You are on page 1of 10

PEMANFAATAN KOMPUTER SEBAGAI ALAT PENGUJI IC MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 (Evi Septianingsih)

1
PEMANFAATAN KOMPUTER SEBAGAI ALAT PENGUJI IC TTL (Transistor-Transistor
Logic) MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535
Evi Septianingsih
Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Drs. Jusuf Bintoro, MT
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Pitoyo Yuliatmojo, MT
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Muhammad Zunnun
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
The Purpose of research is to prove that computer can be used as as tester of IC TTL (Transistor-
transistor Logic) using AVR ATMega 8535 microcontroller. The research was conducted in control
and instrumentation laboratory, Electrical Engineering Department, Faculty of Engineering, State
university of Jakarta in June 2009 until July 2010. The research using laboratory experiment method.
Tester of IC TTL consist of three parts : input, process and output. Input came from a computer in the
form of TTL IC choice that will be tested and that is sent via a serial port cable. The process is
contained in AVR ATMega 8535 microcontroller. And the output from a computer display using
auxiliary program visual basic 6.0. The prinsip of the tool is when the user select IC TTL that will be
tested, the computer will be instruct AVR ATMega 8535 microcontroller to execute tests in
accordance with the serial number IC TTL. After the Testing is finish, AVR ATMega 8535
microcontroller will send a data to computer that IC TTL are in good or damage condition and the test
result will be displayed on the auxilliary program visual basic 6.0.
Kata Kunci : Pemanfaatan Komputer, Alat Penguji IC TTL, MIKROKONTROLER AVR ATMEGA
8535
A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi elektronika
semakin meningkat tiap tahun membuat
pengguna Komponen-komponen elektronik
yang praktis semakin dibutuhkan, salah satu
komponen elektronik yang sangat praktis
adalah rangkaian terpadu atau Integrated
Circuit (IC). Rangkaian terpadu atau
Integrated Circuit adalah rangkaian-rangkaian
miniatur pada permukaan sebuah serpih (
sepotong bahan semikonduktor yang kecil )
terbentuk dari jaringan yang sangat kecil yang
hanya dapat dilihat dari sebuah mikroskop.
Komponen ini merupakan perintegrasian dari
fungsi-fungsi kerja transistor, kapasitor dan


resistor yang merupakan komponen-komponen
dasar suatu rangkaian elektronik.
Semakin lengkapnya jenis-jenis IC yang
disediakan untuk rangkaian Linear dan Digital,
sehingga produk peralatan elektronik makin
tahun makin tampak lebih kecil dan canggih.
Penggunaan komponen IC pada rangkaian-
rangkaian elektronika saat ini telah meluas
hingga piranti ini menjadi bagian terpenting
dari keberhasilan suatu sistem yang berjalan.
Oleh karena itu diperlukan suatu piranti yang
dapat digunakan sebagai penguji untuk
menentukan baik atau tidaknya suatu IC.
Haelka, Vol ? No ? 2010 : 1-10




2
Biasanya untuk menguji suatu IC terlebih
dahulu harus diketahui konfigurasi IC yang
akan diuji. Dengan demikian pengujian
menggunakan komputer menjadi pilihan
sehingga penguji tidak perlu lagi mengetahui
konfigurasi pin IC sebelum diuji dan akan
mempersingkat waktu pengujian. Tentunya
pengujian menggunakan komputer
membutuhkan perantara yang menghubungkan
computer dengan rangkaian luar. Salah satu
perantara yang dapat digunakan untuk
menghubungkan komputer dengan rangkaian
luar adalah mikrokontroler.

Mikrokontroler dapat dianalogikan
dengan sebuah sisterm komputer yang
dikemas dalam sebuah chip yang didalamnya
terdapat kebutuhan minimal agar
mikroprosessor dapat bekerja, yaitu
mikroprosessor, ROM, RAM, I/O dan clock
seperti halnya yang dimiliki oleh sebuah
komputer. Seluruh pekerjaannya
mikrokontroler dijalankan secara otomatis
berdasarkan program yang telah dibuat dalam
mikrokontroler tersebut. Mikrokontroler yang
digunakan dalam penguji IC digital ini adalah
mikrokontroler AVR ATMega 8535 karena
kecepatan kerjanya lebih cepat dibandingkan
dengan mikrokontroler 89S51.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
maka perumusan masalah dapat disimpulkan yaitu:
Bagaimanakah prinsip kerja pengujian
kerusakan IC digital menggunakan
Mikrokontroler AVR ATMega 8535 dengan
memanfaatkan komputer sebagai tampilan?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut,maka
tujuan penelitiannya adalah: untuk membuktikan
bahwa pengujian kerusakan IC TTL dapat
dilakukan dengan menggunakan komputer
dengan program bantu visual basic 6.0 dan
menggunakan mikrokontroler AVR ATMega
8535.
D. Kajian Teori
1. Teknologi Logika
Rangkaian logika merupakanrangkaian
yang berbasis pada kondisi-kondisi diskrit dan
perilaku rangkaian tersebut dapat dijabarkan
dengan seperangkat pernyataan logika (Mike
Tooley,2003:164).
Suatu rangkaian listrik ataupun rangkaian
mekanis mempunyai rangkaian analog yang
sifat-sifatnya sama dengan mempergunakan
rangkaian logika. Komponen rangkaian logika
pada umumnya mempunyai beberapa input
dengan satu output.
2. Gerbang Logika
Bentuk dasar dari setiap rangkaian digital
adalah suatu gerbang dasar. Gerbang logika
merupakan piranti dua keadaan, yaitu
mempunyai dua keluaran: keluaran logika 0
(atas rendah) dan keluaran dengan tegangan
tetap yang menyatakan logika 1 (atas tinggi)
(KF Ibrahim,1996:23). Gerbang logika dapat
digunakan dalam melakukan fungsi-fungsi
khusus, misalnya AND, OR, NAND, NOR,
NOT atas XOR.
A. AND Gate
Gerbang AND atau AND Gate
dipergunakan untuk mengalikan variabel
pada suatu persamaan logika. Komponen
AND mempunyai beberapa jalan masuk
PEMANFAATAN KOMPUTER SEBAGAI ALAT PENGUJI IC TTL (Transistor-Transistor
Logic) MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 ( Evi Septianingsih )




3
(input) dengan satu jalan keluar (output).
Output hanya akan bernilai 1 bila
inputnya bernilai 1, bila salah satu output
bernilai 0, maka outputnya bernilai 0
(Lukas Willa,2007:14).

Gambar 1 Simbol AND Gate
B. OR Gate
Gerbang OR atau Or Gate
dipergunakan untuk penjumlahan
variabel dalam suatu persamaan
logika. Gerbang Or mempunyai
beberapa input dan satu output.
Ouput hanya bernilai logika 0, bila
semua inputnya 0. Apabila salah satu
inputnya 1, maka outputnya pasti 1.

Gambar 2 Simbol OR Gate
C. NOT Gate
Not Gate digunakan untuk
mengomplementasikan atau
menginversikan suatu harga variabel
dalam persamaan logika. Komponen
NOT hanya mempunyai satu input
dan satu output. Jika inputnya
berlogika 0 maka outputnya
berlogika 1 dan sebaliknya.

Gambar 3 Simbol NOT Gate
D. NAND Gate
Gerbang NAND dan NAND Gate
merupakan penggabungan dari AND
Gate and NOT.

Gambar 4 Simbol NAND Gate
E. NOR Gate
NOR Gate atau gerbang NOR
merupakan penggabungan dari
gerbang OR dan NOT. Hasil output
dari gerbang NOR kebalikan dari
gerbang OR.

Gambar 5 Simbol NOR Gate
F. XOR gate
XOR Gate atau gerbang XOR
merupakan kombinasi dari tiga jenis
gerbang dasar yaitu dua buah NOT,
dua buah NAND dan sebuah gerbang
Haelka, Vol ? No ? 2010 : 1-10




4
OR. Gerbang XOR dapat digunakan
sebagai rangkaian pembanding dan
sebagai rangkaian ilmu hitung.

Gambar 6 Simbol XOR Gate
3. Flip-flop
Komponen flip-flop merupakan suatu
piranti atau rangkaian yang outputnya
dapat memiliki dia kondisi stabil
berlainan pada saat yang sama.
Biasanya digunakan sebagai elemen
memori, tetapi dapat juga digunakan
sebagai penjumlahan dan penggeser
digit.
a. RS Flip-flop
Mempunyai dua masukan, yang
diberi label R dan S dan dua
keluaran diberi label Q dan Q.
Pada Flip-flop RS keluaran selalu
berlawanan atau komplementer.
Dengan kata lain, bila keluaran Q
= 1, maka keluaran Q = 0 (Roger
L. Tokheim,1990:141).
b. Clocked RS Flip-flop
Merupakan Rs Flip-flop yang
beroperasi dengan clock yang
dapat mengsinkroniskan input-
inputnya ( S dan R ) atau dengan
kata lain Clocked RS FF adalah
sirkuit sinkronus.


c. D Flip-flop
Digunakan sebagai penyimpanan
data sementara saja. Flip-flop D
mempunyai data input dan satu
clock input, sedangkan outputnya
biasanya hanya dipergunakan true
output saja, D FF dapat juga
memiliki set dan reset input yang
hanya dipergunakan sebagai
kontrol saja, dan disebut input
asyncrhrounus.
d. JK Flip-flop
Merupakan Flip-flop universal
dan digunakan paling luas,
memiliki sifat dari semua jenis
flip-flop. Masukan yang diberi
label J dan K merupakan masukan
data. Jika keduanya diberi nilai 0,
maka flip-flop tidak dibuka dan
keluaran tidak berubah keadaan
atau dalam kondisi tetap.
4. Encorder dan Decorder
a. Encoder
Adalah suatu piranti yang dapat
mengubaj suatu sistem (Bilangan
desimal, contohnya) yang terdapat
pada masukan, menjadi sistem
bilangan biner yang terdapat pada
bagian keluarannya. Proses
pengubahannya disebut Encoding
(penyadi atau pengkodean).
b. Decoder atau pengurai sandi atau
pendekode atau pengawa sandi
adalah suatu piranti yang dapat
PEMANFAATAN KOMPUTER SEBAGAI ALAT PENGUJI IC TTL (Transistor-Transistor
Logic) MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 ( Evi Septianingsih )




5
mengubah suatu sistem bilangan
biner yang terdapat pada bagian
masukan, menjadi sistem bilangan
yang lainnya (desimal,contohnya)
yang terdapat pada bagian
keluarannya. Proses
pengubahannya disebut decoding.
Pada hakekatnya, decoder
berfungsi sebagai penerjemah
sandi yang telah disandikan oleh
piranti encoder.
5. Register
Adalah suatu kumpulan flip-flop yang
dapat menyimpan data biner. Register
sering digunakan untuk menyimpan
data sesaat. Salah satu metode
penentuan karakteristik register geser
adalah bagaimana data dimuat ke dan
dibaca dari unit-unit penyimpanannya.
6. Multipler
Adalah rangkaian yang memiliki
banyak masukan tetapi hanya satu
keluaran.
7. Demultiplekser
Demultiplekser adalah suatu rangkaian
elektronik yang mampu menyalurkan
sinyal dari suatu saluran ke salah satu
dari banyak saluran keluaran.
Pemilihan keluaran ini dilakukan
melalui masukan penyeleksi.
8. Rangkaian Terpadu
Berkat kemajuan teknik-teknik
fotografi, rangkaian-rangkaian
miniatur pada permukaan sebuah
serpih (sepotong bahan semikonduktor
yang kecil) dapat dihasilkan dalam
pabrik. Jaringan yang terbentuk itu
demikian kecilnya sehingga
sambungan-sambungannya hanya
dapat dilihat dengan sebuah
mikroskop. Rangkaian semacam itu
disebut rangkaian terpatu atau
Integrated Circuit (IC), karena
komponen-komponennya (transistor,
dioda dan resistor) merupakan bagian
integral dari serpih yang bersangkutan
(Albert Paul Malvino,1994:57).
a. Pengelompokkan Rangkaian
Terpadu Digital
IC digital adalah bipolar dan MOS
yang pertama menghasilkan
transistor-transistor bipolar pada
satu serpih dan yang kedua
menghasilkan MOSFET. Keluarga
dasar dalam kategori bipolar
terdiri dari (Wijaya
Widjanarka,2006:125). :
1. RTL (Resistor Transistor
Logic)
2. DTL (Diode Transistor Logic)
3. TTL (Transistor-transistor
Logic)
4. ECL (Emitter Couploed
Logic)
b. Karakteristik Integrated Circuit
Digital
Dari beberapa IC digital didapati
karakteristik yang berbeda-beda
terhadap sifat-sifat umum yang
dimiliki oleh sekelompok IC
Haelka, Vol ? No ? 2010 : 1-10




6
digital. Karakteristik tersebut
menentukan jenis penggunaaan
dan aplikasinya. Beberapa
karakteristik tersebut diantaranya
adalah (KF Ibrahim,1996:58) :
1. Dissipasi daya adalah daya
yang dikonsumsi oleh suatu
gerbang apabila gerbang
tersebut secara penuh
digerakkan oleh masukannya.
2. Fan in adalah cacah gerbang
logika serupa yang dapat
dihubungkan ke masukan
tanpa menimbulkan
penurunan tegangan.
3. Fan out adalah gerbang logika
serupa yang dapat
dioperasikan oleh suatu
gerbang tanpa menyebabkan
penurunan tegangan pada
gerbang tersebut.
4. Kekebalan Derau adalah
tegangan derau maksimum
yang diperbolehkan pada
masukan tanpa menyebabkan
perubahan pada keluaran.
9. Integrated Circuit Transistor-transistor
Logic
Pada tahun 1994, Texan Instrumen
memperkenalkan logika transistor-
transistor (Transistor-transistor Logic,
disingkat TTL), satu kelompok alat-
alat digital yang dipakai secara luas.
TTL cepat, tidak mahal dan mudah
digunakan. Kelompok logika TTL ini
biasanya ditulis dengan seri 74xx dan
54xx yang terdiri dari berbagai jenis
serpih-serpih SSI dan MSI yang
memungkinkan pembentukan hampir
segala macam rangkaian dan sistem
digital (Albert Paul Malvino,1983:58).

E. Metode Penelitian
Metode yang akan dipergunakan pada
penelitian ini adalah metode
eksperimen laboratorium.
1. Rangkaian sistem minimum
mikrokontroler ATMega 8535
Sistem minimum mikrokontroler
adalah rangkaian elektronik minimum
yang diperlukan untuk beroperasinya
IC mikrokontroler. Sistem minimum
F. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil
1. Hasil Pengujian Perangkat Keras
Pengujian sistem minimum
mikrokontroler AVR ATMega 8535
menggunakan AVOmeter analog
merk Heles YX-360TR
NB
dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1
untuk pengujian output pada sistem
minimum mikrokontroler AVR
ATMega 8535 dan tabel 4.2 untuk
input pada sistem minimum AVR
ATMega 8535.
2. Hasil Pengujian Rangkaian RS 232
Pengujian rangkaian RS 232
dilakukan dengan mengukur
PEMANFAATAN KOMPUTER SEBAGAI ALAT PENGUJI IC TTL (Transistor-Transistor
Logic) MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 ( Evi Septianingsih )




7
tegangan pada T
IN
(menerima data)
dan R
IN
(mengirim data) dari
rangkaian yang menggunakan IC
Maxim 232 sebagai pengubah logika
tegangan TTL menjadi logika
tegangan RS 232. Hasil pengujian
rangkaian RS 232 dapat dilihat pada
tabel 4.3.
3. Hasil Pengujian Perangkat Lunak
Hasil pengujian komunikasi
serial dapat dilihat pada
hyperterminal pada gambar 4.1.
b. Pembahasan
1. Analisis Pengujian Perangkat
Keras
Hasil pengujian rangkaian
sistem minimum mikrokontroler
AVR ATMega 8535 pada tabel
4.1 menunjukkan bahwa output
high mempunyai tegangan 4,8 V
dan output low mempunyai
tegangan 0 V. Hal tersebut
sesuai dengan reverensi tegangan
untuk logika 1 dan 0 dimana
untuk logika 1 reverensi
tegangannya adalah diatas 2,4
Volt dan logika 0 reverensi
tegangannya adalah dibawah 0,4
Volt. Hasil keluaran pada PORT
telah sesuai dengan logika
program yang dimasukkan pada
mikrokontroler AVR ATMega
8535. Pada saat PORTA
diprogram 0x0F maka LED di
P0RTB
0-3
akan menyala dan
P0RTB
4-7
akan mati.
Selain hasil pengujian output,
pengujian pada input sistem
minimum miktrokontroler AVR
ATMega 8535 juga sesuai
dengan reverensi tegangan untuk
logika 0, logika 1 dan r pull up.
Hasil percobaan yang telah
dicatat pad a tabel 4.2
menunjukan bahwa tegangan
logika input 0 sebesar 0,1 Volt,
tegangan logika input 1 sebesar 4
Volt dan tegangan r pull up
sebesar 4,2 Volt. Hal ini sudah
sesuai dengan reverensi tegangan
dibawah 0,4 Volt dianggap
logika 0.
Dari hasil percobaan input dan
output sistem minimum
mikrokontroler AVR ATMega
8535 dapat disimpulkan bahwa
sistem minimum miktrokontroler
AVR ATMega 8535 dalam
keadaan yang baik.
2. Analisis Pengujian Rangkaian RS
232
Berdasarkan tabel 4.3, pada
saat input level TTL dari
rangkaian RS 232 (T
IN
)
tersebut diberi tegangan +5 VDC,
maka output dari IC RS 232
(T
OUT
) adalah 15 VDC,
sedangkan pada saat input level
TTL dari rangkaian RS 232
Haelka, Vol ? No ? 2010 : 1-10




8
(T
IN
) diberi tegangan 0 VDC,
maka output (T
OUT
) adalat +10
VDC. Demikian pula untuk arah
sebaliknya, pada saat input level
RS 232 (R
IN
) diberi tegangan
+10 VDC, maka akan dihasilkan
level TTL 0 VDC. Sedangkat jika
input level RS 232 (R
IN
) diberi
tegangan -15 VDC, maka
dihasilkan level TTL +5 VDC.
Dari hasil pengukuran tersebut
tampak bahwa rangkaian RS 232
dapat berfungsi dengan baik. Hal
ini tentunya sesuai dengan
ketentuan bahwa logika 1
terletak antara -3 Volt hingga -25
Volt dan logika 0 terletak antas
+3 Volt hingga +25 Volt. Dengan
demikian dapat disimpulkan
bahwa rangkaian RS 232 dalam
keadaan baik.
3. Analisis Pengujian Perangkat
Lunak
Hasil komunikasi serial yang
dilihat pada hyperterminal pada
gambar 4.3 menunjukkan bahwa
ketika ditekan tombol a pada
keyboard maka akan
mengeluarkan data A pada
hyperterminal. Hal ini sesuai
dengan program yang dibuat
yaitu :
If
(data1==0x61){putchar(0x41);}
Data 0x61 merupakan data
heksa yang jika diubah kedalam
kode ASCII merupakan huruf a
dan data heksa 0x41 dalam kode
ASCOO merupakan A. Dengan
demikian dapat disimpulkan
bahwa komunikasi serial antara
mikrokontroler AVR ATMega
8535 dengan komputer berfungsi
dengan baik.

G. Kesimpulan

Berdasarkankan I hasil penelitian yang
bertujuan untuk membuktikan bahwa
sebuah alat penguji kerusakan IC TTL
dapat dibuat dengan memanfaatkan
komputer menggunakan mikrokontroler
AVR ATMega 8535 dan disertai
pengujian program, analisa terhadap
input dan output dari miktrokontroler
AVR ATMega 8353 serta pengujian alat
secara keseluruhan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat penguji IC TTL terdiri dari
sistem minimum mikrokontroler
AVR ATMega 8535, rangkaian
komunikasi serial RS 232, soket IC
TTL dan catu daya.
2. Mikrokontroler AVR ATMega 8535
dan komputer dengan program visual
basic 6.0 dapat difungsikan sebagai
alat penguji kerusakan IC TTL.
3. Proses pengujian IC TTL dilakukan
oleh mikrokontroler AVR ATMega
PEMANFAATAN KOMPUTER SEBAGAI ALAT PENGUJI IC TTL (Transistor-Transistor
Logic) MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 ( Evi Septianingsih )




9
8535 dan komputer dengan bantuan
visual basic 6.0 sebagai tampilan
hasil pengujian kerusakan IC TTL
yang didalamnya ditampilkan juga
konfigurasi pin, jenis IC TTL dan
jenis output IC TTL.
4. Bahasa Pemrograman Visual Basic
6.0 di lingkungan windows dapat
digunakan sebagai bahasa
pemrograman antarmuka komputer
dengan desain yang menarik untuk
mengendalikan perangkat elektronik.
H. Saran

Adapun saran yang dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya :
1. Sebaiknya semua jenis IC digital
dapat diuji, baik dalam jenis IC TTL
maupun jenis IC CMOS.
2. Hasil pengujian sebaiknya meliputi
kaki-kaki IC TTL mana saja yang
rusak.
3. Mikrokontroler AVR ATMega 8535
yang digunakan dapat diganti dengan
mikrokontroler tipe lain seperti
Mikrokontroler AVR ATMega 16
atau Mikrokontroler AVR ATMega
32.
4. Gunakanlah tampilan untuk hasil
pengujian IC TTL selain program
visual basic 6.0.

























Haelka, Vol ? No ? 2010 : 1-10




10
Daftar Pustaka
KF Ibrahim. 1996. Teknik Digital.
Yogyakarta : ANDI.

Malvino, Albert Paul. 1983. Elektronika
Komputer Digital Pengantar
Mikrokomputer. Jakarta : Erlangga.

Tokheim, Roger L. 1990. Elektronika
Digital. Jakarta: Erlangga.

Tooley, Mike. 2003. Rangkaian Elektronik
Prinsip dan Aplikasi. Jakarta :
Erlangga.

Widjanarka, Wijaya. 2006. Teknik Digital.
Jakarta: Erlangga.

Willa, Lukas. 2007. Teknik Digital,
Mikroprosesso dan Mikrokomputer.
Bandung : Informatika.

You might also like