Professional Documents
Culture Documents
PENDALAMAN MATERI I. MENULIS A. Pendahuluan Sebagaimana kita ketahui bahwa mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan, informasi, atau pengalaman melalui bahasa tulis. Pengungkapan atau penyampaian gagasan ini dapat diwujudkan melalui berbagai unsur bahasa. Gagasan dapat diungkapkan melalui kata atau kalimat. Ada gagasan diungkapkan dengan paragraf. Bahkan, gagasan yang lengkap diwujudkan melalui karangan utuh. Seperti dikemukakan di atas, gagasan dapat diungkapkan melalui bentuk paragraf atau karangan utuh. Penyampaian gagasan melalui karangan dapat dibedakan atas berbagai macam berdasarkan tujuan yang hendak dicapai penulisnya. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh penulisnya, kita mengenal karangan di antaranya argumentasi dan persuasi. Jenis karangan argumentasi dan persuasi tentu sudah pernah Anda dengar. Paling tidak, istilah ini tidak asing bagi Anda. Agar kedua jenis karangan ini dapat Anda pahami secara benar dan utuh, modul ini akan menyajikan beberapa informasi dan contoh mengenai jenis karangan ini. Informasi-informasi tersebut meliputi karakteristik, langkah-langkah penyusunan, dan contoh jenis karangan argumentasi dan persuasi. Selain itu, modul ini memuat contoh kasus pembelajaran dan latihan penyusunan karangan argumentasi dan persuasi. Urutan mampu materi tersebut menggambarkan urutan kegiatan pengalaman belajar yang akan Anda ikuti. Setelah menyelesaikan modul ini, pikiran, informasi, dan pengalaman Anda diharapkan mengungkapkan dalam berbagai wacana/teks tulis. Lebih khusus,
Anda diharapkan menyampaikan gagasan dan hasil observasi dalam berbagai bentuk paragraf. Secara lebih rinci , Anda diharapkan mampu: 1. Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk paragraf argumentasi atau generalisasi. 2. Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif. Kenyataan Anda telah memiliki pengetahuan mengenai karangan argumentasi dan persuasi, setidaknya Anda telah membaca contoh kedua jenis karangan tersebut. Apa yang tersaji dalam modul ini hanya menjadi upaya sistematis untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan menulis dan memantapkan penguasaan pembelajaran mengarang, terutama jenis karangan argumentasi dan persuasi.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 1
membuktikan bahwa apa yangn kita kemukakan itu benar. Eksposisi menggunakan contoh, grafik, statistik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan apa yang kita kemukakan. 3. Penutup pada akhir argumentasi biasanya menyimpulkan apa yang telah diuraikan sebelumnya. Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi apa yang telah diuraikan sebelumnya. Kita telah melihat secara jelas persamaan dan perbedaan antara argumentasi dengan eksposisi. Dengan uraian itu kita telah menempatkan posisi kedua jenis karangan tersebut. Selanjutnya, dalam karangan argumentasi kita memunculkan atau menggunakan argumen. Argumen inilah yang membangun rangkaian argumentasi yang kita susun. Nah, sekarang apa yang disebut argumen itu? Secara sederhana setiap argumen selalu menjelaskan suatu pertalian antara dua pernyataan atau asersi (assertion) yang biasanya diurutkan. Asersi pertama merupakan alasan (reason) bagi asersi kedua. Misalnya, jika kita berkata Biasanya tes mata kuliah sintaksis sangat sulit, karena itu saya harus belajar sungguh-sungguh dalam minggu ini, sesungguhnya kita telah membuat argumen. Kalimat kita itu terdiri atas dua pernyataan: pernyataan kedua (Karena itu saya harus belajar sungguh-sungguh minggu ini) merupakan simpulan yang didasarkan atas pernyataan yang pertama (Biasanya tes mata kuliah sintaksis sangat sulit). Sekarang baiklah kita melihat contoh topik berikut ini yang akan dikembangkan melalui karangan argumentasi agar lebih jelas bagi kita arah uraian karangan argumentasi tersebut.
Contoh
Topik Pasar dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi, misalnya dengan mengemukakan alasan, contoh , dan bukti yang meyakinkan, bahwa pasar memang harus segera dirombak. Alasannya, kurang memenuhi syarat kesehatan, sukar diatur karena terlalu sesak, keamanan kurang terjamin, tempat parker kendaraan yang kurang luas, pasar tidak sesuai lagi dengan kota dan masyarakat modern. Tiap-tiap alasan di atas kita sertakan contoh dan bukti yang mendukung alasan tersebut. Kita kemukakan pula bagaimana seharusnya pasar dibangun dan dikelola secara efektif, sehingga menjadi pusat perbenjaan tradisonal yang kondusif. Bagaimana mengelola sarana penunjang, seperti tempat parkir kendaraan, tempat ibadah, kebersihan lingkungan, dan sarana umum lainnya secara secara modern. Semua pikiran dan gagasan kita ditunjang oleh data, fakta, dan bukti yang cukup
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 4
10
11
Universitas Terbuka. Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah. --------- 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. Suparno dan Muhammad Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Syafiie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta : P2LPTK, Dirjen Dikti, Depdikbud. Syafie, Imam dan Imam Subana. 1996. Terampil Berbahasa Indonesia 1 untuk
12
bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten; (4) pemakaian pola frasa verbal
aspek + agen + verba (bila ada) secara konsisten; (5) pemakaian konstruksi sintesis: (6) pemakaian pertikel kah dan pun (bila ada) secara konsisten; (7) pemakaian unsur-unsur leksikal atau kata-kata secara baku; (8) menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur gramatikal bahasa dareah; (9) pemakaian Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dalam penulisan huruf, angka, tanda baca, dan penulisan kata; dan (10) penggunaan kalimat efektif. Analisis ragam bahasa baku dalam tataran ejaan meliputi: penulisan huruf, penggunaan tanda baca, dan penulisan angka serta lambang bilangan. Penulisan huruf meliputi dua kaidah utama, yakni (1) huruf besar atau huruf kapital; dan (2) huruf miring. Penulisan angka dan lambang bilangan mengikuti beberapa kaidah antara lain: (1) angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab dan angka Romawi. (2) Angka digunakan untuk menyatakan ukuran, panjang, berat, isi, satuan waktu, dan nilai uang; (3) Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat; (4) angka digunakan untuk menomori karangan atau bagiannya; (5) penulisan lambang bilangan, meliputi bilangan utuh, bilangan pecahan, bilangan tingkat, bilangan yang mendapat akhiran an; (6) lambang bilangan yang dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan seperti dalam pemerincian dan pemaparan; (7) lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan kalimatnya diubah sehingga bilangan, yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat; (8) angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca; (9) kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta atau kwitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks; dan (10) kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Tanda titik digunakan untuk: (1) mengakhiri kalimat berita atau pernyataan; (2) akhir singkatan, gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan; (3) akhir singkatan nama orang; (4) memisahkan angka jam, menit, dan detik; dan (5) memisahkan nama penulis, tahun penerbitan, dan judul buku dalam penulisan daftar pustaka. Tanda koma digunakan untuk: (1) memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian; (2) memisahkan kalimat setara, yang ditandai dengan kata penghubung tetapi, melainkan, dan sedangkan; (3) memisahkan anak kalimat dari induknya jika anak kalimat itu
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 15
seharusnya seharusnya
Dalam proses pembelajaran, kesalahan pengajaran bahasa baku, khususnya aspek ejaan dan penulisan kata terletak pada pendekatan yang digunakan. Pengajaran ejaan jarang diintegrasikan dalam berbagai materi pembelajaran bahasa Indonesia. Akibatnya, ketika seorang guru bahasa Indonesia mengajarkan tentang paragraf, misalnya, guru kadang melupakan penggunaan ejaan. d. Latihan 1) Dalam era globalisasi dewasa ini, sering kali siswa enggan menggunakan bahasa Indonesia baku. Mereka lebih senang menggunakan bahasa Indonesia ragam gaul atau bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh dialek daerah. Kebiasaan tersebut sering pula terbawa ketika mereka berada dalam forum resmi, atau ketika mereka berkomunikasi dengan orang-orang semestinya mereka hargai, seperti guru. Bagaimana sikap Anda sebagai seorang guru bahasa Indonesia menghadapi kenyataan tersebut?
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
16
17
Fajar (Tajuk), 17 April 2010 (Disadur dan dimodifikasi untuk keperluan PLPG)
18
b) Tampillah secara bergiliran untuk membacakan hasil pekerjaan Anda! c) Peserta yang lain menyimak dan memberikan tanggapan.
19
20
Contoh Fungsi Tipe S-P S-P O S-P-Pel S-P-Ket S-P-O-Pel S-P-O-Ket Subjek
Farhan Kehidupannya Orang itu Kami Ibu Ibu Ainun
Predikat
Belajar dilindungi Bertubuh akan pergi Membelikan Melayani
Objek
pemerintah adik kami
Pelengkap Keterangan
raksasa boneka -
Dalam kaitannya dengan analisis pola kalimat, perlu pula dipahami analisis kategori , fungsi, dan peran setiap unsur yang terdapat dalam setiap kalimat. Bentuk, kategori, fungsi, dan peran dalam kalimat adalah aspek yang berbeda satu sama lain. Fungsi merupakan tempat dalam struktur kalimat dengan unsur pengisi berupa bentuk (bahasa) yang tergolong dalam kategori tertentu dan mempunyai peran semantik tertentu pula. Bentuk Kategori kata Kategori frasa Fungsi Peran Contoh Kakak tidak menjahit Celana baru N FN Subjek pelaku Adv FV Predikat Perbuatan V N FN Objek Sasaran Adj untuk kami Prep FPrep Pelengkap Peruntung N minggu N FN Keterangan Waktu lalu V
Analisis selanjutnya, diarahkan pada kemampuan membedakan berbagai jenis kalimat. Dalam bahasa Indonesia, ada berbagai jenis kalimat antara lain: (1) kalimat ambigu, (2) kalimat logis, (3) kalimat pasif dan aktif, (4) kalimat langsung dan taklangsung, (5) kalimat mayor dan minor, (6) kalimat majemuk, (7) kalimat tanya, dan (8) kalimat inversi. Kalimat dapat disebut efektif jika memenuhi kriteria: (1) unsur-unsurnya lengkap; (2) informasinya jelas; (3) bentuk dan maknanya sejajar; (4) pilihan katanya cermat; dan (5) polanya variatif. Kalimat yang efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap dan unsur-unsur tersebut dinyatakan secara eksplisit. Untuk itu, kalimat yang efektif sekurang-kurangnya harus memiliki unsur subjek dan predikat. Agar kelengkapan itu terpenuhi, subjek pada awal kalimat hendaknya tidak didahului kata depan, predikat kalimatnya jelas, dan tidak terdapat pemenggalan bagian kalimat. Di samping itu, ungkapan penghubung dalam kalimat mejemuk juga harus dinyatakan secara eksplisit. Sebagai catatan akhir pada bagian ini perlu dikemukakan bahwa dalam proses penyusun kalimat, pemakai bahasa tidak hanya dituntut untuk mampu menguasai kaidah tata bahasa, tetapi dituntut pula untuk mampu memilih kata-kata secara tepat, cermat, dan
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 21
22
23
24
25
Indonesia
Yang
Disempurnakan.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan. Pusat Penilaian Pendidikan. 2004. Bahasa Indonesia. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional. Tim Dosen Bahasa dan Sastra Inodesia UNM. 2008. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
26
27
c. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran yang digunakan dalam PLPG ini diorientasikan pada strategi kontekstual. Strategi kontekstual ini dijabarkan dalam tujuh elemen utama, yakni: 2) Inkuiri (inquiry) 3) Pertanyaan (questioning) 4) Konstruktivistik (contructivism) 5) Pemodelan (modeling) 6) Masyarakat belajar (learning community) 7) Penilaian autentik (authentic assessment) 8) Refleksi (relection) d. Uraian Materi dan Contoh 1) Pembahasan Cerpen Silahkan Anda membaca cerpen berikut. Cerpen berjudul Si Kakek dan Burung Dara karya Mohammad Fudoli diterbitkan Horison, Th. I No. 1, Juli 1966. Silakan Anda membaca dengan seksama. Si Kakek dan Burung Dara
Mohammad Fudoli
Si kakek berdiri di ambang pintu. Ia sedang menunggu menantunya datang dan pasar membeli kembang. Sudah dari tadi ia berdiri di situ dan menantunya belum juga datang-datang. Sekarang hari Jumat, pagi sekira jam delapan dan si kakek akan pergi ke kuburan. Di sebelah utara itu di atas kaki sebuah bukit, di situ istrinya terbaring di dalam bumi. Itu satu setengah bulan yang lalu sebagai satu permulaan, dan permulaan itu tak akan berakhir hingga Tuhan membangkitkan kembali manusia-manusia dari liang kubur. Si Kakek memang percaya pada Tuhan, sebab ia yakin bahwa ialah yang menghidupkan dan mematikan segenap makhluk yang ada di alam ini. Sebab itu ia harus tidak menyesali atau setidak-tidaknya harus tidak teramat sedih atas kematian istrinya. Kehilangan adalah sesuatu yang memang mesti terjadi, dan setiap manusia memang harus benar-benar menyadarinya. Si kakek memandang ke Timur. Matanya kini melampaui pagar halaman, melintasi ladang jagung, dan melalui sela-sela rumpun bambu ia menampak seorang perempuan
28
31
32
34
35
Anak itu masih saja tertunduk ketika ia berjalan mengambil kitab sucinya. Juga ketika
a melangkah ke luar halaman dan berjalan ke arah selatan. Tidak, aku tidak rnarah padanya, pikir si kakek. Aku tidak harus marah padanya, Lalu pelan a menjongkok. Diambilnya selembar bulu hurungdara kesayangannya itu, lalu perlahan ia melangkah masuk ke dalam. Wajahnya kelihatan sedih dan murung. Di dalam ia duduk termangu di atas balaibalai. Horison, Th. I No. 1, Juli 1966 Pernahkan Anda membaca cerpen yang berjudul Si Kakek dan Burung Dara? Bagaimanakah kesan Anda setelah membaca cerpen di atas? Coba ceritakan pengalaman Anda dengan kawan-kawan setelah membaca cerpen di atas! Adakah manfaat yang bisa didapatkan dari membaca cerpen yang berjudul Si Kakek dan Burung Dara? Para peserta yang berbahagia, sebagaimana telah Anda ketahui bahwa yang dimaksud cerpen atau cerita pendek adalah cerita fiksi bentuk prosa yang singkat padat, yang unsur ceritanya berpusat pada satu peristiwa pokok sehingga jumlah tokoh dan pengembangan perilakunya terbatas dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal. Menurut Rosidi (dalam Badrun, 1983), cerpen merupakan cerita yang pendek dan merupakan suatu kebulatan ide. Kriteria cerita yang pendek menarik disimak pernyataan Jassin (1985). Tentang pendek ini, kata Jassin, orang boleh bertengkar, tapi cerita yang seratus halaman panjangnya sudah tentu tidak bisa disebut cerita pendek dan memang tidak ada cerita pendek yang demikian panjangnya. Cerita yang panjangnya sepuluh atau dua puluh halaman masih bisa disebut cerita pendek. Akan tetapi, ada juga cerita pendek yang panjangnya hanya satu halaman, bahkan Sudjiman Ed. (1984) membatasi jumlah kata dalam cerpen ini. Menurutnys, cerita pendek ialah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang dominan; cerita pendek memusatkan diri pada suatu tokoh dalam satu situasi, pada satu ketika. Sementera itu, Esten (1990) lebih melihat cerpen merupakan pengungkapan suatu kesan yang hidup dari fragmen kehidupan manusia. Dari suatu fragmen kehidupan manusia, tidak dituntut terjadinya suatu perubahan nasib dari pelaku-pelakunya. Hanya suatu lintasan dari secercah kehidupan manusia yang terjadi pada suatu kesatuan waktu. Hal ini sejalan
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 36
menyajikan satu kesan tunggal yang dominan; (3) Cerita pendek memusatkan diri pada seseorang pelaku utama; (4) Cerita pendek mengisahkan suatu peristiwa hanya dari satu segi saja; (5) Cerita pendek mengandung satu konsepsi pengarang tentang kehidupan masyarakat; (6) Persoalan yang dikemukakan harus singkat, padat, dan hangat; dan (7) Cerita pendek hanya mengandung satu ketegangan atau puncak peristiwa. Perbedaan cerpen dengan novel juga dikemukakan oleh Semi (1988) bahwa sebuah cerpen pada dasarnya menuntut adanya perwatakan jelas pada tokoh cerita. Sang tokoh merupakan ide sentral dari cerita; cerita bermula dari sang tokoh dan berakhir pula pada nasib yang menimpa sang tokoh itu. Membaca sebuah cerita pendek berarti kita berusaha memahami manusia bukan sekedar ingin mengetahui bagaimana jalan ceritanya, melainkan juga ingin mengetahui sifat dan perbuatannya. Berbeda dengan sebuah novel, yaitu kedudukan perwatakan dan jalan cerita berada dalam satu keseimbangan, ibarat dua sisi dari satu mata uang. Setiap cerita tentu ada temanya. Semakin baik bentuk cerita, semakin jelas temanya. Tema adalah makna karya sastra secara keseluruhan. Tema disebut juga sebagai ide sentral atau makna sentral suatu cerita. Tema merupakan jiwa cerita. Secara sederhana, alur dapat didefinisikan sebagai sebuah rangkaian cerita dalam cerita rekaan yang menunjukkan hubungan sebab akibat. Jadi, rangkaian cerita itu merupakan suatu susunan yang membentuk kesatuan yang utuh. Keutuhan itu juga menyangkut masalah logis atau tidaknya suatu peristiwa. Peristiwa-pergaiistiwa yang ada, tetapi yang tidak disusun berdasarkan hukum sebab akibat, tidak dapat disebut alur, melainkan cerita (story) (Pradopo, dkk., 1985: 17). Berdasarkan bentuknya, alur dapat dibedakan menjadi alur lurus dan alur sorot balik. Alur lurus berarti suatu peristiwa yang disusun dengan model pembesaran awal-tengah-akhir, yang diwujudkan dengan ekspresi komplikasi kimaks peleraian penyelesaian. Pelaku dalam suatu cerita rekaan mempunyai tugas untuk melaksanakan atau membawa tema cerita ke sasaran tertentu. Oleh karena itu, bila ada cerita yang tidak ada pelakunya kian sulit menggiring masalah ke tujuan yang akan dicapai. Ada dua jenis pemilihan tokoh, yaitu tokoh utama atau tokoh sentral dan tokoh bawahan. Menurut Stanton (dalam Pradopo, 1985: 190), tokoh utama senantiasa relevan dalam setiap peristiwadi dalam
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 37
38
39
c. Uraian Materi dan Contoh Para peserta yang berbahagia, berikut ini disajikan sebuah puisi yang Berrjudul Surat dari Ibu karya Asrul Sani. Selamat membaca! Doa
Tanah Kelahiran (Ramadhan K.H.) (Adalah) seruling di pasir tipis, merdu (di) antara gundukan pohonan pinang (.) (dan) tembang (pun) menggema di dua kaki. (antara) Burangrang (dan) Tangkubangparahu (Adalah) (juga) jamrut di pucuk-pucuk. (dan) Membeli tangga di tanah merah (yang) dikenal (oleh) gadis-gadis dari bukit (yang) nyanyikan kentang sudah digali. (dan) (yang) kenakan kebaya merah pewayangan. (Demikianlah) jamrut (itu) di pucuk-pucuk (dan) Jamrut (itu) di hati gadis menurun. Pemberian penanda pertalian tersebut tidak mutlak senangtiasa dilakukan. Mere-
kreasi atau memparafrasekan sebuah puisi dapat dilakukan tanpa pembubuhan penanda. Dalam hal ini, yang penting harus diingat adalah bahwa paraphrase itu tidak boleh menyimpang dari makna puisi yang diparafrasekan.
Para peserta yang berbahagia, bagaimana kesan Anda setelah membaca puisi di atas? Apa yang Anda rasakan setelah membaca sajak di atas? Senangkah Anda membacanya?
41
43
44
serta
berbagai
model
pembelajaran model
yang
sesuai
dengan
46
(1) Tema/Topik (2) Narasumber (3) Pewawancara (4) Isi wawancara (a) Pembuka (b) Isi (c) Penutup
Setelah Anda
: : : : : : :
informasi penting dan menarik, silakan Anda
b) Melaporkan Hal Penting dan Menarik menemukan mengelompok dan mendiskusikan hal-hal penting dan menarik yang terdapat dalam
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 47
2.
48
No 1. 2. 3. 4.
Aspek/ Indikator Kualitas isi Tata bahasa (struktur) Kosakata (diksi) Ejaan dan tanda baca : Bobot skor 1-5 1 2 3
Keterangan
Keterangan
e. Kasus-Kasus Kasus 1 Ibu Ani adalah guru Bahasa Indonesia. Pada saat memasuki kelas beliau disambut dengan baik oleh siswanya. Ibu Ani pun menyapa dengan penuh keakraban kepada siswanya. Siswa dengan tulus menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Siswanya pun diperhatikan lalu diabsen. Setelah Ibu Ani menyampaikan tujuan pembelajaran, beliau pun mengadakan apersepsi dengan menanyakan tugas menyimak berita melalui televisi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Ibu Ani mengelompokkan siswa berdasarkan tema berita yang disimak. Nama kelompok disesuaikan dengan tema berita yang disimak. Siswa mendiskusikan tugas dalam kelompoknya, yaitu menuliskan pokok-pokok berita yang disimak dengan ejaan yang benar, membacakan pokok-pokok berita yang disimak dengan lafal dan intonasi yang tepat, menanggapi pembacaan pokok-pokok berita, dan merangkai pokok-pokok berita menjadi sebuah teks berita yang memenuhi syarat-syarat berita yang baik. Ibu Ani memberikan
49
50
2. Kegiatan Belajar 2 a. Judul b. Indikator : Merencanakan Pembelajaran Berbicara : bahan atau sumber; 2) Mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik; 3) Mampu c. Strategi mempraktikkan berbagai model pembelajaran berbicara berdasarkan KTSP. : Workshop d. Uraian Materi dan Contoh Sebagai seorang guru yang menjadi fasilitator bagi siswa dalam pembelajaran berbicara, Anda seharusnya menguasai keterampilan itu dan dapat menjadi contoh yang baik bagi siswa. Paling tidak, keterampilan Anda sebagai seorang guru lebih tinggi dibandingkan siswa supaya dapat melatihkan keterampilan berbicara seperti yang diharapkan dalam pencapaian standar isi kurikulum standar kompetensi (KTSP). Berdasarkan kompetensi dasar dalam standar kompetensi mendengarkan yang terdapat dalam standar isi KTSP mata pelajaran Bahasa Indonesia, ada beberapa materi yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara, antara lain: 1) menceritakan pengalaman 2) menyampaikan isi pengumuman 3) bertelepon dengan baik 4) berwawancara 5) berpidato 6) menceritakan tokoh 7) berdongeng 8) berbalas pantun 9) menyampaikan laporan 1) Mampu melakukan latihan-latihan keterampilan berbicara dari berbagai
51
52
Butir Penilaian Keakuratan informasi Hubungan antar informasi Ketepatan struktur dan kosakata Kelancaran Kewajaran urutan wacana Gaya pengucapan Jumlah Nilai = jumlah skor : 6 (Nilai tertinggi 10, terendah 1)
Selain itu, alat penilaian dalam berbicara (khususnya dalam wawancara) dapat berwujud penilaian yang terdiri atas komponen-komponen tekanan, tata bahasa, kosakata, kefasihan, dan pemahaman. Penilaian ini disusun dalam skala 1 s.d. 6; 1 berarti sangat kurang dan berarti sangat baik. Berikut ini adalah deskripsi masing-masing komponen (Nurgiyantoro, 1988:260).
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 53
54
Skor
58
Temuan tiap-tiap kelompok ditempelkan di papan tempel yang telah disediakan. Kelompok yang paling cepat, tepat, dan paling banyak temuannya adalah kelompok pemenang. Alat untuk melaksanakan kegiatan adu cepat adalah kolom ACARA HARI INI. Dalam melaksanakan analisis tersebut, Anda diajak menemukan atau memikirkan apa karakteristik sebuah acara dapat dikategorikan sebagai sebuah berita Mengapa acara sergap (RCTI) dan Cek dan Ricek (RCTI) dikategorikan sebagai acara berita? Sebagai acuan jawaban dapat Anda baca definisi berita yang terdapat dalam KBBI (Balai Pustaka, 1989) berikut. Berita adalah laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang
hangat.
Unsur-unsur apa yang terdapat dalam berita? Unsur-unsur yang
lazim terdapat
dalam berita dikenal sebagai 5 W dan 1 H, yaitu: (1) What (apa yang terjadi)? (2) When (kapan terjadinya)? (3) Where ( di mana terjadinya)? (4) Why (mengapa terjadi)? (5) Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu)? (6) How (Bagaimana terjadinya peristiwa itu)?
Setelah Anda melakukan kegiatan di atas, maka selanjutnya Anda dapat menyebutkan ragam berita berdasarkan isinya. Tulislah temuan Anda pada kolom berikut. (1) berita kriminal (2) berita politik (3) berita ekonomi (4) berita olah raga (5) . (6) .
Latihan mengenali ragam dan jenis teks berita dimaksudkan untuk mengajak Anda berpikir kritis dan memiliki pemahaman yang luas dan ahandal tentang keragaman teks berita.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 59
(3) Bacalah teks yang sudah ditandai dengan intonasi dan pemenggalan yang
2 3
Lafal/Vokal Intonasi
60
4 5
Mimik Pernafasan
apakah ekspresi wajah wajar dan sesuai dengan isi dan raganm berita yang dibacakan? apakah pembaca dapat mengatur nagfasnya dengan baik, tidak kelihatan terengah-engah
Penilaian Proses Selama pelatihan membacakan teks berita ini berlangsung, fasilitator melakukan penilaian proses. Aspek yang dinilai dalam penilaian proses adalah sebagai berikut: No. 1 2 3 Aktivitas Kerja sama dengan teman Kesediaan menerima pendapat dan kritik dari orang lain Kesediaan melakukan latihan sampai tuntas Kurang Kriteria Cukup Sangat
Penilaian Hasil Fasilitator akan menilai kompetensi kinerja/performansi Anda dalam membacakan teks berita dari rekaman kaset yang telah Anda buat. Rubrik Penilaian Produk Membacakan Teks Berita No. Aspek 1 Jeda 2 3 Lafal/Vokal Intonasi Indikator Apakah pembacaan dilakukan per satuan makna bukan per kata? Apakah setiap kata dilafalkan dengan jelas Apakah tinggi rendahnya nada, keras lunaknya suara, dan cepat lambatnya pembacaan, sudah diatur sesuai dengan isi kalimat dalam teks berita? Apakah ekspresi wajah wajar dan sesuai dengan isi dan ragam berita yang dibacakan? Apakah pembaca dapat mengatur nafasnya dengan baik, tidak terengah-engah? Ya Tidak
4 5
Mimik Pernafasan
61
62
63
64
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan memperlihatkan perbedaan antara poster pengumuman dan poster iklan. Dengan demikian, akan semakin jelas perbedaan antara kedua jenis poster tersebut. No. 1. 2. 3. 4. 5. Unsur Tulisan Gambar Tujuan Kelengkapan Isi Poster Pengumuman Poster Iklan
Oleh karena antara poster pengumuman dan poster iklan pada dasarnya berbeda, langkah-langkah pembuatannya pun berbeda. Untuk melihat perbedaan langkah tersebut sekaligus untuk melatih menulis poster, cobalah Anda buat contoh untuk kedua jenis poster tersebut. Untuk memudahkan pembuatan contoh tersebut, ikutilah langkah-langkah berikut. Langkah pertama dalam bahan pelatihan ini adalah langkah pembuatan poster pengumuman. (1) Tentukan kegiatan yang akan Anda umumkan, kegiatan tersebut dapat berupa seminar, lomba, atau pertunjukan. (2) Tentukan unsur-unsur yang akan Anda umumkan! Perbedaan kegiatan akan membedakan unsur-unsur yang dimaksud. Unsur-unsur yang dimaksud adalah:
65
No. 1
Kegiatan Seminar 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4.
Lomba
Pementasan
Unsur Tema Pembicaraan Tempat dan waktu Undangan Jenis lomba Syarat peserta Pendaftaran Tempat dan waktu Hadiah Jenis pementasan Tempat dan Waktu tiket Pihak pelaksana
(3) Tuliskan unsur-unsur tersebut dengan memerhatikan letak dan setting (jenis dan ukuran huruf, tata letak)! (4) Lengkapi poster Anda dengan gambar! Gambar di sini tidak harus buatan sendiri, tetapi dapat diambilkan dari gambar yang sudah jadi untuk ditempelkan. Jika Anda sudah selesai membuat poster pengumuman, berikutnya buatlah poster iklan dengan mengikuti langkah-langkah yang sama dengan langkah-langkah pembuatan poster pengumuman, yaitu: (1) Tentukan barang atau jasa yang akan diiklankan! Barang tersebut dapat berupa apa saja, seperti kendaraan, obat, atau makanan; sedangkan jasa, antara lain: jasa kesehatan, pengobatan, atau perbaikan. (2) Pilihlah kata-kata sesingkat mungkin untuk menawarkan barang atau jasa yang dimaksud! Jika Anda menggunakan kata-kata yang cukup banyak, hal ini juga dimungkinkan, maka porsi gambar harus dikurangi. Untuk mencari kata-kata yang indah dan mudah dikenal oleh masyarakat, Anda dapat menggunakan slogan. (3) Carilah gambar atau buatlah gambar untuk mendukung poster Anda tersebut!
66
a. Penilaian Hasil
1. Tunjukkan jenis-jenis slogan/poster Pedoman Penskoran No 1. 2. 3. 4. Kegiatan Siswa dapat menunjukkan 3 jenis poster/slogan Siswa dapat menunjukkan 2 jenis slogan Siswa dapat menunjukkan 1 jenis slogan Siswa tidak dapat menunjukkan jenis slogan Skor 3 2 1 0 3
Skor maksimal
2. Tulislah poster/slogan dengan pilihan kata, kalimat yang menarik, dan persuasif ! Pedoman Penskoran No 1. Aspek Kalimat Deskriptor Ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik Kurang ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik Tidak ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik 2. Gambar/logo Sesuai dengan maksud slogan/poster Kurang sesuai dengan maksud logan/poster Tidak sesuai dengan maksud slogan/poster 3. Amanat/isi Sesuai dengan tujuan pembuatan Kurang sesuai dengan maksud pembuatan Tidak sesuai dengan tujuan pembuatan 3 2 1 3 2 1 1 Skor 3 2
67
b. Penilaian Proses
Komponen Penilaian Ketekunan A B Motivasi B B Kerjasama B B
No 1. 2. 3.
Nama Zhafira Zalzabilah ...... Keterangan : A = Sangat baik B = Baik C = Sedang D = Kurang E = Sangat kurang
68
70
71
pengajaran sastra sekarang, C ahli tentang kondisi pengajaran sastra yang diharapkan, dan
D ahli tentang upaya dan strategi pengembangan pengajaran sastra. Kelompok Pengamat, yang dibentuk dari peserta yang tidak bergabung dalam kelompok siswa. Kelompok ini bertugas mengamati perilaku para peserta yang berperan menjadi siswa dengan menggunakan handout 1. (Kelompok ini hanya dibutuhkan untuk kepentingan pelatihan. Pada penerapan yang sebenarnya di sekolah kelompok ini tidak dibutuhkan).
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 72
73
instruction). Sedangkan, pendekatan yang berpusat pada siswa antara lain menurunkan
strategi discovery dan inquiry. 2) Pemilihan dan Penggunaan Strategi Pembelajaran Prinsip umum pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Menurut Sanjaya (2006) ada empat prinsip utama penggunaan strategi pembelajaran, yakni; a) berorientasi pada tujuan, b) aktivitas, c) individualitas, dan d)
integritas.
Selanjutnya, Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah Tahun 2005 menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan pengembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Terdapat banyak strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru dalam merancang dan melaksanakan program pembelajaran bahasa Indonesia. Semua strategi
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
74
Strategi Membaca
Strategi membaca bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan memahami teks bacaan yang diperlukan dalam belajar mereka. Berikut langkah-langkah strategi membaca: (1) Pemberian kosakata dan istilah yang dianggap sukar dari guru ke siswa. Hal itu diberikan dengan definisi dan contoh ke dalam kalimat. (2) Penyajian bacaan di kelas. Bacaan dibaca dengan diam selama 10-15 menit. Untuk mempercepat waktu, bacaan dapat diberikan sehari sebelumnya. (3) Diskusi isi bacaan dapat melalui tanya jawab. (4) Pembicaraan tata bahasa dilakukan dengan singkat. Hal itu dilakukan jika dipandang perlu oleh guru. (5) Pembicaraan kosakata yang relevan. (6) Pemberian tugas seperti mengarang (isinya relevan dengan bacaan) atau membuat denah, skema, diagram, ikhtisar, rangkuman, dan sebagainya yang berkaitan dengan isi bacaan.
Strategi Audiolingual
Strategi audiolingual sangat mengutamakan drill (pengulangan). Dalam audiolingual yang berdasarkan pendekatan struktural, bahasa yang diajarkan dicurahkan pada lafal kata, dan pelatihan berkali-kali secara intensif pola-pola kalimat. Guru dapat memaksa siswa untuk
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
75
Strategi Langsung
Strategi langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar yang langsung menggunakan bahasa dan secara intensif dalam komunikasi. Tujuan strategi tersebut adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah. Penggunaannya di kelas harus seperti penutur asli. Siswa diberi latihan-latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui demonstrasi, peragaan, gerakan, serta mimik secara langsung. Nama-nama strategi itu adalah strategi baru, strategi
Strategi Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca. Materi kebahasaan diintegrasikan dengan keterampilan bahasa. Sebaliknya, antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, antara bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainnya. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, integratif interbidang studi lebih banyak digunakan. Saat mengajarkan kalimat, guru tidak secara langsung menyodorkan materi kalimat ke siswa tetapi diawali dengan membaca atau yang lainnya. Perpindahannya diatur secara tipis. Bahkan, guru yang pandai mengintegrasikan penyampaian materi dapat menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi.
Strategi Tematik
Dalam strategi tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah bahwa tema bukanlah tujuan, tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, konkret dan konseptual. Tema yang telah ditentukan haruslah diolah dengan perkembangan lingkungan siswa yang terjadi saat ini. Budaya, sosial, dan religius mereka menjadi perhatian. Begitu pula, isi tema disajikan secara kontemporer sehingga siswa senang. Apa yang terjadi sekarang di lingkungan siswa juga harus terbahas dan terdiskusikan di kelas. Kemudian, tema tidak disajikan secara abstrak tetapi diberikan secara konkret. Semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. Konsep-konsep dasar tidak terlepas. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.
Strategi Kuantum Quantum Learning (QL) merupakan strategi pendekatan belajar yang bertumpu dari
strategi Freire dan Lozanov. QL mengutamakan percepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Dalam QL, yang dipentingkan adalah pemercepatan belajar, fasilitasi, dan konteks dengan prinsip segalanya
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 77
Strategi Konstruktif
Asumsi sentral strategi konstruktivistik adalah bahwa belajar itu menemukan. Meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. Konstruktivistik dimulai dari masalah (sering muncul dari siswa sendiri) dan selanjutnya membantu siswa menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut. Strategi konstruktivistik didasarkan pada teori belajar kognitif yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif, strategi bertanya, inkuiri atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar). Dalam konstruktivistik, siswa seharusnya diberikan tugas-tugas kompleks, sulit, dan realistis. Kemudian, mereka diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas. Tugas kompleks itu misalnya proyek, simulasi, penyelidikan di masyarakat, menulis untuk dipresentasikan ke pendengar sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya (diambil dari kehidupan nyata). Pembelajaran yang bernaung dalam strategi konstruktivistik adalah kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok (4 orang dalam satu kelompok) untuk saling membantu memecahakan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Dalam kooperatif, terdapat berbagai strategi sebagai berikut.
Jigsaw; Dalam jigsaw, siswa dikelompokkan ke dalam tim beranggotakan enam orang
yang mempelajari materi akademik yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa subbab. Misalnya, dari enam orang anggota kelompok saat mempelajari tema tokoh besar, masingmasing mempelajari riwayat hidup, prestasi awal, kemunduran yang dialami, dampak dan kiprahnya. Kemudian, para siswa kembali ke timnya dan bergantian menceritakan hasilnya. Belajar bersama (learning together); strategi ini melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok beranggotakan empat atau lima siswa heterogen untuk menangani tugas tertentu. Kemudian, mereka melaporkan tugas itu. Strategi belajar bersama lebih mengarah pada pembinaan kerjasama dan keberhasilannya. Penelitian Kelompok (Group Investigation) merupakan rencana organisasi kelas umum. Siswa bekerja dalam kelompok kecil dengan menggunakan inkuiri kooperatif (pembelajaran kooperatif yang bercirikan penemuan), diskusi kelompok, dan perencanaan, serta proyek kooperatif.
Strategi Partisipatori
Strategi pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu atau fasilitator. Berkaitan dengan penyikapan guru kepada siswa, partisipatori beranggapan bahwa: (1) setiap siswa adalah unik. Siswa mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang. (2) anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikir anak tidak selalu sama dengan jalan pikir orang dewasa. Orang dewasa harus dapat menyelami cara merasa dan berpikir
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 79
cycle). Proses tersebut sudah teruji sebagai suatu proses yang memenuhi tuntutan
pendidikan partisipatori. Ada dua rangkaian proses tersebut, yaitu: pertama, rangkai ulang ungkapan kaji urai kesimpulan tindakan; kedua, persepsi - identifikasi diri aplikasi diri penguatan diri pengukuhan diri refleksi diri. Semua strategi tersebut tentunya memperhatikan tujuan yang akan dicapai, bentuk pendidikannya, proses yang akan dilakukan, materi yang akan disajikan, media atau sarana yang perlu disiapkan, dan peran fasilitator/pemandu.
Strategi Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning atau
CTL) menawarkan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dalam belajar lebih
bermakna dan menyenangkan. Strategi yang ditawarkan dalam CTL ini diharapkan dapat membantu siswa aktif dan kreatif. Untuk itu, dalam menjalankan strategi ini, guru dituntut lebih kreatif pula. Dalam strategi ini ada tujuh elemen penting, yaitu: inkuiri (inquiry), pertanyaan
Masyarakat Belajar (learning community), penilaian autentik (authentic assessment), dan refleksi (reflection). Diharapkan ke tujuh unsur ini dapat diaplikasikan dalam keseluruhan proses pembelajaran. 4) Mengembangkan Langkah-langkah Kegiatan (Skenario) Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 80
81
82
83
89
90
Indikator
91
Kompetensi. Makalah Diklat Instruktur Guru Bahasa Indonesia SMP, 14 April s.d. 4
Mei 2004 di PPPG Bahasa, Jakarta. Muhammad, Hamid . 2005.Materi Pelatihan terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Postman, N. dan Weingartner, C. 1973. The School Book: For People who Want to Know what All the Hollering is about. New York: Delacorte Press. Purwo, Bambang Kaswanti. 1997. Pokok-pokok Pengajaran Bahasa dan Kurikulum 1994 :
92
Management and Policy: Retrospect and Prospect. London: The Farmer Press.
Slater, R.O. dan Teddlie, C. 1992. Toward a theory of school effectiveness and leadership.
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Bahasa Indonesia : VII/ 1 Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca cepat Menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit Mampu membaca cepat 200 kata per menit Mampu menjawab pertanyaan dengan benar 75% dari jumlah pertanyaan yang disediakan Mampu menyimpulkan isi bacaan Alokasi Waktu A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran dan latihan membaca cepat siswa dapat: a. Membaca cepat 200 kata per menit b. Menjawab pertanyaan dengan benar minimal 75% pertanyaan bacaan; c. menyimpulkan isi bacan dengan tepat. B. Materi Pokok Membaca Cepat Membaca cepat adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting. Dengan membaca cepat kita mampu mengakses informasi dengan cepat pula. Perkembangan informasi yang kian hari kian pesat menuntut keterampilan membaca cepat yang memadai pula. Namun, harus dipahami, kemampuan membaca cepat juga harus dibarengi dengan pemahaman yang baik terhadap bacaan yang dibaca. Kecepatan membaca yang diikuti dengan pemahaman membaca disebut membaca efektif. Satuan kemampuan membaca cepat biasanya disingkat kpm (kata permenit) artinya, jumlah kata yang dapat dibaca dan dipahami dalam satu menit. Untuk membaca dengan efektif, (memadukan kecepatan membaca dan tingkat penguasaan isi bacaan) diperlukan berbagai strategi dan teknik yang baik. Selain teknik juga diharapkan meninggalkan kebiasaan membaca yang tidak efektif.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 94
2 x 40 menit
96
97
NIP
NIP
Latihan Membaca Cepat Bahan Ajar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca cepat Menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata permenit Mampu membaca cepat 200 kata permenit Mampu menjawab pertanyaan dengan benar 75% dari jumlah pertanyaan yang disediakan Mampu menyimpulkan isi bacaan
98
Indikator Mampu membaca cepat 200 kata permenit Mampu menjawab pertanyaan dengan benar 75% dari jumlah pertanyaan yang disediakan Mampu menyimpulkan isi bacaan
Kegiatan 1 Membaca dan Memahami Isi Bacaan Membaca cepat adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting. Dengan membaca cepat kita mampu mengakses informasi dengan cepat pula. Perkembangan informasi yang kian hari kian pesat menuntut keterampilan membaca cepat yang memadai pula. Namun, harus dipahami, kemampuan membaca cepat juga harus dibarengi dengan pemahaman yang baik terhadap bacaan yang dibaca. Kecepatan membaca yang diikuti dengan pemahaman membaca disebut membaca efektif. Satuan kemampuan membaca cepat biasanya disingkat kpm (kata permenit) artinya, jumlah kata yang dapat dibaca dan dipahami dalam satu menit. Pada pelatihan berikut, kalian akan berlatih mengembangkan kemampuan membaca cepat kalian dengan berbagai variasi latihan. Berlatihlah dengan senang!
Kegiatan Pembelajaran Membaca Cepat dan Mengukur Kecepatan Membaca (200 Kata permenit) A. Setelah berlatih meningkatkan kemampuan membaca, kali ini kalian akan mengukur kecepatan membaca masing-masing. Ikutilah langkah pembelajaran berikut! 1. Lakukanlah kegiatan ini secara berpasangan dengan teman sebangkumu. 2. Tentukan siapa yang menjadi pembaca pertama dan kedua. 3. Bacalah bacaan berjudul Tom and Jerry yang Selalu Kejar-Kejaran di bawah. Catatlah berapa lama waktu yang dibutuhkan tersebut! untuk meyelesaikan teks bacaan
99
Dikutip dari Majalah Bobo Edisi Mei 2006 dengan perubahan seperlunya
Jumlah kata 420 kata B. Setelah membaca bacaan tersebut di atas, tutuplah bukumu kemudian dengarkan pertanyaan yang akan diajukan oleh gurumu. Jawablah pertanyaan tersebut dengan benar! Selanjutnya hitunglah kemampuan membaca kalian berdasarkan rumus di atas! Waktu tempuh baca :.............. detik Nama :......................... Nis : .......................... 1. Sejak kapankah film tom and Jerry diproduksi? a. 1947 b. 1977 b. Tom dan Jerry c. Tomy dan Jenny 3. Tom adalah seekor.. a. Anjing b. Tikus 4. Jerry adalah seekor? a. Anjing b. Tikus 5. Makanan apakah kesukaan Tom? a. Ikan b. Kacang c. Keju d. Kue c. Kucing d. Kelinci c. Kucing d. Kelinci c.1975 d. 1999 c. Tom dan Kerry d. Tommy dan Jenny Pilihlah jawaban yang paling tepat berdasarkan wacana di atas!
101
9. Keributan anatar Tom dan jerry dimulai karena.? b. Minuman dan kesalah pahaman d. Saling Jago-jagoan 10. Mengapa Jerry selalu mengalahkan Tom? a. Karena Jerry lebih besar b. Karena Jerry lebih kecil c. Karena Jerry lebih cerdik d. Karena Jerry lebih kuat
: :
Teks untuk Bahan Remedial Raja yang Sulit Tidur Suatu saat di istana Kerajaan Jayanala, baginda Raja yang bernama Sri Rama tengah mengalami kesulitan. Sudah beberapa hari belakangan ini, Raja Sri Rama sulit tidur dengan nyenyak. Sehingga beliau sering naik darah dan tidak dapat berkonsentrasi dalam memimpin kerajaannya. Atas saran para menteri kerajaan, baginda Raja pun mengadakan sayembara kepada para tabib. Tabib siapa pun yang dapat membuat baginda Raja tertidur akan dihadiahi sekantong emas. Tapi, hasilnya nihil. Tiada seorang tabib pun yang mampu membuat Raja tertidur lelap. Sehingga Raja menjadi murka dan membatalkan sayembara tersebut. Karena beliau belum juga dapat tertidur , akhirnya Raja memutuskan untuk pergi berburu binatang di hutan belantara sebagai pelarian atas rasa kecewanya. Dengan menaiki kuda kebanggannya dan disertai para prajurit dan beberapa menteri kerajaan, Raja memulai perburuannya ke hutan.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 102
103
104
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengamati beberapa contoh slogan/poster, siswa dapat: 1. mengidentifikasi jenis-jenis slogan/poster; 2. menjelaskan syarat-syarat penulisan slogan/poster: 3. menulis slogan/poster secara kreatif dengan menggunakan pilihan kata, kalimat yang menarik dan persuasif; 4. mengungkapkan makna slogan/poster yang telah ditulis; 5. mengubah slogan/poster menjadi paragraf persuasif. 2. Materi Penulisan Slogan/Poster a. Pengertian Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu. Isi slogan menggambarkan visi, tujuan, dan harapan dari sebuah kegiatan/ organisasi/ perusahaan. Poster adalah gambar yang berisi tulisan secukupnya yang bersifat sugestif. Tujuan pemasangan poster adalah agar informasi dalam poster itu diketahui umum sehingga menarik masyarakat untuk membeli, memakai, atau mengikuti isi poster tersebut. Iklan adalah beria pesanan untuk mendorong atau membujuk orang-orang agar tertarik pada barang atau jasa yang ditawarkan.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 105
106
Macam-macam Poster Poster Kegiatan Penerimaan Siswa Baru PENERIMAAN SISWA BARU SMP NEGERI 1 MAKASSAR TAHUN AJARAN 2010/2011 Di era globalisasi, semakin dituntut adanya peningkatan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, daftarkan diri anda pada sekolah favorit anda, yaitu SMP Negeri 1 Makassar Fasilitas belajar yang lengkap Guru berpengalaman Sarana yang lengkap Ayo ! ! ! Segera daftarkan diri kamu ! ! ! Pendaftaran dibuka mulai tanggal 5 9 Juli 2010 b. Sumber pembelajaran a. Buku teks bahasa dan sastra Indonesia b. Buku sumber yang relevan c. Seri pendalaman materi Bahasa Indonesia oleh Esis 6. Penilaian No 1. 2. 3. Indikator Mampu menunjukkan jenis-jenis slogan/poster Mampu menulis slogan/poster sesuai dengan konteks Mampu menyunting slogan/poster Teknik Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis Bentuk Instrumen Instrumen Tes uraian Tunjukkanlah jenis-jenis slogan/poster ! Tes uraian Tulislah slogan/poster dengan pilihan kata, kalimat yang menarik dan persuasif! Tes uraian Suntinglah slogan/poster karya temanmu !
108
5. Tulislah poster/slogan dengan pilihan kata, kalimat yang menarik dan persuasif ! Pedoman Penskoran No 1. Aspek Kalimat Deskriptor Ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik Kurang ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik Tidak ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik Sesuai dengan maksud slogan/poster Kurang sesuai dengan maksud slogan/poster Tidak sesuai dengan maksud slogan/poster Sesuai dengan tujuan pembuatan Kurang sesuai dengan maksud pembuatan Tidak sesuai dengan tujuan pembuatan Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 1
2. 3.
Gambar/logo Amanat/isi
6. Suntinglah poster/ slogan karya temanmu ! Pedoman penskoran No 1. 2. 3. 4. 5. Aspek Isi Logo Bentuk tulisan Kalimat Informasi Deskriptor Isi sesuai dengan konteks Isi kurang sesuai dengan konteks Isi tidak sesuai dengan konteks Sesuai dan menarik Kurang menarik Tidak menarik Ringkas, jelas, menarik Kurang ringkas, jelas, dan menarik Tidak ringkas, jelas, dan menarik Jelas, tepat sasaran, padat Kurang jelas, tepat sasaran, padat Tidak jelas, tepat sasaran, padat Mudah diterima dan bermakna Kurang bisa diterima dan bermakna Tidak bias diterima dan bermakna Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 15
Skor maksimal
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
109
Keterangan :
............................................. NIP
................................. NIP
110
Setelah menulis slogan/poster siswa diharapkan : Menunjukkan jenis-jenis slogan dan poster. Menulis slogan/ poster sesuai dengan konteks. Menyunting slogan/ poster.
Materi Pembelajaran A. Menulis Slogan dan Poster Kalian tentu sering melihat slogan dan poster yang terpampang di berbagai tempat umum, misalnya pinggir jalan raya. Slogan dan poster merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi yang memiliki ciri-ciri tersendiri dibandingkan dengan jenis penyampaian informasi lainnya. Agar sebuah slogan dan poster dapat meyakinkan pembacanya, slogan dan poster harus dibuat semenarik mungkin, baik secara isi maupun penampilan, dengan kreativitas kalian. Hal yang membedakan antara slogan dengan poster adalah berikut. 1. Isi atau muatan slogan berupa penjelasan mengenai tujuan ideologi suatu organisasi, golongan, dan sebagainya. 2. Isi atau muatan poster dapat berupa imbauan, ajakan, protes, penawaran produk, upaya pendidikan, dan penyaluran aspirasi tertentu. Slogan dan poster biasanya dituangkan dalam bentuk plakat, stiker, spanduk, baliho, dan sebagainya. Sebagai media informasi visual dan bersifat luar ruangan (outdoor), terutama poster, penggunaan format bahasa, bentuk tulisan, penyertaan gambar, dan
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 111
Poster
Poster adalah plakat yang dipasang di tempat umum dengan bahasa persuasif (pengumuman/ iklan). Pemasangan poster biasanya dilakukan dengan cara ditempel pada papan pengumuman yang telah tersedia. Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu. Isi slogan menggambarkan visi, tujuan, dan harapan dari sebuah kegiatan/ organisasi/ perusahaan. Poster adalah gambar yang berisi tulisan secukupnya yang bersifat sugestif. Tujuan pemasangan poster adalah agar informasi dalam poster itu diketahui umum sehingga menarik masyarakat untuk membeli, memakai, atau mengikuti isi poster tersebut. Iklan adalah beria pesanan untuk mendorong atau membujuk orang-orang agar tertarik pada barang atau jasa yang ditawarkan. Jenis-jenis Slogan/Poster Slogan atau poster memiliki beberapa jenis yang dapat dilihat sebagai berikut : 1) Pengumunan; tujuannya memberikan informasi kepada masyarakat, misalnya slogan/ poster kerja bakti. 2) Iklan ; tujuannya menawarkan barang atau jasa, misalnya slogan/ poster penawaran sabun mandi.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar
112
Matikan rokok, sebelum rokok mematikanmu Banyak baca banyak tahu Kecap ABC ....... nyata enaknya
113
PENERIMAAN SISWA BARU SMP NEGERI 1 MAKASSAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Di era globalisasi, semakin dituntut adanya peningkatan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, daftarkan diri anda pada sekolah favorit anda, yaitu SMP Negeri 1 Makassar Fasilitas belajar yang lengkap Guru berpengalaman Sarana yang lengkap Ayo ! ! ! Segera daftarkan diri kamu ! ! ! Pendaftaran dibuka mulai tanggal 5 9 Juli 2010
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar 114
Tagihan Tulislah slogan dan poster dengan tema emansipasi! Buatlah di kertas gambar dan warnailah! Lembar Kegiatan LEMBAR KEGIATAN SISWA Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Kompetensi Dasar Nama Kelompok Anggota : SMP Negeri 1 Makassar : Bahasa Indonesia : VIII /Genap : Menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang menarik dan persuasif. : .. : .. .. .. ..............
115
B.
C.
IKUTI MALAM PENTAS SENI MENAMPILKAN TARIAN DAN PEMENTASAN DRAMA KARYA ANAK BANGSA HARI/TANGGAL : SENIN, 27 Juli 2010 PUKUL : 10.00 WITA SELESAI TEMPAT : AULA SMP NEGERI 1 M AKASSAR DAPATKAN TIKET PADA SEKRETARIAT OSIS SMP NEGERI 1 MAKASSAR
2. Tulislah masing-masing satu slogan dan poster dengan pilihan kata dan kalimat menarik! 3. Suntinglah kalimat slogan dan poster yang telah dibuat temanmu!
116
Kompetensi Dasar: Menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang menarik serta persuasif. Nama Kelompok : ........................................ Anggota Jawaban 1. a................................................................................................................................ b................................................................................................................................ c................................................................................................................................. 2. Kalimat slogan .......................................................................................................... ........................................................................................................................ Kalimat poster ...................................................................................................... ................................................................................................................. Menyunting slogan / poster
.
: ........................................ ........................................
117
118
119
120
121
122