You are on page 1of 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS LANSIA

BY. BAHTIAR, SKM,MKES.

ASKEP KLP KHUSUS LANSIA


Pengertian
Rangkaian kegiatan proses keperawatan: pengkajian ,menganalisis suatu masalah kesehatan/ keperawatan, membuat diagnosis keperawatan; membuat perencanaan; melaksanakan perencanaan; serta melakukan evaluasi.

Tujuan
1. Agar Klp Khusus lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan kesehatan, sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hayatnya. 2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan mereka yang usianya telah lanjut dengan perawatan dan pencegahan. 3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klp khusus lanjut usia.

Lanjutan

4. Menolong dan merawat klp khusus lanjut usia yang menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu (baik kronis maupun akut). 5. Merangsang petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosis yang tepat dan dini bila mereka menemukan kelainan tertentu. 6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit/gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal). (Wahjudi Nugroho, 2008. Hal. 71)

Fokus Askep klp khusus Lanjut Usia


1. Peningkatan kesehatan 2. Pencegahan penyakit (preventif) 3. Mengoptimalkan fungsi mental 4. Mengatasi ganguan kesehatan yang umum ((Wahjudi Nugroho, 2008. Hal. 71)

Klp khusus lansia yang berada di keluarga, (sebagai individu atau kelompok), juga kelompok masyarakat (posyandu lansia/ karang werda /panti

PROSES KEPERAWATAN LANSIA


1.

Pengkajian Status kesehatan yang dikaji : aspek fisik, psikis, sosial, dan spiritual melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik Tujuan: a. Menentukan kemampuan Lansia dalam memelihara diri sendiri b Melengkapi data dasar untuk membuat rencana keperawatan, c. Memberi waktu pada lansia untuk berkomunikasi.

Pengkajian meliputi aspek:


1.

Fisik a. Wawancara 1) pandangan lanjut usia tentang kesehatannya 2) Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia 3) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri 4) Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran. 5) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil 6) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lanjut usia.

Lanjutan
7) Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan. 8) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat. 9) Masalah seksual yang dirasakan. b. Pemeriksaan fisik 1) Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk menetahui perubahan fungsi sistem tubuh. 2) Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah head to toe dan sistem tubuh.

Pengkajian
2. Psikologis a. Apakah mengenal masalah utamanya b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan c. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak d. Apakah memandang kehidupan dengan optimis e. Bagaimana mengatasi stres yang dialami f. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri g. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan h. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang i. Perlu dikaji jg mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah.

Pengkajian
3. Sosial ekonomi
a. Sumber keuangan lanjut usia b. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang c. Dengan siapa ia tinggal d. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia. e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah. g. Siapa saja yang biasa menguungi h. Seberapa besar ketergantungannya i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.

Pengkajian
4. Spiritual a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya. b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan. c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa. d. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakkal.

Melibatkan keluarga

Penanggungjawab kelompok lansia, kultural, tokoh masyarakat, serta petugas kesehatan

FORMAT PENGKAJIAN

DIKEMBANGKAN SESUAI DENGAN KEBERADAAN LANSIA

MINIMAL TERDIRI ATAS: DATA DASAR (IDENTITAS, ALAMAT, USIA, PENDIDIKAN, PEKERJAAN, AGAMA, SUKU BANGSA); DATA BIOPSIKOSOSIALSPIRITUALKULTURAL; LINGKUNGAN; STATUS FUNGSIONAL; FASILITAS PENUNJANG KESEHATAN YANG ADA; SERTA PEMERIKSAAN FISIK.

1. Diagnosa Keperawatan pada Kelompok Lansia 2. Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan Lansia 3. Diagnosa Diagnosa Keperawatan Individu
1. Gangguan Nutrisi 2. Gangguan Persepsi Sensorik 3. Gangguan Pendengaran 4. Gangguan Penglihatan 5. Kurang Perawatan Diri 6. Intoleransi Aktivitas 7. Gangguan Pola Tidur 8. Perubahan Pola Eliminasi 9. Gangguan Mobilitas Fisik 10. Risiko Cedera

11. Isolasi Sosial 12. Menarik Diri 13. Harga Diri Rendah 14. Cemas 15. Reaksi Berduka 16. Marah 17. Penolakan terhadap proses penuaan

1. DX KEP. PADA KELOMPOK LANSIA DI PANTI Risiko penurunan penglihatan ditandai dengan 80% lansia di panti X mengatakan tidak dapat melihat jauh, 20% lansia di panti X pernah jatuh diselokan karena tidak melihat jalan dengan jelas, 80% lansia dipanti X tampak lensa matanya keruh. 2. DX KEP. PADA KELUARGA DENGAN LANSIA Gangguan Sensori-Persepsi: Penglihatan pada Ibu S di Keluarga Bapak A yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat lansia dengan katarak. 3, DX KEP. SCR INDIVIDU Gangguan Sensori-Persepsi: Penglihatan yang berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan: 1. Sesuaikan dengan tujuan yang spesifik dimana diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar. 2. Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan 3. Kolaborasi dengan profesi kesehatan yang terkait 4.Tentukan prioritas. Klien mungkin sudah puas dengan kondisinya bengkitkan perubahan tetapi jangan dipaksakan, rasa aman dan nyaman adalah yang utama. 5. Sediakan waktu yang cukup untuk klien 6.Dokumentasikan rencana keperawatan yang telah dibuat.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada lansia: 1. Menumbuhkan dan membina hubungan saling percaya dengan cara memenggil nama klien. 2. Menyediakan penerangan yang cukup: cahaya matahari, ventilasi rumah, hindarkan dari cahaya yang silau, penerangan di kamar mandi, dapur dan ruangan lain spanjang waktu. 3. Meningkatkan ransangan panca indra melalui buku-buku yang dicetak besar dan berikan warna yang dapat dilihat. 4. Mempertahankan dan melatih daya orientasi realita: kalender, jam, foto-foto, serta banyaknya jumlah kunjungan. 5. Memberikan perawatan sirkulasi: hindari pakaian yang sempit, mengikat/ menekan, mengubah posisi, dukung untuk melakukan aktivitas, serta melakukan penggosokan pelan-pelan waktu mandi.

6. Memberikan perawatan pernapasan dengan membersihkan hidung, melindungi dari angin, dan meningkatkan aktivitas pernapasan dengan latihan napas dalam (latihan batuk). Hati-hati dengan terapi oksigen, perhatikan tanda-tanda gelisah, keringat berlebihan, gangguan penglihatan, kejang otot, dan hipotensi. 7. Memberikan perawatan pada organ pencernaan: beri makan porsi kecil tapi sering, beri makan yang menarik dan dalam keadaan hangat, sediakan makanan yang disukai, makanan yang cukup cairan, banyak makan sayur dan buah, berikan makanan yang tidak membentuk gas, serta sikap fowler waktu makan. 8. Memberikan perawatan genitourinaria dengan mencegah inkontinensia dengan menjelaskan dan memotivasi klien untuk BAK tiap 2 jam serta obsevasi jumlah urine pada saat akan tidur. Untuk seksualitas, sediakan waktu untuk konsultasi. 9. Memberikan perawatan kulit. Mandi: Gunakan sabun yang mengandung lemak, hindari menggosok kulit dengan keras, potong kuku tangan dan kaki, hindari menggaruk dengan keras, serta berikan pelemban (lotion) untuk kulit.

10.Memberikan perawatan muskuloskeletal: bergerak dengan keterbatasan, ubah posisi tiap 2 jam, cegah osteoporosis dengan latihan, lakukan latihan aktif/pasif, serta anjurkan keluarga untuk membuat klien mandiri. 11.Memberikan perawatan psikososial: jelaskan dan motivasi untuk sosialisasi, bantu dalam memilih dan mengikuti aktivitas, fasilitasi pembicaraan, sentuhan pada tangan untuk memelihara rasa percaya, berikan penghargaan, serta bersikap empati. 12. Memelihara keselamatan: usahakan agar pagar tempat tidur (pengaman) tetap dipasang, posisi tempat tidur yang rendah, kamar dan lantai tidak berantakan dan licin, cukup penerangan, bantu untuk berdiri, serta berika ;penyangga pada waktu berdiri bila diperlukan.

You might also like