You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penduduk memiliki fungsi ganda dalam perekonomian. Dalam konteks pasar, penduduk berada pada di sisi permintaan dan di sisi penawaran. Di sisi permintaan, penduduk adalah konsumen, dimana sumber permintaannya berupa barang-barang dan jasa. Di sisi penawaran, penduduk adalah produsen, dimana penduduk tersebut pengusaha atau pedagang atau bahkan tenaga kerja, yang semata-mata mereka itu pekerja. Dalam konteks pembangunan, pandangan terhadap penduduk dibagi menjadi dua, yakni ada yang menganggap sebagai penghambat pembangunan, ada juga yang menganggapnya sebagai pemacu pembangunan. Sebagaimana kegiatan lainnya yang diatur oleh peraturan, dalam ketenagakerjaan pun terdapat kebijaksanaan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dan membawa keuntungan seperti apa yang sudah menjadi tujuan negara . Berlangsungnya kegiatan produksi adalah berkat adanya orang yang membeli dan mengkonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Konsumsi dari penduduk inilah yang menimbulkan permintaan agregat. Pada gilirannya, peningkatan konsumsi agregat memungkinkan usaha-usaha produktif untuk berkembang, penduduk. Dalam kehidupan sehari-hari sering muncul berbagai pertanyaan yang terkadang sedikit membingungkan, Apakah pada akhirnya penduduk merupakan pemacu atau justru menjadi penghambat pembangunan ?, dimana persoalannya bukan semata-mata terletak pada besar atau kecil jumlahnya. Akan tetapi juga bergantung pada kapasitas penduduk tersebut, baik selaku begitu pula perekonomian secara keseluruhan. Jadi, perkembangan ekonomi turut ditentukan oleh permintaan yang muncul dari

konsumen atau sumber permintaan maupun selaku produsen atau sumber pemawaran. Pertanyaan-pertanyaan seperti hal di atas sering kali muncul. Mungkin akan lebih banyak lagi pertanyaan berkait dengan penduduk serta ketenagakerjaan,khususnya yang ada di Indonesia. Namun semua itu adalah bagian dari masalah ekonomi yang nantinya akan menjadi bagian penyelesaian dari kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah untuk negara Indonesia. Adapun penyusun membuat makalah ini tidak hanya sekedar untuk iseng dibaca, tetapi makalah ini tidak lain ditujukan bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin belajar dan mampu memahami apa yang dialami negara berkaitan dengan Penduduk dan Tenaga Kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari pembahasan dalam makalah ini, di antaranya: 1. Apa variabel-variabel yang terkait dengan kependudukan Indonesia ? 2. Bagaimana karakteristik kependudukan Indonesia? 3. Apakah ketenagakerjaan itu? 4. Bagaimana pekerjaan dan tingkat upah di Indonesia ? 5. Bagaimana kebijaksanaan kependudukan dan ketenagakerjaan ?

1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan mahasiswa STIE PERBANAS. Secara terperinci, tujuan dari penyusunan makalah ini, di antaranya: 1. Mahasiswa sebagai generasi penerus diharapkan dapat memahami permasalahan bidang ketenagakerjaan di Indonesia 2. Mengetahui berbagai kebijakan pemerintah dalam mengatur ketenagakerjaan

3. Memberikan informasi berbagai hal yang dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi mahasiswa mengenai penduduk serta ketenagakerjaan.

1.4 Manfaat
Dangan adanya tujuan dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh apabila hal-hal yang disampaikan dapat dipahami, dipelajari, dan ditanggapi sesuai dengan kenyaatan yang ada sebagaimana mestinya, di antaranya: 1. Dapat menjadikan mahasiswa menjadi lebih kritis dalam menanggapi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan tenaga kerja 2. Dapat mengetahui hubungan atau timbal balik penduduk atas ketenagakerjaan dengan perekonomian di Indonesia 3. Dapat meningkatkan kualitas mahasiswa sebagai sumber daya menusia yang handal dengan memahami perekonomian Indonesia khususnya dalam hal ketenagakerjaan.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Variabel-variabel kependudukan Indonesia
Dengan semakin menglobalisasinya jaman seperti sekarang ini, migrasi internasional semakin sangat mudah berlangsung, gagasan tentang batas maksimum terhadap jumlah ideal penduduk menjadi tidak relevan. Tekanan masalah kependudukan terhadap pembangunan, sesungguhnya tidak terlalu berhubungan dengan aspek jumlah penduduk, melainkan lebih terkait dengan variabel-variabel lain atas kependudukan dan karakteristik penduduk yang bersangkutan. Variabel-variabel tersebut misalnya : 1. Sebaran, 2. Komposisi, 3. Kepadatan, 4. Pertumbuhan penduduk. Sedangkan untuk karakteristik tersebut dimaksudkan dengan : 1. Tingkat pendapatan, 2. Kesehatan, 3. Pendidikan. Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia bukan hanya memiliki penduduk dalam jumlah besar. Akan tetapi juga menghadapi masalah sebaran yang kurang merata dan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Dilihat dari perspektif spasial, sebagian besar penduduk Indonesia bermukim di daerah pedesaan. Sedangkan dilihat dari perspektif regional, mayoritas penduduk bermukim di pulau Jawa, khususnya ibu kota, Jakarta. Sedangkan untuk daerah yang jarang penduduknya yakni propinsi Irian Jaya. Oleh karena itu ketidakmerataan jumlah penduduk antardaerah menimbulkan masalah urbanisasi. Arus urbanisasi yang deras berdampak pada munculnya

masalah bagi kota yang didatangi, menyangkut penyediaan lapangan kerja, pemukiman, kriminalitas, dan masalah-masalah sosial lainnya. Masalahmasalah serupa timbul akibat ketidakmerataan jumlah penduduk antarwilayah.

2.2 Karakteristik kependudukan Indonesia


Dalam hal ini komposisi penduduk Indonesia berdasarkan jenis kelamin diperkirakan tidak akan berubah, penduduk berjeniskan kelamin perempuan akan masih tetap lebih banyak dari pada laki-laki. Sebenarnya pemerintah telah mengeluarkan atau membuat kebijakan dalam Repelita VI dimana, pemerintah menargetkan untuk bisa menekan angka kelahiran kasar dan kematian kasar, yang mungkin hal itu juga yang diharapkan pemerintah atas angka kematian bayi di Indonesia. Berdasarkan komposisi umur, penduduk Indonesia tergolong berstruktur usia muda. Dimana bisa kita lihat dari beberapa tahun lalu, berdasarkan pelita V, sebanyak 43,63 juta dari 189,13 juta (sekitar 23 %) penduduk berumur kurang dari 10 tahun dan 43,10 juta (22,79%) berumur antara 10-19 tahun. Namun berdasarkan pertumbuhan, tentunya proporsi tersebut mengalami perubahan, khususnya untuk usia penduduk yang produktif. Pergeseran komposisi usia penduduk ini, tentu saja berdampak pada aspek ketenagakerjaan. Aspek tersebut juga dipengaruhi oleh komposisi berdasarkan tingkat pendidikan seseorang. Dimana tingkat pendidikan penduduk di Indonesia pada umumnya masih rendah. Pola ketimpangan pendidikan secara spasial, tetap sama untuk jenjang yang lebih tinggi, namun kenyataannya kondisi di daerah pedesaan umumnya lebih memprihatinkan.

2.3 Ketenagakerjaan
Secara garis besar penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk yang tergolong sebagai Tenaga kerja ialah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja, dimana batas usia kerja di tiap negara tersebut berbeda.

2.3.1 Konsep dan Definisi


Tenaga kerja dibedakan lagi ke dalam 2 kelompok yakni, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara sedang tidak bekerja, dan yang sedang mencari kerja. Sedangkan untuk tenaga kerja yang bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan (pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga yang bukan wanita karir) serta menerima imbalan yang bukan merupakan imbalan atas jasa kerjanya. Angkatan kerja sendiri masih dikelompokan menjadi 2 subkelompok yaitu, pekerja dan penganggur. Pekerja ialah orang yang mempunyai pekerjaan, memang sedang bekerja dan orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan tidak bekerja. Penganggur ialah orang yang tidak memiliki pekerjaan atau yang mencari pekerjaan. Orang semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur terbuka. Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja dibedakan menjadi 3 subkelompok yakni, penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga (tanpa mendapat upah), serta penerima pendapat lain. Dalam konsep pemilah-pemilahan penduduk terdapat pendekatan-pendekatan, yang biasanya disebut dengan pendekatan angkata kerja, dari pendekatan tersebut bisa juga diambil alternatif lain yakni pendekatan pemanfaatan tenaga kerja

2.3.2 Angkatan Kerja Indonesia


Angakat pertumbuhan kerja yang ada yang di Indonesia, dengan mengalami cepatnya sangat cepat, tentunya

pertumbuhan tersebut akan membawa baban tersendiri bagi perekonomian yakni dalam hal penciptaan atau perluasan lapangan

kerja. Jika lowongan kerja baru tidak mampu menampung semua angkata kerja baru, maka sebagian angkatan kerja baru tersebut akan memperpanjang barisan orang-orang yang menganggur. Kerawanan lainnya yakni, semakin runyamnya permasalahan yang ada, tidak semata-mata masalah jumlah, dimana dari jumlah yang diminta mampu menyerap jumlah yang ditawarkan, selain itu juga masalah mutu patut diperhitungkan.

2.3.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Pengangguaran


Dari data ketenagakerjaan, dapat diketahui dan dihitung berbagai konsep yang berkaitan dengan tingkat pengerjaan dan tingkat pengangguran.konsep yang dimaksud adalah tingkat partisipasi angkatan kerja, tingkat pengerjaan, dan tingkat pengangguran. Pemahaman tentang situasi pasar tenaga kerja, berguna bukan hanya sebagai perumusan kebijaksanaan, ketenagakerjaan dan penciptaan kesempatan kerja. Akan tetapi juga bagi perumusan kebijaksanaan kependudukan dan sumber daya manusia secara keseluruhan.

2.4 Pekerjaan dan Tingkat Upah


Sebaran pekerjaan angkatan kerja dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu, berdasarkan lapangan pekerjaan, status pekerjaan dan jenis pekerjaan. Sebaran angkatan kerja berdasarkan lapangan pekerjaan, menggambarkan di sektorsektor produksi apa atau mana saja para pekerja menyandarkan sumber nafkahnya. Sebaran menurut status pekerjaan menjelaskan kedudukan pekerja di dalam pekerjaan yang dimiliki atau dilakukannya. Adapun sebaran menurut jenis pekerjaan menunjukkan kegiatan konkret apa yang dikerjakan oleh pekerja yang bersangkutan.

2.4.1 Jam Kerja


Seseorang dikatakan telah bekerja penuh apabila jumlah jam kerjanya telah mencapai yang setidak-tidaknya 35 jam dalam seminggu. Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari seluruh pekerja yang ada bisa diperkirakan hanya 58% saja yang bekerja penuh.

Selebihnya bekerja secara tidak penuh (kurang dari 35 jam/minggu). Oleh karena itu, tingkat semi-pengangguran di Indonesia cukup besar, tentunya apabila cara kerja karyawan seperti itu.

2.4.2 Tingkat Upah


Upah tertinggi bagi karyawan yang berstatus karyawan atau buruh adalah sektor pertambangan atau bisa juga diartikan sektor pemerintah. Tingkat upah para pekerja di Indonesia, khususnya pekerja rendahan atau buruh kasar yakni sangat rendah. Hal itu bisa diukur dengan membandingkan dengan kebutuhan fisik minimum mereka. Kesenjangan upah buruh berlangsung pula antarjenjang. Hal ini bisa ditelaah melalui perbandingan upah rata-rata tertinggi terhadap upah rata-rata terendah, tentunya yang mereka dapatkan dari perusahaan tempat bekerja mereka.

2.5 Kebijaksanaan Kependudukan dan Ketenagakerjaan


Bisa ditilik dari pembangunan kependudukan dalam PJP II diarahkan pada peningkatan kualitas penduduk dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Dengan peningkatan kualitas penduduk, dimaksudkan adalah peningkatan kualitas kehidupan dan kemampuan manusia khususnya masyarakat Indonesia sebagai pelaku utama dan sasaran pembangunan. Di bidang ketenagakerjaan, penciptaan dan perluasan lapangan kerja terus diupayakan terutama melalui peningkatan dan pemerataan pembangunan. Pengendalian pertumbuhan penduduk ditempuh antara lain melalui gerakan keluarga berencana guna mewujudkan norma keluarga sejahtera. Dalam hal persebaran penduduk, program transmigrasi di masa datang ini lebih diarahkan pada transmigrasi swakarsa. Dimana program atau kebijakan yang dilakukan, yakni : a. peningkatan kualitas penduduk, melalui program perluasan pendidikan dan perbaikan mutu pendidikan

b. pengendalian pertumbuhan dan kualitas penduduk, melalui program keluarga berencana, perbaikan layanan kesehatan dasar c. pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, melalui program transmigrasi, pemerataan pembangunan antarwilayah d. pendayagunaan dan kesejahteraan penduduk untuk usia lanjut. Untuk mencapai sasaran sesuai dengan apa yang telah ditentukan melalui kebijakan tersebut yakni: a. pembinaan dan pengembangan kesempatan kerja dan produktivitas b. pendayagunaan dan penyebaran tenaga kerja c. pelatihan dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja, yang mungkin melalui program kemitraan pelatihan serta perbaikan metode atau sistem informasi pelatihan d. pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka penyusun menarik kesimpulan yang secara terperinci dapat ditarik kesimpulankesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa variabel kependudukan komposisi, yang mendukung serta ketenagakerjaan seperti, sebaran, kepadatan,

pertumbuhan penduduk. 2. Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan jenis kelamin diperkirakan tidak akan berubah, penduduk berjeniskan kelamin perempuan akan masih tetap lebih banyak dari pada laki-laki. Namun komposisi tersebut juga ditentukan berdasarkan tingkat pendidikan seseorang. 3. Secara garis besar penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. 4. Sebaran pekerjaan angkatan kerja dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu, berdasarkan lapangan pekerjaan, status pekerjaan dan jenis pekerjaan. Selain itu jam kerja dan upah patut untuk dijadikan faktor penting dalam ketenagakerjaan. 5. Peningkatan kualitas penduduk dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, merupakan salah satu kebijakan yang diambil pemerintah dalam pengaturan ketenagakerjaan. Sebab peningkatan kualitas kehidupan dan kemampuan manusia khususnya masyarakat Indonesia sebagai pelaku utama dapat membantu pembangunan nasional.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyusun kemukakan, diantaranya: 1. Diharapkan mahasiswa dapat memahami keterkaitan penduduk terhadap ketenagakerjaan di suatu negara.

10

2. Diharapkan apa yang menjadi kebijaksanaan pemerintah dapat terwujud sebagaimana yang sudah menjadi tujuan awal. 3. Agar apa yang telah disusun dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, mahasiswa selayaknya benar-benar mempelajari berbagai hal menyangkut usaha pemerintah sehingga mampu menanggapi berbagai kasus menyangkut tenaga kerja.

11

You might also like