You are on page 1of 10

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Klasifikasi Boiler 1. a. Air BW PT. Indonesia Power Jenis ketel : Ketel pipa air Tekanan : 104 kg/cm2 Kapasitas : 210 ton/jam Suhu : 510 0C Waktu Pengambilan : 7 Mei 2012, Pukul 08.00 WIB b. Air BFW PT. Indonesia Power Jenis ketel : Ketel pipa air Tekanan : 104 kg/cm2 Kapasitas : 210 ton/jam Suhu : 85 0C Waktu Pengambilan : 7 Mei 2012, Pukul 08.00 WIB

2.

a. Air BW Hotel Novotel Jenis ketel : Ketel pipa air Tekanan : 1050 kPa Kapasitas : 0,509 kL Suhu : 186 0C Waktu Pengambilan : 7 Mei 2012 Pukul 15.00 WIB b. Air BFW Hotel Novotel Jenis ketel : Ketel pipa air Tekanan : 150 kPa Kapasitas : 2750 kL Suhu : 880C Waktu Pengambilan : 7 Mei 2012 Pukul 15.00 WIB

IV-1

IV-2 Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

IV.2. Hasil Percobaan Tabel IV.2.1. Hasil Pengukuran pada Analisa pH Air Ketel PT. Air Ketel Hotel Indonesia Power Novotel Parameter BFW BW BFW BW pH 8,045 6,945 7,01 6,91

Tabel IV.2.2. Hasil Pengukuran pada Analisa TDS Air Ketel PT. Air Ketel Hotel Indonesia Power Novotel Parameter BFW BW BFW BW TDS 193,55 121,45 258,65 444,85

Tabel IV.2.3. Hasil Pengukuran Volume Titrasi pada Analisa Alkalinitas Volume titrasi H2SO4 0,02 N (ml) No Sampel BFW BW Indikator V1 V2 Vrata2 V1 V2 Vrata2 PT. PP 16,9 15 15,95 0 0 0 1 Indonesia MO 9,1 8,8 8,95 2 1,8 1,9 Power PP 0 0 0 0 0 0 Hotel 2 Novotel MO 2,9 3 2,95 5 4 4,5

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA

IV-3 Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

Tabel IV.2.4. Hasil Pengukuran Volume Titrasi pada Analisa Ca Hardness Volume titrasi EDTA 0,01 N (ml) No Sampel V1 1 2 PT. Indonesia Power Hotel Novotel 4 6,4 BFW V2 10, 8 5,1 Vrata2 7,4 5,75 V1 0,5 6,5 BW V2 1 9,5 Vrata2 0,75 8

Tabel IV.2.5. Hasil Pengukuran Volume Titrasi pada Analisa Total Hardness Volume titrasi EDTA 0,01 N (ml) No Sampel V1 1 2 PT. Indonesia Power Hotel Novotel 12,9 60 BFW V2 21 68 Vrata2 16,95 64 V1 30 21 BW V2 38 21,5 Vrata2 34 21,25

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA

IV-4 Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

IV.3. Hasil Perhitungan Tabel IV.3.1. Perhitungan sampel BW dan BFW PT. Indonesia Power dan perbandingan dengan SNI 7268:2009 Parameter pH TDS (ppm) P alkalinitas (mg CaCO3/L) M alkalinitas (mg CaCO3/L) Ca Hardness (mg CaCO3/L) Total Hardness (mg CaCO3/L) Boiler Water (BW) Hasil SNI Ket Tidak 6,945 11-11.8 Sesuai Max 121,45 Sesuai 4200 0 76 0,0003 80-600 100-800 max 100 max 1000 Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Boiler Feed Water (BFW) Hasil SNI Ket 8,045 193,55 638 358 0,00296 7-9 Max 1500 80-600 100-800 max 100 Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai

0,226

Sesuai

0,113

max 80

Sesuai

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA

IV-5 Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

Tabel IV.3.2. Perhitungan sampel BW dan BFW Hotel Novotel dan perbandingan dengan SNI 7268:2009 Boiler Water (BW) Boiler Feed Water (BFW) Parameter Hasil SNI Ket Hasil SNI Ket Tidak pH 6,91 11-11.8 7,01 7-9 Sesuai Sesuai Max Max TDS (ppm) 444,85 Sesuai 258,65 Sesuai 4200 1500 P alkalinitas Tidak Tidak (mg 0 80-600 0 80-600 Sesuai Sesuai CaCO3/L) M alkalinitas (mg 180 100-800 Sesuai 118 100-800 Sesuai CaCO3/L) Ca Hardness (mg 0,0032 max 100 Sesuai 0,0023 max 100 Sesuai CaCO3/L) Total Hardness max 0,141 Sesuai 0,427 max 80 Sesuai (mg 1000 CaCO3/L) IV.4. Pembahasan Tujuan dari percobaan Analisa Air Boiler ini adalah untuk mengetahui nilai pH, kandungan P alkalinitas, M alkalinitas, Ca hardness dan Total hardness dari sampel air boiler dan air umpan boiler PT. Indonesia Power serta air boiler dan air umpan boiler Hotel Novotel. Hasil percobaan analisa boiler ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Analisa pH pH atau yang disebut dengan derajat asam, dapat dikatakan sebagai konsentrasi atau aktivitas ion-ion hidrogen. Untuk mengetahui tentang koefisien aktivitas ion hidrogen : pH = - log [ H+ ]
(Dr.J.Underwood,1993) Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA

IV-6 Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

Pada percobaan ini, pengukuran pH sampel air umpan boiler dan air boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel dilakukan dengan menggunakan pH meter. Di mana pH meter merupakan seperangkat alat mengukur pH dan potensial elektroda tanpa aliran arus dan sekaligus menguatkan sinyal yang ditimbulkan pada elektroda gelas dengan suatu tabung elektrik.
(S.M.Khopkar, 2002)

Dari analisa yang telah dilakukan, pada sampel air umpan boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan pH sebesar 8,045 dan 7,01. Hal ini sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air umpan boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai pH yaitu 7-9. Sedangkan pada sampel air boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan pH sebesar 6,945 dan 6,91. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai pH yaitu 11-11,8.
(SNI 7268:2009)

Ketidaksesuaian hasil pengukuran pada analisa pH pada literatur dengan hasil percobaan kami dipengaruhi beberapa faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian tersebut, yaitu alat percobaan yang digunakan kurang bersih saat dipakai, kurangnya keakurasian alat pHmeter, air yang digunakan untuk mengkalibrasi pHmeter sudah tidak netral lagi pHnya. Pada air boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, pH yang didapat terlalu asam, sehingga untuk menaikkan pH hingga sesuai dengan SNI yaitu 11-11,8 maka dapat diinjeksi dengan NaOH. Analisa TDS (Total Dissolved Solid) Konduktivitas dapat digunakan sebagai pengetesan untuk menentukan jumlah TDS (Total Dissolved Solid) dalam air. Penentuan TDS air ketel maupun sirkulasi air pendingin, dengan konduktivitas juga sangat membantu dalam pengaturan rate blowdown.
(Pincus, Leo I, 1962)

Dari analisa yang telah dilakukan, pada sampel air umpan boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan TDS
Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA

IV-7 Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

sebesar 193,55 ppm dan 258,65 ppm. Hal ini sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air umpan boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai TDS yaitu maksimum 1500 ppm. Sedangkan pada sampel air boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan TDS sebesar 121,45 ppm dan 444,85. Hal ini sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai TDS yaitu maksimum 4200 ppm.
(SNI 7268:2009)

Analisa Alkalinitas Alkalinitas pada air biasanya memiliki komposisi terdiri dari karbonat, bikarbonat, dan hidroksida. Namun ionion lainnya seperti borat, silikat, dan phosphat juga sebagian kecil mendukung total alkalinitas. Alkalinitas pada air alami secara normal mengandung kalsium dan magnesium bikarbonat.
(Leo I, Pincus,1962)

a. P-alkalinitas P-Alkalinitas adalah jumlah ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO-) dan hidroksida (OH-) dalam air. Cara pengukuran menggunakan titrasi (volumetric) asam kuat (H2SO4) dengan indikator PP (phenolphthalein).
(Ir.Agung Subyakto,1997)

Dari analisa yang telah dilakukan, pada sampel air umpan boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan PAlkalinitas sebesar 638 mg CaCO3/L dan 0 mg CaCO3/L. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air umpan boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai P-Alkalinitas sebesar 80-600 mg CaCO3/L. Sedangkan pada sampel air boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan P-Alkalinitas sebesar 0 mg CaCO3/L dan 0 mg CaCO3/L. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai PAlkalinitas sebesar 80-600 mg CaCO3/L.
(SNI 7268:2009)

Ketidaksesuaian hasil pengukuran pada analisa PAlkalinitas pada literatur dengan hasil percobaan kami dipengaruhi beberapa faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian tersebut, yaitu alat percobaan yang digunakan
Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA

IV-8 Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

kurang bersih saat dipakai, terlalu banyak memberikan indikator PP. Pada air umpan boiler dan air boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, nilai P-Alkalinitas tidak sesuai. Cara penangannannya adalah dengan menambahkan kaustik soda (NaOH) karena dapat menambah nilai alkalinitas secara drastis.
(http://ipmomipaiton.angelfire.com/dasar1.htm)

b. M-alkalinitas M- Alkalinitas adalah jumlah ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO-) dan hidroksida (OH-) dalam air. Cara pengukuran menggunakan titrasi (volumetric) asam kuat (H2SO4) dengan indicator MO (methyl orange).
(Ir.Agung Subyakto,1997)

Dari analisa yang telah dilakukan, pada sampel air umpan boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan MAlkalinitas sebesar 358 mg CaCO3/L dan 118 mg CaCO3/L. Untuk sampel air boiler Hotel Novotel didapatkan M-Alkalinitas sebesar 180 mg CaCO3/L. Hal ini sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air umpan boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai M-Alkalinitas sebesar 100-800 mg CaCO3/L. Sedangkan pada sampel air boiler PT. Indonesia Power, didapatkan M-Alkalinitas sebesar 76 mg CaCO3/L Hal ini tidak sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai M-Alkalinitas sebesar 100-800 mg CaCO3/L.
(SNI 7268:2009)

Ketidaksesuaian hasil pengukuran pada analisa MAlkalinitas pada literatur dengan hasil percobaan kami dipengaruhi beberapa faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian tersebut, yaitu alat percobaan yang digunakan kurang bersih saat dipakai, terlalu banyak memberikan indikator MO. Pada air umpan boiler dan air boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, nilai M-Alkalinitas tidak sesuai. Cara penangannannya adalah dengan menambahkan kaustik soda (NaOH) karena dapat menambah nilai alkalinitas secara drastis.
(http://ipmomipaiton.angelfire.com/dasar1.htm) Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA

IV-9 Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

Ca Hardness Kesadahan (hardness) adalah ukuran jumlah logam alkali (kalsium) yang ada dalam air. Pengukuran biasanya dilakukan secara volumetrik menggunakan reagen EDTA, sedangkan parameter yang diukur pada Ca Hardness adalah ion Ca2+.
(Ir.Agung Subyakto, 1997)

EDTA (etilen diamin tetra asetat) merupakan ligan seksidentat yang berpotensi, yang dapat berkoordinasi dengan ion logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil. EDTA dapat membentuk kompleks 1:1 dengan ion logam, larut dalam air dan karenanya dapat dipergunakan sebagai titran logam.
(Dr.J.Underwood, 1993)

Dari analisa yang telah dilakukan, pada sampel air umpan boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan Ca Hardness sebesar 0,00296 mg CaCO3/L dan 0,0023 mg CaCO3/L. Sedangkan pada sampel air boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan Ca Hardness sebesar 0,0003 mg CaCO3/L dan 0,0032 mg CaCO3/L. Hal ini sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air umpan boiler dan air boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai Ca Hardness maksimum 100 mg CaCO3/L.
(SNI 7268:2009)

Total Hardness Kesadahan (hardness) adalah ukuran jumlah logam alkali (kalsium, magnesium) yang ada dalam air. Pengukuran biasanya dilakukan secara volumetric menggunakan reagen EDTA
(Ir.Agung Subyakto, 1997)

EDTA (etilen diamin tetra asetat) merupakan ligan seksidentat yang berpotensi, yang dapat berkoordinasi dengan ion logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil. EDTA dapat membentuk kompleks 1:1 dengan ion logam, larut dalam air dan karenanya dapat dipergunakan sebagai titran logam.
(Dr.J.Underwood, 1993)

Dari analisa yang telah dilakukan, pada sampel air umpan boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan Total
Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA

IV-10 Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

Hardness sebesar 0,113 mg CaCO3/L dan 0,427 mg CaCO3/L. Hal ini sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai Total Hardness maksimum 80 mg CaCO3/L. Sedangkan pada sampel air boiler PT. Indonesia Power dan Hotel Novotel, didapatkan Total Hardness sebesar 0,226 mg CaCO 3/L dan 0,141 mg CaCO3/L. Hal ini sesuai dengan SNI 7268:2009 untuk air boiler tekanan 10-20 kg/cm2 nilai Total Hardness maksimum 1000 mg CaCO3/L.
(SNI 7268:2009)

Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA

You might also like