You are on page 1of 4

Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam

Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk al-
Quran dan al hadis. Jika diperhatikan al-Quran maupun hadis dapat dijumpai berbagai
istilah yang mengacu kepada baik, dan ada pula istilah yang mengacu kepada yang buruk.
Diantara istilah yang mengacu kepada yang baik misalnya al-hasanah, thayyibah, khairah,
karimah, mahmudah, azizah dan al-birr.
Al-hasanah sebagaimana dikemukakan oleh Al Raghib al-Asfahani adalah suatu
istilah yangdigunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau dipandang baik. Al-
hasanah dapat dibagi menjadi 3 bagian. Pertama hasanah dari segi akal, kedua dari segi hawa
nafsu atau keinginan dan hasanah dari segi panca indra. Lawan dari al-hasanah adalah al-
sayyiah. Yang etrmasuk al-hasanah misalnya keuntungan, kelapangan rezki dan
kemenangan. Sedangkan yang termasuk al-sayyiah misalnya kesempitan, kelaparan dan
keterbelakangan. Pemakaian al-hasanah tersebut kita jumpai pada ayat berikut
7vu1- _O) O):Ec El)4O
gOE'g4^) gOgNOE^-4
gO4L=OO4^- W
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. (QS.
Al-Nahl, 16:125)
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil.

}4` 47.~E} gOE4=OE^) N-
OOE= Ogu+g)` W }4`4 47.E_
gOEj1OO) E O4O^_7
-g~-.- W-OUgE
g4*j1OO- ) 4` W-O+^~E
]OUEu4C ^gj
84. Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, Maka baginya (pahala) yang
lebih baik daripada kebaikannya itu; dan Barangsiapa yang datang dengan (membawa)
kejahatan, Maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan
kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. al-
Qashash, 28:84)

Adapun kata at-thayyibah khusus digunakan untuk mwnggambarkan sesuatu yang
member kelezatan kepada panca indra dan jiwa, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan
sebagainya. Lawannya adalah al-qabihah artinya buruk. Hal ini terdapat dalam firman Allah
yang berbunyi
E4U^U4 N:^OU4 4E4^-
4L^4O^4 N7^OU4 O}E^-
O4OUOO-4 W W-OU7 }g`

ge4:j1C 4` 7E4^~Ee4O W 4`4
4^OU }4 W-EO+^~E
_=O^ 4pO)U;4C ^)_
57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan
"salwa". makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan
tidaklah mereka Menganiaya kami; akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka
sendiri. (QS. al-Baqarah, 2:57)

Salah satu nikmat Tuhan kepada mereka Ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu
mereka berjalan di panas terik padang pasir. manna Ialah: makanan manis sebagai madu.
Salwa Ialah: burung sebangsa puyuh.

Selanjutnya kata al khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baik oleh
seluruh umat manusia, seperti berakal, adil, keutamaan dan segala sesuatu yang bermanfaat.
Lawannya adalah al-syarr. Seperti dalam firman berikut
_ }4`4 4vOC> -LOOE= Ep) -.-
vOgE- v1)U4N ^)g
158. Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha mengetahui.

Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-Nya, mema'afkan
kesalahannya, menambah nikmat-Nya dan sebagainya. (QS. al-Baqarah, 2:158)

Adapun kata al mahmudah digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utama
sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT. Dengan demikian kata
al mahmudah lebih menunjukkan kepada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual. Seperti
dalam firman Allah berikut
=}g`4 ^O-- ;OE_4 gO)
6-g4^ El- -/=O4N p
El1El4C ElG4O 4`4`
-41O^4O` ^__
79. Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.

Selanjutnya kata al karimah digunakan untuk menunjukkan perbuatan dan akhlak
yang terpuji yang ditampakkan dikehidupan sehari-hari. Kata al karimah ini biasanya
digunakan untuk menunjukkan perbuatan terpuji yang skalanya besar, seperti menafkahkan
harta di jalan Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua dan lain-lain. Firman Allah yang
berbunyi
E > .E+= l]q 4
E-OOgu+> ~4 E_- LO~
VC@O ^g@

23. Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.
(QS. al-Isra, 17:23)

Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan
kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

Adapun kata al birr digunakan untuk menunjukkan pada upaya memperluas atau
memperbanyak melakukan perbuatan yang baik. Jika kata tersebut digunakan untuk sifat
Allah, maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan balasan pahala yang besar, dan
jika digunakan untuk manusia, maka maksudnya ialah ketaatannya. Seperti dalam firman
Allah berikut
"^1- O^- p W-Oe4O>
7E-ON_N 4:g~ -)O;E^-
@O^E^-4 O}4
O^- ;}4` =}4`-47 *.)
gO4O^-4 @O=E-
gOE:j^UE^-4 U4-^-4
=}jO)EL-4 O4-474
4E^- _O>4N gO)O:NO OjO
_.O^- _OE4-41^-4
4-=OE^-4 4^-4
O):OO- 4-)-j*.OO-4
O)4 ~@O- 4~4
E_OUO- O4-474 E_OEO-
]OO^-4 g-g;_E)
-O) W-E_4N W
4)OO-4 O)
g7.Ec4l^- g7.-O--4
4-g4 +E4l^- Elj^q
4g~-.- W-O~E= W
Elj^q4 N- 4pO-^-
^__
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-
orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah

orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. al-
Baqarah, 2: 177).

Untuk menghasilkan kebaikan yang sempurna islam memberikan tolak ukur yang
jelas, yaitu selama perbuatan yang dilakukan itu di tunjukkan untuk mendapatkan keridhaan
Allah yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan ikhlas. Perbuatan akhlak dalam islam
baru dikatakan baik apabila perbuatan yang dilakukan dengan sebenarnya dan dengan
kehendak sendiri itu dilakukan atas dasar ikhlas karena Allah. Untuk itu peranan niat sangat
penting seperti dalam firman Allah berikut
.4`4 W-+Oq )
W-+:u4Og -.- 4-)U^C`
N. 4g].- 47.E4LNO ^)
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. (QS. al-Bayyinah, 98:5)
Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Berdasarkan petunjuk tersebut maka penentuan baik atau buruk dalam islam tidak
semata-mata ditentukan berdasarkan amal perbuatan yang nyata saja, tetapi lebih dari itu
adalah niat.
Selanjutnya dalam menentukan perbuatan yang baik dan buruk itu islam
memperhatikan criteria lainnya yaitu dari segi cara melakukan perbuatan itu. Seseorang yang
berniat baik, tapi dalam melakukannya menempuh cara yang salah, maka perbuatan tersebut
dipandang tercela. Misalnya orang tua yang memukul anaknya hingga cacat seumur hidup
tetap dinilai buruk, sungguhpun niatnya agar anak tersebut menjadi baik. Allah berfirman
O~ [NOuE` NE4Og^4`4
OOE= }g)` lO~E= .E_N4lu4C
O+O +.-4 /j_EN _1)UEO
^gg@
263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
(QS. al-Baqarah, 2:263).

Perkataan yang baik Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian
ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.

You might also like