You are on page 1of 18

A.

JUDUL Aplikasi: PENDETEKSI PENYAKIT PADA AYAM PETELUR BERDASARKAN GEJALA-GEJALA YANG DIDERITA

B. LATAR BELAKANG Ayam merupakan salah satu hewan piaraan yang biasa dipelihara masyarakat khususnya Indonesia. Daging ayam selain rasanya yang enak juga mengandung nilai gizi yang tinggi. Selain sebagai hewan piaraan, memelihara ayam dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian. Salah satu jenis ayam yang banyak dipelihara masyarakat Indonesia adalah ayam petelur. Karena selain peliharaannya yang lebih mudah, ketahanan tubuhnya juga lebih kuat daripada ayam pedaging. Akhir-akhir ini Negara kita Indonesia sedang ditimpa banyak musibah, salah satunya disebabkan oleh virus. Virus yang melanda Indonesia sekarang salah satunya adalah Avian Influenza atau Flu Burung. Virus flu burung yang menimpa di Indonesia adalah infeksi virus influenza A subtipe H5N1 (H=hemagglutinin; N=neuraminidase) yang pada umumnya menyerang unggas, burung dan ayam yang kemudian dapat menyerang manusia. Virus ini sudah menyebar hampir di seluruh Indonesia dan sudah banyak sekali ayam yang mati karenanya. Selain ditemukan pada ayam, virus flu burung juga banyak ditemukan pada babi, burung dan manusia. Dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang ini terutama pada bidang Teknologi Informasi, maka perlu adanya sistem untuk mendiagnosa penyakit pada ayam petelur yang memanfaatkan teknologi tersebut. Penyakit yang dapat menular pada ayam petelur dapat dideteksi menggunakan komputer tanpa harus ke dokter hewan. Maka penulis

membuat suatu program yang dapat mendiagnosa penyakit ayam petelur. Diagnosa penyakit ayam petelur merupakan salah satu bagian dari sistem pakar dalam bidang kesehatan (medis).

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat diambil adalah bagaimana membuat sebuah Aplikasi Pendeteksi Penyakit Pada Ayam Petelur berdasarkan gejala-gejala yang diderita. Pada sistem ini akan membahas berbagai penyakit ayam petelur yang biasa

terjadi di lingkungan ayam petelur baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan lainnya. Karena penyakit ayam petelur sangat banyak, maka pada sistem ini hanya membahas penyakit ayam yang sering menyerang ayam petelur. Penyakit ayam yang dibahas adalah Tetelo (Newcastle disease), Berak kapur (Pullorum), Tipus unggas (Fowl Typhoid), Pilek/ Snot (Infectious Coryza), Gumboro (Infectious bursal disease), Flu Burung (Avian influenza), Berak darah (Koksidiosis), Kolera Unggas (Fowl Cholera), Penyakit Jengger Biru (Enteritis Virus Corona), Busung Perut (Asites), Laringo Trakeitis Menular (Infectious Laryngo Tracheitis) dan Penyakit Marek (Leucosis Akuta). Sistem ini akan melakukan diagnosa kepada masing-masing penyakit berdasarkan gejala. Sistem ini tidak dilengkapi dengan diagnosa sementara jadi jika gejala yang dimasukkan tidak memenuhi suatu penyakit maka akan ada pemberitahuan bahwa penyakit ayam tidak terdiagnosa.

D. TUJUAN Tujuan dari program Aplikasi: PENDETEKSI PENYAKIT PADA AYAM PETELUR BERDASARKAN GEJALA-GEJALA YANG DIDERITA adalah : 1. Merancang sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit ayam petelur. Sehingga para pemilik/ peternak ayam petelur dapat mendiagnosa ayam peliharaannya tanpa perlu konsultasi kepada orang yang lebih ahli yaitu dokter hewan. 2. Membantu tenaga ahli atau dokter hewan dalam menangani beberapa kasus penyakit ayam petelur, sehingga penangannya lebih cepat.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dalam program Aplikasi: PENDETEKSI PENYAKIT PADA AYAM PETELUR BERDASARKAN GEJALA-GEJALA YANG DIDERITA adalah : 1. Terciptanya suatu aplikasi untuk mendiagnosa penyakit pada ayam petelur berdasarkan gejala-gejala yang ditimbulkan. 2. Pemilik/peternak ayam petelur dapat mendiagnosa ayam peliharaannya tanpa perlu konsultasi kepada orang yang lebih ahli. 3. Membantu tenaga ahli/dokter menangani beberapa penyakit pada ayam petelur dengan cepat.

F. KEGUNAAN Manfaat dari program Aplikasi: PENDETEKSI PENYAKIT PADA AYAM PETELUR BERDASARKAN GEJALA-GEJALA YANG DIDERITA adalah:

1.

Membantu masyarakat awam khususnya peternak ayam petelur untuk mengetahui penyakit apa yang diderita oleh ayamnya.

2.

Membantu tenaga ahli/dokter hewan menangani beberapa penyakit pada ayam petelur dengan cepat.

3.

Mengurangi kesalahan pengobatan pada penyakit yang salah identifikasi.

G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 Penyakit Ayam Petelur G.1.1 Berak Kapur (Pullorum) Berak kapur (Pullorum) adalah suatu penyakit infeksi akut atau kronis pada ayam yang disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Penyakit ini untuk pertama kali dilaporkan oleh Rettger pada tahun 1900. Biasanya menyerang anak ayam sampai dengan umur empat minggu. Penularan terjadi terutama dari telur dan penyebarannya berlangsung di pengeraman, penetasan, kotak anak ayam, kandang yang tercemar, peralatan kandang, burung liar dan limbah peternakan. Gejala yang ditimbulkan apabila ayam menderita penyakit ini adalah nafsu makan menjadi kurang bahkan hilang, nafas sesak-sesak, bulu menjadi kusam dan berkerut, kaki bengkak meskipun tidak luka, kedinginan meskipun pemanasan sudah cukup. Selain itu ayam yang menderita penyakit ini mengalami mencret keputih-putihan yang menyerupai kapur, dan terdapat kotoran putih dan keras yang menempel disekitar dubur ayam.

G.1.2 Tetelo (Newcastle Disease) Penyakit Tetelo (Newcastle Disease) atau biasa disebut dengan ND adalah penyakit akut pada unggas yang menular secara cepat dan menyebabkan timbulnya gangguan pernafasan yang sering diikuti pleh ganguan syaraf serta diare. Penykit ini disebabkan oleh virus paramyxo yang berfariasi keganasannya mulai dari sangat tinggi (velogenik) sampai cukup tinggi (mesogenik) atau sangat rendah (lentogenik). Penularan ND disebarkan selama masa tunas, saat ada gejala klinis dan secara terbatas pada saat kesembuhan. Virus berada di udara pernafasan, tinja, pada saat ayam mengalami sakit dan pada ayam yang mati karena ND. Ayam sehat dapat tertular melalui udara dan melalui pakan atau minum yang tercemar. Disamping itu dapat ditularkan melalui burung piaraan atau burung liar yang berada disekitar atau masuk ke dalam kandang. Gejala klinis yang dapat dideteksi jika ayam terserang virus ini adalah nafsu makan ayam menjadi hilang atau tidak dapat makan karena tidak dapat mengontrol leher, sempoyongan, nafas sesak/ megap-megap, produksi telur turun drastis yang menyebabkan peternak rugi. Selain itu gejala yang timbul adalah ayam mengalami bersin-bersin, mencret berwarna kehijau-hijauan, batuk-batuk, saat tidur nafasnya ngorok dan terlihat jelas saat malam hari.

G.1.3 Kolera Unggas (Fowl Cholera) Kolera unggas (Fowl Cholera) adalah penyakit pada unggas dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida, Pasteurella aviseptica atau Pasteurella cholera gallinarum. Penyakit ini bersifat septikemi dan umumnya terjadi secara akut, walaupun pada bangsa burung yang kurang peka di daerah

endemi dapat terjadi secara menahun. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah kematian ayam, penurunan berat badan dan penurunan produksi telur. Penularan penyakit ini terjadi melalui pencemaran pakan atau air oleh lendir hidung dari ayam yang sakit. Kandang yang penuh sesak, kedinginan, kepayahan dan sanitasi lingkungan yang jelek dapat menurunkan ketahanan tubuh terhadap infeksi. Gejala klinis yang dapat dideteksi apabila ayam terserang penyakt ini adalah nafsu makan menjadi hilang, nafas ayam sesak/ megap-megap, mengalami diare, nafas ngorok karena adanya cairan yang berada pada saluran pernafasan bagian atas, produksi telur menurun, tampak lesu, jengger membengkak merah, terjadi peradangan pada kaki sehingga menyebabkan lumpuh dan keluar cairan dari mata dan hidung.

G.1.4 Flu Burung (Avian Influenza) Avian influenza atau yang lebih dikenal dengan Flu Burung adalah penyakit pernafasan menular yang disebabkan oleh virus orthomyxo. Penyakit ini menyerang kalkun, ayam itik, puyuh, burung laut dan diketemukan pula pada burung liar. Penyakit ini sangat marak terjadi saat sekarang ini. Penularan penyakit ini melalui alat peternakan dan kontak langsung. Selain itu penularan juga dapat melalui udara serta orang yang terlibat langsung dalam peternakan. Unggas yang telah sembuh dalam penyakit ini tidak akan membawa sifat pada keturunannya. Gejala dari penyakit ini adalah nafsu makan hilang, nafas ayam sesak, produksi telur turun drastis, diare terus-menerus, keluar cairan berbusa dari mata, mengalami pembengkakan pada kepala dan wajahnya nampak membiru.

G.1.5 Tipus Unggas (Fowl Typhoid) Tipus unggas (Fowl Typhoid) adalah suatu penyakit septikemik yang disebabkan oleh basil Salmonella gallinarum. Penyebab penyakit ini dilaporkan pertama kali oleh Klien pada tahun 1889 di Inggris. Penularan penyakit ini terutama dari telur yang dapat menyebar pada masa pengeraman, di tempat penetasan, di kotak anak ayam, melalui peralatan, dan sebagainya. Sumber infeksi yang sering terjadi berasal dari bibit yang kebetulan menjadi pembawa sifat. Penyebaran secara mekanis yang sering terjadi adalah melalui tinja. Gejala yang ditimbulkan adalah nafsu makan berkurang bahkan hilang, bulu kelihatan kusam dan berkerut, berat badan menurun drastis/kurus, selalu mengantuk, jengger ayam berwarna pucat serta mengalami mencret berwarna kehijau-hijauan.

G.1.6 Berak Darah (Koksidiosis) Berak darah (koksidiosis) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi salah satu spesies coccidia atau lebih, yaitu suatu protozoa yang cirinya sama dengan penyebab diare dan radang usus. Koksidia dari genus Eimeria yang menyerang unggas dan terdiri atas 9 jenis, enam diantaranya sangat pathogen dan menyerang ayam. Sembilan jenis Eimeria tersebut adalah : Eimeria acervulina, Eimeria brunette, Eimeria hagani, Eimeria maxima, Eimeria mivati, Eimeria mitis, Eimeria nekatrix, Eimeria precox, dan Eimeria tenella. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui tinja dan kotoran kandang yang mencemari ayam yang rentan melalui alat, pakan atau minuman. Penularan antar spesies tidak biasa terjadi, sebab infeksi koksidia bersifat spesies spesifik.

Gejala pada ayam yang menderita penyakit ini adalah nafsu makan hilang, bulu ayam kusam/ berkerut, badan kurus, muka kelihatan pucat, dan mengalami mencret berwarna kemerah-merahan.

G.1.7 Gumboro (Infectious Bursal Disease) Gumboro (infectious bursal disease) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menciri terhadap keluarga Birnaviridae. Penyakit ini dikenal pertama kali di Gumboro, Delaware Amerika Serikat pada tahun 1962. kemudian ditemukan lagi di Inggris, Australia dan Negara-negara lain di dunia. Penyakit gumboro menimbulkan penurunan tanggap kebal terhadap perlakuan vaksinasi karena immunosuppression sehingga ayam mudah terserang penyakit lain yang lebih mematikan. Penularan virus ini paling sering terjadi melalui pencemaran lingkungan oleh virus yang keluar bersama tinja anak ayam yang terserang. Gejala yang dapat dilihat adalah nafsu makan menjadi berkurang bahkan hilang, bulu ayam kelihatan kusam dan berkerut, mencret berwarna kuputih-putihan, tampak lesu, duduk dengan sikap membungkuk dan kalau tidur paruhnya selalu diletakkan di lantai.

G.1.8 Pilek/ Snot (Infectious Coryza) Pilek/ Snot (Infectious coryza ) adalah penyakit pernafasan kronis pada ayam yang menular. Penyebabnya adalah bakteri Hemophilus gallinarum. Penyakit ini merusak saluran pernafasan bagian atas, terutama rongga hidung. Kasus snot ditemukan terutama pada saat pergantian musim (kemarau ke hujan atau sebaliknya).

Penularan terjadi secara cepat melalui kontak langsung antara ayam yang sakit dengan ayam yang sehat dalam satu kandang. Semua ayam dalam kelompok yang sembuh harus dianggap sebagai pembawa sifat. Dalam kelompok tempat kejadian penyakit, kontaminasi pakan dan air merupakan cara penularan yang sering terjadi. Gejala yang dapat dilihat dari penyakit ini adalah nafsu makan ayam berkurang bahakan hilang, produksi telur turun yang menyebabkan peternak rugi. Ayam selalu bersinbersin, diare terus-menerus dan encer, kelopak mata kemerahan, keluar nanah dari mata dan sangat bau karena lender yang busuk serta terjadi pembengkakan/ busung pada muka.

G.1.9 Penyakit Jengger Biru (Enteritis Virus Corona) Penyakit Jengger Biru (Enteritis Virus Corona) adalah suatu penyakit menular yang akut. Penyakit ini sering menyerang kalkun atau ayam muda yang mendadak. Penyakit ini menimbulkan kerugian karena penurunan pertumbuhan dan kematian yang tinggi. Penyebab penyakit ini adalah virus Corona tetapi selalu diikuti oleh onfeksi sekunder. Penyakit jengger biru ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung antara unggas yang terinfeksi dengan unggas yang sehat atau melalui kotoran kandang. Tinja ayam yang terinfeksi mengandung virus, sebab ayam yang sembuh akan terus mengeluarkan virus sampai beberapa bulan. Kejadian mendadak dan dengan cepat menular pada ayam dalam kandang. Ayam yang terinfeksi nafsu makannya menjadi hilang, diare cair, kelihatan mengantuk dengan bulu berdiri, tampak lesu, kedinginan dan mencari tempat yang hangat dan sianosis/ nampak membiru.

G.1.10 Busung Perut (Asites) Busung perut atau asites adalah suatu keadaan dimana terjadi penimbunan cairan yang banyak dalam perut. Keadaan ini banyak dijumpai pada ayam pedaging yang masih dalam tingkat pertumbuhan dan biasanya berakhir dengan kematian. Sedangkan pada ayam petelur biasa ditemukan pada ayam yang sudah bertelur atau sekitar umur 6 minggu. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan penggunaan garam yang berlebihan pada pakan dapat menyebabkan busung perut. Ayam yang menderita penyakit ini biasanya nafasnya sesak dan megap-megap, bulu kelihatan kusam dan berkerut, perut membesar karena berisi air.

G.1.11 Laringo Trakeitis Menular (Infectious Laryngo Tracheitis) Penyakit Laringo Trakeitis Menular (Infectious Laryngo Tracheitis) adalah suatu penyakit yang sangat menular. Penyebabnya adalah virus herpes. Ayam yang terserang penyakit ini akan mengalami gangguan pernafasan yang berat serta getah yang mendarah pada batang tenggorok. Penyakit ini dijumpai untuk pertama kali oleh May dan Tittsler pada tahun 1923, kemudian dilaporkan pleh P. Rhode tahun 1925. Masa tunas penyakit ini antara 2 samapai 12 hari. Penyakit ini ditularkan terutama melalui udara yang mengandung partikel virus atau melalui sarana lain seperti peralatan, pakan dan minuman yang berasal dari ayam yang terinfeksi. Ayam yang sembuh dapat bertindak sebagai pembawa sifat. Gejala ayam yang menderita penyakit ini adalah nafas sesak/ megap-megap, bersinbersin, nafas ngorok, batuk, mata berair, terdapat lender bercampur darah pada rongga mulut dan warna merah pada dada karena darah.

G.1.12 Penyakit Marek (Leucosis Akuta) Penyakit Marek (Leucosis Akuta) menurut sifat penyakitnya digolongkan menjadi Neural bila tumor menyerang syaraf dan menyebabkan kepincanagn dan kelumpuhan, Okular jika tumor menyebabkan perubahan pupil menjadi tak teratur dan kebutaan, dam Visceral bila tumor dijumpai pada organ dalam termasuk otot daging dan kulit. Penyakit ini disebabkan oleh virus DNA cell associated yang tergolong virus herpes tipe B. ayam paling rentan pada saat menjelang kematangan seksual antara umur 2-16 minggu. Penularan terutama melalui udara dalam kandang ayam, bulu, debu kandang, tinja dan air liur. Ayam terinfeksi mengandung virus dalam darah untuk waktu yang lama dan menjadi sumber infeksi bagi ayam yang rentan. Gejala yang ditimbulkan adalah badan ayam menjadi kurus, muka pucat, jalannya sempoyongan, kaki pincang, nafasnya cepat dan sayap menggantung.

G.2 Program Penunjang Untuk membuat program aplikasi Pendeteksi Penyakit Pada Ayam Petelu dibutuhkan beberapa perangkat lunak antara lain : G.2.1 Visual Basic .NET Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para pembuat program dapat membangun aplikasi Windows Forms. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri

menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu.

G.2.2 .NET Framework Microsoft .NET Framework (dibaca Microsoft Dot Net Framework) adalah sebuah komponen yang dapat ditambahkan ke sistem operasi Microsoft Windows atau telah terintegrasi ke dalam Windows (mulai dari Windows Server 2003 dan versi-versi Windows terbaru). Kerangka kerja ini menyediakan sejumlah besar solusi-solusi program untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum suatu program baru, dan mengatur eksekusi program-program yang ditulis secara khusus untuk framework ini. .NET Framework adalah kunci penawaran utama dari Microsoft, dan dimaksudkan untuk digunakan oleh sebagian besar aplikasi-aplikasi baru yang dibuat untuk platform Windows. Pada dasarnya, .NET Framework memiliki 2 komponen utama: CLR dan .NET Framework Class Library. Program - program yang ditulis untuk .NET Framework dijalankan pada suatu lingkungan software yang mengatur persyaratan-persyaratan runtime program. Runtime environment ini, yang juga merupakan suatu bagian dari .NET Framework, dikenal sebagai Common Language Runtime (CLR). CLR menyediakan penampilan dari application virtual machine, sehingga para programmer tidak perlu mengetahui kemampuan CPU tertentu yang akan menjalankan program. CLR juga menyediakan layanan-layanan penting lainnya seperti jaminan keamanan, pengaturan memori, garbage collection dan exception handling /

penanganan kesalahan pada saat runtime. Class library dan CLR ini merupakan komponen inti dari .NET Framework. Kerangka kerja itu pun dibuat sedemikian rupa agar para programmer dapat mengembangkan program komputer dengan jauh lebih mudah, dan juga untuk mengurangi kerawanan aplikasi dan juga komputer dari beberapa ancaman keamanan. CLR adalah turunan dari CLI (Common Language Infrastructure) yang saat ini merupakan standar ECMA. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan mengunjungi situs ECMA atau kunjungi sumber pranala di bawah artikel ini. Solusi-solusi program pembentuk class library dari .NET Framework mengcover area yang luas dari kebutuhan program pada bidang user interface, pengaksesan data, koneksi basis data, kriptografi, pembuatan aplikasi berbasis web, algoritma numerik, dan komunikasi jaringan. Fungsi-fungsi yang ada dalam class library dapat digabungkan oleh programmer dengan kodenya sendiri untuk membuat suatu program aplikasi baru.

H. METODE PELAKSANAAN Metode Pembuatan Aplikasi Pendeteksi Penyakit Pada Ayam Petelur Berdasarkan Gejala-Gejala yang Diderita akan diuraikan pada bab dibawah ini:

H.1 Metode Observasi Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran program yang akan dikembangkan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan atau lingkungan masyarakat baik dalam suatu instansi atau kalangan masyarakat umum tentang gejala-gejala yang sering dialami ayam.

H.2 Teknik wawancara Dari penelitian observasi kekurangan data yang diperlukan dapat dilakukan dengan metode wawancara. Wawancara memungkinkan pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan terwawancara. Dari metode ini data didapat dengan detail. Wawancara ini dilakukan secara terpimpin yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa sederet pertanyaan lengkap dan terinci tentang apa yang akan ditanyakan. Bahan pertanyaan yang ditanyakan adalah tentang: 1. Pengetahuan penyakit ayam petelur. 2. Pengetahuan gejala-gejala penyakit ayam petelur. 3. Pengetahuan tentang penanganan penyakit ayam petelur.

I. JADWAL KEGIATAN

J. RANCANGAN BIAYA K. DAFTAR PUSTAKA

L. LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Alamat : Erma Dwi Fendriawati : Desa Cepoko RT 03/III Kec. Panekan Magetan, Jawa Timur Tempat/Tgl. Lahir : Magetan, 06 Oktober 1988

Riwayat Pendidikan : SDN Cepoko II tahun 1995 s/d 2001 SMP Negeri 4 Magetan tahun 2001 s/d 2004 SMK Telkom Sandhy Putra Malang tahun 2004 s/d 2007 S1 SI STIKOM Surabaya tahun 2007 s/d sekarang

Tanda Tangan

Erma Dwi Fendriawati

Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana Kegiatan Nama Alamat : Adi Hizbul Fathoni : Jl. Sidotopo Wetan Baru VA/29 Surabaya, Jawa Timur Tempat/Tgl. Lahir Riwayat Pendidikan : Surabaya, 05 Oktober 1988 : SDN Rangkah VIII tahun 1995 s/d 2001 SMP Negeri 1 Surabaya tahun 2001 s/d 2004 SMA Negeri 4 Surabaya tahun 2004 s/d 2007 S1 SI STIKOM Surabaya tahun 2007 s/d sekarang

Tanda Tangan

Adi Hizbul Fathoni

Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana Kegiatan Nama Alamat : Hedy Haryanto : Medokan Ayu MA I-J / 12 Surabaya, Jawa Timur Tempat/Tgl. Lahir Riwayat Pendidikan : Surabaya, 27 Juni 1989 : SDN Medokan Ayu II 615 tahun 1995 s/d 2001 SMP Negeri 12 Surabaya tahun 2001 s/d 2004 SMA Negeri 17 Surabaya tahun 2004 s/d 2007 S1 Sistem Informasi STIKOM Surabaya tahun 2007 s/d sekarang.

Tanda Tangan

Hedy Haryanto

You might also like