You are on page 1of 2

Cara kerja enzim Terdapat dua teori yang menjelasjkan cara kerja enzim.

Teori Lock and Key (kunci dan anak kunci) yang dikemukakan oleh Emil Fischer, serta teori induced fit (induksi pas) yang dikemukakakan oleh Daniel Kashland. 1. Teori Lock and Key Menurut teori ini, cara kerja enzim mirip dengan mekanisme kunci dan anak kunci. Enzim diibaratkan sebagai kunci gembok yang memiliki sisi aktif. Substrat memasuki sisi aktif enzim seperti anak kunci memasuki kunci gembok. Substrat memasuki sisi aktif enzim seperti anak kunci memasuki kunci gembok. Substrat tersebut, kemudian diubah menjadi produk. Produk ini kemudian dilepaskan dari sisi aktif dan enzim siap menerima substrat baru 2. Teori Induced Fit Berdasarkan teori Induced Fit. Enzim melakukan penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan substrat. Hal ini bertujuan meningkatkan kecocokan dengan subtrat dan membuat ikatan enzim substrat lebih efektif. Molekul enzim memiliki sisi aktif tempat melekatnya substrat dan terbentuklah molekul kompleks enzim-substrat. Pengikatan substrat menginduksi penyesuaian pada enzim yang meningkatkan kecocokan dan mendorong molekul kompleks enzim-substrat enzim-substrat berasa dalam kedaan yang lebih reaktif. Molekul enzim kembali ke bentuk semula setelah produk dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi kerja enzim Terdapat beberapa faktor yang memenuhi kerja enzim. Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dengan sifat enzim sebagai protein. Faktor-faktor tersebut di antaranya suhu, derajat keasaman (pH), hasil akhir produk, konsentrasi enzim dan substrat, serta zat penghambat. 1) Suhu Suhu sangat berpengartuh terhadap kerja enzim karena enzim terdiri atas protein. Semakin suhunya tinggi, reaksi kimia akan semakin cepat. Akan tetapi, enzim akan mengalami denaturasi jika suhu terlalu tinggi. Enzim yang mengalami denaturasi adalah enzim yang mengalami perubahan susunan molekul sehingga enzim tersebut tidak aktif. Enzim dapat menjalankan aktivitasnya pada kisaran suhu tertentu. Suhu dalam suatu kisaran yang menyebabkan enzim dapat bekerja optimal dinamakn suhu optimal. Suhu optimal setiap enzim berbeda-beda. Jika suhu lingkungan berada di luar batas kisaran, enzim tidak dapat menjalankan aktivitasnya. Pada suhu 00C enzim tidak aktif dan jika suhunya dikembalikan pada suhu optimumnya maka enzim akan aktif kembali. 2) Derajat keasaman (pH) Seperti protein, enzim juga bekerja dipengaruhi oleh keasaman lingkungan.Derajat keasaman optimal bagi kerja enzim umumnya mendekati pH netral, sekitar 6-8. Di luar rentang tersebut, kerja enzim dapat terganggu bahkan dapat terdenaturasi. 3) Hasil Akhir (Produk) Jika sel menghasilkan produk lebih banyak daripada yang dibutuhkan, produk yang berlebih tersebut dapat menghambat kerja enzim. (Gambar 3.5). Hal ini dikenal dengan feedback inhibitor. Jika produk yang berlebih habis digunakan, kerja enzim akan kembali

normal. Mekanisme ini sangat penting dalam proses metabolisme, yaitu mencegah sel menghabiskan sumber molekul yang berguna menjadi produk yang tidak dibutuhkan.

You might also like