You are on page 1of 9

Quiz Pengelolaan dan Pengolahan Limbah Radioaktif

Question: 1. Sebutkan jenis2 limbah radioaktif yang dihasilkan oleh PT BATAN TEKNOLOGI (PERSERO)? Bagaimanakah perusahaan tersebut menangani limbahnya? 2. Sebutkan 4 uji mekanik container limbah radioaktif yang merupakan uji standar? 3. Apakah yang dimaksud dengan open cycle dan closed cycle dalam konteks penanganan bahan akar nuklir sampai menjadi limbah? 4. Apakah yang dimaksud dengan universal container atau multi purpose container? Berikan contohnya! 5. Dalam menyimpan limbah radioaktif juga dikenal multi barrier konsep. Sebutkan jenisjenis engineered barriers dan natural barriers? 6. Apakah yang dimaksud dengan: a. Near-field environment b. Drift emplacement c. Borehole emplacement d. Corrosion allowance and corrosion resistant e. Synrock Answer: 1. a. Jenis limbah: Padat, memiliki dua kategori yaitu terkompaksi dan dapat terbakar. Cair, dibagi menjadi RAD dan PCD. Gas, yang berupa partikulat, iodine, dan gas mulia. Bahan Beracun dan Berbahay (B3).

b. Yang dilakukan batantek: IPRR mengelompokkan penanganan limbah pada dua kategori berdasarkan akitivitasnya yaitu kategori limbah aktivitas rendah-sedang dan limbah aktivitas tinggi. Penanganan limbah aktivitas rendah-sedang dimulai dengan pengelompokan limbah berdasarkan wujudnya yaitu padat, cair dan gas. Limbah padat dan cair akan diserahkan ke PTLR sedangkan limbah gas diolah terlebih dahulu kemudian dilepaskan melalui cerobong. Limbah padat terlebih dahulu diletakkan di penyimpanan sementara sebelum dikirim ke PTLR. Penanganan limbah aktivitas tinggi membagi limbah menjadi dua kelompok yaitu kelompok padat dan kelompok cair. Kelompok padat terdiri atas limbah terkompaksi dan kapsul FPM. Sedangkan limbah cair terdiri atas produk sisa, acid waste, dan raw fission waste. 1

Baik limbah padat dan limbah cair dibiarkan dulu dalam hotcell agar turun aktivitasnya melalui peluruhan sebelum diproses selanjutnya. Limbah padat terkompaksi dan produk sisa selanjutnya dikirimkan ke PTLR. Kapsul FPM dikirim ke sumur PSLAT (Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas Tinggi) milik PTLR. Acid waste disementasi terlebih dahulu sesuai rekomendasi PTLR dan dikirimkan ke PTLR. Sedangkan Raw Fission Waste (RFW) dievaporasi terlebih dahulu dan selanjutnya dikirim ke PTLR untuk re-eksport kepada penyuplai bahan baku. RFW yang masih mengandung Uranium-235 tersebut diletakkan dalam botol 250 ml dengan paparan lebih dari 1000 mR/jam. RFW merupakan hasil proses produksi Molybdenum99 yang jumlahnya saat ini lebih dari 400 botol. Alur penanganan limbah aktivitas tinggi ditunjukkan pada Gambar 4. Sedangkan alur penangan limbah aktivitas rendah-sedang ditunjukkan oleh Gambar 3. Selain limbah yang disebutkan di atas, terdapat limbah yang dikategorikan sebagai bahan Beracun dan berbahaya (B3). Penanganan B3 yang dilakukan oleh PT. Batan Teknologi adalah identifikasi dan inventarisasi. Hingga saat ini, PT. Batan Teknologi memiliki B3 non aktif (Sulfat Pekat) diletakkan dalam jerigen 20 liter berjumlah 6 buah dan B3 aktivitas tinggi (Acid Waste) sebanyak 100 botol (200 ml) yang diletakkan dalam hotcell.

Gambar 3. Alur pengolahan limbah aktivitas rendah-sedang yang dilakukan PT. Batan Teknologi di IPRR

Gambar 4. Alur pengolahan limbah aktivitas tinggi yang dilakukan PT. Batan Teknologi di IPRR Di IPEBRR, penanganan limbah mengikuti alur yang ditunjukkan oleh Gambar 5. Pada Gambar 5, limbah yang diolah adalah limbah berbentuk air yang dibagi menjadi limbah asam kuat, basa kuat, dan basa lemah. Ketiga jenis limbah tersebut dipisahkan dan disimpan dalam tangki-tangki sesuai kelompoknya. Dalam hal dekontaminasi, PT. Batan Teknologi mengkategorikan kontaminan menjadi dua yaitu: Fixed Contaminant : jika kontaminan melekat kuat pada benda. Non-Fixed Contaminant : jika kontaminan hanya menempel dan mudah lepas. Dekontaminasi pada dasarnya adalah pengangkatan kontaminan. Sebelum proses dekontaminasi dilakukan, semua barang yang terkontaminasi (terutama High Level Waste) harus didiamkan terlebih dahulu hingga aktivitasnya menurun pada suatu laju tertentu. Proses dekontaminasi untuk Fixed Contaminant, dapat dilakukan dengan dua cara yakni pengerikan jika kontaminan berupa zat yang menempel kuat dan secara kimiawi jika kontaminan terserap dalam bahan ataupun peralatan. Sedangkan Non-Fixed Contaminant didekontaminasi dengan cara pengelapan dengan bahan yang mudah menyerap cairan seperti pembalut jika kontaminan berupa zat cair dan penyapuan. Teknik penyapuan yang digunakan ada dua macam yaitu teknik spiral dan teknik zig-zag.

Untuk ke depannya, PT. Batam Teknologi memiliki rencana dan komitmen untuk menunjang kelangsungan bisnis nuklir di Indonesia. Rencana dan komitmen tersebut adalah sebagai berikut: Koordinasi dengan PTLR untuk analisis dan pengiriman segera limbah cair dan padat aktivitas rendah-sedang (4000L) Koordinasi pengiriman limbah padat, sementasi, dan FPM Evaporasi limbah RFW untuk dapat di re-eksport Masalah limbah menjadi pertimbangan utama dalam rangka menunjang keselamatan sebelum bisnis

Gambar 5. Alur penanganan limbah di IPEBRR

2. Ada 4 uji mekanik terhadap kontainer limbah: Falling Down: container dijatuhkan pada ketinggian 100 m 10 meter, apakah terjadi kerusakan Fire Burning: container dibakar Soluble Drowning: container direndam pda larutan tertentu agar mengetahui apakah lapisan penyusunnya bereaksi dengan larutan perendam selama 8 jam Train Crash: container ditabrak kereta api dengan kecepatan 80 km/jam

3.

4. Multi Purpose Container: adalah kontainer yang digunakan dari storage pool sampai interim storage agar tidak terjadi pergantian kontainer yang menimbulkan indikasi lepasnya radiasi ke para pekerja. Universal Container: Kontainer yang telah banyak digunakan yang pada umumnya cara penyimpanannya adalah dengan disimpan di tanah (dikubur) pada unsaturated zone.

5. Pengertiannya: Engineered Barriers: konsep perlindungan proteksi radiasi yang didapat dari hasil rekayasa teknik. Dibuat untuk melindungi lingkungan dari lepasnya zat radioaktif yang berasal dari tempat penyimpanan limbah. Contohnya Tembaga, besi, stainless steel, Ti. Natural Barriers: sama seperti diatas, namun bukan hasil rekayasa melainkan sudah terbentuk dr alam. Contohnya batuan, kerikil dan sementasi

6. a. Plant dekat dengan lingkungan b. Tempat persinggahan container limbah dan biasanya ditempatkan pada lokasi yang indikasi bocor radiasinya kecil c. Penggalian lubang untuk memasukkan container limbah radioaktif d. Corrosion Allowance: lapisan luar permukaan container diperbolehkan berkarat, asalkan, Corrosion Resistant: lapisan dalam container tidak boleh berkarat agar tidak ada kontaminasi radioaktif yang keluar dari limbah. e. Adalah Synthetic Rock, materi container yang dibuat sedemikan rupa mirip dengan bebatuan keras

You might also like