You are on page 1of 5

Makalah Zakat KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat

dan atas s egala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyeles aikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muh ammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu perjuanga n beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini. Dalam penulisan ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik mo ril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasi h yang tiada hingganya kepada rekan dan teman yang telah membantu dalam penyusun an makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan s elanjutnya. Hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumn ya, semoga Allah meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.

Surabaya, 17 November 2011 Penulis

ISI Terdapat beberapa perintah Allah untuk ummatNya dalam Alquran yang disebutkan de ngan berulang-ulang. Diantara perintah itu setidaknya ada 3 (tiga) amalan yang b erhubungan dengan sesama makhluk (hablumminannas) yang Allah wajibkan setelah Al lah mewajibkan amalan kepadaNya (habbluminnallah) . Menarik kita simak adalah ka limat yang digunakan dalam firmanNya menggunakan kalimat majemuk setara. Ketigan ya adalah : (Irwanzein; April 29, 2008 dalam emBlogan.htm) 1. Beriman dan beramal shaleh. 2. Tidak menyekutukan Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tua. 3. Dirikan shalat dan tunaikan zakat. Zakat (Bahasa Arab: ; transliterasi: Zakah) adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang be rhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah dite tapkan oleh syarak. Zakat merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam. (Wikipedia, E nsiklopedia bebas)

Etimologi Secara harfiah zakat berarti tumbuh, berkembang, menyucikan, atau membersihkan. Sedan n secara terminologi syariah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian ke kayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaim ana yang ditentukan. Hukum zakat Hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syaratsyarat tertentu

Jenis zakat Zakat terbagi atas dua jenis yakni: Zakat Fitrah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan. Bes ar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok yang ada di da erah bersangkutan. Zakat maal (harta) Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, ha rta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendirisendiri. Syarat seseorang wajib mengeluarkan zakat adalah sebagai berikut: (majalah As Su nnah edisi 06 tahun VII/2003M) 1. Islam 2. Merdeka 3. Berakal dan baligh 4. Memiliki nishab Nisab Nishab adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syari (agama) untuk menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilik inya, jika telah sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki harta dan telah men capai nishab atau lebih, diwajibkan mengeluarkan zakat dengan dasar firman Allah , Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dar i keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu ber pikir. (Qs. Al Baqarah: 219)

Syarat-syarat nishab adalah sebagai berikut: 1. Harta tersebut di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti makan an, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang dipergunakan untuk mata pe ncaharian. 2. Harta yang akan dizakati telah berjalan selama satu tahun (haul) terhitung da ri hari kepemilikan nishab dengan dalil hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa s allam. Tidak ada zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu haul (satu tahun). ( HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh al AlBani) Dikecualikan dari hal ini, yaitu zakat pertanian dan buah-buahan. Karena zakat p ertanian dan buah-buahan diambil ketika panen. Demikian juga zakat harta karun ( rikaz) yang diambil ketika menemukannya. Misalnya, jika seorang muslim memiliki 35 ekor kambing, maka ia tidak diwajibkan zakat karena nishab bagi kambing itu 40 ekor. Kemudian jika kambing-kambing ter sebut berkembang biak sehingga mencapai 40 ekor, maka kita mulai menghitung satu tahun setelah sempurna nishab tersebut. Cara Menghitung Nishab Dalam menghitung nishab terjadi perbedaan pendapat. Yaitu pada masalah, apakah y ang dilihat nishab selama setahun ataukah hanya dilihat pada awal dan akhir tahu n saja? Imam Nawawi berkata, Menurut mazhab kami (Syafii), mazhab Malik, Ahmad, dan jumhur , adalah disyaratkan pada harta yang wajib dikeluarkan zakatnya dan (dalam menge luarkan zakatnya) berpedoman pada hitungan haul, seperti: emas, perak, dan binat ang ternak- keberadaan nishab pada semua haul (selama setahun). Sehingga, kalau nishab tersebut berkurang pada satu ketika dari haul, maka terputuslah hitungan haul. Dan kalau sempurna lagi setelah itu, maka dimulai perhitungannya lagi, ket ika sempurna nishab tersebut. (Dinukil dari Sayyid Sabiq dari ucapannya dalam Fiq h as-Sunnah 1/468). Inilah pendapat yang rajih (paling kuat -ed) insya Allah. Mi

salnya nishab tercapai pada bulan Muharram 1423 H, lalu bulan Rajab pada tahun i tu ternyata hartanya berkurang dari nishabnya. Maka terhapuslah perhitungan nish abnya. Kemudian pada bulan Ramadhan (pada tahun itu juga) hartanya bertambah hin gga mencapai nishab, maka dimulai lagi perhitungan pertama dari bulan Ramadhan t ersebut. Demikian seterusnya sampai mencapai satu tahun sempurna, lalu dikeluark annya zakatnya. Demikian tulisan singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat. Yang berhak menerima (Wikipedia, Ensiklopedia bebas) 1. Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, yakni: 2. Fakir : Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu m emenuhi kebutuhan pokok hidup. 3. Miskin : Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi keb utuhan dasar untuk hidup. 4. Amil : Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat. 5. Mu allaf : Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk me nyesuaikan diri dengan keadaan barunya 6. Hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya 7. Gharimin : Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sa nggup untuk memenuhinya 8. Fisabilillah : Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, peran g dsb) 9. Ibnus Sabil : Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan. Yang tidak berhak menerima zakat 1. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari). 2. Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya. 3. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bag i kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim). 4. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. 5. Orang kafir.

Beberapa Faedah Zakat 1. Faedah Diniyah (segi agama) a) Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam ya ng mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhir at. b) Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rab b-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ke taatan. c) Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebaga imana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedeka h" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallall aahu alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda. d) Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Ras ulullah Muhammad SAW. 2. Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak) a) Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada prib adi pembayar zakat. b) Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan le mbut kepada saudaranya yang tidak punya. c) Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berup a harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai ting kat pengorbanannya. d) Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak. 3. Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)

a) Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fa kir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia. b) Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistens i mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah m ujahidin fi sabilillah. c) Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang a da dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tida k bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan ter jalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin. d) Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah. e) Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karen a ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak piha k yang mengambil manfaat. Hikmah Zakat Hikmah dari zakat antara lain: 1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka ya ng miskin. 2. Pilar amal jama i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da i yang berjuang dan berda wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT. 3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk. 4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat. 5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan. 6. Untuk pengembangan potensi ummat. 7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam. 8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat. Zakat dalam Al Qur an QS (2:43) ("Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku lah beserta orang-orang yang ruku ".) QS (9:35) (Pada hari d ipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, la lu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) k epada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.") QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan y ang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, za itun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Maka nlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah ha knya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan jan ganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berle bih-lebihan).

PENUTUP Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beraga ma Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak. Banyak Faedah dan Hikmah dari berzakat. Zakat dapat meningkatkan toleransi, solidaritas antar sesama manusia dan menyeimbangkan antara Hablumminallah dan Hablumminannas. Demikian makalah tentang zakat (berbagi dengan yang lain) yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat, mahasiswa, dan pembaca (khususnya). Kritik da n saran saya harapkan demi perbaikan pembuatan makalah berikutnya.

Surabaya, 17 November 2011 Penulis

DAFTAR PUSTAKA Diringkas dari tulisan: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. Dipublikasikan ulang oleh www.muslim.or.id Dalam Wikipedia, Ensiklopedia bebas : o Smith, Huston.2001.Agama-agama Manusia.Jakarta: Obor. o Heyneman, Stephen P.,2004.Islam and Social Policy. Nashville: Vanderbilt Uni versity Press. o Gibb, H. A. R., 1957.Mohammedanism.London: Oxford University Press. o Pass, Steven.2006. Beliefs and Practices of Muslims. Jakarta: GMP. o Panduan Pintar Zakat. H.A. Hidayat, Lc. & H. Hikmat Kurnia."QultumMedia. Jak arta. 2008.". o "Artikel Berjudul: Tuntunan Zakat Mal Pada MediaMuslim. Majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XII Majalah As Sunnah edisi 06 tahun VII/2003M Irwanzein; April 29, 2008 dalam emBlogan.htm http://karinakandhik.blogspot.com/2012/04/makalah-zakat.html

You might also like