You are on page 1of 2

Kitab Sutasoma Menurut dr. WK.Dharma, Kitab Sutasoma merupakan karya Mpu Tantular.

Adapun ringkasan dari kitab Sutasoma ini adalah sebagai berikut : Dikisahkan Sanghyang Buddha yang menitis pada putra Prabu Mahaketu, raja Hastina, yang bernama Raden Sotasoma. Setelah dewasa dia sangat rajin beribadah cinta akan agama Buddha (Mahayana). Dia tidak mau dikawinkan dan dinobatkan menjadi raja. Pada suatu malam dia meloloskan diri dari kerajaan, pintu-pintu yang sedang tertutup dengan sendirinya menjadi terbuka untuk memberi jalan keluar pada prabu Sutasoma. Di dalam perjalanannya, Sutasoma tiba pada sebuah candi yang terletak di dalam hutan. Dia berhenti di candi tersebutdan mengadakan samadhi. Kemudian meneruskan perjalanan dan mendaki pegunungan Himalaya dengan diantar oleh beberapa orang pendeta. Mereka tiba si sebuah pertapaan. Diceritakan bahwa para pertapa yang melaksanakan samadhi di pertapaan itu sering mendapat gangguan dari seorang raja raksasa, yang gemar menyantap daging manusia dan bernama Purusada, akhirnya menjadi raksasa penghuni hutan. Tenyata Purusada menderita luka di kakinya dan tak kunjung sembuh. Para pendeta meminta agar Sutasoma bersedia membunuh Purusada, akan tetapi permintaan tersebut ditolaknya. Dalam melanjutkan perjalanannya, ia mendapat serangan dari raksasa berkepala gajah dan seekor naga. Namun keduanya dapat dia dikalahkan. Ketika sampai disebuah tebing, ia melihat seekor macan betina yang sedang bersiap menyantap anaknya sendiri. Melihat kejadian tersebut, Sutasoma menawarkan diri sebagai pengganti. Maka dihisaplah darahnya oleh macan, dan meninggallah Sutasoma. Namun setelah melihat mayat Sutasoma. Kemudian datanglah Batara Indra untuk menghidupkan kembali Sutasoma. Setelah kejadian tersebut, Sutasoma bersamadhi di dalam sebuah goa. Para dewa mencoba keteguhan tekad sang pertapa tersebut dengan pelbagai godaan. Namun dapat diatasi oleh Sutasoma. Bahkan dalam melaksanakan samadhi, ia dapat menjelma menjadi Buddha Vairocana. Setelah pulih, kembali menjadi Sutasoma dan dirinya berniat untuk pulang ke negerinya. Di dalam perjalanan pulang, ia bertemu

dengan bala tentara Purusada yang sedang dikejar oleh Prabu Dasabahu. Ternyata ratu ini masih saudara sepupunya sendiri dan ia pun diminta untuk pulang kembali ke negerinya. Setelah kepulangannya, Sutasoma dinikahkan dengan adik Prabu Dasabahu. Setelah selesai perhelatan, ia pun melanjutkan perjalanan ke Hastina, ia kemudian dinobatkan sebagai raja dan bergelar Prabu Sutasoma. Pada waktu itu, raksasa Purusada yang bernazar akan mempersembahkan seratus manusia untuk menjadi santapan Batara Kala, bilamana luka di kakinya dapat disembuhkan. Ketika itu, Purusada dapat menawan sembilan puluh sembilan orang raja yang akan dipersembahkan pada Batara Kala. Untuk memperoleh raja ke seratus, Purusada lalu menyamar sebagai seorang pendeta tua yang kemudian berhasil menawan Raja Widarba. Kemudian jumlah ke seratus tawanan tersebut dipersembahkan pada Batara Kala. Namun persembahan tersebut ditolak oleh Batara Kala. Karena menginginkan daging Prabu Sutasoma. Setelah mengetahui duduk persoalan, Prabu Sutasoma bersedia menjadi santapan Batara Kala, asalkan keseratus tawanan lainnya dibebaskan. Kerelaan ini sangat berkenan di hati Batara Kala, bahkan Purusada menjadi terharu. Purusada kemudian bertobat dan berjanji tidak akan makin daging lagi.

You might also like