master plan) yang terdiri dari dasar strategis pemeliharaan jangka panjang seperti di bawah ini :
(1)

Kebijaksanaan dasar ( basic policy ) Institusi dan organisasi Pengaturan tenaga kerja Pengaturan peralatan

(2) (3) (4)

Semua item diatas dibentuk dan diatur untuk tujuan kegiatan pemeliharaan.

47

b.

Rencana Kerja Pemeliharaan jangka panjang

Rencana jangka panjang dibuat untuk jangka waktu 10 tahun, yang terdiri dari :
(1)

Rencana

kerja

pemeliharaan

(preventive

maintenance) yang dibuat berdasarkan pada waktu atau interval tertentu ( time based ).
(2)

Rencana kerja untuk penyempurnaan (improvement). Rencana pembelian material dalam skala besar

(3)

( refractory material , dan lain-lain ).


(4)

Rencana pembaharuan peralatan ( renewal plan ).

c.

Rencana kerja Pemeliharaan satu sampai tiga tahun

Rencana kerja pemeliharaan dibuat untuk perhitungan biaya anggaran untuk satu tahun fiskal.
(1)

Rencana kerja pemeliharaan pencegahan yang

diambil dari rencana kerja jangka panjang (time based)


(2)

Rencana kerja yang dibuat berdasarkan hasil

inspeksi atau kondisi peralatan tersebut (condition based).

48

(3)

Rencana pembaharuan peralatan (renewal plan) dan

rekondisi peralatan. (4)


(5)

Rencana kerja yang dikontrakkan. Rencana pembelian material, tools, minyak pelumas

dan lain-lain.

d.

Rencana Kerja Pemeliharaan bulanan.

Rencana kerja bulanan terdiri dari :


(1)

Rencana kerja pemeliharaan pencegahan yang

diambil dari rencana kera tahunan ( yearly maintenance plan ). (2) Rencana kerja pemeliharaan berdasar kondisi

peralaan (condition based) (3) (4) Pekeraan yang tertunda bulan lalu Rencana perbaikan peralatan dari hasil koorinasi

antara seksi operasi dan pemeliharaan.

49

50

e.

Perencanaan Pemeliharan dengan komputer

2. Membuat dan revisi Maintenance Work Master Maintenance Work Master adalah daftar kerja pemeliharaan peralatan yang dibutuhkan untuk perencanaan atau pelaksanaan pemelihraan untuk kelancaran operasi, yang meliputi perebaikan peralatan (overhaul) pemeriksaan

peralatan,memberikan pelumasan dan lain- lain. Aliran Peroses Maintenance Plan Input data Proses data Output data

Maintenance Work Master

Update Data

Maintenance Plan

Tag-Code

last Maint. Date Last maint. Date Maintenance interval Work-Item-No Work-Name

long run

Tag-Code Tag-Name Tag-Sign Work-Item-No Work-Name Maintenance Interval Last Maint. Date

Long run Maint. 10 thn Short term Maint. 3 thn Annual Maint. Plan

51

3.Membuatdan revisi Spare- part Master Spare-Part Master ialah daftar dari spre parts yang dibutuhkan untuk setiap pelaksanaan kerja dalam Maintenance Work Master . 4.Rencana Pemakaian ( Consumption Plan ) Rencana Pemakaian Barang Sistem Paket ( pekerjaan overhaul ) : Penggabungan antara Maintenance Work Master dengan Spare-Part Master untuk kode alat dan kode pekerjaan yang sama, maka akan didapat jumlah total spare-part yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rencana kerja

pemeliharaan. Perencanaan sistem paket sepenuhnya diproses oleh komputer.

( Aliran Proses Rencana Pemakaian ( sistem paket ) Input Data


Maint. Work Master Tag-code, Item-No Exec-Date-Interval

Proses Data
Total Work Qty. = A

Output data

A x B = CP
Spare-Part Master tag-Code, Item-No, Art-Cod, Part-Name, Spec., Qty/work Spare-Part Per Work = B

CP (PAKET)

52

Rencana Pemakaian Sistem Single : Perencanaan pemakaian sistem single dilaksanakan dengan cara manual oleh pemakai. Perencanaan pemakaian spare-parts ini untuk kebutuhan yang bersifat tergantung pada kondisi atau setiap saat diperlukan ( Condition based ).

Aliran Proses Rencana Pemakaian ( sistem single ) : User


Maintenance Plan

Proses data

Output data

EDP Proses Consumption Actual

Rencana Pemakaian ( CP single )

53

Rencana Pemakaian Total :

CP (Paket) CP Total (Paket + Single) CP (Single) Rencana Pemakaian ( CP Total )

Notes : CP = Consumption Plan Rencana Pembelian (Purchase Plan) Aliran Proses Rencana Pembelian
Rencana Pemakaian (CP Total) Request Quantity (RQ=CP+MS-PS-OO) Kondisi Stock Update P.S & O.O Rencana Pembelian

To SBP

Notes : RQ = req. Qty; MS = minimum Stock PS = Present Stock; 54

Revisi No

Check Budget

Yes

OO = On Order
(4)

Rencana

Rencana Anggaran ( Budget Plan )

Pengadaan

Usulan Anggaran (1) Rencana Pembelian : S/P, Material, Consume.

(2) Rencana Pembaharuan


(Renewal), Rekondisi

Pemeriksaan (Revisi)

Has il Yes No

Persetujuan Anggaran

(3) Rencana Pekerjaan


dikontrakkan

Rencana Pengadaan (Procurement Plan) Klasifikasi Pengadaan : Barang Import dan Lokal
Rencana Pengadaan (Anggaran Disetujui) Impo rt No Pengadaan (Lokal) Yes Appr v. No Yes Pengadaan (Import)

Laporan Ke AA

Notes : AA = Asahan Authority

55

4.Perencanaan Pemeliharaan
Preventive Maintenance Maintenance Condition Base Maintenance Annual Plan Clarify/Request Check : .Spare parts Proposal/Report Prod.Section .Breakdown Pelaksanaan Maintenance Maintenance Monthly Plan .Material .Tools .Man Power Yes No Ok

pemeliharaan berdasarkan rencana Priority ditambah dengan .work tahunan

ditambah dengan masukan Work seksi Produksi, hasil pemeriksaan dan perawatan dari Execution Work Information sheet .Accident berdasarkan kondisi ( Condition Based Maintenance ) lainnya. a.Mempersiapkan Standard Standard dibawah ini harus dipersiapkan berdasarkan pada kepentingan, sifat peralatan dan pengembangan kerja pemeliharaan.
(1)

Maintenance Standard harus dipersiapkan berdasarkan pada

kepentingan dari peralatan tersebut yang diambil dari maintenance manual dari Maker. (2) Rincian dari item pemeliharaan seperti penjadwalan dan

metoda pemeliharaan harus ditetapkan sesuai dengan standard teknik yang berlaku. (3) Standard khusus untuk peralatan tertentu harus dipersiapkan

berdasarkan pada kepentingan atau klasifikasi peralatan dan tidak bertentangan dengan standard umum. 56

(4)

Untuk pekerjaan berbahaya, standard keselamatan kerja

harus dipersiapkan. b.Pembagian Kerja Pemeliharaan Pembagian kerja antara seksi Pemeliharaan dan seksi Operasi harus dirundingkan dan disetujui oleh kedua pihak dan sesuai dengan standard kerja. (1) (2) Pekerjaan pemeliharaan harian dilakukan oleh seksi Operasi. Total kontrol keteknikan dari peralatan mekanik oleh seksi

pemeliharaan. (3) Pekerjaan yang memerlukan keahlian teknik mekanik oleh

seksi pemeliharaan. (4) Pekerjaan yang memerlukan keahlian teknik yang khusus,

peralatan kerja yang khusus, dalam waktu yang tidak untuk seterusnya, dan memerlukan tenaga kerja yang banyak, dilakukan oleh pihak ketiga atau Kontraktor. c.Pemeriksaan Peralatan (1) Tujuan pemeriksaan peralatan pemeriksaan peralatan ialah memeriksa kondisi

Tujuan

ketidaknormalan peralatan pada saat itu atau penurunan mutu peralatan dan melakukan penyesuaian atau perbaikan yang

57

diperlukan untuk menjamin peralatan tersebut dapat berfungsi dengan normal. (2) Klasifikasi pemeriksaan

Pemeriksaan peralatan diklasifikasikan dalam 4 macam yang tergantung pada tujuan, metoda, sifat peralatan, interval dan lainlain. Pemeriksaan sebelum operasi Pemeriksaan dilakukan pada peralatan dengan cara

penglihatan sebelum operasi dimulai sesuai dengan standard operasi, dan dilakukan setiap akan mulai kerja atau pergantian shift oleh seksi operasi. Pemeriksaan Harian Pemeriksaan secara penglihatan (visual) pada penglihatan dari ketidaknormalan dan kondisi operasi sesuai dengan standard operasi, dan dilakukan setiap hari atau pergantian shift oleh seksi operasi. Pemeriksaan patrol Pemeriksaan ketidaknormalan peralatan sesuai dengan standard pemeriksaan, tampak luar, kondisi operasi dan

58

kondisi bagian dalam dengan perlatan yang sederhana saat operasi. Seksi pemeliharaan harus menentukan metoda pemeriksaan dan urutan pelaksanaan patrol dan melakukannya sesuai standard. Pemeriksaan berkala Untuk pemeriksaan penurunan mutu peralatan sesuai dengan standard dengan membongkar peralatan. Pemeriksaan tampak luar dan kondisi bagian dalam dengan memakai alat kerja atau alat ukur. Seksi pemeliharaan harus melakukan pemeriksaan secara berkala, bahkan bila diperlukan pemeriksaan juga dilakukan pada setiap saat ada ketidaknormalan dari peralatan. (3) Pembuatan Standar Pemeriksaan

Standard pemeriksaan dibuat untuk setiap peralatan berdasarkan pada kepentingan, sifat tau klasifikasi peralatan tersebut. Peralatan kelas-A : Dengan standard khusus untuk setiap peralatan Peralatan kelas-B : Dengan standard umum untuk setiap peralatan

59

Peralatan kelas-C : Standard hanya untuk perlatan yang memerlukan pemeriksaan saja
d.

Penyesuaian (adjustment) (1) Tujuan dari penyesuaian memelihara fungsi dan menyesuaikan tidak fungsi peralatan, dan

Untuk

membetulkan

dengan

memperbaikinya

menghindari penurunan mutu peralatan. (2) Klasifikasi penyesuaian Pemberian minyak pelumas. Pembersihan, penyesuaian fungsi dan penggantian sebagian kecil peralatan yang rusak. Menghilangkan kotoran, karat dan melakukan pengecatan. (3) Pembuatan standar penyesuaian Standar pelumasan Bagian peralatan yang bergerak dan bergesakan akan terjadi kontak antara permukaan, maka perlu dilumasi sesuai dengan standar pelumasan.

60

Standar pelumasan dibuat dan sehubungan dengan standar teknik berdasarkan pada buku panduan dari pelumasan dan pemeliharaan dari pabrik pembuatnya. Pembersihan, penyesuaian operasi, dan lain-lain. Pekerjaan yang dilaksanakan harian dan terdaftar di dalam manual operasi dan pekerjaan penyesuaian yang

dilaksanakan secara berkala yang dibuat sesuai dengan standar teknik. e.Perbaikan (repair). (1) Tujuan dari perbaikan .

Untuk memulihkan penurunan mutu dari peralatan dengan perlakuan mekanik tertentu. (2) Klasifikasi perbaikan Perbaikan pencegahan (preventive repair) Perbaikan dilakukan sebelum kerusakan atau penurunan mutu peralatan atau kecelakaan terjadi, penanggulangan seperti perbaikan, penggantian bagian yang rusak, overhaul dan penyesuaian harus dilakukan. Perbaikan pencegahan karena pemeriksaan

Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil dari pemeriksaan. 61

Perbaikan pencegahan secara berkala

Perbaikan yang dilakukan berdasarkan waktu (time based) Perbaikan pencegahan dengan ramalan (prediction)

Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan pada saat operasi. Perbaikan darurat (emergency repair) Perbaikan darurat ialah memperbaiki peralatan yang rusak di luar rencana/kecelakaan dan lain-lain, spare-part harus selalu tersedia. Perbaikan setelah rusak (breakdown repair) Memperbaiki peralatan setelah peralatan tersebut mengalami kesusakan. (3) Standar perbaikan Standar perbaikan dibuat dan sesuai dengan standar teknik. Standar perbaikan yang termasuk di dalam standar pemeriksaan kecuali untuk peralatan khusus. Untuk pekerjaan yang berbahaya, pedoman kerja perbaikan harus dibuat.

62

(4)

Pembagian kerja perbaiakan. Kerja perbaikan dilaksanakan oleh departemen

pemeliharaan. Pekerjaan yang dilakukan oleh departemen pemeliharaan. Memberhentikan dan menghidupkan peralatan Membersihkan daerah sekitar dari bahan mentah

(raw material) Memastikan kondisi aman untuk operasi Membantu pekerjaan perbaikan Hadir saat penyerahan peralatan

f. Kerusakan darurat (emergency failure)

(1)

Definisi dari kerusakan darurat

Kerusakan darurat maksudnya ialah terjadi kecelakaan yang tidak termasuk di dalam jadwal perbaikan bulanan, misalnya: Kecelakaan yang menyebabkan menurunnya keluaran produksi/output. Kecelakaan terjadi dan memerlukan perbaikan oleh tenaga ahli. 63

Kecelakaan yang memerlukan kerja perbaikan lebih dari satu manday (peralatan klas A atau B) (2) Perbaikan untuk kerusakan darurat Penanggulangan darurat harus diambil untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi dan keselamatan. Setelah penanggulangan darurat diambil, penyebab

kerusakan dan tindakan pencegahan yang paling mungkin harus diselidiki. Penanggulangan pencegahan harus

diterapkan untuk mencegah terjadi kerusakan yang sama di masa yang akan dating. Anggaran untuk perbaikan darurat sudah diperhitungkan dan termasuk ke dalam biaya pemeliharaan. (3) Laporan Manager seksi yang bersangkutan melaporkan kepada SM mengenai kondisi, penyebab dan penanggulangan darurat yang telah diambil terhadap kerusakan peralatan secepatnya. Bila perlu, orang pemeliharaan memberitahu seksinya mengenai kondisi kerusakan peralatan dan minta bantuan untuk penyelidikan penyebab dan mencari

penanggulangannya.

64

Ketika penanggulangan pencegahan terhadap kerusakan diambil, persiapan laporan kejadian tersebut. Orang pemeliharaan menjumlahkan frekwensi dari

kerusakan darurat setiap bulan dan melaporkannya di dalam laporan bulanan. 4.4 Pengendalian Pemeliharan 4.4.1 Jadwal kerja pemeliharaan. Sebelum kerja dimulai, orang yang bertugas harus mengadakan pertemuan dengan seksi terkait dan menyediakan jadwal kerja rinci yang terdiri dari : isi pekerjaan, metoda keselamatan kerja, jadwal kerja, dan lain-lain. 4.4.2 Pengendalian jadwal kerja pemeliharaan Selama kerja pemeliharaan dilakukan, jadwal kerja dikendalikan dengan mencatat kemajuan kerja pada lembaran kerja yang telah disediakan. 4.4.3 Pengendalian keselamatan kerja Orang pemeliharaan harus selalu memperhatikan penanggulangan

keselamatan kerja pada setiap ia bekerja sesuai dengan panduan keselamatan kerja. 4.4.4 Pengawasan (supervisi) Orang pemeliharaan harus melakukan penegasan pada setiap kejadian dan mengawasi isi pekerjaan, penanggulangan keselamatan kerja, dan lain-lain.

65

4.4.5 Pemeriksaan dan penyerahan Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai dilakukan, orang pemeliharaan dan bersama-sama dengan orang yang mewakili dari seksi operasi harus memeriksa peralatan, melakukan test operasi dan melakukan penyerahan kepada seksi operasi. 4.4.6 Merekam dan membuat laporan Rekaman kerja dicatat pada lembaran khusus dan laporan yang diperlukan dibuat dan dilaporkan pada seksi yang bersangkutan. 4.5 Pengendalian Anggaran Pemeliharaan Yang mencakup hal-hal seperti di bawah ini : Membuat anggaran dan anggran kerja berdasarkan pada

rencana pemeliharaan.

Pembagian dan penggunaan anggaran Pengendalian anggaran ( untuk menghindari kekurangan atau

berlebihan ) Membuat laporan pemakaian anggaran bulanan Membuat rangkuman pemakaian anggaran

66

1.Metoda Pembuatan Anggaran Anggaran dibuat setiap tahun anggaran, persiapan dari bulan Agustus bulan oktober setiap tahunnya.
No. Macam Pekerjaan Dasar Perhitungan Jadwal

67

I. 1.

Persiapan rencana pembelian Membuat rencana pemeliharaan / operasi

September

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. II. 1. 2. 3. 4. 5. III. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Membuat rencana konsumsi Review minimum stock Penegasan stock Penegasan on order Perhitungan jumlah permintaan (RQ) Penegasan referens harga Persetujuan rencana pembelian Penyerahan rencana pembelian kepada SBP Persiapan usulan anggaran Distribusi AMP guidance Penerimaan rencana pembelian Pemeriksaan dan penjelasan Persetujuan AMP Distribusi final AMP Persiapan rencana pengadaan Menerima copy rencana pembelian Rencana pengadaan (draft) Persiapan daftar Bidder penilaian Bidder Menerima rencana pembelian Rencana pengadaan (final) Persetujuan rencana pengadaan Distribusi rencana pengadaan

Rencana operasi/pemeliharaan Data aktual SMP data tutup tahun SPM data akhir RQ=(CP+MS)-(PS+OO) SPM data akhir

September September Oktober Oktober Oktober Oktober Novenber November

RFA

Oktober November

Verifikasi standar

Nov~Jan April April November

Klasifikasi standar pengadaan Standar penilaian

Nov~Des Jan~Feb Januari April April April

2. Pembagian Anggaran

68

Spare-part, material, tools

(a) Spare-parts. Rencana pemakaian spare-parts untuk kebutuhan dua tahun yang akan datang. Spare-parts paket dibuat berdasarkan rencana pemeliharaan untuk satu tahun fiskal yang akan dating. (b) Material. Rencana konsumsi material berdasarkan: Rencana fabrikasi Tools operasi satu tahun fiskal mendatang Rencana fabrikasi/kerja perbaikan untuk satu tahun fiskal dibuat oleh seksi engineering

mendatang, Terdiri dari : o Gas, steel material Maintenance

o peration tools o o Material untuk operasi Utility Material untuk RRS

(c) Tools, GPG, lubricant.

69

Rencana konsumsi other supply untuk kebutuhan satu tahun fiskal yang akan dating. Rencana konsumsi minyak pelumas sesuai dengan jadwal kerja pemberian minyak pelumas. Dan rencana konsumsi tools untuk melengkapi standard kebutuhan yang sudah ada atau renewal. Repair & Maintenance work Pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor untuk satu tahun fiskal yang akan dating. Mechanical & civil Pot Recontruction Dispatch Engineering

Bila dibutuhkan dispatch engineer untuk satu tahun fiskal yang akan datang. Renewal & recondition Kebutuhan penggantian atau rekondisi peralatan untuk satu tahun fiscal yang akan dating. Local Product Test Ialah upaya untuk mendapatkan sumber lain dalam pengadaan spareparts. 3. Konsep biaya dari Productive Maintenance

70

Biaya dan Derajat Pemeliharaan (Cost-Maintenance Degree)

D Co Cm Cd

: Derajat Pemeliharaan yang optimum : Biaya total minimum (pada titik optimum OP) : Biaya maintenance yang optimum : Biaya karena penurunan mutu peralatan yang optimum

Prev. Maint.-Maint.Degree

Breakdown Maint. -Maint.Degree

71

(1) : Maintenance Cost (2) : Degradation Loss (termasuk biaya Kompensasi dan

Asuransi)

4.6

Pengendalian Spare-part 1. Tujuan dari Pengendalian Spare-part


Mengurangi kerugian yang disebabkan oleh berhentinya peralatan

karena terlambatnya penyediaan spare-parts dan karena kurang pengendalian.

Mengurangi Biaya Inventory Mengurangi bunga (Interest) penyimpanan,

pengendalian biaya, kerugian karena using atau lapuk dan penurunan mutu spare-parts. Tingkat inventory yang sesuai. 72

Menurunkan biaya pembelian Mengurangi biaya tidak langsung (biaya tenaga kerja untuk pembelian, biaya komunikasi, biaya konsumsi lainnya). Menempatkan permintaan dengan jumlah yang sesuai.

Mengurangi jumlah pemakaian Memanfaatkan barang bekas secara efektif. Mempelajari atau mencari pengganti. Memanfaatkan suku cadang yang tidak terpakai.

2.Stock level yang memadai

Spare-parts diklasifikasikan kedalam : Consumable parts dan Emergency repair parts.

Inventory

level

yang

sesuai

ditentukan

dengan

memperhitungkan kepentingan parts, catatan pemakaian terakhir, waktu penyerahan dan metoda permintaan atau order spare-parts. Inventory dari consumable parts dikendalikan berdasarkan order point system. A. Inventory standard List

73

Hal berikut dicatat untuk setiap peralatan dan bagiannya, untuk pengendalian inventory yang tepat :

Inventory standart Waktu penyerahan normal Order point Jumlah pemakaian rata-rata Unit quantity yang diminta

B. Inventory control list Inventory dan waktu penyerahan dicatat untuk setiap spare-parts, untuk mendapatkan informasi yang tepat pada tingkat inventory dan order time. C. Pengambilan stock

Dihitung pada akhir setiap termin atau perioda permintaan, dan melakukan penegasan terhadap aktual stock inventory sama dengan balance book.

Melaporkan balance book pada bagian keuangan

D. Pembuangan Spare-part yang tidak digunakan

74

Memeriksa minimal 2 kali dalam setahun, apakah tingkat inventory spare-part sudah sesuai atau cocok.

Memeriksa apakah ada spare-part yang tidak terpakai atau jumlah berlebihan dan berguna untuk seksi lain.

Membuang spare-parts yang tidak terpakai lagi juga buat seksi lain untuk menghindari terjadi penumpukan barang yang tidak berguna di gudang.

E. Pengawasan harian Spare-part.

Purchase Order

(purchase)

Purchase Order

(Daily Stock Report)

Purchase Order

(Inventory Control List)

Purchase Order

(Delivery Slip)

Purchase Order

75

(Inventory Control List) F. Pengendalian Pemeliharaan dengan computer Pengendalian pengadaan - Pengendalian spare-part

RFP Baru . Cover . Detail Item

Progress . Receive Date . Detail Item . Tech.Eva.Date .OTC Date . Contract Date

Delivery . RFP No. . Inventory No . Delivery Date . Physical Insp.

. RFP. No . Article Code Receiving Stock Qty. Purchase Goods Import Purchase Goods Import Purchase Goods Import ML (+)

Yes

O k No

LP FL
Issuing Stock Qty. (-)

Mis-Delivery Status On

- Pengadaan Kerja (Contracted Work)

Contracted work

CW

RFP Baru

Progress
Receive Date 76 Quot. Date Tech. Eva.Date

Completion RFT No. Completion Date


Completion Progress Report

Cover
Detail

RFP. No

Certificate

Pengendalian Inventory (1) Pengewasan barang masuk/keluar (receiving/issuing). Receiving

Delivery Order . RFP No. . Inventory No. . Quantity . Inspect. No. . Inspect. Date

RFP File

Delivery . Inventory No . Stock Quantity (+)

. RFP No.
. Inventory No . On order . Quantity

Receiving History File

Issuing
Issuing . Pick List No. . Inventory No. . Issued Date Issuing File Stock File . Inventory No . Quantity Check.

. Check Data

77

Qty
Receiving History File Stock File . Inventory No . Stock Quantity (-)

Yes

OK No
Issued Item Cancelled

(2)

Perhitungan Re-Order (ROL)

Untuk saat ini bahwa Re-Order Level pada saat Present Stock plus On-Order sama dengan nol (PS+OO=0), atau Order sejumlah Request Quantity (RQ) diproses satu tahun sebelumnya untuk barang import (Master List), sedangkan Local Product enam bulan sebelum Consumption Plan (CP)/sesuai kondisi dari masing-masing item.

RQ = (CP+MS)-(PS+OO)

Request Qty. =

CP

= Consumption Plan/Pick List

MS = Minimum Stock PS = Present Stock

OO = On Order

78

BAB V TUGAS KHUSUS 5.1 Penjelasan umum Finishing shop Finishing Shop adalah salah satu Sub Seksi dari Smelter Service and Workshop (SSW) Section dalam lingkungan Smelter General Maintenance (SGM) Department di Smelter Office Kuala Tanjung. Jika diartikan secara harfiah, Finishing dapat diartikan suatu pengerjaan akhir, tetapi sesungguhnya Finishing disini merupakan suatu usaha untuk memperpanjang umur dan efisiensi peralatan dengan prinsip pemeliharaan dan perbaikan. Dengan melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan secara baik 79

dan benar, maka dapat menjaga kelancaran dan peningkatan produksi serta terjaminnya keselamatan kerja baik untuk pekerja ataupun untuk peralatan itu sendiri. Fungsi utama sub seksi Finishing Shop ini secara teknik adalah untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan overhaul peralatan dan menyiapkan recycle equipment dalam kondisi siap pakai dan tepat waktu (ability and reliability). 5.2 Tugas Utama Finishing Shop Secara umum finishing adalah tempat Overhaul peralatan mesin. Peralatan mesin di smelting plant yang memerlukan inspeksi dan perbaikan secara menyeluruh dibongkar oleh SMM, kemudian dibawa kefinishing untuk dilakukan inspeksi keseluruhan komponen mesin dan penggantian part yang mengalami kerusakan atau sudah sampai pada jadwalnya untuk diganti. Overhaul yang dilakukan finishing antara lain : A. Overhaul engine,kompressor,cyclo,kompressor dan reducer. B. Overhaul screw compressor,root blower,transmission,cooler,hydroulic cylinder dan pompa. untuk menunjang kelancaran perbaikan , finishing dilengkapi dengan perlatan dan mesinbantu sebagai berikut : Hoist Crane Mesin Las Listrik

80

Mesin Press Bearing heater Gas cutting Meja datar

5.2.1 Organisasi dan Pembagian Tugas ` Sub seksi Finishing dipimpin oleh dua orang Foreman dimana sub seksi

tersebut dibagi dalam dua kelompok kerja, yaitu Finishing-1 dan Finishing-2.

JM

Finishing - 1 F LO F

Finishing - 2

SO + O

SO + O

Keterangan :

81

GF F LO SO O

= General Foreman = Foreman = Leader Operator = Senior Operator = Operator

Pembagian tugas Finishing - 1 O/H Cooler Compressor Hyd. Pneumatic Gear Reducer Blower Finishing - 2 O/H Engine Transmisi Hoisting Whell ACC Administration

82

Rec and Eq. Control

83

5.2.2 Prosedur Kerja Finishing shop Prosedur kerja Finishing Shop dapat dilihat seperti pada diagram :

User

SMO, SMT

Permintaan (WR overhaul) F/S

Motor

disassembly motor & mech.

Mechanical

ERS overhaul

F/S overhaul

reassembly

test

periksa ulang

serah terima

recycle (store)

84

F/S = Finishing Shop ERS = Electric Repair Shop Keterangan : Peralatan sesuai dengan permintaan dari pemakai (user) diterima di Finishing Shop dan kemudian diadakan pengecekan oleh Finishing Shop (Operator, Leader Operator dan Foreman), lalu diadakan perencanaan apakah peralatan tersebut perlu dioverhaul secara keseluruhan atau hanya repair saja. Untuk bagian motor listrik dilakukan oleh seksi ERS sedangkan untuk mekaniknya dilakukan oleh Finishing Shop. Setelah proses pengerjaan dilakukan, maka diadakan tes tanpa beban (no load test) yang dilakukan secara gabungan oleh ERS dan Finishing Shop. Pada tes ini dilihat apakah vibration, temperature dan sounding dari peralatan telah layak dioperasikan atau tidak. Jika belum sesuai dengan standardt maka diadakan pemeriksaan kembali untuk memperoleh kondisi sesuai dengan standard pengoperasian. Setelah proses diatas sesuai, maka peralatan disimpan di gudang sebagai recycle untuk diambil user dimana sebelum dioperasikan oleh user diadakan test kembali yang dilakukan Finishing Shop dan ERS juga oleh user pada saat serah terima untuk mengetahui dan melihat apakah peralatan tersebut masih layak untuk dioperasikan.

85

5.2.3 Pengendalian Mutu Adapun pengendalian mutu di Finishing Shop adalah untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, sehingga dapat memperpanjang umur pakai (operating hour) dari mesin / peralatan. Sehubungan dengan itu diambil langkah-langkah untuk meningkatkan mutu dari mesin / peralatan. Langkah-langkah yang diambil di Finishing Shop anatara lain :
1. Mengadakan maintenance terhadap mesin / peralatan (overhaul),

repairing, cleaning, measuring dan lain-lain.


2. Membuat Inspection Record (sesuai dengan standard manual)

Data yang dicatat antara lain : -

Diameter Kondisi peralatan / mesin (korosi, keausan) Clearance / penyesuaian semua komponen yang bergerak.

Dengan berdasar pada data yang dibuat maka dapat diketahui kondisi suatu komponen mesin untuk diambil suatu tindakan. 3. Laporan pada pemakai dan file Finishing Shop (hasil pencatatan) sebagai dasar untuk overhaul / perbaikan berikutnya.

86

5.3

Overhaul Peralatan di Finishing Shop Seperti semua mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek di PT. Inalum,

penulis juga diberikan tugas khusus untuk ikut melakukan maintenance, dalam hal ini overhaul pada peralatan-peralatan yang perlu dioverhaul. Masing-masing mahasiswa diberikan kesempatan untuk menangani satu peralatan. Peralatan yang dioverhaul diantaranya :

5.3.1 Gear Speed Reducer ABC ( Anode Baking Carbon ) Gear Speed Reducer adalah alat untuk memperlambat atau mereduksi putaran dari motor listrik yang memiliki putaran tinggi ke putaran yang rendah sehingga didapat torsi yang besar pada poros keluaran (output shaft). 1. Prinsip dasar Gear Speed Reducer memakai prinsip dasar dari sebuah roda gigi miring (Helical gear). Poros dari motor listrik yang memiliki kecepatan tinggi dihubungkan oleh sebuah chamfer bearing, chamfer bearing tersebut dihubungkan pada Input Shaft. Dari Input Shaft putaran diteruskan ke Inter mediate Shaft 1, disinilah terjadi penurunan putaran. Dari Intermediate Shaft 2, putaran diteruskan ke Intermediate Shaft 2. Disini terjadi lagi penurunan

87

putaran.kemudian diteruskan ke Output Shaft . Hasilnya didapatkan putaran rendah dan torsi yang tinggi

1) Keuntungan memakai Cyclo Drive - Dapat menahan beban overload - Tingkat kebisingan yang rendah Helical Gear dari Gear Reducer dapat menurunkan kebisingan secara drastis. - Bentuknya yang kompak dan dapat menghemat ruangan - Rasio reduksi besar - Disipasi panas yang baik

Input Shaft

Intermediat e 1 Shaft

Intermediat e 2 Shaft 88

Outpout shaft 3

Maintenance Cyclo Drive CVHJM3-4160-DC-B-121 .


a. Kerusakan yang ditemukan pada saat overhaul

Pada saat overhaul, kerusakan yang ditemukan adalah kerusakan yang umum terjadi pada Gear Reducer yaitu consumable part seperti bearing, oil seal dan packing. Consumable part harus diganti walaupun belum mengalami kerusakan, ini berdasarkan umur pakai dari komponen tersebut. Metode ini dikenal sebagai Preventive Maintenance. Kerusakan pada permukaan (surface crack) dari komponen Helical Gear jarang sekali ditemukan. b. Penyebab kerusakan - Pembebanan yang berlebihan - Kesalahan operasi - Kesalahan pemasangan
- Umur pakai dari part tersebut (life time)

c. Langkah-langkah pelaksanaan overhaul


1. Gear Reducer diterima dari pemakai (user SMO dan SMT), bila

dalam kondisi bersih yaitu bebas dari minyak, debu dan kotoran lainnya, maka pemeriksaan dilakukan berdasarkan jadwal perawatan dan kerusakan yang terjadi. 89

2. Melakukan pemeriksaan sebelum pembongkaran. Pertama-tama

dilakukan pemeriksaan dengan cara tes operasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan penginderaan, antara lain visual check,

ketidaknormalan suara, arus pada motor listrik, dan temperatur berlebih saat operasi. Lalu, diperiksa jumlah jam kerja yang tercatat dan jenis kerusakan yang terjadi.
3. Pelaksanaan overhaul sesuai dengan hasil pemeriksaan. Sebelum

dibongkar, minyak pelumas yang terdapat pada bagian dalam dari Gear Reducer dibuang terlebih dahulu. Setelah itu barulah Gear Reducer dibongkar sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada buku maintenance manual. Setelah itu dilakukanlah pembersihan terhadap seluruh komponen yang telah dibongkar.
4. Setelah selesai dibersihkan maka dilakukan pemeriksaan dan

pengukuran terhadap beberapa komponen tertentu bila dibutuhkan, misalnya kondisi permukaan (surface) dari slow speed shaft, key & keyway input shaft, ring gear housing dengan menggunakan metode color check serta high speed shaft. 5. Komponen-komponen yang kondisinya kurang baik tetapi digunakan kembali, dicatat di dalam inspection record.
6. Selanjutnya, melakukan permintaan kebutuhan suku cadang kepada

user dengan meminta Work Request (WR) atau dengan Work Order Replacement Number kepada user.

90

7. Kemudian, Finishing Shop (SSW-3) membuat Work Request

Overhaul kepada planner (SSW-1), dari sini akan terbitlah data spare part (pick list) untuk kebutuhan overhaul.
8. Selanjutnya dilakukan proses perakitan kembali (reassembly)

terhadap Gear Reducer sesuai dengan urutan pemasangan yang terdapat pada buku maintenance manual.
9. Setelah selesai dirakit kembali, maka dilakukan uji coba tanpa beban

(no load test) dengan memperhatikan kuat arus dari motor listrik serta suara dan getaran dari bagian mekanisnya.
10.

Setelah selesai pengetesan, maka Gear Reducer yang telah

selesai di overhaul disimpan dalam gudang recycle yang terdapat pada Finishing Shop.
11.

Pada saat serah terima Gear Reducer kepada user, dilakukan

tes kembali yang disaksikan oleh pihak user, ERS dan Finishing Shop.

5.3.2 Personal Safety Rules Personal Savety rules atau keselamatan diri kita pribadi gunanya untuk menghindariagar kita tidak mengalami cedera didalam bengkel dan menjalankan pekerjaan maka diberikan ketentuan bagi kita untuk bersikap dan berperilaku standart dengan mengikuti dan melaksanakannya dengan pedoman antara lain : 91

1. Gunakanlah pakaian yang pas dan rapi 2. Gunakanlah safety shoes dan helmet 3. Gunakan sarung tangan ( jika diperlukan ) 4. Usahakan rambut kita pendek 5. Jangan membiarkan kuku jari panjang 6. Gunakan safety glass 7. jangan berlari-lari didalam bengkel kerja 8. jangan membersihkan tatal/beram dengan tangan gunakan kuas,kikir,scraper,gerinda. 9. dan lain-lain sebagainya

5.4. Canning Shop Pekerjaan dasar Canning shop adalah membentuk besi baja menjadi bentuk yang diinginkan dengan cara menempa,membengkokkan,memotong,dan mengelas menjadi suku cadang mesin atau suku cadang lainnya. Tugas utama Canning shop adalah : 1. Membuat dan memperbaiki peralatan tool operasi seperti toor skimer,air lance,breaker,sendok carbon,dan lain-lain.

92

2. Membuat dan memperbaiki bagian-bagian equeipment yang telah di request oleh SMM dan seksi lain seperti chute,frame,shaft,casing,dan lain-lain. 3. Perawatan dan pemeliharaan peralatan Canning shop meliputi lubrikasi mesin,minor repair, dan daily inspection. Untuk melaksanakan pekerjaan rutin, Canninng shop dilengkapi dengan peralatan antara lain : mesin press,rolling machine,cutting machine,mesin las,mesin freis,dan mesin gerinda. Jenis material yang digunakan dalam pekerjaan adalah roud bar , square bar, checker plate, dan plate.

5.4.1 Struktur Organisasi Canning Shop dan Machining Shop

Foreman

Leader of operator

Leader of

Junior operator

Senior operator

Senior operator

93

5.4.2 General Safety Rules worksop Canning Keselamatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah keselamatan manusianya/pelaksanaannya dan juga peralatan agar tidak mengalami kerusakan. Keselamatan kerja adalah sangat penting dilaksanakan dan dipatuhi, yang gunanya adalah untuk mencegah agar kita tidak mengalami cidera dan untuk keamanan peralatan, karena apabila kecelakaan kerja sampai terjadi mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi. Untuk terjaminya keselamatan kerja las, maka sebelum kita melaksanakan pengelasan harus terlebih dahulu diperhatikan hal-hal dibawah ini : 1. Persiapan daerah kerja pengelasan Sebelum kita melakukan pengelasan, yang utama adalah persiapan lingkungan kerja misalnya apakah lokasi pengelasan panas,bising sekali,letaknya cukup atau sangat tinggi, basah/lembab atau daerah yang mengandung gas yang mudah terbakar. 2. Peralatan yang akan di las Peralatan yang akan di las harus dipersiapkan sedemikian rupa agar layak dilas misalnnya peralatan dibebaskan dari tugas operasinya, telah dikosongkan dan dibersihkan, penerangan melindungi daerah pengelasan dari pada air dan angin atau pembiasan cahaya las.

94

3. Peralatan las Perhatikan seluruh peralatan las harus benar-benar layak untuk dipakai. 4. Peralatan bantu Demikian juga halnya dengan peralatan bantu. apakah sudah tersedia secara baik , misalnya alat pemadaman kebakaran. 5.5 Penjelasan umum Machining Shop Pekerjaan dasar machining shop adalah membuat komponen-komponen mesin yang dibutuhkan untuk penggantian part equepment dengan menggunakan mesin perkakas.Operasi di machining antara lain bubut,menggerinda,milling, planing,driling sawing,reaming, dan boring.

5.5.1 General Safety Rules machining 1. Berpakaian kerja yang sesuai. Operator pada banyak mesin perkakas

menggunakan apron,pakaian tidak berkancing dan tidak boleh menggunakan pakaian terbuka. Lengan pakaian harus terkancing rapat tidak boleh terbuka. 2. gunakan pelindung mata dengan kaca mata safety untuk melindungi diri

chip yang berterbangan.

95

3.

dilarang menggunakan mesin sebelum mengetahui cara kerja mesin dan

standar kerja. 4. konsentrasi pada pekerjaan dan tahu apa yang sedang dikerjakan. 5. selalu rapi dan bersih,peralatan diatur pada tempatnya. Jaga area di sekitar mesin bersih dan bebas oli. 6. dilarang memindahkan benda kerja,mengganti tools mesin,membersihkan dan melumasi mesin,selama beroperasi,matikan mesin terlebih dahulu. 7. sebelum mengoperasikan mesin pastikan bahwa benda kerja dan cutting tools sudah terpasang sempurna. 8. set mesin pada posisi netral sebelum di hidupkan. 9. Mengetahui dan melakukan cara mematikan mesin dengan benar.

5.5.2 Jenis Mesin Perkakas Workshop Machining 1. Mesin Bubut Mesin bubut adalah proses menghasilkan permukaan keliling luar dengan cara pemotongan dengan pahat yang diklem diam terhadap benda kerja berputar. Jika proses yang sama dilakukan terhadap bagian dalam benda kerja disebut boring. Operasi kerja yang dapat dilakukan mesin bubut adalah turning,farcing,driling,reaming,champering,tapping.

96

Fakktor yang mempengaruhi pemotongan adalah kecepatan putar,kecepatan makan dan lain-lain sebagainya. Gambar: Mesin bubut___________

2. Mesin Drill Mesin Drill digunakan intuk membuat berbagai macam lubang,tapping, counter boring, reaming dan general boring pada benda kerja. 3. mesin Planner Mesin Planer untuk melakukan pemakanan dan finishing permukaanpermukaan benda kerja yang besar dengan cara scraping. 4. Mesin Milling Mesin Milling mempunyai gigi-gigi pemotong berputar untuk memotong (mill) permukaan benda kerja untuk menghasilkan bentuk permukaan rata maupun tedak beraturan ( irregular ) sesuai pola kontur perrmukaan yang di inginkan.

5. Mesin gerinda,mesin abrasif dan Finishing Permesinan abrasif adalah poses permesinan dengan menggunakan partikel abrasif. Pemakanan yang dihasilkan sangat sedikit,ini dimaksudkan untuk memdapatkan permukaan halus dan dimensi dengan toleransi yang kecil.

97

Pemesinan abrasib dengan menggunakan roda abrasif berputar disebut menggerinda.jika menggunakan partikel bahan abrasif yang digosokkan kebenda kerja dinamakan finishing. Bahan abrasif yang dipakai antara lain : -. Alumunium oxide (Al2O3) -. Silicon carbide (Sic) -. Cubic boron nitride (CBN) -. Diamond

5.5.3 Perawatan mesin Perkakas Tujuannnya perawatan mesin perkakas adalah untuk menjaga kondisi mesin perkakas pada efesiensi kerja optimum selama umur pakai mesin yang diharapkan tanpa adanya bahaya bagi keselamatan kerja operator . Faktor-faktor penyebab kebutuhan perawatan mesin perkakas adalah : 1. Faktor Operasi Ketidaksesuaian pondasi Kurang pelumasan Operasi mesin tidak sesuai dengan standart kerja Kesalahan operasi mesin

98

Salah penggunaan dan beban Overload Keausan komponen mesin Kerusakan beberapa beberapa komponen mesin

2.

Faktor lingkungan Getaran Debu dan kotoran Kelembapan Panas Korosi dan erosi

5.6. vehicle Shop 5.6.1 Penjelasan umum Pekerjaan di Vehicle shop adalah melakukan perawatan rutin untuk semua jenis kendaraan operasional pabrik peleburan, baik inspeksi , adjusment maupun overhaul. Perawatan kendaraan operasional sangat penting untuk menjamin

99

lancarnya kegiatan proses produksi. Dengan perawatan yang baik diharapkan 85% dari seluruh kendaraan dalam kondisi siap pakai.

Tugas Vehicle Shop 1. Merawat semua kendaraan pabrik berdasarkan jadwal inspeksi yang telah ditetapkan agar kendaraan selalu dalam kondisi siap pakai. 2. Melaksanakan prementive maintenace berdasarkan schedule dan work dari user. 3. Membuat planning periodical inspection dan operhaul agar kebutuhan equepment dapat terpenuhi. 4. menyiapkan spare part package 1 hari sebelum prrementive maintenace dilakukan sesuai jadwal. 5. Melakukan overhaul dan prementive maintenace dengan mengganti suku cadang dan memperbaiki peralatan yang rusak pada kendaraan. 6. Memperbauki kendaraan yang rusak akibat troubel. 7. Menjada agar kebutuhan kendaraan pabrik tetap terpenuhu.

5.6.2 Metode perawatan kendaraan Vehicle Standar operasi kendaraan pabrik ditetapkan sebanyak 70% dari total unit untuk tiap jenis. Jumlah unit dapat stop untuk perawatan/perbaikan maksimum 30%

100

dari total unit tiap jenis kendaraan. Kecuali untuk jenis kendaraan hanya 1 unit,hal diatas tidak berlaku dan dikategorikan sebagai pekerjaan emergency.

1.Periodical inspeksi setiap 100 jam operasi meliputi : a. Pemeriksaan terhadap engine,ganti oli dan pembersihan air cleaner. b. Pemeriksaan terhadap volume oil transmisi c. pemeriksaan terhadap volume oil hydroulic d. pemeriksaan elektric, lampu-lampu switch dan lain-lain. e. Pemeriksaan brake, spelling dan oil brake. f. pemeriksaan steering g. Pemeriksaan body chasis h. pemeriksaan attacment.

2.Periodical inspection setiap 1200 jam meliputi : a. pemeriksaan terhadap engine,ganti oli dan pembersihan air cleaner. b. pemeriksaan transmisi, ganti oli,strainer dan filter. c. pemeriksaan volume oli hydraulic d. pemeriksaan electric dan lampu-lampu 101

e. Pemeriksaan breake, speling dan oil brake. f. pemeriksaan terhadap stering ( grease up ) g. pemeriksaan attacment

3.Periodical inspeksi setiap bulan a. pemeriksaan engine, ganti oli dan cleaning clemer. b. Pemeriksaan volume oil transmisi c. Pemeriksaan volume oil hydroulic d. Pemeriksaan electric,lampu-lampu dan lain-lain. f. Pemeriksaan stering g. pemeriksaan body chasis h. Pemeriksaan attachment Penggantian gear dan hydraulic oil dilakaukan setiap equipment di operasikan 24 jam. Penggantian oil torqon dilakukan setelah equipment beroperasi 6 bulan. 5. Penggantian spare part ( overhaul ) secara berkala, dilakukan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan

102

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil kerja praktek yang telah dilaksanakan di PT. Inalum dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Inalum merupakan perusahaan patungan antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Jepang, perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha peleburan aluminium yang menghasilkan produk berupa batangan aluminium (ingot). Dimana sebagian besar produksinya ini diekspor ke luar negeri terutama ke Jepang sebagai penanam modal asing terbesar. 2. Inalum berbentuk Perseroan Terbatas, dengan RUPS sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. RUPS memiliki wewenang untuk memberhentikan komisaris dan direksi. 3. Untuk menerapkan dan melaksanakan perawatan diperlukan man power, manhour, tools dan spareparts yang akan diganti. Jika satu diantara empat hal diatas tidak ada, maka pelaksanaan dan penerapan maintenance tidak dapat dilakukan. 4. Setelah perawatan dilakukan dan equipment sudah dapat beroperasi dengan baik, maka hal ini dilaporkan kembali ke departemen SSW, seperti inspection record, application part list, daftar trouble yang nantinya akan menjadi catatan

103

sejarah perlengkapan (equipment history) untuk membantu perencanaan perawatan selanjutnya.

6.2 SARAN Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis kepada PT Inalum adalah : 1. Kerja sama antara pihak PT Inalum dengan pihak Perguruan Tinggi di

seluruh Indonesia hendaknya selalu dibina dan semakin ditingkatkan, agar mahasiswa dapat membanding ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi dengan keadaan sebenarnya dilapangan. 2. Mahasiswa yang melakukan Kerja Praktek di PT Inalum hendaknya diberi

kesempatan untuk melakukan peninjauan lapangan pada semua seksi yang ada di pabrik peleburan aluminium ini. 3. Setelah penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT Inalum selama 45

hari, penulis merasa waktu yang diberikan masih kurang kepada Mahasiswa untuk melakukan Kerja Praktek. Maka, sekiranya PT. Inalum dapat memberikan waktu yang lebih panjang. 4. Agar di setiap stasiun dilengkapi dengan perangkat komputer, untuk

memudahkan kegiatan harian karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas harian. 5. Hendaknya para operator di PT Inalum tidak segan-segan memberikan

pekerjaan kepada peserta On the Job Training yang sedang praktek. Misalnya, jika

104

ada trouble dan inspeksi pada mesin sebaiknya para pesrta OJT diikutkan dan diberikan pengalaman. 6. Sebaiknya di Perusahaan ini dibuat wifi agar OJT bisa mencari Tugas untuk

membuat laporan kerja praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Ito Engeneering ,Co , Operation and Maintenance Manual Rotary Blower Type IRS 400C, Shizuoka, Japan 1986 John, M, Gross. 2002. Fundamental of Preventive Maintenance. Amacom. New York. (Online) (http://www.4shared.com/fundamentalof preventivemaintenance.pdf, diakses 11 April 2010) Materi On the Job Training (OJT) Inalum. SSW. 2009 Mechanical And Civil Engineering Section, Mechanical Repair Section,

PT INALUM. Asahan.2008 Mechanical And Civil Engineering Section. Mechanical And Civil Departement, PT INALUM. Asahan.2008 Mechanical And Civil Engineering Section, Maintenance Management. PT INALUM. Asahan.2008 105

Sigar, Hasman, J. Pengantar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2000. http://batakpos-online.com/content/view/14441/56/ http://hukum.unsrat.ac.id/naker/menaker_48_2004.htmhttp://www.inalum.co.id/ http://indosdm.com/kep-48men2004-tata-cara-pembuatan-dan-pengesahanperaturan-perusahaan-serta-pembuatan-dan-pendaftaran-perjanjian-kerja-bersama

106

You might also like