You are on page 1of 8

JENIS-JENIS PENELITIAN

Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek di antaranya yaitu aspek tujuan, aspek metode, dan aspek bidang kajian.

A. Berdasarkan Tujuan

Klasifikasi bentuk penelitian berdasarkan aspek tujuan yaitu: 1. Penelitian Dasar

Suatu bentuk penelitian dikatakan penelitian dasar apabila para peneliti yang melakukan penelitian mempunyai tujuan perluasan ilmu dengan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia maupun masyarakat. Penelitian ini banyak dilakukan oleh negara-negara maju yang memang tidak mempunyai masalah dengan dengan dana pendidikan maupun dana penelitian. Hasil penelitian mungkin belum dimanfaatkan saat ini tetapi mungkin sangat berguna untuk kehidupan yang lebih baik dalam abad teknologi dan informasi di masa yang akan datang.

2. Penelitian Terapan (Applied Research)

Para peneliti dalam hal ini mengadakan penelitian atas dasar permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat sekitarnya. Tujuan utama para peneliti adalah pemecahan masalah dan hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, baik secara individual maupun secara kelompok maupun keperluan industry atau pengusaha dan bukan untuk wawasan keilmuan. Hasil dari penelitian ini berupa jawaban yang nyata dan dapat dirasakan oleh masyarakat yang bersangkutan.

B. Berdasarkan Metode

Klasifikasi bentuk-bentuk penelitian berdasarkan aspek metode yang digunakan yaitu: 1. Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat

populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail (Lehmann1979). Isaac dan Michael (1980) menyatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah: to describe systematically the facts and characteristics of a given population or area of interest. Pada penelitian ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif disebut juga penelitian praeksperimen karena dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Penelitian deskriptif hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian. Ciri-ciri penelitian deskriptif yaitu: a) Memusatkan pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau

masalah/kejadian yang actual dan berarti. b) Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan situasi atau kejadian secara tepat dan akurat.

Langkah-langkah pokok penelitian deskriptif yaitu: 1) Tentukan masalah atau bidang yang diamati dan rumuskan sub maslaah secara jelas dan terinci 2) Rumuskan secara jelas tujuan yang akan dicapai 3) Lakukan penelaahan kepustakaan yang tepat dan benar 4) Rumuskan metodologi penelitian antara lain: a) Prosedur pengumpulan data b) Pilih/susun alat/instrumen yang tepat c) Populasi dan sampel d) Pembakuan instrumen e) Latihan pengumpul data 5) Turun ke lapangan dalam rangka pengumpulan data 6) Analisis data 7) Penulisan laporan

Penelitian deskriptif mempunyai beberapa kelemahan di antaranya sebagai berikut. a) Topik atau masalah yang dipilih tidak diformulasikan secara jelas dan spesifik sehingga mengakibatkan kerancuan dalam perumusan hipotesis dan atau instrumen. b) Data yang dikumpulkan lebih yang bersifat umum sehingga kurang mendukung masalah khusus dalam penelitian itu. c) Pengambilan sampel kurang sesuai dengan yang sebenarnya karena tidak memperhatikan tingkat kesalahan yang dapat ditolerir. d) Teknik analisis yang dipakai kurang dirancang secara tepat dari permulaan, kadangkadang ditentukan setelah data dikumpulan. e) Kesahihan isi intrumen yang dipakai kurang mendapat perhatian dari para peneliti.

2. Penelitian sejarah (historical research)

Penelitian historis merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali secara sistematis, akurat, dan objektif kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lampau dengan menggunakan pendekatan normatif dan interpretatif. Melalui tipe penelitian historis , peneliti membuat rekonstruksi masa lampau dengan mengumpulkan, memverifikasi, dan menganalisa dan mensintesakan fakta-fakta yang ada dengan teliti sehingga memungkinkan gambaran yang tepat pada masa lampau memberikan latar masa sekarang dan persfetif masa yang akan datang. Apabila seseorang menggunakan tipe penelitian historis berarti ia melakukan penyelidikan, penilaian, mensintesakan bukti-bukti, dan menetapkan lokasi-lokasi secara sistematik dan objektif untuk mendapatkan atau menetapkan fakta-fakta dan mengambil kesimpulan yang tepat tentang objek yang telah terjadi di masa lampau. Dengan menggunakan tipe penelitian historis dimaksudkan agar: a. Seseorang menyadari apa yang terjadi di masa lampau sehingga seseorang dapat belajar dari kegagalan dan eberhasilan masa lampaunya. b. Belajar bagaimana sesuatu dikerjakan di masa lampau dan melihat kemungkinan apakah hal itu masih merupakan suatu kepedulian dan masih dapat digunakan dewasa ini. c. Membantu seseorang dalam membuat prediksi. d. Menguji hipotesis hubungan atau kecenderungan-kecenderungan.

Jika dilihat secara sepintas, penelitian sejarah sama dengan penelitian deskriptif. Keduanya sama-sama menggunakan penggambaran secara komprehensif tentang objek atau subjek penelitian. Bedanya adalah dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data dengan metode wawancara pada pelaku sejarah. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh gambaran secara objektif terhadap peristiwa besar atau objek yang diteliti. Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Ciri-ciri penelitian historis yaitu: a. Lebih bergantung ada data yang diobservasi orang lain daripada yang diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang cermat yang menganalisis keotentikan, ketepatan, dan pentingnya sumber-sumbernya. b. Berlainan dengan anggapan yang populer, penelitian histois haruslah tertib-ketat, sistematis, dan tuntas. c. Tergantung kepada dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber primer yaitu peneliti secara langsung melakukan observasi. Data sekunder diperoleh dari sumber sekunder yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya. Sumber primer dipandang sebagai memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama dan diberi prioritas dalam pengumpulan data. d. Untuk menentukan bobot data, biasanya dilakukan dua macam kritik yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik ekternal menanyakan Apakah data itu otentik:, sedangkan kritik internal menanyakan Apabila data itu otentik, apakah data tersebut akurat dan relevan?. Kritik internal harus menguji motif, keberatsebelahan, dan keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan atau mengabaikan sesuatu dan memberikan informasi yang palsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebabkan penelitian historis itu sangat tertib-ketat, yang dalam banyak hal lebih demanding daripada studi eksperimental. e. Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan yang mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan historis adalah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas. Penelitian historis juga menggali informasi-informasi yang lebih tua daripada yang umum dituntut dalam

penelaahan kepustakaan, dan banyak juga menggali bahan-bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dalam bahan acuan yang standar.

Oleh karena tidak semua masalah dapat diteliti dengan menggunakan pendekatan penelitian historis. Sehubungan dengan itu sebelum ditetapkan untuk meneruskan suatu topik dengan menggunakan penelitian historis, topik itu perlu dikaji dari segi: 1) Dimana kejadian yang berlangsung 2) Siapa yang terlibat dalam kejadian itu 3) Kapan kejadian itu terjadi 4) Jenis kegiatan/kejadian kemanusiaan yang bagaimanakah yang dilibatkan

Kekurangtepatan dalam pemilihan topik yang akan diteliti akan membawa dampak pada perumusan pertanyaan dan instrumen yang diajukan dan kritik internal maupun eksternal. Sehubungan dengan itu perlu dipertimbangkan beberapa kelemahan yang selalu menjadi sorotan dalam penelitian historis: a) Problem/masalah dinyatakan terlalu luas b) Kecenderungan menggunakan cara yang mudah dengan mengambil data dari sumber kedua mengakibatkan hasil yang kurang tepat, sebab ketetapan dan keotentikan data akan menentukan bentuk analisis yang akan dilakukan. c) Kritik internal maupun eksternal kurang dilakukan secara tajam dan tepat terhadap data yang ditemukan. d) Kegagalan dalam menginterpretasikan kata-kata dan ekspresi dalam konteks yang diterima sesuai dengan keadaan semula. e) Kegagalan dalam membedakan fakta-fakta yang berarti dalamsatu situasi itu sehingga kadang-kadang menjadi fakta yang tidak relevan dan tidak penting. f) Pelaksanaan penelitian dipengaruhi oleh bias pribadi peneliti tersebutsehingga menumpulkan interpretasi dari yang seharusnya. g) Karena banyaknya fakta yang dikumpulkan maka laporan yang disusun hanya merupakan kumpulan fakta-fakta yang banyak dan bukan menampilkan sintesa ke dalam generalisasi yang berarti. h) Sering juga terjadi analisis yang terlalu berlebihan yang kurang didukung oleh buktibukti yang cukupatau terjadinya analogi yang salah atau konklusi yang dibuat.

Penelitian historis juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

1) Topik yang ingin diteiti tidak dapat diungkapkan melalui tipe penelitian yang lain. 2) Memungkinkan untuk penggunaan cara yang berbeda-beda dan menunjukkan buktibukti yang lebih bervaiasi. 3) Dapat menyadarkan seseorang atau sekurang-kurangnya membuat seseorang mengetahui tentang kejadian apa yang terjadi di masa lampau, serta memungkinkan seseorang dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan masa lampau itu. 4) Dapat membantu dalam prediksi untuk masa datang. 5) Dapat lebih memahami dan mengerti tentang kebijaksanaan dan praktek kehidupan yang sedang terjadi dengan memperhatikan akar kehidupan dan keadaan masa lampau.

Langkah-langkah penelitian historis adalah sebagai berikut. a) Definisikan dan rumuskan masalah yang akan diteliti secara tepat b) Pada kegiatan berikutnya, pertimbangkanlah apakah penelitian historis merupakan cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam memberikan pertimbangan hendaklah diperhatikan apakah data yang penting yang diperlukan akan didapat. Disamping itu perlu pula dipikirkan apakah hasil penelitian ini nanti cukup berguna dan berarti bagi individu dan masyarakat atau lingkungan. c) Rumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin dirumuskan pula hipotesis/pertanyaan penelitian yang akan membimbing atau member warna penelitian. d) Tetapkan sumber informasi yang relevan dan sahih. Sumber informasi ini dapat berupa dokumen yang ditulis maupun yang dicetak, catatan numerical, pernyataan oral/lisan, dan objek fisik maupun karakteristik visual yang dapat menyediakan informasi masa lampau. e) Kumpulkan data dengan selalu mengingat sumber data primer dan sekunder. f) Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik internal dan eksternal. g) Tuliskan laporan yang mencakup pernyataan masalah, review sumber materil, pernyataan asumsi, hipotesis, cara mentes hipotesis, penemuan yang ada, interpretasi dan kesimpulan serta bibliografi.

3. Penelitian survei

Penelitian survei sering juga disebut sebagai penelitian normatif atau penelitian status. Penelitian survei biasanya tidak membatasi dengan satu atau beberapa variabel. Para peneliti pada umumnya dapat menggunakan variabel serta populasi yang luas

sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Hasil dari penelitian survei dapat digunakan: a. Sebagai bentuk awal penelitian yang telah direncanakan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik b. Dapat melakukan eksplorasi dan deskriptif sebagai tujuan penelitian c. Dapat melakukan klasifikasi terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan

4. Penelitian ex post facto

Disebut penelitian ex post facto karena para peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) sudah dinyatakan secara eksplisit untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian korelasi atau diprediksi jika variabel bebas mempunyai pengaruh tertentu pada variabel terikat. Sedangkan untuk mencari hubungan maupun prediksi, para peneliti sudah dianjurkan menggunakan hipotesis sebagai petunjuk dalam pemecahan permasalahan penelitian.

5. Penelitian eksperimen

Penelitian eksperimen merupakan metoda inti dari model penelitian yang ada karena dalam penelitian eksperimen, para peneliti melakukan 3 persyaratan dari suatu bentuk penelitian yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 grup, yaitu grup treatment (yang memperoleh perlakuan) dan grup kontrol (yang tidak memperoleh perlakuan). Hasil penelitian eksperimen dapat menentukan hubungan kausal atau sebab akibat. Penelitian eksperimen juga diharuskan menggunakan hipotesis dan melalui pengamatan. Peneliti menguji hipotesis tersebut dalam kondisi eksperimen yaitu kondisi yang sudah dimanipulasi sedemikian rupa, sehingga tidak ada kontaminasi di antara variabel yang diteliti.

6. Penelitian kuasi eksperimen

Kuasi artinya semu. Penelitian kuasi eksperimen diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan

di bidang ilmu pengetahuan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia, dimana mereka tidak boleh dibedakan antara yang satu dengan dengan yang lainnya. Pada penelitian kuasi eksperimen, peneliti dapat membagi grup yang ada dengan tetap mengacu pada bentuk alami yang sudah ada. Yang membedakan antara penelitian eksperimen dengan kuasi eksperimen adalah peneliti harus berhati-hati dalam menarik hubungan kausal yang terjadi karena dalam penelitian kuasi eksperimen kita tidak dapat mengontrol dan memanipulasi secara bebas dan intensif. Tujuan penelitian ekperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Ciri-ciri penelitian semu eksperimental: a) Penelitian eksperimental semu secara has mengenai keadaan praktis yang didalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut.

You might also like