You are on page 1of 7

PEDAHULUAN Dakwah merupakan bagian integral dari ajaran islam yang wajib di laksanakan oleh setiap muslim.

Kewajiban ini tercermin darki konsep amar maruf dan nahi munkar ; yakni perintah untuk mengajak masyarakat melakukan prilaku positif-kontruktif sekaligus mengajak mereka untuk meninggalkan dan menjauhkan diri dari perilaku negatif-destruktif. Konsep ini mengandung dua implikasi sekaligus; yakni prinsip perjuangan menegakkan kebenaran dalam islam serta upaya mengaktualisasikan kebenaran islam tersebut dalam kehidupan sosial guna menyelamatkan mereka dan lingkungannya dari kerusakan (al-fasad). Karena itu, memiliki pengertian yang luas. Ia tidak hanya berarti dan menyeru umat manusia agar memeluk islam, lebih dari itu dakwah juga berarti upaya membina masyarakat islam agar menjadi masyarakat yang lebih berkualitas (khairul ummah) yang di bina dengan Ruh Tauhid ketinggian nilai-nilai islam. Penyebaran ajaran islam melalui kegiatan dakwah ini krmudian melahirkan wujud masyarakat islam yang semakin luas yang pada gilirannya masyarakat tersebut juga membutuhkan penerangan dan penjelasan mengenai ajaran dan norma hidup islam melalui kegiatan dakwah. Dengan kata lain, dakwah berusaha memberi arah yang tepat bagi kehidupan manusia di dunia yang akan berdampak positif pula pada kehidupan setelah mati. Jadi, semakin tersebar luas ajaran islam dan dianut oleh umat manusia, maka semakin meningkat pula kebutuhan-kebutuhan terhadap dakwah. Demikian pula sebaliknya, peningkatan upaya dakwah akan selalu diiringi oleh penyebarluasan ajaran Islam. Islam tidak mungkin hidup dan berkembamg tanpa upaya-upaya dakwah yang dilakukan para juru dakwah dan karenanya antara Islam dan dakwah memiliki hubungan yang erat. Dalam pelaksanaannya, tugas dakwah ini mirip dengan tugas kerasulan Muhammad SAW, yang berusaha menyebarluaskan ajaran islam bagi seluruh umat manusia secara universal (kaffah li al-nas). Sebagaimana diketahui bahwa melalui dakwah diharapkan orang yang belum beriman menjadi beriman dan masuk ke dalam Islam, dan orang yang sudah memeluk agama Islam akan semakin meningkat kualitas keislamanan. Harapan tersebut belum sepenuhnya

berhasil, sebab dalam kenyataannya maraknya kegiatan dakwah selama ini selalu diiringi dengan semakin meningkatnya tindakan kriminal dan amoral yang dilakukan oleh masyarakat. Dakwah

saat ini juga sedang berhadapan degan tantangan yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menjanjikan kesejahtraan bagi umat manusia dan yang secara nyata bisa disaksikan buktinya di dunia, sementara juru dakwah dengan segala kemampuannya, tidak pernah dapat menunjukkan secara nyata janji-janji kesejahtraan dari pesan dakwahnya kecuali menunggu sampai datangnya hari akhirat, sehingga ia tidak mendapat respon positif dari masyarakat penerima dakwah. Setiap juru dakwah harus melengkapi diri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebelum ia terjun berdakwah di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. Maka dalam berdakwah dibutuhkan rumusan strategi dan metode dakwah yang tepat sesuai dengan kondisi masyarakat yang di hadapi para juru dakwah. Selain itu masyarakat penerima dakwah saat ini adalah masyarakat yang memiliki kemampuan intelektual dan kemampuan berfikir secara kritis. Hal ini menurut para juru dakwah untuk memiliki daya kritis dan kreativitas yang tinggi serta memiliki kemampuan dan kecerdasan yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di perlukan untuk kegiatan dakwah. Juru dakwah juga diharapkan dapat menyusun strategi dan metode dakwah sesuai dengan tingkat intelektualitas masyarakat atau kondisi masyarakat yang dihadapinya. Kemampuan intelektual atau daya kritis merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap juru dakwah, sebab rumusan pesan dakwah dan pengelolaan sumber daya dakwah untuk mencapai tujuan dakwah sebagai hasil pemahaman, pemikiran dan produk kreatifitas manusia atas norma-norma, prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam alQuran dan hadits selalu memerlukan pembaharuan dan penyesuaian dengan mempertimbangkan kecenderungan dan perkembangan yang hidup di masyarakat sebagai bagian dari persoalan dakwah. Sebagai produk pemikiran dan kreatifitas manusia, strategi dan metode yang yang pernah di hasilkan mengandung sifat kesejarahan, dalam arti di pengaruhi lingkungan sosial dan budaya yang berkembang pada saat rumusan tersebut dibuat. Dalam perspektif kesejarahan, transpoirtasi sosial dan dinamika masyarakat terus berkembang ini menuntut adanya perubahan dan perbaikan dalam system pengelolaan dakwah secara lebih terencana dan terprogram, sehingga tahapan perkembangan dakwah akan dicapai secara lebih baik. Sumber daya umata islam menuju terwujudnya umat islam sebagai khairu ummah .

Secara umum dapat di katakan bahwa politik tidak lain dari segala kegiatan manusia yang berkaitan dengan masalah kekuasaan yang meliputi bagaimana cara mendapatkannya, mempertahankan,menjalankan dan mempergunakan serta untuk mencapai tujuan yang bagaimana. Dalam pandangan islam, politik hanyalah salah satu medium untuk mencapai tujuan dakwah. Bukan sebaliknya, dakwah justru dijadikan medium untuk mencapai tujuan politik. Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral, namun dalam kenyataannya perilaku politik umat Islam sendiri sulit dibedakan dengan perilaku politik para nihilis dan sekuralis yang memang tidak terikat dengan system moral apapun. Dalam mencapai tujuan politik, para politisi Islam sering terlepas dari tujuan dakwah, yaitu tercapainya sebuah masyarakat dunia yang bermoral berlandaskan wahyu. Bila dalam peradaban barat Tuhan telah dibunuh; di dunia Islam Tuhan telah dipaksakan untuk berpihak kepada kelompok-kelompok politik yang saling menjatuhkan. Berangkat dari penjelasan tersebut Saifuddin Zuhri, baik sebagai pejuang, ulama, politisi, jurnalis dan organisatoris yang menjunjung tinggi nilai-nilai amar maruf dan nahi munkar dalam setiap aktifitas merupakan setiap sosok juru dakwah yang layak untuk dikaji. Berkat kritisisime dan kreatifitasnya dalam menyampaikan pemahaman agama Islam.

RUANG LINGKUP DAKWAH ISLAM A .Teknologi Dakwah dalam al-Quran Secara harfiah (etimologi) kata dakwah mengandung arti;ajakan, panggilan, seruan, permohonan (doa), pemdelaan,dan lain segagainya.pemahaman ini dapat di lihat dalam alQuran sebagai berikut: Mereka itu menyeru ke dalam neraka dan Allah menyeru ke dalam surga (Q.S.alBaqarah/2:221) Yusuf berkata:wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku (Q.S.Yusuf/12:33) Wahai orang-orang beriman sambutlah panggilan Allah dan Rasulnya apabila ia memanggil kamu kepada apa yang menghidupkan kamu. (Q.S.al-Anfal/8:24) Aku mengabulkan permohonan orang-orang yang bermohon lepada-Ku (Q.S.alBaqarah/2:186)

Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa kata dakwah umumnya dipahami sebagai ajakan kepada hal-hal yang baik (positif), sebagai mana dissebutkan dalam Q.S.Al-Baqarah/2:221. Hal ini berarti bahwa Allah mengajak hamba-Nya untuk melakukan sesuatu yang menyebabkan mereka masuk kedalam surga, yaitu berpegang teguh pada agama-Nya. Akan tetapi, al-Quran juga menggunakan kata dakwah dalam pengertian yang ditunjukkan hal-hal yang tidak baik (negatif). Sebagaimana dalam Q.S.al-Baqarah/2:221 dijelaskan bahwa orang-orang kafir mengajak ke dalam neraka, dan dalam surat yusuf/12:13menggambarkan bahwa Zulaikha mengajak Nabi Yusuf As.untuk melakukan hal yamg terlarang. Ayat-ayat tersebut secara jelas menunjukkan bahwa dakwah memiliki dua pengertian yang berbeda, dakwah sebagai seruan, ajakan, dan panggilan menuju surga, dan kedua, dakwah sebagai seruan, ajakan, dan panggilan menuju neraka. Karna itu kata daiyah atau dai (orang yang mengajak) juga mengandung dua pengertian;pertama daiyah atau dai diartikan sebagai

orang yang mengjak pada petunjuk. Kedua,daiyah atau dai diartikan sebagai orang yang mengajak pada kesesatan. Kemudian karna dakwah bersifat mengajak, maka dalam kata dakwah tersebut tidak dapat unsure pelaksanaan dan karnanya dalam upaya menyampaikan ajaran Islam atau mengajak umat manusia untuk beriman kepada Allah SWT, seorang juru dakwah tidak boleh menggunakan paksaan, tekanan, ancaman atau kekerasan. Pada prinsipnya, dakwah dalam Islam lebih bersifat persuasive, sebagai mana yang di contoh Muhammad saw,bukan dengan cara kekerasan atau paksaan. Dakwah dalam Islam bukanlah dakwah dengan kekuatan, penaklukan peperangan, dan pemaksaan hukum terhadap manusia dalam kebencian dan paksaan. Para juru dakwah hanya berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran atau menunjukan jalan dan menggambarkan apa yang telah disediakan Allah SWT bagi mereka yang mengikuti jalan-Nya.

B. Dakwah:Antara Konseptual dan Teknis Operasional Al-Quran merupakan sumber ajaran Islam yang menjadi sumber petunjuk dan pedoman dalam pelaksanaan dakwah,al-Quran juga memberikan perintah untuk melaksanakan dakwah sekaligus penjelasan mengenai teknik-teknik atau metode penyampaian dakwah. Apabila diamati dan dikaji secara mendalam atau dilakukan analisis deduktif terhadap sejumlah ayat yang dipandang mengandung hal-hal yang berkaitan dengan dakwah, maka akan ditemukan dua buah pengertian. Pertama, pengertian konseptual atau idealitas yang mengandung informasi tentang sasaran atau obyek dalam setiap upaya dakwah atau setidaknya mengandung informasi tentang konsep dasar secara umum terhadap upaya dakwah,yaitu menyeru kejalan Allah. Kedua pengertian teknis operasional atau penjelasan mengenai teknik pelaksanaan dakwah, berupa informasi tentang bagaimana dakwah itu dilaksanakan.

1. Pengertian konseptual Secara konseptual, dakwah diarahkan pada usaha merubah sikap beragama dari masyarakat penerima dakwah dan dalam pelaksanaannya dakwah dilakukan dengan jiwa tulus serta ikhlas. Menjadi seseorang juru dakwah harus benar-benar memahami, mengetahui

sekaligus menjalankan tuntunan Allah dengan penuh pengertian dan kesadaran serta suatu keyakinan yang teguh memurnikan ke-Esaan Allah. 2. Pengertian Teknis Operasi Dalam pengertian teknis operasional dakwah diarahkan pada suyek atau juru dakwah. Pemahaman ini dapat diperoleh dari ayat-ayat yang menjelaskan bagaimana sikap, tindakan atau perilaku yang harus dimiliki oleh seorang juru dakwah dalam menjalankan misi dakwahnya. Dengan kata lain, pengertian dakwah dirumuskan al-Quran lebih ditekankan pada aspek teknis penyampaian dakah itu sendiri, yakni berupa sikap tindakan maupun perilaku dalam berdakwah. Pengertian dakwah secara teknis operasional adalah upaya atau perjuangan untuk ajaran agama yang benar kepada umat manusia degan cara yang simpatik, adil, jujur, tabah, dan terbuka, serta menghidupkan jiwa mereka dengan janji-janji Allah SWT tentang kehidupan membahagiakan, serta menggetarkan hati mereka dengan ancaman-ancaman Allah SWT terhadap segala perbuatan tercela melalui nasehat-nesehat dan peringatan-peringatan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut; pertama dakwah itu bersifat aktif. Kedua para juru dakwah harus memiliki bekal pengetahuan, pemahaman dan pengalaman keagamaan yang baik agar proses dakwah berjalan dengan lancar. Ketiga, para juru dakwah harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan (Qudwah). Pengertian dakwah dalam al-Quran ini kemudian dikembang lanjut oleh para ahli (pakar ) dakwah sebagai berikut: Ibnu Taimiyah Dalam pandangan Ibnu Tamiyah , dakwah merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan ditujukan kepada masyarakat yang sudah mengenal islam dan ajaran-ajarannya sekaligus mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas untuk mencapai derajat ihsan.

Al-Bahy al-Khauly Menurut Al-Bahy al-Khauly, dakwah adalah usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna baik terhadap individu maupun masyarakat.

Rauf Syalaby Dakwah adalah gerakan untuk merealisasikan undang-undang (Ihya al-Nidam) Allah yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Ali Mahfuzh mendorong (memotivasi) umat manusia untuk melaksanakan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat makruf dan mencegahnya dari perbuatan mungkar agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat

H.S.M. Nasaruddin Latif Mendefinisikan dakwah sebagai usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak islamiyah.

You might also like