Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Oleh : ROYYAN SY NASUTION ALDIANSYAH LEO GIO SAPUTRA FICKY HAMDANI AGORLIF E. SIANTURI NIM : 08.0401001 NIM : 08.0401004 NIM : 08.0401021 NIM : 08.0401097 NIM : 08.0401101
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR............................................................................ DAFTAR ISI........................................................................................... BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1.1 Latar Belakang..................................................................... 1.2 Tujuan................................................................................... 1.3 Manfaat................................................................................. 1.3.1. Bagi Mahasiswa..................................................... 1.3.2. Bagi Perguruan Tinggi......................................... 1.3.3. Bagi Perusahaan.................................................... 1.4 Batasan Permasalaaah......................................................... 1.5 Sistematika Penulisan.......................................................... BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................. 2.2 Visi dan Misi PT INALUM................................................. 2.3 Riwayat Ringkas PT INALUM........................................... 2.4 Ruang Lingkup PT INALUM............................................. i ii 1 1 7 8 8 8 9 9 9 10 10 10 12
2.5 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja........................... 2.5.1 Perbandingan Saham............................................ 2.5.2 Tenaga Kerja......................................................... 2.6 Fasilitas Lainnya.................................................................. 2.7 Manfaat PT INALUM......................................................... 2.8 Alih Teknologi...................................................................... 2.9.1 Kinerja Perusahaan.......................................................... 2.9.2 Sertifikasi dan Penghargaan............................................ 2.1.0 Proses Produksi................................................................. 2.1.1 Manajemen Sumber Daya manusia ( MSDM )............. BAB III STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN.................... 3.1 Struktur Organisasi............................................................. 3.2 Bentuk Organisasi............................................................... 3.2.1 Nama, Tempat kedudukan dan tanggal berdirinya Perseroan.................................................................................... 3.2.2 Jangka waktu dan berdirinya Perseroan.......... 3.2.3 Maksud dan tujuan serta kegiatan Usaha......... 3.2.4 Pemegang Saham.................................................. 3
14 14 15 16 17 19 19 20 22 25 29 29 30
30 30 32 32
BAB IV PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN PABRIK................................................................................................... 4.1 Maintenance Management Secara Umum........................ 4.1.1 Pengertian Maintenance Management............... 4.1.2 Pengertian Maintenance...................................... 4.2 Organisasi, Tujuan dan Klasifikasi.................................... 4.3 Proses Management Pemeliharaan.................................... 4.4 Pengendalian Pemeliharan................................................. 4.4.1 Jadwal kerja pemeliharaan................................. 4.4.2 Pengendalian jadwal kerja pemeliharaan.......... 4.4.3 Pengendalian keselamatan kerja......................... 4.4.4 Pengawasan ( supervisi )...................................... 4.4.5 Pemeriksaan dan penyerahan............................. 4.4.6 Merekam dan membuat laporan......................... 4.5 Pengendalian Anggaran Pemeliharaan............................. 4.6 Pengendalian Spare-part.................................................... BAB V TUGAS KHUSUS ................................................................... 5.1 Penjelasan umum Finishing Shop....................................... 4 32 32 32 34 36 42 45 64 64 64 64 64 65 65 70 76 76
5.2 Tugas Utama Finishing Shop............................................... 5.2.1 Organisasi dan pembagian tugas........................... 5.2.2 Prosedur kerja finishing shop............................... 5.2.3 Pengendalian mutu................................................ 5.3 Overhaul Peralatan di Finishing Shop...............................
76 77 80 82 83
5.3.1 Gear Speed Reducer ABC(Anode Baking Carbon) 83 5.3.2 Personal Safety Rules............................................. 5.4 Canning Shop........................................................................ 87 88
5.4.1 Struktur Organisasi Canning & Machining Shop. 89 5.4.2 General Safety Rules worksop Canning............... 5.5 Penjelasan umum Machining Shop...................................... 5.5.1 General Safety Rules machining............................ 5.5.2 Jenis Mesin Perkakas Workshop Machining....... 5.5.3 perawatan Mesin Perkakas................................... 56. Vehicle Shop........................................................................... 5.6.1 Penjelasan Umum.................................................... 5.6.2 Metode perawatan kendaraan Vehicle.................. 88 90 91 92 93 94 94 96
BAB VI PENUTUP................................................................................. 6.1 Kesimpulan............................................................................ 6.2 Saran....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
99 99 99 99
Era persaingan bebas menuntut setiap pelaku kehidupan untuk lebih meningkatkan kemampuan diri sendiri dan kelompoknya agar mampu bersaing dengan dengan yang lain. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan saling bekerjasama di dalam tim merupakan kunci keberhasilan di dalam menghadapi persaingan bebas yang mulai berjalan. Untuk meningkatkan kualitas SDM ini, pemerintah berupaya menggalakkan program pendidikan nasional yang satu diantaranya adalah program pendidikan di perguruan tinggi negeri. Mahasiswa diharapkan menjadi sarjana-sarjana yang mampu bersaing di era persaingan bebas ini. Dalam rangka mencapai tujuan di atas mahasiswa melakukan beberapa proses pembelajaran yang dilakukan baik di dalam maupun di dalam kampus. Satu diantara penghambat proses pembelajaran mahasiswa adalah minimnya pengalaman dan pengetahuan mahasiswa tentang dunia kerja yang nyata.
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya hubungan antara ilmu yang diperoleh di dunia perkuliahan dengan ilmu yang diperoleh di dunia lapangan. Untuk mengatasi permasalahan diatas dapat dilakukan dengan cara membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja di lapangan sebelum mahasiswa terjun langsung dalam dunia kerja. Dengan adanya pengalaman kerja praktek, mahasiswa diharapkan segera dapat mengoreksi kekurangan yang ada pada dirinya baik dari segi skill dan kemampuannya dalam bidang teknologi. Dengan melakukan kerja praktek ini mahasiswa dapat mempelajari hal-hal yang tidak diperoleh di kampus dan dengan melakukan kerja praktek ini mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmunya yang telah diperoleh selama di dunia perkuliahan untuk menyelesaiakan masalah yang berkaitan dengan bidang ilmunya di era persaingan bebas ini. 1.2 Tujuan 1. Untuk dapat menerapakan dan mengaplikasikan ilmu Manajemen Pemeliharaan pabrik yang telah diperoleh selama kuliah dalam dunia kerja nyata. 2. Untuk mengetahui gambaran umum perusahaan PT. Inalum 3. Untuk mengetahui struktur organisasi perusahaan di PT. Inalum 4. Mempelajari dan memahami lebih jelas dari proses-proses Alumunium ingot khususnya di Casting Plant 5. Untuk mengetahui jadwal perawatan peralatan di Casting Plant pembuatan
1.3 Manfaat 1.3.1 Bagi Mahasiswa Adapun manfaat kerja praktek bagi mahasiswa diantaranya: 1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan dan sebaliknya dapat menambah ilmu pengetahuan yang tidak diperoleh di perkuliahan serta mengembangkan sikap dan keterampilan melalui penerapan kerja praktek 2. Mengenal dan mengetahui kegiatan operasional yang dilakukan suatu industri yang berwawasan lingkungan
3. Membina kemampuan mahasiswa secara optimal untuk menyampaikan
Menjalin kerjasama antara perusahaan dengan perguruan tinggi Universitas Sumatera Utara, khususnya dengan Departemen Teknik Mesin USU.
2.
3.
Mendapatkan masukan mengenai penerapan ilmu manajemen dan produksi yang berhubungan dengan kurikulum pendidikan dan dapat dijadikan sebagai landasan dalam perbaiakn kurikulum agar dapat sejalan dengan keadaan di lapangan.
1.3.3 Bagi Perusahaan 1. Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pendidikan
2. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka
memajukan pembangunan di bidang pendidikan dan dalam peningkatan efisiensi dalam aspek-aspek pengelolaan lingkungan.
3. Dapat melihat keadaan dari sudut pandang mahasiswa atau pendidikan.
1.3.4 Batasan Permasalahan Ruang lingkup yang akan kami bahas pada kerja praktek lapangan di PT INALUM ( INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM ) ini adalah pemeliharaan perlengkapan pada pabrik penuangan ( Casting Maintenance Plant ) dan terjadinya kerusakan pada mesin-mesin. 1.3.5 Sistematika Penulisan Laporan kerja praktek akan disusun dalam VI Bab yang terdiri dari Bab I Pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, ruang 9
lingkup, sistematika penulisan laporan. Bab II berisikan Gambaran Perusahaan mengenai Visi dan Misi, Riwayat Ringkas PT Inalum, dan perbandingan Saham dan Tenaga kerja serta segala hal yang berhubungan dengan tugas khusus. Bab III berisikan tentang Stuktur Organisasi Perusahaan Bab IV Pemeliharaan dan perawatan perawatandan Bab V berisikan tentang Tugas Khusus. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.2 Visi dan Misi PT INALUM 2.1.1 Visi PT INALUM menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dan dalam 10 tahun ke depan setelah tahun 2009 akan menjadi Perusahaan yang terkenal dalam produktivitas dan daya saing di industri aluminium dunia.
2.1.2 Misi
bisnis yang menguntungkan serta mampu bersaing di pasar global. Mendukung pengembangan ekonomi regional dan nasional dan
2.3
10
Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut. Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang laporan tentang studi kelaikan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA laik untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya. Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundinganperundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah
11
Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975. Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan. 2.4 Ruang Lingkup PT INALUM Secara garis besar, lingkup PT INALUM meliputi:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Asahan di Paritohan,
Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir. PLTA PT INALUM yang terletak disepanjang sungai Asahan terdiri dari:
12
a.
km dari Danau Toba. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur kestabilan air keluar dari Danau Toba ke Sungai Asahan untuk mensuplai air ke stasiun pembangkit listrik secara konstan.
b.
berfungsi sebagai sumber air yang stabil untuk pembangkit listrik Siguragura. Air yang ditampung di bendungan ini dipergunakan di stasiun pembangkit listrik Sigura-gura yang berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator masing masing berkapasitas 71,5 MW dan merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia.
c.
Tangga dan berfungsi untuk membendung air yang telah dipakai PLTA Sigura-gura untuk dimanfaatkan kembali pada PLTA Tangga. Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia. PLTA di Siguragura dan Tangga berkapasitas total:
Kemudian tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit listrik Sigura-gura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung tegangannya diturunkan menjadi 33 KV untuk didistribusikan ketiga gedung tungku reduksi dan gedung
13
penunjang lainnya. Masing-masing gedung tungku reduksi mempunyai 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.
2.
Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu bara. Pabrik peleburan PT INALUM terdiri dari 3 (tiga) pabrik utama yaitu:
Pabrik Karbon (carbon plant) Pabrik Reduksi (reduction plant) Pabrik Penuangan (casting plant) INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen.
2.5
Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja 2.5.1 Perbandingan Saham Pemegang saham perseroan adalah Pemerintah Republik Indonesia (Menteri
Keuangan Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. (NAA Co., Ltd). NAA di bentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang (Sumitomo Chemical Company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C. Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., dan Mitsui & Co., Ltd.).
14
Saham NAA terdiri dari 58,88 % milik kedua belas perusahaan penanam modal tersebut di atas dan milik lembaga keuangan pemerintah Jepang (Overseas
Economic Cooperation Fund). Komposisi pemilikan saham sejak berdirinya PT INALUM hingga saat ini ditunjukkan oleh tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Komposisi Pemilikan Saham PT INALUM Keterangan Awal Pendirian 20 Juli 1979 29 Juni 1987 10 Februari 1998 Pemerintah RI 10,00 % 25,00 % 41,13 % 41,12 % NAA Co., Ltd. 90,00 % 75,00 % 58,87 % 58,88 %
2.5.2 Tenaga Kerja PT INALUM hingga saat ini memiliki empat kantor di empat lokasi atau daerah di Indonesia. Kantor tersebut terdiri dari kantor utama (Jakarta), kantor penghubung/ perwakilan (Medan), Unit PLTA ( Paritohan ) dan Unit peleburan aluminium/smelter ( Kuala Tanjung ). Berikut pembagian tenaga kerja untuk masing-masing lokasi :
15
Tabel berikut Ini adalah Jumlah Karaywan PT INALUM Per 31 Januari 2010 LOKASI KERRJA Jakarta Medan Kuala Tanjung Paritohan Total JUMLAH 31 Orang 8 Orang 1.718 Orang 192 Orang 1.949 Orang
2.6
Fasilitas Lainnya Demi kelancaran proses produksi peleburan aluminium di Kuala Tanjung,
PT INALUM membangun Fasilitas-fasilitas pendukung antara lain: a. Silo kokas b. Silo alumina c. CTP yard d. Tangki minyak IDO e. Kantor f. Pembersih gas g. Pelabuhan h. Dll. Selain sarana itu, PT INALUM juga membangun fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh karyawannya, antara lain : a. Perumahan b. Sarana olah raga
16
c. Tempat ibadah d. Rumah sakit e. Sekolah f. Tempat belanja g. Kantor pos h. Kantor Telkom i. Sarana rekreasi j. dll
2.7
pembangunan dan keberhasilan operasionalnya, tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama yang baik dengan pemangku amanahnya. Fasilitas dan sarana yang dibangun oleh PT INALUM tidak hanya dimanfaatkan oleh karyawan PT INALUM saja, tetapi juga dapat dipergunakan oleh pihak lain, terutama masyarakat di sekitar lingkup PT INALUM. 2.7.1 Manfaaat Masyarakat Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak akan tercapai tanpa hubungan baik dengan masyarakat. Sejumlah dana telah dikeluarkan untuk meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Khusus untuk daerah-daerah sekitar Danau Toba, seperti: kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Dairi dan Karo; dan daerah-daerah di sekitar sungai Asahan,
17
seperti: kabupaten Asahan dan Tanjung Balai; daerah-daerah ini setiap tahunnya menerima Annual Fee dari PT INALUM, dimana jumlah dan penyalurannya diatur oleh Pemerintah RI melalui Menteri Keuangan.
2.7.2 Fasilitas-fasilitas Umum Fasilitas-fasilitas Umum Gedung-gedung sekolah, masjid, gereja dan rumah sakit yang dibangun di kedua proyek ini dapat dimanfaatkan oleh umum dan masyarakat sekitar Jalan-jalan Lingkungan Perusahan juga melakukan perbaikan terhadap jalan-jalan di dekat daerah proyek, serta penggantian jembatan-jembatan yang sudah tua dan rapuh agar dapat digunakan untuk kemudahan penduduk setempat.
2.8
Alih Teknologi Pembangunan PT INALUM merupakan suatu kesempatan baik untuk alih
teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putra putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini dilakukanlah alih teknologi dari para kontraktor asing.
18
Pembangunan PT INALUM membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan ini banyak karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik modern yang diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula staff Indonesia yang bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub-kontraknya dikirim ke Jepang untuk mengikuti pelatihan. 2.9 Kinerja perusahaan 2.9.1 Produksi dan Penjualan Sejak awal beroperasi hingga saat ini, PT INALUM terus berusaha untuk meningkatkan produksinya baik dengan memodifikasi proses maupun mengganti peralatan produksi dengan teknologi terkini. Terbukti produksi dan penjualan ingot terus meningkat tiap waktu.
2.9.2 Sertifikasi dan Penghargaan Salah satu persyaratan dari key player adalah kemampuan untuk melaksanakan proses kerja dan produksi sebagai sebuah pelayanan dengan metode standar global yang disebut ISO, yaitu sebuah metode yang berkualitas yang pada prinsipnya telah dilaksanakan oleh PT Inalum sejak berdirinya PT Inalum. 19
Komitmen perusahaan sejak masa konstruksi dalam kepeduliannya terhadap lingkungan telah dilaksanakan di Inalum dimana PT Inalum telah memperoleh Sertifikat ISO 14001 dan ISO 9001. Sedangkan untuk pengelolaan lingkungan, PT Inalum telah memperoleh Peringkat Biru dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). Sedangkan untuk SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja), PT Inalum memperoleh Bendera Emas. Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT Inalum adalah: 1. Quality Management System (QMS) PT Inalum telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dari SGS International dan memperoleh 2 (dua) sertifikat, masing-masing: No.AU98/1054, sejak Pebruari 1998 untuk PLTA. No.:ID03/0239, sejak April 1998 untuk Pabrik Peleburan.
2. Environmental Management System (EMS) Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT Inalum telah mendapatkan Sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan No.: GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS International.
20
PT Inalum telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2005 & 2008 (Sertifikat No.: 00351/SE/2004 & No.:00351/SE/2007 untuk PLTA dan Sertifikat No. 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk Pabrik Peleburan) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
4. PROPER PT Inalum juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada tahun 2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.
5. International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di Pelabuhan, PT Inalum telah mendapatkan sertifikat ISPS Code No.: 02/0161-DV tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.
6. Sahwali Awards Perusahaan juga menerima Sahwali Awards tentang Environmentally Friendly Businessman pada tanggal 13 November 1992 dari Indonesian Environmental Management and Information Center ( IEMIC ). 2.10 Proses Produksi 21
Bahan-bahan untuk keperluan produksi aluminium pertama sekali didatangkan melalui pelabuhan. Bahan bahan tersebut adalah alumina, pitch, dan kokas (Coke). Alumina akan dimasukkan ke dalam silo alumina (alumina silo), Kokas ke dalam silo kokas (coke silo) dan pitch ke dalam pitch storage house. Alumina yang berada di dalam silo alumina kemudian dibawa ke dry scrubber system untuk direkasikan dengan Gas HF yang berasal dari pot. Hasil dari reaksi ini adalah reacted alumina yang akan dimasukkan ke dalam hopper pot dengan menggunakan anode changing crane (ACC). Dari Hoper pot reacted alumina akan dimasukkan ke dalam tungku reduksi. Kokas yang ada didalam silo kokas akan dicampur dengan butt dan kemudian mengalami pemanasan. Kemudian dicampur dengan pitch yang berfungsi sebagai perekat (binder). Campuran ketiga bahan ini akan dicetak menggunakan shaking machine dan selanjutnya mengalami pemanggangan pada baking furnance. Hasilnya adalah blok-blok anoda. Blok-blok anoda tersebut akan dipanggang pada suhhu tertentu untuk menguapkan material volatille pada anoda. Semua prose s ini berlangsung di Anode Green Plant dan Anode Baking Plant. Blok-blok anoda kemudian akan dipasangi tangkai (annode assembly) di Annode Rodding Plant. Anoda tersebut kemudian akan dikirimkan ke Reduction Plant untuk keperluan proses elektrolisis alumina menjadi aluminium. Setelah kurang lebih 28 hari anoda diganti dan sisa anoda (butt) dibersihkan. Butt ini kemudian akan dihancurkan dan dimasukkan ke butt silo. Kemudian dipakai kembali sebagai bahan pembuatan anoda bersama kokas dan pitch.
22
Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Pada proses ini akan dihasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk bereaksi dengan alumina dan sebagian dibuang melalui cerobong gas cleaning system. Setelah proses elektrolisis akan dihasilkan molten bath yang dihasilkan pada bagian bawah pot kemudian dibawa ke casting shop menggunakan Metal Transport Car (MTC). Di casting shop aluminium cair dimasukkan ke holding furnance, setelah itu aluminium cair di tuang ke casting machine untuk dicetak menjadi aluminium batangan (aluminium ingot) dengan berat masing masing Ingot lebih kurang 22,7 kg. Desain produksi PT INALUM adalah 225.000 ton aluminium per tahun. Namun, karena adanya perbaikan teknologi dan semakin tingginya tingkat effisiensi penggunaan arus, maka kapasitas produksi PT INALUM lebih tinggi dari desain produksinya.
23
P R O D U C T IO N P R O C E S S F L O W O F IN A L U M S M E L T E R
R e d u c t io n C e ll 5 1 0 u n it s D C Ele c tr ic P o w e r D ry S c ru b b e r
Clea n Ga s E x ha us t Ga s
A lu m in iu m F lu o r id e R e c o v e r e d C r y o lite
M o l te n A l u m i n i u m
U n lo a d e r
A lu m in a Pitc h Co ke
20 , 0 0 0 T/U x3U
H old ing F u rn ac e
Ca s ting M a c h ine
A lu min iu m I ng ot
M a in F a n
2 2. 7 K g /P c
A -B e r th
A lu m in a S ilo
G A S C L E A N IN G S Y S T E M E le c t ro s t a t icClea n Ga s P re c ip it a t o r
Ca s t I ron
C A S T IN U CS H ONP P L A N T R E D G T IO
1, 40 0 T/U x 20 U
Fan
R e tu r n C ru s t
B u tt C l e a n e r
C o k e S ilo
A n o d e A s s e m b ly
P R E H E A TE R
H e a v y O il Baked B lo c k Rod B u tt P r e s s
K o -K n e a d e r A N O D E G R E E N P LA N T B a k in g F u rn a c e A N O D E B A K IN G P L A N T B u tt S ilo
C r u sh e r
A N O D E R O D D IN G P L A N T
24
2.1.1 Manajeman Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan ( goal ) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll. Unsur MSDM adalah manusia. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya 25
perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah ( kuantitas ) dan tipe ( kualitas ) Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu : 1. Tujuan Organisasional Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia ( MSDM ) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia. 2. Tujuan Fungsional 26
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi. 3. Tujuan Sosial Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan. 4. Tujuan Personal Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuantujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.
BAB III
27
28
Perseroan ini memperoleh Status Badan hukum sejak tanggal 10 Januari 1976 dan didirikan untuk jangka waktu 75 tahun sejak tanggal tersebut. 3.2.3 Maksud dan tujuan serta kegiatan Usaha 1. Maksud dan tujuan perseroan ini adalah berusaha dalam
bidang Industri aluminium dan tenaga listrik. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas
Membangun dan mengusahakan pabrik peleburan Aluminium di Kuala Tanjung untuk menghasilkan, membuat dan mengelola Aluminium, produk karbon dan produk lain yang sehubungan dengan itu dan untuk memasarkan segala produk dimaksud di dalam negeri serta mengekspornya.
Membangun dan mengusahakan pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Air di Paritohan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menyalurkannya ke pabrik peleburan Aluminium dan prasarana lainnya yang akan dibangun oleh Perseroan.
3.2.4 Pemegang Saham Pemegang Saham Perseroan adalah pemerintah Republik Indonesia (Menteri Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Alumunium Ltd Corporation (NAA). NAA dibentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang adalah Sumitomo Chemical Company, Ltd ; Sumitomo Shoji Kaisha, Ltd ; Nippon Light Metal Company, Ltd ; C. Itoh & Co Ltd, Nishho-Iwai Co Ltd, Nichimen Co Ltd, 29
Showa Denko K. K, Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd, Mitsubishi Corporation, Mitsui Alumunium Company, Ltd ; Mitsui & Co Ltd. Saham NAA terdiri dari 50 % milik ke 12 perusahaan penanam modal tersebut diatas dan 50% milik lembaga keuangan Pemerintah Jepang (Overseas Economic Coorperation Fund).
BAB IV
30
4.1
Maintenance Management Secara Umum Maintenance Management ialah suatu bagian dari pekerjaan maintenance,
dan merupakan faktor atau elemen yang sangat penting di dalam pengaturan keseluruhan kerja yang melibatkan pemanfaatan sumber daya yang ada misalnya tenaga kerja, mesin, material atau spare part, uang dan metoda pemeliharaan (5M Man, Machine, Material, Money, Methodes). Dalam pelaksanaanya Maintenance Management ini meliputi hal-hal sebagai berikut : Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian Penyempurnaan
31
32
4.1.1 Pengertian Maintenance Management Dalam pengertian sempit bahwa maintenance management merupakan pengendalian proses pemeliharaan dan disebut sebagai maintenance control. Pengendalian proses pemeliharaan ( maintenance control ) terdiri dari :
Pengendalian sumber daya yang ada yaitu tenaga kerja, mesin,
pekerjaan
maintenance,
misalnya
pemeriksaan
33
Dalam pengertian yang luas bahwa maintenance management mempunyai fungsi yang lebih luas yang disebabkan oleh kompleksnya pekerjaan pemeliharaan. Maintenance management adalah mencakup maintenance engineering yang di dalamnya termasuk pekerjaan teknis untuk menyempurnakan proses
pemeliharaan. Maintenance engineering terdiri dari : a. b. Maintenance administrative engineering Management data and process ( EDP ) Maintenance planning and control Material management Investment control and work management Technical and design Maintenance cost estimation Perhitungan dan analisa biaya anggaran dan alokasi anggaran Analisa dan penilaian secara ekonomis, kebijakan untuk pemakaian produk lokal, serba-sumber, pembaharuan
34
Analisa kerusakan peralatan Korosi dan teknik pelumasan Teknik pemeriksaan dan perbaikan Prosedur pengendalian terhadap keselamatan kerja 4.1.2 Pengertian Maintenance
Maintenance menurut Japan Industrial Standart ( JIS ) Semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga atau memelihara suatu peralatan pada kondisi bisa dipakai atau siap operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari kerusakan.
Breakdown Maintenance Pemeliharaan yang diperlukan terhadap peralatan setelah peralatan tersebut mengalami kerusakan.
Preventive Maintenance Pemeliharaan terhadap peralatan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi laju penurunan mutu peralatan sebelum peralatan tersebut mengalami kerusaka. Terbagi menjadi : 1) Periodical Maintenance
35
2)
Predictive Maintenance
pemeriksaan peramalan dengan pengukuran ( condition based ) Corrective Maintenance Pemeliharaan yang dilakukan untuk memulihkan kondisi peralatan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. Maintenance Prevention Tindakan penyempurnaan pada tiap bagian peralatan sehingga peralatan tersebut tidak perlu dirawat lagi. Productive Maintenance Gabungan atau kombinasi semua jenis kegiatan pemeliharaan (Preventive, corrective dan breakdown maintenance) untuk menjaga peralatan dalam kondisi siap dioperasikan dan menjamin kelancaran peroduksi, efisien dan biaya pemeliharaan yang ekonomis dengan biaya total yang seminimal mungkin.
Total Productive Maintenance (TPM )
Kegiatan dari semua anggota berpartisipasi untuk menjaga keberadaan peralatan secara efisien untuk menjamin produksi, mutu biaya waktu penyerahan, keselamatan dan pencemaran lingkungan. 4.2 Organisasi, Tujuan dan Klasifikasi
36
1.
37
2. a.
Suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga peralatan dalam kondisi bisa dioperasikan untuk kestabilan produksi dan bebas dari penurunan mutu baik peralatan maupun produk yang dihasilkan. b. Tujuan dalam pengertian luas :
Semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran produksi dan meningkatkan produktivitas
Menyempurnakan peralatan produksi Menyempurnakan mutu produk Penyerahan tepat waktu Mengurangi waktu untuk kegiatan ( down time ) Meningkatkan efisiensi dan biaya pemeliharaan yang
38
c.
dalam kondisi yang spesifik dan jangka waktu tertentu maintainability ) 3. Klasifikasi Peralatan
Klasifikasi peralatan ditinjau dari 3 (tiga) aspek : a.keselamatan Aspek ini meliputi; kecelakaan fatal bencana, polusi lingkungan dan peraturan keselamatan. b.Aspek Produksi Meliputi; Work ratio, stand by unit, pengaruh pada mutu produk dan pengaruh pada fasilitas lain. c.Aspek Maintenance Meliputi frekuensi kerusakan darurat, waktu perbaikan, biaya perbaikan dan laju korosi/erosi per tahunnya.
39
40
Judgement Factor 1) WR>=80%, tanpa standby unit 2) WR>=80%, dengan standby unit 3) 80%>WR>=50% 1) Tanpa stand by unit. 2) Ada stand by unit tetapi perlu jumlah MH untuk penggantinya. 3) Ada stand by unit,
Mark 5 3 2 5 3 2
2) Stand-by unit
penting untuk produksi 1) Kerusakan peralatan punya pengaruh besar 2) Kerusakan peralatan punya pengaruh kecil 1) Kerusakan peralatan punya pengaruh besar 2) Kerusakan peralatan punya pengaruh kecil 1) FKD>= 4 kali /tahun 2) 4 > FKD >= 2 kali/tahun 3) FKD < 2 kali/tahun 1) BP>= $ 3,600/perbaikan 2) $ 3,600>BP>= $ 1,800 1) WP >= 24 jam 2) 24 > WP >= 4 jam 1) Korosi >= 0.5 mm/tahun 2) 0.5 > korosi >= 0.2 mm 3) Berbahaya thd. Korosi dan erosi 5 3 5 3 5 3 1 4 2 4 2 4 2 1
Aspek Maintenance
1) Frequency Kerusakan Darurat (FKD) 2) Biaya Perbaikan (BP) 3) Waktu untuk perbaikan (WP) 4) Laju korosi / erosi pertahun
41
Untuk setiap peralatan dinilai berdasarkan 3 (tiga) aspek di atas. Peralatan yang mempunyai total nilai :
Lebih besar dari 30, kelas A [dan setiap peralatan dengan mark (*)] Dari 20 sampai 29, kelas B Lebih kecil dari 20, kelas C
4. Derajat Kelas
Derajat Pemeliharaan A B C
Pemeliharaan 1.Pemeliharaan
T T T T
F F F
---
(1). Pelumas
Pemberian T
(2). Harian
42
3.Perbaikan
T T -
T T --
--F
Laporan F
Analisa F
--
Catatan :
T F
= Sesuai dengan standard tertentu (spesifik) = sesuai dengan standard umum = Dilakukan kalau perlu
= Tidak diperlukan
43
5. klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan Klasifikasi Mencegah penurunan mutu Mengukur penurunan mutu Memperbaiki penurunan mutu Departemen terkait
1). Mencegah berbagai kerusakan (1). normal (2). Pemeliharaan Operasi Pemakaian yang benar Pembersihan pelumasan penyesuaian (3). Pemeliharaan berkala (4). Pemeliharaan berkala Analisa kecendrungan terjadi kerusakan Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi Pemeliharaan Pemeriksaan berkala Perbaikan berkala pemeliharaan Pemeriksaan harian Pemeliharaan kecil Produksi Produksi
44
Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan 3). Memperpanjang Umur (1). Pemeliharaan perbaikan kehandalan Memperbaiki kekuatan Mengurangi beban
luar rencana
produksi
Pemeliharaan
Produksi
4). Mengurangi waktu pemeliharaan (1). Pemeliharaan perbaikan mampu rawat Memonitor kondisi menyempurnakan pemeriksaan Penyempurnaan pemeliharaan Pemeliharaan
5). Membuat pemeliharaan tidak diperlukan lagi (1). Pencegahan pemeliharaan Modifikasi alat, ganti Pemeliharaan
material dll.
45
(1)
Menngurangi
pekerjaan
kedepan sebanyak 10% dari tahun lalu sambil mempertahankan keadaan nihil keluhan pelanggan.
(2)
Keadaan peralata siap dioprasikan (availability) sebesar 85% Rasionalisasi pemakaian suku cadang yang banyak
(3)
dikomsumsi.
(4)
serba sumber ( multisource ). Sandaran: (1) (2) (3) Sarana: (1) (2) (3) (4) (5) Manusia Material Mesin Modal Metoda Rencana Management Tahunan (AMP) Kebijaksanaan Perusahaan dalam hal kesadaran akan biaya Kebijaksanaan Perusahaan dalam memberdayakan SDM
46
Sistem atau Strategi (1) (2) 5W +1H (What,Where,Who, Why and How) SMART ( Spesific, Measurable, Attaninable, Reasonable,
Time oriented ) Saat: (1) (2) (3) a. Rencana pemeliharaan jangka panjang ( 10 tahun ) Rencana pemeliharaan satu sampai tiga tahun. Rencana pemeliharaan bulanan Dasar Rencana Pemeliharaan
Dasar rencana kerja pemeliharaan ialah rencana pokok (master plan) yang terdiri dari dasar strategis pemeliharaan jangka panjang seperti di bawah ini :
(1)
Kebijaksanaan dasar ( basic policy ) Institusi dan organisasi Pengaturan tenaga kerja Pengaturan peralatan
Semua item diatas dibentuk dan diatur untuk tujuan kegiatan pemeliharaan.
47
b.
Rencana jangka panjang dibuat untuk jangka waktu 10 tahun, yang terdiri dari :
(1)
Rencana
kerja
pemeliharaan
(preventive
maintenance) yang dibuat berdasarkan pada waktu atau interval tertentu ( time based ).
(2)
Rencana kerja untuk penyempurnaan (improvement). Rencana pembelian material dalam skala besar
(3)
c.
Rencana kerja pemeliharaan dibuat untuk perhitungan biaya anggaran untuk satu tahun fiskal.
(1)
48
(3)
Rencana kerja yang dikontrakkan. Rencana pembelian material, tools, minyak pelumas
dan lain-lain.
d.
diambil dari rencana kera tahunan ( yearly maintenance plan ). (2) Rencana kerja pemeliharaan berdasar kondisi
peralaan (condition based) (3) (4) Pekeraan yang tertunda bulan lalu Rencana perbaikan peralatan dari hasil koorinasi
49
50
e.
2. Membuat dan revisi Maintenance Work Master Maintenance Work Master adalah daftar kerja pemeliharaan peralatan yang dibutuhkan untuk perencanaan atau pelaksanaan pemelihraan untuk kelancaran operasi, yang meliputi perebaikan peralatan (overhaul) pemeriksaan
peralatan,memberikan pelumasan dan lain- lain. Aliran Peroses Maintenance Plan Input data Proses data Output data
Update Data
Maintenance Plan
Tag-Code
last Maint. Date Last maint. Date Maintenance interval Work-Item-No Work-Name
long run
Tag-Code Tag-Name Tag-Sign Work-Item-No Work-Name Maintenance Interval Last Maint. Date
Long run Maint. 10 thn Short term Maint. 3 thn Annual Maint. Plan
51
3.Membuatdan revisi Spare- part Master Spare-Part Master ialah daftar dari spre parts yang dibutuhkan untuk setiap pelaksanaan kerja dalam Maintenance Work Master . 4.Rencana Pemakaian ( Consumption Plan ) Rencana Pemakaian Barang Sistem Paket ( pekerjaan overhaul ) : Penggabungan antara Maintenance Work Master dengan Spare-Part Master untuk kode alat dan kode pekerjaan yang sama, maka akan didapat jumlah total spare-part yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rencana kerja
Proses Data
Total Work Qty. = A
Output data
A x B = CP
Spare-Part Master tag-Code, Item-No, Art-Cod, Part-Name, Spec., Qty/work Spare-Part Per Work = B
CP (PAKET)
52
Rencana Pemakaian Sistem Single : Perencanaan pemakaian sistem single dilaksanakan dengan cara manual oleh pemakai. Perencanaan pemakaian spare-parts ini untuk kebutuhan yang bersifat tergantung pada kondisi atau setiap saat diperlukan ( Condition based ).
Proses data
Output data
53
Notes : CP = Consumption Plan Rencana Pembelian (Purchase Plan) Aliran Proses Rencana Pembelian
Rencana Pemakaian (CP Total) Request Quantity (RQ=CP+MS-PS-OO) Kondisi Stock Update P.S & O.O Rencana Pembelian
To SBP
Revisi No
Check Budget
Yes
OO = On Order
(4)
Rencana
Pengadaan
Pemeriksaan (Revisi)
Has il Yes No
Persetujuan Anggaran
Rencana Pengadaan (Procurement Plan) Klasifikasi Pengadaan : Barang Import dan Lokal
Rencana Pengadaan (Anggaran Disetujui) Impo rt No Pengadaan (Lokal) Yes Appr v. No Yes Pengadaan (Import)
Laporan Ke AA
55
4.Perencanaan Pemeliharaan
Preventive Maintenance Maintenance Condition Base Maintenance Annual Plan Clarify/Request Check : .Spare parts Proposal/Report Prod.Section .Breakdown Pelaksanaan Maintenance Maintenance Monthly Plan .Material .Tools .Man Power Yes No Ok
ditambah dengan masukan Work seksi Produksi, hasil pemeriksaan dan perawatan dari Execution Work Information sheet .Accident berdasarkan kondisi ( Condition Based Maintenance ) lainnya. a.Mempersiapkan Standard Standard dibawah ini harus dipersiapkan berdasarkan pada kepentingan, sifat peralatan dan pengembangan kerja pemeliharaan.
(1)
kepentingan dari peralatan tersebut yang diambil dari maintenance manual dari Maker. (2) Rincian dari item pemeliharaan seperti penjadwalan dan
metoda pemeliharaan harus ditetapkan sesuai dengan standard teknik yang berlaku. (3) Standard khusus untuk peralatan tertentu harus dipersiapkan
berdasarkan pada kepentingan atau klasifikasi peralatan dan tidak bertentangan dengan standard umum. 56
(4)
harus dipersiapkan. b.Pembagian Kerja Pemeliharaan Pembagian kerja antara seksi Pemeliharaan dan seksi Operasi harus dirundingkan dan disetujui oleh kedua pihak dan sesuai dengan standard kerja. (1) (2) Pekerjaan pemeliharaan harian dilakukan oleh seksi Operasi. Total kontrol keteknikan dari peralatan mekanik oleh seksi
seksi pemeliharaan. (4) Pekerjaan yang memerlukan keahlian teknik yang khusus,
peralatan kerja yang khusus, dalam waktu yang tidak untuk seterusnya, dan memerlukan tenaga kerja yang banyak, dilakukan oleh pihak ketiga atau Kontraktor. c.Pemeriksaan Peralatan (1) Tujuan pemeriksaan peralatan pemeriksaan peralatan ialah memeriksa kondisi
Tujuan
ketidaknormalan peralatan pada saat itu atau penurunan mutu peralatan dan melakukan penyesuaian atau perbaikan yang
57
diperlukan untuk menjamin peralatan tersebut dapat berfungsi dengan normal. (2) Klasifikasi pemeriksaan
Pemeriksaan peralatan diklasifikasikan dalam 4 macam yang tergantung pada tujuan, metoda, sifat peralatan, interval dan lainlain. Pemeriksaan sebelum operasi Pemeriksaan dilakukan pada peralatan dengan cara
penglihatan sebelum operasi dimulai sesuai dengan standard operasi, dan dilakukan setiap akan mulai kerja atau pergantian shift oleh seksi operasi. Pemeriksaan Harian Pemeriksaan secara penglihatan (visual) pada penglihatan dari ketidaknormalan dan kondisi operasi sesuai dengan standard operasi, dan dilakukan setiap hari atau pergantian shift oleh seksi operasi. Pemeriksaan patrol Pemeriksaan ketidaknormalan peralatan sesuai dengan standard pemeriksaan, tampak luar, kondisi operasi dan
58
kondisi bagian dalam dengan perlatan yang sederhana saat operasi. Seksi pemeliharaan harus menentukan metoda pemeriksaan dan urutan pelaksanaan patrol dan melakukannya sesuai standard. Pemeriksaan berkala Untuk pemeriksaan penurunan mutu peralatan sesuai dengan standard dengan membongkar peralatan. Pemeriksaan tampak luar dan kondisi bagian dalam dengan memakai alat kerja atau alat ukur. Seksi pemeliharaan harus melakukan pemeriksaan secara berkala, bahkan bila diperlukan pemeriksaan juga dilakukan pada setiap saat ada ketidaknormalan dari peralatan. (3) Pembuatan Standar Pemeriksaan
Standard pemeriksaan dibuat untuk setiap peralatan berdasarkan pada kepentingan, sifat tau klasifikasi peralatan tersebut. Peralatan kelas-A : Dengan standard khusus untuk setiap peralatan Peralatan kelas-B : Dengan standard umum untuk setiap peralatan
59
Peralatan kelas-C : Standard hanya untuk perlatan yang memerlukan pemeriksaan saja
d.
Penyesuaian (adjustment) (1) Tujuan dari penyesuaian memelihara fungsi dan menyesuaikan tidak fungsi peralatan, dan
Untuk
membetulkan
dengan
memperbaikinya
menghindari penurunan mutu peralatan. (2) Klasifikasi penyesuaian Pemberian minyak pelumas. Pembersihan, penyesuaian fungsi dan penggantian sebagian kecil peralatan yang rusak. Menghilangkan kotoran, karat dan melakukan pengecatan. (3) Pembuatan standar penyesuaian Standar pelumasan Bagian peralatan yang bergerak dan bergesakan akan terjadi kontak antara permukaan, maka perlu dilumasi sesuai dengan standar pelumasan.
60
Standar pelumasan dibuat dan sehubungan dengan standar teknik berdasarkan pada buku panduan dari pelumasan dan pemeliharaan dari pabrik pembuatnya. Pembersihan, penyesuaian operasi, dan lain-lain. Pekerjaan yang dilaksanakan harian dan terdaftar di dalam manual operasi dan pekerjaan penyesuaian yang
dilaksanakan secara berkala yang dibuat sesuai dengan standar teknik. e.Perbaikan (repair). (1) Tujuan dari perbaikan .
Untuk memulihkan penurunan mutu dari peralatan dengan perlakuan mekanik tertentu. (2) Klasifikasi perbaikan Perbaikan pencegahan (preventive repair) Perbaikan dilakukan sebelum kerusakan atau penurunan mutu peralatan atau kecelakaan terjadi, penanggulangan seperti perbaikan, penggantian bagian yang rusak, overhaul dan penyesuaian harus dilakukan. Perbaikan pencegahan karena pemeriksaan
Perbaikan yang dilakukan berdasarkan waktu (time based) Perbaikan pencegahan dengan ramalan (prediction)
Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan pada saat operasi. Perbaikan darurat (emergency repair) Perbaikan darurat ialah memperbaiki peralatan yang rusak di luar rencana/kecelakaan dan lain-lain, spare-part harus selalu tersedia. Perbaikan setelah rusak (breakdown repair) Memperbaiki peralatan setelah peralatan tersebut mengalami kesusakan. (3) Standar perbaikan Standar perbaikan dibuat dan sesuai dengan standar teknik. Standar perbaikan yang termasuk di dalam standar pemeriksaan kecuali untuk peralatan khusus. Untuk pekerjaan yang berbahaya, pedoman kerja perbaikan harus dibuat.
62
(4)
pemeliharaan. Pekerjaan yang dilakukan oleh departemen pemeliharaan. Memberhentikan dan menghidupkan peralatan Membersihkan daerah sekitar dari bahan mentah
(raw material) Memastikan kondisi aman untuk operasi Membantu pekerjaan perbaikan Hadir saat penyerahan peralatan
(1)
Kerusakan darurat maksudnya ialah terjadi kecelakaan yang tidak termasuk di dalam jadwal perbaikan bulanan, misalnya: Kecelakaan yang menyebabkan menurunnya keluaran produksi/output. Kecelakaan terjadi dan memerlukan perbaikan oleh tenaga ahli. 63
Kecelakaan yang memerlukan kerja perbaikan lebih dari satu manday (peralatan klas A atau B) (2) Perbaikan untuk kerusakan darurat Penanggulangan darurat harus diambil untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi dan keselamatan. Setelah penanggulangan darurat diambil, penyebab
kerusakan dan tindakan pencegahan yang paling mungkin harus diselidiki. Penanggulangan pencegahan harus
diterapkan untuk mencegah terjadi kerusakan yang sama di masa yang akan dating. Anggaran untuk perbaikan darurat sudah diperhitungkan dan termasuk ke dalam biaya pemeliharaan. (3) Laporan Manager seksi yang bersangkutan melaporkan kepada SM mengenai kondisi, penyebab dan penanggulangan darurat yang telah diambil terhadap kerusakan peralatan secepatnya. Bila perlu, orang pemeliharaan memberitahu seksinya mengenai kondisi kerusakan peralatan dan minta bantuan untuk penyelidikan penyebab dan mencari
penanggulangannya.
64
Ketika penanggulangan pencegahan terhadap kerusakan diambil, persiapan laporan kejadian tersebut. Orang pemeliharaan menjumlahkan frekwensi dari
kerusakan darurat setiap bulan dan melaporkannya di dalam laporan bulanan. 4.4 Pengendalian Pemeliharan 4.4.1 Jadwal kerja pemeliharaan. Sebelum kerja dimulai, orang yang bertugas harus mengadakan pertemuan dengan seksi terkait dan menyediakan jadwal kerja rinci yang terdiri dari : isi pekerjaan, metoda keselamatan kerja, jadwal kerja, dan lain-lain. 4.4.2 Pengendalian jadwal kerja pemeliharaan Selama kerja pemeliharaan dilakukan, jadwal kerja dikendalikan dengan mencatat kemajuan kerja pada lembaran kerja yang telah disediakan. 4.4.3 Pengendalian keselamatan kerja Orang pemeliharaan harus selalu memperhatikan penanggulangan
keselamatan kerja pada setiap ia bekerja sesuai dengan panduan keselamatan kerja. 4.4.4 Pengawasan (supervisi) Orang pemeliharaan harus melakukan penegasan pada setiap kejadian dan mengawasi isi pekerjaan, penanggulangan keselamatan kerja, dan lain-lain.
65
4.4.5 Pemeriksaan dan penyerahan Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai dilakukan, orang pemeliharaan dan bersama-sama dengan orang yang mewakili dari seksi operasi harus memeriksa peralatan, melakukan test operasi dan melakukan penyerahan kepada seksi operasi. 4.4.6 Merekam dan membuat laporan Rekaman kerja dicatat pada lembaran khusus dan laporan yang diperlukan dibuat dan dilaporkan pada seksi yang bersangkutan. 4.5 Pengendalian Anggaran Pemeliharaan Yang mencakup hal-hal seperti di bawah ini : Membuat anggaran dan anggran kerja berdasarkan pada
rencana pemeliharaan.
Pembagian dan penggunaan anggaran Pengendalian anggaran ( untuk menghindari kekurangan atau
berlebihan ) Membuat laporan pemakaian anggaran bulanan Membuat rangkuman pemakaian anggaran
66
1.Metoda Pembuatan Anggaran Anggaran dibuat setiap tahun anggaran, persiapan dari bulan Agustus bulan oktober setiap tahunnya.
No. Macam Pekerjaan Dasar Perhitungan Jadwal
67
I. 1.
September
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. II. 1. 2. 3. 4. 5. III. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Membuat rencana konsumsi Review minimum stock Penegasan stock Penegasan on order Perhitungan jumlah permintaan (RQ) Penegasan referens harga Persetujuan rencana pembelian Penyerahan rencana pembelian kepada SBP Persiapan usulan anggaran Distribusi AMP guidance Penerimaan rencana pembelian Pemeriksaan dan penjelasan Persetujuan AMP Distribusi final AMP Persiapan rencana pengadaan Menerima copy rencana pembelian Rencana pengadaan (draft) Persiapan daftar Bidder penilaian Bidder Menerima rencana pembelian Rencana pengadaan (final) Persetujuan rencana pengadaan Distribusi rencana pengadaan
Rencana operasi/pemeliharaan Data aktual SMP data tutup tahun SPM data akhir RQ=(CP+MS)-(PS+OO) SPM data akhir
RFA
Oktober November
Verifikasi standar
2. Pembagian Anggaran
68
(a) Spare-parts. Rencana pemakaian spare-parts untuk kebutuhan dua tahun yang akan datang. Spare-parts paket dibuat berdasarkan rencana pemeliharaan untuk satu tahun fiskal yang akan dating. (b) Material. Rencana konsumsi material berdasarkan: Rencana fabrikasi Tools operasi satu tahun fiskal mendatang Rencana fabrikasi/kerja perbaikan untuk satu tahun fiskal dibuat oleh seksi engineering
69
Rencana konsumsi other supply untuk kebutuhan satu tahun fiskal yang akan dating. Rencana konsumsi minyak pelumas sesuai dengan jadwal kerja pemberian minyak pelumas. Dan rencana konsumsi tools untuk melengkapi standard kebutuhan yang sudah ada atau renewal. Repair & Maintenance work Pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor untuk satu tahun fiskal yang akan dating. Mechanical & civil Pot Recontruction Dispatch Engineering
Bila dibutuhkan dispatch engineer untuk satu tahun fiskal yang akan datang. Renewal & recondition Kebutuhan penggantian atau rekondisi peralatan untuk satu tahun fiscal yang akan dating. Local Product Test Ialah upaya untuk mendapatkan sumber lain dalam pengadaan spareparts. 3. Konsep biaya dari Productive Maintenance
70
D Co Cm Cd
: Derajat Pemeliharaan yang optimum : Biaya total minimum (pada titik optimum OP) : Biaya maintenance yang optimum : Biaya karena penurunan mutu peralatan yang optimum
Prev. Maint.-Maint.Degree
71
(1) : Maintenance Cost (2) : Degradation Loss (termasuk biaya Kompensasi dan
Asuransi)
4.6
pengendalian biaya, kerugian karena using atau lapuk dan penurunan mutu spare-parts. Tingkat inventory yang sesuai. 72
Menurunkan biaya pembelian Mengurangi biaya tidak langsung (biaya tenaga kerja untuk pembelian, biaya komunikasi, biaya konsumsi lainnya). Menempatkan permintaan dengan jumlah yang sesuai.
Mengurangi jumlah pemakaian Memanfaatkan barang bekas secara efektif. Mempelajari atau mencari pengganti. Memanfaatkan suku cadang yang tidak terpakai.
Inventory
level
yang
sesuai
ditentukan
dengan
memperhitungkan kepentingan parts, catatan pemakaian terakhir, waktu penyerahan dan metoda permintaan atau order spare-parts. Inventory dari consumable parts dikendalikan berdasarkan order point system. A. Inventory standard List
73
Hal berikut dicatat untuk setiap peralatan dan bagiannya, untuk pengendalian inventory yang tepat :
Inventory standart Waktu penyerahan normal Order point Jumlah pemakaian rata-rata Unit quantity yang diminta
B. Inventory control list Inventory dan waktu penyerahan dicatat untuk setiap spare-parts, untuk mendapatkan informasi yang tepat pada tingkat inventory dan order time. C. Pengambilan stock
Dihitung pada akhir setiap termin atau perioda permintaan, dan melakukan penegasan terhadap aktual stock inventory sama dengan balance book.
74
Memeriksa minimal 2 kali dalam setahun, apakah tingkat inventory spare-part sudah sesuai atau cocok.
Memeriksa apakah ada spare-part yang tidak terpakai atau jumlah berlebihan dan berguna untuk seksi lain.
Membuang spare-parts yang tidak terpakai lagi juga buat seksi lain untuk menghindari terjadi penumpukan barang yang tidak berguna di gudang.
Purchase Order
(purchase)
Purchase Order
Purchase Order
Purchase Order
(Delivery Slip)
Purchase Order
75
(Inventory Control List) F. Pengendalian Pemeliharaan dengan computer Pengendalian pengadaan - Pengendalian spare-part
Progress . Receive Date . Detail Item . Tech.Eva.Date .OTC Date . Contract Date
. RFP. No . Article Code Receiving Stock Qty. Purchase Goods Import Purchase Goods Import Purchase Goods Import ML (+)
Yes
O k No
LP FL
Issuing Stock Qty. (-)
Mis-Delivery Status On
Contracted work
CW
RFP Baru
Progress
Receive Date 76 Quot. Date Tech. Eva.Date
Cover
Detail
RFP. No
Certificate
Delivery Order . RFP No. . Inventory No. . Quantity . Inspect. No. . Inspect. Date
RFP File
. RFP No.
. Inventory No . On order . Quantity
Issuing
Issuing . Pick List No. . Inventory No. . Issued Date Issuing File Stock File . Inventory No . Quantity Check.
. Check Data
77
Qty
Receiving History File Stock File . Inventory No . Stock Quantity (-)
Yes
OK No
Issued Item Cancelled
(2)
Untuk saat ini bahwa Re-Order Level pada saat Present Stock plus On-Order sama dengan nol (PS+OO=0), atau Order sejumlah Request Quantity (RQ) diproses satu tahun sebelumnya untuk barang import (Master List), sedangkan Local Product enam bulan sebelum Consumption Plan (CP)/sesuai kondisi dari masing-masing item.
RQ = (CP+MS)-(PS+OO)
Request Qty. =
CP
OO = On Order
78
BAB V TUGAS KHUSUS 5.1 Penjelasan umum Finishing shop Finishing Shop adalah salah satu Sub Seksi dari Smelter Service and Workshop (SSW) Section dalam lingkungan Smelter General Maintenance (SGM) Department di Smelter Office Kuala Tanjung. Jika diartikan secara harfiah, Finishing dapat diartikan suatu pengerjaan akhir, tetapi sesungguhnya Finishing disini merupakan suatu usaha untuk memperpanjang umur dan efisiensi peralatan dengan prinsip pemeliharaan dan perbaikan. Dengan melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan secara baik 79
dan benar, maka dapat menjaga kelancaran dan peningkatan produksi serta terjaminnya keselamatan kerja baik untuk pekerja ataupun untuk peralatan itu sendiri. Fungsi utama sub seksi Finishing Shop ini secara teknik adalah untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan overhaul peralatan dan menyiapkan recycle equipment dalam kondisi siap pakai dan tepat waktu (ability and reliability). 5.2 Tugas Utama Finishing Shop Secara umum finishing adalah tempat Overhaul peralatan mesin. Peralatan mesin di smelting plant yang memerlukan inspeksi dan perbaikan secara menyeluruh dibongkar oleh SMM, kemudian dibawa kefinishing untuk dilakukan inspeksi keseluruhan komponen mesin dan penggantian part yang mengalami kerusakan atau sudah sampai pada jadwalnya untuk diganti. Overhaul yang dilakukan finishing antara lain : A. Overhaul engine,kompressor,cyclo,kompressor dan reducer. B. Overhaul screw compressor,root blower,transmission,cooler,hydroulic cylinder dan pompa. untuk menunjang kelancaran perbaikan , finishing dilengkapi dengan perlatan dan mesinbantu sebagai berikut : Hoist Crane Mesin Las Listrik
80
5.2.1 Organisasi dan Pembagian Tugas ` Sub seksi Finishing dipimpin oleh dua orang Foreman dimana sub seksi
tersebut dibagi dalam dua kelompok kerja, yaitu Finishing-1 dan Finishing-2.
JM
Finishing - 1 F LO F
Finishing - 2
SO + O
SO + O
Keterangan :
81
GF F LO SO O
Pembagian tugas Finishing - 1 O/H Cooler Compressor Hyd. Pneumatic Gear Reducer Blower Finishing - 2 O/H Engine Transmisi Hoisting Whell ACC Administration
82
83
5.2.2 Prosedur Kerja Finishing shop Prosedur kerja Finishing Shop dapat dilihat seperti pada diagram :
User
SMO, SMT
Motor
Mechanical
ERS overhaul
F/S overhaul
reassembly
test
periksa ulang
serah terima
recycle (store)
84
F/S = Finishing Shop ERS = Electric Repair Shop Keterangan : Peralatan sesuai dengan permintaan dari pemakai (user) diterima di Finishing Shop dan kemudian diadakan pengecekan oleh Finishing Shop (Operator, Leader Operator dan Foreman), lalu diadakan perencanaan apakah peralatan tersebut perlu dioverhaul secara keseluruhan atau hanya repair saja. Untuk bagian motor listrik dilakukan oleh seksi ERS sedangkan untuk mekaniknya dilakukan oleh Finishing Shop. Setelah proses pengerjaan dilakukan, maka diadakan tes tanpa beban (no load test) yang dilakukan secara gabungan oleh ERS dan Finishing Shop. Pada tes ini dilihat apakah vibration, temperature dan sounding dari peralatan telah layak dioperasikan atau tidak. Jika belum sesuai dengan standardt maka diadakan pemeriksaan kembali untuk memperoleh kondisi sesuai dengan standard pengoperasian. Setelah proses diatas sesuai, maka peralatan disimpan di gudang sebagai recycle untuk diambil user dimana sebelum dioperasikan oleh user diadakan test kembali yang dilakukan Finishing Shop dan ERS juga oleh user pada saat serah terima untuk mengetahui dan melihat apakah peralatan tersebut masih layak untuk dioperasikan.
85
5.2.3 Pengendalian Mutu Adapun pengendalian mutu di Finishing Shop adalah untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, sehingga dapat memperpanjang umur pakai (operating hour) dari mesin / peralatan. Sehubungan dengan itu diambil langkah-langkah untuk meningkatkan mutu dari mesin / peralatan. Langkah-langkah yang diambil di Finishing Shop anatara lain :
1. Mengadakan maintenance terhadap mesin / peralatan (overhaul),
Diameter Kondisi peralatan / mesin (korosi, keausan) Clearance / penyesuaian semua komponen yang bergerak.
Dengan berdasar pada data yang dibuat maka dapat diketahui kondisi suatu komponen mesin untuk diambil suatu tindakan. 3. Laporan pada pemakai dan file Finishing Shop (hasil pencatatan) sebagai dasar untuk overhaul / perbaikan berikutnya.
86
5.3
Overhaul Peralatan di Finishing Shop Seperti semua mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek di PT. Inalum,
penulis juga diberikan tugas khusus untuk ikut melakukan maintenance, dalam hal ini overhaul pada peralatan-peralatan yang perlu dioverhaul. Masing-masing mahasiswa diberikan kesempatan untuk menangani satu peralatan. Peralatan yang dioverhaul diantaranya :
5.3.1 Gear Speed Reducer ABC ( Anode Baking Carbon ) Gear Speed Reducer adalah alat untuk memperlambat atau mereduksi putaran dari motor listrik yang memiliki putaran tinggi ke putaran yang rendah sehingga didapat torsi yang besar pada poros keluaran (output shaft). 1. Prinsip dasar Gear Speed Reducer memakai prinsip dasar dari sebuah roda gigi miring (Helical gear). Poros dari motor listrik yang memiliki kecepatan tinggi dihubungkan oleh sebuah chamfer bearing, chamfer bearing tersebut dihubungkan pada Input Shaft. Dari Input Shaft putaran diteruskan ke Inter mediate Shaft 1, disinilah terjadi penurunan putaran. Dari Intermediate Shaft 2, putaran diteruskan ke Intermediate Shaft 2. Disini terjadi lagi penurunan
87
putaran.kemudian diteruskan ke Output Shaft . Hasilnya didapatkan putaran rendah dan torsi yang tinggi
1) Keuntungan memakai Cyclo Drive - Dapat menahan beban overload - Tingkat kebisingan yang rendah Helical Gear dari Gear Reducer dapat menurunkan kebisingan secara drastis. - Bentuknya yang kompak dan dapat menghemat ruangan - Rasio reduksi besar - Disipasi panas yang baik
Input Shaft
Intermediat e 1 Shaft
Intermediat e 2 Shaft 88
Outpout shaft 3
Pada saat overhaul, kerusakan yang ditemukan adalah kerusakan yang umum terjadi pada Gear Reducer yaitu consumable part seperti bearing, oil seal dan packing. Consumable part harus diganti walaupun belum mengalami kerusakan, ini berdasarkan umur pakai dari komponen tersebut. Metode ini dikenal sebagai Preventive Maintenance. Kerusakan pada permukaan (surface crack) dari komponen Helical Gear jarang sekali ditemukan. b. Penyebab kerusakan - Pembebanan yang berlebihan - Kesalahan operasi - Kesalahan pemasangan
- Umur pakai dari part tersebut (life time)
dalam kondisi bersih yaitu bebas dari minyak, debu dan kotoran lainnya, maka pemeriksaan dilakukan berdasarkan jadwal perawatan dan kerusakan yang terjadi. 89
dilakukan pemeriksaan dengan cara tes operasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan penginderaan, antara lain visual check,
ketidaknormalan suara, arus pada motor listrik, dan temperatur berlebih saat operasi. Lalu, diperiksa jumlah jam kerja yang tercatat dan jenis kerusakan yang terjadi.
3. Pelaksanaan overhaul sesuai dengan hasil pemeriksaan. Sebelum
dibongkar, minyak pelumas yang terdapat pada bagian dalam dari Gear Reducer dibuang terlebih dahulu. Setelah itu barulah Gear Reducer dibongkar sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada buku maintenance manual. Setelah itu dilakukanlah pembersihan terhadap seluruh komponen yang telah dibongkar.
4. Setelah selesai dibersihkan maka dilakukan pemeriksaan dan
pengukuran terhadap beberapa komponen tertentu bila dibutuhkan, misalnya kondisi permukaan (surface) dari slow speed shaft, key & keyway input shaft, ring gear housing dengan menggunakan metode color check serta high speed shaft. 5. Komponen-komponen yang kondisinya kurang baik tetapi digunakan kembali, dicatat di dalam inspection record.
6. Selanjutnya, melakukan permintaan kebutuhan suku cadang kepada
user dengan meminta Work Request (WR) atau dengan Work Order Replacement Number kepada user.
90
Overhaul kepada planner (SSW-1), dari sini akan terbitlah data spare part (pick list) untuk kebutuhan overhaul.
8. Selanjutnya dilakukan proses perakitan kembali (reassembly)
terhadap Gear Reducer sesuai dengan urutan pemasangan yang terdapat pada buku maintenance manual.
9. Setelah selesai dirakit kembali, maka dilakukan uji coba tanpa beban
(no load test) dengan memperhatikan kuat arus dari motor listrik serta suara dan getaran dari bagian mekanisnya.
10.
selesai di overhaul disimpan dalam gudang recycle yang terdapat pada Finishing Shop.
11.
tes kembali yang disaksikan oleh pihak user, ERS dan Finishing Shop.
5.3.2 Personal Safety Rules Personal Savety rules atau keselamatan diri kita pribadi gunanya untuk menghindariagar kita tidak mengalami cedera didalam bengkel dan menjalankan pekerjaan maka diberikan ketentuan bagi kita untuk bersikap dan berperilaku standart dengan mengikuti dan melaksanakannya dengan pedoman antara lain : 91
1. Gunakanlah pakaian yang pas dan rapi 2. Gunakanlah safety shoes dan helmet 3. Gunakan sarung tangan ( jika diperlukan ) 4. Usahakan rambut kita pendek 5. Jangan membiarkan kuku jari panjang 6. Gunakan safety glass 7. jangan berlari-lari didalam bengkel kerja 8. jangan membersihkan tatal/beram dengan tangan gunakan kuas,kikir,scraper,gerinda. 9. dan lain-lain sebagainya
5.4. Canning Shop Pekerjaan dasar Canning shop adalah membentuk besi baja menjadi bentuk yang diinginkan dengan cara menempa,membengkokkan,memotong,dan mengelas menjadi suku cadang mesin atau suku cadang lainnya. Tugas utama Canning shop adalah : 1. Membuat dan memperbaiki peralatan tool operasi seperti toor skimer,air lance,breaker,sendok carbon,dan lain-lain.
92
2. Membuat dan memperbaiki bagian-bagian equeipment yang telah di request oleh SMM dan seksi lain seperti chute,frame,shaft,casing,dan lain-lain. 3. Perawatan dan pemeliharaan peralatan Canning shop meliputi lubrikasi mesin,minor repair, dan daily inspection. Untuk melaksanakan pekerjaan rutin, Canninng shop dilengkapi dengan peralatan antara lain : mesin press,rolling machine,cutting machine,mesin las,mesin freis,dan mesin gerinda. Jenis material yang digunakan dalam pekerjaan adalah roud bar , square bar, checker plate, dan plate.
Foreman
Leader of operator
Leader of
Junior operator
Senior operator
Senior operator
93
5.4.2 General Safety Rules worksop Canning Keselamatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah keselamatan manusianya/pelaksanaannya dan juga peralatan agar tidak mengalami kerusakan. Keselamatan kerja adalah sangat penting dilaksanakan dan dipatuhi, yang gunanya adalah untuk mencegah agar kita tidak mengalami cidera dan untuk keamanan peralatan, karena apabila kecelakaan kerja sampai terjadi mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi. Untuk terjaminya keselamatan kerja las, maka sebelum kita melaksanakan pengelasan harus terlebih dahulu diperhatikan hal-hal dibawah ini : 1. Persiapan daerah kerja pengelasan Sebelum kita melakukan pengelasan, yang utama adalah persiapan lingkungan kerja misalnya apakah lokasi pengelasan panas,bising sekali,letaknya cukup atau sangat tinggi, basah/lembab atau daerah yang mengandung gas yang mudah terbakar. 2. Peralatan yang akan di las Peralatan yang akan di las harus dipersiapkan sedemikian rupa agar layak dilas misalnnya peralatan dibebaskan dari tugas operasinya, telah dikosongkan dan dibersihkan, penerangan melindungi daerah pengelasan dari pada air dan angin atau pembiasan cahaya las.
94
3. Peralatan las Perhatikan seluruh peralatan las harus benar-benar layak untuk dipakai. 4. Peralatan bantu Demikian juga halnya dengan peralatan bantu. apakah sudah tersedia secara baik , misalnya alat pemadaman kebakaran. 5.5 Penjelasan umum Machining Shop Pekerjaan dasar machining shop adalah membuat komponen-komponen mesin yang dibutuhkan untuk penggantian part equepment dengan menggunakan mesin perkakas.Operasi di machining antara lain bubut,menggerinda,milling, planing,driling sawing,reaming, dan boring.
5.5.1 General Safety Rules machining 1. Berpakaian kerja yang sesuai. Operator pada banyak mesin perkakas
menggunakan apron,pakaian tidak berkancing dan tidak boleh menggunakan pakaian terbuka. Lengan pakaian harus terkancing rapat tidak boleh terbuka. 2. gunakan pelindung mata dengan kaca mata safety untuk melindungi diri
95
3.
standar kerja. 4. konsentrasi pada pekerjaan dan tahu apa yang sedang dikerjakan. 5. selalu rapi dan bersih,peralatan diatur pada tempatnya. Jaga area di sekitar mesin bersih dan bebas oli. 6. dilarang memindahkan benda kerja,mengganti tools mesin,membersihkan dan melumasi mesin,selama beroperasi,matikan mesin terlebih dahulu. 7. sebelum mengoperasikan mesin pastikan bahwa benda kerja dan cutting tools sudah terpasang sempurna. 8. set mesin pada posisi netral sebelum di hidupkan. 9. Mengetahui dan melakukan cara mematikan mesin dengan benar.
5.5.2 Jenis Mesin Perkakas Workshop Machining 1. Mesin Bubut Mesin bubut adalah proses menghasilkan permukaan keliling luar dengan cara pemotongan dengan pahat yang diklem diam terhadap benda kerja berputar. Jika proses yang sama dilakukan terhadap bagian dalam benda kerja disebut boring. Operasi kerja yang dapat dilakukan mesin bubut adalah turning,farcing,driling,reaming,champering,tapping.
96
Fakktor yang mempengaruhi pemotongan adalah kecepatan putar,kecepatan makan dan lain-lain sebagainya. Gambar: Mesin bubut___________
2. Mesin Drill Mesin Drill digunakan intuk membuat berbagai macam lubang,tapping, counter boring, reaming dan general boring pada benda kerja. 3. mesin Planner Mesin Planer untuk melakukan pemakanan dan finishing permukaanpermukaan benda kerja yang besar dengan cara scraping. 4. Mesin Milling Mesin Milling mempunyai gigi-gigi pemotong berputar untuk memotong (mill) permukaan benda kerja untuk menghasilkan bentuk permukaan rata maupun tedak beraturan ( irregular ) sesuai pola kontur perrmukaan yang di inginkan.
5. Mesin gerinda,mesin abrasif dan Finishing Permesinan abrasif adalah poses permesinan dengan menggunakan partikel abrasif. Pemakanan yang dihasilkan sangat sedikit,ini dimaksudkan untuk memdapatkan permukaan halus dan dimensi dengan toleransi yang kecil.
97
Pemesinan abrasib dengan menggunakan roda abrasif berputar disebut menggerinda.jika menggunakan partikel bahan abrasif yang digosokkan kebenda kerja dinamakan finishing. Bahan abrasif yang dipakai antara lain : -. Alumunium oxide (Al2O3) -. Silicon carbide (Sic) -. Cubic boron nitride (CBN) -. Diamond
5.5.3 Perawatan mesin Perkakas Tujuannnya perawatan mesin perkakas adalah untuk menjaga kondisi mesin perkakas pada efesiensi kerja optimum selama umur pakai mesin yang diharapkan tanpa adanya bahaya bagi keselamatan kerja operator . Faktor-faktor penyebab kebutuhan perawatan mesin perkakas adalah : 1. Faktor Operasi Ketidaksesuaian pondasi Kurang pelumasan Operasi mesin tidak sesuai dengan standart kerja Kesalahan operasi mesin
98
Salah penggunaan dan beban Overload Keausan komponen mesin Kerusakan beberapa beberapa komponen mesin
2.
Faktor lingkungan Getaran Debu dan kotoran Kelembapan Panas Korosi dan erosi
5.6. vehicle Shop 5.6.1 Penjelasan umum Pekerjaan di Vehicle shop adalah melakukan perawatan rutin untuk semua jenis kendaraan operasional pabrik peleburan, baik inspeksi , adjusment maupun overhaul. Perawatan kendaraan operasional sangat penting untuk menjamin
99
lancarnya kegiatan proses produksi. Dengan perawatan yang baik diharapkan 85% dari seluruh kendaraan dalam kondisi siap pakai.
Tugas Vehicle Shop 1. Merawat semua kendaraan pabrik berdasarkan jadwal inspeksi yang telah ditetapkan agar kendaraan selalu dalam kondisi siap pakai. 2. Melaksanakan prementive maintenace berdasarkan schedule dan work dari user. 3. Membuat planning periodical inspection dan operhaul agar kebutuhan equepment dapat terpenuhi. 4. menyiapkan spare part package 1 hari sebelum prrementive maintenace dilakukan sesuai jadwal. 5. Melakukan overhaul dan prementive maintenace dengan mengganti suku cadang dan memperbaiki peralatan yang rusak pada kendaraan. 6. Memperbauki kendaraan yang rusak akibat troubel. 7. Menjada agar kebutuhan kendaraan pabrik tetap terpenuhu.
5.6.2 Metode perawatan kendaraan Vehicle Standar operasi kendaraan pabrik ditetapkan sebanyak 70% dari total unit untuk tiap jenis. Jumlah unit dapat stop untuk perawatan/perbaikan maksimum 30%
100
dari total unit tiap jenis kendaraan. Kecuali untuk jenis kendaraan hanya 1 unit,hal diatas tidak berlaku dan dikategorikan sebagai pekerjaan emergency.
1.Periodical inspeksi setiap 100 jam operasi meliputi : a. Pemeriksaan terhadap engine,ganti oli dan pembersihan air cleaner. b. Pemeriksaan terhadap volume oil transmisi c. pemeriksaan terhadap volume oil hydroulic d. pemeriksaan elektric, lampu-lampu switch dan lain-lain. e. Pemeriksaan brake, spelling dan oil brake. f. pemeriksaan steering g. Pemeriksaan body chasis h. pemeriksaan attacment.
2.Periodical inspection setiap 1200 jam meliputi : a. pemeriksaan terhadap engine,ganti oli dan pembersihan air cleaner. b. pemeriksaan transmisi, ganti oli,strainer dan filter. c. pemeriksaan volume oli hydraulic d. pemeriksaan electric dan lampu-lampu 101
e. Pemeriksaan breake, speling dan oil brake. f. pemeriksaan terhadap stering ( grease up ) g. pemeriksaan attacment
3.Periodical inspeksi setiap bulan a. pemeriksaan engine, ganti oli dan cleaning clemer. b. Pemeriksaan volume oil transmisi c. Pemeriksaan volume oil hydroulic d. Pemeriksaan electric,lampu-lampu dan lain-lain. f. Pemeriksaan stering g. pemeriksaan body chasis h. Pemeriksaan attachment Penggantian gear dan hydraulic oil dilakaukan setiap equipment di operasikan 24 jam. Penggantian oil torqon dilakukan setelah equipment beroperasi 6 bulan. 5. Penggantian spare part ( overhaul ) secara berkala, dilakukan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan
102
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil kerja praktek yang telah dilaksanakan di PT. Inalum dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Inalum merupakan perusahaan patungan antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Jepang, perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha peleburan aluminium yang menghasilkan produk berupa batangan aluminium (ingot). Dimana sebagian besar produksinya ini diekspor ke luar negeri terutama ke Jepang sebagai penanam modal asing terbesar. 2. Inalum berbentuk Perseroan Terbatas, dengan RUPS sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. RUPS memiliki wewenang untuk memberhentikan komisaris dan direksi. 3. Untuk menerapkan dan melaksanakan perawatan diperlukan man power, manhour, tools dan spareparts yang akan diganti. Jika satu diantara empat hal diatas tidak ada, maka pelaksanaan dan penerapan maintenance tidak dapat dilakukan. 4. Setelah perawatan dilakukan dan equipment sudah dapat beroperasi dengan baik, maka hal ini dilaporkan kembali ke departemen SSW, seperti inspection record, application part list, daftar trouble yang nantinya akan menjadi catatan
103
6.2 SARAN Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis kepada PT Inalum adalah : 1. Kerja sama antara pihak PT Inalum dengan pihak Perguruan Tinggi di
seluruh Indonesia hendaknya selalu dibina dan semakin ditingkatkan, agar mahasiswa dapat membanding ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi dengan keadaan sebenarnya dilapangan. 2. Mahasiswa yang melakukan Kerja Praktek di PT Inalum hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan peninjauan lapangan pada semua seksi yang ada di pabrik peleburan aluminium ini. 3. Setelah penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT Inalum selama 45
hari, penulis merasa waktu yang diberikan masih kurang kepada Mahasiswa untuk melakukan Kerja Praktek. Maka, sekiranya PT. Inalum dapat memberikan waktu yang lebih panjang. 4. Agar di setiap stasiun dilengkapi dengan perangkat komputer, untuk
memudahkan kegiatan harian karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas harian. 5. Hendaknya para operator di PT Inalum tidak segan-segan memberikan
pekerjaan kepada peserta On the Job Training yang sedang praktek. Misalnya, jika
104
ada trouble dan inspeksi pada mesin sebaiknya para pesrta OJT diikutkan dan diberikan pengalaman. 6. Sebaiknya di Perusahaan ini dibuat wifi agar OJT bisa mencari Tugas untuk
DAFTAR PUSTAKA
Ito Engeneering ,Co , Operation and Maintenance Manual Rotary Blower Type IRS 400C, Shizuoka, Japan 1986 John, M, Gross. 2002. Fundamental of Preventive Maintenance. Amacom. New York. (Online) (http://www.4shared.com/fundamentalof preventivemaintenance.pdf, diakses 11 April 2010) Materi On the Job Training (OJT) Inalum. SSW. 2009 Mechanical And Civil Engineering Section, Mechanical Repair Section,
PT INALUM. Asahan.2008 Mechanical And Civil Engineering Section. Mechanical And Civil Departement, PT INALUM. Asahan.2008 Mechanical And Civil Engineering Section, Maintenance Management. PT INALUM. Asahan.2008 105
Sigar, Hasman, J. Pengantar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2000. http://batakpos-online.com/content/view/14441/56/ http://hukum.unsrat.ac.id/naker/menaker_48_2004.htmhttp://www.inalum.co.id/ http://indosdm.com/kep-48men2004-tata-cara-pembuatan-dan-pengesahanperaturan-perusahaan-serta-pembuatan-dan-pendaftaran-perjanjian-kerja-bersama
106