You are on page 1of 8

Accounting Development : Implementasi Accounting System pada Peningkatan Akses Capital Investment UMKM di Jawa Timur BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia, UMKM ini memiliki peranan penting dalam laju perekonomian masyarakat. UMKM membantu pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru sehingga banyak tercipta unit-unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga dan mengurangi unemployment

(pengangguran). Selain itu, UMKM juga memiliki fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri yang lebih tinggi terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis. Sejarah perekonomian telah ditinjau kembali untuk mengkaji ulang peranan usaha skala mikro-kecilmenengah (UMKM). Beberapa kesimpulan, setidak-tidaknya hipotesis telah ditarik mengenai hal ini. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat sebagaimana terjadi di Jepang, telah dikaitkan dengan besaran sektor usaha kecil. Kedua, dalam penciptaan lapangan kerja di Amerika Serikat sejak perang dunia II, sumbangan UMKM ternyata tak bisa diabaikan (D.L. Birch, 1979). Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak disektor pertanian. Pada tahun 1996 data Biro Pusat Statistik menunjukkan jumlah UKM = 38,9 juta, dimana sektor pertanian berjumlah 22,5 juta (57,9%), sektor industri pengolahan = 2,7 juga (6,9 %), sektor

perdagangan, rumah makan dan hotel = 9,5 juta (24%) dan sisanya bergerak dibidang lain. Dari segi nilai ekspor nasional (BPS, 1998). Nilai ini jauh tertinggal bila dibandingkan ekspor usaha kecil negara-negara lain, seperti Taiwan (65 %), Cina 50 %), Vietnam (20 %), Hongkong (17 %), dan Singapura (17 %). Peran UMKM dalam perekonomian suatu negara terbukti dapat bertahan di tengah krisis sekalipun, hal ini dapat dilihat dari bagaimana UMKM menyumbang peranan besar terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia saat krisis moneter era reformasi dibandingkan dengan pascakrisis. Hal tersebut dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini : Skala Usaha Usaha Mikro & Kecil Usaha Besar 1997 171,048 183,673 2003 183,125 185,352 Perubahan + 7,06 % + 0,91 %

Tabel 1.1 Perbandingan Komposisi PDB Menurut Skala Usaha Tahun 1997 dan 2003

Peningkatan kinerja UMKM dari tahun 1997-2003 terbukti lebih signifikan dibanding dengan usaha besar, yaitu sebesar 7,06%. Ini menunjukkan eksistensi UMKM lebih tahan dalam menghadapi krisis dan cepat untuk kembali bangkit. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sumbangan pertumbuhan PDB dari UMKM lebih tinggi jika dibandingkan dengan usaha besar, di tahun 2000 total pertumbuhan PDB tercatat 4,9 %, sebanyak 2,8 % diantaranya merupakan sumbangan dari pertumbuhan UMKM. Selanjutnya, di tahun 2003 total pertumbuhan PDB Nasional sebesar 4,1 % porsi yang disumbangkan UMKM ada sebanyak 2,4 %. (BPS,2004)

Namun dari sekian banyak UMKM di Indonesia, masih banyak usaha-usaha yang belum bisa tumbuh maksimal akibat terbentur masalah permodalan, rendahnya produktivitas, dan akses pemasaran produk. Selain itu, UMKM juga masih harus menghadapi tantangan perubahan pasar yang begitu cepat, perubahan selera konsumen, kurangnya penguasaan terhadap teknologi, juga masalah manajemen yang belum efisien. Pengembangan UMKM perlu mendapat perhatian khusus dan didukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Informasi keuangan yang handal dan tepat waktu merupakan sebuah kunci penting untuk pengambilan keputusan pada sebuah entitas dalam mempertahankan hidupnya, beroperasi dengan efisien, dan mampu mencapai tujuan-tujuannya. Ketersediaan informasi keuangan berupa data laporan keuangan di UMKM masih sangat minim, apalagi di perusahaan skala mikro dan kecil. Padahal, sebuah laporan keuangan dapat menggambarkan sumber daya yang potensial dari suatu perusahaan kepada entitas lain seperti investor dan kreditur dalam pembuatan keputusan untuk penanaman modal maupun pemberian pinjaman. Selanjutnya, informasi keuangan seperti apakah yang seharusnya disusun oleh UMKM ? Masih banyak UMKM yang mengabaikan penggunaan sistem akuntansi yang tepat seiring berjalannya usaha mereka. Sebagian UMKM hanya terfokus pada bagaimana mereka melakukan produksi, menerima uang, membeli bahan baku, tanpa mempedulikan bagaimana proses berjalannya uang investasi modalnya dalam produksi dan keadaan keuangan mereka setelah terjadi penjualan dalam periode tertentu. Disinilah, sistem akuntansi yang tepat akan memberikan output berupa

laporan keuangan yang bisa digunakan oleh UMKM dalam pengembangan usaha mereka.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, karya tulis ini ingin menguraikan beberapa permasalahan di bawah ini : 1.2.1 Bagaimana tingkat penggunaan sistem akuntansi pada UMKM di Indonesia ? 1.2.2 Adakah hubungan antara penerapan sistem akuntansi pada perusahaan terhadap kemudahan pengembangan permodalan UMKM ? 1.2.3 Solusi apakah yang bisa diterapkan oleh UMKM dalam mengatasi permasalahan pelaporan akuntansi ?

1.3

Tujuan Penelitian Secara umum karya tulis ini bertujuan untuk : 1.3.1 Meneliti tingkat penggunaan sistem akuntansi pada UMKM di Indonesia. 1.3.2 Menguraikan hubungan antara penerapan sistem akuntansi pada UMKM terhadap tingkat kemudahan akses permodalan. 1.3.3 Menemukan solusi atas permasalahan tingkat penggunaan sistem akuntansi pada UMKM terkait kemudahan pengembangan Capital Investment.

1.4

Manfaat Penelitian Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi. 2. Memberikan masukan kepada UMKM agar dapat meningkatkan produktivitas usahanya.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15).

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

3.2

Proses Penelitian Kualitatif

Terdapat tiga tahap dalam penelitian kualitatif (Sugono, 2007:19-21) :

1.

Deskripsi. Pada tahap ini peneliti mendiskripsikan apa yang dilihat, didengar,

dirasakan, dan ditanyakan. Deskripsi pada penelitian ini terdapat pada rumusan masalah di bab 1, yaitu mengenai bagaimana tingkat penggunaan sistem akuntansi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), lalu adakah pengaruhnya terhadap permodalan, juga bagaimana mengatasi masalah akuntansi di UMKM.

2.

Reduksi atau Fokus. Tahap ini peneliti mereduksi atau memfokuskan segala

informasi yang telah didapatkan pada tahap deskripsi. Fokus yang dilakukan peneliti

adalah dengan concern terhadap dugaan rendahnya penerapan sistem akuntansi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan pengaruhnya terhadap akses ke permodalan atau capital investment.

3.

Selection. Tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi

lebih rinci dengan melakukan analisis lebih mendalam. Seleksi yang dilakukan adalah dengan memilih Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berada di Jawa Timur.

3.3

Jenis dan Sumber Dana Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu data primer dan data sekunder (Sugiyono, 2007:224). Data yang digunakan pada masing-masing analisis di atas berasal dari dua jenis data tersebut yaitu :

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan selama melakukan penelitian. Yaitu terdiri dari hasil wawancara, survei berupa quesioner untuk memperoleh data UMKM yang menggunakan sistem akuntansi maupun yang tidak, juga dari hasil pengamatan pada objek penelitian.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihk lain. Data sekunder terdiri dari jurnal, buku literatur, dan materi-materi seminar.

3.4

Teknik Pengumpulan Data

Terdapat empat teknik dalam pengumpulan data (Sugiyono, 2007:225) yaitu : 1. Dokumentasi. Pengumpulan dokumen-dokumen terkait dengan penelitian. 2. Observasi dan pengamatan langsung. Observasi perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang mungkin tidak diperoleh pada wawancara.

3. Wawancara. Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pengusaha kecil di Jawa Timur untuk mendapatkan data dan bukti atas tema yang diangkat dalam karya tulis ini. 4. Triangulasi. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari tiga metode di atas dan sumber data.

3.5

Analisis Setelah pengumpulan data selesai, maka data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif sebagai berikut : 1. Berdasarkan wawancara dan survei yang dilakukan kepada sejumlah pengusaha mikro, kecil, dan menengah dapat diketahui keadaan objek yang akan diteliti yaitu penerapan accounting system pada UMKM. Analisis dilakukan dengan mengukur dan mendeskripsikan keadaan akuntansi yang digunakan oleh masing-masing jenis usaha. 2. Menguraikan seberapa penting penerapan sistem akuntansi terhadap perbaikan permodalan UMKM, pengaruh dan implementasinya. 3. Dari tingkat penggunaan sistem akuntansi yang rendah maka dapat dianalisis tentang pembaharuan terhadap sistem akuntansi yang seharusnya diterapkan oleh UMKM, dan upaya apa yang dapat diberdayakan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya akuntansi pada suatu usaha

Biasanya apa saja yang diminta untuk proses kredit UKM?

1. Aspek legalitas usaha Untuk PT/ CV/ Firma/ NV atau sejenisnya adalah fotocopy : Akta pendirian berserta perubahannya, SIUP, NPWP, TDP, SK Domisili, KTP Seluruh pengurus, Sertipikat jaminan / BPKB, KTP Pemilik Jaminan, Surat Nikah, Kartu Keluarga, Rekening Koran 3 Bulan terakhir, Nota penjualan 3 bulan terakhir, Rekap laporan penjualan 1 Tahun. Adapun untuk perorangan adalah : SIUP,NPWP, TDP, SK Domisili,Laporan Penjualan,Sertipikat/ BPKB Jaminan, KTP, KK, Surat Nikah. 2. Aspek Ekonomis Laporan penjualan dan faktur2 penjualan, Rekening Koran, Rekening Listrik dan dokumen sejenis lainnya. 3. Aspek Teknis Pelaku Bisnis UKM harus sadar bahwa pejabat Bank banyak menangani portofolio kredit sehingga membutuhkan dukungan support teknis kelengkapan dokumen dan hal tersebut harus diperhatikan atau pengajuan akan menjadi sedikit lebih lamban.

You might also like