STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 01 PANDEAN KOTA MADIUN
SKRIPSI
Oleh: EKA YULIANA RAHMAWATI 05110099
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG APRIL, 2009
i APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 01 PANDEAN KOTA MADIUN Diajukan Kepada:
Fakultas Tarbiyah UIN Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pdi)
Oleh: EKA YULIANA RAHMAWATI 05110099
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG APRIL, 2009
ii SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Malang, April 2009
Eka Yuliana Rahmawati
iii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Struktur Organisasi
Lampiran 2: Tanda Bukti Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 3: Pedoman Interview
Lampiran 4: Data Siswa
Lampiran 5: Data Guru
iv MOTTO
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.S. Ali Imron: 159 )
Rasulullah SAW Bersabda:
Bagi segala sesuatu itu ada metodenya, dan metode masuk surga itu adalah ilmu. (HR. Dailami)
Eka Yuliana Rahmawati,2009, Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean kota Madiun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Drs. H. A. Fatah Yasin, M. Ag
Fokus Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan Aplikasi Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam . Salah satu cara agar tercapainya tujuan pembelajaran adalah penggunaan metode yang tepat, sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Selama ini banyak para pendidik yang masih menerapkan metode yang sifatnya monoton seperti ceramah, dan hal tersebut kurang efektif dalam mengaktifkan siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal yang lebih penting lagi adalah siswa kurang bergairah, merasa tertekan terhadap pembelajaran, dan kurang bisa memahami penjelasan yang telah disampaikan oleh bapak ibu guru. Sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau di madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan. Seperti halnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan tentang Agama Islam. Metode demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar yang tidak pernah lepas pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi- materi yang berkenaan dengan ibadah seperti sholat, wudhu, tayamum, haji dan akhlak. Dimana penerapan metode demonstrasi ini melibatkan antara pendidik (guru) dan siswa serta bertujuan untuk meningkatkan kualitas intelektual peserta didik baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Berangkat dari latar belakang itulah penulis penulis kemudian ingin membahasnya dalam skripsi dan mengambil judul Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi PAI di SDN 01 Pandean kota Madiun. Untuk mendapatkan kepastian maka diambil rumusan masalah bagaimana aplikasi metode demonstrasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Madiun, bagaimana pemahaman siswa pada bidang studi PAI setelah diterapkannya metode demonstrasi di SDN 01 Pandean kota Madiun, faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode demonstrasi Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Kota Madiun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang aplikasi metode demonstrasi dalam Pembelajaran PAI, untuk mendeskripsikan tentang pemahaman siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi di SDN 01 Pandean kota Madiun dan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode demonstrasi Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Kota Madiun Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu peneliti mengamati dan berinteraksi dengan guru, kepala sekolah, dan para siswa di SDN 01 Pandean kota Madiun dengan interview dan mencari data dengan meminta dokumentasinya.
vi Akhir dari penelitian ini, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa: 1. Aplikasi metode demonstrasi pada bidang studi PAI di SDN 01 Pandean kota Madiun berjalan sangat efektif karena siswa diajak mengalami atau terlibat secara langsung dan aktif dilingkungan belajarnya. Dari situ peserta didik diberi kesempatan yang luas bagi siswa untuk mengekspresikan diri akan membangun pemahaman pengetahuan dengan cara mendengar, melihat, dan melakukan serta melibatkan lebih banyak indera yang dimilikinya. Adapun langkah dalam aplikasi metode demonstrasi adalah sebagai berikut: a. Menyebutkan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga tugas- tugas yang harus dilakukan oleh siswa b. Menjelaskan materi sejelas-jelasnya terlebih dahulu mengenai landasan teori sebelum melaksanakan demonstrasi c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagi yang belum paham. d. Menyuruh siswa untuk mempraktekkan satu persatu di depan guru dan teman-temannya dan jika masih ada yang belum benar, guru langsung membetulkannya e. Guru juga dapat membentuk atau membagi siswa menjadi beberapa kelompok agar dapat dibandingkan dengan kelompok yang telah dibentuk oleh guru tadi sehingga memudahkan dalam penilaian setelah diterapkan metode demonstrasi. 2. Pemahaman siswa pada bidang Studi Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya metode demonstrasi di SDN Pandean kota Madiun adalah sangat baik dan sangat meningkat. yang ditandai dengan kemampuan siswa untuk mencerna secara cermat dan tepat dalam memahami dan melaksanakan materi ibadah yang disampaikan oleh bapak ibu guru. Indikasi tingkat kepahaman siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode demonstrasi dapat diukur dengan: a. Siswa bisa menangkap materi yang telah disampaikan oleh bapak ibu guru b. Siswa sudah bisa melafalkan niat, bacaan-bacaan, bisa melafalkan dengan benar serta bisa melaksanakan atau mempraktekkan tata caranya dengan baik dan benar sesuai urutan. 3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor itu bisa berasal dari siswa, guru, maupun yang lain. Faktor pendukung; Sedangkan faktor pendukung itu diantaranya, kedisiplinan guru datang tepat waktu, tersedianya media di sekolah, kemampuan guru dalam menguasai dan menyampaikan materi kepada siswa. Sedangkan untuk faktor penghambat; keterbatasan sarana prasarana, keterbatasan waktu, kondisi psikologis siswa, dan faktor lingkungan
Kata kunci: Metode Demonstrasi, Pemahaman, Pendidikan Agama Islam.
vii KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam dengan judul Aplikasi Metode Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SDN 01 Pandean kota Madiun. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Saw yang telah mengangkat kita dari jurang kenistaan menuju samudera yang terang benderang yakni agama Islam. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Berhasilnya proses penyusunan skripsi ini juga tak lepas dari tanggung jawab, bimbingan, motivasi dan segala macam bantuan dari mereka baik moril maupun materiil, terutama kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H.Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Bapak Prof. Dr. H. Djunaidi Ghony selaku Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah mngorbankan waktunya untuk, mengarahkan, dan memberikan masukan hingga terselesainya skripsi ini.
viii 3. Bapak Drs. M. Padil, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Bapak Drs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan masukan dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini. 5. Bapak Subandi, S.Ag selaku kepala SDN 01 Pandean kota Madiun yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi di SDN 01 Pandean kota Madiun 6. Para bapak ibu guru khususnya guru PAI bapak Abdul Rokhim dan ibu Ali Sugi Mulyati serta staf TU yang telah membantu penulis dalam memberikan keterangan tentang SDN 01 Pandean kota Madiun 7. Kedua orang tua dan semua keluarga penulis yang senantiasa mendoakan, memberikan motivasi dan kasih sayang kepada penulis. 8. Semua siswa SDN 01 Pandean kota Madiun khususnya kelas VA yang dalam hal ini selalu mendukung kegiatan penulis. 9. Semua teman-temanku yang selalu memberikan motivasi. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini kami ucapkan terimakasih, semoga Allah memberikan imbalan atas segala kebaikannya dan dicatat sebagai amal yang sholeh Amin. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.
ix Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin.
Malang, April 2009
Penulis
x Drs. A. Fatah Yasin, M. Ag Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Eka Yuliana Rahmawati Malang, April 2009 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di Malang
Bismillahirrohmaanirrohiim Assalamualaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini: Nama : Eka Yuliana Rahmawati NIM : 05110099 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi :
Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Pendidkan Agama Islam di SDN 01 Pandean kota Madiun
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamualaikum Wr. Wb
Pembimbing,
Drs. H. A. Fatah Yasin, M. Ag NIP. 150 287 892
xi APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 01 PANDEAN KOTA MADIUN
SKRIPSI
Oleh: EKA YULIANA RAHMAWATI NIM: 05110099
Dosen Pembimbing,
Drs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag NIP. 150 287 892
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Drs. M. Padil, M. Pdi NIP. 150 252 758
xii PERSEMBAHAN
Segala puji hanya bagi Allah SWT..... Skripsi ini tidak akan selesai jika tidak ada yang membantu... saya ingin mengucapkan 9999X terimakasih kepada: 1. Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.... I believe in God 2. Ayah Bundaku tercinta serta semua keluargaku yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang yang begitu tulus serta mendoakan kesuksesanku dan saya tidak tahu bagaimana harus membalasnya. Tak ada yang lebih indah dari kasih sayangmu... 3. Semua guru-guru yang mengajariku membaca, menulis, dan berhitung. Doaku semoga anda masuk surga beriring amal sholehmu amien... 4. Bpak Drs. H. A. Fatah Yasin yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini... Semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak dan keluarga Amien... 5. Buat MasQ tersayang terimakasih atas segala pengorbananmu, jarak bukanlah pemisah tapi merupakan anugerah yang patut kita syukuri. 6. Teman-teman seperjuanganku (TK Aisyiah I, MI Al-Islam Jetis, MTsN Sewulan, MAN 2 di Madiun, Fakultas Tarbiyah (PAI) UIN Malang 2005) dan tak lupa buat bapak ibu kostku yang selalu memberikan kasih sayang dan menjagaku selama di malang. Teman-teman kost 7 (Kichan, Lely, Binta, Riska, Putri, Dina), beribu-ribu ku ucapkan terimakasih atas perjuangan yang takkan pernah terlupakan baik suka ataupun duka yang telah kita jalani bersama, semoga bermanfaat fi- dunya wal akhirat Amin... Jangan engkau berputus di tengah jalan selagi kau masih dapat bernafas dan berdoa... 7. Keponakanku yang lucu n imoet Ilham, Danang & Diah... Canda tawamu membuat hidupku lebih indah...
xiii 8. Teman-teman PKL SMP NU Bululawang. Keep n rollin 9. Sahabat baikku Kak Ko2, Mbk Rinda, Mas Arik, Mas Narko, Mas Azis, Dila, Eki, Mbenot yang lucu n gemesin, Ika, Sari, Sri Wahyuni, Rike, Robet, Oky, AdeQ Shinta, Hasan. Walaupun kita tidak bisa bersatu tapi hatiku akan selalu dekat... Sengsara Bagi mereka yang putus asa, mengakhiri hidupnya dengan cara gila... Ojo ditiru geh mbak/mas?he..he.. 10. Smua staf dan karyawan UIN Malang. Tetep senyum n yang sabar ya dalam memberikan pelayanan n ikhlas karena Allah SWT?he..he.. 11. Semua orang yang memberiku inspirasi. Mator Thank you...
Tidak Ada Yang Berharga Dalam Hidup ini Selain Kesabaran dan Kejujuran Hati TIDAK ADA YANG LEBIH BAIK SELAIN BERBUAT BAIK ***
xiv APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 01 PANDEAN KOTA MADIUN
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Eka Yuliana Rahmawati (05110099) Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 11 April 2009 dengan nilai A Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pdi) Pada tanggal: 11 April 2009 Panitia Ujian
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Drs. H. A. Fatah Yasin, M. Ag Drs. H. Asmaun Sahlan, M. Ag NIP. 150 287 892 NIP. 150 215 372
Penguji Utama, Pembimbing,
Drs. H. M. Padil, M.Pd.I Drs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag NIP. 150 267 235 NIP. 150 287 892
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031
xv DAFTAR ISI
APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 01 PANDEAN KOTA MADIUN
HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN ii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO. i HALAMAN PERSEMBAHAN ii KATA PENGANTAR. iii ABSTRAK iv DAFTAR ISI xi DAFTAR LAMPIRAN... viii
BAB I: PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah........ B. Rumusan Masalah.......... C. Tujuan Penelitian....... D. Kegunaan Penelitian.. E. Batasan Masalah. F. Penegasan Istilah.... 1 1 8 8 9 10 10
xvi BAB II: KAJIAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi .. 1. Definisi Metode Demonstrasi........ 2. Tujuan Metode Demonstrasi ..... 3. Prinsip-prinsip Penerapan Metode Demonstrasi.... 4. Langkah-langkah Dalam Pelaksanaan metode Demonstrasi....... 5. Kebaikan dan kelemahan Metode Demonstrasi.... B. Pemahaman Siswa Terhadap PAI.. 1. Definisi Pendidikan Agama Islam. 2. Kurikulum PAI di Sekolah Dasar.. 3. Dasar dan Tujuan PAI... a. Dasar Pendidikan Agama Islam b. Tujuan PendidikanAgama Islam... 4. Pemahaman Siswa Terhadap PAI.. a. Pengertian Pemahaman Siswa.. b. Pemahaman Siswa Terhadap PAI Melalui Metode Demonstrasi.. 12 12 12 15 17 18 21 26 26 31 35 35 39 40 40 40
41 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN... A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... B. Kehadiran Peneliti C. Lokasi Penelitian.. D. Sumber Data. E. Tehnik Pengumpulan Data F. Analisis Data G. Pengecekan Keabsahan Data H. Tahap-tahap Penelitian 44 44 46 46 47 49 51 52 53 BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN...... A. Latar Belakang Objek Penelitian. 1. Letak Geografis SDN O1 Pandean ...... 2. Sejarah berdirinya SDN 01 Pandean. 56 56 56 56
xvii 3. Identitas SDN 01 Pandean. 4. Visi Misi SDN 01 Pandean 5. Struktur Organisasi SDN 01 Pandean 6. Keadaan guru, karyawan dan Siswa 7. Keadan Sarana dan Prasarana 8. Keadaan Keagamaan Siswa SDN 01 Pandean.. 9. Kegiatan Ekstra. B. Paparan Data.. 1. Aplikasi Metode Demonstrasi pada bidang studi PAI di SDN 01 Pandean kota Madiun... 2. Pemahaman Siswa pada Bidang Studi PAI Setelah Diterapkan Metode Demonstrasi di SDN 01 Pandean kota Madiun ... 3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Metode Demonstrasi di SDN 01 Pandean Kota Madiun........... 57 58 60 60 63 64 65 65
65
82
87 BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Metode Demonstrasi pada bidang studi PAI di SDN 01 Pandean........... B. Pemahaman Siswa pada Bidang Studi PAI Setelah Diterapkan Metode Demonstrasi di SDN 01 Pandean kota Madiun................. C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Metode Demonstrasi di SDN 01 Pandean Kota Madiun.......... 90
90
95
97 BAB VI PENUTUP...... A. KESIMPULAN...... B. SARAN....... 101 101 103 DAFTAR PUSTAKA.. xv DAFTAR LAMPIRAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (intruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 1
Dalam belajar mengajar terkandung dua kegiatan pokok, yaitu kegiatan guru dalam mengajar dan kegiatan murid dalam belajar-mengajar pada umumnya diartikan sebagai usaha guru untuk menciptakan kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya, termasuk guru, alat pelajaran, kurikulum, dan instrumen pendidikan lainnya yang disebut proses belajar sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan. 2
1 Nana Sudjana, Dasar-dasar Belajar Mengajar, (Bandung; Sinar Baru Algensindo,1984), hal.43 2 Zuhairini, Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang,UM Press, 2004), hal.60
2 Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya. Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal, untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik, salah satu diantaranya yang menurut penulis penting adalah metodologi mengajar. Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak pernah luput dari pembahasan mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya 3 . Sedangkan kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode yang tepat dan memberinya motivasi. Apabila guru terus mendominasi proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), anak akan menjadi pasif. Kalau pun anak melakukan kegiatan, tentu atas instruksi dan perintah guru (sistem komando). Selain itu anak lebih banyak mendengar ceramah yang bersifat lisan-verbal dalam kegiatan Belajar Mengajar. Maka apa yang terjadi? Menurut filsuf Cina Konfisius Apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, dan apa yang saya lakukan saya paham.
3 Siti Inganah, Belajar dan Pembelajar, (Malang, UMM Press, 2004), hal.45
3 Di dalam kegiatan Belajar Mengajar tercakup peran guru, aktivitas anak, penggunaan sumber-metode-media belajar, dan aktivitas lain yang merupakan kegiatan belajar. Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar selama ini lebih ditentukan oleh peran dan kreativitas guru. Guru dituntut untuk mencapai target-target yang sudah ditentukan lewat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. 4
Sedangkan metodologi pengajaran tidak akan ada artinya kalau tidak dilaksanakan dalam praktek pendidikan. Perlu disadari bahwa sangat sulit untuk menyebutkan metode mengajar mana yang baik, yang paling sesuai atau efektif. Sebab suatu metode mengajar menjadi metode yang baik sekali pada seorang guru, sebaliknya pada guru yang lain pemakaian menjadi jelek. Begitu pula metode yang umumnya dikatakan baik, gagal pada guru yang tidak menguasainya. Kemampuan melaksanakan metode dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan ketekunan dan latihan yang terus menerus. Apakah siswa akan terangsang atau tertarik dan ikut serta diaktifkan dalam kegiatan belajar, sangat tergantung pada metode yang dipakai. Aktifnya siswa dalam kegiatan belajar berarti makin melekatnya hasil belajar itu dalam ingatan 5 . Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan,
4 Sri Joko Yunanto, Sumber Belajar Anak Cerdas, (Jakarta, PT. Grasindo, 2005), hal. 2-3 5 Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hal.67
4 sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya. Metodologi mengajar banyak ragamnya, kita sebagai pendidik tentu harus memiliki metode mengajar yang beraneka ragam, agar dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan hanya satu metode saja, tetapi harus divariasikan, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud atau tercapai. Dalam Q.S. Ali Imran [3] ayat 159 Allah SWT berfirman:
Maka disebabkan rahmat dari Allahlah engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap kasar dan berhati keras niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan libatkanlah pendapat (musyawarah) mereka dalam segala urusan....
Sebagaimana halnya ayat di atas secara redaksional ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW supaya memusyawarahkan perosoalan- persoalan tertentu dengan para sahabat atau anggota masyarakatnya. Dari pernyataan tersebut kita mengerti bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, untuk mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan maka seorang guru harus bertanggung jawab bagaimana mengatur, mengelola kelas, dan
5 memilih metode yang relevan dengan materi. Sehingga siswa mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula, penggunaan satu jenis metode mengajar untuk segala macam tujuan belajar tentunya tidak efektif. Berbeda tujuan akan berbeda pula cara penyampaiannya. Misalnya, dalam hal-hal tertentu dan khusus, metode ceramah sangat tepat dan serasi, namun dalam hal yang lainnya mungkin lebih tepat jika menggunakan metode Problem Solving, atau demonstrasi, modul atau yang lainnya. Kemungkinan yang lain lagi adalah menggunakan berbagai macam metode untuk satu tujuan tertentu (metode campuran). 6
Banyak sekali metode dalam belajar-mengajar yang telah dikenal oleh guru. Akan tetapi, bagaimana menggunakan suatu metode dengan pendekatan keterampilan agar dapat menunjang siswa belajar lebih aktif masih menjadi problem. Hal ini akan menjadi titik toalak uraian dalam peninjauan diagram yang menggambarkan hubungan antara beberapa metode yang dianggap cukup penting dalam pengaturan cara belajar. Metode dalam pembelajaran memiliki peranan penting sebab merupakan jembatan yang menghubungkan antara pendidik dengan anak didiknya menuju kepada tujuan pendidikan Islam yaitu terbentuknya kepribadian muslim. Berhasil tidaknya pendidikan Islam ini dipengaruhi oleh seluruh faktor yang mendukung pelaksanaan pendidikan Islam ini. Apabila timbul permasalahan di dalam pendidikan Islam, maka kita harus dapat mengklasifikasikan masalah yang kita hadapi itu ke dalam faktor-faktor yang
6 Op. Cit., Hal.61
6 ada. Apabila seluruh faktor telah dipandang baik terkecuali faktor metode, maka kitapun harus pandai merinci dan mengklasifikasikannya. Karena begitu pentingnya masalah metode ini, Rasulullah Saw menganjurkan kemampuan dan perkembangan anak didik. Rasulullah Saw bersabda: ,,- _=| _- ,, ,- | , . -| ,,v =-- - , .,=- ( Artinya: Kami para Nabi, diperintahkan untuk menempatkan seseorang pada posisinya, berbicara sesuai kemampuan akalnya. (Al-Hadits)
Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidik dalam menyampaikan materi dan bahan pendidikan Islam kepada anak didiknya harus benar-benar disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anak didik. Kita tidak boleh mementingkan materi atau bahan dengan mengorbankan anak didik. Sebaliknya kita harus mengusahakan dengan jalan menyusun materi tersebut sedemikian rupa sesuai dengan taraf kemampuan anak, tetapi dengan cara serta gaya yang menarik. 7
Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) banyak terdapat berbagai macam metode yang digunakan khususnya pada bidang Studi Pendidikan Agama Islam. Salah satu diantaranya adalah penerapan metode demonstrasi. 8
Sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau di madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan. Seperti halnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses
7 Nur Uhbiyati,1998, Ilmu Pendidikan Islam 1, (Bandung; CV. Pustaka Setia), Hal.124 8 Zakiah Darajat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Bumi Aksara, Jakarta;1995), hal. 288
7 penyampaian pengetahuan tentang Agama Islam. Hanya sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih dominan ceramah. Proses internalisasi tidak secara otomatis terjadi ketika nilai-nilai tertentu sudah dipahami oleh siswa. Artinya, metode ceramah yang digunakan guru ketika mengajar PAI berpeluang besar gagalnya proses internalisasi nilai- nilai agama Islam pada diri siswa, hal ini disebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar materi PAI. Metode demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar yang tidak pernah lepas pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi-materi yang berkenaan dengan ibadah seperti sholat, wudhu, tayamum, haji dan akhlak. Namun penerapan metode demonstrasi ada tidak dapat digunakan pada materi akidah (keimanan kepada Allah Swt, Malaikat, Surga Neraka, Siksa kubur dan lain sebagainya). Bagi siswa Sekolah Dasar penerapan metode demonstrasi sangat penting, karena anak Sekolah Dasar belum sempurna kekuatan akalnya untuk menerima materiyang disampaikan secara lisan sehingga diperlukan latihan atau demonstrasi. Dimana penerapan metode demonstrasi khususnya materi ibadah, melibatkan antara pendidik (guru) dan siswa serta bertujuan untuk meningkatkan kualitas intelektual peserta didik baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
8 Dengan metode demonstrasi siswa diajak terlibat langsung sehingga mendapat pengalaman baru. Karena begitu pentingnya metode mengajar dalam pembelajaran khususnya bagi anak Sekolah Dasar, maka penulis tergugah untuk menulis dan menguraikannya sehingga penelitian ini penulis beri judul APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 01 PANDEAN KOTA MADIUN. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Kota Madiun ? 2. Bagaimana Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Setelah Diterapkan Metode Demonstrasi di SDN 01 Pandean Kota Madiun? 3. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Metode Demonstrasi Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Kota Madiun? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Mendeskripsikan Bagaimana Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Kota Madiun 2. Mendeskripsikan Bagaimana Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Setelah Diterapkan Metode Demonstrasi di SDN 01 Pandean Kota Madiun
9 3. Mendeskripsikan Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Metode Demonstrasi Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Kota Madiun D. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi: 1. Lembaga Pendidikan Menambah wacana pendidikan tentang metode pengajaran dan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran PAI 2. Bagi Guru PAI Sebagai masukan bagi guru-guru PAI dalam meningkatkan pemahaman siswa pada bidang studi PAI serta sebagai bahan rujukan dalam mengatasi problematika pengajaran PAI 3. Bagi siswa Meningkatkan Pemahaman siswa terhadap bidang studi PAI 4. Bagi Penulis Memberikan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional
10 E. BATASAN MASALAH Pembatasan masalah dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman dari penelitian agar lebih terarah, jelas, dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis membatasi masalah pada : 1. Memberikan gambaran tentang pelaksanaan metode demonstrasi pada bidang studi Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi ibadah di SDN 01 Pandean Kota Madiun. 2. Objek penelitian adalah siswa SDN 01 Pandean Kota Madiun 3. Pencarian informasi tentang berhasil tidaknya pelaksanaan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Kota Madiun. F. PENEGASAN ISTILAH Untuk memperjelas judul skripsi ini, maka perlu adanya penegasan istilah sebagaimana dibawah ini : 1. Metode adalah cara atau langkah yang digunakan dalam proses belajar mengajar. 2. Metode Demonstrasi adalah suatu cara mengajar/teknik mengajar dengan mengkombinasikan lisan dengan suatu perbuatan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melalui suatu kegiatan baik secara langsung maupun menggunakan media yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. 3. Pemahaman berarti proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan sesuatu hal atau perbuatan.
11 4. Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar membimbing peserta didik agar mengetahui, memahami, dan menyakini nilai-nilai ajaran Islam
12 BAB II KAJIAN TEORI A. METODE DEMONSTRASI 1. Definisi Metode Demonstrasi Metodologi bersal dari dua kata metoda dan logos. Metoda dalam bahasa Yunani berasal dari kata meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara, sedangkan logos mempunyai arti ilmu. Jadi kata metodologi jika dijelaskan adalah ilmu pengetahuan yang membecirakan tentang cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. 9
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba terlebih dahulu sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan (guru, murid, atau orang luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan. 10 Dalam metode tersebut antara lain dapat dikembangkan keterampilan/kemapuan mengamati, mengklasifikasikan, menarik kesimpulan, menerapkan, mengkomunikasiakan. Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru atau siswa secara berkelompok.
9 A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (UIN-Malang, Malang, 2008), hal. 130 10 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Kalam Mulia, Jakarta, 1990), Hal. 150
13 Dalam sumber lain disebutkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiah melakukan sesuatu. Misalnya, cara mengambil wudhu, cara mengerjakan sholat jenazah, cara melaksanakan thowaf haji atau umrah, dan sebagainya. 11
Sedangkan Drs. Imansyah Alipandie dalam bukunya didaktik metodik pendidikan umum menjalaskan metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar yang dilakukan oleh guru atau seseorang lainnya dengan memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu cara melakukan sesuatu. 12
Hasan Ali dalam bukunya A. Fatah Yasin mengemukakan bahwa dalam mendidik murid-muridnya, Al-Qabisi menggunakan metode hafalan dan latihan-latihan atau demonstrasi. Kedua metode ini menurutnya dianggap efektif untuk menumbuhkan semangat siswa dalam menuntut ilmu atau belajar. Namun demikian kedua metode tersebut cocok untuk anak-anak yang belum berfungsi atau belum tumbuh kekuatan akalnya atau berfikirnya, sehingga perlu dipelajari dengan cara menghafal dan latihan atau demonstras 13 .
11 Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran PAI, (UM Press,Malang, 2004), hal. 67 12 I.L. Pasaribu, dkk, Didaktik dan Metodik, (Bandung: Tarsito, 1986) 13 A. Fatah Yasin, Op. Cit.,), hal. 143
14 Dalam mengajarkan praktek-praktek agama, Nabi Muhammad saw sebagai pendidik agung banyak banyak mempergunakan metode ini. Seperti dalam mengajarkan wudhu, shalat haji, dan sebagainya. Seluruh cara-cara ini dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW kemudian barulah dikerjakan oleh umatnya. Dalam suatu hadits Rasulullah SAW pernah menerangkan kepada umatnya, sabda beliau: sembahyanglah kamu sebagaimana kamu lihat aku sembahyang. (H.R. Bukhori). Bila kita perhatikan hadits tersebut, nyatalah bahwa cara-cara sembahyang tersebut pernah dipraktekkan dan didemonstrasikan oleh Nabi Muhammad saw. Rasulullah saw bersabda: Dari Jabir, katanya: Saya melihat Nabi besar Muhammad SAW melontarkan jumrah di atas kendaraan beliau pada Hari Raya Haji, lalu beliau berkata: Hendaklah kamu turut cara-cara ibadat sebagaimana yang aku kerjakan ini, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui apakah aku akan dapat mengerjakan haji lagi sesudah ini. 14
Dalam pendidikan agama, tidak semua masalah atau materi agama dapat di demonstrasikan, misalnya masalah akidah, keimanan kepada Allah, malaikat, surga dan neraka, adanya siksa kubur, dan lain sebagainya. Tentunya tidak mungkin untuk menggunakan metode demonstrasi. Sebagai metode edukatif, metode ini banyak digunakan dalam bidang ibadah dan akidah. Metode demonstrasi ada dalam batas kewajaran pengguanaannya dalam hal:
14 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta, 1984/1985) hal.124-125
15 1) Apabila proses belajar mengajar dimaksudkan untuk memberi keterampilam tertentu; 2) Untuk mempermudah berbagai jenis penjelasan karena penggunaan bahas lisan dalam ini lebih terbatas; 3) Untuk menghindari proses belajar mengajar yang yang bersifat verbalistik; 4) Untuk membantu murid memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian, sebab lebih menarik 15 . 2. Tujuan Metode Demonstrasi Setiap kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Begitu juga dengan metode demonstrasi yang berkaitan dengan pendidikan atau pengajaran. Adapun tujuan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu 16 . Menurut Nana Sudjana tujuan dari metode demonstrasi adalah untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa. 17
16 Pendapat tersebut sejalan dengan dengan Roestiyah NK. Yang menyebutkan bahwa tujuan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan terhadap anak didik bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling baik. 18
Dari berbagai uraian diatas maka dapat diambil suatu benang merahnya bahwasanya tujuan dari metode demonstrasi adalah untuk menghilangkan verbalisme dalam materi pelajaran, sehingga siswa akan semakin mengerti, memahami dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari terhadap materi yang telah dipelajarinya. Sedangkan ditinjau dari sudut tujuan penggunaanya dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan merupakan metode yang dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar secara independen, karena metode demonstrasi merupakan alat bantu untuk memperjelas apa-apa yang diuraikan, baik secara verbal maupun secara tekstual. Jadi metode demonstrasi lebih berfungsi sebagai strategi mengajar yang digunakan untuk menjalankan metode mengajar tertentu seperti metode ceramah. Dalam Pendidikan Agama tidak semua masalah agama dapat didemonstrasikan, misalnya masalah akidah (keimanan kepada Allah Swt, Malaikat, Surga, Neraka, adanya siksa kubur, dan sebagainya). Akan tetapi metode demonstrasi ini banyak dipergunakan dalam bidang Ibadah dan Akhlak, misalnya bagaimana cara wudhu dan cara sholat yang benar, dan lain-lain.
18 Roestiyah, Didaktik/Metodik,( Bina Aksara, Jakarta, 1982), ha.76
17 3. Prinsip-Prinsip Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran PAI Dengan demonstrasi berarti kita menyampaikan sesuatu dan berkomunikasi dengan orang lain sehingga orang lain mengerti dan memahami. Oleh karena itu diperlukan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Menciptakan hubungan yang baik dan menarik perhatian murid b) Usahakan lebih jelas bagi orang yang sebelumnya tidak memahaminya c) Pikirkan pokok-pokok inti dari demonstrasi itu agar murid benar-benar memahaminya. Senada dengan hal diatas, Suprihadi Saputra memberikan prinsip- prinsip sebagai berikut: a. Mengusahakan agar siswa memahami apa yang didemonstrasikan b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan. c. Menyiapkan alat yang sesuai dan dapat diamati dengan jelas oleh anak didik. Dari uraian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prinsip-prinsip dalam penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran PAI adalah memuat analisis materi pendidikan yang dalam skala lebih luas adalah melakukan analisis terhadap kurikulum yang ada secara operasional. 19
19 Nasrulloh Dzinniam, 1999, Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Malang, hal.43
18 4. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Metode Demonstrasi Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi. Dalam melaksanakan demonstrasi tidak serta merta dilakukan, karena ketika demonstrasi dilakukan dengan serta merta maka tidak akan bisa mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu diperlukan langkah-langkah pelaksanaannya dengan harapan demonstrasi yang akan dilakukan bisa mencapai hasil yang optimal dan maksimal sesuai dengan tujuan demonstrasi tersebut. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan demonstrasi tersebut adalah sebagai berikut: I. Perencanaan Adapun hal yang harus dilakukan dalam melakukan metode demonstrasi adalah: 1. Merumuskan tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir. a. Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang teleh direncanakan. b. Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa diperoleh dengan mudah dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu agar sewaktu melakukan demonstrasi tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
19 2. Menerapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaliknya, sebelum melakukan demonstrasi hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak akan terjadi saat demonstrasi berlangsung. 3. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan beberapa hal dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. Menyiapkan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk merangsang observasi. 4. Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya instropeksi diri apakah keterangan-keterangannya dapat di dengar dengan jelas oleh siswa. Semua media yang dipergunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihatnya dengan jelas. Siswa disarankan untuk membuat catatan yang dianggap perlu. 5. Menetapkan rencana penilaian terhadap\kemampuan anak didik. Namun sebaliknya, terlebih dahulu mengadakan diskusi dan siswa mencoba melakukan demonstrasi kembali agar mereka memperoleh kecakapan-kecakapan yang paling baik.
20 II. Pelaksanaan Adapun hal-hal yang perlu dan harus dilakukan dalam melaksanakan metode demonstrasi adalah: 1. Memeriksa hal-hal tersebut diatas untuk kesekian kalinya. 2. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa 3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran. 4. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarkan dalam bentuk mengajukan pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain, dan mencoba melakukannya sendiri tanpa bantuan guru. 6. Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis. III. Evaluasi Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi seiring dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, apakah disekolah atau dirumah. Selain itu, guru dan siswa mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang telah dilakukan, apakah berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan, ataukah ada kelemahan-kelemahan tertentu beserta
21 faktor penyebabnya. Evaluasi dapat dilakukan pada semua aspek yang terlibat dalam demonstrasi tersebut, baik yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun tindak lanjutnya. 20
Dengan demikian, ketika seorang guru akan melaksanakan demonstrasi maka harus memperhatikan beberapa hal diatas`dengan tujuan agar metode ini dapat berjalan dengan yang diharapkan. 5. Kebaikan dan Kelemahan Metode Demonstrasi. a. Kebaikan Metode Demonstrasi 1. Keaktifan murid akan bertambah, lebih-lebih kalau murid diikut sertakan. 2. Pengalaman murid bertambah karena murid-murid turut membantu pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapnnya. 3. Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi, murid-murid bukan saja mendengar suatu uraian yang diberikan oleh guru tetapi juga memperhatikannya bahkan turut serta dalam pelaksanaan suatu demonstrasi. 4. Pengertian lebih cepat dicapai. Murid dalam menaggapi suatu proses adalah dengan mempergunakan alat pendengar, penglihatan, dan bahkan dengan perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman murid dan menghilangkan sifat verbalisme dalam belajar.
20 Log.Cit.,hal. 44-45
22 5. Perhatian anak-anak dapat dipusatkan dan titik yang dianggap penting oleh guru dapat diamati oleh anak-anak seperlunya. Sewaktu demonstrasi perhatian anak-anak hanya tertuju kepada sesuatu yang didemonstrasikan sebab murid-murid lebih banyak diajak mengamati proses yang sedang berlangsung dari pada hanya semata-mata mendengar saja. 6. Melalui metode ini, masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pikiran murid langsung dapat terjawab. 7. Bersifat praktis sebab memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan 8. Bersifat psychologis dalam arti menarik minat anak, sebab pada dasarnya semua manusia ingin mengalami, merasakan sesuatu yang diketahuinya. 9. Bersifat didaktis dalam arti dapat langsung dipelajari dan diajarkan. 10. Bersifat paedagogis dalam arti dengan mudah menaikkan pengertian, sikap, serta keperigelan murid dalam melaksanakan sesuatu 21
11. Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari murid-murid apalagi kalau penjelasan tentang
21 Yusuf, Maftuhah dkk, Metodologi Dawah Kepada Anak-anak, (Proyek Penerangan Bimbingan dan Dawah Agama Islam Pusat Depag, Malang, 1979/1980), hal.34
23 suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi, disamping penjelasan dengan lisan juga dapat memberikan gambaran konkrit. Sebagai metode interaksi edukatif, metode tersebut perlu dipadukan dengan metode-metode lainnya, terutama untuk menghindari dan memperkecil kekurangannya. b. Diantara Kekurangan Metode Ini Adalah: 1. Dalam pelaksanaannya, biasanya memerlukan waktu yang relatif banyak atau panjang 2. Apabila tidak ditunjang dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai atau tidak sesuai dengan kebutuhan maka metode tersebut kurang efektif. 3. Banyak hal yang tidak dapat didemonstrasikan dalam kelas Untuk itu perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ini: a) Hendaknya dilakukan atau diterapkan dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgen dalam kehidupan masyarakat b) Hendaknya diarahkan agar murid dapat memperoleh pengertian dan pemahaman yang lebih jelas, pembentukan sikap serta kecakapan praktis c) Hendaknya diusahakan agar semua murid dapat mengikuti semua kegiatan dengan jelas, dengan pengaturan ruang dan tempat duduk murid
24 d) Dalam mengawali metode tersebut, hendaknya diberikan pengertian sejelas-jelasnya terlebih dahulu mengenai landasan teori dari apa yang akan didmonstrasikan 22 . Anak usia dini khususnya, umumnya berperilaku dengan mencontoh atau meniru model orang dewasa yang dilihatnya. Dengan melihat keteladanan yang dicontohkan oleh orang tuanya, misalnya keteladanan dalam hal bersahur, berpuasa dan berbuka puasa, anak akan meniru melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua, hendaknya memberi contoh teladan beribadah disertai dengan ajakan untuk bersama-sama melakukannya. Orang tua dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak, diantaranya dengan mengajaknya bersama-sama memilih menu makanan untuk sahur, membeli makanan untuk berbuka puasa dan pemberian pujian dan reward bila anak ikut berpuasa dan melakukan aktivitas ibadah lainnya. Anak dapat mulai berpuasa dimana pengerjaannya pun dapat dilakukan secara bertahap, misalnya hanya sebatas setengah hari. Pembiasaan tersebut dapat diperkuat dengan pemberian reward di akhir bulan, sehingga mereka termotivasi untuk melakukannya sampai selesai. Pengenalan agama sedini mungkin penting dilakukan agar pada saat dia menginjak akil baligh, anak tidak akan canggung lagi
22 Ibid,. hal. 68
25 dan merasa terpaksa melakukannya, namun telah terbiasa dan tahu bagaimana melakukannya. Pemaksaan maupun ancaman sangat tidak dianjurkan, Pemberian nasihat, pengawasan dan pemberian hukuman (bukan hukuman fisik), dapat dilakukan untuk mengontrol perilaku anak apabila ada yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Dengan menegurnya apabila melakukan sesuatu yang salah, akan membuat anak paham bahwa apa yang dilakukannya itu tidak baik dan tidak boleh diulangi lagi. Namun, anak juga harus diberikan pujian apabila ia dapat melakukan semua kegiatan itu dengan baik. Memujinya ketika melakukan perbuatan yang terpuji meskipun sedikit, memaafkan kesalahan yang ia lakukan, tidak menganggap bodoh kata-kata dan perbuatannya, dan tidak membebaninya pekerjaan yang diluar batas kemampuannya adalah perbuatan bijak yang seharusnya dilakukan orang tua kepada anaknya Masih banyak lagi contoh ibadah-ibadah yang dapat kita kerjakan untuk mencari rahmat Allah SWT sambil mengenalkan ajaran agama pada anak sebagai bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Dalam Islam, anak-anak adalah amanah, generasi penerus dan agen perubah di masa yang akan datang dan sebagai amanah Allah SWT. Anak-anak haruslah dijaga dengan benar-benar mendidiknya secara Islami, dimana pengaruh dan
26 cara mendidik anak akan sangat mendominasi gaya hidup si anak jika ia dewasa kelak. B. Pemahaman Siswa Terhadap Pendidikan Agama Islam 1. Definisi Pendidikan Agama Islam Dalam literatur kependidikan Islam, istilah pendidikan biasanya mengandung pengetian ta'lim, tarbiyah, irsyad, tadris, ta'dib, tazkiyah, dan tilawah. Kata "Ta'lim" berasal dari kata 'ilm yang berarti menangkap hakikat sesuatu; kata "tarbiyah" berarti pendidikan; kata "irsyad" biasa digunakan untuk pengajaran dalam thariqah (tasawuf); kata "tadris" berasal dari akar kata "darasa-yadrusu-darsan wa durusan wa dirasatan", yang berarti: terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih, mempelajari. Kata "ta'dib" berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika dan adab atau kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan batin; kata "tazkiyah" berasal dari kata zaka', yang berati tumbuh atau berkembang; sedangkan kata "tilawah" berarti mengikuti membaca atau meninggalkan. 23
Setiap manusia membutuhkan pendidikan meskipun lingkungan umum dan alam sekitar yang tidak diorganisir dapat mendidik manusia namun sangat membutuhkan pendidikan formal melalui sekolah sebab hanya pendidikan formal yang mempunyai tujuan yang jelas.
23 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafiondo Persada, 2006), hlm. 7-1
27 Prof. H. M. Arifin mengatakan bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa Muslim yang bertakwa secara sadar mengrahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangan. 24
Mata pelajaran PAI merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik serta memiliki akhlak mulia dalam kehidupannya sehari-hari. Sejauh ini para guru berpandangan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang harus dihapal, sehingga pelajaran PAI cukup disampaikan dengan ceramah sehingga pembelajaran di kelas selalu berpusat pada guru. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan siswa bukan sekedar objek akan tetapi mampu berperan sebagai subjek, dengan dorongan dari guru mereka diharapkan mampu mengkonstruksi pelajaran dalam benak mereka sendiri, jadi siswa tidak hanya sekedar menghapalkan fakta-fakta, akan tetapi mereka dituntut untuk mengalami dan akhirnya menjadi tertarik untuk menerapkannya 25
Sedangkan pengertian pendidikan agama Islam secara formal dalam kurikulum berbasis kompetensi dikatakan bahwa: Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran
24 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara,1996),cet.ke-4,hal.10 25 www. Indoskripsi. Com., hal. 2
28 agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa. 26
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan ajaran Islam (doing), dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being). Adapun tujuan pendidikan agama Islam di sekolah umum adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan melakukan, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. 27
Menurut Zakiah Darajat dalam bukunya Abdul Majid mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar untuk membina dan dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan tentang Pendidikan Agama Islam seperti; Islam diajarkan lebih pada hafalan (padahal Islam penuh dengan nilai-nilai) yang harus dipraktekkan. Pendidikan agama Islam lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara hamba dengan Tuhan-Nya; penghayatan nilai-nilai Islam kurang mendapat penekanan dan masih terdapat sederet respon kritis terhadap pendidikan agama. Hal ini disebabkan penilaian kelulusan siswa dalam pelajaran
26 Abdul Majid dan Dian Andayani, 2004, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), hal.130 27 www.citraedukasi.com,. 16 November 2006
29 agama hanya diukur dengan berapa banyak hafalan dan mengerjakan ujian tertulis dikelas. Sedangkan mata pelajaran PAI itu secara keseluruhan dalam lingkup Al-Quran dan al-Hadits, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan sejarah 28
Pendidikan Agama Islam juga bisa diartikan sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujudkesatuan dan persatuan bangsa. 29
Tujuan utama pendidikan agama Islam di sekolah adalah keberagamaan, yaitu menjadi muslim yang sebenarnya. Keberagamaan inilah yang selama ini kurang di perhatikan. Cara Mencapai Tujuan itu. Tujuan itu, secara sederhana, dapat dicapai dengan pengajaran kognitif (untuk pemahaman), latihan melakukan (untuk keterampilan melakukan) dan usaha internalisasi (untuk keberagamaan). Upaya memberagamakan akan lebih mudah dilakukan di sekolah bila pendidikan agama itu dijadikan core sistem pendidikan.
28 Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. cit., hal.130 29 www.Sutrisno Muslimin.blogspot.com,. 23 Maret 2009
30 Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama khususnya Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan demikian materi pendidikan agama bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada, dan dalam posisi apapun mereka bekerja. 30
Maka saat ini yang mendesak adalah bagaimana usaha-usaha yang harus dilakukan oleh para guru Pendidikan Agama Islam untuk mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat memperluas pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agamanya, mendorong mereka untuk mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya. 31
Pendidikan Islam berhasil manakala kegiatannya dilakukan melalui banyak cara, baik yang dilakukan melalui kegiatan yang direncanakan atau didisain konsepnya, maupun yang tidak direncanakan melalui seringnya bertemu, bertanya, dan bergaul dengan orang atau siapa saja yang dianggap lebih mengetahui, lebih baik dan lebih berhasil. Dalam pandangan Islam, orang yang tidak banyak mengetahui tentang sesuatu
31 dianjurkan untuk bertanya kepada orang (ahli) yang dianggap lebih mengetahui, sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran:
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui tentang hal itu. (Qs. An-Nahl:43)
Proses bertanya sebagai awal dari proses pengumpulan pengetahuan merupakan modal dasar dalam kegiatan pandidikan Islam, dan ini bisa dilakukan melalui kegiatan formal dalam lembaga pendidikan Islam, maupun dalam kegiatan interaksi sosial dengan siapa saja dalam kehidupan ini. Inilah pentingnya dunia pendidikan jalur kegiatan formal sekolah maupun luar sekolah/pendidikan keagamaan dalam kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat. 32
Pendidikan Islam sekarang ini dihadapkan pada tantangan kehidupan manusia modern. Dengan demikian, pendidikan Islam harus diarahkan pada kebutuhan perubahan masyarakat modern. 2. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Kurikulum adalah seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini adalah tujuan pendidikan nasional yang
32 A. Fatah Yasin,. Op. cit. hal.29-30
32 dijabarkan dalam tujuan-tujuan atau standar yang lebih operasional, serta kesesuaiannya dengan kekhasan, kondisi daerah, sosial budaya masyarakat, kebutuhan dan potensi sekolah dan peserta didik. Sedangkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SD/MI dinyatakan tercapai apabila kegiatan belajar mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan nontes. Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup dan terencana dengan baik agar dapat diterima untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan masyarakat global, mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi perkembangan dunia global, dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau mengembangkan keterampilan untuk hidup mandiri. 33 Tujuan pendidikan dasar yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah no.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab V PASAL 26, dan dalam buku panduan menyusun KTSP dan BSNP, bahwa Pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 34
33 Muhaimin, Sutiah, Sugeng Listyo Prabowo, 2008, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada sekolah&Madrasah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada), hal.166-167 34 Ibid,. hal. 168
33 Sedangkan kurikulum yang digunakan di Sekolah Dasar pada umumnya sekarang mengacu pada KTSP yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomer 25 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional. Berdasarkan peraturan menteri Pendidikan, bahan materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar meliputi beberapa pokok yaitu: 1. Keimanan yang meliputi rukun iman 2. Ibadah yaitu tentang sholat lima waktu 3. al-Quran yaitu tentang membaca dan menulis al-Quran dengan baik dan benar 4. Tarikh yaitu sejarah tentang perkembangan Islam 5. Akhlaq yaitu menerangkan tentang budi pekerti dan tingkah laku manusia yang baik mapun yang buruk. 35
Sedangkan standar kompetensi mata pelajaran PAI di sekolah dasar berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di SD. Kemampuan berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SD yaitu:
35 Pedoman Pelaksanaan PAI di Sekolah Dasar, 2005
34 1. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal maupun horizontal. 2. dapat membaca al-Quran surat-surat pilihan dengan benar, menyalin dan mengartikannya. 3. mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam terutama ibadah mahdhah. 4. dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah SAW serta Khulafaur Rasyidin. 36
Kurikulum adalah circle of instruction, dalam kurikulum itu tergambar secara jelas dan terencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam proses belajar mengajar. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berfungsi seperti laboratorium-rentetan kontinue suatu eksperimen, dan semua pelakunya ialah guru bersama muridnya, yang dalam beberapa aspek melakukan fungsi ilmiawan__experience curriculum. Kurikulum pendidikan agama tidak hanya berhenti pada apa yang harus dipelajari di dalam kelas tetapi kurikulum itu juga harus mencakup pembelajaran di luar kelas. Karakteristik PAI menuntut ke arah sana, karena teori-teori
36 Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. cit., hal.144-145
35 keagamaan itu akan dipraktekan dalam laboratorium yang bernama masyarakat. 37
3. Dasar-Dasar dan Tujuan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam a. Dasar Pelaksanaan PAI Dasar adalah pangkal tolak dari suatu aktivitas atau landasan tempat berpijak atas tegaknya sesuatu. Dasar pelaksanaan pendidikan agama di Indonesia memiliki status yang cukup kuat, dasar tersebut dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu: 1. Dasar dari Segi Yuridis/Hukum Dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan perundang-undangan. Adapun dasar dari segi yuridis formal tersebut ada 3 macam, yaitu: a. Dasar ideal, yaitu dasar dari falsafah negara, pancasila (sila pertama Pancasila) yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. b. Dasar struktural/konstitusional, yaitu dasar dari UUD 1945 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: 1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. 38
37 Op.cit., Sutrisno Muslimin.blogspot.com 38 Uman, Cholil, Ikhtisar Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: 1995), hal. 9
36 2. Dasar Religius Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar-dasar yang bersumber dari Agama Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur'an maupun Hadist nabi. Menurut ajaran Islam, melaksanakan Pendidikan Agama Islam merupakan perintah dari tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya. a) Al-Quran Dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menunjukkan adanya perintah tersebut, antara lain dibawah ini: a. Dalam surat An-Nahl ayat 125, yang berbunyi:
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk..
b. Dalam surat Ali-Imron ayat 104, yang berbunyi:
37 Artinya: Hendaklah ada diantra kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan mencegah dari perbuatan yang munkar.
c. Dalam surat At-Tahrim ayat 6, yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 39
b) Sunnah Selain ayat-ayat tersebut, juga disebutkan dalam hadist antara lain sebagai berikut: ,,, ,, , _- ,_ , Artinya: Sampaikanlah ajaranku kepada orang lain walupun hanya sedikit (HR. Bukhori)
-, ,., ,, ,= _ ,, ,, Artinya: Setiap anak yang ditakdirkan itu telah membawa fitrah beragama (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR. Baihaki)
39 Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta, DEPAG RI, 2004)
38 c) Yang dimaksud ijtihad dengan kaitannya sebagai dasar pendidikan Islam adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh ulama Islam dalam memahami nash al-Quran dan sunnah Nabi yang berhubungan dengan penjelasan dan dalil tentang dasar pendidikan Islam, sistem dan arah pendidikan Islam. Beberapa contoh hasil ijtihad yang dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan Islam antara lain: 1. Ketetapan para ulama tentang diperbolehkannya seorang guru menerima upah, adab guru dan murid, dalam proses pendidikan, keharusan untuk mulai belajar al-Quran, dan sebagainya. 2. ketetapan para ulam tentang tempat pendidikan Islam dari rumah ke masjid, ke madrasah, ke universitas, dan sebagainya. 3. ketetapan para ulama terhadap materi pendidikan Islam dari materi al-Quran, hadits, dan ilmu agama lainnya boleh ditambah dengan materi lain seperti ilmu bahasa, ilmu falaq, ilmu, hayat, ilmu kedokteran dan sebagainya. 40
3. Dasar dari Segi Sosial Psikologis Semua manusia hidup memerlukan pegangan hidup yaitu agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya zat yang maha kuasa, tempat mereka berlindung dan minta pertolongan.
40 Uman, Cholil, Op. cit., hal.10
39 Hal semacam itu terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun pada mayarakat yang modern. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekatkan, mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa. Hal semacam itu memang sesuai dengan firman Allah Surat Ar-Ra'ad ayat 28, yang berbunyi:
Artinya: ketahuilah, bahwa hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenteram.
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan, manusia akan selalu mendekatkan diri pada Tuhan, meskipun dengan cara yang berbeda sesuai dengan agama yang mereka anut. Bagi orang-orang Muslim diperlukan adanya Pendidikan Agama Islam agar dapat mengarahkan fitrah mereka ke arah yang benar. 41
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi amnusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa
41 Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (UNM: Malang,2004), hlm. 9-12
40 dan bernegara, serta untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 42
4. Pemahaman Siswa Terhadap PAI a. Pengertian Pemahaman Siswa Pemahaman berasal dari kata paham yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: (1) Pandangan, pengertian, pandapat, pikiran: haluan, mengerti benar; tahu benar, (2) Pandai dan mengerti benar tentang sesuatu hal (ks), (3) Memahami (kk); mengerti benar akan..., mengetahui benar/menguasai benar. (4) Jadi pemahaman (kb) berarti proses, perbuatan, cara memahami sesuatu 43 . Sedangkan yang dimaksudkan dengan pemahaman di sini adalah mampu memahami dan mampu melaksanakan dengan cara mempraktekkan salah satu materi yang telah disampaikan oleh guru khususnya pada materi yang berkenaan dengan ibadah. Jadi pemahaman bisa juga diartikan dengan keberhasilannya dalam menguasai materi.
42 Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. cit., hal.135 43 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru, Gita Media Press (Tim Primapena)
41 b. Pemahaman Siswa Terhadap PAI Melalui Metode Demonstrasi Sebagaimana telah penulis jelaskan pada pada uraian sebelumnya bahwa Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada anak didik bukan semata-mata untuk mengisi otak anak didik dengan berbagai pengetahuan agama yang belum diketahuinya, melainkan lebih dari itu yakni agar pendidikan agama Islam dapat dipahami dengan baik yang selanjutnya diamalkan dan dijadikan sebagai dasar atau pegangan dan pedoman hidupnya. Adanya pemahaman terhadap pendidikan Islam penting sekali artinya dan tak dapat diabaikan oleh anak didik, sebab hal yang demikian itu akan mengantar seorang anak didik yang berkaitan pada pelaksanaan kemampuan praktek ibadah yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Misalnya anak didik yang memiliki pemahaman tentang sholat, baik cara membaca maupun cara mengerjakannya, maka akan menjadikan ibadah sholatnya tersebut menjadi baik pula, demikian pula dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Seperti diketahui bahwa baik dan sempurnanya ibadah seseorang pada umumnya dan khususnya anak didik, itu semua merupakan manifestasi dari pemahaman pendidikan agama Islam maka kemungkinan yang akan terjadi adalah baik pulalah kemampuan praktek ibadah anak tersebut. Jadi ibadah seseorang akan menjadi baik dan sempurna, hal itu tidak terlepas dari pendalaman pengetahuan agama Islam yang dipahami dengan baik oleh anak didik.
42 Istilah demonstrasi dalam pengajaran berarti adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiah melakukan sesuatu. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan metode demonstrasi pada pembelajaran PAI dapat mempengaruhi terhadap pemahaman siswa terhadap materi PAI di sekolah. Karena dengan metode demonstrasi pemahaman siswa menjadi lebih luas dibandingkan dengan hanya menggunakan metode ceramah atau yang lainnya. Dengan metode demonstrasi siswa diajak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga lebih membekas dan bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah melaksanakan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode demonstrasi kemudian guru memberikan penilaian pada saat berlangsungnya metode demonstrasi. Penilaian yang dilakukan guru merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam memberikan pengalaman belajar dengan metode demonstrasi serta untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman siswa terhadap materi PAI khususnya yang meliputi wudhu, sholat, haji setelah diterapkannya metode demonstrasi. Sedangkan indikasi-indikasi bhwa siswa sudah paham adalah:
43 a. Siswa bisa menangkap materi yang telah disampaikan oleh bapak ibu guru b. Siswa sudah bisa melafalkan niat, bacaan-bacaan wudhu, tayamum, dan sholat, dan bisa melafalkan bacaan al-Quran dengan benar serta bisa melaksanakan atau mempraktekkan tata caranya dengan baik dan benar sesuai urutan.
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga/gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit tetapi dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam 44 . Robert Bodgan dan Steven J. Taylor dalam bukunya, Introduction to Qualitative Research Methods yang diterjemahkan oleh Arif Furqon: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif, baik ucapan maupun tulisan dan perilaku yang akan di ambil dari orang itu sendiri 45 . Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya." 46
44 Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 120 45 Robert Bodgan dan Steven J Taylor, 1992, Introduction to Qualitative Research Methods, Terjemahan Arif Furqon, Usaha Nasional, Surabaya, hal. 21-22. 46 Lexy. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm 3
45 Selain definisi dari penelitian kualitatif, dibawah ini juga terdapat definisi dari metode deskriptif, yaitu: secara harfiah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Metode deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. 47
Dari beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai objek yang diteliti dengan mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. 48
47 Nazir, Metode Penelitian (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 53
48 Lexy. J. Moleong, op. cit., hlm 5
46 Jadi dalam penelitian ini, penulis berusaha memaparkan tentang aplikasi metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman siswa pada bidang studi PAI di SDN 01 Pandean Kota Madiun. B. Kehadiran Peneliti Kedudukan peneliti sebagai instrument dalam penelitian kualitatif memiliki peran ganda. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. 49 Dalam penelitian ini peneliti juga hadir untuk menemukan data yang diperlukan dalam hubungannya dengan penggunaan media pembelajaran, dimana dalam penelitian ini peneliti menentukan hari penelitian untuk bisa terlibat langsung dalam proses belajar mengajar khususnya materi Pendidikan Agama Islam. Sebagai penunjang dalam rangka mengumpulkan data peneliti juga menggunakan alat instrument lain sebagai pendukung sesuai dengan metode pengumpulan data. C. Lokasi Penelitian Peneliti sengaja memilih SDN 01 Pandean Kota Madiun yang terletak di Jalan Cokroaminoto No.152 Madiun sebagai salah satu lembaga Pendidikan yang telah menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PAI.
49 ibid., hlm. 121
47 D. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh. 50
Sedangkan menurut Suharsini Arikunto, yang dimaksud denga sumber data adalah subyek darimana data-data diperoleh 51 . Berdasarkan pengertian tersebut dapatlah dimengerti bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah darimana peneliti akan mendapatkan dan menggali informasi, yang berupa data-data yang diperlukan. Menurut Loflanf dan Lofland (1948: 47) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 52
Adapun sumber data dalam hal ini adalah : a) Sumber data primer. Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu kepala sekolah, para guru, waka kurikulum, dan para siswa. b) Sumber data sekunder. Sumber data skunder merupakan sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi data-data yang diperlukan oleh primer. Adapun sumber data skunder yang diperlukan yaitu dokumen-dokumen yang berhubungan dengan sekolah yang diteliti yakni di SDN Pandean 1
48 Kota Madiun, Al-Quran, artikel, buku, koran, majalah, maupun tulisan lepas. Berkaitan dengan sumber data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif, maka jenis data dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto. 1. Kata-kata dan Tindakan Kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data yang dihasilkan dari jenis data ini disebut responden yaitu orang yang direspon atau menjawab pertanyaan dari peneliti melalui catatan tertulis atau melalui rekaman video/audio, pengambilan foto, atau film. 2. Sumber Tertulis Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku, sumber dari arsip, dokumen pribadi. 3. Foto Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif.. 53
Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru pengajar Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Kota Madiun.
53 ibid., hlm. 113-115
49 E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah dan obyek yang diteliti, peneliti menggunakan beberapa metode antara lain: a) Metode observasi. Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki 54 . Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang dibutuhkan. Metode ini oleh peneliti digunakan untuk mengetahui lokasi penelitian, dan untuk mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan persepsi guru tentang kesabaran mengajar dalam menghadapi anak didik. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung data yang ada dilapangan, terutama data tentang yang ada SDN 01 Pandean kota Madiun b) Metode wawancara (interview) Metode wawancara (interview) adalah sebuah proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya, tampaknya merupakan pengumpulan informasi yang
54 Sutrisno Hadi, Method Research II, 1997, (Gajah Mada Press, Yogyakarta), hal. 136
50 langsung tentang beberapa jenis data sosial, baik ang terpendam (latent) maupun yang memanifes 55 . Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu, kepala sekolah dan guru pengajar Pendidikan Agama Islam mengenai penerapan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan atas : a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan oleh pewancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur. c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin 56 . c) Metode Dokumentasi. Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya 57 .
51 F. Tehnik Analisis Data Dalam penelitian ini tehnik analisa data yang peneliti gunakan yaitu tehnik analisa deskriptif kualitatif (berupa kata-kata). Untuk menganalisa data kualitatif maka digunakan teknik deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan untuk kategori sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Menurut Moleong, analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data karena dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja spirit yang disarankan oleh data. Analisi data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu: a. Analisis data selama di lapangan Analisis data selama dilapangan dalam penelitian ini tidak dikerjakan setelah pengumpulan data selesai, tetapi selama pengumpulan data berlangsung dan dikerjakan terus menerus hingga penyusunan laporan selesai. Kegiatan analisis data ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Penetapan fokus penelitian 2) Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul. 3) Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya.
52 4) Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya. 5) Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data (informan, situasi, dokumen) berikutnya. b. Analisis data satelah pengumpulannya Analisis data saetelah pengumpulannya meliputi mengembangkan data yang telah terkumpul, penyortiran data, dan penarikan kesimpulan. G. Pengecekan Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan data, maka diperlukan tehnik pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan, diantaranya: 1. Perpanjangan Keikutsertaan Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrument. Perpenjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti agar tejun kedalam lokasi. 2. Ketekunan Pengamatan Ketekunan dalam pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan persoalan/ isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
53 3. Triangulasi Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding dari data itu. 4. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi Tehnik ini dilakukan dengan cara mengeksplor hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan- rekan sejawat. Maksud dari tehnik ini adalah, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. 5. Tehnik Analisis Kasus Tehnik analisis kasus dilakukan dengan jelas mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. 58
H. Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Pra Lapangan a. Menyusun rancangan penelitian Pada tahap ini peneliti membuat latar belakang masalah penelitian dan alasan pelaksanaan penelitian. b. Memilih lapangan penelitian
58 Lexy. J. Moleong, op. cit. , hlm 175-180
54 Pada tahap ini peneliti memilih lokasi penelitian yang sesuai dengan judul yang peneliti ambil. c. Mengurus perizinan Setelah mendapatkan lokasi penelitian, peneliti mengurus surat izin yang disetujui oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. d. Menjajagi dan menilai kedaan lapangan Pada tahap ini peneliti mulai berinteraksi dengan fenomena yang ada di lapangan dan mempelajari keadaan lapangan yang akan diteliti e. Menyiapkan perlengkapan penelitian Untuk menunjang kevalidan pengumpulan data, maka peneliti menyiapkan alat pengumpul data seperti foto dan tape recorder. f. Persoalan etika penelitian Selama berinteraksi dengan orang-orang dilapangan, peneliti tetap berusaha menjaga etika dalam proses pengumpulan data sesuai kode etik penelitian Tahap pekerjaan lapangan 1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri Memahami latar penelitian adalah hal yang harus diperhatikan agar apa yang ingin dicari peneliti di lapangan sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan 2. Memasuki lapangan
55 Setelah semuanya siap maka peneliti memulai memasuki dan berinteraksi dengan lapangan guna mencari data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi. 3. Berperanserta sambil mengumpulkan data Sebagai instrument penelitian peneliti bukan hanya sebagai perencana, tetapi peneliti juga berperan serta dan beerinteerksi langsung dengan keadan di lapangan. 59
59 Ibid., hlm 84-99
56 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. LATAR BELAKANG OBJEK PENELITIAN 1. Letak Geografis SDN 01 Pandean Kecamatan Taman Kota Madiun Letak geografis SDN 01 Pandean kecamatan Taman Kota Madiun cukup strategis, yakni berada di puasat kota Madiun, tepatnya terletak di tepi jalan raya yaitu Jalan Cokroaminoto No. 152 kota Madiun, sehingga mudah dijangkau dari berbagai daerah oleh peserta didik. Selain itu, SDN 01 Pandean juga berada di pusat kota Madiun dan terletak diantara dua kecamatan yaitu sebelah utara Kecamatan Mangunharjo, sebelah barat kecamatan Karto Harjo. Selain itu lingkungan sekitarnya sangat mendukung dalam pembinaan pendidikan Agama Islam karena berada di sebelah utara masjid al-Fatah yaitu masjid besar Sleko Madiun. 60
2. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan SDN 01 Pandean Kota Madiun Berawal dari sejarah berdirinya SDN 01 Pandean kota Madiun dan merupakan jenjang pendidikan sekolah dasar yang berdiri pertama kali di kota Madiun yang telah dirintis oleh para tokoh masyarakat yang berada di kota Madiun yakni tepatnya pada tahun 1818 dan berada di kecamatan Taman kota Madiun. Dalam rangka mewujudkan pendidikan dasar sesuai dengan yang diharapkan maka segenap Pengurus Yayasan dan didukung oleh masyarakat setempat berusaha semaksimal mungkin
60 Hasil Observasi tanggal 4 Maret 2009
57 untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pendidikan SDN 01 Pandean kota Madiun. Kepemimpinan SDN 01 Pandean kota Madiun sudah berganti sebanyak Tujuh kali sampai sekarang. 1. Kepala Sekolah pertama dijabat oleh Ibu Widijati 2. Kepala Sekolah kedua dijabat oleh Bpk. Siswoko 3. Kepala Sekolah ketiga dijabat oleh Bpk. Istadi 4. Kepala Sekolah keempat dijabat oleh Bpk. Saimin 5. Kepala Sekolah kelima dijabat oleh Bpk. Syaim Pribadi 6. Kepala Sekolah keenam dijabat oleh Ibu Endang Setyowati B.A 7. Kepala Sekolah ketujuh dijabat oleh Bpk. Subandi, S. Ag sampai sekarang Itulah sejarah singkat perjuangan pembangunan SDN 01 Pandean kota Madiun sebagai salah satu lembaga pendidikan di kota Madiun. 61
3. Identitas SDN 01 Pandean Kota Madiun Nama Sekolah : SDN 01 Pandean Kecamatan Taman Kota Madiun Status : Terakreditasi Alamat : JL. Cokroaminoto No. 152 Kecamatan : Taman Kabupaten : Madiun Alamat Website (Jika ada) : -
61 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan bapak ibu guru di SDN 01 Pandean
58 Email (jika ada) : - Tahun Berdiri : 1818 Waktu Belajar : 06.45 Penelitian ini merupakan suatu aktivitas ilmiah yang direncanakan dan dilakukan secara sistematik, logis, rasional, dan terarah untuk menjawab rasa ingin tahu berdasarkan data yang dikumpulkan secara metodologis. 4. VISI MISI SDN 01 PANDEAN KOTA MADIUN a. VISI SEKOLAH
Unggul dalam mutu, mampu bersaing secara global, beriman dan bertakwa. Dengan indikator sebagai berikut: 1. Terwujudnya pengembangan Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang standar nasional 2. Terwujudnya proses belajar mengajar yang standar nasional 3. Terwujudnya taraf kompetensi lulusan yang standar nasional 4. Terpenuhinya fasilitas pendidikan yang standar nasional 5. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah satndar nasional 6. Terwujudnya Manajemen sekolah yang standar nasional 7. Tercapainya pembiayaan untuk memenuhi taraf biaya sekolah standar nasional 8. Terwujudnya system penilaian pendidikan yang berstandar nasional
59 b. MISI SEKOLAH Menciptakan anak didik yang beriman dan bertaqwa dengan dibekali ilmu pengetahuan, ketrampilan dan tekhnologi serta terwujudnya proses belajar mengajar yang standar nasional. Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka misi yang harus dilakukan oleh sekolah adalah: 1) Menetapkan berbagai model pembelajaran 2) Menetapkan berbagai strategi pembelajaran bertaraf internasional berbasis ICT. 3) Menyusun berbagai program untuk mendukun keterlaksanaan PBM 4) Mewujudkan fasilitas pokok sekolah yang standar nasional 5) Peningkatan kemampuan komputer dan internet bagi semua warga sekolah. 6) Peningkatan kemampuan guru dalam bidang studinya sesuai latar belakang. 7) Menjalin kerjasama dengan sekolah sederajat 8) Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah satndar nasional
60 5. Struktur Organisasi SDN 01 Pandean Kota Madiun Tahun Pelajaran 2008/2009 Struktur organisasi di SDN 01 Pandean kota Madiun cukup baik dengan posisi personalia yang cakap dibidangnya masing- masing. Hal ini menunjukkan bahwa SDN 01 Pandean kota Madiun cukup baik dan teratur. Adapun struktur organisasinya dapat dilhat pada lampiran: 6. Keadaan Guru dan Siswa Dari hasil observasi diperoleh data mengenai jumlah tenaga guru SDN 01 Pandean kota Madiun adalah 13 orang beserta penjaganya dengan latar belakang pendidikan rata-rata cukup memadai, yaitu pada umumnya berlatar belakang pendidikan IKIP atau IAIN. Berikut ini akan dijabarkan mengenai data guru di SDN 01 Pandean Kota Madiun. Adapun data mengenai pembagian tugas guru dalam proses belajar mengajar di SDN 01 Pandean kota Madiun adalah sebagai berikut:
61 TABEL I No. Nama Tugas Mengajar (Mata Pelajaran) 1. Subandi, S.Ag. (Kepsek) PAI, IPA
2. Suharmi, BA.
B. Indonesia, KTK, B. Jawa 3. Drs. Mudjiana Efendi PKN, B. Indonesia, Matematika, IPA, IPS, KTK. 4. TH. Sri Nurani, A.Ma.Pd.
Matematika, KTK, PKN, B. Jawa 5. Sri Suwarti, A.Ma.Pd. PKN, B. Indonesia, Matematika, IPA, IPS, B. Jawa 6. Sundari, A.Ma.Pd. B. Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PKN, B. Jawa 7. Sri Purwati, S.Pd.
PKN, IPS, KTK. 8. Juli Harweni, A.Ma.Pd.
Matematika, IPS, KTK. 9. Wiwik Susilowati, S.pd PKN, B. Indonesia, Matematika, IPA, IPS, B. Jawa, KTK 10. Abdul Rochim, S.Pdi
PAI, PKN 11. Budiwati, S.Pd
PKN, IPA, KTK, B. Jawa 12. Sri Tri Mulyaningsih, S.Pd PKN, B. Indonesia, Matematika, IPA, IPS, B. Jawa, KTK 13. Wahutomo, A.Ma.Pd.
KTK, Matematika, IPA 14. Hery Fadjarwati, S.Pd B. Indonesia, Matematika, B. Jawa 15. Ali Sugi Mulyati, S.Pdi
PAI, PKN 16. Mundi Dresih Tinrami, S.Pd
PAK, Seni Suara 17. Wisnu Sutopo, S.Pd
Penjaskes 18. Neni Sariningtyas, A.Ma.Pd
IPA, B. Jawa, KTK 19. Pamudji, S.pd
Penjaskes 20. Dyah Eni Riyanti, S.pd
B. Jawa, IPA 21. Sukirno, S.Pd B. Indonesia, Mulok
62
22. Sugiono, S.Pd
KTK, Mulok, IPA 23. Wahyuningrum, S.Pd
B. Inggris 24. Sri Arumtini, S.Pd B. Indonesia, Matematika, IPA, IPS, B. Jawa, PKN
Sedangkan banyaknya siswa di SDN 01 Pandean kota Madiun pada tahun ajaran 2008-2009 adalah 448 siswa yang meliputi kelas I AB, II AB, III AB, IV AB, VAB, VIAB adalah sebagai berikut 62 : TABEL II Jenis Kelamin No. Kelas L P Jumlah per- kelas Jumlah Seluruhnya 1. IA 20 12 32 IB 21 11 32
64 2. IIA 17 18 35 IIB 13 19 32
67 3. IIIA 23 20 43 IIIB 23 19 42
85 4. IVA 16 23 39 IVB 14 21 35
74 5. VA 26 19 45 VB 20 20 40
85 6. VIA 16 22 38 VIB 17 18 35
73 Jumlah 12 226 222 448 448
Dari data tentang jumlah siswa di SDN 01 Pandean kota Madiun. Menunjukkan bahwa SDN 01 Pandean kota Madiun diminati masyarakat di kecamatan Taman dan sekitarnya, bahkan merupakan sekolah favorit di kota Madiun.
62 Hasil observasi dan dokumentasi pada tanggal 4 Maret 2009
63 7. Sarana Prasarana di SDN 01 Pandean Kota Madiun Guna menunjang proses belajar mengajar, SDN 01 Pandean kota Madiun dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang berupa sarana dan prasarana. Sarana yang ada di SDN Pandean 01 kota Madiun terdiri dari ruang kepala sekolah 1 ruang, ruang guru 1 ruang, perpustakaan 1 ruang, mushola, dan sarana prasarana untuk proses kegiatan belajar mengajar masing-masing terdiri dari 1 ruang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: TABEL III No. Nama Barang
Jumlah 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Ruang kepala sekolah Ruang Guru Perpustakaan Mushola Ruang Komputer Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI UKS Gudang 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
64 14.
15.
16.
17
18.
19.
20.
Kamar Mandi Siswa Putra 1 Kamar Mandi Siswa Putri 1 Kamar Mandi Guru dan Karyawan Parkir Sepeda Siswa Parkir Kendaraan Guru Kantin Sekolah Lapangan Olah Raga (Basket) 2
2
2
1
1
2
1
8. Keadaan Keagamaan Keluarga Siswa SDN 01 Pandean Kota Madiun Kondisi keagamaan dari orang tua/wali siswa SDN 01 Pandean kota Madiun berbeda-beda. Sebagian besar banyak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan faktor ekonomi yang berbeda-beda. a. Dengan adanya perbedaan kondisi baik lingkungan maupun ekonomi maka berbeda pula situasi yang ada pada keluarganya, berbeda dalam hal pembentukan kepribadian anak maupun pembentukan kedisiplinan anak dalam melaksanakan ibadah baik sholat lima waktu, puasa sunah, puasa wajib, membaca al- Quran, maupun dalam hal pembinaan Pendidikan Agama Islam lainnya. 63
63 Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru PAI pada tanggal 6 Maret 2009
65 9. Kegiatan Ekstra Kurikuler Kegiatan ekstra kurikuler adalah salah satu bentuk wadah untuk menggali potensi siswa dan menampung kreatifitas siswa yang bertujuan menumbuhkan minat dan bakat siswa di sekolah. Beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang di kembangkan di SDN 01 Pandean kota Madiun, adalah sebagai berikut: a. Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) b. Kaligrafi c. Drum Band d. Pramuka e. Sholawat / hadroh f. Teater g. Basket. 64
B. PAPARAN DATA 1. Aplikasi Metode Demonstrasi Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean kota Madiun. Dalam era globalisasi dan pasar bebas, kita dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak menentu. Dalam kaitannya dengan pendidikan, berbagai analisis menunjukkan bahwa pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada berbagai krisis yang perlu mendapat penanganan secepatnya, diantaranya berkaitan dengan kesesuaian pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Dalam kerangka inilah maka
64 Hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 6 Maret 2009
66 pemerintah menggagas KTSP. Oleh karena itu, untuk menghadapi perkembangan zaman dan persaingan, maka SDN 01 Pandean sebagai jenjang pendidikan dasar juga menggunakan KTSP. Hal tersebut bisa dilihat dari proses belajar mengajar yang telah menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan KTSP, salah satunya adalah dengan menerapkan metode demonstrasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rokhim, S.Pdi dan Ibu Ali Sugi Mulyati, S.Pdi selaku guru PAI, tentang usaha-usaha yang dilakukan dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PAI di SDN 01 Pandean kota Madiun, beliau mengatakan bahwa: Dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PAI yakni dengan menggunakan metode dan media yang bervariasi yang disesuaikan dengan materi yang akan dibahas serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa dan sekolah. Karena materi PAI di sekolah dasar dibingkai menjadi satu yakni meliputi al-Quran, aqidah akhlak, fiqih, dan sejarah Islam. Oleh karena itu, maka beberapa jenis metode yang biasa kami pakai diantaranya yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, card short. Sedangkan media yang digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentu saja disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan diajarkan dan juga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Misalnya, untuk materi sholat jenis media yang sering digunakan adalah jenis Media Cetak seperti
67 Buku Paket dan LKS, Guru, Mushola, dan siswa sendiri. Jenis media Audio Visual seperti penggunaan CD Player dengan memutar beberapa kaset tentang tata cara wudhu, sholat yang benar, atau dengan menempel gambar di papan tulis. 65
Wawacara juga dilakukan dengan Bapak Subandi, S.Ag selaku guru PAI yakni mengenai jenis media yang sering digunakan dalam proses pembelajaran PAI terutama tentang materi-materi khususnya ibadah, beliau menyatakan bahwa: Adanya metode dan media pembelajaran sangat penting sekali dalam proses pembelajaran Pendidikan Agam Islam terutama pada materi Fiqih (ibadah). Karena dalam pembelajaran Fiqih siswa sebisa mungkin dituntut melakukan simulasi atau praktek. Oleh karena itu kehadiran metode dan media sangat diperlukan sekali. Ada beberapa jenis metode yang diapaki yakni ceramah, tanya jawab, demonstrasi. Sedangkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran Fiqih (ibadah), hal itu disesuaikan dengan materi yang akan dibahas. Selama ini media yang sering digunakan adalah Media Cetak seperti Buku Paket dan LKS sebagai media tetap yang harus ada, guru, siswa, gambar, media Audio Visual seperti CD Player, Media Lingkungan sebagai tempat praktek atau ketika materinya berhubungan dengan haji atau dari Bapak ibu guru sendiri. Usaha ini di lakukan agar siswa lebih mudah memahami materi
65 Wawancara dengan Bapak Abdul Rokhim dan Ibu Ali Sugi Mulyati, Guru PAI tanggal 11 Maret 2009
68 yang sedang dibahas karena mereka sudah terlibat langsung dari pada hanya mendengarkan cerita. 66
Dari hasil interview yang dilakukan oleh penulis dengan guru PAI (Bapak Abdul Rokhim dan Ibu Ali Sugi Mulyati) yang menyatakan bahwa ketika mengajar materi PAI yang berkenaan dengan pokok bahasan tertentu, dalam hal ini adalah wudhu, tayamum, sholat, dan al-Quran, selain disampaikan dengan metode ceramah dan tanya jawab yang penting lagi adalah dengan menggunakan metode demonstrasi. Karena dengan metode demonstrasi siswa lebih bisa mengerti, memahami, melihat secara langsung tentang suatu kaifiah proses jalannya suatu kegiatan dalam hal ini adalah wudhu, sholat dan baca al-Quran sehingga siswa bisa langsung mempraktekkan dan bisa langsung dievaluasi kemudian di aplikasikan dalam kehidupan dimasyarakat sehingga siswa akan lebih terkesan terhadap materi yang diajarkan sebagai pengalaman belajar 67 . Dalam waktu yang sama peneliti juga menanyakan kepada Bapak Abdul Rokhim selaku guru PAI mengenai langkah-langkah apa sajakah yang bapak persiapkan dalam melaksanakan metode demonstrasi: Sebelum memulai demonstrasi maka langkah-langkah yang kami persiapkan agar siswa siap dalam menerima materi yang disampaikan sebelum melaksanakan metode demonstrasi adalah yang pertama, mempelajari silabus yang telah di susun oleh Departemen agama, membuat skenario pembelajaran, menyiapkan materi yang akan
66 Wawancara dengan Bapak Subandi selaku guru PAI tanggal 13 Maret 2009 67 Wawancara dengan Bapak Abdul Rokhim dan Ibu Ali Sugi Mulyati, Guru PAI tanggal 9 Maret 2009
69 di sampaikan, memberi penjelasan terlebih dahulu tentang materi yang akan didemonstrasikan, menyiapkan sarana prasarana atau media yang akan dipakai dalam menyampaiakan materi kepada siswa sebelum dilaksanakan demonstrasi, kemudian siswa diajak untuk mendemonstrasikan setelah itu guru langsung mengevaluasi guna mengetahui sejauh mana siswa mampu menangkap dan memahami materi yang telah disampaikan. 68
Peneliti juga menanyakan kepada Ibu Ali Sugi Mulyati tentang pelaksanaan demonstrasi apakah disesuaikan dengan kondisi kelas dan kesiapan siswa; Iya, supaya dalam Psoses Belajar Mengajar berjalan dengan lancar dan siswa bisa menerima materi yang disampaikan dengan baik. Sebagai buktinya, ketika guru menunjuk beberapa siswa secara bergantian untuk mendemonstrasikan materi yang berkenaan dengan ibadah seperti wudhu, tayamum, sholat, membaca al-Quran. Siswa sudah siap dan mapu melaksanakan sesuai dengan baik dan tertib mulai dari niat, bacaan sampai pada gerakannya. Kemudian dari situ guru langsung mengevaluasi jalannya demonstrasi. 69
Selain dengan guru PAI, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa. Respon para siswa terhadap aplikasi metode demonstrasi pada bidang studi PAI pada materi-materi tertentu cukup baik dan beragam, namun demikian kebanyakan siswa senang dan
68 Wawancara dengan Bapak Abdul Rokhim selaku guru PAI tanggal 13 Maret 2009 69 Wawancara dengan Ibu Ali Sugi Mulyati selaku guru PAI tanggal 13 Maret 2009
70 antusias dengan aplikasi metode tersebut. Berikut ini akan diuraikan dari hasil wawancara dengan beberapa siswa di SDN 01 Pandean khususnya kelas VA mengenai perasaan mereka setelah bapak ibu guru mengajak mereka praktek. Misalnya, Aprilia Ekaningtyas mengemukakan bahwa ia sangat senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran ketika bapak ibu guru melaksanakan metode demonstrasi, sebab ia bisa melihat secara langsung tentang jalannya suatu proses seperti wudhu, sholat dan baca al-quran seperti yang telah di contohkan oleh bapak ibu guru, kemudian setelah itu ia diajak praktek langsung sehingga ia bisa bergerak dan berfikir untuk melakukan langsung materi-materi yang telah bapak ibu guru sampaiakan karena diajak praktek langsung. 70
Rifky Yandika Pratama tidak jauh berbeda dengan Rifki, dia juga merasa senang dengan aplikasi metode demonstrasi pada pokok bahasan tertentu, terutama pada materi tentang wudhu, karena sebelum sholat harus berwudhu/bersuci terlebih dahulu. Maka ia menjadi lebih antusias mengikuti pelajaran supaya ia bisa mempraktekkannya. 71
Menurut Kharisma Moneriza bahwa aplikasi metode demonstrasi (praktek) sangat bagus, apalagi metode ini membuatnya tidak mengantuk dan tidak jenuh saat pelajaran berlansung. Pendapat Risma tersebut didukung oleh Bintang Tiar Dinastika yang setuju dengan pendapat
70 Wawancara dengan Aprilia Ekaningtyas, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 71 Wawancara dengan Rifky Yandika Pratama, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009
71 Risma 72 . Sedangkan menurut Nadila Verawati bahwa aplikasi metode demonstrasi (praktek) sangat membantunya memahami dan mengingat materi yang telah diajarkan melalui penglamannya secara langsung dalam menyelesaikan tugasnya 73
Sedangkan menurut Hafidh Permana, dia senang dengan metode demonstrasi karena dia lebih paham dan bisa melihat langsung tentang materi yang diajarkan oleh guru. 74
Sebagaiman yang dikemukakan oleh April, Rifki, Hafidh, Kharisma dan Nadila, hal senada juga disampaikan oleh Nizar Mahendra menurutnya dengan praktek dapat menghilangkan kejenuhan dan tidak hanya mendengarkan guru menerangkan saja sehingga kita bisa lebih paham karena bisa langsung mengamati apa yang telah dicontohkan oleh bapak ibu guru kemudian langsung diajak praktek. Kalau hanya dengan ceramah saja kami akan bosan dan kurang paham apalagi materinya tentang sholat 75
Menurut Ilmi Setiawan, dia sangat senang dengan metode demonstrasi karena dia bisa mempraktekkan materi secara langsung dan jika dia belum sempurna, maka guru akan memberikan contoh yang
72 Wawancara dengan Kharisma Moneriza dan Bintang Tiar Dinastika , siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 73 Wawancara dengan Nadila Verawati, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 74 Wawancara dengan Hafidh Permana, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 75 Wawancara dengan Nizar Mahendra, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009
72 benar. 76
Deni Setiawan juga sependapat dengan Ilmi, Nizar, April, Hafidh, Risma dan Nadila, saya senang ketika guru mengajak demonstrasi (praktek) karena kita tidak hanya belajar di dalam kelas saja tetapi juga di tempat lain misalnya di musholasehingga kita tidak bosan dan mengantuk ketika diterangkan oleh bapak ibu guru. 77
Berbeda dengan Nizar, April, Ilmi, Hafidh, Risma dan Nadila, maka Ida Bagus Putu Eka justru merasa kurang senang dengan diterapkannya metode demonstrasi (praktek), alasannya: dia merasa malu dan kurang pede ketika disuruh bapak ibu guru praktek di depan teman- teman saya karena belum bisa sholat. Selain itu orang tuanya juga kurang memperhatikan keadaan keagamaannya 78
Sebagaimana diungkapkan oleh Ida Bagus putu Eka, Novita Slara Rafita juga mengungkan bahwa: dia merasa kurang senang dengan diterapkannya metode demonstrasi. Karena dia takut ditertawakan oleh teman-temannya ketika belum bisa praktek (ketika masih salah). 79
76 Wawancara dengan Ilmi Setiawan, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 77 Wawancara dengan Deni Setiawan, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 78 Wawancara dengan Ida Bagus Putu Eka, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 79 Wawancara dengan Novita Slara Rafita, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009
73 Ongki Dewa juga sependapat dengan Ida Bagus dan Novita, saya tidak terlalu senang dengan metode demonstrasi karena dia terlalu capek untuk mengikuti gerakan gurunya ketika mempraktekkan materi. 80
Sedangkan menurut Agustina Nur Aini, dia senang dengan metode demonstrasi karena bisa mencontoh gerakan yang dilakukan oleh guru maupun temannya. 81
Selain masalah diatas, peneliti juga menanyakan tentang materi yang disampaikan oleh bapak ibu guru sebelum melakukan metode demonstrasi (praktek) Menurut Agustina Nur Aini, sebelum melaksanakan metode demonstrasi guru menjelaskan materi sebelum melakukan metode demonstrasi dan diselingin dengan mengajukan pertanyaan kepada kami jika ada yang belum paham. 82
Hal senada juga diungkapkan oleh Dias Ilmi Friana, bahwa bapak ibu guru selalu menjelaskan materi yang akan dibahas sebelum melakukan metode demonstrasi walaupun hanya sebentar supaya kita lebih paham terhadap materi yang disampaikan. 83
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Nur Aini dan Friana diatas, Rendy Wahyu dan Bagus Dwi juga sependapat
80 Wawancara dengan Ongki Dewa siswa kelas VA SDN 01 Pandean kota Madiun, tanggal 12 Maret 2009 81 Wawancara dengan Agustina Nur Aini siswi kelas VA SDN 01 Pandean kota Madiun, tanggal 12 Maret 2009 82 Wawancara dengan Agustina Nur Aini, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 83 Wawancara dengan Dias Ilmi Friana, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009
74 bahwa bapak ibu guru selalu menjelaskan materi terlebih dahulu sebelum melaksanakan metode demonstrasi walaupun penjelasannya hanya sedikit tetapi itu sangat membantu kami dalam memahami materi yang akan disampaikan dengan metode demonstrasi. 84
Hal senada juga diungkapkan oleh Ongki Dewa, bahwa bapak ibu guru selalu mengulang materi terlebih dahulu dahulu sebelum kami diajak melaksanakan praktek supaya kita ingat materi yang telah dipelajari dan kemudian baru kami praktekkan biar tidak lupa 85 . Berbeda dengan Agustina, Dias, Nur Aini, dan Friana maka Alvin justru mengemukakanbahwa bapak guru terkadang tidak menjelaskan materi terlebih dahulu tetapi langsung mengajak praktek karena waktunya sangat terbatas. 86
Menurut Kharisma Moneriza, bahwa bapak ibu guru menerangkan materi terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktek supaya ketika kami praktek kami lebih paham. 87
Ongki Dewa juga sependapat dengan Kharisma, bahwa bapak ibu guru menerangkan materi terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktek supaya ketika kami praktek kami lebih
84 Wawancara dengan Rendy Wahyu dan Bagus Dwi, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 85 Wawancara dengan Ongky, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 86 Wawancara dengan Alvin, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 87 Wawancara dengan Kharisma Moneriza, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009
75 paham. 88
Peneliti juga menanyakan kepada siswa mengenai alat peraga/media yang digunakan oleh bapak ibu guru dalam melaksanakan metode demonstrasi Menurut Agustina Nur Aini, bahwa bapak ibu guru menggunakan alat peraga dalam melakukan metode demonstrasi berupa gambar yang ditempel di papan tulis. 89
Hal senada juga diungkapkan oleh Dias Ilmi Friana dan Nur Aini, bahwa bapak ibu guru selalu membawa alat peraga berupa gambar yang ditempel dipapan tulis dan terkadang memakai VCD dan diputarkan film tentang cara sholat dan wudhu sebelum melakukan praktek. 90
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Dias Ilmi Friana dan Nur Aini, menurut Rendy Wahyu dan Bagus Dwi, bahwa bapak ibu guru membawa alat peraga sesuai materi yang diajarkan ketika mmperagakn materi yang dibahas di depan kelas. 91
Berbeda dengan Agustina, Dias, Nur Aini, dan Friana maka Alvin justru mengemukakanbahwa bapak ibu guru terkadang tidak membawa alat peraga ketika menerangkan materi-materi ibadah tetapi bapak ibu guru langsung memberikan contoh karena
88 Wawancara dengan Ongky, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 89 Wawancara dengan Agustina Nur Aini, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 90 Wawancara dengan Dias Ilmi Friana dan Nur Aini , siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 91 Wawancara dengan Rendy Wahyu dan Bagus Dwi, siswi kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009
76 waktunya sangat terbatas. 92
Sedangkan menurut Ongki Dewa, bahwa bapak ibu guru memakai alat bantu berupa gambar, VCD dan terkadang dengan menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh dengan dituntun oleh bapak ibu guru. 93
Peneliti juga menyakan mengenai waktu yang dipakai oleh bapak ibu guru dalam melaksanakan metode demonstrasi. Menurut Kharisma Moneriza, bahwa bapak ibu guru kami melakukan metode demonstrasi selama 60 menit ketika beliau selesai memberi sedikit penjelasan tentang materi yang akan diajarkan. 94
Sedangkan menurut Dias Ilmi Friana, bahwa bapak ibu guru kami terkadang dalam melaksanakan praktek selama 30 menit dan 30 menit untuk menunjuk siswa lain untuk mempraktekkan di depan kelas. 95
Hal senada juga diungkapkan oleh Agustina Nur Aini, bahwa bapak ibu guru kami melakukan metode demonstrasi selama 30 menit dan 30 menit untuk menunjuk siswa lain untuk mempraktekkan di depan teman-temannya kemudian kalau masih ada yang kurang benar bapak ibu guru langsung membetulkan.
92 Wawancara dengan Alvin, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 93 Wawancara dengan Ongky, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 94 Wawancara dengan Kharisma Moneriza, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 95 Wawancara dengan Agustina Nur Aini, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009
77 Menurut Ongki Dewa, bahwa bapak ibu guru kami melakukan metode demonstrasi selama 60 menit setelah selesai praktek kemudian baru memberi sedikit penjelasan tentang materi yang akan dibahas. 96
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ongki Dewa, Ida Bagus putu Eka, bahwa bapak ibu guru kami melakukan metode demonstrasi selama 60 menit setelah memberikan penjelsan tentang materi yang akan dijelaskan dengan metode demonstrasi. 97
Menurut Alvin, bahwa bapak ibu guru ketika melaksanakan praktek selama 60 menit sudah termasuk menunjuk siswa untuk mempraktekkan di depan bapak ibu guru dan teman- teman dan biasanya kami langsung di ajak ke mushola. Menurut Rendy Wahyu dan Bagus Dwi, bahwa bapak ibu guru kami melakukan metode demonstrasi selama 60 menit, pertama kami diajak mengulang materi yang telah disampaikan kemarin dengan membaca surat-surat pendek, Asmaul Husna, baru dilanjutkan dengan bacaan dan gerakan sholat. Kemudian kami ditunjuk satu persatu untuk mempraktekkan di depan bapak ibu guru dan teman-teman seteah itu dilanjutkan dengan sholat dhuhur berjamaah yang dipimpin oleh bapak Adbul Rokhim. 98
96 Wawancara dengan Ongki Dewa , siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 97 Wawancara dengan Ida Bagus putu Eka, siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009 98 Wawancara dengan Rendy Wahyu dan Bagus Dwi , siswa kelas VA SDN 01 Pandean tanggal 13 Maret 2009
78 Dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat mengetahui beberapa jenis metode yang digunakan oleh guru Di SDN 01 Pandean untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam salah satunya adalah dengan metode demonstrasi khususnya materi ibadah karena hal itu merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar pembentukan kepribadian anak dan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas intelektual peserta didik baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Saw: ,, ,,,,., _ :. , , ,' ,, , _.- .' ,,,, ,,, , .,=, : _- ,' ,-' _' .,_ , ' .. _, _, _, Perintahkanlah kepada anak-anak kalian untuk mengerjakan sholat bila menginjak usia tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkannya karena telah berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka ditempat tidurnya masing-masing. Apabila seseorang diantara kalian menikahkan budaknya atau pelayannya, janganlah ia melihat sesuatu dari auratnya, karena sesungguhnya bagian di bawah pusar sampai lututnya termasuk auratnya. (HR. Abu Daud dan dalam kitab Ahmad 6467) 99
Selain dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru bidang studi, dan siswa, peneliti juga melakukan observasi di kelas VA pada saat guru mengajak siswanya untuk praktek wudhu dan dilanjutkan dengan sholat berjamaah di mushola. Sebelum bapak ibu
99 kitab Mawaqitush Shalaf 418
79 guru mengajak praktek langsung, bapak ibu mempersiapkan terlebih dahulu peralatan dan perlengkapan yang dipakai ketika praktek. Selain dari bapak ibu guru, siswa juga disuruh untuk membawa perlengkapan yang akan dipakai pada saat praktek, seperti al-Quran, mukena dan lain sebagainya. Dari hasil pengamatan peneliti, siswa terlihat siswa lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya sendiri. Sebelum memulai praktek guru mengulas sedikit materi tentang definisi sholat, niat, syarat wajib sholat, syarat sah sholat, rukun sholat, bacaan-bacaan sholat dan gerakan-gerakan sholat. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagi yang belum paham sebelum guru memberikan contoh. Setelah guru memberikan contoh kemudian guru menunjuk beberapa siswa secara bergantian untuk mempraktekkan didepan guru dan teman-temannya, sekaligus guru langsung mengevaluasi jalannya praktek yang dilakukan oleh siswanya. Misalnya, bapak Subandi menunjuk salah satu siswa yang bernama Hafid Permana untuk mengumandangkan adzan dan iqomah kemudian teman-temannya disuruh ikut mengevaluasi. Selain itu bapak Abdul Rokhim juga menunjuk siswa secara acak dan bergantian untuk mempraktekkan sholat mulai dari niat, gerakan sampai bacaan- bacaannya. Sedangkan teman-teman yang lain mengevaluasi mulai dari bacaan sampai pada gerakannya. Selanjutnya diteruskan sholat dhuhur secara berjamaah dan guru menunjuk salah satu siswa untuk adzan dan iqomah. Dari hasil pengamatan peneliti dan hasil evaluasi
80 dari guru PAI yakni bapak Abdul Rokhim dan Ibu Ali Sugi Mulyati bahwa siswa lebih paham dan bisa mempraktekkan dengan baik. 100
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama dilapangan, bahwa pelaksanaan metode demonstrasi sudah berjalan sangat efektif. Hal itu terlihat dari respon yang diberikan oleh siswa pada saat peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa. Dengan diterapkannya metode demonstrasi dalam pembelajaran PAI di SDN 01 Pandean, para siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti dan mempelajari materi yang disampaikan dengan metode demonstrasi. Mereka lebih semangat dalam belajar agama dan menjadi lebih paham karena selain siswa bisa langsung mengamati jalannya proses melaksanakan sesuatu dalam hal ini wudhu, sholat, dan baca al- Quran, mereka juga di ajak terlibat secara langsung untuk mempraktekkan secara bersama-sama. Metode demonstrasi mempunyai banyak variasi dalam aplikasi langkah-langkah penyampaiannya atau proses pembelajaran di kelas, hal ini tergantung pada kreatifitas guru dalam merencanakan dan membuat media dan alat-alat penunjang berlangsungnya pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Adapun langkah-langkah aplikasi metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
100 Observasi di kelas VA, tanggal 13 Maret 2009
81 A. Kegiatan persiapan 1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Menyusun materi yang akan diajarkan 3. Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan 4. Melakukan latihan demonstrasi termasuk mempersiapkan alat- alat yang dipakai pada saat demonstasi (praktek). 5. Pengaturan tempat duduk disesuaikan materi dalam pembelajaran B. Kegiatan pelaksanaan metode demonstrasi 1. Kegiatan pembukaan a) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa b) Menjelaskan materi sejelas-jelasnya terlebih dahulu mengenai landasan teori sebelum melaksanakan demonstrasi c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagi yang belum paham. 2. Kegiatan inti pembelajaran a) Melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan b) Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana yang menegangkan
82 c) Berikan kesempatan pada siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses demonstrasi. 3. Mengevaluasi a) Siswa disuruh merangkum pokok-pokok kegiatan b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya bagi yang belum paham sebelum disuruh praktek satu persatu c) Menyuruh siswa untuk mempraktekkan satu persatu di depan guru dan teman-temannya dan jika masih ada yang belum benar, guru langsung membetulkannya 2. Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi PAI Setelah Diterapkan Metode Demonstrasi di SDN 01 Pandean Sebagai salah satu alat yang digunakan untuk membantu dan menunjang Proses Belajar Mengajar, maka dalam penggunaan metode harus disesuaikan dengan kondisi siswa, kesiapan siswa, dan harus dipersiapkan secara benar agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Menyangkut tentang masalah pemahaman siswa dalam pembelajaran PAI dengan metode demonstrasi, pada saat yang sama peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru bidang studi. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar tergantung pada guru dan metode yang digunakannya dalam menyampaian materi pada siswanya. Sebab metode yang tepat dalam penggunaanyya tidak hanya semata membuat siswa aktif tetapi juga membekas dalam
83 ingatannya atau siswa faham terhadap materi tersebut. Jika metode yang digunakan tidak relefan dengan materi yang disampaikan, maka hasilnyapun tidak akan maksimal atau ajuah dari harapan dan tujuan pendidikan. Pada dasarnya semua strategi atau metode itu memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Sebab tidak ada strategi atau metode yang cocok selamanya untuk semua materi pelajaran ataupun bidang studi. Karena itu, guru bidang studi harus kreatif pintar dalam memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rokhim, S. Pdi dan Ibu Ali Sugi Mulyati, S. Pdi. Yang mengatakan bahwa: Respon yang diberikan oleh siswa juga sangat bagus setelah guru memakai metode demonstrasi. Apalagi sebagai objeknya adalah siswa sekolah dasar yang belum tumbuh kekuatan akalnya sehingga lebih mudah menerima apabila mereka diajak terlibat secara langsung atau mempraktekkan materi yang disampaikan oleh guru. Dengan harapan setelah selesai anak mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari dan lebih giat dalam melaksanakan sholat lima waktu. Sedangkan indikasi-indikasi siswa sudah paham adalah pertama siswa sudah mengerti materi yang disampaiakan, kedua siswa sudah bisa melafalkan niat dan bacaan-bacaan wudhu, tayamum, al-Quran dan sholat dengan benar serta bisa melaksanakan tata cara wudhu, tayamum, al-Quran dan sholat sesuai urutan dengan baik dan benar. Kemudian guru langsung
84 mengevaluasinya. Meskipun dalam pelaksanaannya terlalu serius tapi siswa bisa lebih santai dan kelihatan senang dalam menerima materi. Hasil yang mereka dapatkan juga dapat dikatakan baik. 101
Beberapa pendapat siswa mengenai pemahamannya terkait setelah diterapkan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran PAI. Berikut ini beberapa pendapat siswa tentang pemahaman setelah diterapkannya metode demonstrasi. Menurut Kharisma Moneriza dan Aprilia Ekaningtyas, Ya kami lebih paham ketika diajak praktek, kalau hanya diterangkan materi terus akan jenuh dan tidak paham tetapi kalau langsung praktek bisa lebih detail selain guru langsung memberikan contoh dan guru bisa memakai gambar tentang tata cara wudhu, tayamum, dan sholat. Setelah itu saya bisa langsung mempraktekkan dan ketika ada yang salah bisa langsung dibetulkan. Selain itu kami juga punya pengalaman karena pernah mengalami sendiri. 102
Sedangkan menurut Dias Ilmi Friana, saya lebih senang dan lebih paham dengan materi yang disampaikan dengan demonstrasi (praktek) karena gurunya langsung memberi contoh. 103
Hal senada juga diungkapkan oleh Ongky Dewa, saya lebih paham dengan materi yang diajarkan oleh gurunya dengan praktek karena saya diajak terlibat secara langsung dan sangat menyenangkan
101 Wawancara dengan Bapak Abdul Rokhim dan Ibu Ali Sugi Mulyati selaku guru PAI tanggal 14 Maret 2009 102 Wawancara dengan Kharisma Moneriza dan Aprilia Ekaningtyas tanggal 13 Maret 2009 103 Wawancara dengan Dias Ilmi Friana tanggal 13 Maret 2009
85 karena dilakukan bersama-sama dengan teman-teman dan dia akan mengulanginya lagi di rumah supaya lebih paham. 104
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Ongky, Ilmi, dan Kharisma, Agustin Nuraini juga menyatakan bahwa, saya lebih paham dengan materi yang diajarkan oleh bapak ibu guru dengan praktek dari pada hanya diterangkan saja karena dia melihat langsung gurunya mempraktekkan materi yang diajarkan karena kami bisa langsung mempraktekkan dan ketika masih salah bisa langsung dibetulkan. 105
Sedangkan menurut Ida Bagus Putu Eka, dia kurang paham dengan meteri yang diajarkan oleh gurunya karena sewaktu memberi contoh siswa lainnya sedang gaduh dan saya malu ketika ditunjuk oleh bapak ibu guru untuk praktek di depan teman-teman. Saya lebih senang mencatat atau mendengarkan ceramah dari bapak ibu guru dari pada disuruh praktek. 106
Berbeda dengan Ida Bagus Putu Eka, menurut Alvin justu, saya justru lebih paham ketika diajak praktek langsung karena bapak ibu guru memberikan contoh terlebih dahulu di depan murid-murid dan saya pernah mengalami sendiri dan bisa langsung dipraktekkan dirumah. 107
Peneliti juga menanyakan tentang bukti-bukti pemahaman yang telah diperoleh siswa terhadap materi yang bapak ibu guru sampaikan dengan metode demonstrasi (praktek)
104 Wawancara dengan Ongky Dewa tanggal 13 Maret 2009 105 Wawancara dengan Agustin Nuraini tanggal 13 Maret 2009 106 Wawancara dengan Ida Bagus Putu Ekan tanggal 13 Maret 2009 107 Wawancara dengan Alvin tanggal 13 Maret 2009
86 Menurut Kharisma Moneriza dan Aprilia Dyah Ekaningtyas, bahwa kami bisa mengulangi materi yang telah diajarkan oleh gurunya dan sesuai dengan urutannya. 108
Sedangkan menurut Ongky, dia menguasai karena ketika dia ditunjuk maju untuk mempraktekkan di depan bapak ibu guru dan teman- teman dia bisa melaksanakan dengan lancar dan tidak lupa karena pernah mengalami sendiri. 109
Hal senada juga diungkapkan oleh Alvin dan Nizar Mahendra, bahwa ketika kami ditunjuk maju untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan oleh bapak ibu guru, kami bisa lancar mempraktekkannya dan sudah sesuai dengan urutannya. 110
Menurut Agustina Nur Aini, buktinya dia sudah paham tentang materi yang diajarkan oleh gurunya adalah saya sudah bisa melaksanakan dengan baik seperti apa yang telah diajarkan oleh bapak ibu guru dan ketika ditunjuk maju di depan teman-teman saya sudah bisa, tetapi kalau hanya diterangkan tanpa dipraktekkan kami justru tidak paham. 111
Dari hasil wawancara dan observasi, maka peneliti dapat mengetahui bahwa dengan diaplikasikannya metode demonstrasi di SDN 01 Pandean ternyata siswa lebih semangat dan lebih paham dalam menerima materi PAI karena mereka diajak mempraktekkan secara
108 Wawancara dengan Kharisma dan Aprilia Dyah Ekaningtyas tanggal 13 Maret 2009 109 Wawancara dengan Ongky tanggal 13 Maret 2009 110 Wawancara dengan Alvin dan Nizar Mahendra tanggal 13 Maret 2009 111 Wawancara dengan Agustin Nur Aini tanggal 13 Maret 2009
87 langsung. Sedangkan indikasi-indikasi bahwa siswa sudah paham terhadap materi PAI dalam hal ini wudhu, tayamum, sholat, dan al-Quran menurut guru PAI adalah siswa memperhatikan Proses Belajar Mengajar dari awal sampai akhir, ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk mempraktekkan didepan guru dan teman-temannya sudah benar mulai dari niat, bacaan sampai pada gerakannya secara berurutan. 3. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Metode Demonstrasi Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean kota Madiun Dalam pelaksanaan metode pada Proses Belajar Mengajar untuk meningkatkan pemahaman siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam juga terdapat faktor pendukung dan penghambat yang juga akan mempengaruhi proses pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan Ibu Ali Sugi Mulyati, S. Pdi. terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode demonstrasi di SDN 01 Pandean kota Madiun, diantaranya adalah: Faktor Pendukung itu diantaranya, tersedianya media di sekolah, waktu yang cukup untuk menggunakan media, dan respon siswa terhadap media yang di gunakan Faktor Penghambat itu diantaranya, siswa yang datang terlambat, siswa yang kurang memahami isi materi sebelumnya, dan siswa yang tidak membawa alat sholat". 112
Sedangkan hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rokhim, S. Pdi ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode demonstrasi di SDN 01 Pandean kota Madiun serta usaha-usaha
112 Wawancara dengan Ibu Ali Sugi Mulyati, S. Pdi pada tanggal 14 Maret 2009
88 yang dilakukan untuk mengatasai faktor penghambat dalam pelaksanaannya yaitu: Faktor Pendukung itu dianataranya, tersedianya media di sekolah, waktu yang tersedia, dan minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Faktor Penghambat itu diantaranya, siswa yang terlambat masuk, suasana kelas yang ramai, faktor psikologis siswa, keadaan lingkungan sekolah yang dekat dengan jalan raya". Sedangkan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dengan metode demonstrasi adalah salah satunya dengan menekankan kepada siswa untuk kedisiplinan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam terutama dalam pelaksanaan sholat jamaah sebagai sarana pelatihan dengan memberi absensi setiap melaksanakan sholat berjamaah dhuhur berjamaah di sekolah. 113
Wawancara juga dilakukan dengan Bapak Subandi selaku guru PAI SDN 01 Pandean kota Madiun tentang faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan media pembelajaran, diantaranya:
Faktor pendukung itu diantaranya, kedisiplinan guru datang tepat waktu, tersedianya media di sekolah, kemampuan guru dalam menguasai dan menyampaikan materi kepada siswa, faktor penghambat itu diantaranya , terbatasnya waktu" 114
Dari hasil wawancara peneliti dapat mengetahui dan memahami bahwa adanya faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
113 Wawancara dengan Bapak Abdul Rokhim, S. Pdi pada tanggal 14 Maret 2009 114 Wawancara dengan Bapak Subandi, S. Ag selaku guru PAI SDN 01 Pandean kota Madiun, tanggal 14 Maret 2009
89 metode demonstrasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Pandean 01 kota Madiun. Faktor penghambatnya adalah keterbatasan waktu, kondisi psikologis siswa, dan faktor lingkungan. Sedangkan faktor pendukung itu diantaranya, kedisiplinan guru datang tepat waktu, tersedianya media di sekolah, kemampuan guru dalam menguasai dan menyampaikan materi kepada siswa. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dengan metode demonstrasi adalah salah satunya dengan menekankan kepada siswa untuk kedisiplinan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam terutama dalam pelaksanaan sholat jamaah sebagai sarana pelatihan dengan memberi absensi setiap melaksanakan sholat berjamaah dhuhur berjamaah di sekolah.
90 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari wawancara (interview), observasi, dan data dokumentasi maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisa data untuk menjelaskan lebih lanjut hasil dari penelitian. Sesuai dengan teknik analisa data yang dipilih oleh peneliti yaitu peneliti menggunakan analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dengan menganalisa data yang telah peneliti kumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan data dokumentasi selama peneliti mengadakan penelitian dengan lembaga terkait. Data yang telah di peroleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianaliasa oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada beberapa rumusan masalah di atas. Di bawah ini adalah hasil dari analisa peneliti tentang Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean Kota Madiun. A. Aplikasi Pembelajaran PAI Melalui Metode Demonstrasi Dalam proses belajar mengajar tentunya harus senantiasa memperhatikan berbagai hal demi meningkatkan mutu dari pendidikan itu sendiri. Karenanya banyak hal atau cara untuk meningkatkan mutu pendidikan yang di lakukan oleh lembaga sekolah diantaranya adalah mengenai metode mengajar. Namun demikian tidak semata-mata upaya peningkatan mutu pendidikan itu kemudian kurang
91 memperhatikan cara yang harus digunakan agar peserta didik tidak merasa bosan dan ia cepat dalam menyerap setiap pelajaran yang diberikan oleh guru Seorang guru yang profesional akan menuntut adanya suatu hubungan yang integral antara keselarasan materi dengan metode yang dipakai disertai penjelasan yang gamblang kepada anak didiknya. Guru akan mengetahui sejauh mana para anak didik dalam memahami dan mencerna pelajaran dan sejauh mana bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau untuk menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan siswa yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Adapun tujuan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran adalah mengkongkritkan informasi kepada siswa serta mengembangkan kemampuan pengamatan, pendengaran serta penglihatan siswa secara bersama-sama. Metode demonstrasi sifat dan tujuan materi pembelajaran menuntut siswa untuk melakukan peragaan jadi tepat digunakan untuk siswa di SD-MI. Kekuatan dari metode demonstrasi membuat pembelajaran lebih jelas dan lebih konkrit sehingga tidak terjadi verbalisme, disanping itu siswa lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya sendiri.
92 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan kepala sekolah, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan para siswa di SDN 01 Pandean kota Madiun bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah ketika mengajar materi PAI yang berkenaan dengan pokok bahasan tertentu, dalam hal ini materi ibadah misalnya wudhu, tayamum, sholat dan mebaca al-Quran selain disampaikan dengan metode ceramah dan tanya jawab yang terpenting lagi adalah dengan menggunakan metode demonstrasi. Karena dengan metode demonstrasi siswa lebih bisa mengerti, memahami, dan bisa langsung dievaluasi kemudian di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa akan lebih terkesan terhadap materi yang diajarkan sebagai pengalaman belajar. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, dalam pelaksanaannya pada bidang studi PAI di SDN 01 Pandean kota Madiun terbukti bahwa pelaksanaan metode demonstrasi sangat berjalan efektif karena siswa mengalami atau terlibat secara langsung dan aktif dilingkungan belajarnya. Dari situ peserta didik diberi kesempatan yang luas bagi siswa untuk mengekspresikan diri akan membangun pemahaman pengetahuan dengan cara mendengar, melihat, dan melakukan serta melibatkan lebih banyak indera yang dimilikinya. Kesesuaian metode yang akan dipakai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan juga dapat memudahkan siswa memahami isi yang terkandung dari materi yang dipelajari. Maka
93 dari itu, dengan melakukan pemilihan jenis metode yang tepat yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam sangat membantu tercapainya tujuan dari pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari hasil yang cukup maksimal dan juga respon yang diberikan siswa selama kegiatan belajar. Penerapan demonstrasi sebagai metode yang berdiri sendiri dalam suatu proses belajar mengajar dapat dijalankan dengan mengikuti langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut: C. Kegiatan persiapan 1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Menyusun materi yang akan diajarkan 3. Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan 4. Melakukan latihan demonstrasi termasuk mempersiapkan alat-alat yang dipakai pada saat demonstasi (praktek). 5. Pengaturan tempat duduk disesuaikan materi dalam pembelajaran D. Kegiatan pelaksanaan metode demonstrasi 2. Kegiatan pembukaan a) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa b) Menjelaskan materi sejelas-jelasnya terlebih dahulu mengenai landasan teori sebelum melaksanakan demonstrasi c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagi yang belum paham.
94 2. Kegiatan inti pembelajaran a) Melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan b) Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana yang menegangkan c) Berikan kesempatan pada siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses demonstrasi. 4. Mengevaluasi d) Siswa disuruh merangkum pokok-pokok kegiatan e) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya bagi yang belum paham sebelum disuruh praktek satu persatu f) Menyuruh siswa untuk mempraktekkan satu persatu di depan guru dan teman-temannya dan jika masih ada yang belum benar, guru langsung membetulkannya Secara umum demonstrasi dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan keefektifan tercapainya tujuan pengajaran. Demonstrasi dapat disajikan di awal pelajaran, dengan tujuan untuk menyajikan fenomena, menggali pengetahuan awal siswa, dan memberi pemahaman bagi siswa. Maka dari itu, guru perlu menguasai kecakapan dan keterampilan berdemonstrasi.
95
B. Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Demonstrasi di SDN Pandean kota Madiun Metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar sangat mutlak digunakan terutama pada materi ibadah ibadah seperti sholat, wudhu, tayamum, haji dan akhlak. Karena melaui metode demonstrasi siswa diajak terlibat secara langsung (mengalami secara lansung) sehingga akan menambah pengalaman anak (siswa). Selain itu dalam proses belajar mengajar, seorang guru tidak cukup hanya mengandalkan transformasi ilmu pengetahuan semata tanpa disesuaikan dengan kurikulum dan karakteristik peserta didik. Apalagi dalam penelitian ini peneliti mengambil objek siswa sekolah dasar yang belum matang baik dari aspek pola pikirnya maupun secara jasmani. Oleh karena itu untuk menumbuhkan semangat siswa dalam menuntut ilmu atau belajar diperlukan suatu metode yang dapat merangsang kejiwaannya. Namun demikian metode tersebut cocok untuk anak-anak yang belum berfungsi atau belum tumbuh kekuatan akalnya atau berfikirnya, sehingga perlu dipelajari dengan cara menghafal dan latihan atau demonstrasi. Dengan di terapkannya metode demonstrasi ini di harapkan agar pemahaman siswa dapat meningkat dan di ikuti dengn meningkatnya mutu pendidikan itu sendiri.
96 Indikasi tingkat kepahaman siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode demonstrasi dapat diukur dengan: a. Kecermatan b. Ketepatan c. Kesesuaian dengan prosedur d. Kualitas hasil akhir Seorang guru yang profesional akan menuntut adanya suatu hubungan yang integral antara keselarasan materi dengan metode yang dipakai disertai penjelasan yang gamblang kepada anak didiknya. Guru akan mengetahui sejauh mana para anak didik dalam memahami dan mencerna pelajaran dan sejauh mana bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama dilapangan maka diperoleh gambaran bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap bidang studi PAI di SDN 01 Pandean Kota Madiun, yang ditandai dengan kemampuan siswa untuk mencerna secara cermat dan tepat, memahami dan melaksanakan, materi ibadah yang telah disampaikan oleh bapak ibu guru dengan metode demonstrasi. Sedangkan indikasi-indikasi siswa sudah paham sebagaimana yang telah diungkapkan oleh bapak ibu guru PAI di SDN 01 Pandean kota Madiun adalah:
97 c. Siswa bisa menangkap materi yang telah disampaikan oleh bapak ibu guru d. Siswa sudah bisa melafalkan niat, bacaan-bacaan, bisa melafalkan dengan benar serta bisa melaksanakan atau mempraktekkan tata caranya dengan baik dan benar sesuai urutan. C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Metode Demonstrasi Pada Bidang Studi PAI di SDN 01 Pandean Kota Madiun Demonstrasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang berdiri sendiri dalam suatu proses belajar mengajar, atau dapat digunakan bersamasama dengan metode lain dalam suatu kombinasi multi metode. Sebagai alat yang dirancang khusus untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar dalam penggunaanya pelaksanaan suatu metode juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan penghambat. faktor-faktor itu berasal dari semua aspek. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, beberapa faktor pendukung dan penghambat itu diantaranya; a. Faktor Pendukung 1. Tersedianya media di sekolah Dengan ketersediaan media di sekolah maka sangat memungkinkan bagi guru untuk menyajikan materi kepada siswa dengan menggunakan atau memanfaatkan media yang ada.
98
2. Minat dan respon siswa Timbulnya minat dan respon yang ditunjukan siswa adalah tujuan dari penggunaan media, oleh karena itu minat dan respon yang diberiakn siswa dapat mengukur tepat tidaknya media yang digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar. 3. Kemampuan guru dalam menguasai materi yang akan di demonstrasikan Keterampilan dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi dengan metode demonstrasi juga mempengaruhi proses pembelajaran. Selain menyajikan, guru dituntut untuk bisa menjelaskan dan memberikan contoh secara konkrit terhadap apa yang di demonstasikannya agar nantinya siswa dapat memperoleh pengalaman konkrit dan bisa mengaplikasikan dalam kehidupannya. b. Faktor Penghambat Selain faktor pendukung juga terdapat faktor penghambat dalam penggunaan media pembelajaran,diantaranya; 1. Siswa yang terlambat Kedisiplinan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi kelancaran dalam penyampaian materi. Dengan adanya siswa yang terlambat maka akan mengganggu konsentrasi siswa lain dan hal ini akan menghambat jalanya kegiatan belajar mengajar dan akan memungkinkan terjadi pengulangan dalam penyampaian materi.
99 2. Suasana kelas yang ramai Sebelum pelajaran dimulai adalah tugas guru untuk mengkondisikan siswa terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan metode demonstrasi pada suasana kelas yang ramai tidak akan mencapai hasil yang cukup maksimal. Karena konsentrasi siswa sudah tidak terfokus pada materi yang disampikan. 3. Keterbatasan waktu Adanya keterbatasan waktu juga sangat menghambat dalam proses belajar mengajar, terutama dalam penyampaian materi dengan menggunakan metode demonstrasi. Karena materinya sangat banyak sedangkan waktunya sanagt terbatas. Faktor yang menjadi penghambat dalam dunia pendidikan antara lain: 1. Faktor dari dalam Faktor dari dalam menyangkut kemampuan intelektual siswa, faktor afeksi seperti: kurangnya minat, motivasi, atau belum matangnya untuk belajar. 2. Faktor dari luar Faktor dari luar meliputi semua kondisi belajar mengajar, seperti keadaan guru, kualitas KBM, serta lingkungan seperti teman sekelas, keluarga dan lain-lain. Jadi berdasarkan kedua hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa hambatan-hambatan dalam usaha
100 meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran antara lain: a. Rendahnya kemampuan intelektual siswa b. Gangguan-gangguan perasaan seperti perasaan malu, cemas, kurang motivasi, dll. c. Faktor lingkungan yang kurang mendukung d. Kebiasaan belajar yang kurang baik e. Kemampuan mengingat yang lemah f. Sarana prasarana yang kurang memadai Sedangkan cara untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan metode demonstrasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Pandean kota Madiun adalah: 1. Membuat peraturan-peraturan yang mewajibkan siswa melaaksanakan perintah-perintah agama 2. Memberi motivasi kepada siswa dan memberi bimbingan dalam melaksanakan pembelajaran PAI 3. Melengkapi sarana prasarana sebagai penunjang PBM 4. Memberikan evaluasi dan mengawasi kegiatan siswa selama disekolah dan dirumah. 5. Menambah jam pelajaran agama yang mulanya hanya dua jam pelajaran menjadi tiga jam pelajaran.
101 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan data dokumentasi maka dapat disimpulkan sebagai berikut; 4. Aplikasi metode demonstrasi pada bidang studi PAI di SDN 01 Pandean kota Madiun berjalan sangat efektif karena siswa diajak mengalami atau terlibat secara langsung dan aktif dilingkungan belajarnya. Dari situ peserta didik diberi kesempatan yang luas bagi siswa untuk mengekspresikan diri akan membangun pemahaman pengetahuan dengan cara mendengar, melihat, dan melakukan serta melibatkan lebih banyak indera yang dimilikinya. Adapun langkah dalam aplikasi metode demonstrasi adalah sebagai berikut: a. Menyebutkan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa b. Menjelaskan materi sejelas-jelasnya terlebih dahulu mengenai landasan teori sebelum melaksanakan demonstrasi c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagi yang belum paham. d. Menyuruh siswa untuk mempraktekkan satu persatu di depan guru dan teman-temannya dan jika masih ada yang belum benar, guru langsung membetulkannya
102 e. Guru juga dapat membentuk atau membagi siswa menjadi beberapa kelompok agar dapat dibandingkan dengan kelompok yang telah dibentuk oleh guru tadi sehingga memudahkan dalam penilaian setelah diterapkan metode demonstrasi. 5. Pemahaman siswa pada bidang Studi Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya metode demonstrasi di SDN Pandean kota Madiun adalah sangat baik dan sangat meningkat. yang ditandai dengan kemampuan siswa untuk mencerna secara cermat dan tepat dalam memahami dan melaksanakan materi ibadah yang disampaikan oleh bapak ibu guru. Indikasi tingkat kepahaman siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode demonstrasi dapat diukur dengan: a. Siswa bisa menangkap materi yang telah disampaikan oleh bapak ibu guru b. Siswa sudah bisa melafalkan niat, bacaan-bacaan, bisa melafalkan dengan benar serta bisa melaksanakan atau mempraktekkan tata caranya dengan baik dan benar sesuai urutan. 6. Faktor-faktor pendukung dan penghambat penggunaan media pembelajaran oleh guru untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor itu bisa berasal dari siswa, guru, maupun yang lain. Faktor pendukung; Sedangkan faktor pendukung itu diantaranya, kedisiplinan guru datang tepat waktu, tersedianya media di sekolah,
103 kemampuan guru dalam menguasai dan menyampaikan materi kepada siswa. Sedangkan untuk faktor penghambat; keterbatasan sarana prasarana, keterbatasan waktu, kondisi psikologis siswa, dan faktor lingkungan B. Saran 1. Bagi Kepala Sekolah Sehubungan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, hendaknya kepala sekolah mengirim bapak ibu guru khususnya guru PAI untuk mengikuti seminar atau pun pelatihan-pelatihan serta senantiasa membuat inovasi-inovasi dalam Proses Belajar Mengajar. 2. Bagi Siswa Hendaknya siswa lebih meningkatkan kedisiplinan pada saat proses belajar mengajar belum dimulai, memperhatikan penjelasan bapak ibu guru pada waktu mengikuti pelajaran agar natinya prses belajar belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan bisa memahami apa yang disampaikan oleh bapak ibu guru. 3. Bagi Guru Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan Proses Belajar Mengajar khususnya pada pemilihan metode pembelajaran pada bidang studi PAI agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran tersebut sehingga bisa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan.
104 4. Bagi Peneti Selanjutnya Dalam melakukan penelitian yang sejenis, hendaknya lebih difokuskan pada bagaimana mengaktualisasi nilai-nilai pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah
105 DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahnya, 2004, Jakarta, DEPAG RI Ahmadi, Abu, 1986, Metodik Khusus Pendidikan Agama (MKPA), Bandung, CV. Armico.
Arifin, M. 1996, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsini, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cholil, Uman, 1995, Ikhtisar Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya, Duta Aksara Darajat, Zakiah, 2001, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka.
Dzinniam, Nasrulloh, 1999, Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Malang Hadi, Sutrisno, 1997, Method Research II, Yogyakarta: Gajah Mada Press Irhamshohiby, www.One.Indoskripsi.com, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru, 2005, Gita Media Press Majid, Abdul dan Dian Andayani, 2004, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Moleong, Lexy,2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remadja Rosdakarya
Muhaimin, 2004, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama di Sekolah, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Muhaimin, Sutiah, Sugeng Listyo Prabowo, 2008, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada sekolah&Madrasah, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Nazir,2003, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia.
106
Pasaribu, IL. Dkk, Didaktik dan Metodik, Bandung, CV. Rajawali
Diknas, Pedoman Pelaksanaan PAI di Sekolah Dasar, 2005
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, 1994, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN, 1985, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Depag RI.
Ramayulis, 1990, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia. Robert Bodgan dan Steven J Taylor, 1992, Introduction to Qualitative Research, Terjemahan Arif Furqon, Surabaya: Usaha Nasional.
Roestiyah, 1982, Didaktik/Metodik, Jakarta, Bina Aksara Sudjana, Nana, 2004, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Al Gesindo
Syah, Muhibbin, 2000, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosda Karya.
Yusuf, Maftuhah dkk, 1980, Metodologi Dawah Kepada Anak-anak, Malang: Proyek Penerangan Bimbingan dan Dawah Agama Islam Pusat Depag.
Zuhairini dan Abdul Ghofir, 2004, Metodologi Pembelajaran PAI, Malang: UM Press.
Sholeh, Abdul Rohman, 2005, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
www. Indoskripsi. Com www. citraedukasi. com. 16 November 2006 www. Sutrisno Muslimin.Blogspot. Com,. 23 Maret 2009 Yasin, A. Fatah, 2008, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN- Malang Pess.
PEDOMAN INTERVIEW Responden : Guru PAI Sekolah :SDN 01 Pandean Kota Madiun 1. Apa usaha-usaha yang bapak ibu lakukan dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PAI? 2. Apa tujuan bapak/ibu menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran PAI? 3. Pokok bahasan PAI apa sajakah yang bapai/ibu sampaikan dengan metode demonstrasi? 4. Media/alat bantu apa sajakah yang bapak/ibu gunakan dalam melaksanakan metode demonstrasi? 5. Langkah-langkah apa saja yang bapak/ibu persiapkan dalam melaksanakan metode demonstrasi? 6. Faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan dan penghambat dalam melaksanakan metode demonstrasi? 7. Apakah dalam melaksanakan metode demonstrasi disesuaikan dengan materi pelajaran, kondisi kelas, kesiapan siswa? Mengapa? 8. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa? Alasannya? 9. Apakah setelah melakukan metode demonstrasi bapak/ibu selalu mengadakah evaluasi? Mengapa? 10. Dalam bentuk apa evaluasi yang bapak/ibu berikan?
PEDOMAN INTERVIEW Responden : Siswa Sekolah :SDN Pandean 1 Kota Madiun A. Pertanyaan mengenai pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran PAI di SDN Pandean 1 kota Madiun 1. Apakah kalian senang ketika bapak ibu guru mengajak kalian praktek? Alasannya? 2. Apakah guru menjelaskan materi terlebih dahulu sebelum melaksanakan demonstrasi? 3. Berapa lama waktu yang dipakai oleh bapak ibu guru ketika melaksanakan demonstrasi? 4. Apakah bapak ibu guru kalian memakai alat bantu ketika melaksanakan demonstrasi? B. Pertanyaan tentang pemahaman siswa setelah menggunakan metode demonstrasi 1. Apakah setelah diajak praktek anak-anak sudah paham materi ibadah misalnya wudhu, tayamum, membaca al-Quran dan sholat? 2. Apa buktinya bahwa kalian sudah paham terhadap materi yang bapak ibu guru sampaikan dengan metode demonstrasi? 3. Apakah bapak ibu guru selalu melakukan evaluasi setelah melaksanakan metode demonstrasi? 4. Dalam bentuk apa evaluasi yang diberikan oleh bapak ibu guru setelah melaksanakan metode demonstrasi?
LAMPIRAN I STRUKTUR ORGANISASI SDN 01 PANDEAN KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2008-2009
DIKNAS
KOMITE SEKOLAH KEPALA
Subandi, S.Ag WAKASEK
Drs. Mudjiana Efendi TU
Dyah Eni Riyanti, S.pd SARANA/PRA SARANA
Sukirno, S.pd KURIKULUM
Sugiono, S.pd KESISWAAN
Pamudji, S.pd HUMAS
Wahutomo, S.pd
GURU
WALI KELAS SISWA
PEMERINTAH KOTA MADIUN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH DASAR NEGERI 01 PANDEAN JL. Cokroaminoto No. 2 Tlp. (0351) 469211 KECAMATAN TAMAN
63133
SURAT KETERANGAN Nomor: 422/532/401.104.03.04/2009
Yang bertanda tangan di bawah ini kami Kepala Sekolah SDN 01 Pandean Kecamatan Taman Kota Madiun:
Nama : Subandi, S.Ag NIP : 130 622 553 Pangkat, Golongan, ruang : Pembina Tk.I, IV/B Jabatan : Kepala Sekolah Unit Kerja : SDN 01 Pandean
Dengan ini menerangkan bahwa saudara yang tersebut di bawah ini:
Nama : Eka Yuliana Rahmawati NIM : 05110099 Status : Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Telah melakukan penelitian tentang Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi PAI di SDN 01 Pandean Kecamatan Taman Kota Madiun sejak bulan Februari sampai dengan Maret 2009 sebagai bahan untuk menyelesaikan skripsinya.
Atas terlaksananya kegiatan penelitian ini kami selaku Kepala sekolah menyampaikan terima kasih kepada Rektor UIN Malang.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Madiun, 31 Maret 2009 Kepala SDN 01 Pandean
SUBANDI, S.Ag NIP. 130 622 553
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG FAKULTAS TARBIYAH
Nomor : Un. 3. 1/TL. 00/105/2009 09 Februari 2009 Lampiran : I (satu) berkas Perihal : PENELITIAN
Kepada Yth. Kepala SDN 01 Pandean Kota Madiun di Madiun
Assalamualaikum Wr.Wb Dengan ini kami mengharap dengan hormat agar mahasiswi tersebut di bawah ini : Nama : Eka Yuliana Rahmawati NIM : 05110099 Jurusan/fakultas : Pendidikan Agama Islam/Tarbiyah Semester/Tahun Ak : VIII/2009 Judul Skripsi :Aplikasi Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi PAI di SDN 01 Pandean kota Madiun
dalam rangka menyelesikan tugas akhir studi/menyusun skripsinya, yang bersangkutan diberikan izin/kesempatan untuk mengadakan penelitian dilembaga/instansi/ yang menjadi wewenang Bapak/Ibu. Demikian atas perkenaan dan kerja samanya disampaikan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031
BIODATA MAHASISWA
Nama : Eka Yuliana Rahmawati NIM : 05110099 Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 17 Juli 1986 Fak./Jur./Prog. Studi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam/Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun Masuk : 2005/2006 Alamat Rumah : Ds. Banjarsari Kulon, RT: 06 Kec.Dagangan Kabupaten Madiun No. Tlp : 08125952229
Malang, April 2009 Mahasiswa
(Eka Yuliana Rahmawati)
Gambar 1.3 Guru Menunjuk salah satu siswa untuk mempraktekkan sholat di depan guru dan teman-temannya
Gambar 1.4 Suasana ketika seluruh siswa mempraktekkan sholat berjamaah dipimpin oleh bapak rokhim dan ibu Ali mengevaluasi
Gambar 1.5 Suasana siswa ketika Bapak Abdul Rokhim menyampaikan materi sebelum siswa di ajak praktek
Gambar 1.6 Peneliti bersama Guru PAI Ibu Ali Sugi Mulyati dan perwakilan dari beberapa siswa SDN 01 Pandean setelah melakukan penelitian
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Suasana ketika siswi kelas VA di ajak praktek wudhu secara bergantian di depan guru dan teman-temannya
Gambar 1.2 Suasana ketika siswa kelas VA di ajak praktek wudhu secara bergantian di depan guru dan teman-temannya